Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Latihan Pernapasan Pursed-Lips Breathing dalam Menurunkan Tekanan Darah Pada


Orang Dengan Hipertensi

Disusun oleh
Areson Paoel Yasinto Sanu
NIM.30190121023

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS
PADALARANG
2021
Topik : Latihan Pernapasan Pursed-Lips Breathing dalam Menurunkan Tekanan
Darah Pada Orang Dengan Hipertensi.
Metode : Dilakukan di rumah pasien
Tanggal/Jam : Sabutu/ 2 Desember 2021, Pukul: 10.00WIB- 10.45WIB
Peserta : Individu dengan Hipertensi/Tekanan darah tinggi

A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan, diharapkan peserta mampu
mengetahui, memahami, dan melakukan teknik latihan pernapasan pursed-lips breathing
yang diharapkan dapat menurunkan tekanan darah pada orang dengan hipertensi.
B. Tujuan Khusus
Diharapkan setelah mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan ini, peserta mampu:
1. Mengetahui dan memahami tentang pengertian Hipertensi.
2. Mengetahui dan memahami tentang penyebab Hipertensi.
3. Mengetahui dan memahami tentang tanda dan gejala Hipertensi.
4. Mengetahui dan memahami tentang faktor resiko Hipertensi
5. Mengetahui dan memahami tentang upaya pencegahan Hipertensi.
6. Mengetahui dan memahami tentang diet Hipertensi
7. Mengetahui dan memahami tentang pengertian latihan pernapasan.
8. Mengetahui dan memahami tentang latihan pernapasan pursed-lips breathing.
9. Mengetahui, memahami, dan melaksanakan langkah-langkah teknik pernapasan pursed-
lips breathing.
C. Metode
Metode yang dilakukan dalam kegiatan penyuluhan kesehatan ini dilakukan
secara ofline, yaitu langsung di rumah pasien yang terdiri dari penyampaian materi
terkait hipertensi dan langkah teknik latihan pernapasan pursed-lips breathing,
mendemonstrasikan langkah-langkah teknik latihan pernapasan pursed-lips breathing,
serta melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan kesehatan secara menyeluruh.
D. Media
Materi penyuluhan dalam HP dan Leaflet
E. Kegiatan penyuluhan
Kegiatan Peserta Penaggung jawab
Waktu Kegiatan Pendidikan Kesehatan
5 Pembukaan:
Menjawab salam
menit 1. Membuka/memulai kegiatan dengan
mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri Pemateri
Mendengarkan dan
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan memperhatikan
Menjawab pertanyaan
4. Menyebutkan materi penyuluhan
5. Apersepsi

20 Pelaksanaan penyampaian materi:


menit 1. Mengetahui dan memahami tentang pengertian
Hipertensi.
2. Mengetahui dan memahami tentang penyebab
Hipertensi.
3. Mengetahui dan memahami tentang tanda dan gejala
Hipertensi.
4. Mengetahui dan memahami tentang faktor resiko
Hipertensi
5. Mengetahui dan memahami tentang upaya pencegahan Mendengarkan dan
Hipertensi. memperhatikan
6. Mengetahui dan memahami tentang diet Hipertensi Pemateri
7. Mengetahui dan memahami tentang pengertian latihan
pernapasan.
8. Mengetahui dan memahami tentang latihan pernapasan
pursed-lips breathing.
9. Mengetahui, memahami, dan melaksanakan langkah-
langkah teknik pernapasan pursed-lips breathing.

