0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
104 tayangan3 halaman
Essai Pro Kontra Euthanasia.
EUTHANASIA BAGI PENDERITA HIV AIDS
Euthanasia merupakan salah satu tindakan medis yang bertujuan untuk mempercepat kematian seseorang yang berada dalam suatu kondisi yang sangat menyakitkan dan menyiksa atau berada dalam penderitaan hebat akibat penyakit menjelang kematiannya dengan tidak menimbulkan rasa sakit atau meminimalkannya. Euthanasia biasa dilakukan dengan alasan bahwa pengobatan yang diberikan kepada pasien hanya memperpanjang penderitaanya saja, dan pengobatan tersebut tidak mampu mengurangi penyakit yang diderita yang memang sudah parah. Sesungguhnya dalam dunia medis terdapat dua macam euthanasia, yaitu euthanasia aktif dan euthanasia pasif.
Essai Pro Kontra Euthanasia.
EUTHANASIA BAGI PENDERITA HIV AIDS
Euthanasia merupakan salah satu tindakan medis yang bertujuan untuk mempercepat kematian seseorang yang berada dalam suatu kondisi yang sangat menyakitkan dan menyiksa atau berada dalam penderitaan hebat akibat penyakit menjelang kematiannya dengan tidak menimbulkan rasa sakit atau meminimalkannya. Euthanasia biasa dilakukan dengan alasan bahwa pengobatan yang diberikan kepada pasien hanya memperpanjang penderitaanya saja, dan pengobatan tersebut tidak mampu mengurangi penyakit yang diderita yang memang sudah parah. Sesungguhnya dalam dunia medis terdapat dua macam euthanasia, yaitu euthanasia aktif dan euthanasia pasif.
Essai Pro Kontra Euthanasia.
EUTHANASIA BAGI PENDERITA HIV AIDS
Euthanasia merupakan salah satu tindakan medis yang bertujuan untuk mempercepat kematian seseorang yang berada dalam suatu kondisi yang sangat menyakitkan dan menyiksa atau berada dalam penderitaan hebat akibat penyakit menjelang kematiannya dengan tidak menimbulkan rasa sakit atau meminimalkannya. Euthanasia biasa dilakukan dengan alasan bahwa pengobatan yang diberikan kepada pasien hanya memperpanjang penderitaanya saja, dan pengobatan tersebut tidak mampu mengurangi penyakit yang diderita yang memang sudah parah. Sesungguhnya dalam dunia medis terdapat dua macam euthanasia, yaitu euthanasia aktif dan euthanasia pasif.
Euthanasia merupakan salah satu tindakan medis yang bertujuan
untuk mempercepat kematian seseorang yang berada dalam suatu kondisi yang sangat menyakitkan dan menyiksa atau berada dalam penderitaan hebat akibat penyakit menjelang kematiannya dengan tidak menimbulkan rasa sakit atau meminimalkannya. Euthanasia biasa dilakukan dengan alasan bahwa pengobatan yang diberikan kepada pasien hanya memperpanjang penderitaanya saja, dan pengobatan tersebut tidak mampu mengurangi penyakit yang diderita yang memang sudah parah. Sesungguhnya dalam dunia medis terdapat dua macam euthanasia, yaitu euthanasia aktif dan euthanasia pasif. Euthanasia aktif adalah tindakan dokter mempercepat kematian pasien pada stadium akhir yang menurut perhitungan medis sudah tidak mungkin lagi bisa sembuh dengan memberikan suntikan mematikan ke dalam tubuh pasien tersebut. Sebaliknya euthanasia pasif yaitu tindakan dokter menghentikan pengobatan pasien yang sakit keras dimana secara medis sudah tidak mungkin lagi dapat disembuhkan. Dalam beberapa kasus, euthanasia merupakan keputusan orang-orang terdekat pasien yang tidak kuat melihat pasien berada dalam kondisi yang sangat parah. Namun terkadang, permintaan mengakhiri hidupnya juga datang dari pasien itu sendiri karena merasa tidak sanggup menahan sakit dan merasa kasian pada keluarga yang harus melihat dirinya menderita. Selain dari pihak pasien dan orang-orang terdekatnya, keputusan untuk melakukan euthanasia juga dapat diberikan oleh pengadilan dalam beberapa kasus. Salah satu penyakit yang hingga saat ini belum bisa disembuhkan dan menimbulkan penderitaan yang hebat bagi pengidapnya adalah AIDS. AIDS yang merupakan kumpulan gejala klinis akibat penurunan kekebalan tubuh seseorang karena HIV merupakan sindrom yang mematikan. Pada kasus penderita HIV AIDS stasium akhir yang dalam tubuhnya telah timbul berbagai infeksi yang sudah tidak mungkin untuk diobati sehingga tidak ada harapan hidup lagi, euthanasia merupakan pilihan untuk mengakhiri secara