Anda di halaman 1dari 8

KOMUNIKASI PADA PASIEN DENGAN KELOMPOK KHUSUS: GANGGUAN

TIDUR

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa

oleh
Kelompok 20 / Kelas C 2018
Tanwirotul Afidah 182310101127
Devi Ruchama Saktiningtiyas 182310101141

Dosen Pembimbing: Ns. Enggal Hadi K, S.Kep., M.Kep.


NIP 760016844

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
KASUS
Tn. I (83 tahun) datang ke rumah sakit pada tanggal 07 Juni 2017 karena mengeluh
susah tidur sejak 2 bulan yang lalu, Tn. I mengeluhkan sulit tidur di malam hari dan Tn. I
sering berkeringat pada malam hari di atas jam 01.00. Tn. I mengalami TB paru sehingga Tn.
I harus melakukan pengobatan dan konsumsi obat dan menimbulkan efek samping yang
menyebabkan Tn. I susah tidur. Tn. I mengatakan bahwa ia sedang mengikuti pengobatan di
RS dan mengkonsumsi obat rutin Tb paru selama 6 bulan dan sudah mengkonsumsi obat
tersebut selama 2 bulan. Dengan kondisinya tersebut Tn. I selalu mendapat dukungan dari
keluarga dan Tn. I tidak pernah merasa malu akan penyakitnya tersebut. Usaha Tn. I untuk
dapat tidur, Tn. I menggunakan kipas angin pada malam hari dan Tn. I tidak menggunakan
baju pada saat tidur, dengan seperti itu Tn. I merasa lebih nyaman dan dapat tertidur
meskipun sebentar.

1. Tahap Orientasi
Perawat : “Pemisi Assalamualaikum Bapak” ( sambil tersenyum)
Pasien :“Waalaikumsalam“
Perawat : “Bapak, maaf boleh saya duduk disini”
Pasien : iya, silahkan mbak
Perawat : “Sebelumnya perkenalkan, saya perawat Afi yang bertugas pada pagi hari
ini dari pukul 14.00-21.00”. “ Sebelumnya Bapak bisa sebutkan nama dan
tanggal lahir bapak?“
Pasien : “ Nama saya Imam syafii, tanggal lahir saya 23 Maret 1968”
Perawat : “Bapak senang dipanggil siapa?”
Pasien : ”Imam Mbak”
Perawat : “Baiklah Bapak Imam, bagaimana keadaan Bapak sekarang? Saya
perhatikan bapak Imam tampak lemas dan kurang bersemangat”
Pasien : Iya Mbak, saya lemas karena semalam tidak bisa tidur, berkeringat terus”
Perawat :Seperti itu ya bapak, kemudian apa yang bapak lakukan untuk mengatasi
half tersebut? “
Pasien : “Saya biasanya buka baju dan menggunakan kipas angin supaya bisa tidur”
Perawat : “ Lalu bagaimana sekarang hasilnya bapak? ”
Pasien : “alhamdulillah saya bisa tertidur meskipun sebentar mbak”
Perawat : “alhamdulillah, apa ada usaha lain yang bapak lakukan? “
Pasien : “tidak ada mbak”
Perawat : “ apakah ada keluhan lain bapak? “
Pasien : “ tidak ada mbak”
Perawat : “ Baiklah bapak imam, untuk mengurangi keluhan bapak, saya akan
melakukan massage pada bapak, selain itu saya akan menyiapkan tempat
tidur yang nyaman untuk bapak, ini akan membutuhkan waktu sekitar 15-20
menit, apakah bapak bersedia? “
Pasien : “ Iya mbak saya bersedia”
Perawat : “ Baik Bapak, Untuk tempatnya disini, apakah posisi bapak sudah
nyaman?”
Pasien : “ Sudah Mbak”
Perawat : “ Sebelumnya apakah ada yang ditanyakan bapak? “
Pasien : “ Tidak ada Mbak”
Perawat :” Baiklah, jika tidak ada, saya akan mulai tindakannya ya bapak,
sebelumnya saya akan siapkan alat-alatnya terlebih dahulu”
Pasien : “Iya mbak”
2. Tahap Kerja
(Setelah semua peralatan siap, dan menjaga privasi klien)
Perawat : “Baik bapak, saya akan mulai tindakannya ya bapak”
Pasien : “Iya Mbak”
Perawat : “Jadi Bapak, saya akan melakukan massage dipunggung bapak, sebelumnya
bapak bisa membuka baju sendiri atau perlu di Bantu? “
Pasien : “Saya bisa buka sendiri Mbak”
(Perawat melanjutkan melaksanakan Massage sesuai dental SOP)
3. Tahap Terminasi
(Setelah selesai tindakan dan posisi klien kembali pada posisi semua dengan tempat tidur
yang sudah nyaman)
Perawat : “Baik Bapak Imam, Alhamdulillah tindakan sudah selesai, bagaimana
perasaan Bapak sekarang? “
Pasien : “ alhamdulillah saya merasa lebih nyaman sekarang “
Perawat : “ Alhamdulillah Bapak, terimakasih atas kerjasamanya tadi Bapak sangat
bagus”
Pasien : “ Sama-sama Mbak”
Perawat :”Baik Bapak, sekarang silahkan beristirahat dahulu. Terimakasih atas waktu
dan kerjasamanya, kalau begitu saya permisi dahulu ya Bapak. Nanti jam
19.00 teman saya akan mengecek kondisi Bapak. Assalamualaikum “
Pasien : “Baik sus, waalaikumsalam”
STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE (SOP)
HAND MASSAGE, FOOT MASSAGE, DAN BACK MASSAGE

