Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISAI (TAKS)

Terapi Sosialisai Untuk Meningkatkan Interaksi Sosial Pada Lansia


Disusun untuk memenuhi tugas Profesi mata kuliah Gerontik dengan dosen
pembimbing Ibu Ns. Elizabeth Ari Setyani, S.Kep., M.Kes., AIFO

Disusun oleh: Kelompok 2

Agustina Dai Koren Wunblolon - 30190121022


Maria Farida Ernustina Samad - 30190121042
Tanti Lestari Mulyaningtyas - 30190121014
Areson Paoel Yasinto Sanu-30190121023
Hendriana G. Jelahut - 30190121027
Wulan Gustiani – 30190121019
Febriani Jaentu - 30190121041
Dewi Silitonga-30190121013

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS
PADALARANG
2021
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Kegiatan
Proses penuaan merupakan suatu proses alamiah yang tidak dapat
dicegah dan merupakan hal yang wajar dialami oleh orang yang dikaruniai
umur panjang. Walau merupakan suatu hal yang alami, proses menua tetap
menimbulkan permasalahan baik secara fisik, biologis, mental maupun
sosial ekonomi. Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia
diperkirakan ada 629 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan
pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar (Wahjudi, 2012).
Proses penuaan yang dialami oleh lansia akan menyebabkan
penurunan fungsi normal tubuh. Hal ini membuat seorang lansia lebih
berisiko terhadap masalah kesehatan, baik secara biologis maupun
psikologis. Keadaan ini dapat menyebabkan kemampuan interaksi sosial
pada lansia mengalami penurunan. Penurunan kemampuan interaksi sosial
pada lansia akan berdampak buruk karena partisipasi sosial dan hubungan
interpersonal merupakan bagian yang cukup penting untuk kesehatan fisik,
mental, dan emosional bagi lansia.
Lansia pada umumnya akan mengalami masalah dalam
kehidupannya yang dimana permasalahan tersebut salah satunya
perubahan status dan peranannya dalam kelompok atau masyarakat, serta
kurangnya sosialisasi antara lansia satu ke lansia lainnya. Lansia yang
mengalami permasalahan tersebut akan sangat berdampak pada perubahan
psikososialnya sehingga dapat mengakibatkan lansia mengalami
perubahan perilaku dimana perubahan perilaku dimaksudkan berkaitan
dengan ketidakmampuan lansia bersosialisasi ke sesama lansia lainnya
(Wahjudi, 2012).
Penurunan kemampuan interaksi sosial dapat memunculkan perasaan
kesepian pada lansia. Kesepian adalah suatu rasa ketidaknyamanan yang
berkaitan dengan keinginan atau kebutuhan untuk melakukan lebih banyak
kontak dengan orang lain. Keadaankeadaan tersebut lebih mudah dialami
oleh lansia yang tinggal di panti jompo atau di PSLU (Pelayanan Sosial
Lanjut Usia), karena lansia tersebut memiliki sistem dukungan yang lebih
terbatas dan kesempatan untuk berinteraksi dengan lingkungan luar yang
lebih sedikit daripada lansia yang tinggal bersama keluarga di komunitas.
Dari gangguan sosialisasi yang dialami lansia, maka perlu
diadakannya terapi aktivitas kelompok, yang merupakan salah satu terapi
modalitas untuk mengembalikan kemampuan lansia dalam melakukan
sosialisasi ke sesama lansia lainnya. Terapi aktivitas kelompok ini efektif
mengubah perilaku karena di dalam kelompok terjadi interaksi satu
dengan yang lain dan saling mempengaruhi. Dalam kelompok akan
terbentuk satu sistem sosial yang saling berinteraksi dan menjadi tempat
klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama
yang maladaptif (Yunita, 2012).
Beberapa penelitian mengenai pengaruh terapi aktivitas kelompok
terhadap klien dengan masalah keperawatan gangguan sosialisasi seperti
penelitian yang dilakukan oleh Andaryaniwati (2011) menunjukkan
persentasi pelaksanaan yang memuaskan, yaitu mencapai tingkat
keberhasilan 90% dalam dua minggu, dimana terapi tersebut terbukti
mampu meningkatkan kemampuan pasien untuk berinteraksi sosial.
Terapi aktivitas kelompok (TAK): sosialisasi (TAKS) adalah upaya
memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah pasien dengan masalah
hubungan social (Keliat & Prawirowiyono, 2014). Terapi aktivitas
