Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengobatan komplementer adalah pengobatan tradisional yang sudah diakui dan
dapat dipakai sebagai pendamping terapi konvesional/medis. Sedangkan pengobatan
alternatif adalah jenis pengobatan yang tidak dilakukan oleh paramedis/dokter pada
umumnya, tetapi oleh seorang ahli atau praktisi yang menguasai keahliannya tersebut melalui
pendidikan yang lain/non medis.
Terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari sistem sistem tubuh,
terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh dapat menyembuhkan dirinya
sendiri yang sedang sakit, karena tubuh kita sebenarnya mempunyai kemampuan untuk
menyembuhkan dirinya sendiri, asalkan kita mau mendengarkannya dan memberikan respon
dengan asupan nutrisi yang baik dan lengkap serta perawatan yang tepat.

Perubahan dalam ilmu pengetahuan dan pengobatan telah memberikan pengetahuan dan
teknologi untuk berhasil mengubah perjalanan banyak penyakit. Meskipun pengobatan alopatik
telah berhasil, tetapi masih banyak kondisi seperti sakit kepala, insomnia dll yang sulit diobati,
dan banyak klien menggali metode alternatif untuk mengurangi gejala sakit kepala. Peneliti
memperkirakan bahwa lebih dari 75% klien mencari perawatan dari praktisi pelayanan primer
untuk mengatasi stres, nyeri dan kondisi kesehatan dimana tidak diketahui penyebab dan obatnya
(Rakel dan Faas, 2006).

Dengan adanya kesadaran masyarakat akan kesehatannya, dan banyaknya jenis penyakit
serta mahalnya harga obat modern maka mind-body therapies dipercaya sebagai terapi tambahan
yang bekerja melengkapi terapi medis yang diberikan oleh dokter, yang bekerja secara sinergis.
Oleh karena itu, didalam makalah ini akan dibahas mengenai mind-body therapies.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.3 TUJUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Terapi Tubuh-Fikiran (Mind-Body Therapies)


Mind body intervention merupakan pendayagunaan kapasitas pikiran untuk
mengoptimalkan fungsi tubuh. Fokus terapi ini adalah menciptakan keseimbangan antara
pikiran, emosi, dan pernapasan.

2.2 Tipe-Tipe Terapi Tubuh Pikiran


Kunci untuk teknik tubuh - pikiran adalah untuk "melatih" pikiran agar fokus pada
tubuh tanpa gangguan. Dalam keadaan ini seseorang mungkin dapat meningkatkan
kesehatannya. Beberapa teknik yang paling umum digunakan padaterapiiniantara lain:
1. Terapi Seni
Penggunaan seniadalah untuk mendamaikan konflik emosional, meningkatkan
kewaspadaan diri, dan mengungkapkan masalah yang tidak dikatakan dan disadari klien
tentang penyakit mereka.
2. Umpan balik biologis (biofeedback)
Merupakansuatu proses yang memberi individu informasi visual dan suara tentang
fungsi fisiologis otonom tubuhmelalui penggunaan alat-alat.
Dengan terapi ini orang dilatih untuk mengontrol proses tubuh tertentu yang biasanya
terjadi tanpa sengaja seperti detak jantung, tegangan otot, suhu tubuh, aktivitas
gelombang otak dan tekanan darah. Proses ini dapat diukur dan ditampilkan pada
monitor. Monitor memberikan umpan balik tentang cara kerja internal tubuh klien. Klien
kemudian dapat menggunakan layar ini untuk mendapatkan kontrol atas
kegiatantidaksengaja - menurunkan tekanan darah klien, misalnya. Biofeedback efektif
untuk beberapa kondisi, tetapi yang paling sering digunakanyaitu untuk mengobati sakit
kepala ketegangan, migrain, dan sakit kronis.
3. Terapi dansa
Sarana memperdalam dan memperkuat terapi karena merupakan ekspresi langsung dari
pikiran dan tubuh. Terapi ini mampu mengobati individu dengan masalah sosial,
emosional, kognitif, atau fisik.
4. Terapi pernapasan
Menggunakan segala jenis pola pernapasan untuk merelaksasi, memperkuat, atau
membuka jalur emosional.

