Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 4

(IPMPLEMENTASI)

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

1. FENTI TRISVIANA (P17240201001)


2. VELLA TIANDANI HARTONO (P17240201008)
3. SINDY PUSPITA PUTRI (P17240201009)
4. ANFATA HIKMATUL SISKA (P17240201018)
5. WINIES APRILIA PAMBAYUN (P17240201019)
6. DINY LARASATI (P17240203029)
SKENARIO 1

ANFATA HIKMATUL SISKA (PERAWAT)

DINY LARASATI (PASIEN)

STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA


TAHAP IMPLEMENTASI

KASUS HIPERTENSI

Tahap Pra Interaksi

Peawat menyiapkan diri dalam menggali perasaan, fantasi dan rasa takut dalam diri sendiri serta
mengumpulkan data.

Tahap Orientasi

Perawat memperkenalkan diri untuk membina rasa percaya serta membuat kontrak (nama, peran,
tanggung jawab dan harapan)

Perawat :”Assalamualaikum, selamat pagi ibu”

Pasien :”Waalaikumsalam, pagi sus”

Perawat :”Baiklah ibu sebelumnya perkenalkan saya perawat Anfata Hikmatul Siska yang
akan memeriksakan keadaan ibu pagi hari ini, saya dinas mulai dari jam 08.00 pagi sampai jam
12.00 siang, sebelumnya apa saya boleh tau nama ibu siapa?”

Pasien :”Nama saya Diny Larasati”

Perawat “Baiklah bu, ibu senangnya dipanggil apa?”

Pasien :”Dipanggil ibu Diny sus”


Perawat :”Baik lah ibu Diny, bagaimana keadaan ibu hari ini? Apa yang ibu rasakan?”

Pasien :”Iya sus, keadaan saya pagi ini terasa pusing, mual dan leher saya terasa berat
sus.”

Perawat :”Oh begitu ya bu. Baiklah ibu untuk mengetahui kondisi ibu saya akan
melakukan tindakan pemeriksaan TTV ibu yang meliputi : TD, nadi, RR dan suhu. Apakah ibu
bersedia?”

Pasien :” Iya sus, saya bersedia”

Perawat :”Baiklah ibu saya persiapkan dahulu ya bu alat-alatnya nanti saya jan 09.00 akan
kembali lagi untuk melakukan pemeriksaan pada ibu.”

Pasien :”Baiklah sus. Terimaksih sus.”

Tahap Kerja

Pada tahap ini perawat sangat efektif berkomunikasi dengan pasien karena perawat akan
menggunakan seluruh kemampuan dalam komunikasi saat menjelaskan tindakan tertentu,
memberikan pendidikan kesehatan, memberikan konseling, menguatkan system pendukung,
meningkatkan kemampuan koping dan sebagainya. Tahap ini merupakan inti dari komunikasi
terapeutik yang dimana pada tahap ini sudah masuk pada pelaksaan rencana yang akan kita
berikan seorang perawat.

Perawat :”Baiklah ibu sesuai kontrak tadi jam 09.00 saya akan memeriksa ibu, dengan
tujuan mengetahui bagaimana perkembangan kondisi ibu, apakah dapat saya lakukan tindakan
sekarang bu?”

Pasien :”Bisa sus, silahkan”

Perawat :”Baik ibu, saya akan memulai dengan memeriksa suhu ibu, bisakah ibu
membuka pakaian bagian atas ibu?”

Pasien :”Iya bias sus”


Perawat :”(Perawat membersihkan ketiak pasien dan meletakkan thermometer diketiak
pasien) bu, suhu ibu 36 derajat ya bu. Selanjutnya saya akan melakukan pemeriksaan pernafasan,
nadi dan TD ibu. Bisakah ibu menjulurkan tangan ibu sebelah kanan bu?”