kelompok sosialisasi (TAKS) dilaksananakan dengan tujuan untuk
membantu meningkatkan hubungan sosial dengan individu yang ada
disekitar pasien. Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap dari
interpersonal (satu dan satu), kelompok dan massa. Aktivitas dapat berupa
latihan sosialisasi dalam kelompok.
2. Tujuan Kegiatan
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan TAKS, diharapkan peserta akan mampu
meningkatkan kemampuan interaksi sosial untuk berhubungan dengan
orang lain dalam suatu kelompok secara bertahap.
b. Tujuan Khusus
Diharapkan setelah mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan ini,
peserta akan mampu:
1) Meningkatkan kemampuan memperkenalkan diri
2) Meningkatkan kemampuan berkenalan dengan peserta lain atau
anggota kelompok
3) Bercakap-cakap dengan anggota kelompok
4) Menyampaikan dan membicarakan topik pembicaraan
5) Menyampaikan dan membicarakan maslah pribadi pada orang lain
6) Meningkatkan kemampuan bekerjasama
7) Mengungkapkan hobby dan pengalaman hidupnya yang
menyenangkan
8) Menyampaikan perasaannya tentang terapi aktivitas kelompok
sosialisasi
3. Ruang Lingkup Kegiatan
Kegiatan ini merupakan kegiatan TAKS kepada lansia dengan rentang usia
60 tahun keatas yang berada di Yayasan Pondok Tulus Kasih untuk
membantu meningkatkan interaksi sosial untuk berhubungan dengan orang
lain dalam suatu kelompok secara bertahap.
.
B. ISI LAPORAN
1. Jenis Kegiatan TAKT
Jenis kegiatan yang akan dilakukan adalah TAKS kepada lansia dengan
rentang usia 60 tahun keatas yang berada di Yayasan Pondok Tulus Kasih
untuk membantu meningkatkan kemampuan interaksi sosial untuk
berhubungan dengan orang lain dalam suatu kelompok secara bertahap.
2. Tempat dan Waktu Penyuluhan
Kegiatan TAKT ini dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Kamis/6 Januari 2021
Waktu : 09.00 WIB-09.30 WIB
Media : Alat musik, bola, buku dan pulpen
3. Petugas Kegiatan Penyuluhan TAKS
Penanggung Jawab : Ns. Elizabeth Ari Setyani, S.Kep., M.Kes., AIFO
Dosen Pembimbing : Ns. Elizabeth Ari Setyani, S.Kep., M.Kes., AIFO
Leader : Agustina Dai Koren Wunblolon
Co-leader : Hendriana G. Jelahut
Fasilitator : Febriani Jaentu
: Wulan Gustiani
Pemateri : Dewi Silitonga
Observer : Areson Paoel Yasinto Sanu
Maria Farida Ernustina Samad
Tanti Lestari Mulyaningtyas
Tugas Leader:
1. Mampu memotivasi anggota kelompok untuk mengikuti kegiatan
dengan aktif.
2. Mengarahkan kelompok mencapai tujuan
3. Memberi umpan balik
4. Memfasilitasi setiap anggota kelompok untuk mengekspresikan bakat
seninya.
Tugas Co-leader:
Membantu leader melaksanakan kegiatan
Tugas pemateri
Menyampaikan materi terkait TAKS
Tugas fasilitator:
1. Mampu memfasilitasi selama acara berlangsung
2. Mampu memotivasi klien untuk menampilkan bakat seninya
Tugas Observer:
1. Mengobservasi jalannya permainan
2. Mencatat semua kejadian yang terjadi selama permainan
4. Proses Pelaksanaan Penyuluhan
Waktu Kegiatan Penanggungjawab
Semua panitia berkumpul dan menyiapkan
08.00 WIB Panitia
ruangan untuk kegiatan
Berkumpul dengan para lansia pada tempat
08.45 WIB Panitia
yang telah disiapkan
a. Leader mengucapkan salam, a. Agustina Dai Koren Wunblolon
memperkenalkan diri anggotanya,
09.00 –
menjelaskan tujuan dan aturan selama
09.10 WIB
mengikuti kegiatan TAKS
b. Doa pembuka b. Maria Farida Ernustina Samad
a. Leader menanyakan perasaan peserta.
b. Pemateri menjelaskan materi terkait a. Agustina Dai Koren Wunblolon
TAKT sosialisasi, dan tujuan dari TAKS
c. Fasilitator membimbing peserta dengan b. Dewi Silitonga
mendemonstrasikan cara
memperkenalkan diri, berkenalan
dengan anggota kelompok, bercakap- c. Hendriana G. Jelahut dan Wulan Gustiani
cakap, menyampaikan dan
10.10-
membicarakan topik pembicaraan,
10.25 WIB
menyampaikan dan membicarakan
maslah pribadi pada orang lain,
mengungkapkan hobby dan pengalaman
hidupnya yang menyenangkan
d. Leader menanyakan perasaan peserta
setelah melakukan TAKS
d. Agustina Dai Koren Wunblolon

