PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
manifestasi klinik yang berbeda-beda bergantung pada spesisnya dan organ yang
dihinggapi.
2.2.2 Ciri Ciri Nematoda.
o Merupakan hewan multiseluler avertebrata
o Hidup parasit di dalam tubuh makhluk hidup lain, dan ada juga yang hidup
bebas
o Merupakan hewan Triploblasik Pseudoselomata
o Bentuk tubuhnya gilik panjang dengan simetri bilateral
o Tubuh dilapisi kutikula yang berfungsi untuk melindung diri
o Memiliki sistem pencernaan
o Tidak memiliki pembuluh darah dan jantung, tetapi tubuhnya mengandung
cairan semacam darah yang dapat merembes ke bagian tubh akibat
kontaksi tubuh.
o Organ reproduksi jantan dan betina terpisah dalam individu yang berbeda
o Reproduksi secara seksual
o Telurnya dapat membentuk kista.
2.2.3 Penggolongan Nematoda.
Nematoda Jaringan Atau Darah,terdiri dari :
1. Wuchereria bancrofi.
2. Brugia malayi
3. Manzonella ozzardi
4. Onchocerca volvulus
5. Loa loa
6. Dracunulus
Nematoda Interstinialis ( usus ), terdiri dari :
1. Ascaris lumbricoides
Nama Askariasis
Penyakit
Hospes Manusia
Morfologi Bentuk silindris
3
Cacing Kepala & ekor lancip
Dewasa Kutikula bergaris-garis melintang
Mulut mempunyai 3 buah bibir, 1 dorsal-2 papil peraba, 2
ventrolateral 1 papil peraba
: panjang 15-31 cm, diameter 2-4 mm,ekor melingkar, memiliki
2 spikula
: panjang 22-35cm, diameter 3-6mm,ekor lurus, pada 1/3 bagian
anterior memiliki cincin kopulasi, uterus 2/3 posterior
4
Infeksi ektopik ( infeksi di tempat tidak biasa, seperti
apendiks,peritoneum,saluran empedu,trakea)
2. Trichuris trichuira
Nama populer : cacing tambang, hookworm, new world hookworm
(Necator americanus), old world hookworm (Ancylostoma duodenale)
Necator americanus
5
: panjang 0,8-1,1 cm, diameter 0,45 mm,ekor runcing
Warna putih kecoklatan atau agak merah muda
Patologi Stadium larva : ground itch berupa bintik merah dan gatal,
Klinis pada siklus paru dapat menyebabkan pneumonia
Stadium dewasa : anemia hipokrom mikrositer dan eosinofilia
6
Terapi Mebendazol, pirantel pamoat, dan tetramisol
3. Trichuris Trichiura
Nama populer : cacing cambuk, whipworm
Nama Trikuriasis
penyakit
Hospes Manusia
Morfologi Bentuk menyerupai cambuk dan gagangnya
cacing : panjang 4cm, 3/5 bagian anterior halus sperti cambuk,2/5
dewasa bagian posterior gemuk,bagian ekor melingkar dengan sebuah
spikulum
: panjang 5cm, 3/5 bagian anterior halus seperti cambuk, 2/5
bagian posterior gemuk, ekor lurus berujung tumpul
7
4. Strongyloides stercoralis
Nama populer : cacing benang, threadworm
Nama Strongiloidiasis
penyakit
Hospes Manusia
Morfologi Terdapat 2 macam bentuk :
cacing o Bentuk parasit
dewasa o Bentuk bebas (non parasit)
hanya hidup sebagai parasit : panjang 2 mm,filiform, halus,
tidak berwarna
cacing dewasa bentuk bebas : panjang 1 mm, esophagus
pendek dengan 2 bulbus, ekor melingkar dengan spikulum
cacing dewasa bentuk bebas : panjang 1 mm, esophagus
pendek dengan 2 bulbus, ekor lurus
8
o Ekor runcing
Larva filariform
o Panjang 700 mikron
o langsing,tanpa sarung
o ruang mulut tertutup
o esophagus menempati panjang badan
o bagian ekor berujung tumpul berlekuk
Larva rabditiform dapat menjadi bentuk filariform jika kondisi
sekitar tidak menguntungkan. Larva ini akan menembus kulit
untuk memulai siklus paru. Siklus kehidupan ini disebut siklus
langsung
Larva rabditiform dapat menjadi bentuk dewasa bebas bila
kondisi sekitar menguntunkan. Siklus ini disebut siklus tidak
langsung
9
Cacing Mempunyai chepalic alae
Dewasa : panjang 2-5mm,ekor melengkung, memiliki sebuah spikula
: panjang 10 mm,ekor runcing
Patologi Priritus ani terutama pada malam hati, gejala intestinal biasanya ringan,