15 Sesi Tanya jawab antara peserta penyuluhan dan pembawa Bertanya dan menjawab
materi pertanyaan Pemateri
menit

5 Terminasi:
Mendengarkan dan Pemateri
menit 1. Menyimpulkan proses dan hasil penyuluhan
Menjawab salam
2. Mengucapkan terima kasih
3. Mengucapkan salam penutup.
F. Materi Pendidikan Kesehatan
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg
atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi
menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf,
ginjal dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya. (Amin
& Hardhi 2015).
2. Penyebab Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan.
a. Hipertensi primer (esensial)
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Factor yang
mempengaruhinya yaitu: genetik, lingkungan, hiperaktivitas saraf simpatis system
rennin. Antigiotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler. Faktor-faktor yang
meningkatkan resiko: obesitas, merokok, alkohol dan polisitemia.
b. Hipertensi sekunder
Penyebab yaitu: penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing dan hipertensi
yang berhubungan dengan kehamilan.
3. Tanda dan Gejala Hipertensi
Menurut Dalyoko (2016), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain yaitu:
a. Gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala
b. Sering gelisah
c. Wajah merah
d. Tengkuk terasa pegal
e. Mudah marah
f. Telinga berdengung
g. Suka tidur
h. Sesak napas
i. Rasa berat ditengkuk
j. Mudah lelah
k. Mata berkunang-kunang/penglihatan kabur
l. Mimisan ( keluar darah dari hidung).
4. Faktor resiko
a. Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Dikontrol:
1) Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun
wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Harrison,
Wilson dan Kasper mengatakan bahwa wanita yang belum mengalami menopause
dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadarHigh
Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor
pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan
estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia
premenopause. Dari hasil penelitian didapatkan hasil lebih dari setengah penderita
hipertensi berjenis kelamin wanita sekitar 56,5%.
Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia dewasa muda.
Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar 60%
penderita hipertensi adalah wanita.Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan
hormon setelah menopause (Aisyah, 2019).
2) Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi orang yang
lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari orang yang berusia
lebih muda. Peningkatan kasus hipertensi akan berkembang pada umur lima
puluhan dan enam puluhan. Dengan bertambahnya umur, dapat meningkatkan
risiko hipertensi (Suzanne & Brenda, 2017).
3) Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu
mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan
kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium.
Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar
untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan
riwayat hipertensi.Selain itu didapatkan 70- 80% kasus hipertensi esensial dengan
riwayat hipertensi dalam keluarga (Aisyah, 2019).
b. Faktor Resiko Yang Dapat Dikontrol:
1) Obesitas
Pada usia pertengahan (+50 tahun) dan dewasa lanjut asupan kalori sehingga
mengimbangi penurunan kebutuhan energi karena kurangnya aktivitas. Obesitas
dapat memperburuk kondisi lansia karena dapat memicu timbulnya berbagai
penyakit seperti artritis, jantung dan pembuluh darah, hipertensi. (Aisyah, 2019).
2) Kebiasaan Merokok
Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok berat dapat
dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko terjadinya
stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis. Merokok menyebabkan
hipertensi karena nikotin yg terkandung di dalam rokok memiliki kecenderungan
untuk menyempitkan pembuluh darah dan arteri yang dapat menyebabkan plak.
Plak menyempitkan pembuluh darah. (Aisyah, 2019).
3) Mengkonsumsi garam berlebih
Dalam diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hipertensi) kita di wajibkan untuk
