Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jumlah klien yg mencari pengobatan non konvensional terus
meningkat, hal ini disebabkan oleh:
Persepsi bahwa pengobatan yg diberikan oleh profesi medis tdk
memberikan kesembuhan dari berbagai penyakit yg banyak

ditemukan.
Meningkatnya ketertarikan klien utk menjadi lebih tahu tentang
kesehatan

& kebutuhan berperan lebih aktif dlm pengobatan

mereka.
Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial dan inilah yang
mendasari mengapa seseorang yang sedang dilanda stres tidak perlu
sendirian. Dengan mengikuti terapi biologis adalah merupakan salah
satu alternatif pengobatannya. Sesuai dengan namanya, sistem terapi
psikologis ini dilakukan dengan sekelompok orang dalam satu sesi,
bukan satu per satu.
Selain itu, terapi ini bisa membantu kita mengembangkan
kemampuan berinteraksi dengan orang lain. Kelompok kecil ini bisa
menjadi gambaran masyarakat secara umum dan belajar bersosialisasi
dengan anggota kelompok tersebut, bisa membantu kita membangun
hubungan di luar kelompok. Selain itu, anggota kelompok yang
mempunyai masalah sama juga bisa saling mendukung, bahkan
mungkin bisa menawarkan saran berkaitan dengan masalah yang kita
alami.
Oleh karena itu pada makalah ini kami akan membahas lebih
jauh lagi mengenai terapi kelompok baik itu indikasi maupun
pelaksananya.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1

1) Untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen mata


kuliah Terapi Komplementer
2) Untuk mengetahui tentang Tipe Terapi Komplementer secara
biologis
3) Untuk mengetahui manfaat dari terapi biologis
4) Terapi biologis seperti apa yang ada di indonesia
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu :
1) Apa itu terapi komplementer
2) Jenis terapi komplementer
3) Apa definisi dari terapi biologi
4) Tipe terapi secara biologi
5) Apa saja manfaat dari terapi biologi
6) Terapi biologis yang ada di Indonesia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Terapi Komplementer


Terapi komplementer adalah terapi tambahan diluar terapi utama
(medis) dan berfungsi sebagai terapi pendukung untuk mengontrol
gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan berkontribusi terhadap
penatalaksanaan pasien secara keseluruhan.
Terapi komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang
bukan berasal dari negara yang bersangkutan (WHO) .
Terapi alternatif adalah terapi pengganti dari terapi utama/medis
dan pasien tidak menjalani terapi medis.
Terapi tradisional pengobatan yang digunakan secara turun
temurun dari zaman dahulu pada suatu negara, contoh jamu di
Indonesia.
B. Jenis-jenis Terapi Komplementer
Menurut National Center for complementary/alternative
medicine (NCCAM) :
Alternative medical systems, seperti obat tradisional chinese,
ayurvedic, akupuntur
Manipulative and body-based practice (terapi manipulatif dan
berbasis tubuh), contohnya pijat, refleksi
Energy therapies (terapi energi) seperti terapi polaritas, terapi
medan magnet
Mind-body technicques (terapi pikiran, tubuh)

contohnya

meditasi, visualisasi
Biological-based practice (terapi berbasis biologi) seperti herbal,
vitamin, mineral, dan suplemen lain

C. Definisi Terapi Biologis


Biologically based practice atau terapi biologis merupakan
salah satu kategori utama dari terapi komplementer dan alternatif.
Secara umum Biologically based practice adalah penggunaan bahanbahan yang berasal dari alam untuk mempengaruhi proses fisiologis
tubuh dan meningkatkan kesehatan.
Menurut Cancer Council Biologically based practice
merupakan penggunaan makanan, obat-obatan, dan suplemen untuk
mempengaruhi fungsi tubuh. Menurut National Institutes of Health
(NIH) terapi biologis melibatkan terapi untuk melengkapi diet
normal seseorang dengan pemberian ekstrak tambahan, nutrien,
tanaman herbal, dan atau makanan tertentu. Terapi biologis lebih
sering digunakan sebagai terapi komplementer. Terapi biologi
berdasarkan pemberian suplemen seperti tumbuh-tumbuhan, vitamin,
mineral, asam lemak, protein, dan probiotik (bakteri hidup yang
sering ditemui pada biji-bijian, yogurt) dan makanan fungsional.
Penggunaan paling umum terapi biologis adalah untuk
obesitas, meningkatkan pembentukan otot dan kinerja, meningkatkan
kesehatan secara menyeluruh dan kesejahteraan, mengobati dan
mencegah penyakit (contohnya flu dan demam), dan mengurangi
depresi.
D. Tipe Terapi Secara Biologi
1) Terapi Kartilago hiu untuk pengobatan kanker, glucosamine
untuk osteoarthritis), diet therapies (pritkin, omishatki, tinggi
serat, makrobiotik), herbalism, orthomolecular medicine,
and chelation therapy.