Klinis peradngan pada vagina atau tuba fallopi
Diagnosis Adanya telur dan cacing dewasa. Telur cacing dapat diambil dengan
anal swab
Terapi Piperazin sitrat,pirvinium pamoat,mebendazol, dan tiabendazol
2.3 Trematoda.
2.3.1 Pengertian Trematoda.
Trematoda berasal dari bahasa yunani Trematodaes yang berarti punya
lobang, bentuk tubuh pipih dorso ventral sperti daun.Umumnya semua organ
tubuh tak punya ronggat tubuh dan mempunyai Sucker atau kait untuk menempel
pada parasit ini di luar atau di organ dalam induk semang. Saluran pencernaaan
mempunyai mulut, pharink, usus bercabang cabang. tapi tak punya anus.
2.3.2 Jenis-jenis Trematoda
Berbagai macam hewan dapat berperan sebagai hospes definitife cacing
Trematoda, antara lain : kucing, anjing, kambing, sapi , babi, tikus, burun, luak,
harimau, dan manusia.
Menurut tempat hidup cacing dewasa dalam tubuh hospes , maka
Trematoda dapat dibagi dalam
1. Trematoda Hati ( Clonorchis sinensis )
10
Cacing ini pertama kali ditemukan oleh Mc Connell tahun 1874 di saluran
empedu pada seorang cina di Kalkuta.\
o Hospes dan Nama Penyakit
Manusia, Kucing, Anjing, Beruang Kutub , dan Babi merupakan Hospes
parasit Trematoda Hati, penyakit yang disebabkannya disebut
Klonorkiasis.
o Morfologi dan daur hidup
Cacing dewasa hidup di saluran empedu, kadang-kadang disaluran
prankeas. ukuran cacing dewasa 10-25 mm x 3-5 mm, bentuknya pipih,
lonjong, menyerupai daun. telur berukuran kira-kira 30x 16 mikron,
bentuknya seperti bola lampu pijar dan berisi mirasidium, ditemukan
dalam saluran empedu. telur dikeluarkan dengan tinja. telur menetas bila
dimakan keong air ( Bulinus, Semisulcopira) . dalam keong air ,
mirasidium berkembang menjadi sporakista, redia induk, redia anak, lalu
serkaria. serkaria keluar dari keong air dan mencari hospes perantara II,
yaitu ikan (family cyprinidae). setelah menembus masuk tubuh ikan
serkaria melepaskan ekornya dan membentuk kista didalam kulit dibawah
sisik. kista ini disebut metaserkaria.Infeksi terjadi dengan makan ikan
yang mengandung metaserkaria yang dimasak kurang matang. ekskistasi
terjadi di duodenum. kemudian larva masuk di duktus koledokus, lalu
menuju ke saluran empedu yang lebih kecil dan menjadi dewasa dalam
waktu sebulan. seluruh daur hidup berlangsung selama 3 bulan.
o Patologi dan Gejala KliniK.
Sejak larva masuk di saluran empedu sampai menjadi dewasa. parasit ini
dapat menyebabkan iritasi pada saluran empedu dan penebalan dinding
saluran. selain itu dapat terjadi perubahan jaringan hati yang berupa
radang sel hati. pada keadaaan lebih lanjut dapat timbul sirosis, hati di
sertai asites dan edema. luasnya organ yang mengalami kerusakan
bergantung pada jumlah cacing yang terdapat di saluran empedu dan
lamanya infeksi. gejala dapat dibagi menjadi 3 stadium. pada stadium
ringan tidak di temukan gejala. stadium progresif di tandai dengan
11
menurunnya nafsu makan, perut rasa penuh, diare, edema, dan
pembesaran hati. pada stadium lanjut di dapatkan sindrom hipertensi fortal
yang terdiri dari pembesaran hati, ikterus,asites,edema, sirosis hepatis.