membatasi asupan natrium (garam) hanya 2/3 sendok teh atau setara dengan 1500
mg natrium.
4) Stres
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis
peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak
menentu).Stres yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap
tinggi. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stres yang dialami kelompok
masyarakat yang tinggal di kota. Menurut Aisyah (2019), mengatakan stres akan
meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan
menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun stres ini dapat berhubungan dengan
pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik personal.
5. Upaya Pencegahan
a. Cek Kesehatan secara berkala
b. Hindari Kegemukan
c. Hindari rokok dan alkohol
d. Hindari stress
e. Olah raga teratur/Aktifitas fisik
f. Batasi pemakaian garam
g. Istirahat cukup
6. Diet Hipertensi
a. Pengertian
Diet Hipertensi adalah diet bagi penderita hipertensi yang bertujuan untuk membatu
menurunkan takanan darah dan mempertahankan tekanan darah menuju normal, selain
itu diet hipertensi juga bertujuan untuk menurunkan factor resiko hipertensi lainnya
seperti berat badan berlebih, tinggi kolestrol dan Asam Urat dalam darah.
b. Tujuan
Membantu Menghilangkan Nutrisi garam / mengurangi air dalam jaringan tubuh dan
menurunkan tekaan darah pada hipertensi.
c. Syarat- Syarat Diet
1) Cukup energy, Protein, Mineral dan Vitamin
2) Bentuk makanan di sesuaikan dengan keadaan penyakit
3) Jumlah natrium disesuaikan dengan berat ringannya Hipertensi
d. Makanan yang dianjurkan/Boleh di konsumsi:
1) Pisang
2) Sayuran Hijau kecuali daun singkong, daun melinjo dan bijinya
3) Buah- buahan kecuali buah durian
4) Yogurt dan olahan susu lainnya yang rendah lemak
5) Ikan
e. Makanan yang di Hindari/Dibatasi
1) Makanan yang mengandung garam, seperti makanan cepat saji, makanan kemasan.
2) Makanan yang banyak mengandung Gula
3) Makanan Berlemak
4) Makanan dan Minuman mengandung Alkohol
f. Contoh jus Penurun Hipertensi yang mudah di buat dan di peroleh bahan-bahan nya:
1) Jus Apel dan Seledri
1 buah apel ukuran sedang di tambah 2-3 sendok irisan seledri
2) Jus belimbing dan Timun
3) 3- 4 iris belimbing buah di tambah 5-7 iris mentimun segar bisa di tambah perasan
jeruk nipis sesuai selera
4) Jus timun Seledri
5-7 iris mentimun segar ditambah 2-3 sendok irisan seledri
7. Pengertian Latihan Pernapasan
Latihan pernapasan adalah latihan menggerakan dinding dada untuk meningkatkan
bersihan jalan napas, pengembangan paru-paru, relaksasi/rasa nyaman, dan menguatkan
otot-otot pernapasan (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia [SIKI], 2018).
Latihan pernapasan merupakan rangkaian latihan pernapasan sederhana untuk
mengatur ritme napas, pengembangan dada, memperkuat otot-otot pernapasan. Prinsip
latihan ini mudah, aman, sederhana sehingga dapat dilakukan di mana saja dan kapan pun
saat dibutuhkan (Widjanantie, 2020).
Berdasarkan penelitian Thapanawong dkk (2021), yang dilakukan di Thailand,
ditemukan bahwa latihan pernapasan Pursed-Lip Breathing dapat menurunkan tekanan
darah. Dalam penelitian ini teknik latihan pernapasan Pursed-Lip Breathing dilakukan
kepada pasien dengan tekanan darah tinggi/hipertensi untuk menurunkan tekanan darah.
Teknik ini dilakukan selama 15 menit dalam 1 jam, dan diulangi sebanyak 4 kali dalam
sehari.
8. Latihan Pernapasan Pursed-Lip Breathing
American Lung Association (2020), Pursed-Lip Breathing merupakan teknik latihan
pernapasan untuk mengurangi inhalasi napas yang dilakukan dan menjaga saluran
pernapasan terbuka lebih lama, hal ini dikarenakan lebih banyak udara untuk masuk dan
keluar dari dalam paru-paru yang akan membuat individu lebih aktif secara fisik dan
memperkuat otot pernapasan.
Teknik ini mudah dilakukan dan dapat dilakukan di mana saja serta kapan pun saat
membutuhkan relaksasi karena merasa cemas/stress. Latihan pernapasan pursed-lip
breathing dapat dilakukan sebanyak 4-5 kali/hari dengan durasi selama 15 menit (Cleveland
Clinic, 2018; ALA, 2020).

