Anda di halaman 1dari 43

Rahmad Aswin Juliansyh

Thalassemia berasal
dari kata Yunani, yaitu
talassa yang berarti
laut dan haima, yaitu
darah.
Ditemukan oleh
Thomas B. Cooley ,
tahun 1925.
Penyakit thalassemia dapat
dijumpai dari yang paling ringan
(bentuk heterozygot) yang disebut
thalassemia minor atau thalassemia
trait (carrier = pengemban sifat)
hingga yang paling berat (bentuk
homozygot) yang disebut
thalassemia major.
Bentuk heterozygot diturunkan dari
salah satu orang tua yang mengidap
penyakit thalassemia. Sedangkan
bentuk homozygot diturunkan dari
kedua orang tuanya yang mengidap
thalassemia.
Skema penurunan penyakit thalassemia
Hemoglobin manusia terdiri
dari persenyawaan hem dan
globin. Hem terdiri dari zat
besi (atom Fe) sedangkan
globin suatu protein yang
terdiri dari rantai polipeptida.
Hemoglobin manusia normal
pada orang dewasa terdiri
dari 2 rantai alfa (α) dan 2
rantai beta (β) yaitu HbA
(α2β2 = 98%), sebagian lagi
HbA2 (α22 < 3,5%) dan sisanya
HbF (α22 ± 1%)
Hemoglobins in normal adults

α β α γ α δ

β α γ α δ α

HbA HbF HbA2

98% ~1% <3.5%


Sintesa globin ini telah
dimulai pada awal kehidupan
masa embrio yang berumur 19
hari didalam kandungan
(dalam yolk sac), berlanjut
dalam hati pada usia 6 minggu
dan mulai dalam sumsum
tulang pada kehamilan 4-5
bulan.
Thalassemia termasuk dalam
hemoglobinopathy yaitu
sekumpulan gangguan genetik
(yang diturunkan secara
autosomal resesif menurut
hukum Mendel dari orang tua
kepada anaknya) yang
mengakibatkan abnormalnya
sintesa globin secara
kwantitatif ataupun kwalitatif.
Thalassemia diartikan sebagai
sekumpulan gangguan genetik
yang mengakibatkan
berkurang atau tidak ada sama
sekali sintesis satu atau lebih
rantai globin.
Gangguan pada sintesis rantai α
di kenal dengan penyakit
thalassemia-α, sedangkan
gangguan pada sistesis rantai β
disebut thalassemia β.
Classification & Terminology
Alpha Thalassemia
Normal /
Silent carrier -/
Minor -/-
--/
Hb H disease --/-
Barts hydrops fetalis --/--
Classification & Terminology
Beta Thalassemia
Normal /
Minor /0
/+
Intermedia 0/+
Major 0/0
+/+
+: menunjukkan adanya pengurangan produksi rantai globin
oleh gen: +
0 :menunujukkan tidak adanya produksi rantai globin oleh

gen: 0
Superscript T menunjukkan gen yang tidak berfungsi: T
Kasus Thalassemia Khusus :
• Hb Lepore: penyatuan  dapat dijumpai pada beberapa
type dari  thalassemia.
• Hb Constant Spring
= rantai  dengan penambahan asam amino 31
= --/cs
• Hereditary persistence of fetal hemoglobin (HPFH)
• Hb H
- 4 tetramer
- Berhubungan dengan --/- thalassemia
• Hb Barts & hydrops fetalis
- Barts adalah 4 tetramer
- Berhubungan dengan --/--
- Lethal / fatal
- Konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan
sickling
Insidens tersering dijumpai di
Mediterranean, Africa, Western &
Southeast Asia, India dan Burma, yang
sering disebut sebagai sabuk
thalassemia.
Distribusinya paralel dengan insiden
Plasmodium falciparum.
Frekuensi pembawa gen thalassemia di
Indonesia berkisar 6-10 persen.
Penelitian menunjukkan pembawa sifat
thalassemia memiliki ketahanan lebih
tinggi terhadap malaria.
Pemeriksaan Laboratorium primer
Thalassemia:
1. Hematologi Rutin (CBC): kadar Hb rendah,
resistensi osmotik patologis. Nilai eritrosit
rata-rata (MC) menurun. Jumlah leukosit
normal atau meningkat.
2. Gambaran darah tepi : anisositosis &
poikilositosis, jumlah retikulosit
meningkat serta adanya sel seri eritrosit
muda (normoblas).
3. Feritin, SI dan TIBC : Kadar besi dalam
serum normal atau meningkat.
4. Kadar bilirubin dalam serum meningkat.
Thalassemia
Pemeriksaan Laboratorium sekunder
Thalassemia:
• Hemoglobin electrophoresis
Tes utama untuk identifikasi thalassemia and
hemoglobinopathy , jenisnya:
- Cellulose acetate: Alkaline pH (pH 8,6)
- Citrate agar: Acid ph (pH 6,2)
• Solubility testing-Dithionite tube test
• Alkali denaturation, test kwantitatif fetal
hemoglobin
• Acid elution test untuk distribusi fetal hemoglobin
• Tes hemoglobin untuk Heinz bodies
• Analisa DNA, DNA probing, gene blotting dan
pemeriksaan PCR (polymerase Chain Reaction).
Pemeriksaan radiologis:
-Tulang tengkorak memperlihatkan
diploe dan pada anak besar kadang-
kadang terlihat brush appearance atau
“hair-on-end” (menyerupai rambut
berdiri potongan pendek).
-Fraktur kompresi vertebra dapat
terjadi.
-Tulang iga melebar terutama pada
bagian artikulasi dengan processus
transversus.
Diagnosa Hemoglobinopathy-
antenatal :
• Test kedua pasangan yang
heterozygous atau individu-
individu yang dicurigai.
• Diagnosa antenatal dari DNA yang
didapat dari chorionic villus
sampling, atau dari amniocentesis
Gejala Klinis :
• Tidak ada gejala :
Alpha Thalassemia silent carrier
umumnya tidak memiliki tanda-
tanda atau gejala.
• Anemia ringan
Penderita thalassemia alfa atau
beta dapat mengalami anemia
ringan.
•Anemia ringan sampai sedang dan
mungkin memiliki gejala lainnya, seperti:
- Memperlambat pertumbuhan dan pubertas.
- Sumsum tulang tidak berkembang. Tulang
lebih luas daripada biasanya. Tulang menjadi
rapuh dan mudah patah.
Tulang muka merupakan tulang pipih. Pada
thalasemia, tulang pipih akan berusaha
memproduksi sel darah merah sebanyak-
banyaknya hingga terjadi pembesaran tulang
pipih. Pada muka terlihat adanya penonjolan
dahi, menjauhnya jarak antara kedua mata,
dan menonjolnya tulang pipi.
- Pembesaran limpa.
Anemia berat (pada Thalassemia mayor) .Tanda
dan gejala-gejala muncul dalam 2 tahun pertama
kehidupannya.
- Pucat dan penampilan lesu
- Nafsu makan menurun
- Urin akan menjadi lebih pekat
- Memperlambat pertumbuhan dan pubertas
- Kulit berwarna kekuningan
- Pembesaran limpa dan hati, perut buncit karena
pembesaran limpa dan hati yang mudah diraba
- Masalah tulang (terutama tulang di wajah)
- Bentuk muka mongoloid yaitu hidung pesek,
tanpa pangkal hidung, jarak antara kedua mata
lebar dan tulang dahi juga lebar.
Komplikasi Thalassemia :