Evaluasi kegiatan
a. Leader memberikan kesempatan a. Agustina Dai Koren Wunblolon
kepada peserta untuk bertanya atau
sharing.
b. Leader mengevaluasi kembali terkait
10.25-
materi yang disampaikan.
10.35 WIB
c. Leader menyimpulkan materi dan
kegiatan TAKS
d. Leader menutup kegiatan TAKS
e. Doa penutup
b. Maria Farida Ernustina Samad

5. Peserta Penyuluhan
Sasaran kegiatan TAKS kepada lansia dengan rentang usia 60 tahun
keatas yang berada di Yayasan Pondok Tulus Kasih untuk membantu
meningkatkan kemampuan interaksi sosial untuk berhubungan dengan
orang lain dalam suatu kelompok secara bertahap.
C. PENUTUP
Demikian proposal kegiatan terapi aktifitas kelompok sosialisasi
(TAKS) ini kami buat untuk digunakan sebagai pendoman jalannya kegiatan
TAKS. Kegiatan TAKS ini diharapkan mampu mencapai tujuan. Hasil
kegiatan sosialisasi diharapkan terus di pertahankan oleh klien, sehingga
dalam menjalani kehidupan dipanti klien dapat merasa bahagia dan tenang
saling memiliki dan adanya rasa persaudaraan antar sesama penghuni panti.
Diharapkan dukungan dan partisipasi dari semua pihak dalam
pelaksanaan kegiatan TAKS tentang sosialisasi untuk membantu
meningkatkan kemampuan interaksi sosial secara bertahap. Atas perhatian dan
kerja samanya kami mengucapkan terima kasih.

Bandung, Januari 2022

Ketua Panitia TAKS Sekretaris

Agustina Dai Koren Wunblolon Areson Paoel Yasinto Sanu


NIM. 30190121022 NIM.30190121023

Menyetujui,

Koordinator Keperawatan Gerontik

Ns. Elizabeth Ari Setyani, S.Kep., M.Kes., AIFO


D. LAMPIRAN
Beberapa lampiran yang akan dilampirkan terkait penyelenggaraan kegiatan
penyuluhan ini, yaitu:
1. Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
2. Daftar Absensi Peserta (Setelah Kegiatan TAKS)
3. Lembar Dokumentasi Foto Kegiatan TAKS (Setelah Kegiatan TAKS)
Lampiran 1 SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN


TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS)

Terapi Sosialisai Untuk Meningkatkan Interaksi Sosial Pada Lansia


Disusun untuk memenuhi tugas Profesi mata kuliah Gerontik dengan dosen
pembimbing Ibu Ns. Elizabeth Ari Setyani, S.Kep., M.Kes., AIFO

