Anda di halaman 1dari 4

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN DEWASA

Pemain

Perawat : Cristine Welga


Dokter : Delpianus
Pasien : Denrisna
Suami : Dion

Prolog
Ada seorang Ibu yang baru pertama kali melakukan cuci darah. Ibu ini memiliki penyakit
GGK. Dan dia datang ke RS Royal untuk melakukan cuci darah.
Pra Interaksi
Hari ini aku mendapatkan pasien yang baru pertama kali melakukan cuci darah.
Sebenarnya aku kurang bisa berinteraksi dengan orang yang baru ku kenal. Tapi aku harus bisa
bersikap professional walaupun aku kurang bisa berinteraksi dengan dengan orang baru, aku
harus bisa membuat pasienku merasa nyaman dengan tindakan yang akan ku lakukan. Ternyata
pasien ini menderita GGK, berarti Ibu ini harus dilakukan cuci darah seumur hidupnya. Berarti
aku harus bisa membuat Ibu itu merasa nyaman.
Fase Orientasi
Perawat memanggil pasien kemudian menunjukkan tempat tidur pasien tersebut.
Perawat : Ibu Minah! (perawat berteriak memanggil pasien)
Pasien kemudian masuk.
Perawat : Bu Minah?
Pasien : Iya sus, saya Bu Minah.
Perawat : Baiklah bu. Nanti tempat Ibu ada disebelah situ ya bu. Tapi sebelum itu bu, ibu
timbang berat badan ibu dulu. Lalu, ibu tulis dikertas ini ya, bu.
Pasien : Kayak mana ngisinya ini sus?
Perawat : di kertas ini ibu tinggal menulis berat badan ibu yang barusan ibu timbang. Trus
yang disebelah sini ibu isi dengan berat badan ibu yang kemarin. Apakah ibu
sudah paham?
Pasien : Ooo baik sus.
Lalu pasien mulai menulis apa yang sudah dijelaskan oleh si perawat. Setelah mengisi kertas
tersebut, sang pasien pergi ke tempat yang sudah ditunjuk oleh si perawat.
Perawat : Selamat pagi ibu, bapak.
Pasien : Selamat pagi sus.
Keluarga : Selamat pagi sus.
Perawat : Saya dengan perawat Cristine Welga, biasa dipanggil Cristine, saya perawat
yang bertugas kepada ibu saat ini. Nah, apa boleh saya tahu nama bapak dan ibu
siapa? Dan senang dipanggil apa?
Keluarga : Saya Dimas keluarga dari ibu ini sus. Biasa dipanggil Dimas juga sih sus. Ini Ibu
Minahasta, biasa dipanggil Bu Minah, sus.
Perawat : Baiklah Bu Minah, Pak Dimas. Apa yang ibu rasakan saat ini?
Pasien : Saya merasa khawatir dan takut sus. Soalnya ini baru pertama kali bagi saya.
Perawat : Ibu tidak perlu khawatir ya bu, karena ini semua untuk kebaikan ibu juga. Ibu
harus teratur melakukan cuci darah ini bu.
Pasien : Baiklah sus.
Perawat : Baiklah, bu. Saya permisi dulu. Saya kebelakang sebentar ingin mengambil alat-
alat yang dibutuhkan.

Fase Kerja
Beberapa menit kemudian, perawat datang membawa troli yang berisikan peralatan yang
dibutuhkan.
Perawat : Nah, bu, pak, sekarang kita mulai ya pemasangannya bu. Ibu santai saja, tidak
usah tegang, rileks bu rileks.
Pasien : (menarik nafas) baiklah sus.
Keluarga : Ini alat apa namanya, sus? (sambil menunjuk alat yang dipegang perawat)
Pasien : Ini Kateter Double Lumen, pak. Kateter double lumen ini sebuah alat yang
terbuat dari bahan plastic PVC yang mempunyai 2 cabang, yang terdiri dari selang
merah dan selang biru, pak.
Keluarga : Trus sus selang merah dan biru itu untuk apa sih sus?
Perawat : Selang merah itu arteri untuk keluarnya darah dari tubuh ke mesin dan selang
biru ini, vena, untuk masuknya darah dari mesin ke tubuh, pak. Apa bapak sudah
mengerti?
Keluarga : Sudah sus, sudah.
Perawat : Baiklah pak, saya mulai pekerjaan saya ke ibu dulu ya pak.
Keluarga : Iya sus, silahkan.
Perawat : Maaf bu, sebelumnya kita harus mengecek berapa tensi ibu sebelum kita
melakukan pemasangannya.
Pasien : Iya silahkan, sus.
Perawat kemudian menensi ibu tersebut.
Perawat : tensi ibu 130/90 ya bu. Sekarang kita mulai pemasangannya ya bu. Ini sedikit
sakit bu, ibu hanya perlu tarik nafas. Kalau boleh, bapak bisa mengajak ibu
berbicara untuk mengalihkan perhatian ibu.
Keluarga : Baik sus.
Perawat kemudian memasang kateter double lumen kepada tangan pasien. Sembari pemasangan
dilakukan, keluarga pasien mencoba mengalihkan perhatian si ibu dengan cara mengajak ibu
tersebut bicara. Tapi kemudian ibu itu merasakan sakit, kemudian perawat meminta agar si
pasien menarik nafasnya panjang, jangan terlalu tegang, dan jahat melihat kearah perawat.
Perawat : Bu tarik nafas, jangan tegang ya bu. Saya sarankan agar ibu tidak usah melihat
ke arah saya bu.
Pasien pun mulai melakukan instruksi si perawat.