5. Imajinasi terbimbing
Teknik terapeutik untuk mengobati kondisi patologis dengan berkonsentrasi pada
imajinasi atau serangkaian gambar.
6. Meditasi
Praktik yang ditujukan pada diri untuk merelaksasi tubuh dan menenangkan pikiran
menggunakan ritme pernapasan yang berfokus.
7. Terapi musik
Menggunakan musik untuk menunjukan kebutuhan fisik, psikologis, kognitif, dan sosial
individu yang menderita cacat dan penyakit. Terapi memperbaiki gerakan dan atau
komunikasi fisik, mengembangkan ekspresi emosional, memperbaiki ingatan, dan
mengalihkan rasa nyeri.
8. Usaha pemulihan (doa)
Merupakan berbagai teknik yang digunakan dalam budaya menggabungkan pelayanan,
kesabaran, cinta, atau empati dengan target doa.
9. Psikoterapi
Pengobatan kelainan mental dan emosional dengan teknik psikologi.
10. Yoga
Teknik yang berfokus pada susunan otot, postur, mekanisme pernapasan, dan kesadaran
tubuh. Tujuan yoga adalah memperoleh kesejahteraan mental dan fisik melalui
pencapaian kesempurnaan tubuh dengan olahraga, mempertahankan postur tubuh,
pernapasan yang benar, dan meditasi.
11. Terapi perilaku kognitif
Teknik ini digunakan untuk membantu orang mengenali dan mengubah pikiran
berbahaya. Misalnya, orang dengan fobia mungkin sengaja mengekspos diri mereka
sendiri di bawah arahan dan bimbingan terapis, untuk mengobatiketakutannya. Atau
orang-orang yang mengalami depresi dapat belajar untuk melawan pikiran dan perasaan
negatif dengan yang positif.
2.3 Terapi Tubuh Pikiran yang dapat Diakses Keperawatan
Beberapa terapi dan teknis medis alternatif dan komplementer bersifat umum dan
menggunakan proses alami (pernapasan, pikiran dan konsentrasi, sentuhan ringan,
pergerakan, dan lain-lain) untuk membantu individu agar merasa lebih baik dan beradaptasi
dengan kondisi akut. Berikut jenis-jenis terapi yang dapat diakses keperawatan, yaitu :
1. Terapi Relaksasi
Respon relaksasi merupakan bagian dari penurunan umum kognitif, fisiologis, dan
stimulasi perilaku. Relaksasi juga melibatkan penurunan stimulasi. Proses relaksasi
memperpanjuang serat otot, mengurangi pengiriman impuls neural ke otak, dan
selanjutnya mengurangi aktivitas otak juga sistem tubuh lainnya. Relaksasi membantu
individu membangun keterampilan kognitif untuk mengurangi cara yang negatif dalam
merespon situasi dalam lingkungan mereka. Keterampilan kognitif adalah seperti sebagai
berikut :
a. Fokus (kemampuan untuk mengidentifikasi, membedakan, mempertahankan
perhatian pada, dan mengembalikan perhatian pada rangsangan ringan untuk periode
yang lama).
b. Pasif (kemampuan untuk menghentikan aktivitas analisis dan tujuan yang tidak
berguna).
c. Kesediaan (kemampuan untuk menoleransi dan menerima pengalaman yang tidak
pasti, tidak dikenal, atau berlawanan).
Tujuan dari relaksasi jangka panjang adalah agar individu memonitor dirinya secara
terus-menerus terhadap indikator ketegangan, serta untuk membiarkan dan
melepaskan dengan sadar ketegangan yang terdapat di berbagai bagian tubuh.

Terapi relaksasi ada beberapajenis:


