Anda di halaman 1dari 20

TERAPI ALTERNATIVE MEDICAL SYSTEM : HIJAMAH/BEKAM

KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

oleh:

Kelompok 03 Kelas C 2018

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
TERAPI ALTERNATIVE MEDICAL SYSTEM : HIJAMAH/BEKAM

KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

( disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komplementer)


Dosen PJMK : Ns. Kushariyadi, S.Kep., M.Kep.

oleh:

Kelompok 03 Kelas C 2018

Risma Eka Putri Arlyani K. D. 182310101102

Amanda Intan Yesicha 182310101104

Tanwirotul Afidah 182310101127

Andrian Dwi Yuliorofi 182310101129

Sinta Qur'aini 182310101138

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya berupa kemampuan untuk berpikir
serta menganalisis sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Keperawatan
Komplementer yang berjudul “Terapi Alternative Medical System :
Hijamah/Bekam”. Maka hasil analisis materi ini dapat bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembacanya.

Penyusunan tugas ini tentunya tidak lepas dari kontribusi berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ns. Kushariyadi, S.Kep., M.Kep selaku dosen penanggung jawab dan
pembimbing mata kuliah Keperawatan Komplementer,
2. Kelompok 03 Kelas C 2018 Keperawatan Komplemneter secara langsung
membantu dalam penyusunan tugas ini
3. Semua pihak yang secara tidak langsung membantu terciptanya tugas ini yang
tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan tugas ini. Akhirnya penulis berharap, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Jember, 23 Maret 2021

Penyusun
KONSEP TEORI

A. Definisi
Bekam atau hijamah merupakan suatu metode pengobatan yang sudah
dikenal sejak jaman dahulu. Berawal dari kerajaan Sumeria, kemudian terus
berkembang sampai Babilonia, Mesir, Saba’ dan Persia. Selanjutnya bekam
juga digunakan oleh umat Islam, kemudian berkembang juga pada jaman Cina
kuno dan di Eropa pada kurun waktu abad ke-18 atau abad ke-13 Hijriyah. Oleh
sebab itu istilah bekam dapat dikatakan beragam sesuai dengan tempat atau
daerah berkembangnya bekam (Nurdiyana 2017).
Dalam bahasa Arab, bekam disebut sebagai hijamah, sedangkan mihjam
dan mihjamah artinya alat bekam yang meliputi semua alat yang dipakai dalam
prosedur bekam, baik itu alat penghisap yang menciptakan tekanan negatif, alat
untuk menyayat kulit permukaan maupun alat untuk mengumpulkan darah
selama proses pembekaman (Wadda’ A Umar, 2010). Hijamah atau bekam
yaitu pengeluaran darah dari kulit dengan jalan penghisapan, kemudian
perlukaan ringan pada kulit bagian luar, kemudian penghisapan kembali,
sehingga darah keluar (PBI, 2017).
Kesimpulan dari beberapa definisi di atas yaitu bahwa bekam
pengeluaran darah dari permukaan kulit perifer dengan jalan penghisapan,
kemudian perlukaan ringan pada kulit bagian luar, kemudian penghisapan
kembali sehingga darah keluar.
Terapi bekam memiliki 2 jenis, diantaranya sebagai berikut (Fallis 2018):
a. Bekam Kering (Hijamah Jaffah)
(Gambar 1. Bekam Kering)
(Rahayuningsih 2014)

Bekam kering adalah bekam yang tidak dilakukan dengan pengeluaran


darah. Bekam kering ini berkhasiat untuk melegakan sakit secara darurat, atau
digunakan untuk meringankan nyeri pada urat-urat punggung, paha, perut dan
lain-lain. Bekam kering ini cocok untuk orang-orang yang tidak tahan suntikan
jarum, sayatan pisau dan takut melihat darah. Bekam kering cocok untuk
penyakit yang disebabkan karena pathogen panas dan kering.
b. Bekam Basah (Hijamah Rothbah) atau Hijamah Damamiyah

(Gambar 2. Bekam Basah)


(Rahayuningsih 2014)