kadang-kadang dapat menimbulkan keganasan dalam hati.
o Diagnosis
Diagnosis di tegakkkan dengan menemukan telur yang berbentuk khas
dalam tinja atau dalam cairan duodenum.
o Pengobatan
penyakit ini dapat diobati dengan prazikuantel.
o Epidemiologi
Kebiasaan makan ikan yang diolah kuarang matang merupakan faktor
penting dalam penyebaran penyakit. selain itu, cara pemeliharaan ikan dan
cara pembuangan tinja di kolam ikan penting dalam penyebaran penyakit
kegiatan pemberantasan lebih di tujukan untuk mencegah infeksi pada
manusia. misalnya penyuluhan kesehatan agar orang makan ikan yang
sudah di masak dengan baik serta pemakaian jamban yang tidak
mencemari air sungai. tetapi hal ini agak lambat diterima oleh masyarakat
desa.
2. Trematoda Paru ( paragonimus westermani )
o Hospes Dan Nama PenyakiT.
manusia dan binatang yang memakan ketam atau udang batu, seperti
kucing, luak, anjing, harimau, serigala dan lain-lain merupakan hospes
cacing ini. Pada manusia parasit ini menyebabkan paragonomiasis.
o Morfologi Dan Daur Hidup
Cacing dewasa hidup dalam kista di paru. bentuknya bundar lonjong
menyerupai biji kopi, dengan ukuran 8 12 x 4 6 mm dan berwarna
coklat tua. batil isap mulut hampir sama besar dengan batil isap perut.
testis berlobus terletak berdampingan antara batil isap perut dan ekor.
ovarium terletak di belakang batil isap perut. Telur berbentuk lonjong
berukuran 80-118 mikron x 40-60 miron dengan operculum agak tertekan
ke dalam. waktu keluar bersama tinja atau sputum, telurnya belum berisi
12
mirasidium.Telur menjadi matangdalam waktu kira-kira16 hari, lalu
menetasmirasidiummencari keong air dan dalam keong air terjadi
perkembangan
Serkaria keluar dari keong air, berenang mencari hospes perantara II ,
yaitu ketam atau udang batu, lalu membentuk metaserkaria didalam
tubuhnya. Infeksi terjadi dengan makan ketam atau udang batu yang tidak
dimasak sampai matang. Dalam Hospes definitif, meta serkaria menjadi
cacing dewasa muda di duodenum. cacing dewasa muda berimigrasi
menembus dinding usus, masuk ke rongga perut, menembus diafragma
dan menuju keparu. jaringan hospes mengadakan reaksi jaringan sehingga
cacing dewasa terbungkus dalam kista, biasanya ditemukan 2 ekor
didalamnya.
o Patologi dan Gejala Klinis
karena cacing dewasa berada dalam kista di paru, maka gejala dimulai
dengan adanya batuk kering yang lama kelamaan menjadi batuk darah.
keadaan ini disebut endemic hemoptysis. cacing dewasa dapat pula
berimigrasi kealat-alat laindan menimbulkan abses pada alat tersebut (
antara lain hati, limpa, otak, otot, dinding usus ).
o Diagnosis
Diagnosis dibuat dengan menemukan telur dalam sputum atau cairan
pleura. kadang-kadang telur juga ditemukan dalam tinja. reaksi serologi
sangat mmbantu untuk menegakan diagnosis.
o Pengobatan
Prazikuantel dan bitionel merupakan obat pilhan.
o Epidemiologi
Penyakit ini berhubungan erat dengan kebiasaan makan ketam dan
pemakain jamban yang tidak mencemari air sungai dan sawah dapat
mengurangi transmisi paragonimiasis.