a. Pelatihan autogenik: Teknik ini menggunakan kedua citra visual dan kesadaran tubuh
untuk membuat keadaan relaksasi. Anda bayangkan tempat yang damai dan
kemudian fokus pada sensasi fisik yang berbeda, bergerak dari kaki sampai kepala.
Sebagai contoh, Anda mungkin fokus pada perasaan bahwa lengan dan kaki yang
berat dan hangat; pada napas Anda; atau detak jantung yang tenang.
b. Relaksasi otot progresif: Teknik ini melibatkan perlahan, tegang, dan kemudian
melepaskan setiap kelompok otot dalam tubuh anda, mulai dengan jari-jari kaki dan
finishing dengan kepala.
c. Renungan: 2 bentuk yang paling populer dari meditasi di AS meditasi transendental
dan meditasi mindfulness. Dalam meditasi transendental, klien mengulang mantra
(kata atau frase tunggal). Dalam meditasi mindfulness, klien memusatkan perhatian
mereka pada saat mereka dengan pikiran saat dan sensasi.
d. Hypnosis: Selama hipnosis tubuh seseorang rileks sementara pikiran mereka menjadi
lebih terfokus dan penuh perhatian. Dalam keadaan ini konsentrasi yang dalam,
beberapa orang sangat responsif terhadap saran hipnoterapis itu. Banyak profesional
kesehatan mental menggunakan hipnotis untuk mengobati orang dengan kecanduan,
nyeri, gangguan kecemasan, dan fobia.
e. Spiritualitas: Para peneliti telah mempelajari bagaimana keyakinan spiritual, sikap,
dan praktek mempengaruhi kesehatan. Dalam sebuah studi baru pada orang dengan
human immunodeficiency virus (HIV), misalnya, mereka yang memiliki iman kepada
Allah, kasih sayang terhadap orang lain, rasa kedamaian batin, dan agama memiliki
kesempatan yang lebih baik untuk bertahan untuk waktu yang lama dengan yang
diperoleh kekebalan Sindrom defisiensi (AIDS) dibandingkan dengan mereka yang
tidak memiliki iman atau praktik tersebut. Penelitian menunjukkan bahwa kualitas
seperti iman, pengharapan, dan pengampunan, dan menggunakan doa dan dukungan
sosial, memiliki efek yang nyata pada kesehatan dan penyembuhan.

2. Meditasi dan Pernapasan


Meditasi adalah segala kegiatan yang membatasi masukan rangsangan dengan perhatian
langsung pada suatu rangsangan yang berulang atau tetap (Rakel dan Faas, 2006). Ini
merupakan terminasi umum untuk jangkauan luas dari praktik yang melibatkan relaksasi
tubuh dan ketegangan pikiran.
Menurut Benson, komponen relaksasi sangat sederhana, yaitu :
1. Ruangan yang tenang
2. Posisi yang nyaman
3. Sikap mau menerima
4. Fokus perhatian.

Praktik meditasi tidak membutuhkan seorang pengajar, banyak individu mempelajari


prosesnya dari buku atau kaset, dan mudah untuk diajarkan (Fontaine, 2005). Sebagian
besar teknik meditasi melibatkan pernapasan, biasanya pernapasan perut yang dalam,
relaks, dan perlahan. Meditasi menimbulkan keadaan santai, menurunkan konsumsi
oksigen, mengurangi frekuensi pernapasan dan denyut jantung, serta menghasilkan
laporan penurunan kecemasan.

Ada banyak indikasi untuk meditasi, diantaranya adalah sebagai berikut :


a. Kecemasan atau suasana yang menegangkan
b. Rasa kehilangan yang kronis
c. Sindroma kelelahan kronis
d. Rasa nyeri kronis
e. Penyalahgunaan obat (alkohol atau tembakau)
f. Hipertensi
g. Kegelisahan
h. Harga diri rendah atau menyalahkan diri
i. Depresi ringan
j. Gangguan tidur

Meskipun meditasi telah menunjukan perbaikan dalam bebragai penyakit psikologis,


meditasi merupakan kontraindikasi bagi beberapa individu. Sebagai contoh, individu yang
memiliki ketakutan akan kehilangan kontrol dapat menerima meditasi sebagai bentuk
pengontrolan pikiran dan mungkin menolak untuk mempelajari teknik tersebut.

3. Imajinasi
Imajinasi atau teknik visualisasi yang menggunakan kesadaran pikiran untuk
menciptakan gambaran mental agar menstimulasi perubahan fisik dalam tubuh,
memperbaiki kesejahteraan, dan meningkatkan kesadaran diri. Biasanya imajinasi
dikombinasi dengan beberapa bentuk latihan relaksasi yang memfasilitasi efek dari teknik
relaksasi. Imajinasi bersifat ditujukan pada diri, di mana individu menciptakan gambaran
mental dirinya sendiri, atau bersifat terbimbing, dimana selama seorang praktisi
memimpin individu melalui skenario tertentu.
Imajinasi sering menimbulkan respons psikofisiologis yang kuat seperti perubahan dalam
fungsi imun (Fontaine, 2005). Banyak teknik imajinasi melibatkan imajinasi visual, tapi
mereka juga melibatkan indera pendengaran, proprioseptif, pengecap, dan penciuman.
Visualisasi kreatif adalah satu bentuk imajinasi yang ditujukan pada diri yang didasari
pada prinsip hubungan tubuh-pikiran. Imajinasi memiliki aplikasi pada sejumlah populasi
klien. Imajinasi telah digunakan untuk visualisasi sel kanker yang telah dihancurkan oleh
sel sistem imun, untuk mengontrol atau mengurangi rasa nyeri, dan untuk mencapai
ketenangan dan ketentraman. Imajinasi juga membantu dalam pengobatan kondisi kronis
seperti asma, hipertensi, gangguan fungsi berkemih, sindrom prementasi dan menstruasi,
gangguan gastrointestinal ulceratif colotis, dan rheumatoid arthritis.