Bekam basah adalah metode pengeluaran darah kotor (Blood Letting)


dengan cara disayat dengan silet, lanset, pisau bedah atau jarum steril pada
bagian yang dibekam. Bekam basah dilakukan dengan bekam kering dahulu,
kemudian permukaan kulit disayat dengan pisau bedah, lalu disekitarnya
dihisap dengan alat cupping set, hand pump atau tabung lain untuk
mengeluarkan darah dari dalam tubuh.
B. Tujuan
Terapi alternative bekam ini Mimiliki beberapa tujuan, diantaranya sebagai
berikut :
a. Menstimulasi sirkulasi darah dan suplai nutrisi ke sel-sel beta di pankreas
b. Meningkatkan sirkulasi darah di pankreas dan berpengaruh
mengendalikan kadar insulin
c. Mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme usus dari sirkulasi portal di hati
d. Mengeluarkan berbagai macam zat asam (heksosamin) dari otot dan
jaringan lemak di bawah kulit
e. Menstimulasi sirkulasi darah di otot.
C. Indikasi
Adapun Indikasi yang dapat terjadi pada pasien yang dilakukan terapi
bekam, diantaranya sebagai berikut:
a. Kondisi nyeri musculoskeletal
b. Penyakit kardiovaskuler
c. Kondisi hematologi
d. Kondisi dermatologis
e. Penyakit neuropsikiatrik
f. Keganasan
g. Kondisi metabolic
h. Penyakit autoimun
i. Intoksikasi dengan bahan kimia, karsinogen, pestisida dan senyawa
organofosfat, kondisi over dosis obat
D. Kontraindikasi
Adapun Kontraindikasi yang dapat terjadi pada pasien yang dilakukan
terapi bekam, diantaranya sebagai berikut:
a. Ibu hamil
b. Anemia berat
c. Perdarahan aktif seperti hemofili
d. Kegagalan sirkulasi atau syok
e. Luka bakar
f. Bayi dan anak kurang dari sama dengan 3 tahun
g. Lansia tidak berdaya
h. Hipotensi
i. Penderita kudis
j. Menstruasi
k. Pengonsumsi obat pengencer darah
l. Leukimia
m. Alergi kulit serius
n. Orang keletihan/lemah
E. Manfaat
Manfaat bekam secara umum yang dicantumkan dalam buku panduan
pengajaran bekam oleh PBI (2017), yaitu meningkatkan efektifitas
penyimpanan zat makanan dan oksigen karena terbentuknya sel darah merah
yang baru, mengurangi beban kerja limpa, merangsang kerja sistem imun,
mencegah timbulnya penyakit kanker dan infeksi, meningkatkan elastisitas
dinding pembuluh darah, menurunkan resistensi darah, meningkatkan
terbentuknya antioksidan alami, meningkatkan jumlah makrofag,
meningkatkan jumlah sel natural killer dan limfosit T serta menurunkan jumlah
radikal bebas
F. Hal- hal yang perlu diperhatikan
Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika akan dilakukan bekam Ridho
(2012) terkait daerah anggota tubuh yang dilarang untuk dibekam dan hal
lainnya diantaranya yaitu:
a. Lubang alamiah (mata, telinga, mulut, hidung, putting susu, dubur, dan
alat kelamin)
b. Area tubuh yang banyak simpul lima (kelenjar limfe)
c. Area tubuh yang dekat dengan pembuluh besar
d. Bagian tubuh yang varises, tumor, retak tulang, jaringan luka
e. Sebaiknya dihindari pembekaman setelah pasien mengalami muntah
f. Diajurkan bekam jangan dilakukan langsung sesudah makan, melainkan
minimal dua jam sesudah makan serta tidak langsung makan sesudah
berbekam, tetapi boleh minum madu atau minuman yang memulihkan
kebugaran
g. Pada penderita dengan kelainan cairan lutut, dalam pembekaman jangan
sampai gelas bekam dipasang pada daerah yang sakit, melainkan
disekitarnya
h. Tidak dianjurkan melakukan bekam terhadap orang yang kesurupan,
