Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISAI (TAKS)

Terapi Sosialisai Untuk Meningkatkan Interaksi Sosial Pada Lansia


Disusun untuk memenuhi tugas Profesi mata kuliah Gerontik dengan dosen koordinator
Ibu Ns. Elizabeth Ari Setyani, S.Kep., M.Kes., AIFO

Disusun oleh: Kelompok 2

Agustina Dai Koren Wunblolon - 30190121022


Maria Farida Ernustina Samad - 30190121030
Tanti Lestari Mulyaningtyas - 30190121014
Areson Paoel Yasinto Sanu-30190121023
Hendriana G. Jelahut - 30190121027
Wulan Gustiani – 30190121019
Febriani Jaentu - 30190121041
Dewi Silitonga-30190121013

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS
PADALARANG
2021
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Kegiatan
Proses penuaan merupakan suatu proses alamiah yang tidak dapat dicegah dan
merupakan hal yang wajar dialami oleh orang yang dikaruniai umur panjang. Walau
merupakan suatu hal yang alami, proses menua tetap menimbulkan permasalahan baik
secara fisik, biologis, mental maupun sosial ekonomi. Saat ini di seluruh dunia jumlah
orang lanjut usia diperkirakan ada 629 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan
diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar (Wahjudi, 2012).
Proses penuaan yang dialami oleh lansia akan menyebabkan penurunan fungsi
normal tubuh. Hal ini membuat seorang lansia lebih berisiko terhadap masalah
kesehatan, baik secara biologis maupun psikologis. Keadaan ini dapat menyebabkan
kemampuan interaksi sosial pada lansia mengalami penurunan. Penurunan
kemampuan interaksi sosial pada lansia akan berdampak buruk karena partisipasi
sosial dan hubungan interpersonal merupakan bagian yang cukup penting untuk
kesehatan fisik, mental, dan emosional bagi lansia.
Lansia pada umumnya akan mengalami masalah dalam kehidupannya yang
dimana permasalahan tersebut salah satunya perubahan status dan peranannya dalam
kelompok atau masyarakat, serta kurangnya sosialisasi antara lansia satu ke lansia
lainnya. Lansia yang mengalami permasalahan tersebut akan sangat berdampak pada
perubahan psikososialnya sehingga dapat mengakibatkan lansia mengalami perubahan
perilaku dimana perubahan perilaku dimaksudkan berkaitan dengan ketidakmampuan
lansia bersosialisasi ke sesama lansia lainnya (Wahjudi, 2012).
Penurunan kemampuan interaksi sosial dapat memunculkan perasaan kesepian
pada lansia. Kesepian adalah suatu rasa ketidaknyamanan yang berkaitan dengan
keinginan atau kebutuhan untuk melakukan lebih banyak kontak dengan orang lain.
Keadaankeadaan tersebut lebih mudah dialami oleh lansia yang tinggal di panti jompo
atau di PSLU (Pelayanan Sosial Lanjut Usia), karena lansia tersebut memiliki sistem
dukungan yang lebih terbatas dan kesempatan untuk berinteraksi dengan lingkungan
luar yang lebih sedikit daripada lansia yang tinggal bersama keluarga di komunitas.
Dari gangguan sosialisasi yang dialami lansia, maka perlu diadakannya terapi
aktivitas kelompok, yang merupakan salah satu terapi modalitas untuk
mengembalikan kemampuan lansia dalam melakukan sosialisasi ke sesama lansia
lainnya. Terapi aktivitas kelompok ini efektif mengubah perilaku karena di dalam
kelompok terjadi interaksi satu dengan yang lain dan saling mempengaruhi. Dalam
kelompok akan terbentuk satu sistem sosial yang saling berinteraksi dan menjadi
tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama
yang maladaptif (Yunita, 2012).