Pasien :”Iya sus, bisa sus”

Perawat :”(Perawat memeriksakan TD, nadi dan pernafasan pasien) Baiklah bu dari
pemeriksaan saya, pernafasan ibu 29 kali/menit, denyut nadi ibu 86 kali/menit dan TD ibu
180/150 mmHg lebih tinggi dari yang sebelumnya ya bu 120/90 mmHg. Bagaimana bu apa yang
ibu keluhkan sekarang?”

Pasien :”Ini sus kepala saya terasa pusing, itu kenapa ya sus? Apakah itu tak mengapa
sus?”

Perawat :”Tidak apa bu itu masih dalam keadaan wajar karena TD ibu tinggi akan tetapi
seiring dengan waktu pusing yang ibu rasakan perlahan-lahan akan hilang.”

Pasien :”Apakah sebaiknya itu tidak diberikan obat saja oleh dokter sus? Untuk
mengurangi pusing saya.”

Perawat :”Oh iya bu untuk itu nanti sekitar jam 14.00 siang dokter akan memeriksa ibu
dan memberikan resep apabila dibutuhkan obat untuk mengurangi rasa pusing ibu.”

Pasien :”Oh begitu sus baiklah sus. Terimakasih ya sus.”

Perawat :”Sama-sama ibu.”

Tahap Terminasi

Tahap ini adalah merupakan akhir dari pertemuan yang dimana seorang perawat harus terpisah
dengan seorang pasien.

Perawat :”Baiklah bu pemeriksaan sudah selesai, apakah masih ada yang ingin ibu
tanyakan?”

Pasien :”Tidak sus, terimakasih.”


Perawat :”Baiklah jika ibu sudah tidak ingin bertanya lagi, maka saya izin permisi ya bun
anti saya akan sering-sering melihat perkembangan ibu.”

Pasien :”Baiklah sus, terimakasih.”

Perawat :”Permisi bu selamat pagi (perawat meninggalkan ruang pasien)

Pasien :”Iya sus, selamat pagi.”


SKENARIO 2
WINIES APRILIA PAMBAYUN (PERAWAT)

FENTI TRISVIANA (PASIEN)

STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA


TAHAP IMPLEMENTASI

KASUS MENOMETRORAGIA

Tahap Pra Interaksi

Perawat menyiapkan diri dan mengumpulkan data.

Tahap Orientasi

Perawat memperkenalkan diri kepada pasien agar pasien percaya dan membuat kontrak dengan
pasien.

Perawat : “selamat pagi ibu”

Pasien : “pagi sus”

Perawat : “bagaimana keadaan ibu?”

Pasien : “saya merasakan nyeri perut sus”

Perawat : “iya nanti saya akan coba periksa ya bu, baiklah sebelumnya perkenalkan nama
saya perawat Winies Aprilia Pambayun yang akan memeriksa keadaan ibu pagi ini, saya
bertugas mulai dari jam 07.15 pagi sampai jam 14.00 siang nanti ya bu, apakah saya boleh tau
nama ibu siapa?”

Pasien : “nama saya Fenti Trisviana sus”

Perawat : “oh baik ibu, lalu ibu bisa saya panggil siapa?”

Pasien : “panggil bu Fenti saja sus”

Perawat : “oh baik bu Fenti, keluhan apa yang ibu rasakan saat ini?”
Pasien : “saya merasakan nyeri perut dan saya sekarang sedang menstruasi, tetapi
darahnya begitu banyak sudah 9 hari belum juga selesai menstruasi”

Perawat : “biasanya ibu menstruasi berapa hari ya bu?”

Pasien : “paling hanya 6 sampai 7 hari sus”

Perawat : “baiklah apakah ada lagi yang dikeluhkan bu?”

Pasien : “tidak ada sus”

Perawat : “baik ibu, untuk mengetahui kondisi ibu saat ini saya akan melakukan observasi
tentang nyeri dan perdarahan ibu, observasi ini dibutuhkan waktu kurang lebih 1-2 jam untuk
mengurangi nyeri dan perdarahan ibu, apakah ibu bersedia?”

