Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nurjanna

NIM : 04021282126048
Kelas : Reguler A PSIK 2021
Mata Kuliah : Komunikasi Terapeutik dalam Keperawatan
Dosen Pengamu : Zulian Efendi, S. Kep., Ners., M.Kep

Strategi Pelaksanaan Kegawatdaruratan Luka Sobekan Korban Kecelakaan Tunggal

Kondisi Pasien

Seorang pasien korban kecelakaan diantar beberapa bapak-bapak ke IGD dalam kondisi luka
robek besar dibagian lengan bawah sebelah kanan dan paha sebelah kanannya, pasien
diketahui mengalami kecelakaan tunggal, tampak pasien sedikit meringis dan terlihat pula
lukanya tampak dibalut kain dan ada bercak darah dikain tersebut. Keadaan IGD saat itu
dalam kondisi ramai, oleh perawat pasien diminta untuk menunggu sebentar diruang tunggu
selama 15 menit. Belum sampai 15 menit warga yang mengantar pasien mengamuk dan
meminta perawat segera menangani pasien.

Diagnosis Keperawatan:

● Luka Robek

Rencana Keperawatan:

1. Info konsen
2. Perawatan Luka Robek
Tujuan:

● Warga yang mengantar pasien mau bersabar menunggu.

● Luka Robek pada pasien teratasi.

SP Komunikasi

Fase Orientasi : (salam terapeutik, evaluasi/validasi, dan kontrak)

Bapak 1 :”Mba, mba, tolong ini ada korban kecelakaan.”

Perawat 1 :”Mohon maaf Bapak-bapak, karena IGD sedang ramai dan semua tenaga
kesehatan sedang menangani pasien di zona merah, jadi boleh dipersilakan untuk menunggu
terlebih dahulu diruang tunggu dan boleh kepada bapak satunya lagi ikut saya menuju ruang
resepsionis untuk mendaftar.”

(Kemudian, pasien diantar ke ruang tunggu oleh bapak-bapak tadi dan perawat 1 mengantar
bapak 2 berjalan menuju resepsionis dan melakukan pemdaftaran disana sambil membawa
KTP pasien)

Resepsionis :”Selamat siang bapak, apakah ada yang bisa saya bantu?”

Ibu. :”Saya mau mendaftarkan korban kecelakaan mba.”

Resepsionis :”Baik pak, atas nama siapa? Umur berapa dan bisa tolong sertakan juga
alamatnya?”

Bapak 2 :”Saya kurang tau mbak, tapi ini KTP nya ada di saya (sambil menyerahkan
KTP pasien)".

Resepsionis :”Baik bapak ini saya lihat ya".

(Bapak 2 mengangguk. Setelah menerima KTP tersebut resepsionis mendapatkan data bahwa
nama pasien adalah tuan Jhosua, berumur 28 tahun, beralamat di Jalan Jendral Sudirman,
Bandung, Jawa Barat).

Resepsionis :"Bapak sendiri atas nama siapa pak? Umur dan alamatnya dimana pak?"

Bapak 2 : "Nama saya Asep mba, umur 52 tahun, alamat di Jalan Mawar, Kota Bandung".

Resepsionis :”Baik pak, karena IGD sedang ramai. silakan tunggu diruang tunggu, 15 menit
lagi akan dipanggil.”

Fase Kerja:

(Sebelum sampai 15 menit, keadaan dalam ruang tunggu tampak ricuh)

Bapak 3 : "Ini teh kenapa lama sekali euy, mana ini tenaga kesehatannya, pasien sudah
berdarah-darah begini disuruh nunggu lama sekali." (Dengan nada marah).

Bapak 2 : "Sabar atuh mas, kata perawatnya tadi lagi nangani pasien lain di zona merah."
(Sambil mencoba menenangkan bapak 3).

Bapak 3 :"Zona merah apa?"


Bapak 4 : "Alasan saja itu mas, ini rumah sakitnya tidak becus sama pasiennya, lambat, ini
kali yang beruang yang ditangani duluan". (Juga dengan nada marah).

Bapak 3 : "HEI, ORANG RUMAH SAKIT GIMANA INI KERJA KALIAN, LAMBAT
SEKALI, JANGAN MENTANG-MENTANG KITA MISKIN KALIAN SEENAKNYA
MENDAHULUKAN YANG KAYA! ".

(Keadaan semakin ricuh saat bapak-bapak itu ditegur oleh pasien lain yang menunggu
diruang tunggu karena merasa terganggu dengan suara kerasnya dan bapak-bapak tersebut
terlihat tidak terima. Perawat yang mendengar kericuhan tersebut, akhirnya mencoba untuk
menenangkan keadaan, dengan menyuruh semua orang kembali ketempat duduknya masing-
masing, kemudian perawat mendekati bapak-bapak tadi dan memberikan penjelasan
mengenai keadaan saat ini).