- Jantung dan hati.


- Infeksi.
- Osteoporosis.
- Hemosiderosis dan
hemokromatosis
Penatalaksanaan :
1. Transfusi darah.
Gunanya utk - mengontrol anemia berat
- mengurangi resiko
komplikasi
Transfusi darah yang berulang-ulang :
- overload besi (hemosiderosis &
hemokromatosis
- memerlukan monitoring laboratorium
- memerlukan chelating agent
- dapat mempengaruhi hasil laboratorium
Transfusi darah berupa sel darah merah (packed
cell) sampai kadar Hb 11 g/dl.
Jumlah sel darah merah yang diberikan
sebaiknya 10 – 20 ml/kg BB.
Indikasi jika kadar Hb telah rendah (kurang
dari 6 g%) atau bila anak mengeluh tidak
mau makan dan lemah
Mengurangi kegiatan hemopoesis dan juga
mengurangi absorsi Fe dari traktus digestivus

• Asam folat teratur (misalnya 5 mg perhari), jika


diet buruk.
• Asam folat teratur (misalnya 5 mg perhari), jika
diet buruk.
•Pemberian cheleting agents untuk mengeluarkan
besi dari jaringan tubuh, yaitu :
- Deferoxamine
Diberikan (sc) dengan dosis 40 mg/kgBB secara
perlahan-lahan dan biasanya dengan bantuan
pompa kecil (portable infus pump) selama tidur,
dalam jangka waktu 8-12 jam, 5 atau 6 malam
per minggu (dapat mempertahankan kadar
feritin serum kurang dari 1.000 mg yang benar-
benar dibawah nilai toksik)
- Deferasirox
Terapi standar yang dianjurkan adalah 20-30
mg/kgBB/hari dosis tunggal (po)
- Deferipron, Dosis 75 mg/kgBB/hari dibagi
dalam 3 dosis.

•Vitamin C, 200 mg setiap, meningkatan ekskresi


besi.
• Splenektomi dilakukan pada anak yang lebih
tua dari 2 tahun. Sesudah splenektomi,
biasanya frekuensi tranfusi menjadi
berkurang.
• Terapi endokrin diberikan untuk merangsang
hipofise jika pubertas terlambat.

Therapi alternatif :
• Aktivasi gen-gen hemoglobin fetal.
• Transplantasi sumsum tulang.
• Transplantasi stem cell.
• HLA (Human Leukocyte Antigens)
Pencegahan
a) Pencegahan primer :
- marriage counselling
b) Pencegahan sekunder
- inseminasi buatan
- diagnosis prenatal melalui
pemeriksaan DNA cairan amnion,
dapat dipertimbangkan tindakan
abortus provokatus .
c) Pencegahan tersier
- rehabilitasi penderita thalassemia
Prognosa :
 Untreated severe  thalassemia
--/--: Prenatal or perinatal death
--/- & --/cs: Normal life span
with chronic hemolytic anemia
 Untreated  thalassemia
Major: Death in first or second decade
of life
Intermedia: Usually normal life span
Minor/Minima: Normal life span
Uji Thalassemia pra-kelahiran
Wanita hamil yang mempunyai risiko
mengandung bayi thalassemia dapat
melakukan uji untuk melihat apakan
bayinya akan menderita thalassemia
atau tidak. Di Indonesia, uji ini dapat
dilakukan di Yayasan Geneka Lembaga
Eijkman di Jakarta. Uji ini melihat
komposisi gen-gen yang mengkode Hb.
Terimakasih

Rahmad Aswin Juliansyah, SST, M.Kes

Anda mungkin juga menyukai