Anda di halaman 1dari 5

KOMUNIKASI PSIKOSOSIAL PADA KLIEN KEHILANGAN, KEDUKAAN,

DAN DISTRESS SPIRITUAL

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa (KPA-1422)

Oleh kelompok 4/Kelas C18

Alfiah Shindu 182310101122


Ilany Nandia Chandra 182310101130
Alisa Qudrunnada Rosyida 182310101131

Dosen pembimbing:

Ns. Enggal Hadi K., S.Kep., M.Kep


NIP 760016844

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER

2020
KASUS

Seorang ibu rumah tangga Ny Y berusia 40 tahun yang berprofesi sebagai


pembantu rumah tangga dibawa ke klinik pada tanggal 15 November 2019 pukul
07.00. Klien mengeluh pusing, mual, dan mengalami susah tidur. Pada hasil
pengkajian didapatkan hasil pemeriksaan TD 130/80 mmHg, Suhu 37 0C, N 110
x/mnt, RR 24 x/mnt. Pasien memiliki riwayat hipertensi. Pada saat datang ke rumah
sakit penampilan paisen terlihat rapi dan bersih. Ny Y yang hanya lulusan
pendidikan sekolah dasar baru saja kehilangan suaminya yang berprofesi sebagai kuli
bangunan yang berusia 50 tahun akibat kecelakaan kerja di sebuah proyek dua hari
yang lalu. Klien menunjukan tanda-tanda masalah psikososial yang berlebihan akibat
kehilangan tersebut. Klien menyalahkan dirinya sendiri atas kepergian suaminya dan
merasa bahwa tuhan sudah tidak sayang lagi dengannya. Klien belum siap dengan
kenyataan bahwa ia harus berpisah dengan suaminya dan ia sangat sedih sekali dan
merasa hampa. Akibatnya klien menangis terus, mengurung diri, dan tidak ingin
melakukan aktivitas seperti biasannya. Menurut keluarga klien , klien sering
mengelamun dan mengaku merindukan sosok suaminnya. Klien juga mengaku susah
tidur dan pusing karena sering memikirkan suaminnya. Keluarga dan ketiga anaknnya
sudah berusaha menenangkan ibunnya namun belum berhasil. Saat diwawancarai
klien terlihat gelisah, menangis dan sering menunduk.