Disusun oleh: Kelompok 2

Agustina Dai Koren Wunblolon - 30190121022


Maria Farida Ernustina Samad - 30190121042
Tanti Lestari Mulyaningtyas - 30190121014
Areson Paoel Yasinto Sanu-30190121023
Hendriana G. Jelahut - 30190121027
Wulan Gustiani - 30190121019
Febriani Jaentu - 30190121041
Dewi Silitonga-30190121013

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS
PADALARANG
2021
Topik : Terapi sosialisasi untuk membantu meningkatkan kemampuan
interaksi sosial untuk berhubungan dengan orang lain dalam
suatu kelompok secara bertahap.
Metode : Dilakukan bersama peserta (lansia) di Yayasan Pondok Tulus
Kasih
Tanggal/Jam : Kamis/ 15 Juli 2021, Pukul: 10.00WIB- 10.35 WIB
Peserta : Lansia dengan rentang usia 60 tahun keatas yang menjadi
berada di Yayasan Pondok Tulus Kasih

A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan TAKS, diharapkan peserta akan mampu
meningkatkan kemampuan interaksi sosial untuk berhubungan dengan orang
lain dalam suatu kelompok secara bertahap.
B. Tujuan Khusus
Diharapkan setelah mengikuti kegiatan TAKS ini, peserta mampu:
1. Meningkatkan kemampuan memperkenalkan diri
2. Meningkatkan kemampuan berkenalan dengan peserta lain atau anggota
kelompok
3. Bercakap-cakap dengan anggota kelompok
4. Menyampaikan dan membicarakan topik pembicaraan
5. Menyampaikan dan membicarakan maslah pribadi pada orang lain
6. Meningkatkan kemampuan bekerjasama
7. Mengungkapkan hobby dan pengalaman hidupnya yang menyenangkan
8. Menyampaikan perasaannya tentang terapi aktivitas kelompok sosialisasi
C. Metode
Metode yang dilakukan dalam kegiatan TAKS ini terdiri dari penyampaian
materi terkait TAKS, dan tujuan dari TAKS dan mendemonstrasikan cara
memperkenalkan diri, berkenalan dengan anggota kelompok, bercakap-cakap,
menyampaikan dan membicarakan topik pembicaraan, menyampaikan dan
membicarakan maslah pribadi pada orang lain, mengungkapkan hobby dan
pengalaman hidupnya yang menyenangkan serta melakukan evaluasi kegiatan
TAKS secara menyeluruh.
D. Media
Alat music, bola, buku dan pulpen
E. Kegiatan penyuluhan
Waktu Kegiatan Penanggungjawab
Semua panitia berkumpul dan menyiapkan
08.00 WIB Panitia
ruangan untuk kegiatan
Berkumpul dengan para lansia pada tempat
08.45 WIB Panitia
yang telah disiapkan
c. Leader mengucapkan salam, c. Agustina Dai Koren Wunblolon
memperkenalkan diri anggotanya,
09.00 –
menjelaskan tujuan dan aturan selama
09.10 WIB
mengikuti kegiatan TAKS
d. Doa pembuka d. Maria Farida Ernustina Samad
e. Leader menanyakan perasaan peserta.
f. Pemateri menjelaskan materi terkait e. Agustina Dai Koren Wunblolon
TAKS, dan tujuan dari TAKS
g. Fasilitator membimbing peserta dengan f. Dewi Silitonga
mendemonstrasikan cara
memperkenalkan diri, berkenalan
dengan anggota kelompok, bercakap- g. Hendriana G. Jelahut dan Wulan Gustiani
cakap, menyampaikan dan
10.10-
membicarakan topik pembicaraan,
10.25 WIB
menyampaikan dan membicarakan
maslah pribadi pada orang lain,
mengungkapkan hobby dan pengalaman
hidupnya yang menyenangkan
h. Leader menanyakan perasaan peserta
setelah melakukan TAKS
h. Agustina Dai Koren Wunblolon

