Anda di halaman 1dari 11

STRATEGI PELAKSANAAN

PRAKTEK LABORATORIUM

KOMUNIKASI TERAPEUTIK KEPERAWATAN

Dibuat sebagai bahan untuk ujian praktek

Ketrampilan Komunikasi Terapeutik

Dosen penguji : Ibu Yeyet

Disusun oleh

Nur’aini Comala Dewi ( 22090270069 )

Kelas 1B transfer

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
SEMESTER GANJIL 2022-2023
FORMAT
STRATEGI PELAKSANAAN (SP I) KOMUNIKASI

1. Kasus
Seorang pasien datang dengan keluhan muntah-muntah dan buang air besar. Saat ini
kondisinya lemah, turgor kulit turun, mata cowong, tekanan darah 90/70 mmHg.
Pasien mengalami dehidrasi sedang dan direncanakan dilakukan rehidrasi pemberian
terapi intravena.

2. Kondisi Pasien
Data Subjektif :
• Pasien mengatakan muntah lebih dari 3 kali

• Pasien mengatakan BAB cair sudah lebih dari 5 kali


Data Objektif :

• Pasien terlihat lemah


• Turgor kulit menurun
• Mata tampak cowong
• Tekanan darah 90/70 mmHg
3. Diagnosis Keperawatan :
Defisit volume cairan bd dehidrasi sedang
4. Rencana Keperawatan :
Pemberian terapi intravena
5. Tujuan :
Agar volume cairan adekuat, sehingga masalah kekurangan volume cairan dapat teratasi
6. SP Komunikasi
a. Fase Orientasi :
Salam Terapeutik
Perawat : “Assalamualaikum, selamat pagi bu. Perkenalkan saya
Nur’aini Comala Dewi mahasiswa dari Universitas
Muhammadiyah Jakarta, saya yang akan bertugas merawat ibu
pada pagi ini. Saya dinas dari jam 07:00 sampai dengan jam
14:00 ya ibu”

Evaluasi dan Validasi


Perawat : “Bagaimana perasaan ibu pada pagi hari ini bu?
Pasien : “Saya muntah sudah lebih dari 3 kali dan BAB sudah lebih dari 5 kali
terus sus!”
Kontrak Waktu
Perawat : “Baik bu, sesuai dengan arahan dari dokter, pagi ini kita akan
melakukan Tindakan pemasangan infus, tujuannya agar
kebutuhan cairan ibu dapat terpenuhi ya bu. Waktunya sekitar
5-10 menit, tempatnya di sini ya bu, nanti ibu ikuti intruksi
saya saja ya bu! Apa ibu sudah siap?”
Pasien : “Baik suster, saya siap”
b. Fase Kerja
Perawat : “Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap ibu,
dengan kondisi ibu saat ini, tampak muntah-
muntah, mencret, mata ibu terlihat kelelahan
sekali, tekanan darah ibu tidak stabil mungkin ini
karena bapak kekurangan cairan, maka dari itu
dokter menganjurkan untuk dilakukannya
pemasangan infus ya bu!”
Pasien : “Baik sus, saya ikut saja apa pun yang terbaik, yang
sudah dokter anjurkan. Saya merasa sangat lemas
sekali”
Perawat : “Baik ibu saya siapkan alatnya terlebih dahulu ya
bu, kita lakukan tindakannya sekarang ya bu, di
mohon tangan dikepal ya bu. Tidak usah tegang
ya bu rileks saja, Tarik nafas dalam, nanti Ketika
saya tusukan jarum ditangan ibu , jangan di Tarik
ya bu. Bismillahirohmanirohim saya mulai ya bu”
Pasien : “Baik sus”
c. Fase Terminasi
Evaluasi Subjektif/Objektif
Perawat : “Bagaimana perasaan ibu? Mungkin memang sedikit sakit ya bu, tetapi
Tindakan ini dilakukan untuk apa bu tadi yang sudah saya jelaskan? “
Pasien : “Untuk memenuhi kebutuhan cairan saya ya sus?”
Perawat : “Iya ibu, betul sekali”

Rencana Tindak Lanjut :


Perawat : “Baiklah ibu, kalau ibu sudah paham dari
tujuan Tindakan yang tadi sudah kita lakukan, ibu harus istirahat
ya bu”

Kontrak yang akan Datang :


Perawat : “Saya akan datang lagi nanti sekitar pukul
12:00 siang ya bu, untuk memberikan obat
siang ibu. Dan nanti mungkin kita bisa
berbincang-bincang mengenai kondisi ibu,
baik ibu selamat beristirahat”
FORMAT
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KOMUNIKASI

KASUS GANGGUAN FISIK


Seorang remaja wanita umur 18 tahun masuk ke rumah sakit dengan keluhan nyeri
perut hebat. Pasien sudah mendapatkan terapi analgesik dan perawat sudah
mengajarkan teknik relaksasi napas dalam.