3. Trematoda Usus
o Hospes dan Nama Penyakit
13
Hospes cacing keluarga Echinostomatidae sangat beraneka ragam. yaitu
manusia, tikus, anjing, burung, ikan dan lain-lain (poliksen). Nama
o Morfologi dan Daur Hidup
Cacing trematoda dari keluarga Echinostomatidae, dapat dibedakan dari
cacing trematoda lain, dengan adanya cirri-ciri khas berupa duri-duri leher
dengan jumlah antara 37 buah sampai kira-kira 51 buah, letaknya dalam
dua baris berupa tapal kuda, melingkari bagian belakang serta samping
batil isap kepala. cacing tersebut berbentuk lonjong, berukuran panjang
dari 2,5 mm hingga 13-15 mm dan lebar 0,4 0,7 mm hingga 2,5 3,5
mm.
Testis berbentuk agak bulat, berlekuk-lekuk, letaknya bersusun tandem
pada bagian posterior cacing. Vitelaria letaknya sebelah lateral, meliputi
2/3 badan cacing dan melanjut hingga bagian posterior. cacing dewasa
hidup diusus halus, mempunyai warna agak merah ke abu-abuan. telur
mempunyai operculum, besarnya berkisar antara 103-137 x 59 75
mikron. telur setelah 3 minggu dalam air, berisi tempayak yang disebut
mirasidium. bila telur menetas, mirasidium keluar dan berenang bebas
untuk hinggap pada hospes perantara I yang berupa keong jenis kecil
seperti genus anisus, gyraulus, lymnae, dan sebagainya.
Dalam hospes perantara I, mirasidium tumbuh menjadi sporokista,
kemudian melanjut menjadi redia induk, redia anak yang kemudian
membentuk serkaria yang pada suatu saat berjumlah banyak. dilepaskan
kedalam air oleh redia yang berada dalam keong . serkaria ini kemudian
hinggap pada hospes perantara II untuk menjadi metaserkaria yang efektif
. hospes perantara II adalah jenis keong yang besar, seperti genus
vivivar/bellamya, pila atau corbicula.
Ukuran Besar cacing , jumlah duri-duri sirkumoral, bentuk testis, ukuran
telur, dan jenis hospes perantara, digunakan untuk mengidentifikasi
spesies cacing.
o Patologi dan Gejala Klinis
14
Biasanya cacing Echinostema menyebabkan kerusakan ringan pada
mukosa usus dan tidak menimbulakan timbulnya radang kataral pada
dinding usus, atau ulserari. pada anak dapat menimbulkan gejala diare ,
sakit perut, anemia, dan sembab (edema).
o Diagnosis
Diagnosis ditegakkandengan menemukan telur dalam tinja.
o Pengobatan
Tetraklorotilenn adalah obat yang dianjurkan akan tetapi penggunaan
obat-obat baru yang lebih aman, seperti prazikuantel dapat
dipertimbangkan.
o Prognosis
Penderita biasanya tidak menunjukkan gejala yang berat, dapat sembuh
setelah pengobatan.
o Epidemiologi
o Keong sawah yang digunakan untuk konsumsi sebaiknya dimasaki sampai
matang, sebab bila tidak, meta serkaria dapat hidup dan tumbuh menjadi
cacing dewasa.
4. Trematoda Darah ( Schistosoma japonicum)
o Hospes dan Nama Penyakit
Hospes definitive adalah manusia. berbagai macam binatang dapat
berperan sebagai hospes reservoar. Pada manusia, cacing ini menyebabkan
penyakit skistomiasis atau bilharziasis.
o Morfologi dan Daur Hidup
Cacing darah ini parasit pada manusia, babi, biri-biri, kucing dan binatang
pengerat lainnya. Cacing dewasa dapat hidup dalam pembuluh balik
(vena) perut.Tubuh cacing jantan lebih lebar dan dapat menggulung
sehingga menutupi tubuh betina yang lebih ramping, Cacing jantan
panjangnya 9 22 mm, sedangkan panjang cacing betina adalah 14 26
cm.Cacing darah ini bertelur pada pembuluh balik (vena) manusia
kemudian menuju keporos usus (rectum) dan kantong air seni (vesica
urinaria), lalu telur keluar bersama tinja dan urine.