Evaluasi kegiatan
f. Leader memberikan kesempatan c. Agustina Dai Koren Wunblolon
kepada peserta untuk bertanya atau
sharing.
g. Leader mengevaluasi kembali terkait
10.25-
materi yang disampaikan.
10.35 WIB
h. Leader menyimpulkan materi dan
kegiatan TAKS
i. Leader menutup kegiatan TAKS
j. Doa penutup
d. Maria Farida Ernustina Samad

F. Materi
Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
1. Pengertian
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi merupakan suatu terapi yang
dilakukan secara kelompok untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam
melakukan interaksi sosial maupun berperan dalam lingkungan sosial
(Prabowo, 2014).
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) merupakan suatu
upaya untuk memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah pasien dengan
masalah hubungan sosial (Keliat & Prawirowiyono, 2014).
Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi dilakukan agar klien dapat
melakukan dan berlatih sosialisasi dengan individu sekitar secara bertahap
mulai dari sesi 1-7. Salah satu sesi tersebut ialah sesi IV yang bertujuan
untuk melatih klien untuk bercakap-cakap topik tertentu (Anna Keliat,
2011).
Jadi dapat disimpulkan terapi aktivitas kelompok merupakan suatu
terapi yang dilakukan bersama kelompok untuk meningkatkatkan
kemampuan sosialisasi dengan pasien yang lain maupun dengan
lingkungan sekitarnya mulai dari sesi 1 sampai sesi 7.
2. Komponen Terapi Aktivitas Kelompok
Sosialisasi
Komponen kelompok terdiri dari delapan aspek (Keliat, 2014) yaitu
sebagai berikut:
a. Struktur Kelompok
Struktur kelompok menjelaskan batasan komunikasi, proses
pengambilan keputusan dan hubungan otoritas dalam kelompok.
Struktur kelompok menjaga stabilitas dan membantu pengaturan pola
perilaku dan interaksi. Struktur dalam kelompok diatur dengan adanya
pemimpin dan anggota, arah komunikasi dipandu oleh pemimpin,
sedangkan keputusan diambil secara bersama (Keliat, 2014).
b. Besaran Kelompok Jumlah
Jumlah anggota kelompok yang nyaman adalah kelompok kecil yang
anggotanya berkisar antara 5-10 orang. Anggota kelompok terlalu
besar akibatnya tidak semua anggota mendapat kesempatan
mengungkapkan perasaan, pendapat, dan pengalamannya, jika terlalu
kecil tidak cukup variasi informasi dan interaksi yang terjadi. Pada
penelitian ini subjek yang digunakan yaitu berjumlah 5 subjek (Keliat,
2014).

