Kedua macam Euthanasia tersebut dapat pula dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Euthanasia aktif;
2. Euthanasia pasif.
Euthanasia aktif, baik atas permintaan maupun tanpa permintaan, dapat dibedakan lagi
menjadi dua macam, yaitu :
1. Euthanasia secara langsung;
2. Euthanasia secara tidak langsung.
a.) Euthanasia Aktif
Pengertian Euthanasia aktif adalah suatu peristiwa dimana seorang dokter atau tenaga
kesehatan lainnya, secara sengaja melakukan suatu tindakan untuk memperpendek atau
mengakhiri hidup seorang pasien.
Seorang dokter melihat pasiennya dalam keadaan penderitaan yang sangat berat,
karena penyakitnya yang sulit disembuhkan, dan menurut pendapat serta perkiraannya,
penyakit tersebut akan mengakibatkan kematian, dan karena rasa kasihan terhadap si
penderita ia melakukan penyuntikan untuk mempercepat kematiannya, maka perbuatan itu
disebut Euthanasia aktif. Dalam hal ini peranan dan tindakan dokter sangat menentukan
bagi mempercepat kematian si pasien, dan dia lah pelaku Euthanasia tersebut.
Pengertian Euthanasia pasif adalah suatu keadaan dimana seorang dokter atau tenaga
medis lainnya secara sengaja tidak memberikan bantuan medis terhadap pasien yang dapat
memperpanjang hidupnya.
Pada stadium lanjut, pasien dengan penyakit kronis tidak hanya mengalami berbagai
masalah fisik seperti nyeri, sesak nafas, penurunan berat badan, gangguan aktifitas tetapi
juga mengalami gangguan psikososial dan spiritual yang mempengaruhi kualitas hidup
pasien dan keluarganya. Maka kebutuhan pasien pada stadium lanjut suatu penyakit tidak
hanya pemenuhan atau pengobatan gejala fisik, namun juga pentingnya dukungan
terhadap kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual yang dilakukan dengan pendekatan
interdisiplin yang dikenal sebagai perawatan paliatif.
Euthanasia aktif merupakan jenis Euthanasia yang dilarang, dan Euthanasia semacam
inilah yang diancam dengan hukuman penjara maksimal 12 tahun penjara sebagaimana
tercantum didalam Pasal 344 KUHP. Sedangkan Euthanasia pasif yang berupa
penghentian atau tidak memberikan pengobatan kepada pasien yang diduga keras tidak
mungkin disembuhkan lagi, apa lagi atas dasar permintaan dari keluarga pasien, tidak
dianggap sebagai tindak pidana dan dengan sendirinya tidak dikenakan hukuman.
Sedangkan tindakan yang extraordinary adalah semua tindakan medis, bedah atau
obat-obatan yang diperoleh atau dilakukan dengan biaya berlebih, susah payah dan
ketidaknyamanan, atau yang apabila dilakukan tidak menawarkan harapan “perbaikan
keadaan” yang wajar. Prinsip Perawatan Paliatif masih melanjutkan perawatan yang
ordinary sebagai bentuk menjaga kualitas hidup pasien, sedangkan perawatan yang
extraordinary yang dirasakan tidak bermanfaat dapat dihentikan karena bertentangan dengan
prinsip Perawatan Paliatif