15
Telur akan berkembang menjadi mirasidium dan masuk kedaalam tubuh
siput. kemudian dalam tubuh siput akan berkembang menjadi serkaria
yang berekor bercabang. serkaria dapat masuk kedalam tubuh manusia
melalui makanan dan minuman atau menembus kulit dan dapat
menimbulkan penyakit schistomiasis ( banyak terdapat di afrika dan Asia).
penyakit ini menyebabkan kerusakan dan kelainan fungsi pada hati,
jantung limpa , kantong urine dan ginjal.
o Gejala Klinis
Terasa gatal-gatal yang nyata, terjadi pembengkakan, serangan ashma dan
hati terasa sakit bila disentuh (bila terjadi peradangan), demam berkeringat
dan disentry, dan berat badan bekurang dan hilang nafsu makan.
o Diagnosis
Minum air yang sudah terdapat parasit cacing, mandi atau berenang pada
air yang kotor.
o Epidemiologi
Penampungan tinja jangan sembarangan tempat dan sediakanlah tempat
tertentu yang sesuai dengan kesehatan.
2.4 Cestoda.
2.4.1 Pengertian Cestoda.
Isitlah Cestoda berasal dari bahasa yunani, yaitu kestos, artinya ikat pinggang.
Golongan cacing ini lazim disebut cacing pita. Cacing dewasa hidup di saluran
pencernaan manusia dan hewan-hewan vetebrata, sedangkan larvanya ditemukan
pada vetrebarata dan invetrebatra. Tubuh cacing : panjang seperti pita , pipih
dorso ventral, tidak mempunyai saluran percernaan dan saluran pembulluh darah,
tubuhnya beruas-ruas terdiri dari skoleks, leher dan strobila. Strobila terdiri dari
ruas-ruas ( segmen ) yang disebut proglotid yang terdapat alat kelamin betina dan
jantan sehingga bersifat hermafrodit ( biseksual ). Proglotid terdiri dari tiga
macam :
a. Proglotid muda ( immature )
b. Proglotid dewasa ( mature )
c. Proglotid matang ( gravid )
16
2.4.2 Ciri-Ciri Cestoda.
Cacing pita (Cestoda) memiliki tubuh bentuk pipih, panjang antara 2 - 3m
dan terdiri dari bagian kepala (skoleks) dan tubuh (strobila). Kepala (skoleks)
dilengkapi dengan lebih dari dua alat pengisap. Sedangkan setiap segmen yang
menyusun strobila mengandung alat perkembangbiakan. Makin ke posterior
segmen makin melebar dan setiap segmen (proglotid) merupakan satu individu
dan bersifat hermafrodit.
Cacing ini biasanya hidup sebagai parasit dalam usus vertebrata dan tanpa
alat pencernaan. Sistem eksresi terdiri dari saluran pengeluaran yang berakhir
dengan sel api. Sistem saraf sama seperti Planaria dan cacing hati, tetapi kurang
berkembang.
2.4.3 Penggolongan Nematoda.
1. Cestoda Intestinal bentuk Dewasa.
Cestoda tipe ini hidup di dalam rongga usus dengan melekatkan diri pada
mukosa. Spesies-spesies yang penting dalam bidang kesehatan manusia
adalah :Diphyllobothrium latum, Taenia solium, Hymenolepis nana,
Hymeolepis diminuta, Dipylidium canium.