Kondisi Pasien : Lemah, pasien hanya terbaring, mobilitas perlu


dibantu, mengeluh nyeri dibagian perut. P = nyeri
disebabkan karena haid, Q = nyeri hilang timbul
biasanya pada saat malam dan saat beraktivitas, R =
dibagian perut, S = skala nyer 7 dari 1-10, T = 15 menit,

Diagnosis Keperawatan : Nyeri Akut


Rencana Keperawatan : Mengajarkan cara mengontrol nyeri jika timbul
Tujuan : Untuk mengurangi nyeri yang dirasakan serta
membuat pasien lebih tenang, dengan mengontrol nyeri
pasien akan bisa meminimalisir nyeri yang dirasakan.

SP KOMUNIKASI
Fase Pra Interaksi
(Mengumpulkan data tentang klien, yaitu melihat, mempelajari status pasien dan
melihat operan atau buku laporan perawat yang tugas sebelumnya)

Fase Orientasi
Salam Terapeutik
Perawat : Assalamualaikum. Selamat pagi, Mba
Perkenalkan nama saya Nur’aini Comala Dewi, mahasiswa dari UMJ,
disini saya yang akan bertugas merawat mba dari jam 08:00 - 12:00
ya. Bisa mba sebutkan nama mba dan tanggal lahir mba (sambil
konfirmasi pada gelang yang dipakai).
Pasien : Putri Rahayu, 4 Maret 2004
Perawat : Mba senangnya dipanggil dengan nama apa?
Pasien : Putri
Evaluasi dan Validasi
Perawat : Baik mba, bagaimana kabarnya pagi ini? Apakah mba semalam bisa
tidur nyenyak atau tidak?
Pasien : Perut saya masih sakit sus
Perawat : Kapan saat nyerinya datang yang mba rasakan?
Pasien : Pada saat malam hari, dan ketika saya beraktivitas

Kontrak Waktu
Perawat : Baik, sesuai waktu yang kita janjikan, hari ini kita akan melatih cara
mengontrol nyeri. Yang bertujuan agar nyeri yang mba rasakan bisa
dikontrol dan meminimalisir nyeri yang mba rasakan. Apakah mba
bersedia dengan tindakan yang akan kita lakukan? kegiatan ini
membutuhkan aktu sekitar 15 menit saja Mba?
Pasien : Baik sus, saya bersedia
Perawat : Apakah ada yang mba tanyakan terlebih dahulu
Pasien : Tidak ada sus.

Fase Kerja
Perawat : Mba, kemarin kita sudah melatih relaksasi nafas dalam dan
memberikan obat nyeri untuk mba, lalu sekarang kita akan melatih
mengontrol nyeri. Caranya dengan memberikan posisi nyaman agar
meminimalisir nyeri
Pasien : Baik sus
Perawat : Mba bisa melakukan posisi semi fowler atau tiduran dengan badan
aga mendongkak ke depan, agar mba rileks. Lalu mba bisa lakukan
teknik relaksasi nafas dalam yang sudah di ajarkan. Apakah mba
masih ingat cara melakukannya dengan benar?
Pasien : Masih ingat sus, caranya tarik nafas dan tahan selama 3-5 detik, lalu
hembuskan selama 3 kali kan sus?
Perawat : Betul. Hebat sekali mba masih mengingatnya. Nanti dibarengkan
dengan posisi rileks mba ya. Saya praktikan terlebih dahulu (perawat
mempraktikannya). Apakah mba sudah paham dengan apa yang saya
praktikan?
Pasien : Oooh, Paham sus.
Perawat : Coba sekarang mba praktikkan (pasien mempraktikannya)

Fase Terminasi
Evaluasi Subjektif
Perawat : Bagaimana perasaan mba setelah mengontrol nyerinya? Apakah
masih nyeri?
Pasien : Sudah aga mendingan sus
Perawat : Kalau saya kasih nilai 1-10, skala nilai nyerinya berapa mba?
Pasien : 4 sus

Evaluasi Objektif
Perawat : Sekarang coba mba praktikkan cara mengontrol nyeri yang tadi saya
praktikkan untuk meminimalisir nyerinya
Pasien : Baik sus (mempaktikkan),
Perawat : Mba hebat sekali

Rencana Tidak Lanjut


Perawat : Baik mba, nanti kalau mba masih sering merasa nyeri, saya ajarkan
teknik relaksasi dengan cara distraksi ya mba
Pasien : Baik sus, saya bersedia
Perawat : Semoga dengan mba bisa mengontrol nyeri cara yang tadi kita
praktikkan, nyerinya bisa berkurang bahkan sampai hilang ya mba
Pasien : Aamiin, terima kasih banyak sus
Perawat : Sama-sama mba.