Perawat 1 :"Selamat siang bapak-bapak, saya perawat Nurjanna, perawat yang mengatur
pasien diruang IGD ini, saya izin meminta tolong kepada bapak-bapak untuk tidak membuat
kericuhan karena itu akan mengganggu pasien lainnya pak, dan saya juga izin kepada bapak-
bapak untuk bersabar karena keadaan IGD saat ini sedang ramai, semua tenaga kesehatan
sedang menangani pasien di zona merah. Jadiz di Instansi Gawat Darurat (IGD) ini ada 3
triase pak, triase itu sistem penanganan pasien gawat darurat berdasarkan cedera yang
mengancam jiwanya, triase ini dibagi menjadi 4 zona pak, zona merah pasien gawat dan
darurat, zona kuning gawat namun tidak darurat, zona hijau tidak gawat dan tidak darurat,
terakhir zona hitam untuk pasien meninggal dunia. Jadi untuk masnya karena lukanya masih
bisa ditahan dan keadaan IGD juga sedang ramai jadi masnya diletakkan penanganannya di
zona kuning jadi kami tahan terlebih dahulu penanganannya kurang lebih selama 30 menit.
Kemudian, mohon maaf bapak-bapak, untuk kalimat bapak yang mengatakan kami hanya
memprioritaskan pasien yang kaya itu tidak benar ya pak, yang benar kami memprioritaskan
pasien gawat darurat yang berada di zona merah terlebih dahulu yang harus segera ditangani
sesegera mungkin, jadi seperti itu bapak." (Bapak-bapak tadi hanya diam dan menunduk).

Perawat 1 : "Baiklah bapak, semoga penjelasan dari saya bisa bapak-bapak terima dan coba
renungkan".

Bapak 4 :"Kami mohon maaf ya mba atas kericuhan yang kami buat."

Bapak 3 : Saya juga minta maaf ya mba perawat."

Perawat 1 : "Tidak apa-apa pak, semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi ya pak".
(Tak lama kemudian, resepsionis memanggil nama pasien).

Resepsionis : "Atas nama tuan Jhosua, silakan menuju ke bankar 3".

(Kemudian pasien dibantu dan bapak-bapak tadi menuju bankar 3).

Perawat 2 : "Selamat siang mas Jhosua, saya Perawat Anna yang akan merawat luka mas
Jhosua".

(Perawat mulai melakukan perawatan Luka pada luka sobekan tuan Jhosua, namun sebelum
itu, perawat Anna meminta bapak-bapak yang mengantar pasien untuk keluar dari ruangan
terlebih dahulu dan menutup gorden. Kemudian perawat mulai melakukan perawatan Luka
sobekan pasien , perawat memulainya dengan mencuci tangan dan memakai handscoon.
Setelah selesai melakukan perawat luka, perawat membereskan alat dan tidak lupa mencuci
tangan. Kemudian perawat meminta satu orang yang mengantar pasien atas nama Bapak
Asep masuk ke dalam ruangan).

Perawat 2 :”Ini benar dengan Bapak Asep?".

Pak Asep :"Iya bener mba".

Perawat 2 : "Boleh diceritain Pak, Kronologi kecelakaannya?".

Pak Asep :"Dia teh kecelakaannya tunggal, waktu kecelakaannya teh siang mba sekitar jam
12 habis Dzuhur gitu, dia teh jatuhnya sendirian mbak kayaknya ngantuk di jalan, luka itu
tangan sama kakinya ey, sobek dan besar juga mba akhirnya sama warga teh ditolong terus
dianter ke rumah sakit ini karena deket sama tempat kejadian".

Perawat 2 :"Apakah benar seperti itu mas kejadiannya?"

Pasien :"Bener mba, saya ngantu pas dijalan, terus ada batu didepan ndak keliatan, akhirnya
motornya oleng mba untung ada bapak-bapak ini jadi saya ditolongin mba".

Perawat 2 :"Kepada Pak Asep, apakah setelah jatuh mas Jhosua di berikan pertolongan
pertama?"

Pak Asep :"Ada mba, pas mas Jhosua jatuh segera kami bawa ke pinggir dan lukanya kami
kasih air terus dibalut pakai kain".

Fase Terminasi (Evaluasi Validasi, Rencana Tindak Lanjut, Kontrak)


Perawat 2 :"Baik kepada Pak Asep terimakasih atas informasinya dan kepada mas Jhosua
bagaimana perasaannya apakah nyerinya sakit sekali".

Pasien :"Masih sus, tapi masih bisa ditahan".

Perawat 2 :"Kepada mas Jhosua ini sebenarnya sudah boleh langsung pulang tetapi nanti
tunggu sekitar 2 jam lagi karena kami mau lihat terlebih dahulu bagaimana perkembangan
lukanya, jadi kepada mas Jhosua disarankan untuk tidak banyak bergerak terlebih dahulu dan
mungkin setelah ini jika dirasa nyerinya masih sangat terasa Pak Asep bisa memanggil saya
untuk diberikan penanganan nyeri".

Pasien dan Pak Asep :"Baik Mba, terimakasih banyak mba".

Perawat 2 :"Terimakasih kembali mas, pak, saya permisi dulu, Selamat Siang".

Anda mungkin juga menyukai