Taenia saginata Taenia solium
Penyakit : taeniasis saginata Penyakit : taeniasis solium (karena cacing
Hospes : manusia dewasa) sistiserkosis (karena larvanya)
Hospes perantara : sapi, kerbau dll Hospes : manusia
Distribusi geografik: kosmopolit Hospes perantara : babi & manusia
Habitat : usus halus Distribusi geografik: kosmopolit
Morfologi : Habitat : usus halus
cacing dewasa : ukuran 4-8 m, skoleks 1-2 Morfologi :
mm dgn batil isap tanpa kait2, proglotid cacing dewasa : ukuran 2-7 m, skoleks 1
gravid ukuran 7 x 20 mm dengan uterus 15 mm dgn batil isap dan kait2, proglotid gravid
30 pasang, produksi telur 100.000 ukuran 11 x 15 mm dengan uterus 7-12 pasang,
telur : bentuk bulat dengan dinding produksi telur 30.000 50.000
membentuk gambaran radier, ukuran 30 x telur : bentuk bulat dengan dinding
40, isi : onkosfer (embrio heksakan) membentuk gambaran radier, ukuran 30 x 40,
17
larva : bentuk oval, terbentuk dalam jaringan isi : onkosfer (embrio heksakan)
HP disebut sistiserkus bovis larva : bentuk oval, terbentuk dalam jaringan
Siklus hidup : HP disebut sistiserkus selulose
proglotid gravid (100.000 telur) aktif Siklus hidup : proglotid gravid (100.000
keluar telur (embrio heksakan) tertelan HP telur) keluar bersama tinja
(sapi) larva (sistiserkus bovis) termakan telur tertelan manusia sistiserkosis di
manusia skoleks keluar melekat pada mukosa otot,mata, otak, kulit dll
usus halus dewasa (8-10 minggu) telur tertelan HP (babi) , larva
Gejala klinis : (sistiserkus selulose) , termakan manusia ,
disebabkan cacing dewasa : bersifat ringan skoleks keluar , melekat pada mukosa usus
(ulu hati sakit, perut tidak enak,mual & halus , dewasa (8-10 minggu)
muntah, pusing) bersifat berat (apendisitis Gejala klinis :
karena proglotid masuk apendiks, obstruksi Disebabkan cacing dewasa : = T. saginata
usus ileus) disebabkan larva : gejala berat, kelainan pada
Diagnosis : otak (epilepsi, meningoensefalitis, kelainan
telur / proglotid dalam tinja jiwa, kematian), kelainan subkutis, jaringan
proglotid keluar spontan hati, rongga perut
telur dalam usap anus Diagnosis :
Epidemiologi : Taeniasis solium : menemukan telur /proglotid
kasusnya banyak pada penduduk pemakan dalam tinja
daging sapi/kerbau Sistiserkosis : CT scan, MRI, ELISA,Western
cara makan daging berperan dalam penularan Blot, PCR. coproantigen
penyakit Epidemiologi :
banyak ditemukan pada penduduk pemakan
babi
cara makan daging berperan
cara beternak babi penting
18
Kelompok cacing ini larvanya terdapat di dalam jaringan hospes. Umummnya
cacing dewasa berukuran sangat kecil yaitu 3-6 mm. spesies-spesies yang
penting dalam bidang kesehatan manusia :
a. Echinococcus granulosu
o Hospes dan Nama Penyakit
Hospes definitif cacing ini adalah anjing, anjing hutan, srigala dan hewan
karnivora lainnya. Hospes perantaranya adalah manusia, sapi, kambing,
biri-biri dan kuda. Hospes perantara utamanya adalah biri-biri. Hospes
perantara ini hanya dihinggapi stadium larva. Penyakit yang disebabkan
oleh cacing ini adalah hidatidosis granulosus, sedangkan pada hospes
perantaranya disebut ekinokokiasis granulosus. (Onggowaluyo,2002)
o Morfologi
Ukuran 5 mm.
Cacing dewasa memiliki 4 proglotid.
Rostellum dielngkapi dengan mahkota rangkap.
Mempunyai 4 batil pengisap yang terdapat pada scolex.
Stadium larva yang menimbulkan infeksi adalah dalam bentuk
kistaHydatid
o Siklus Hidup
Telur dikeluarkan bersama tinja anjing atau carnivora lainnya. Bila telur
tertelan oleh hospes perantara yang sesuai seperti kambing, domba, babi,
onta, juga manusia, maka embrio yang dikeluarkan menembus dinding
usus, masuk ke dalam saluran limfe atau vena kecil di mesentrium, dan
dengan aliran darah di bawa ke berbagai bagian tubuh terutama hati, paru,
otak, ginjal, limpa, otot, tulang, dan lain-lain. Bila tidak dirusak oleh sel
fagosit, kait-kaitnya menghilang, embrio tersebut mengalami vesikulasi di
tengah, dan dalam waktu lima bulan menjadi kista hidatid dengan ukuran
diameter kira-kira 10mm. Bila kista hidatid ini termakan anjing, maka
kista ini akan mengeluarkan protoscolex yang berkembang di usus halus
menjadi cacing dewasa (Onggowaluyo,2002).