Pasien : “iya sus, saya bersedia”

Perawat : “baiklah ibu saya akan mempersiapkan alat-alatnya terlebih dahulu, nanti saya
jam 09.15 akan kembali lagi untuk melakukan observasi pada ibu”

Pasien : “baik sus”

Tahap Kerja

Perawat : “pagi ibu Fenti”

Pasien : “pagi sus”

Perawat : “sesuai dengan kontrak jam tadi saya akan mengobservasi nyeri dan perdarahan
ibu, dengan tujuan untuk mengetahui keadaan ibu saat ini dan tindakan apa yang seharusnya saya
lakukan”

Pasien : “iya sus”

Perawat : “apakah bisa saya mulai bu Fenti?”

Pasien : “bisa sus, silahkan”

Perawat : “baik bu, saya akan memulai dengan pertanyaan tentang nyeri yang ibu alami,
jadi nyeri seperti apakah yang ibu rasakan saat ini?”

Pasien : “nyerinya seperti diremas-remas sus”

Perawat : “bagian perut manakah yang mengalami nyeri bu?

Pasien : “perut bagian bawah sus”


Perawat : “jika dihitung dengan skala nyeri 1-10, nyeri yang ibu rasakan berada di angka
berapa?”

Pasien : “maaf sus saya belum paham apa yang suster maksut”

Perawat : “jadi begini bu, tingkatan nyeri itu bisa di gambarkan dengan skala nyeri, skala 0
itu tidak nyeri, skala 2 nyeri ringan, skala 4 nyeri yang mengganggu, skala 6 nyeri yang
menyusahkan, skala 8 nyeri hebat dan skala 10 nyeri yang sangat hebat, jadi nyeri yang ibu
rasakan berada di skala nyeri berapa?”

Pasien : “oh begitu ya sus, nyeri yang saya rasakan berada di skala 4 sus”

Perawat : “baiklah ibu Fenti, selanjutnya saya akan mengobservasi perdarahan ibu, jadi
perdarahan pada ibu apakah berbentuk gumpalan atau cair bu?”

Pasien : “terkadang keluar gumpalan sus”

Perawat : “baik ibu, jadi begini, nyeri yang ibu rasakan mungkin kontraksi uterus ibu yang
sangat kuat sehingga meluruhkan darah menstruasi sangat banyak”

Pasien : “oh begitu ya sus”

Perawat : “untuk sekarang saya akan memberikan obat analgesik untuk meredakan nyeri
ibu, diminum sesudah makan ya bu, dan ini ada obat asam traneksamat untuk mengurangi
perdarahan ibu, jika dalam 2 jam nyeri dan perdarahan tidak mereda, ibu disarankan untuk
opname di rumah sakit ini, apakah ada yang ditanyakan bu?”

Pasien : “baik sus, sepertinya tidak ada”

Tahap Terminasi

Perawat : “baiklah ibu jika ibu sudah paham, maka saya izin permisi ya bu, nanti 2jam lagi
saya akan memeriksa nyeri dan perdarahan ibu kembali”

Pasien : “baiklah sus, terimakasih”

Perawat : “sama-sama ibu Sara, permisi”

Pasien : “iya sus, silahkan”


SKENARIO 3
VELLA TIANDANI HARTONO (PERAWAT)

SINDY PUSPITA PUTRI (PASIEN)

STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA


TAHAP IMPLEMENTASI

KASUS ASMA

Tahap Pra Interaksi

Peawat menyiapkan diri dalam menggali perasaan, fantasi dan rasa takut dalam diri sendiri serta
mengumpulkan data.

FASE ORIENTASI

Perawat memperkenalkan diri kepada pasien agar pasien percaya dan membuat kontrak dengan
pasien.

Perawat : “Selamat Siang Mbak.”

Pasien : “Iya Selamat siang.”

Perawat : “Permisi Boleh saya melihat gelang pasien yang ada di tangan mbak?”

Pasien : “Iya boleh, silahkan sus.”

Perawat : “Terimakasih, Apakah mbak bisa menyebutkan namanya ?”

Pasien : “Nama saya Sindy Puspita Putri sus.”