Kandungan: proteoglycan & glycoprotein (molekul besar


dengan protein & carbohydrate ), sama dengan protein & garam
kalsium. Protein tsb menghentikan angiogenesis sel kanker.
2) Intervensi farmakologi/biologis/ instrumental (kartilago
ozon, cone therapy,

sengatan lebah, elektrodiasnostik,

iridologi)
Terapi lebah dimulai di daratan Tiongkok dan Timur
Tengah,

khususnya Mesir.

modifikasi akupunktur

yang

Terapi

ini

disebut

merupakan
dengan bee

acupuncture. Pada September 1993, WHO mengakui


Apitherapy digunakan sebagai alternatif pengobatan.
Lebah yang digunakan jenis Apis Mellyfera. Terapi ini
dikenal dengan nama Terapi sengatan lebah (bee venom
therapy - BVT) .
Iridologi /diagnosis iris suatu metode kedokteran yang
menyatakan bahwa tiap bagian pada tubuh dapat
direpresentasikan dengan wilayah yang terdapat pada iris
mata (bagian yang berwarna pada pupil)
Mengungkapkan

peradangan

(inflamasi),

penimbunan toksin dalam jaringan, bendungan kelenjar


(congestion), di mana lokasinya (pada organ mana), dan
seberapa tingkat keparahan kondisinya (akut, subakut,
kronis dan degeneratif)
Pencetus Iridologi fisikawan Hungaria, Ignatz
von Peczely. Dengan mengamati iris mata, -- kondisi
tubuh seseorang dapat diketahui, sept. statusnya lemah
atau kuat, tingkat kesehatan serta peralihan menuju
keparahan atau proses penyembuhan.

E. Manfaat Terapi Biologi


a) Membunuh sel kanker
5

b) Mengganggu atau mengontrol proses yang memungkinkan


tumbuh kanker.
c) Mengganggu pola pertumbuhan sel kanker
d) Menghentikan proses pembentukan sel kanker dari sel
normal
e) Meningkatkan kemampuan tubuh untuk memperbaiki atau
mengganti sel-sel normal yang rusak atau hancur
f) mencegah sel kanker menyebar
g) meningkatkan kerentanan sel kanker untuk hancur oleh
sistem kekebalan tubuh
h) Meningkatkan aktivitas sel T , sel-sel pembunuh alami
dan makrofag , mempromosikan pembunuhan sel kanker .

F. Terapi Biologi yang ada di Indonesia


1. Biofeedback
Biofeedback menggunakan tampilan visual dari tingkat stress
individu untuk membimbing individu tersebut melakukan teknik
pernafasan yang teratur dan memberi efek relaksasi sehingga dapat
mengurangi respon stress. Biofeedback juga memungkinkan
individu menggunakan pikiran untuk mengendalikan respon
fisiologis tubuh secara otomatis seperti ketegangan otot, denyut
jantung, suhu kulit, dan tekanan darah. Biofeedback dapat
digunakan untuk meningkatkan kesehatan, meningkatkan kinerja,
dan mengatur fungsi tubuh.
Beberapa manfaat biofeedback antara lain :
1. Rehabilitasi otot pasca terjadinya cedera otot
2. Pengaturan nafas secara teratur sehingga dapat memperoleh
denyut jantung yang teratur dan mengurangi stress dan
kecemasan
3. Memperlancar aliran darah sehingga mengurangi keluhan sakit
kepala, tekanan darah tinggi, dan gangguan tidur.
4. Membantu mengendalikan nyeri kronis