Kontrak yang akan datang


Perawat : Baik mba, tindakan yang tadi kami pelajari sudah selesai. Apakah
ada pertanyaan mba?
Pasien : Tidak ada sus
Perawat : Jika tidak nanti kita bertemu lagi dan reevaluasi tindakan ya mba,
mba maunya kapan? Jam berapa?
Pasien : Nanti besok pagi bisa sus, jam 8 saja
Perawat : Baik mba, jika tidak ada yang ditanyakan lagi. Saya tinggal ya mba,
nanti jika mba ada butuh bantuan. Nanti mba bisa tekan bell disana ya,
nanti saya atau rekan saya akan menghampiri
Pasien : Iya sus
Perawat : Baik, saya sudahi. Semoga cepat lekas membaik ya mba.
Assalamualaikum
FORMAT
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KOMUNIKASI

KASUS KEBUTIHAN DASAR


Seorang wanita umur 53 tahun masuk ke rumah sakit dengan keluhan tidak mau
makan selama beberapa hari. Pasien selalu merasa mual dan akan muntah jika
dipaksakan untuk makan. Pasien tampaku kurus, pucat, dan lemah. Klien mengeluh
sering pusing dan mata berkunang-kunang.

Kondisi Pasien : Pasien berumur 53 tahun, sering minum alcohol,


berbaring lemah di tempat tidur, terdapat bengkak pada
kaki kanan pasien, pasien merasa mual dan hanya
mampu menghabiskan seperdelapan porsi berat badan
menurun.
Diagnosa Keperawatan : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Rencana Keperawatan : Menjelaskan manfaat makanan bagi tubuh,
mendorong pasien untuk memahami pentingnya nutrisi
bagi tubuh, mendorong pasien untuk mengetahui
keadaan dirinya sendiri terkait kurangnya asupan gizi
yang dimiliki pasien
Tujuan : Meningkatkan pengetahuan pasien mengenai
pentingnya nutrisi bagi tubuh

SP KOMUNIKASI
Fase Pra Interaksi
(Mengumpulkan data tentang klien, yaitu melihat, mempelajari status pasien dan
melihat operan atau buku laporan perawat yang tugas sebelumnya)

Fase Orientasi
Salam Terapeutik
Perawat : Assalamualaikum. Selamat pagi, Bu
Perkenalkan nama saya Nur’aini Comala Dewi, mahasiswa dari UMJ,
disini saya yang akan bertugas merawat ibu dari jam 08:00 - 12:00 ya.
Bisa ibu sebutkan nama ibu dan tanggal lahir ibu (sambal konfirmasi
pada gelang yang dipakai).
Pasien : Dengan Siti Yuniati, 4 Februari 1970
Perawat : Ibu senangnya dipanggil dengan nama apa?
Pasien : Ibu Yuni

Evaluasi dan Validasi


Perawat : Bagaimana kondisi Ibu hari ini? Bagaimana istirahatnya tadi Bu?
Pasien : Istirahatnya cukup menenangkannya namun saya masih merasa mual
dan ingin sekali muntah

Kontrak
Perawat : Baik Ibu, saya mengerti kondisi Ibu, kita sekarang akan bercakap-
cakap lebih lanjut mengenai pentingnya pentingnya nutrisi bagi tubuh,
terutama mengenai asupan gizi Ibu.
Pasien : Iya Bu
Perawat : Bagaimana kalau kita bercakap-cakapnya 10 menit saja Bu? Atau
jika Ibu ingin, kita bisa mengobrol lebih lama lagi. Maksimal 15
menit. Bagaimana Ibu, Ibu bersedia?
Pasien : Bersedia Bu, tetapi cukup 10 menit saja Bu.
Perawat : Baik, karena Ibu telah bersedia, kita berbincang-bincang disini saja
ya Bu. Mengingat kondisi Ibu juga masih lemas, Ibu bersedia?
Pasien : baik Bu.