terkena sihir, guna-guna dan sebagainya, kecuali juru bekam yang telah
mampu menghadapi kasus-kasus semacam ini
i. Sebaiknya dihindari pembekaman langsung sesudah mandi, tetapi
dianjurkan mandi air hangat setelah berbekam
G. Prosedur pelaksanaan
Sebelum melakukan tindakan terapi bekam, sebelumnya perlu
memperhatiakan kondisi paseien sesuai dengan indikasi dan kontraindikasi.
Selanjutnya identifikasi identitas klien, kontrak waktu, memposisikan klien
pada posisi yang nyaman dan aman, menyiapkan ruangan agar lebih kondusif.
Tujuan dilakukan hal tersebut untuk menghindari efek semping yang
berbahaya apabila pasien tidak pada kondisi yang baik.
1. Persipan Alat dan bahan:
a. Alat bekam
b. APD (sarung tangan/handscoen, apron)
c. Minyak zaitun
d. Tisu
e. Kassa steril
f. Kantong sampah
2. Fase oriantasi (posisikan pasien, sampaikan tujuan)
Pasien dapat diposisikan senyaman mungkin dapat dengan duduk dengan
pundak menghadap pemeriksa atau berbaring, sampaikan maksud dan
tujuan dari pemriksaan sesuai dengan keluhan yang disampaikan klien,
tetap jaga privasi klien, dan cuci tangan 6 langkah.
3. Menentukan titik ynag akan dilakukan pembekaman
Gambar 3. Salah satu titik pembekaman
Semakin tepat (akurat) dalam menemukan titik bekam, semakin besar
efek kesembuhan yang ditimbulkan. Untuk memperoleh lokasi titik
bekam yang tepat digunakan tiga cara (Fallis 2018):
1) Cara visual
Cara ini dengan melihat secara teliti titik-titik bekam dalam gambar.
Mencocokkan lokasi bekam ini dapat dilakukan secara berpasangan
dengan teman, bisa juga menggunakan cermin.
2) Cara manual dan visual
Dilakukan dengan melihat gambar/lokasi titik bekam. Lalu jari
tangan ditelakkan di daerah tubuh sesuai dengan titik acuan gambar.
Kemudian titik tadi ditekan dengan tangan sesuai dengan titik acuan.
3) Cara kepekaan
Titik bekam punya kepekaan lebih tinggi dibandingkan dengan
bukan titik bekam. Untuk bisa menemukaan titik bekam, pijatlah
daerah-daerah sesui dengan acuan titik bekaam, lalu rasakan
perbedaan antara titk bekam dan titik bukan bekam. Apabila tepat
pada titik bekam, pasien akan meras adanya “sensasi lebih enak” jika
penyakitnya bersifat lemah (hipofungsi), dan merasa “lebih sakit”
jika penyakitnya bersifat kuat (hiperfungsi) (Umar, 2010)
H. Tahap Kerja Pembekaman
a. Persiapan proses bekam
1. Siapkan ruangan bekam dan sediakan semua alat, instrument dan
perlengkapan bekam
2. Pada tahap ini lancing device sudah disiapkan dengan kondisi jarum
terpasang siap pakai yaitu siapkan jarum seteril, masukkan ke posisi
pada lancing device kemudian buka bagian kepalanya
3. Setelah terpasang kuat, pasang tutup kepala lancing device dan siap
digunakan
4. Lancet bersama lancing device diletakkan di dressing jar
5. Siapkan kantong plastik untuk penampungan sampah bekam sebelum
mempersiapkan yang lain
6. Untuk penampung limbah infeksius seperti jarum, lancet dan surgical
blade, standartnya ditampung ditempat yang kokoh, biasanya terbuat
dari bahan kardus dengan lapisan plastik (safety box)
7. Pembekam memakai sarung tangan, masker kopiah/jilbab, dan apron
(celemek)
8. Sarung tangan yang digunakan selama membekam adalah sarung
tangan baru
9. Mintalah klien bekam untuk berbaring atau duduk dikursi khusus yang
dirancang untuk tindakan bekam
b. Penyiapan kulit area bekam dengan minyak zaitun

Siapkan kain kassa steril dan basahi atau bubuhkan minyak zaitun
secukupnya, lalu oleskan ke kulit yang akan di bekam secara memutar dari
dalam keluar

c. Teknik pembekaman
1. Lakukan pengekopan pada area titik bekam yang sudah disiapkan
(sudah dibaluri minyak zaitun) dengan tarikan disusaikan dengan
kenyamanan dan kondisi serta usia klien
2. Area titik bekam yang sudah dikop dibiarkan sekitar 5 menit
d. Teknik perlukaan
1. Setelah pengekopan berjalan sekitar 5 menit, segera buka kopnya
dengan cara menarik bagaian atasnya di ujung ventilator dan letakkan
kop tadi diatas nierbaken dalam posisi miring dan tidak boleh
meletakkannya dalam posisi tengkurap, bibir dibagian bawah
2. Kop bekam yang sudah digunakan diletakkan pada nampan khusus
lanching device, lancet diletakkan dinierbeken atau temapt yang
terpisah dengan kop bekam
3. Lakukan perlukaan pada area titik bekam dengan mengunakan lancing
device atau pisau bedah
4. Kemudian area titik bekam tadi dikop kembali untuk pengeluaran darah
e. Teknik pembersihan darah
1. Area titik bekam yang sudah dilukai dan dikop dibiarkan beberapa saat
sampai terjadi bendungan lokal yang menyebabkan darah statis keluar
dari kulit dan tertampung didalam gelas kop. Pengekopan untuk
mengeluarkan darah berjalan 3-5 menit
2. Siapkan kasa steril dan letakkan dibawah kop yang menampung darah
3. Buka kembali kopnya dengan hati-hati dan bersihkan darah yang ada
diarea bekam dengan menggunakan kassa steril
4. Kop yang sudah dipakai diletakkan kembali di nierbaken atau mangkok
5. Kassa pembersih darah dibuang ke kantong plastic warna kuning
6. Pembersihan dan pengelapan darah dikulit menggunakan tangan kiri
secara khusus dan jangan di balik-balik antara kanan dan kiri
7. Lakukan pengulangan darah sesuai dengan keadaan dan kondisi klien
f. Finishing proses bekam
1. Area titik bekam yang telah diselesai dibekam di tetesi minyak zaitun
dengan menggunakan kassa steril, diratakan keseluruh area titik bekam
dan tidak boleh keluar dari titik bekam. Biarkan beberapa saat
2. Alat bekam yang sudah digunakan disemprot alkohol, kemudian
masukan dalam larutan klorin yang sudah disiapkan
DAFTAR PUSTAKA

El Sayed, S. M., Al-quliti, A. S., Mahmoud, H. S., Baghdadi, H., Maria, R. A.,
Nabo, M. M., et al. (2014). Therapeutic Benefits of Al-hijamah: in Light of
Modern Medicine and Prophetic Medicine. American Journal of Medical and
Biological Research, 2(2), 46 - 71.

Fallis, A.G. 2018. “Motivasi Bekam Dengan Perilaku Melakukan Terapi Bekam Di
Klinik Ar-Ridho Semarang.” Journal of Chemical Information and Modeling
53 (9): 1689–99.

Hasan, I., Ahmad, T., & Ahmad, S. (2014). Management of Hypertension by Wet
Cupping Therapy (Al-Hijamah) :A Case Study. International Journal of
Pharmacology & Toxicology, 4(1), 24 - 27.

Nurdiyana, Tutung. 2017. “Alternatif Pengobatan Pada Masyarakat Banjarmasin.”


Laporan Penelitian. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas
Lambung Mangkurat, Banjarmasin.

Perkumpulan Bekam Indonesia (2017). Paduan Pengajar Bekam. Bidang Diklat


dan Litbang PBI.

Rahayuningsih, dr. Ratna Fitri. 2014. “Bekam / Hijamah.” Histology Department


of UNISSULA.

Ridho, A.A. 2012. Bekam sinergis rahasia sinergis pengobatan nabi, medis modern
& tradisional chinese medicine. Solo. Aqwamedika

Sari, R dkk. 2018. Bekam Sebagai Kedokteran Profetik. Depok: Rajawali Pers.

Umar, Wadda . (2010). Bebas Stroke dengan Bekam . Surakarta : Thibbia

Wahyudi, P.S. 2017. Pengaruh Terapi Bekam Titik Rukhbah Terhadap Nyeri Sendi
Lutut Pada Lansia Di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werdha
jember. Skripsi. Fakultas Ilmu Keperawatan: Universitas Muhammadiyah
Jember.

Yasin, S.A. (2005). Bekam sunnahnabi dan mukjizat medis. Solo : Al-Qowam.
Lampiran SOP

Standar Operasional Prosedur (SOP)


Terapi komplementer alternative medical system: hijamah/bekam

Pengertian Hijamah atau bekam yaitu pengeluaran darah dari kulit dengan
jalan penghisapan, kemudian perlukaan ringan pada kulit
bagian luar, kemudian penghisapan kembali, sehingga darah
keluar (PBI, 2017).
Tujuan a. Menstimulasi sirkulasi darah dan suplai nutrisi ke sel-sel
beta di pankreas
b. Meningkatkan sirkulasi darah di pankreas dan berpengaruh
mengendalikan kadar insulin
c. Mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme usus dari sirkulasi
portal di hati
d. Mengeluarkan berbagai macam zat asam (heksosamin) dari
otot dan jaringan lemak di bawah kulit
e. Menstimulasi sirkulasi darah di otot.
Indikasi a. Kondisi nyeri musculoskeletal
b. Penyakit kardiovaskuler
c. Kondisi hematologi
d. Kondisi dermatologis
e. Penyakit neuropsikiatrik
f. Keganasan
g. Kondisi metabolic
h. Penyakit autoimun
i. Intoksikasi dengan bahan kimia, karsinogen, pestisida dan
senyawa organofosfat, kondisi over dosis obat
Kontraindikasi a. Ibu hamil
b. Anemia berat
c. Perdarahan aktif seperti hemofili
d. Kegagalan sirkulasi atau syok
e. Luka bakar
f. Bayi dan anak kurang dari sama dengan 3 tahun
g. Lansia tidak berdaya
h. Hipotensi
i. Penderita kudis
j. Menstruasi
k. Pengonsumsi obat pengencer darah
l. Leukimia
m. Alergi kulit serius
n. Orang keletihan/lemah

Persiapan Klien dan a. Memastikan identitas klien


Lingkungan b. Kontrak waktu
c. Memposisikan klien pada posisi yang nyaman dan aman
d. Menyiapkan ruangan agar lebih kondusif
Persiapan Alat dan Bahan a. Alat bekam
b. APD (sarung tangan/handscoen, apron)
c. Minyak zaitun
d. Tisu
e. Kassa steril
f. Kantong sampah
Pelaksanaan Tahap Orientasi
1. Mengucap salam
2. Perkenalan nama dan tugas perawat
3. Cek identitas klien
4. Menanyakan keluhan klien
5. Memvalidasi keluhan klien
6. Sampaikan maksud dan tujuan
7. Lakukan kontrak waktu
8. Beritahu klien tindakan akan dimulai
9. Jaga privasi klien
10. Cuci tangan

Tahap Kerja
a. Persiapan proses bekam
1. Siapkan ruangan bekam dan sediakan semua alat,
instrument dan perlengkapan bekam
2. Pada tahap ini lancing device sudah disiapkan dengan
kondisi jarum terpasang siap pakai yaitu siapkan jarum
seteril, masukkan ke posisi pada lancing device
kemudian buka bagian kepalanya
3. Setelah terpasang kuat, pasang tutup kepala lancing
device dan siap digunakan
4. Lancet bersama lancing device diletakkan di dressing jar
5. Siapkan kantong plastik untuk penampungan sampah
bekam sebelum mempersiapkan yang lain
6. Untuk penampung limbah infeksius seperti jarum, lancet
dan surgical blade, standartnya ditampung ditempat yang
kokoh, biasanya terbuat dari bahan kardus dengan
lapisan plastik (safety box)
7. Pembekam memakai sarung tangan, masker
kopiah/jilbab, dan apron (celemek)
8. Sarung tangan yang digunakan selama membekam
adalah sarung tangan baru
9. Mintalah klien bekam untuk berbaring atau duduk
dikursi khusus yang dirancang untuk tindakan bekam
b. Penyiapan kulit area bekam dengan minyak zaitun
Siapkan kain kassa steril dan basahi atau bubuhkan minyak
zaitun secukupnya, lalu oleskan ke kulit yang akan di bekam
secara memutar dari dalam keluar
c. Teknik pembekaman
1. Lakukan pengekopan pada area titik bekam yang sudah
disiapkan (sudah dibaluri minyak zaitun) dengan tarikan
disusaikan dengan kenyamanan dan kondisi serta usia
klien
2. Area titik bekam yang sudah dikop dibiarkan sekitar 5
menit
d. Teknik perlukaan
1. Setelah pengekopan berjalan sekitar 5 menit, segera buka
kopnya dengan cara menarik bagaian atasnya di ujung
ventilator dan letakkan kop tadi diatas nierbaken dalam
posisi miring dan tidak boleh meletakkannya dalam posisi
tengkurap, bibir dibagian bawah
2. Kop bekam yang sudah digunakan diletakkan pada
nampan khusus lanching device, lancet diletakkan
dinierbeken atau temapt yang terpisah dengan kop bekam
3. Lakukan perlukaan pada area titik bekam dengan
mengunakan lancing device atau pisau bedah
4. Kemudian area titik bekam tadi dikop kembali untuk
pengeluaran darah
e. Teknik pembersihan darah
1. Area titik bekam yang sudah dilukai dan dikop dibiarkan
beberapa saat sampai terjadi bendungan lokal yang
menyebabkan darah statis keluar dari kulit dan tertampung
didalam gelas kop. Pengekopan untuk mengeluarkan
darah berjalan 3-5 menit
2. Siapkan kasa steril dan letakkan dibawah kop yang
menampung darah
3. Buka kembali kopnya dengan hati-hati dan bersihkan
darah yang ada diarea bekam dengan menggunakan kassa
steril
4. Kop yang sudah dipakai diletakkan kembali di nierbaken
atau mangkok
5. Kassa pembersih darah dibuang ke kantong plastic warna
kuning
6. Pembersihan dan pengelapan darah dikulit menggunakan
tangan kiri secara khusus dan jangan di balik-balik antara
kanan dan kiri
7. Lakukan pengulangan darah sesuai dengan keadaan dan
kondisi klien
f. Finishing proses bekam
1. Area titik bekam yang telah diselesai dibekam di tetesi
minyak zaitun dengan menggunakan kassa steril,
diratakan keseluruh area titik bekam dan tidak boleh
keluar dari titik bekam. Biarkan beberapa saat
2. Alat bekam yang sudah digunakan disemprot alkohol,
kemudian masukan dalam larutan klorin yang sudah
disiapkan
Tahap Terminasi
1. Menanyakan bagaimana keadan klien saat ini
2. Berikan reinforcemnt positif
3. Kontrak waktu selanjutnya
4. Mengucapkan salam
5. Cuci tangan
6. Dokumentasikan
Hal-Hal Yang Perlu Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika akan dilakukan
Diperhatikan bekam Ridho (2012) terkait daerah anggota tubuh yang
dilarang untuk dibekam dan hal lainnya diantaranya yaitu:
a. Lubang alamiah (mata, telinga, mulut, hidung, putting
susu, dubur, dan alat kelamin)
b. Area tubuh yang banyak simpul lima (kelenjar limfe)
c. Area tubuh yang dekat dengan pembuluh besar
d. Bagian tubuh yang varises, tumor, retak tulang, jaringan
luka
e. Sebaiknya dihindari pembekaman setelah pasien
mengalami muntah
f. Diajurkan bekam jangan dilakukan langsung sesudah
makan, melainkan minimal dua jam sesudah makan serta
tidak langsung makan sesudah berbekam, tetapi boleh
minum madu atau minuman yang memulihkan kebugaran
g. Pada penderita dengan kelainan cairan lutut, dalam
pembekaman jangan sampai gelas bekam dipasang pada
daerah yang sakit, melainkan disekitarnya
h. Tidak dianjurkan melakukan bekam terhadap orang yang
kesurupan, terkena sihir, guna-guna dan sebagainya,
kecuali juru bekam yang telah mampu menghadapi kasus-
kasus semacam ini
i. Sebaiknya dihindari pembekaman langsung sesudah
mandi, tetapi dianjurkan mandi air hangat setelah
berbekam

Referensi URL
https://youtu.be/-4NNY-VhBd0
https://youtu.be/oSWyd9SyPyk

Daftar Pustaka

El Sayed, S. M., Al-quliti, A. S., Mahmoud, H. S., Baghdadi,


H., Maria, R. A., Nabo, M. M., et al. (2014). Therapeutic
Benefits of Al-hijamah: in Light of Modern Medicine and
Prophetic Medicine. American Journal of Medical and
Biological Research, 2(2), 46 - 71.
Hasan, I., Ahmad, T., & Ahmad, S. (2014). Management of
Hypertension by Wet Cupping Therapy (Al-Hijamah) :A Case
Study. International Journal of Pharmacology & Toxicology,
4(1), 24 - 27.

Perkumpulan Bekam Indonesia (2017). Paduan Pengajar


Bekam. Bidang Diklat dan Litbang PBI.

Ridho, A.A. 2012. Bekam sinergis rahasia sinergis pengobatan


nabi, medis modern & tradisional chinese medicine. Solo.
Aqwamedika

Sari, R dkk. 2018. Bekam Sebagai Kedokteran Profetik.


Depok: Rajawali Pers.

Umar, Wadda . (2010). Bebas Stroke dengan Bekam .


Surakarta : Thibbia

Wahyudi, P.S. 2017. Pengaruh Terapi Bekam Titik Rukhbah


Terhadap Nyeri Sendi Lutut Pada Lansia Di Unit Pelaksana
Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werdha jember. Skripsi.
Fakultas Ilmu Keperawatan: Universitas Muhammadiyah
Jember.

Yasin, S.A. (2005). Bekam sunnahnabi dan mukjizat medis.


Solo : Al-Qowam.

Anda mungkin juga menyukai