cepat penderitaan yang dirasakan pasien. Menurut deklarasi Lebanon 1981, euthanasia dari sudut kemanusiaan dibenarkan karena merupakan hak bagi setiap pasien yang menderita sakit yang tidak dapat disembuhkan. Namun dokter tidak dapat dengan mudah melakukan euthanasia karena selain dokter terikat dengan kode etik kedokteran bahwa ia dituntut untuk membantu meringankan penderitaan pasien, di sisi lain dokter menghilangkan nyawa orang lain berarti melanggar kode etik kedokteran itu sendiri. Berbagai perdebatan tentang euthanasia bagi penderita HIV AIDS mencuat dan menimbulkan dilema moral. Dari pihak yang setuju terhadap euthanasia bagi penderita HIV AIDS berpendapat bahwa setiap orang memiliki hak untuk menentukan arah hidupnya dan mempertanggungjawabkannya. Siapapun berhak untuk mengontrol tubuhnya dan menentukan kapan dan dengan cara apa ia akan mati. Sama halnya dengan hak seseorang untuk mendapatkan pengobatan, hak yang sama juga dimiliki seseorang untuk tidak menerima pengobatan. Seperti halnya seseorang berhak untuk tidak dibunuh, seperti itu pula seseorang memiliki hak untuk mengakhiri hidupnya terutama jika orang tersebut merasa sangat menderita. Jika dokter membiarkan pasien yang sekarat tetap merasakan penderitaannya lebih lama, hal tersebut merupakan tindakan yang tidak manusiawi karena telah secara tidak langsung menyiksa seseorang. Selain itu, melalui euthanasia pasif seorang dokter tidak berperan secara aktif untuk mengakhiri hidup pasien, melainkan hanya membiarkan pasien tidak memdapatkan pengobatan maupun alat bantu untuk hidup, sehingga hal tersebut tidaklah termasuk suatu pembunuhan. Melalui euthanasia, pasien yang tidak ingin hidup serta tidak memiliki harapan hidup dapat memperoleh keinginannya untuk bebas dari penderitaan dan sekaligus dapat menyediakan fasilitas lebih bagi pasien yang ingin mendapat pengobatan serta ingin tetap bertahan hidup. Hal ini tentu sangat efektif dan menguntungkan banyak pihak. Argumen dari pihak yang menentang adanya euthanasia bagi penderita HIV AIDS sebagian besar mengacu pada hukum agama yang menyatakan bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan. Sehingga manusia tidak berhak untuk mengakhiri hidupnya sendiri sebelum ajalnya tiba. Berusaha mengakhiri hidup sebelum waktunya merupakan tindakan yang mengingkari kuasa Tuhan. Euthanasia dilarang agama karena termasuk dalam kategori pembunuhan sengaja walaupun niatnya baik meringankan penderitaan pasien, karena seseorang tidak akan tahu kondisi tersebut merupakan kondisi terburuk atau masih akan ada harapan ataupun keajaiban. Selain dari kacamata agama, euthanasia juga dianggap bertentangan dengan etika medis. Sumpah Hippocrates menekankan pentingnya melindungi kehidupan, hal ini dapat dilihat dari isi sumpah Hippocrates yang menyatakan ia tidak akan memberikan racun kepada siapapun yang menginginkannya serta tidak akan pernah menasihati siapapun yang menggunakannya. Oleh karena hal tersebut, seorang dokter memiliki tanggung jawab untuk menjaga kehidupan pasiennya, walaupun pasien menghendaki dirinya mati. Selain itu, jika seorang dokter mengabulkan permintaan pasien untuk mendapatkan euthanasia, belum tentu semua pihak terdekat dapat menerima keputusan tersebut. Hal ini dapat mempengaruhi emosi dan kondisi psikologis orang disekitarnya. Dari beberapa argumen tentang tindakan euthanasia, menurut saya hal yang dapat dilakukan pada seorang penderita HIV AIDS yang telah mencapai stadium akhir dan sangat ingin mengakhiri hidupnya adalah pendekatan secara emosional dan spiritual pada pasien serta keluarganya untuk dapat menerima keadaan pasien. Apabila pada kondisi tertentu pasien maupun keluarganya tetap menghendaki adanya euthanasia demi kebaikan bersama, euthanasia pasif dengan menghentikan pengobatan serta alat bantu medis untuk mempertahankan kehidupan dapat dilakukan dengan memperhatikan data medis pasien dan menimbang dengan seksama dampak positif dan negatif yang akan ditimbulkan. Melalui euthanasia pasif seorang dokter tidak memberikan racun ataupun mendahului kehendak Tuhan untuk mengakhiri hidup seseorang, namun hanya membiarkan segalanya terjadi secara alamiah.