c. Lamanya Sesi
Waktu optimal untuk satu sesi adalah 20-45 menit bagi fungsi
kelompok yang rendah dan 60-120 menit bagi fungsi kelompok yang
tinggi (Keliat, 2014). Biasanya dimulai dengan pemanasan berupa
orientasi, kemudian tahap kerja, dan finishing berupa terminasi.
Banyaknya sesi tergantung pada tujuan kelompok, dapat satu kali atau
dua kali perminggu atau dapat direncanakan sesuai dengan kebutuhan.
d. Komunikasi
Tugas pemimpin kelompok yang terpenting adalah mengobservasi dan
menganalisa pola komunikasi dalam kelompok. Pemimpin
menggunakan umpan balik untuk memberi kesadaran pada anggota
kelompok terhadap dinamika yang terjadi (Keliat, 2014).
e. Peran Kelompok
Pemimpin perlu mengobservasi peran yang terjadi dalam kelompok.
Ada tiga peran dan fungsi kelompok yang ditampilkan anggota
kelompok dalam kerja kelompok, yaitu maintenance roles, task roles,
dan individual role. Maintence role, yaitu peran serta aktif dalam
proses kelompok dan fungsi kelompok. Task roles, yaitu fokus pada
penyelesaian tugas. Individual roles adalah self-centered dan distraksi
pada kelompok (Keliat, 2014).
f. Kekuatan Kelompok
Kekuatan (power) adalah kemampuan anggota kelompok dalam
mempengaruhi berjalannya kegiatan kelompok. Untuk menetapkan
kekuatan anggota kelompok yang bervariasi diperlukan kajian siapa
yang paling banyak mendengar dan siapa yang membuat keputusan
dalam kelompok (Keliat, 2014).
g. Norma Kelompok
Norma adalah standar perilaku yang ada dalam kelompok.
Pengharapan terhadap perilaku kelompok pada masa yang akan datang
berdasarkan pengalaman masa lalu dan saat ini. Pemahaman tentang
norma kelompok berguna untuk mengetahui pengaruhnya terhadap
komunikasi dan interaksi dalam kelompok. Kesesuaian perilaku
anggota kelompok dengan normal kelompok, penting dalam menerima
anggota kelompok. Anggota kelompok yang tidak mengikuti norma
dianggap pemberontak dan ditolak anggota kelompok lain (Keliat,
2014).
h. Kekohersifan
Kekohesifan adalah kekuatan anggota kelompok bekerja sama dalam
mencapai tujuan. Hal ini mempengaruhi anggota kelompok untuk tetap
betah dalam kelompok. Apa yang membuat anggota kelompok tertarik
dan puas terhadap kelompok, perlu diidentifikasi agar kehidupan
kelompok dapat dipertahankan (Keliat, 2014).
3. Tujuan TAK Sosialisasi
Tujuan terapi aktivitas kelompok sosialisasi dibagi menjadi dua yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus:
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan TAKS, diharapkan peserta akan mampu
meningkatkan kemampuan interaksi sosial untuk berhubungan dengan
orang lain dalam suatu kelompok secara bertahap.
b. Tujuan Khusus
Diharapkan setelah mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan ini,
peserta akan mampu:
1) Meningkatkan kemampuan memperkenalkan diri
2) Meningkatkan kemampuan berkenalan dengan peserta lain atau
anggota kelompok
3) Bercakap-cakap dengan anggota kelompok
4) Menyampaikan dan membicarakan topik pembicaraan
5) Menyampaikan dan membicarakan maslah pribadi pada orang lain
6) Meningkatkan kemampuan bekerjasama
7) Mengungkapkan hobby dan pengalaman hidupnya yang
menyenangkan
8) Menyampaikan perasaannya tentang terapi aktivitas kelompok
sosialisasi

4. Aktivitas dan Indikasi TAK Sosialisasi


Terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) terdiri dari tujuh sesi yaitu;
a. Sesi 1: memperkenalkan diri
b. Sesi 2: kemampuan pasien berkenalan
c. Sesi 3: kemampuan pasien bercakap-cakap
d. Sesi 4: kemampuan pasien bercakap-cakap topic tertentu
e. Sesi 5: kemampuan bercakap-cakap masalah pribadi
f. Sesi 6: kemampuan bekerjasama
g. Sesi 7: evaluasi kemampuan sosialisasi (Prabowo, 2014).
G. Evaluasi
1. Evaluasi proses
Evaluasi proses penyuluhan ini, diharapakan:
a. Leader, fasilitator, dan observer melakukan kegiatan sesuai dengan
perannya.
b. Peserta akan dapat berpasrtisipasi aktif terhadap TAKS
c. Peserta akan dapat mengikuti penyuluhan dari awal hingga akhir acara
TAKS
2. Evaluasi hasil
Evaluasi hasil proses penyuluhan ini, diharapkan peserta akan:
a. Meningkatkan kemampuan memperkenalkan diri
b. Meningkatkan kemampuan berkenalan dengan peserta lain
c. Bercakap-cakap dengan anggota kelompok
d. Menyampaikan dan membicarakan topik pembicaraan
e. Menyampaikan dan membicarakan maslah pribadi pada orang lain
f. Meningkatkan kemampuan bekerjasama
g. Mengungkapkan hobby dan pengalaman hidupnya yang
menyenangkan
h. Mengungkapkan perasaannya tentang terapi aktivitas kelompok
sosialisasi
i. Menyampaikan perasaannya tentang terapi aktivitas kelompok
sosialisasi
Lampiran 2 Absensi Peserta TAKT (Setelah Kegiatan TAKT)
Lampiran 3 FotoKegiatan TAKT (Setelah Kegiatan TAKT)

Anda mungkin juga menyukai