Beberapa penelitian mengenai pengaruh terapi aktivitas kelompok terhadap
klien dengan masalah keperawatan gangguan sosialisasi seperti penelitian yang
dilakukan oleh Andaryaniwati (2011) menunjukkan persentasi pelaksanaan yang
memuaskan, yaitu mencapai tingkat keberhasilan 90% dalam dua minggu, dimana
terapi tersebut terbukti mampu meningkatkan kemampuan pasien untuk berinteraksi
sosial.
Terapi aktivitas kelompok (TAK): sosialisasi (TAKS) adalah upaya
memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah pasien dengan masalah hubungan
social (Keliat & Prawirowiyono, 2014). Terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS)
dilaksananakan dengan tujuan untuk membantu meningkatkan hubungan sosial
dengan individu yang ada disekitar pasien. Sosialisasi dapat pula dilakukan secara
bertahap dari interpersonal (satu dan satu), kelompok dan massa. Aktivitas dapat
berupa latihan sosialisasi dalam kelompok.
2. Tujuan Kegiatan
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan TAKS, diharapkan peserta akan mampu
meningkatkan kemampuan interaksi sosial untuk berhubungan dengan orang lain
dalam suatu kelompok secara bertahap.
b. Tujuan Khusus
Diharapkan setelah mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan ini, peserta akan
mampu:
1) Meningkatkan kemampuan memperkenalkan diri
2) Meningkatkan kemampuan berkenalan dengan peserta lain atau anggota
kelompok
3) Bercakap-cakap dengan anggota kelompok
4) Menyampaikan dan membicarakan topik pembicaraan
5) Menyampaikan dan membicarakan maslah pribadi pada orang lain
6) Meningkatkan kemampuan bekerjasama
7) Mengungkapkan hobby dan pengalaman hidupnya yang menyenangkan
8) Menyampaikan perasaannya tentang terapi aktivitas kelompok sosialisasi
3. Ruang Lingkup Kegiatan
Kegiatan ini merupakan kegiatan TAKS kepada lansia dengan rentang usia 60 tahun
keatas yang berada di Yayasan Pondok Tulus Kasih untuk membantu meningkatkan
interaksi sosial untuk berhubungan dengan orang lain dalam suatu kelompok secara
bertahap.
.
B. ISI LAPORAN
1. Jenis Kegiatan TAKT
Jenis kegiatan yang akan dilakukan adalah TAKS kepada lansia dengan rentang usia
60 tahun keatas yang berada di Yayasan Pondok Tulus Kasih untuk membantu
meningkatkan kemampuan interaksi sosial untuk berhubungan dengan orang lain
dalam suatu kelompok secara bertahap.
2. Tempat dan Waktu Penyuluhan
Kegiatan TAKT ini dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Kamis/6 Januari 2021
Waktu : 09.00 WIB-09.30 WIB
Media : Alat musik, bola, buku dan pulpen
3. Petugas Kegiatan Penyuluhan TAKS
Penanggung Jawab : Ns. Elizabeth Ari Setyani, S.Kep., M.Kes., AIFO
Dosen Pembimbing : Ns. Dewi Srimauli., S.Kep
Leader : Agustina Dai Koren Wunblolon
Co-leader : Hendriana G. Jelahut
Fasilitator : Febriani Jaentu
: Wulan Gustiani
: Dewi Silitonga
Observer : Areson Paoel Yasinto Sanu
Maria Farida Ernustina Samad
Tanti Lestari Mulyaningtyas
Tugas Leader:
1. Mampu memotivasi anggota kelompok untuk mengikuti kegiatan dengan aktif.
2. Mengarahkan kelompok mencapai tujuan
3. Memberi umpan balik
4. Memfasilitasi setiap anggota kelompok untuk mengekspresikan bakat seninya.
Tugas Co-leader:
Membantu leader melaksanakan kegiatan
Tugas fasilitator:
1. Mampu memfasilitasi selama acara berlangsung
2. Mampu memotivasi klien untuk menampilkan bakat seninya
Tugas Observer:
1. Mengobservasi jalannya permainan
2. Mencatat semua kejadian yang terjadi selama permainan