5. Mengatasi keluhan inkontinensia urin dan fekal


Tiga bentuk paling umum digunakan dalam terapi biofeedback
yaitu :
1. Elektromiografi (mengukur ketegangan otot)
2. Thermal Biofeedback (mengukur suhu kulit)
3. Neurofeedback atau electroencephalography (EEG) yang
mengukur aktivitas gelombang otak
2. Terapi Herbal
Terapi herbal medik, yaitu terapi dengan menggunakan obat
bahan alam, baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan
pelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbal
terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada cell
line atau hewan coba, baik terhadap keamanan maupun
efektivitasnya. Terapi bersifat organik/alami misalnya bawang
putih, daun salam, kunyit, lavender, jahe, dll
Terapi dengan menggunakan herbal ini akan diatur lebih
lanjut oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Ada
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu:
a. Sumber daya manusia harus tenaga dokter dan atau dokter gigi
yang sudah memiliki kompetensi.
b. Bahan yang digunakan harus yang sudah terstandar dan dalam
bentuk sediaan farmasi.
c. Rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan penelitian harus
telah mendapat
izin dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan
akan dilakukan pemantauan terus menerus.
Keputusan Menkes RI No 1076/Menkes/SK/VII/2003
mengatur tentang penyelenggaraan Pengobatan Tradisional. Di
7

dalam peraturan tersebut diuraikan cara- cara mendapatkan izin


praktek pengobatan tradisional beserta syarat- syaratnya. Khusus
untuk obat herbal, pemerintah mengeluarkan Keputusan Menkes RI
Nomor 121 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Medik Herbal.
3. Hidroterapi
Hidroterapi adalah teknik/cara perawatan tubuh dengan
menggunakan bantuan air (hangat, panas, dingin, uap air, air es)
baik diam maupun bergerak (berupa arus/semburan air yang
ditimbulkan secara elektronik/alamiah) dapat memberikan efek
pijatan dan stimulasi jaringan kulit dan otot dengan berbagai
keuntungan, antara lain: melancarkan sirkulasi di seluruh tubuh
melalui efek tekanan hidrostatik pada pembuluh darah dan limfe,
relaksasi otot, merangsang pembuangan sampah metabolik/racun
(toxin) dari dalam sel ke aliran darah dan melalui kulit, mengurangi
ketegangan saraf, serta memberikan relaksasi dan istirahat.
Hidroterapi akan memberi manfaat yang optimal jika suhu
air diganti-ganti tanpa memicu munculnya perlindungan dan
pertahanan tubuh yang bersifat negatif. Untuk terapi SPA (Solus Per
Aqua) atau dalam bahasa Indonesia sering diartikan sebagai terapi
Sehat Pakai Air, diatur dalam Permenkes RI No. 1205/
Menkes/Per/X/2004

tentang

pedoman

persyaratan

kesehatan

pelayanan Sehat Pakai Air (SPA). Manfaat hidroterapi antara lain :


menggunakan dan merelaksasikan otot, memperbaiki pola jalan dan
postur tubuh, mengurangi nyeri, bengkak, kaku otot dan sendi,
meningkatkan fungsi jantung, sirkulasi darah dan pernafasan,
meningkatkan

kemampuan

fungsional

dan

kualitas

hidup,

memperbaiki keseimbangan dan koordinasi, memperbaiki lingkup


gerak sendi, stroke, nyeri sendi lutut dan penyakit rematik, scoliosis,
gangguan perkembangan anak, paska cedera kepala dan tulang
belakang, paska cedera olah raga, paska operasi patah tulang, paska

melahirkan. Beberapa model terapi air, antara lain: mandi Kneipp,


sauna dan uap, jacuzzi dan rendam air panas, irigasi kolon, berjalan
di pantai, watsu, berenang bersama lumba-lumba, mandi rendam,
dan mandi siram air dingin.
4. Konseling Nutrisi
Konseling nutrisi/gizi adalah suatu proses komunikasi
interpersonal/dua arah antara konselor dan klien untuk membantu
klien mengenali, mengatasi dan membuat keputusan yang benar
dalam mengatasi masalah gizi yang dihadapi (Dep.kes, 2000).
Tujuan konseling gizi adalah menyelenggarakan pendidikan gizi
melalui pendekatan konseling adalah terjadinya pemecahan masalah
yang dihadapi oleh seseorang yang akan diatasi sendiri sesuai
dengan keputusan yang telah diambilnya setelah melalui konseling
yang diberikan oleh tenaga gizi.
Jenis-jenis nutrisi yang dapat digunakan untuk terapi biologis
antara lain :
1. Mineral sangat dibutuhkan oleh tubuh terutama untuk proses
metabolisme. Mineral dibagi dalam 2 kelompok yaitu mineral
mikro (boron, kromium, kobalt, copper, flourida, iodin, besi,
mangan, molybdenum, selenium, silikon, vanadium, seng) dan
mineral makro (kalsium, fosfor, kalium, natrium klorida,
magnesium, sulfur).