19
Manusia juga dapat mengandung stadium kista Echinococcus granulosus
yang sangat merugikan tetapi tidak turut serta dalam lingkaran hidupnya
yang lengkap karena organ-organ tubuh yang mengandung parasit tidak
dimakan oleh anjing sebagai hospes definitifnya. Kista hidatid pada
manusia ada tiga bentuk, yakni unilokuler, di dalam tulang (osseous) dan
alveoler pada Echinococcus multilocularis (Onggowaluyo,2002).
Kista yang unilokuler adalah bentuk yang paling banyak ditemukan pada
manusia dan binatang golongan rendah. Kista unilokuler tumbuhnya
perlahan-lahan dan memerlukan beberapa tahun untuk perkembangannya.
Pada manusia, kista yang perkembangannya sudah sempurna, bila tidak
dipengaruhi oleh tekanan, mempunyai bentuk yang kurang lebih bulat, dan
biasanya mempunyai ukuran diameter 1 sampai 7 cm tetapi dapat
mencapai 20 cm.
o Patologi
Patologi pada manusia tergantung pada letak kista. Distribusi kista pada
manusia adalah didalam hepar termasuk invasi peritoneum sekunder 66%,
paru-paru 22%, ginjal 3%, tulang 2%, otak 1%, dan jaringan lain 6% (otot,
limpa, mata, jantung, kelenjar thyroid). Kista unilokuler menimbulkan
reaksi peradangan pada jaringan sekitarnya yang membuat lapisan
jaringan ikat yang mengelilingi kista. Erosi pada pembuluh darah
menyebabkan perdarahan, dan torsi pada omentum menyebabkan kontriksi
vaskuler. Sel-sel jaringan di sekitarnya, tergantung pada kepadatan
jaringan, mengalami atrofi dan nekrosis tekanan bila kistanya bertambah
besar (Brown, H.W., 1979).
Gejalanya dapat dibandingkan dengan gejala tumor yang tumbuh
perlahan-lahan, tergantung pada letak kista hidatid. Di dalam abdomen
kista menimbulkan rasa tidak enak yang makin bertambah, tetapi tidak
tampak gejala sampai kista telah mencapai ukuran yang besar. Kista
memiliki pengaruh yang luas pada alat-alat dalam. Kista di dalam hati
pada hakekatnya adalah yang terpenting. Lebih dari tiga perempat bagian
ditemukan di lobus kanan, kebanyakan dekat permukaan bawah, sehingga
20
meluasnya ke bawah ke dalam rongga perut. Kista di lengkung hepar
tumbuh perlahan-lahan, bahkan menetap selama 30 tahun sebelum
menimbulkan gejala nyata. Tekanan pada saluran empedu dapat
menyebabkan ikterus obstruktif (Brown, H.W., 1979).
b. Echinococcus multilocularis
o Hospes dan Nama Penyakit
Hospes definitif cacing ini adalah anjing, anjing hutan, musang, kucing,
serigala, dan hewan karnivora lainnya. Hospes perantaranya adalah tikus,
tikus ladang, mencit ladang dan tupai tanah. Penyakit yang disebabkan
cacing ini adalah hidatidosis multilokularis (Onggowaluyu, 2002).
o Morfologi
Cacing dewasa sangat mirip dengan E.granulosus, tetapi
ukurannya lebih kecil, panjangnya hanya 1,2-3,7 mm.
Sedikit menghasilkan proto scolex.
Kista berupa Hydati dalveolaris dengan ciri-ciri:
Membranberlapistipis
Berlubangsepertibungakarang
Terdapatzatsepertiaga.
o Siklus Hidup
Siklus hidup Echinococcus multilocularis hampir sama dengan
Echinococcus. granulosus hanya saja hospes perantaranya yang berbeda.
