KEPERAWATAN KOMPLEMENTER
oleh:
KEPERAWATAN KOMPLEMENTER
oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya berupa kemampuan untuk berpikir
serta menganalisis sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Keperawatan
Komplementer yang berjudul “Terapi Alternative Medical System :
Hijamah/Bekam”. Maka hasil analisis materi ini dapat bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembacanya.
Penyusunan tugas ini tentunya tidak lepas dari kontribusi berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ns. Kushariyadi, S.Kep., M.Kep selaku dosen penanggung jawab dan
pembimbing mata kuliah Keperawatan Komplementer,
2. Kelompok 03 Kelas C 2018 Keperawatan Komplemneter secara langsung
membantu dalam penyusunan tugas ini
3. Semua pihak yang secara tidak langsung membantu terciptanya tugas ini yang
tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan tugas ini. Akhirnya penulis berharap, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Penyusun
KONSEP TEORI
A. Definisi
Bekam atau hijamah merupakan suatu metode pengobatan yang sudah
dikenal sejak jaman dahulu. Berawal dari kerajaan Sumeria, kemudian terus
berkembang sampai Babilonia, Mesir, Saba’ dan Persia. Selanjutnya bekam
juga digunakan oleh umat Islam, kemudian berkembang juga pada jaman Cina
kuno dan di Eropa pada kurun waktu abad ke-18 atau abad ke-13 Hijriyah. Oleh
sebab itu istilah bekam dapat dikatakan beragam sesuai dengan tempat atau
daerah berkembangnya bekam (Nurdiyana 2017).
Dalam bahasa Arab, bekam disebut sebagai hijamah, sedangkan mihjam
dan mihjamah artinya alat bekam yang meliputi semua alat yang dipakai dalam
prosedur bekam, baik itu alat penghisap yang menciptakan tekanan negatif, alat
untuk menyayat kulit permukaan maupun alat untuk mengumpulkan darah
selama proses pembekaman (Wadda’ A Umar, 2010). Hijamah atau bekam
yaitu pengeluaran darah dari kulit dengan jalan penghisapan, kemudian
perlukaan ringan pada kulit bagian luar, kemudian penghisapan kembali,
sehingga darah keluar (PBI, 2017).
Kesimpulan dari beberapa definisi di atas yaitu bahwa bekam
pengeluaran darah dari permukaan kulit perifer dengan jalan penghisapan,
kemudian perlukaan ringan pada kulit bagian luar, kemudian penghisapan
kembali sehingga darah keluar.
Terapi bekam memiliki 2 jenis, diantaranya sebagai berikut (Fallis 2018):
a. Bekam Kering (Hijamah Jaffah)
(Gambar 1. Bekam Kering)
(Rahayuningsih 2014)
Siapkan kain kassa steril dan basahi atau bubuhkan minyak zaitun
secukupnya, lalu oleskan ke kulit yang akan di bekam secara memutar dari
dalam keluar
c. Teknik pembekaman
1. Lakukan pengekopan pada area titik bekam yang sudah disiapkan
(sudah dibaluri minyak zaitun) dengan tarikan disusaikan dengan
kenyamanan dan kondisi serta usia klien
2. Area titik bekam yang sudah dikop dibiarkan sekitar 5 menit
d. Teknik perlukaan
1. Setelah pengekopan berjalan sekitar 5 menit, segera buka kopnya
dengan cara menarik bagaian atasnya di ujung ventilator dan letakkan
kop tadi diatas nierbaken dalam posisi miring dan tidak boleh
meletakkannya dalam posisi tengkurap, bibir dibagian bawah
2. Kop bekam yang sudah digunakan diletakkan pada nampan khusus
lanching device, lancet diletakkan dinierbeken atau temapt yang
terpisah dengan kop bekam
3. Lakukan perlukaan pada area titik bekam dengan mengunakan lancing
device atau pisau bedah
4. Kemudian area titik bekam tadi dikop kembali untuk pengeluaran darah
e. Teknik pembersihan darah
1. Area titik bekam yang sudah dilukai dan dikop dibiarkan beberapa saat
sampai terjadi bendungan lokal yang menyebabkan darah statis keluar
dari kulit dan tertampung didalam gelas kop. Pengekopan untuk
mengeluarkan darah berjalan 3-5 menit
2. Siapkan kasa steril dan letakkan dibawah kop yang menampung darah
3. Buka kembali kopnya dengan hati-hati dan bersihkan darah yang ada
diarea bekam dengan menggunakan kassa steril
4. Kop yang sudah dipakai diletakkan kembali di nierbaken atau mangkok
5. Kassa pembersih darah dibuang ke kantong plastic warna kuning
6. Pembersihan dan pengelapan darah dikulit menggunakan tangan kiri
secara khusus dan jangan di balik-balik antara kanan dan kiri
7. Lakukan pengulangan darah sesuai dengan keadaan dan kondisi klien
f. Finishing proses bekam
1. Area titik bekam yang telah diselesai dibekam di tetesi minyak zaitun
dengan menggunakan kassa steril, diratakan keseluruh area titik bekam
dan tidak boleh keluar dari titik bekam. Biarkan beberapa saat
2. Alat bekam yang sudah digunakan disemprot alkohol, kemudian
masukan dalam larutan klorin yang sudah disiapkan
DAFTAR PUSTAKA
El Sayed, S. M., Al-quliti, A. S., Mahmoud, H. S., Baghdadi, H., Maria, R. A.,
Nabo, M. M., et al. (2014). Therapeutic Benefits of Al-hijamah: in Light of
Modern Medicine and Prophetic Medicine. American Journal of Medical and
Biological Research, 2(2), 46 - 71.
