Anda di halaman 1dari 6

SKENARIO ROLE PLAY PERAWAT DAN KLIEN APLIKASI FILOSOFIKAL

TEORI JEAN WATSON PADA PENDERITA GANGREN


DM DENGAN RENCANA AMPUTASI

Narator : Mugi
Klien : Tia
Suami Klien : Tisen
Anak dan Perawat Baru : Adith
Perawat UGD dan Ruangan :Intan
Ners : Rizky

SITUASI 1 (Di Ruang UGD)


Narator :
Seorang artis sinetron Ny. Amila datang ke UGD RS P. Diantar oleh 2 orang anak ( Dwi
& Martiningsih ) dan suaminya dengan keluhan badan terasa lemas, muka pucat dan terdapat
luka ganggren pada ekstremitas bawah sebelah kanan, kondisi luka kehitaman, mengeluarkan
darah serta berbau.. Luka pada kaki mulai timbul sejak 1 minggu yang lalu, tetapi luka tidak
sembuh – sembuh. Selama ini luka dirawat dengan diberi betadin dan dibalut oleh suami atau
anak Ny. Mila sendiri. Ny. Mila mempunyai riwayat DM sejak 2 tahun yang lalu, tidak pernah
control/cek gula darahnya dan hanya mengkonsumsi jamu – jamuan. Dua hari yang laluNy. Mila
merasa badan semakin lemas dan lukanya tambah sakit, sehingga klien tidak bias tidur, Awalnya
klien tidak mau dibawa ke rumah sakit, tetapi karena sudah tidak tahan terhadap nyeri di lukanya
akhirnya klien mau di bawa ke RS. Dan keluarga membawa Ny. Mila ke RS. Satria

DIALOG
Suami Klien : “ Sus, tolong istri saya sus ............”
Klien ( Ny. Mila ): merintih , hehe…..eh…..eh….., sakit, sakit, aduh, aduh
Perawat UGD : ( Sambil menyiapkan alat – alat untuk memasang infuse , tanpa
melihat kearah pak Adam )
“Ia pak, sebentar ya saya ngurus pasien yang lain dulu”,
keluarganya daftar dulu aja pak, pasiennya tiduran deh tuh di
tempat tidur yang pojok kosong
Narator :
Perawat setelah memasang infuse ke pasien lain, kemudian mendatangi ny. Amila dan
keluarganya
Anak :” Ini bu, tolong ibu saya, ibu tadi kesakitan
Perawat UGD : (Perawat UGD langsung memeriksa pasien), Bu ..., Bu....
(perawat memanggil pasien untuk memeriksa kesadaran)
Klien : Eh..., ya bu, saya lemes, kaki saya bu, sakiiiiiiiit,
Perawat UGD : Iya bu ini juga lagi diliat, (sambil ngegerutu perawat ngomong,
pingsan apaan bisa ngomong begini) mana yang sakit bu….., (sambil melihat
lukanya, perawat mendengus mengibaskan tangannya karena tercium bau tidak
enak), “ gimana gak sakit bu, lukanya busuk begini “
Narator :
Setelah memeriksa perawat melaporkan kondisi Ny. Amila ke dokter yang bertugas di UGD
setelah itu perawat UGD kembali unuk membersihkan luka klien
Perawat UGD : Sudah berapa lama lukanya ini pak? Lalu DM istri bapak sering kambuh?
Suami klien : “Belum lama kok bu lukanya,baru 1 minggu yang lalu, hanya gara-gara lecet
kena sandal baru.” Kalau DMnya gak pernah kambuh, kan minum jamu godok
terus pak
Perawat UGD : Itu namanya gak pernah kontrol
“Kalau begitu, kami konsulkan ke dokter ahli bedah”, sekarang ibu dirawat dulu
di ruang perawatan bedah ya bu, nanti ibu diantar oleh petugas sekalian bapak
bisa cari kamar dulu ya, ibunya tunggu aja di sini