A. Pengertian
Hand massage adalah memberikan stimulasi di bawah jaringan kulit dengan
memberikan sentuhan dan tekanan yang lembut untuk memberikan rasa nyaman
(Ackley et al, 2008). Foot massage adalah bentuk massage pada kaki yang didasarkan
pada premis bahwa ketidaknyamanan atau nyeri diarea spesifik kaki atau tangan
berhubungan dengan bagian tubuh atau gangguan (Hassani, 2015).
Pijat bermanfaat untuk meredakan stress, menjadikan tubuh menjai rileks,
melancarkan sirkulasi darah dan mengurangi rasa sakit atau nyeri. Efek massage
secara mekanis memiliki kemampuan untuk melatih saraf dan otot tubuh yang
mengarah ke otak sehingga dapat membuat tubuh lebih sehat dan bugar.
B. Tujuan :
Meredakan stress, menjadikan tubuh menjai rileks, melancarkan sirkulasi darah dan
mengurangi rasa sakit atau nyeri
C. Waktu :
20 – 25 menit.
D. Tahap Persiapan
1) Menyiapkan alat dan bahan
Bahan pelicin berupa krem, minyak atau lotion yang aman dan tidak kadaluwarsa
1 buah mangkuk kecil
Selimut
Handuk kering
2) Menjaga lingkungan : atur pencahayaan dan privacy ruangaN
E. Tahap Orientasi
1) Memberikan salam
2) Menjaga privacy klien dengan menutup pintu dan jendela/korden
3) Mengklarifikasi kegiatan back massage
4) Menjelaskan tujuan dan prosedur back massage
5) Memberi kesempatan klien untuk bertanya
6) Informed consent
7) Mendekatkan alat ke klien
8) Minyak pijat dan handuk
F. Prosedur pelaksanaan hand dan foot massage:
1) Pastikan posisi tempat berbaring terasa nyaman. Ambil minyak pijat yang akan
digunakan. Kemudian lapisi permukaan yang akan dipijat dengan handuk lembut
agar tetap bersih dan tidak terciprat minyak pijat.
2) Lakukan proses pemanasan dengan memijat ringan dengan menggunakan minyak
pijat.
3) Peganglah pergelangan tangan, cubitlah sela jari dengan menjepitkan ibu jari dan
telunjuk, lalu tekan area refleks selama 10 kali dengan ujung telunjuk.
4) Posisikan kembali tangan yang memegang dan gunakan teknik merambatkan ibu
jari untuk memijat. Mulailah dari pangkal ibu jari, telunjuk, jari tengah, jari manis
dan kelingking.
5) Perlahan – lahan terapkan teknik menarik jari – jari, dimulai dari ibu jari dan
seterusnya secara bergiliran.
6) Pijat telapak tangan bagian atas atau pangkal ibu jari, tekan menggunakan ibu jari
10 – 15 detik.
7) Lanjutkan dengan merambatkan ibu jari di bagian telapak tangan membuat
beberapa baris pijatan.
8) Peganglah pergelangan kaki, cubitlah / tekan sela jari dengan menjepitkan ibu jari
dan telunjuk, lalu tekan area refleks selama 10 detik dengan ibu jari.
9) Perlahan – lahan terapkan teknik menarik jari – jari, dimulai dari ibu jari dan
seterusnya secara bergiliran. Pijat telapak kaki bagian atas atau pangkal ibu jari,
tekan menggunakan ibu jari dengan menggunakan teknik merambat.
10) Lanjutkan dengan merambatkan ibu jari di bagian telapak kaki bawah
membuat beberapa baris pijatan.
G. Prosedur pelaksanaan back massage
1) Terapis mencuci tangan
2) Menyiapkan krem, minyak atau lotion ke dalam mangkuk kecil
3) Mengatur posisi klien dengan posisi nyaman dan rilexs
4) Membantu klien melepas pakaian
5) Memasang selimut pada bagian tubuh yang tidak diberi massage
6) Mengoleskan krem, minyak atau lotion pada punggung
7) Melakukan gerakan dengan teknik Efflurage warming up massage dengan
streching punggung (mengurut seluruh bagian punggung)
8) Melakukan pemijatan utama dengan memijat secara lembut bagian torakal 10
sampai 12 dan lumbal 1 dengan 60 pijatan dalam satu menit, dalam hal ini peneliti
melakukan tindakan dengan durasi 5 menit.
9) Mengakhiri pemijatan dengan teknik slow down massage (mengurut punggung
kembali)
10) Membersihkan punggung menggunakan air dan sabun bila diperlukan kemudian
dibilas dengan waslap basah dan keringkan dengan handuk.
11) Membantu klien menggunakan pakaian kembali
12) Mencuci tangan
DAFTAR PUSTAKA

Ackley., Ladwig., Swan., & Tucker. 2008. Evidence-Based Nursing Care Guidelines:
Medical-Surgical Intervention. Amerika, Mosby.

Hassani. 2015. The Effect Of Foot Reflexology On Physiologic Indices And Pain Severity
Following Cesarean Delivery. 5 March, 2018
http://docsdrive.com/pdfs/medwelljournals/rjmsci/2015/114-117.

Anda mungkin juga menyukai