9. Langkah-Langkah Teknik Pernapasan Pursed-Lips Breathing

Latihan pernapasan pursed-lip breathing dapa dilakukan dengan mengikuti beberapa


instruksi di bawah ini (Cleveland Clinic, 2018):
a. Relaksasikan otot-otot leher dan bahu Anda, agar merasa nyaman dan tenang.
b. Tarik napas perlahan melalui hidung selama 2 detik dengan mulut tertutup rapat. Jangan
melakukan napas dalam, lebih baik menarik napas seperti biasa yang akan membantu
Anda menghitung (tarik napas, satu, dua).

c. Kerucutkan/kerutkan bibir Anda seperti Anda sedang bersiul atau meniup lilin.

d. Keluarkan napas perlahan dan lembut melalui bibir Anda yang dikerucutkan sambil
menghitung selama 4 detik. Ini mungkin akan membantu Anda dalam berhitung
(keluarkan napas, satu, dua, tiga, empat).
Latihan pernapasan ini setiap hari secara rutin akan tampak biasa dan beberapa pengingat
(Cleveland Clinic, 2018):
1) Jangan paksa udara untuk dikeluarkan.
2) Usahakan selalu keluarkan napas lebih lama dibandingkan saat menarik
napas.
3) Bernapas dengan perlahan, lembut, mudah, dan rileks saat menarik dan
mengeluarkan napas sampai Anda merasa tenang dan nyaman.
Hal ini didukung oleh hasil penelitian, yang mengatakan bahwa latihan pernapasan pada
pasien dengan hipertensi untuk menurunkan tekanan darah. Latihan pernapasan
dilakukan 4 kali dalam sehari dengan durasi 15 menit dan istirahat selama 45 menit.
Latihan ini dilakukan selama 8 minggu pada responden. Hasilnya efek latihan untuk
menurunkan tekanan darah sangat signifigkan. menit.
G. Evaluasi
1. Evaluasi proses
Evaluasi proses penyuluhan ini, diharapakan:
a. Panitia melakukan kegiatan sesuai dengan perannya.
b. Peserta akan dapat berpasrtisipasi aktif terhadap kegiatan penyuluhan.
c. Peserta akan dapat mengikuti penyuluhan dari awal hingga akhir kegiatan.
2. Evaluasi hasil
Evaluasi hasil proses kegiatan penyuluhan ini, diharapkan peserta:
a. Mengetahui dan memahami tentang pengertian Hipertensi.
b. Mengetahui dan memahami tentang penyebab Hipertensi.
c. Mengetahui dan memahami tentang tanda dan gejala Hipertensi.
d. Mengetahui dan memahami tentang faktor resiko Hipertensi
e. Mengetahui dan memahami tentang upaya pencegahan Hipertensi.
f. Mengetahui dan memahami tentang diet Hipertensi
g. Mengetahui dan memahami tentang pengertian latihan pernapasan.
h. Mengetahui dan memahami tentang latihan pernapasan pursed-lips breathing.
i. Mengetahui, memahami, dan melaksanakan langkah-langkah teknik pernapasan pursed-lips
breathing.
3. Evaluasi materi
Mengevaluasi peserta dengan menanyakan 3 pertanyaan terkait materi yang telah diberikan:
a. Jelaskan pengertian hipertensi?
b. Bagaimana langkah-langkah dalam melakukan teknik pernapasan pursed-lips breathing?
c. Bagaimana perasaan Bapa/Ibu/Saudara/I setelah mengikuti kegiatan ini?
DAFTAR PUSTAKA

Pedoman Teknisi Penemuan dan Tatalaksana Hipertensi, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,
Direktorat Pengendalian Penyakit tidak Menular, Subdit Pengendalian Penyakit Jantung dan
Pembuluh Darah, Edisi Revisi. (2013).http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/2016/10/Pedoman-
Teknis-Penemuan-dan-Tatalaksana-Hipertensi.pdf
Indriawati & Usman. (2018). Pemberdayaan Masyarakat sebagai Upaya Deteksi Dini Faktor Risiko
Hipertensi. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta:
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jsm
Dewanti, dkk. (2015). Pengaruh Konseling dan Leaflet terhadap Efikasi Diri, Kepatuhan Minum Obat,
dan Tekanan Darah Pasien Hipertensi di Dua Puskesmas Kota Depok. Pascasarjana Fakultas
Farmasi Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, Indonesia
Nunung Thoyyibah. (2019). Satuan Acara Penyuluhan, Waspadai Hipertensi Kendalikan Tekanan Darah.
Politeknik Kesehatan Kendari.
Rahayu, dkk. (2015). Satuan Acara Penyuluhan Cara Mengatasi dan Serta Pencegahan Hipertensi.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai