Anda di halaman 1dari 6

1.

Konsep dan teori terapi komplementer

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Terapi merupakan usaha


untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit,
perawatan penyakit. Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat
menyempurnakan. Menurut WHO (World Health Organization), Pengobatan
komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari
negara yang bersangkutan, misalnya jamu yang merupakan produk
Indonesia dikategorikan sebagai pengobatan komplementer di negara Singapura.
Di Indonesia sendiri, jamu dikategorikan sebagai pengobatan tradisional.
Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman
dahulu digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu negara.
Terapi Komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan
sebagai pendukung atau pendamping kepada pengobatan medis konvensional
atau sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis yang konvensional.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan definisi pengobatan


komplementer tradisional-alternatif atau sering disebut dengan CAM
(Complementary Alternative Medicine) adalah pengobatan non konvensional
yang di tunjukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, meliputi
upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diperoleh melalui
pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan, dan efektivitas yang tinggi
berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik. Artinya Pengobatan
komplementer adalah pengobatan tradisional yang sudah diakui dan dapat
dipakai sebagai pendamping terapi konvesional/medis. Sedangkan pengobatan
alternatif adalah jenis pengobatan yang tidak dilakukan oleh paramedis/dokter
pada umumnya, tetapi oleh seorang ahli atau praktisi yang menguasai
keahliannya tersebut melalui pendidikan yang lain/non medis.

Obat-obat komplementer yang dipergunakan adalah obat bersifat


natural yaitu mengambil bahan dari alam. Bahan-bahan yang dipergunakan
dalam pengobatan komplementer sebelumnya harus dikaji dan diteliti
keefektivitasannya dan keamanannya. Terapi komplementer bertujuan untuk
memperbaiki fungsi dari sistem – sistem tubuh, terutama sistem kekebalan dan
pertahanan tubuh agar tubuh dapat menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang
sakit, karena tubuh kita sebenarnya mempunyai kemampuan untuk
menyembuhkan dirinya sendiri, asalkan kita mau mendengarkannya dan
memberikan respon dengan asupan nutrisi yang baik dan lengkap serta perawatan
yang tepat. Dasar Hukum Pelayanan Pengobatan Komplementer-Alternatif antara
lain :

1. Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


1. Pasal 1 butir 16 Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan atau
perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan
keterampilan turun temurun secara empiris yang dapat dipertanggung
jawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat
2. Pasal 48 Pelayanan kesehatan tradisional
3. Bab III Pasal 59 s/d 61 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisonal

2. Peraturan Menteri Kesehatan RI, No. : 1076/Menkes/SK/2003 tentang


pengobatan tradisional.
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI, No. : 1109/Menkes/Per/IX/2007 tentang
penyelenggaraan pengobatan komplementer-alternatif di fasilitas pelayanan
kesehatan.
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI, No. 120/Menkes/SK/II/2008 tentang
standar pelayanan hiperbarik.
5. Keputusan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik, No.
HK.03.05/I/199/2010 tentang pedoman kriteria penetepan metode pengobatan
komplementer – alternatif yang dapat diintegrasikan di fasilitas pelayanan
kesehatan

2. Kelebihan dan kekurangan terapi komplementer


a. Kelebihan
1) Tidak memiliki efek samping yang general dibandingkan dengan
terapi kedokteran modern
2) Lebih hemat dibandingkan dengan terapi kedokteran modern
3) Bisa digunakan sebagai terapi pendudkung terapi medis
4) Satu jenis terapi bisa di gunakan untuk beberapa keluhan
2.2 Kekurangan
1. Terapi komplementer

3. Proses keperawatan komplementer


Tindakan keperawatan komplementer
4. Terapi komplementer bekam
Definisi
Terapi Bekam merupakan suatu proses membuang darah kotor/toksin yang
berbahaya dari dalam tubuh melalui permukaan kulit dengan cara menyedot. Darah
kotor adalah darah yang mengandung racun/toksin atau darah statis yang menyumbat
peredaran darah, mengakibatkan sistem peredaran darah tidak dapat berjalan lancar
sehingga akan mengganggu distribusi nutrisi dan imunitas seseorang, baik secara fisik
maupun secara mental. Toksin adalah endapan racun/zat kimia yang tidak bisa diurai
oleh tubuh. Toksin-toksin ini berasal dari pencemaran udara, maupun dari makanan
yang banyak mengandung zat pewarna, zat pengembang, penyedap rasa, pemanis,
pestisida sayuran, dan lain-lain. Melalui minuman seperti zat pewarna, zat aroma,
logam berat, bahan kimia dan lain-lain. Melalui pernapasan disebabkan oleh asap
kendaraan, asap pabrik, asap rokok dan sebagainya. Serta melalui obat-obatan yang
berupa antibiotic, analgesic, anti pyretic dan sebagainya. Sebutan awal yang dipakai
dalam terapi jenis ini adalah Al-Hijamah. Al-Hijamah berasal dari bahasa arab yang
artinya “pelepasan darah kotor”. Setelah itu, muncul istilah-istilah yang digunakan
untuk memudahkan dalam penyebutan dan pemahaman di setiap bangsa. Ada
beberapa istilah yang dipakai dalam bentuk terapi yang satu ini, diantaranya hijamah
istilah dalam bahasa Arab, bekam istilah Melayu, gua-sha dalam bahasa Cina, cantuk
dan kop istilah yang dikenal oleh orang Indonesia. (Ahmad Fatahillah, 2006) 2 Dari
Ibnu Abbas r.a Rasulullah bersabda: “kesembuhan (obat) itu ada pada tiga hal: dengan
meminum madu, pisau hijamah (bekam), dan dengan besi panas. Dan aku melarang
umatku dengan besi panas.

5. Jenis-jenis bekam
Terapi bekam terbagi dua, yaitu bekam kering dan bekam basah. Terapi bekam kering
dilakukan dengan penghisapan pada permukaan kulit di bagian tubuh tertentu
(khususnya daerah punggung) menggunakan kop vakum selama 3-4 menit. Terapi
bekam kering dilakukan pada mereka yang menderita kesulitan bergerak, mengalami
mimisan, gangguan buang air, haid tidak lancar, dan rasa mual. Terapi bekam basah
diawali dengan pengkopan pada daerah tubuh tertentu selama 3-4 menit. Setelah kop
dilepas, dilakukan pelukaan daerah yang sama menggunakan jarum steril, 4
dilanjutkan dengan pengkopan berikutnya untuk mengeluarkan darah.

6. Titik bekam

7. Pengenalan alat bekam


Alat terapi bekam dari tahun ke tahun mengalami modifikasi kearah yang lebih
mudah dan praktis. Pada masa kenabian, alat bekam dikabarkan hanya menggunakan
tanduk binatang, kemudian meningkat menggunakan gelas atau benda setengah bola.
Untuk menempelkannya pada permukaan tubuh digunakan prinsip vakum dengan
berbagai teknik. Pelukaan kulit pada awalnya menggunakan ujung pedang, lalu
berkembang menggunakan silet, lebih berkembang lagi menggunakan pisau bedah,
dan saat ini lebih banyak digunakan jarum dengan dibantu alat pemantik.
Perkembangan tersebut tidak mengubah esensi terapi bekam, prinsip detoksifikasi
tetap dipertahankan.
Gambar 2.1 Cupping set Peralatan tersebut digunakan untuk menghisap titik-titik
bekam dipermukaan kulit yang sudah ditetapkan. Gelas-gelas kaca tahan pecah ini
berdiameter besar, sedang, kecil dan digunakan sesuai dengan daerah bekam. 5
Gambar 2.2 Lancing device Alat berbentuk seperti pulpen yang berguna untuk
menusukkan jarum pada waktu bekam basah
a. Siapkan gelas ukuran sedang yang telah dipasang alat pemantiknya, dalam
keadaan steril yang sebelumnya dapat direndam dalam alkohol kemudian
dikeringkan dan dibersihkan dengan tissue/kapas.
b. Bersihkan daerah akhda' dengan kapas/kain kassa yang telah diberi
betadine. Juru bekam dan pasien dalam keadaan suci dari hadas dengan
wudlu. Juru bekam dapat membaca/berdoa (sir atau jahr) dengan bacaan
ruqyah untuk orang sakit yang dicontohkan Nabi SAW. dan ingatkan
pasien untuk selalu berdzikir dengan membaca minimal: "Allahu huwa
asysyifa" atau "Allahu Huwasysyafi'" (Allah Yang Maha Menyembuhkan),
selama proses pembekaman supaya yaqin bahwa hanya Allah SWT. yang
dapat menyembuhkan penyakit. Juru bekam juga harus selalu membaca
dzikir ini.
c. Letakkan alat bekam di daerah akhda' dan ucapkan Basmalah (dengan sir
atau jahr)
d. Kokang secukupnya 2-3 kali, tidak terlalu kuat atau lemah, kemudian
geserkan gelas bekam ke seluruh tubuh bagian punggung, tanpa melepas
penyedotnya. Jika terlalu lemah sedotannya maka gelas bekam akan lepas,
sedot lagi secukupnya. Cara ini disebut "Bekam Luncur", untuk
mendapatkan kelenturan kulit dan daging sebelum bekam kering, serta
memberikan efek nyaman pada pasien.
e. Setelah bekam luncur selesai, pijat-pijatlah daerah yang akan dibekam,
seperti halnya pijat refleksi. Pijat ini akan memberikan kelenturan kulit
dan daging juga dan memberikan rasa nyaman.
f. Letakkan lagi alat bekam di daerah akhda' dan ucapkan Basmalah (dengan
sir atau jahr)
g. Kokang atau sedot secukupnya 8-10 kali sehingga gelas menempel kokoh
berada di daerah akhda', kemudian tunggu 5-7 menit.
h. Bukalah penutup gelas bagian atas agar udara dapat masuk, sehingga gelas
bekam mudah diambil.
i. Ambil silet/pisau/jarum/lancet pen lalu sayatkan/tusukkan ke daerah
akhda' secukupnya (jangan terlalu dalam dan banyak sayatan) dan arah
sayatan harus searah dematom kulit (jangan berlawanan karena bisa
terputus syaraf dan pembuluh darahnya)
j. Ambil gelas dan pemantiknya, arahkan ke tempat semula, lalu kita kokang
secukupnya sambil mengucapkan Basmalah. Kemudian tunggu sampai
darah kotor (rusak) keluar 5-7 menit. Gelas mulai kelihatan terisi darah
kotor akibat adanya tekanan udara dalam gelas tersebut. Perhatikan betul
bagi penderita diabetes agar waktu bekam tidak terlalu lama untuk
menghindari terkelupasnya kulit yang dapat menimbulkan luka.
k. Ambil tissue dan letakkan di bawah gelas dengan tangan kiri, lalu perlahan
buka penutup udara bagian atas gelas dan segera buka, ditekan lalu
arahkan agar darah masuk semua ke dalam gelas bekam dengan tangan
kanan. Tahan tissue dengan tangan kiri sampai sisa darah habis dan
bersihkan ke seluruh daerah akhda' dengan tissue tersebut sampai bersih.
l. Bersihkan gelas bekam yang berisi darah kotor dengan tissue. Semakin
parah penyakit seseorang, maka semakin merah kehitaman darah yang ada
di gelas. Bersihkan gelas sampai jernih kembali.
m. Lakukan lagi proses penyedotan sekurang-kurangnya 2 kali maksimal 5
kali. Setelah selesai, gelas bekam ditaruh di cawan untuk dibersihkan.
8. Tata cara bekam
n. Tutup luka sayatan/tusukan dengan membersihkan sisa darah dengan
betadine, lalu oleskan minyak habbatussauda/ zaitun/ al-qisthul hindi,
lalu tutup dengan kapas/tissue agar minyak tidak mengenai pakaian
dan dagu.