Beberapa menit kemudian perawat telah selesai memasang kateter double lumen kepada pasien.
Lalu perawat memberesi semua alat-alatnya, dan mengukur tekanan darah si pasien lagi.
Perawat : Bu kita lakukan pengukuran tensi lagi ya bu.
Pasien : Lagi sus? Tapi kan tadi udah, tapi kenapa ditensi lagi?
Perawat : Biar kita tau bu berapa tensi ibu setelah dipasang kateter ini bu.
Lalu perawat tersebut mengukur tensi si pasien dan memberitahunya. Dan perawat mulai
mengatur mesin dialyzer, mulai dari QB, QD, waktu dia mencuci darah. Sebelum kembali
kebelakang perawat mengisi status pasien. Dia mulai mengisi dari nama pasien sampai berapa
lama waktu penarikan dan tarikan yang akan ditarik si ibu. Kemudian perawat permisi.

Beberapa jam kemudian, dokter pun datang untuk melakukan visit terhadap pasien-pasien.

Dokter : Ibu minah?


Pasien : Iya dok. Saya Bu Minah.
Dokter : (sambil membaca status pasien) berapa timbangannya tadi bu?
Pasien : Kalau tidak salah timbangan saya tadi 55 Kg dok.
Dokter : Kalau kemarin berapa bu?
Pasien : Kemarin 50 Kg dok.
Dokter : Berarti naik 5 Kg ya bu?
Pasien : Ya, dok.
Dokter kemudian mengukur tensi si pasien dan mengisi status pasien dan menandatanganinya.
Sembari mengisi status pasien, dokter memberi nasehat pada pasien mengenai larangan pada
yang dikonsumsinya. Kemudian dokter pun pamit undur pada pasien.

4 jam kemudian, mesin dialyzer Bu Minah berbunyi menandakan waktu pencucian darahnya
sudah berakhir. Kemudian perawat datang dengan membawa peralatannya menuju ke tempat Bu
Minah.
Perawat : Waktu kita sudah habis ya bu. Ibu sudah selesai melakukan cuci darah. Sekarang
saya akan melepas selangnya ya ibu.
Pasien : Baik sus.
Beberapa menit kemudian perawat sudah selesai melepas kateter double lumen pada tangan si
pasien.
Fase Terminasi
Perawat : Nah kita sudah selesai nih bu cuci darahnya.
Pasien : Iya, makasih ya sus.
Perawat : Iya, bu. Tapi bu, pak, tolong batasi minumnya saat di rumah ya pak. Batasi
konsumsi garam. Dan kalau bisa jangan makan makanan yang mengandung garam
ya pak, bu. Dan juga buah, apalagi buah yang banyak mengandung air, seperti
semangka. Buah boleh dimakan ketika sedang cuci darah, itupun harus dibatasi ya
pak, bu. Dan juga sayur, boleh makan sayur, tapi masaknya benar-benar matang
dan udah lembek.
Pasien : Kenapa saya dilarang mengonsumsi makanan yang mengandung banyak air, sus?
Perawat : Biar ibu nanti gak sesak. Karena kalau banyak cairan masuk otomatis akan
terjadi odem. Dan kondisi ibu jadi lemah. Dan pas penarikan dilakukan, ibu bisa
drop dan tensi ibu bisa menjadi rendah. Biar ibu enak dan nyaman pas melakukan
cuci darah.
Pasien : Baik sus. Saya mengerti. Terima kasih ya, sus.
Perawat : Iya bu, sama-sama.
Kalau begitu saya permisi ya bu, pak.
Pasien : Iya sus.

Pasien dan keluarga pun pulang.

Anda mungkin juga menyukai