Narator :
Setelah mendapatkan kamar, klien di antar ke ruang perawatan

SITUASI II (Di ruang Perawatan)


Narator :
Di ruang perawatan kelas 1 yang berisi 2 bed, tempat Ny. Amila dirawat. Terjadi percakapan
antara Ny. Amila dan perawat
Perawat Ruangan : Ibu, nanti ibu dirawat oleh dokter bedah ya bu, sebentar
dokternya saya hubungi.
Kemudian dokter bedah datang dan Klien diperiksa oleh dokter spesialis Bedah
Perawat Ruangan: Ibu tadi sudah diperiksa dan diberikan penjelasan oleh dokter bedah bahwa
keadaan ibu ini sudah sangat parah jadi besar kemungkinan dapat diamputasi
Anak : “ diamputasi, dipotong ya dok, kok diamputasi?”
Klien : APA BU( tiba – tiba pasien bangun dari tidurnya ),“Aduh, jangan bu, saya gak
mau, pokoknya gak mau”
Anak : “Kasihan dok ibu saya, ibu saya kan artis, ntar gak bisa tampil lagi di TV
Suami : “masih ada cara lain tidak bu ?”
Perawat Ruangan: Karena agar lukanya tidak menyebar pak dokter bedah menyarankan untuk
diamputasi
Klien : Pak.... pulang aja ya pak, aku gak mau di amputasi, aduh, gimana
pak....,pulang aja ya pak

Setelah diperiksa dokter datang perawat yang belum tahu pembicaraan klien dengan dokter,
perawat tersebut melakukan perawatan luka. Selesai tindakan klien dan keluarga bertanya :

Perawat Baru: Ibu, sekarang lukanya saya tutup dulu ya bu, agar lukanya tidak kotor sambil
menunggu tindakan lain untuk mengatasi luka

Klien : “Pak, bagaimana kaki saya , emang satu – satunya cara harus diamputasi
ya....
Perawat Baru: “Kalau lihat lukanya sih memang agak berat, tetapi ada kok yang lebih berat dari
ini sembuh “
Suami Klien : “Masa sih, benar tuh pak, kok kata dokter suruh dipotong !”
Perawat Baru : ya begitu pak, tapi kondisi tiap pasien kan beda – beda, ada yang cepet sembuh,
ada yang lama, apalagi pasien yang gak patuh
Klien : Pak kita pulang saja pak, bapaknya nakut – nakutin aku semua,
Perawat Baru maaf ibu saya gak nakut – nakutin, memang seperti itu, maaf ya bu saya harus
kembali ke kantor perawatan sudah mau operan.
Suami klien : Pak saya menjadi tidak tenang di rawat di sini, saya kesini ingin mendapat
pelayanan yang baik, tapi apa yang saya & istri saya dapatkan ( dengan nada
tinggi )

Kejadian tersebut didengar oleh perawat Ners sebagai penanggung jawab ruangan , dan
perawat Ners menghampiri kamar klien tersebut.

Ners :”Selamat siang bu, pak, Ada yang bisa saya bantu pak, bu?”, sepertinya ada yang
tidak menyenangkan yang bapak & ibu rasakan,
Suami :” Begini pak, kami bingung, mau diapakan istri saya? Dokter bilang kakinya
harus diamputasi, sedangkan pak perawat tadi bilang katanya ada pasien yang
lebih parah dari istri saya bisa sembuh, tapi ditanya lagi tambah gak jelas.gimana
sih ini ( bikin bingung aja )”
Klien : Pak, saya pulang aja deh, saya udah sakit, susternya dari tadi judes- judes,
tambah sakit saya, coba pak..., siapasih yang mau diamputasi, bapak mau, gimana
coba kalau bapak jadi saya, pekerjaan saya ini perlu tubuh yang sempurna,
gimana karier saya nanti