Fallis, A.G. 2018. “Motivasi Bekam Dengan Perilaku Melakukan Terapi Bekam Di
Klinik Ar-Ridho Semarang.” Journal of Chemical Information and Modeling
53 (9): 1689–99.
Hasan, I., Ahmad, T., & Ahmad, S. (2014). Management of Hypertension by Wet
Cupping Therapy (Al-Hijamah) :A Case Study. International Journal of
Pharmacology & Toxicology, 4(1), 24 - 27.
Ridho, A.A. 2012. Bekam sinergis rahasia sinergis pengobatan nabi, medis modern
& tradisional chinese medicine. Solo. Aqwamedika
Sari, R dkk. 2018. Bekam Sebagai Kedokteran Profetik. Depok: Rajawali Pers.
Wahyudi, P.S. 2017. Pengaruh Terapi Bekam Titik Rukhbah Terhadap Nyeri Sendi
Lutut Pada Lansia Di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werdha
jember. Skripsi. Fakultas Ilmu Keperawatan: Universitas Muhammadiyah
Jember.
Yasin, S.A. (2005). Bekam sunnahnabi dan mukjizat medis. Solo : Al-Qowam.
Lampiran SOP
Pengertian Hijamah atau bekam yaitu pengeluaran darah dari kulit dengan
jalan penghisapan, kemudian perlukaan ringan pada kulit
bagian luar, kemudian penghisapan kembali, sehingga darah
keluar (PBI, 2017).
Tujuan a. Menstimulasi sirkulasi darah dan suplai nutrisi ke sel-sel
beta di pankreas
b. Meningkatkan sirkulasi darah di pankreas dan berpengaruh
mengendalikan kadar insulin
c. Mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme usus dari sirkulasi
portal di hati
d. Mengeluarkan berbagai macam zat asam (heksosamin) dari
otot dan jaringan lemak di bawah kulit
e. Menstimulasi sirkulasi darah di otot.
Indikasi a. Kondisi nyeri musculoskeletal
b. Penyakit kardiovaskuler
c. Kondisi hematologi
d. Kondisi dermatologis
e. Penyakit neuropsikiatrik
f. Keganasan
g. Kondisi metabolic
h. Penyakit autoimun
i. Intoksikasi dengan bahan kimia, karsinogen, pestisida dan
senyawa organofosfat, kondisi over dosis obat
Kontraindikasi a. Ibu hamil
b. Anemia berat
c. Perdarahan aktif seperti hemofili
d. Kegagalan sirkulasi atau syok
e. Luka bakar
f. Bayi dan anak kurang dari sama dengan 3 tahun
g. Lansia tidak berdaya
h. Hipotensi
i. Penderita kudis
j. Menstruasi
k. Pengonsumsi obat pengencer darah
l. Leukimia
m. Alergi kulit serius
n. Orang keletihan/lemah
Tahap Kerja
a. Persiapan proses bekam
1. Siapkan ruangan bekam dan sediakan semua alat,
instrument dan perlengkapan bekam
2. Pada tahap ini lancing device sudah disiapkan dengan
kondisi jarum terpasang siap pakai yaitu siapkan jarum
seteril, masukkan ke posisi pada lancing device
kemudian buka bagian kepalanya
3. Setelah terpasang kuat, pasang tutup kepala lancing
device dan siap digunakan
4. Lancet bersama lancing device diletakkan di dressing jar
5. Siapkan kantong plastik untuk penampungan sampah
bekam sebelum mempersiapkan yang lain
6. Untuk penampung limbah infeksius seperti jarum, lancet
dan surgical blade, standartnya ditampung ditempat yang
kokoh, biasanya terbuat dari bahan kardus dengan
lapisan plastik (safety box)
7. Pembekam memakai sarung tangan, masker
kopiah/jilbab, dan apron (celemek)
8. Sarung tangan yang digunakan selama membekam
adalah sarung tangan baru
9. Mintalah klien bekam untuk berbaring atau duduk
dikursi khusus yang dirancang untuk tindakan bekam
b. Penyiapan kulit area bekam dengan minyak zaitun
Siapkan kain kassa steril dan basahi atau bubuhkan minyak
zaitun secukupnya, lalu oleskan ke kulit yang akan di bekam
secara memutar dari dalam keluar
c. Teknik pembekaman