1. Tahap oreintasi
Perawat : “Assalammualaikum ibu”
Pasien : “waalaikumsalam “ (tampak sedih dan menjawab dengan nada
rendah)
Perawat : “ibu, bolehkan saya duduk disini”
Pasien : (menganggukan kepala)
Perawat : “perkenalkan ibu, saya perawat mawar yang bertugas pada pagi hari
ini dimulai pukul 07.00-12.00” (sambil mengulurkan tangan). “
sebelumnya dengan ibu siapa ? “
Pasien : “ humairah yasmin“
Perawat : “ senangnya dipanggil siapa ibu?”
Pasien :” yasmin”
Perawat : “baik ibu yasmin, bagaimana keadaanya ibu sekarang? Saya
perhatikan ibu tampak lebih senang menyendiri. Bahkan saya sering
melihat ibu mengeluarkan air mata”. Apakah benar seperti itu bu?”
Pasien : “ saya sangat merasa sedih sus” (mengeluarkan air mata)
Perawat : “ bagaimana kalau kita berbicara tentang apa yang ibu rasakan saat
ini?”
Pasien : “ boleh sus”
Perawat : “kalau boleh saya usulkan, mungkin sekitar 15 menit. Apakah itu
terlalu lama menurut ibu?”
Pasien : (menggelengkan kepala)
Perawat : “ ibu ingin mengobrol dimana?”
Pasien : “ ditaman”
Perawat : “ baik ibu, mari kita ke taman”
2. Tahap kerja
Perawat : “baik ibu, tadi ibu mengatakan ibu merasa sangat sedih. Apa yang
menyebabkan ibu merasakan sangat sedih?”
Pasien : “ saya kehilangan suami saya sus “(nada tinggi dan menangis)
Perawat : “ jadi, ibu merasakan sedih karena suami ibu meninggal. Betul
seperti itu bu?”
Pasien : (menganggukan kepala sambil menangis)
Perawat : “ kalau boleh tahu, suami ibu meninggal karena apa bu” ? ( sambil
memegangi tangan pasien)
Pasien : “kecelakaan ketimpa bangunan sus waktu bekerja. saya tidak
percaya suami saya telah meninggal. Saya yakin suami saya akan
pulang kerumah bersama saya” ( mengingkari).
Perawat : “ baik ibu, saya paham apa yang dirasakan ibu saat ini, wajar jika
kalau ibu menagis, sedih atas kejadian ini. Tetapi apakah dengan ibu
menangis dapat menyelesaikan masalah ?”
Pasien : “ tidak sus, saya sangat sayang kepada suami saya, saya tidak tahu
harus bagaimana lagi kalau tidak ada suami saya. Apakah orang lain
dapat mengembalikan suami saya, kan tidak ada.(marah).
Perawat : “ iya buk, saya mengerti. Tapi coba ibu pikirkan baik-baik, jika ibu
pulang kerumah nanti, ibu tidak akan bertemu dengan suami ibu
karena memang suami ibu sudah meninggal, itu sudah menjadi
kehendak Tuhan yang setiap saat orang lain pasti akan menunggu
giliran untuk dipanggil sang pencipta hanya waktu yang
membedakan bu. Tugas Ibu sekarang tetap semangat dan tetap untuk
mendoakan suami ibu ”
Pasien :” Andai saya tidak menyuruh suami saya bekerja di proyek
bangunan, pasti ini tidak akan terjadi “(tawar-menawar). “ saya sudah
tidak percaya lagi bahwa tuhan sayang dengan saya” (distress
spiritual)
Perawat : “ ibu, hidup dan matinnya seseorang semua sudah diatur oleh sang
maha pencipta. Meninggalnya suami ibu juga merupakan kehendak-
Nya sebagai maha pemiliki hidup. Tidak ada satupun orang yang
dapat mencegahnya, termasuk saya ataupun ibu sendiri”
Pasien : (diam) “ apa yang terjadi pada anak-anak saya saat saya seperti ini
terus”(depresi).
Perawat : “ iyah buk, kasihan anak-anak ibu dirumah, pastinya anak ibu juga
merasakan sedih jika melihat ibunnya sedih, anak ibu perlu kasih
sayang dan perhatian dari ibu, mulai sekarang mari mencoba untuk
menerima keadaan ini dan fokus kepada anak ibu”
Pasien : begitu ya sus, saya akan mencoba “ (menerima)
Perawat : iya ibu, saya sangat mendukung ibu terus. Tetap semangat ibu
(memeluk ibu).
3. Tahap terminasi
Perawat : “ baik ibu, bagaimana perasaan ibu setelah berbicara tentang
masalah ibu tadi?”
Pasien : “ perasaan saya sudah mulai tenang sus”
Perawat : “ alhamdulillah, apakah ibu dapat menjelaskan kembali mengenai
saran yang saya berikan tadi”
Pasien : “saran suster yaitu mencoba menerima keadaan dan fokus kepada
anak-anak saya, karena anak saya butuh kasing sayang dan perhatian dari saya
sus”
Perawat : “betul sekali ibu” (sambil tersenyum). Ibu sudah mendengarkan
saran dari saya dengan baik” . “ saya rasa sudah habis waktunya
sekitar 15 menit bu, bagaimana kalau besok pagi jam 09.00 saya
bertemu ibu lagi untuk mengetahui kondisi ibu, apakah ibu
bersedia?”
Pasien : “iya sus, bersedia
Perawat : “ tempatnya ingin ditaman lagi atau ingin pindah “?
Pasien : “ ditaman saja sus”
Perawat : “ baik ibu, kalau begitu saya antar ibu terlebih dahulu ke kamar lagi
nggih Bu
Pasien : “ Baik Sus.”
Perawat :” Ibu, silahkan istirahat ya. Terimakasih ibu atas waktu dan
kerjasamanya, kalau begitu saya permisi dahulu ya Bu. Assalamualaikum “
Pasien : “iya sus, waalaikumsalam”

Anda mungkin juga menyukai