Perawat : “Baiklah, mbak suka di panggil siapa?”

Pasien : “Sindy sus.”

Perawat : “Baiklah mbak Sindy, kalau boleh tahu alamat rumah mbak Sindy dimana ya?”

Pasien : “Alamat saya ada di Ds. Jati Kec. Karangan sus.”


Perawat : “Ohh baik kalau begitu, biar saya klarifikasi, Jadi mbak namanya Sindy Puspita
Putri dan alamat di Ds.Jati Kec.Karangan.”

Pasein : “Iya sus benar sekali.”

Perawat : “Baiklah, Oh iya, sebelumnya perkenalkan nama saya Vella Tiandani Hartono,
mbak bisa panggil saya dengan panggilan Vella. Saya disini dinas mulai pukul
07.00-15.00, hari ini saya akan melakukan pemeriksaan fisik kepada mbak
Sindy, tujuannya yaitu untuk memeriksa perkembangan kondisi tubuh mbak
Sindy saat ini. Untuk waktu yang dibutuhkan sekitar 10-15 menit. Apakah
mbak Sindy bersedia?”

Pasien : “Iya sus saya bersedia.”

FASE KERJA

Perawat : “Baik terimakasih mbak Sindy, hal pertama yang akan saya lakukan yaitu
mengukur suhu badan mbak Sindy, permisi ya mbak”

Pasien : “Baik sus.”

Perawat : “Suhu badan mbak Sindy normal yaitu 36,5 oC. selanjutnya saya akan mengukur
tekanan darah mbak Sindy. Bisakah mbk Sindy mengulurkan tangannya ? ”

Pasien : “Iya sus, silahkan.”

Perawat : “Tekanan darah mbak Sindy 110/70.”

Pasien : “Apakah itu normal sus?”

Perawat : “Iya mbak Sindy, tekanan darah mbak Sindy normal. Sekarang saya Tanya
apakah mbak Sindy merasakan keluhan tertentu?”

Pasien : “Iya sus, kadang kalau saya tidak memakai oksigen nafas saya itu agak sedikit
sesak.”

Perawat : “ Baiklah mbak Sindy, bagaiama kalau sekarang saya memberikan contoh
mengambil nafas yang benar ke mbak Sindy agar sesak mbak Sindy sedikit
berkurang?”

Pasien : “ iya sus”


Perawat : “ baiklah mbak Sindy silahkan ikuti arahan dari saya, pertama posisikan badan
mbk Sindy, bisa duduk bersandar, lalu tarik nafas dalam-dalam, kemudian
hembuskan secara perlahan melalui mulut.”

Pasien : (mempraktekkan)

Perawat : “ Nah benar mbak Sindy, mbk Sindy bisa mengulanginya beberapa kali, sampai
sesak mbk Sindy itu agak berkurang.”

Pasien : “Iya sus”

FASE TERMINASI

Perwat : “ Bagaimana, keadaan mbk Sindy sekarang setelah melakukan treatment


tersebut? “

Pasien : “who iya sus, sesak saya sudah agak berkurang”

Perawat : “ Alhamdulillah kalau begitu mbak, jadi kalau sewaktu-waktu mbk Sindy sesak,
mbak sindy bisa menggunakan treatment tersebut agar sesak mbak Sindy
sedikit berkurang”

Pasien : “iya sus terimakasih arahannya”

Perawat : “sama-sama mbk Sindy, baiklah kalau begitu mbak Sindy sekian dari
pemeriksaan pagi hari ini, nanti sekitar pukul 14.00 siang saya akan melakukan
pemeriksaan kembali kepada mbak Sindy, apakah mbak Sindy bersedia ?”

Pasien : “ iya sus saya bersedia”

Perawat : “ Baiklah mbak Sindy, kalau begitu saya permisi dulu, kalau ada yang mbak
Sindy butuhkan silahkan memencet bel merah yang ada di pojok kanan atas
tempat tidur mbak Sindy, Terimakasih, selamat beristirahat”

Pasien : “iya sus”

Anda mungkin juga menyukai