Fase Kerja
Perawat : Baik Ibu, sekarang kita mulai lagi bercakap-cakapnya ya. Ibu jangan
takut ataupun merasa canggung dengan saya. Sebelumnya Ibu telah
bercerita pada saya bahwa Ibu merasa mual-mual ketika makan, dan
hanya menghabiskan seperdelapan porsi, benar Ibu?
Pasien : Iya Bu.
Perawat : Kalau saya boleh tahu, Ibu tahu manfaat makanan bagi tubuh?
Pasien : Yang saya tahu makanan adalah sumber energy bagi tubuh.
Perawat : Benar Bu, makanan adalah sumber energi yang paling penting bagi
tubuh. Energi dibutuhkan untuk beraktivitas, jika kita tidak makan,
maka kita tidak akan memiliki energi yang cukup untuk beraktivitas
Bu.
Pasien : Mengapa kita merasa lemas Bu?
Perawat : Sebab tubuh kita tidak cukup energi untuk bergerak Bu, kita dapat
menggerakkan tubuh karena kita mempunyai energi yang cukup bagi
tubuh.
Pasien : Selain itu apa fungsi makanan Bu?
Perawat : Disamping itu, makanan juga berguna untuk menjaga kesehatan
tubuh kita Bu.
Pasien : Menjaga bagaimana Bu?
Perawat : Makanan seperti sayuran dan buah-buahan berfungsi sebagai zat
pengatur di dalam tubuh. Dalam sayuran dan buah-buahan terdapat
banyak vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh, misalnya vitamin A,
yang penting bagi kesehatan mata. Disamping itu, juga terdapat
vitamin c yang membantu dalam meningkatkan ketahanan tubuh
terhadap infeksi.
Pasien : Apa sakit itu bisa dicegah melalui makanan Bu?
Perawat : Tentu saja Bu, sakit bisa dicegah apabila daya tahan tubuh kita baik.
Salah satunya dengan mengkonsumsi makanan sehat dan seimbang.
Pasien : Makanan seperti apa dikatakan sehat dan seimbang Bu?
Perawat : Makanan sehat adalah makanan yang mengandung zat-zat yang
dibutuhkan oleh tubuh. Makanan sehat itu mengandung gizi yang
seimbang, yaitu makanan yang sarat gizi dan baik dikonsumsi tubuh.
Makanan sehat dan bergizi seimbang bukan berarti harus mahal dan
enak Bu.
Pasien : Apa ada akibatnya apabila tubuh kita kekurangan zat-zat makanan
Bu?
Perawat : Apabila makanan yang dikonsumsi kurang mempunyai asupan gizi
yang baik maka pertumbuhan tubuh akan menjadi lambat dan mudah
terserang penyakit. Tubuh kita menjadi sering lemas.
Pasien : Seperti saya sekarang ya Bu?
Perawat : Iya Bu.. jadi Ibu paham sekarang mengapa Ibu lemas?
Pasien : Paham Bu.
Perawat : Apa yang menyebabkan Ibu lemas?
Pasien : Saya kekurangan energy, akibat asupan makanan kurang Bu, padahal
saya sedang sakit.
Perawat : Bagus sekali Bu, saya senang Ibu mengerti sekarang.
Pasien : Iya Bu

Terminasi
Evaluasi Subjektif
Perawat : Setelah kita berbincang-bincang, bagaimana perasaan Ibu saat ini?
Pasien : Sudah lebih tenang

Evaluasi Objektif
Perawat : Coba Ibu sebutkan Kembali manfaat makanan bagi tubuh
Pasien : (pasien menjelaskan)
Perawat : Wah, Ibu hebat sekali.

Kontrak waktu yang akan dating


Perawat : Jika nanti ada yang ingin diceritakan atau ditanyakan kepada saya,
Ibu bisa sampaikan pada pertemuan selanjutnya.
Pasien : Baik Bu
Perawat : Pertemuan selanjutnya saya akan melakukan pengukuran vital sign
pada Ibu? Ibu bersedia?
Pasien : Baik, saya bersedia Bu
Perawat : Bagaimana jika pertemuan selanjutnya nanti siang jam 15.00? Ibu
nanti ingin berbicara di mana? ABuah di tempat ini lagi?
Pasien : Boleh, iya disini lagi saja
Perawat : Baik Bu, jika tidak ada yang ditanyakan lagi. Saya tinggal ya Bu,
nanti jika Ibu ada butuh bantuan. Nanti Ibu bisa tekan bell disana ya,
nanti saya atau rekan saya akan menghampiri
Pasien : Iya Bu
Perawat : Baik, saya sudahi. Semoga cepat lekas membaik ya Bu.
Assalamualaikum
Pasien : Terima kasih Bu, waalaikum salam.

Anda mungkin juga menyukai