4. Proses Pelaksanaan Penyuluhan


Waktu Kegiatan Penanggungjawab
Semua panitia berkumpul dan menyiapkan
08.00 WIB Panitia
ruangan untuk kegiatan
Berkumpul dengan para lansia pada tempat
08.45 WIB Panitia
yang telah disiapkan
1. Leader mengucapkan salam, 1. Agustina Dai Koren Wunblolon
memperkenalkan diri anggotanya,
09.00 –
menjelaskan tujuan dan aturan selama
09.10 WIB
mengikuti kegiatan TAKS
2. Doa pembuka 2. Maria Farida Ernustina Samad
1. Leader menanyakan perasaan peserta.
2. Pemateri menjelaskan materi terkait 1. Agustina Dai Koren Wunblolon
TAKT sosialisasi, dan tujuan dari TAKS
3. Fasilitator membimbing peserta dengan 2. Dewi Silitonga
mendemonstrasikan cara
10.10-
memperkenalkan diri, berkenalan
10.25 WIB
dengan anggota kelompok, dan 3. Hendriana G. Jelahut dan Wulan Gustiani
mengungkapkan perasaan saat ini
4. Game tebak gambar
4. Agustina Dai Koren Wunblolon

Evaluasi kegiatan
1. Leader memberikan kesempatan kepada 1. Agustina Dai Koren Wunblolon
peserta untuk mengungkapkan perasaan
10.25- setelah game
10.35 WIB 2. Leader menutup kegiatan TAKS
3. Doa penutup
2. Maria Farida Ernustina Samad

5. Peserta Penyuluhan
Sasaran kegiatan TAKS kepada lansia dengan rentang usia 60 tahun keatas yang
berada di Yayasan Pondok Tulus Kasih untuk membantu meningkatkan kemampuan
interaksi sosial untuk berhubungan dengan orang lain dalam suatu kelompok secara
bertahap.
C. PENUTUP
Demikian proposal kegiatan terapi aktifitas kelompok sosialisasi (TAKS) ini kami
buat untuk digunakan sebagai pendoman jalannya kegiatan TAKS. Kegiatan TAKS ini
diharapkan mampu mencapai tujuan. Hasil kegiatan sosialisasi diharapkan terus di
pertahankan oleh klien, sehingga dalam menjalani kehidupan dipanti klien dapat merasa
bahagia dan tenang saling memiliki dan adanya rasa persaudaraan antar sesama penghuni
panti.
Diharapkan dukungan dan partisipasi dari semua pihak dalam pelaksanaan kegiatan
TAKS tentang sosialisasi untuk membantu meningkatkan kemampuan interaksi sosial
secara bertahap. Atas perhatian dan kerja samanya kami mengucapkan terima kasih.

Bandung, Januari 2022

Ketua Panitia TAKS Sekretaris

Agustina Dai Koren Wunblolon Areson Paoel Yasinto Sanu


NIM. 30190121022 NIM.30190121023

Menyetujui,

Koordinator Keperawatan Gerontik

Ns. Elizabeth Ari Setyani, S.Kep., M.Kes., AIFO


D. LAMPIRAN
Beberapa lampiran yang akan dilampirkan terkait penyelenggaraan kegiatan penyuluhan
ini, yaitu:
1. Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
2. Daftar Absensi Peserta (Setelah Kegiatan TAKS)
3. Lembar Dokumentasi Foto Kegiatan TAKS (Setelah Kegiatan TAKS)
Lampiran 1 SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN


TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS)

Terapi Sosialisai Untuk Meningkatkan Interaksi Sosial Pada Lansia


Disusun untuk memenuhi tugas Profesi mata kuliah Gerontik dengan dosen coordinator
Ibu Ns. Elizabeth Ari Setyani, S.Kep., M.Kes., AIFO

Disusun oleh: Kelompok 2

Agustina Dai Koren Wunblolon - 30190121022


Maria Farida Ernustina Samad - 30190121030
Tanti Lestari Mulyaningtyas - 30190121014
Areson Paoel Yasinto Sanu-30190121023
Hendriana G. Jelahut - 30190121027
Wulan Gustiani - 30190121019
Febriani Jaentu - 30190121041
Dewi Silitonga-30190121013

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS
PADALARANG
2021
Topik : Terapi sosialisasi untuk meningkatkan kemampuan interaksi sosial untuk
berhubungan dengan orang lain dalam suatu kelompok secara bertahap.
Metode : Dilakukan bersama peserta (lansia) di Yayasan Pondok Tulus Kasih
Tanggal/Jam : Kamis/6 Januari 2021, Pukul: 09.00WIB- 09.30 WIB
Peserta : Lansia dengan rentang usia 60 tahun keatas yang menjadi
berada di Yayasan Pondok Tulus Kasih