Sementara ners mendengarkan keluhan klien & suaminya , sambil sekali – kali mengangguk,
dan mengusap – usap bahu klien.
Ners : Ibu, saya lihat lukanya dulu ya bu ( kemudian Ners melihat luka yang ada di
kaki klien ), sambil melihat kaki klien Nes Berkata : “ ibu, tadi dokter mengatakan
harus diamputasi kaki ibu “
Klien : Ya pak, apa harus begitu
Ners : Sambil memegang bahu klien, Ners mencoba menguatkan klien “ saya bias
merasakan apa yang ibu rasakan, memang berat untuk semua orang jika harus
kehilangan anggota tubuhnya, sekecil apapun itu. Mungkin saya lihat dulu
lukanya ya bu…..( Ners melihat luka klien )
Kalau dilihat lukanya, memang ada pasien yang lebih parah dari ini dan bisa
sembuh, tentunya dengan perawatan luka yang baik dan peran pasien
tersebut.Nanti kami konsultasikan dengan dokter bedah yang merawat ibu, kami
akan diskusikan untuk perawatan luka ibu, kebetulan di ruangan ini kami punya
tim perawatan luka yang kompeten dan sudah banyak pasien yang dirawat dengan
luka gangrene sembuh tanpa harus di amputasi. Tetapi ada juga bu pasien yang
akhirnya harus tetap di amputasi , tentunya dengan pertimbangan ini akan
menyelamatkan diri pasien itu sendiri
Klien : Jadi ….., gak harus di amputasi kan pak?
Ners : Insya allah bu, nanti kita diskusikan dengan dokter bedah ibu yah
Suami klien : Tadi kata ibu harus ada peran serta dari pasien, maksudnya bagaimana pak
Ners : Iya Pak Bu, luka ibu akan kami rawat dengan cara mengganti luka ibu sehari 2 x,
selain mengganti balutan luka ibu juga akan diberikan obat untuk mengatasi
infeksi dan mempercepat proses penyembuhan luka. Proses penyembuhan luka,
bukan hanya dari obat dan perawatan yang baik, tetapi perlu peran dari ibu &
keluaraga untuk tetap menjaga kebersihan luka dan lingkungan, patuh terhadap
program diit yang telah ditetapkan dan ibu juga harus mengikuti terapi yang
sesuai program dokter dan perawt disini.
Klien : Gitu ya pak, bisa sembuh ya pak
Ners : Begini, bu, agar ibu optimis, kebetulan ada pasien yang kondisinya seperti ibu,
sore ini sudah mau pulang, sebentar bu, mungkin pasien tersebut bias berbagi
pengalaman dengan ibu, dan beliau ada di kamar sebelah
Ners pun mengajak klien untuk menemui pasien yang telah sembuh tersebut setelah itu ners
kembali bertanya kepada klien bagaimana pendapatnya mengenai penyakitnya tersebut.
Ners : Nah gimana bu setelah mendengar pengalaman dari ibu......
Klien 1 : Saya lebih tenang pak, saya gak mau di amputasi, saya mau seperti ibu tadi
Ners : Alhamdulillah ibu sudah mulai tenang, kami akan berusaha merawat luka Ibu,
saya minta Ibu bantu dengan berdo’a, semoga usaha kita ini dimudahkan oleh
Allah SWT. Wah ternyata sekarang sudah waktunya serah terima dengan perawat
yang dinas sore, saya kembali ke ruang perawatan dulu ya bu, nanti kalau ada
yang ibu dan bapak ingin tanyakan ibu bisa hubungi kami di ruang perawatan
Klien :” terima kasih pak atas penjelasannya, saya merasa lega karena masih
ada harapan untuk sembuh tanpa diamputasi. Coba….. semua perawat sebaik bapak
ya, pasti semua pasiennya cepet sembuh, adem rasanya denger penjelasan bapak

Ners tersenyum dan kembali ke ruang perawatan dan klien istirahat

Anda mungkin juga menyukai