Telur dikeluarkan bersama tinja anjing atau carnivora lainnya. Bila telur
tertelan oleh hospes perantara yang sesuai seperti mencit lading, tupai
tanah atau manusia maka embrio yang dikeluarkan menembus dinding
usus, masuk ke dalam saluran limfe atau vena kecil di mesentrium, dan
dengan aliran darah di bawa ke berbagai bagian tubuh terutama hati, paru,
otak, ginjal, limpa, otot, tulang, dan lain-lain. Bila tidak dirusak oleh sel
fagosit, kait-kaitnya menghilang, embrio tersebut mengalami vesikulasi di
tengah, dan dalam waktu lima bulan menjadi kista hidatid dengan ukuran
diameter kira-kira 10mm. Bila kista hidatid ini termakan anjing atau
21
kucing, maka kista ini akan mengeluarkan protoscolex yang berkembang
di usus halus menjadi cacing dewasa (Onggowaluyu, 2002).
o Patologi
Kista hidatid tumbuh seperti tumor ganas. Skoleks tersebar ke seluruh
tubuh sehingga gejalanya lebih berat daripada hidatidosis yang disebabkan
oleh Echinococcus granulosus (Onggowaluyo,2002)
c. Multiceps multiceps
o Hospes dan Nama Penyakit
Hospes definitif cacing ini adalah anjing, anjing hutan, dan hewan
karnivora lainnya. Hospes perantaranya adalah domba, kambing, dan
hewan herbivora lainnya. Penyakit yang disebabkan oleh cacing ini adalah
senurosis (Onggowaluyo, 2002).
o Morfologi
Panjang cacing dapat mencapai 9 m.
Tubuhnya panjang yang terdiri dari segmen-segmen disebut
proglotida (lebihdari4000) yang berisi testes dan folicel.
Memilikisepasangcelahpenghisap.
Daerahleherpendek.
Larvaberupaplerocercoid
o Siklus Hidup
Telur cacing ditemukan dalam tinja anjing atau carnivora lainnya. Telur
atau proglotid gravid tersebut bila termakan oleh hospes perantara yang
sesuai maka onkosfer menetas dalam usus hospes perantara dan masuk
jaringan tubuh dan berkembang terutama di otak dan sumsum tulang
belakang. Di sini larva berubah menjadi coenurus, yaitu gelembung yang
mempunyai banyak skoleks. Hospes perantara cacing ini adalah ternak
(domba, kambing, dan herbivora lainnya), kadang-kadang juga manusia.
Bila hospes perantara yang mengandung coenurus dimakan oleh hospes
definitif yaitu anjing atau karnivora lainnya maka akan berkembang
menjadi cacing dewasa di dalam usus halus (Onggowaluyo,2002).
o Patologi
22
Parasit ini dapat menyebabkan gejala otak misalnya seperti kesulitan
dalam berbicara (afasia), lumpuh anggota badan (paraplegia), hemiplegia
dan muntah-muntah. Gejala-gejala yang memerlukan beberapa tahun
untuk menjadi nyata, tergantung dari lokalisasi yang tepat dari coenurus
tersebut. Biasanya ada gejala-gejala kenaikan tekanan intracranium,
termasuk kehilangan kesadaran, kejang-kejang, anestesi sementara,
paresis, kadang-kadang diplopi, jalan terhuyung-huyung (Onggowaluyo,
2002).
23
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan.
Cacing merupakan organisme parasit yang hidup pada organisme yang
lain. Cacing merupakan binatang kecil, melata, tidak berkaki, tubuhnya
bulat atau pipih panjang dan tidak beranggota (ada yg hidup di air, tanah,
perut manusia, atau perut binatang), namun ketika cacing sudah
berkembang biak maka bentuk tubuh cacing dapat menjadi besar.
Cacing merupakan salah satu organisme yang menjadi parasit di
dalalm tubuh manusia. Cacing terdiri dari tiga kelas, yang dimana kelas
tersebut antara lain: Nematoda, Cestoda, dan Trematoda. Cacing
merupakan organisme parasit yang hidup pada organisme yang lain.
Pemabagian Cacing ada 3 yaitu Nematoda, Trematoda, dan Cestoda.
Diman ketiga cacing ini merupakan tipe cacing parasit yang dapat
merugikan manusia salah satunya dari segi kesehatan manusia.
24
DAFTAR PUSTAKA
Gandahusada, Prof.dr. Srisasi, Illahude, Drs.H. Herry, & dll. Parasitologi Kedokteran.
Jakarta.EGC
http://beequinn.wordpress.com/nursing/mikrobiologi-dan-parasitologi/cestoda-cacing-pita/
25