A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan TAKS, diharapkan peserta akan mampu meningkatkan
kemampuan interaksi sosial untuk berhubungan dengan orang lain dalam suatu kelompok
secara bertahap.
B. Tujuan Khusus
Diharapkan setelah mengikuti kegiatan TAKS ini, peserta mampu:
1. Meningkatkan kemampuan memperkenalkan diri
2. Meningkatkan kemampuan berkenalan dengan peserta lain atau anggota kelompok
3. Bercakap-cakap dengan anggota kelompok
4. Menyampaikan dan membicarakan topik pembicaraan
5. Menyampaikan dan membicarakan maslah pribadi pada orang lain
6. Meningkatkan kemampuan bekerjasama
7. Mengungkapkan hobby dan pengalaman hidupnya yang menyenangkan
8. Menyampaikan perasaannya tentang terapi aktivitas kelompok sosialisasi
C. Metode
Metode yang dilakukan dalam kegiatan TAKS ini terdiri dari penyampaian materi
terkait TAKS, dan tujuan dari TAKS dan mendemonstrasikan cara memperkenalkan diri,
berkenalan dengan anggota kelompok, bercakap-cakap, menyampaikan dan
membicarakan topik pembicaraan, menyampaikan dan membicarakan maslah pribadi
pada orang lain, mengungkapkan hobby dan pengalaman hidupnya yang menyenangkan
serta melakukan evaluasi kegiatan TAKS secara menyeluruh.
D. Media
Alat musik, bola, buku dan pulpen, gambar
E. Kegiatan penyuluhan
Waktu Kegiatan Penanggungjawab
Semua panitia berkumpul dan menyiapkan
08.00 WIB Panitia
ruangan untuk kegiatan
Berkumpul dengan para lansia pada tempat
08.45 WIB Panitia
yang telah disiapkan
1. Leader mengucapkan salam, 1. Agustina Dai Koren Wunblolon
memperkenalkan diri anggotanya,
09.00 –
menjelaskan tujuan dan aturan selama
09.10 WIB
mengikuti kegiatan TAKS
2. Doa pembuka 2. Maria Farida Ernustina Samad
1. Leader menanyakan perasaan peserta.
2. Pemateri menjelaskan materi terkait 1. Agustina Dai Koren Wunblolon
TAKT sosialisasi, dan tujuan dari 2. Dewi Silitonga
TAKS
3. Fasilitator membimbing peserta
10.10- dengan mendemonstrasikan cara 3. Hendriana G. Jelahut dan Wulan Gustiani
10.25 WIB memperkenalkan diri, berkenalan
dengan anggota kelompok, dan
mengungkapkan perasaan saat ini
4. Game tebak gambar
4. Agustina Dai Koren Wunblolon

1. Evaluasi kegiatan
2. Leader memberikan kesempatan 1. Agustina Dai Koren Wunblolon
kepada peserta untuk mengungkapkan
10.25- perasaan setelah game
10.35 WIB 3. Leader menutup kegiatan TAKS
4. Doa penutup
2. Maria Farida Ernustina Samad

F. Aktivitas dan Indikasi TAK Sosialisasi


Terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) terdiri dari tujuh sesi yaitu;
1. Sesi 1: memperkenalkan diri
2. Sesi 2: kemampuan pasien berkenalan
3. Sesi 3: kemampuan pasien bercakap-cakap
4. Sesi 4: kemampuan pasien bercakap-cakap topic tertentu
5. Sesi 5: kemampuan bercakap-cakap masalah pribadi
6. Sesi 6: kemampuan bekerjasama
7. Sesi 7: evaluasi kemampuan sosialisasi (Prabowo, 2014).
G. Evaluasi Proses
1. Evaluasi proses
Evaluasi proses penyuluhan ini, diharapakan:
a. Leader, fasilitator, dan observer melakukan kegiatan sesuai dengan perannya.
b. Peserta akan dapat berpasrtisipasi aktif terhadap TAKS
c. Peserta akan dapat mengikuti penyuluhan dari awal hingga akhir acara TAKS
2. Evaluasi hasil
Evaluasi hasil proses penyuluhan ini, diharapkan peserta akan:
a. Meningkatkan kemampuan memperkenalkan diri
b. Meningkatkan kemampuan berkenalan dengan peserta lain
c. Bercakap-cakap dengan anggota kelompok
d. Menyampaikan dan membicarakan topik pembicaraan
e. Menyampaikan dan membicarakan maslah pribadi pada orang lain
f. Meningkatkan kemampuan bekerjasama
g. Mengungkapkan hobby dan pengalaman hidupnya yang menyenangkan
h. Mengungkapkan perasaannya tentang terapi aktivitas kelompok sosialisasi
i. Menyampaikan perasaannya tentang terapi aktivitas kelompok sosialisasi
Lampiran 2 Absensi Peserta TAKT (Setelah Kegiatan TAKT)
No Nama Alamat Tandatangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Lampiran 3 Foto Kegiatan TAKT (Setelah Kegiatan TAKT)

Anda mungkin juga menyukai