9. Hypnosis dalam keperawatan


10. Teori hipnoterapi
11. Teori pijat refleksi
Definisi
Pijat refleksi adalah suatu cara pengobatan penyakit melalui titik pusat
urat syaraf yang bersangkutan (berhubungan) dengan organ-organ tubuh
tertentu. Dengan kata lain adalah penyembuhan penyakit melalui pijat urat
syaraf untuk memperlancar peredaran darah (Ruhito.F, Mahendra B : 2009).

Manfaat Pijat

- Mencegah Penyakit
Relatif banyak penyakit yang bisa diatasi melalui teknik pijat refleksi, dari
penyakit ringan (seperti pegal dan Pusing) hingga penyakit
berat (seperti kanker, gangguan ginjal, stroke, dan jantung). Metode
pemijatan ini tidak hanya mengatasi berbagai penyakit, tetapi juga mampu
mencegah sedini mungkin penyakit yang dapat menyerang.

- Meningkatkan Daya Tahan Tubuh


Melalui pemijatan, daya tahan tubuh dapat ditingkatkan sehingga tubuh
menjadi lebih bugar dan stamina tubuh meningkat. Hal ini terjadi karena
teknik pijatan ini dapat meningkatkan energi tubuh. Secara mekanis, saraf dan
otot tubuh menjadi terlatih, sehingga tubuh menjadi lebih fit dan dapat
menangkal penyakit.

- Meningkatkan Gairah Kerja


Pijat refleksi dapat menjaga fungsi organ-organ tubuh sehingga dapat
meningkatkan gairah atau motivasi untuk bekerja.

-Membantu Mengusir Stres


Seringkali dalam kehidupan, berbagai persoalan hidup menekan baik secara
psikologis maupun fisik. Dalam jangka waktu tertentu, keadaan ini membuat
seseorang menjadi stres atau tertekan sehingga memengaruhi kesehatan fisik.
Peredaran organ-organ tubuh akan tersumbat. Dengan melakukan pijat
refleksi, efek buruk stres terhadap keadaan fisik dapat dikembalikan pada
keadaan normal. Pada gilirannya, stres akibat tertekan perlahan berkurang dan
menghilang (Ali Iskandar, SE : 2010).
12. Tatalaksana pijat refleksi
1. Waktu pijat refleksi bisa dilakukan selama 30 sampai 45 menit. Tetapi bagi
penderita penyakit kronis, lanjut usia harus lebih pendek disesuaikan dengan
kemampuannya.
2. Setiap titik refleksi hanya dipijat 5 sampai 9 menit dalam sekali pengobatan
3. Bisa menggunakan minyak agar kulit tidak lecet tatkala dipijat
4. Daerah refleksi yang terdapat dikaki, cara pijatnya dari arah bawah keatas.
Kesemuanya ini disesuaikan menurut arah aliran darah mengalir.
5. Ketika melakukan pijat refleksi pada kaki perlu menggunakan tulang jari
telunjuk yang dilipatkan untuk memijat, dipakai khusus titik refleksi yang
agak tersembunyi atau telapak kaki yang banyak dagingnya.
6. Kebanyakan orang memerlukan waktu perawatan 4-8 minggu untuk
memperoleh hasil yang memuaskan. Tetapi bagi pasien berpenyakit kronis
dipijat 3 kali dalam seminggu atau 2 hari sekali. Jangan memijat setiap hari.
7. Usahakan komunikasi pasien dengan pemijat terjalin dengan baik, jangan
membicarakan segala sesuatu yang dapat memberatkan mental pasien
khususnya mengenai pasien.

Anda mungkin juga menyukai