SCENE 1
Suatu pagi dirumah keluarga bapak Primanda dan ibu Ambarwati, anak
perempuan semata wayangnya yang bernama Rosita , mengidap penyakit Diabetes
Melitus. Tibalah seorang perawatyang dipanggil oleh orang tua Rosita untuk
mengontrol keadaan luka.
Di kamar
Perawat 1 : “selamat pagi, mbak Rosita “
Pasien : “ iya saya sus. “
Perawat 1 : “ bagaimana kabarmu hari ini ? “
Pasien : “ akhir-akhir ini saya merasa sedikit pusing, pandangan
semakin kabur, dan beberapa hari yang lalu saya jatuh di kamar mandi tapi luka
saya belum sembuh.”
Perawat 1 : “ boleh lihat lukanya ? “
Pasien : “ boleh” (sambil menunjukan lukanya yang ada pada kaki kiri)
Kemudian perawat 1 mengambil alat tes gula darah. Dan ternyata hasil tes gula
darah Rosita mengalami kenaikan gula darah.
Perawat 1 : “ bapak, ibu. Saudara Rosita seharusnya segera di rujuk di RS,
kalau tidak segera di tangani penyakitnya akan bertambah parah. Apakah ibu
bersedia ? “
Ibu Ambar : “ Iya saya bersedia demi kesembuhan anak saya. “
Perawat 1 : “ baiklah pak bu. Saya pamit karena tugas saya telah selesai.“
Ibu Ambar : “ terima kasih sus. “
SCENE 2
Pada tanggal 21Desember 2016 datang seorang pasien bernama Rosita di
Ruang Penyakit Dalam Melati RS. Sumber Waras, dengan diagnosa medis
Diabetes Melitus dengan luka Gangren di tungkai kaki sebelah kiri.
Tiba-tiba datanglah seorang diri sahabat dari Rosita yang bernama Brynda,untuk
menjenguk Rosita .
Teman : “assalamuallaikum Rosita ?”
Pasien : “waalaikumsallam iya, hallo Brynda sejak kapan kamu
disini?”
Teman : “baru saja aku datang. Bagaimana keadaanmu sekarang,
apakah masih pusing dan bagaimana luka di kaki kirimu?”
Pasien : “alhamdulillahpusingnya sudah tidak sedangkan luka di
kakiku sudah memerah dan segera cepat sembuh.”
Teman : “oh yaudah alhamdulillah, bagaimana kalau kita bahas tentang
tugas kuliah ? Sudah beberapa hari kamu tidak masuk? Banyak sekali tugas yang
telah diberikan oleh dosen.
Pasien : iya aku sudah tau dari grup, tetapi banyak yang kurang jelas.
Teman : lebih baik kamu istirahat dulu dan jangan banyak pikiran.
Supaya penyakitmu tidak bertambah parah.”
Pasien : “iya makasih Brynda. O iya silahkan dimakan dan diminum
hidangan yang ada di meja.”
Teman : “iya makasih Ros, tapi saya harus cepat-cepat pulang karena
dituggu orang tua dirumah. Pamit dulu ya Ros, Assalamualaikum.”
Pasien : “ Sama-sama iya hati-hati di jalan ya Brynda “
Kepala Ruangan :”selamat pagi rekan-rekan, agenda kita pagi hari ini untuk
pasien Rosita adalah melakukan Discharge Planning karena kondisi pasien sudah
membaik dan memungkinkan untuk perawatan dirumah, Bagaimana
persiapan Perawat Esti dari pasien Rosita?”
Perawat 4 :”baik, untuk persiapan discharge planning pada
pasien Rosita sudah siap. Status pasien dan format discharge planning sudah
dipersiapkan.
Untuk masalah pada pasien saat ini adalah luka pada kaki sebelah kiri pasien yang
memungkinkan untuk kambuh kembali sehingga perlu diinformasikan kepada
pasien dan keluraga mengenai diet, tempat kontrol, cara perawatan kaki dirumah,
dan tanda-tanda terjadi kekambuhan dan kegawatan pada pasien”
Kepala Ruangan :”baik, terima kasih untuk Perawat Esti. Untuk coba berkas-
berkas nya saya periksa dulu”
Perawat 4 :”baik mbak ini berkas-berkas nya beserta format discharge
planningnya”
Tahap pelaksanaan
3. perawatan kaki dan mencegah luka baru seperti tidak memakai sepatu yang sempit
harus memakai alas kaki, hindari kulit yang lembab.
mbak sendiri atau bisa dibantu keluarga harus membersihkan kaki dengan sabun
terutama disela-sela jari
Potong kuku jari kaki mengikuti lekukkan jari kaki jangan memotong kuku
berbentuk lurus pada tepinya karena dapat menyebabkan tekanan pada jari-jari
yang berdekatan
Hati-hati saat mengikir tepi kuku yang kasar untuk mencegah kerusakan kuku
Hindari merendam kaki berlama-lama dan mengunakan air panas
Perawat 4 :”bagus sekali mbak Rosita, saya kira mbak cukup paham
dengan apa yang disampaikan oleh perawat. Terima kasih atas kerjasamanya.”
Pasien :”iya sus, sama-sama”
Kepala Ruangan :”baik mbak Rosita, saya kira semua sudah disampaikan dan
mbak sudah paham. Sekarang mbak dan keluarga diperbolehkan untuk bersiap-siap
meninggalkan ruangan ini. Dan kami mohon maaf apabila selama perawatan mbak
disini ada yang kurang. Semoga mbak sehat selalu.”
Pasien :”iya mbak, tidak apa-apa. Terima kasih banyak”
Kepala Ruangan :”iya mbak sama-sama. Selamat siang mbak”
Pasien :”selamat siang”
Tahap penutup