2.3 Umpan Balik Biologis


Selain digunakan untuk intervensi relaksasi, teknik umpan balik biologis juga dapat
membantu individu dalam mempelajari bagaimana mengontrol respons sistem saraf otonom
tertentu. Umpan balik biologis (biofeedback) merupakan suatu kelompok prosedur terapeutik
yang menggunakan alat elektronik atau elektromekanik untuk mengukur, memproses, dan
memberikan informasi bagi individu tentang aktivitas sistem saraf otonom dan
neuromuskular. Informasi, atau umpan balik, diberikan dalam bentuk tanda fisik, fisiologis,
pendengaran, dan umpan balik (Rakel dan Faas, 2006).
Umpan balik biologis merupakan penambahan yang efektif pada program relaksasi
karena dapat menunjuk dengan cepat kepada klien kemampuan mereka untuk mengontrol
beberapa respons fisiologis. Berbagai bentuk umpan balik fisiologis diaplikasikan dalam
berbagai situasi. Umpan balik biologis telah berhasil mengobati migraine headache, rasa
nyeri lainnya, stroke, dan berbagai kelainan gastrointestinal dan traktus urinarius. Meskipun
umpan balik biologis telah menunjukan efektifitas pada sejumlah populasi klien, ada
beberapa tindakan pencegahan. Selama relaksasi atau latihan umpan balik biologis, emosi
atau perasaan yang ditekan terkadang memperlihatkan bahwa klien tidak dapat beradaptasi
dengan dirinya sendiri. Karena alasan ini, praktisi yang menawarkan umpan balik biologis
harus melatih metode psikologis atau memiliki profesional yang berkualitas yang berguna
untuk rujukan (Potter, Perry. 2009).

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Terapi tubuh-pikiran merupakan terapi yang menggunakan berbagai teknik yang
dibuat untuk meningkatkan kapasitas pikiran guna memengaruhi fungsi dan gejala tubuh.
Jenis-jenis terapi yang dapat diakses keperawatan seperti: terapi relaksasi yang merupakan
bagian dari penurunan umum kognitif, fisiologis, dan stimulasi perilaku. Relaksasi juga
melibatkan penurunan stimulasi. Selain itu juga ada terapi meditasi dan pernapasan serta
terapi Imajinasi atau teknik visualisasi yang menggunakan kesadaran pikiran untuk
menciptakan gambaran mental agar menstimulasi perubahan fisik dalam tubuh,
memperbaiki kesejahteraan, dan meningkatkan kesadaran diri.
Dari terapi ini akan ada umpan balik biologis seperti berhasil mengobati migraine
headache, rasa nyeri lainnya, stroke, dan berbagai kelainan gastrointestinal dan traktus
urinarius. Meskipun umpan balik biologis telah menunjukan efektifitas pada sejumlah
populasi klien, ada beberapa tindakan pencegahan. Selama relaksasi atau latihan umpan
balik biologis, emosi atau perasaan yang ditekan terkadang memperlihatkan bahwa klien
tidak dapat beradaptasi dengan dirinya sendiri. Karena alasan ini, praktisi yang menawarkan
umpan balik biologis harus melatih metode psikologis atau memiliki profesional yang
berkualitas yang berguna untuk rujukan

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan bisa menjadi tambahan referensi bagi pembaca untuk
bisa lebih mengembangkan berbagai jenis terapi pikiran-tubuh dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien
DAFTAR PUSTAKA

Fontaine K. 2005. Healing Practices : Alternative therapies For nursing. Edisi 2. Prentice
Hall.
Kushartanti. Wara. Laporan Hasil Penelitian Pengaruh Meditasi Terapi Bagi Penderita
Hipertensi.FIK UNY
Perry, Potter. 2009. Fundamentals of Nursing Buku 2 Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika.
Rakel DP, Faass N. 2006. Complementary medicinen in clinical practice, Sudbury, Mass,
2006, Jones & Battlett.

Anda mungkin juga menyukai