Kalsium

Membantu pembentukan gigi dan tulang, pembekuan darah


pada luka, dan mempertahankan kesehatan fungsi saraf dan
otot. Dosis RDA 1000 mg sehari.

Magnesium

Menjaga kesehatan jantung. Dosis 400 mg sehari.

Fosfor

Menjaga kondisi tulang dari kehilangan kalsium, membentuk


otot, dan membantu sintesa hormon testosteron. Dosis RDA 2
5 mg sehari.

Zat besi

Membantu pembentukan hemoglobin dalam sel darah merah


dan mencegah anemia. Dosis RDA 18 mg sehari.

Kalium

Mempertahankan keseimbangan garam dan air dalam tubuh


dan kesehatan fungsi saraf dan otot. Dosis RDA 800 mg
sehari.

2. Asam Lemak (omega-3)


Lemak yang terdapat pada makanan terdiri dari beberapa jenis
asam lemak yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh.
Saat ini banyak diteliti tentang asam lemak tidak jenuh omega-3
yang banyak terdapat dalam minyak ikan. Manfaat omega-3
antara laindapat menurunkan kadar lemak darah (kolesterol dan
trigliserida) dan dapat mencegah pembekuan darah yang
disebabkan pembekuan butir-butir pembekuan darah (trombosit)
yang merupakan hal yang penting dalam mencegah terjadinya
penyumbatan pada pembuluh darah arteri.
3. Asam Amino
Asam amino dapat didefinisikan sebagai kumpulan besar
satuan organik, yang mewakili produk akhir dari mata rantai
protein. Pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi semuanya
bergantung pada protein, dan protein sangat bergantung pada
tersedianya asam amino.
4. Probiotik dan Prebiotik
Prebiotik adalah suatu unsur makanan yang non10

digestible, yang mempunyai pengaruh menguntungkan bagi


hospes oleh secara selektif menstimulasi pertumbuhan dan/atau
aktivitas metabolic dari satu atau sejumlah terbatas bakteri dalam
kolon, sehingga memperbaiki kesehatan hospes. Sedangkan pada
manusia, Lactobacillus (L. acidophilus, L. casei, L. delbruekii,
subsp. bulgaricus, L. johnsonii), umum digunakan sebagai
probiotik. Fungsi probiotik dan prebiotik adalah Probiotik
mengusir mikroorganisme jahat dari usus secara langsung dengan
cara mendominasi perebutan nutrisi di tempat itu. Prebiotik
mengusir dengan cara menciptakan kondisi keasaman tertentu
yang tidak disukai oleh mikroorganisme jahat.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Terapi komplementer adalah terapi tambahan diluar terapi utama
(medis) dan berfungsi sebagai terapi pendukung untuk mengontrol gejala,
meningkatkan

kualitas

hidup,

dan

berkontribusi

terhadap

penatalaksanaan pasien secara keseluruhan.


11

Menurut Cancer Council Biologically based practice merupakan


penggunaan makanan, obat-obatan, dan suplemen untuk mempengaruhi
fungsi tubuh.
Tipe terapi secara biologi ada 2 yaitu:
Terapi Kartilago hiu untuk pengobatan kanker, glucosamine
untuk osteoarthritis), diet therapies (pritkin, omishatki, tinggi
serat, makrobiotik), herbalism, orthomolecular medicine, and
chelation therapy.
Intervensi farmakologi/biologis/ instrumental (kartilago ozon,
cone therapy, sengatan lebah, elektrodiasnostik, iridologi)

DAFTAR PUSTAKA

Arinata, A. dkk. 2011. Resume Keperawatan Komplementer. (online)


http://www.scribd.com/doc/87053238/keperawatan-komplementer
Fontaine, K.L. (2005). Complementary &alternative therapies for nursing
practice.
2th ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

12

Putro, A. dan Romli, L.Y. 2011. Terapi Bio Feedback. (online)


http://www.scribd.com/doc/79660815/Makalah-Biofeedback
NCCAM. 2004. Biologically Based Practices: An Overview

13

14

Anda mungkin juga menyukai