1. Lakukan pengekopan pada area titik bekam yang sudah
disiapkan (sudah dibaluri minyak zaitun) dengan tarikan
disusaikan dengan kenyamanan dan kondisi serta usia
klien
2. Area titik bekam yang sudah dikop dibiarkan sekitar 5
menit
d. Teknik perlukaan
1. Setelah pengekopan berjalan sekitar 5 menit, segera buka
kopnya dengan cara menarik bagaian atasnya di ujung
ventilator dan letakkan kop tadi diatas nierbaken dalam
posisi miring dan tidak boleh meletakkannya dalam posisi
tengkurap, bibir dibagian bawah
2. Kop bekam yang sudah digunakan diletakkan pada
nampan khusus lanching device, lancet diletakkan
dinierbeken atau temapt yang terpisah dengan kop bekam
3. Lakukan perlukaan pada area titik bekam dengan
mengunakan lancing device atau pisau bedah
4. Kemudian area titik bekam tadi dikop kembali untuk
pengeluaran darah
e. Teknik pembersihan darah
1. Area titik bekam yang sudah dilukai dan dikop dibiarkan
beberapa saat sampai terjadi bendungan lokal yang
menyebabkan darah statis keluar dari kulit dan tertampung
didalam gelas kop. Pengekopan untuk mengeluarkan
darah berjalan 3-5 menit
2. Siapkan kasa steril dan letakkan dibawah kop yang
menampung darah
3. Buka kembali kopnya dengan hati-hati dan bersihkan
darah yang ada diarea bekam dengan menggunakan kassa
steril
4. Kop yang sudah dipakai diletakkan kembali di nierbaken
atau mangkok
5. Kassa pembersih darah dibuang ke kantong plastic warna
kuning
6. Pembersihan dan pengelapan darah dikulit menggunakan
tangan kiri secara khusus dan jangan di balik-balik antara
kanan dan kiri
7. Lakukan pengulangan darah sesuai dengan keadaan dan
kondisi klien
f. Finishing proses bekam
1. Area titik bekam yang telah diselesai dibekam di tetesi
minyak zaitun dengan menggunakan kassa steril,
diratakan keseluruh area titik bekam dan tidak boleh
keluar dari titik bekam. Biarkan beberapa saat
2. Alat bekam yang sudah digunakan disemprot alkohol,
kemudian masukan dalam larutan klorin yang sudah
disiapkan
Tahap Terminasi
1. Menanyakan bagaimana keadan klien saat ini
2. Berikan reinforcemnt positif
3. Kontrak waktu selanjutnya
4. Mengucapkan salam
5. Cuci tangan
6. Dokumentasikan
Hal-Hal Yang Perlu Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika akan dilakukan
Diperhatikan bekam Ridho (2012) terkait daerah anggota tubuh yang
dilarang untuk dibekam dan hal lainnya diantaranya yaitu:
a. Lubang alamiah (mata, telinga, mulut, hidung, putting
susu, dubur, dan alat kelamin)
b. Area tubuh yang banyak simpul lima (kelenjar limfe)
c. Area tubuh yang dekat dengan pembuluh besar
d. Bagian tubuh yang varises, tumor, retak tulang, jaringan
luka
e. Sebaiknya dihindari pembekaman setelah pasien
mengalami muntah
f. Diajurkan bekam jangan dilakukan langsung sesudah
makan, melainkan minimal dua jam sesudah makan serta
tidak langsung makan sesudah berbekam, tetapi boleh
minum madu atau minuman yang memulihkan kebugaran
g. Pada penderita dengan kelainan cairan lutut, dalam
pembekaman jangan sampai gelas bekam dipasang pada
daerah yang sakit, melainkan disekitarnya
h. Tidak dianjurkan melakukan bekam terhadap orang yang
kesurupan, terkena sihir, guna-guna dan sebagainya,
kecuali juru bekam yang telah mampu menghadapi kasus-
kasus semacam ini
i. Sebaiknya dihindari pembekaman langsung sesudah
mandi, tetapi dianjurkan mandi air hangat setelah
berbekam
Referensi URL
https://youtu.be/-4NNY-VhBd0
https://youtu.be/oSWyd9SyPyk
Daftar Pustaka