Anda di halaman 1dari 5

KOMUNIKASI PSIKOSOSIAL PADA KLIEN DENGAN HARGA DIRI

RENDAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa (KPA-1422)

Oleh kelompok 8/Kelas C18

Andhika Satriya Putra 182310101112


Neneng Kurnia Fitriani 182310101123
Nana Hida Yati 182310101135

Dosen pembimbing:

Ns. Enggal Hadi K., S.Kep., M.Kep


NIP 760016844

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER

2020
KASUS

Seorang pasien bernama Tn.A berumur 35 tahun datang ke rumah sakit Jiwa
pada tanggal 7 Mei 2019 bersama keluarga. Keluarga mengatakan klien tampak
bingung, sering mondar-mandir, melamun, suka menyendiri, pendiam dan sulit tidur.
Hal tersebut dirasakan klien selama 4 bulan. Pada saat datang ke rumah sakit
penampilan pasien terlihat rapi dan bersih. Saat dikaji oleh perawat pada tanggal 8
Mei 2019 klien mengatakan dirinya tidak berguna dan merasa bahwa dirinya menjadi
beban keluarganya, klien merasa malu dengan tetangganya karena klien merasa dia
hanya lulusan sekolah dasar yang tidak memiliki pengetahuan seperti tetangga
lainnya dan tidak memiliki pekerjaan, sampai saat ini klien juga belum menikah.
Klien pernah mengalami kejadian buruk dimasa lalunya yakni diejek oleh teman-
temannya. Keluarga mengatakan bahwa klien pernah menggalami gangguan jiwa
pada tahun 2018 dan sempat dirawat di RSJ Lawang, namun karena klien taat untuk
minum obat maka klien dianjurkan untuk pulang dan rawat jalan di rumah. Tetapi
pada saat ini keluarga menganggap penyakit klien kambuh kembali. Pemeriksaan
fisik klien didapatkan Tanda-tanda vital : TD 110/70 mmHg, N 96x/mnt, R 25x/mnt,
S 36,50 C, TB 165 cm, BB 50kg (berat badan turun semenjak masuk RSJ)

1. Tahap Orientasi
Perawat : “Pemisi Assalamualaikum Bapak”
Pasien :“Waalaikumsalam“ (suara pelan sambil menunduk)
Perawat : “Bapak, maaf boleh saya duduk disini”
Pasien : (Diam dan hanya mengguk)
Perawat : “Sebelumnya perkenalkan, saya perawat Sita yang bertugas pada
pagi hari ini dari mulai pukul 07.00-12.00”. “ Sebelumnya dengan
Bapak siapa? “
Pasien : “Arif Suherman”
Perawat : “Bapak senang dipanggil siapa?”
Pasien : ”Arif ” (Menunduk)
Perawat : “Baiklah Bapak Arif, bagaimana kadaannya sekarang? Saya
perhatikan bapak Arif tampak lebih senang menyendiri. Bapak juga
terlihat terus menunduk dengan wajah yang sedih”. Apakah benar
seperti itu Bapak?”
Pasien : (Hanya menunduk dan diam)
Perawat :(Terus memperhatikan pasien yang menunduk dan mengelus pundak
pasien)
Pasien : “Saya sedih Sus”
Perawat : “ Bagaimana kalau kita berbicara tentang apa yang pak Arif rasakan
saat ini?”
Pasien : (Menganggukan kepala)
Perawat : “Kalau boleh saya usulkan, mungkin sekitar 15 menit. Apakah itu
terlalu lama menurut Pak Arif?”
Pasien : (Menggelengkan kepala)
Perawat : “ Bapak ingin mengobrol dimana?”
Pasien : “ Diteras”
Perawat : “ Baiklah pak Arif, sekarang kita menuju teras ya”
2. Tahap Kerja
Perawat : “Baik bapak, tadi pak Arif mengatakan bahwa Bapak merasa sedih.
Apa yang menyebabkan Pak Arif merasakan sedih dan terlihat suka
menyendiri?”
Pasien : (Diam dan tetap menunduk)
Perawat : “Pak Arif bisa bercerita kepada saya, saya akan mendengarkan
dengan sungguh-sungguh”
Pasien : “Saya merasa tidak berguna Sus” (nada rendah dengan raut wajah
sedih)
Perawat : “Mengapa Bapak merasa demikian?”
Pasien : “Saya merasa menjadi beban keluarga, saya malu dengan tetangga
karena hanya lulusan sekolah dasar yang tidak punya pengetahuan
seperti yang lain dan saya juga tidak bekerja” (berbicara lambat,
sambil sesekali menatap perawat)
Perawat : “ Jadi, Bapak merasakan sedih karena merasa tidak berguna dan
menjadi beban keluarga, bapak juga merasa malu dengan tetangga
karena hanya lulusan sekolah dasar dan tidak memiliki pengetahuan
seperti tetangga yang lain ditambah bapak juga tidak bekerja. Betul
seperti itu Pak Arif?”
Pasien : (Menganggukan kepala dengan raut muka sedih dan malu)
Perawat : “Baik bapak Arif, apa saja kemamapuan yang bapak miliki dan
biasa dilakukan dirumah?” ( Sambil menatap mata pasien)
Pasien :“Saya bisa melukis” (menatap perawat dan tidak menunduk).
Perawat : “Bagus, lalu apa lagi pak?”
Pasien : “Saya juga mahir memancing, memainkan gitar dan bernyanyi”
Perawat :“Wah bagus sekali bapak, sebenarnya pak Arif memiliki banyak
kemampuan dan itu menjadi suatu kelebihan dalam diri pak Arif,
yang belum tentu orang lain miliki, setiap orang punya kelebihan
masing-masing pak. Selain itu semua manusia sama dimata sang
pencipta bapak, jadi bapak tidak perlu merasa malu karena bapak
sama seperti yang lain. Bapak harus mulai menyadari bahwa bapak
punya banyak kelebihan dan jangan merasa menjadi beban keluarga,
karena bapak punya kelebihan sendiri, keluarga bapak juga
menyayangi bapak bagaimanpun keadaan bapak” (menatap pasien
dan mengusap pundak pasien)
Pasien : “Baik Sus saya akan mencoba” (sedikit tersenyum)
Perawat : “Baik Pak Arif, saya akan terus mendukung bapak, Semangat terus
pak” (sambil memegang pundak pasien)
3. Tahap Terminasi
Perawat : “Bapak Arif, bagaimana perasaannya setelah berbicara tentang
masalah bapak tadi?”
Pasien : “ Perasaan saya sudah menjadi lebih baik dan lebih tenang Sus”
Perawat : “ Alhamdulillah jika seperti itu, apakah pak Arif dapat menjelaskan
kembali mengenai saran yang saya berikan tadi”
Pasien : “Saran suster yaitu saya harus menyadari bahwa saya memiliki
banyak kelebihan, dan tidak berpikiran bahwa saya menjadi beban
keluarga”
Perawat : “Benar sekali Bapak” (sambil tersenyum).
Bapak Arif sudah mendengarkan saran dari saya dengan baik, saya
rasa sudah habis waktunya sekitar 15 menit pak, bagaimana kalau
besok pagi jam 09.00 saya bertemu pak Arif kembali untuk
mengetahui kondisi bapak, dan merencakan kegiatan yang bisa
dilakukan di rumah sakit, apakah pak Arif bersedia?”
Pasien : “Iya sus, saya bersedia”
Perawat : “ Tempatnya ingin diteras lagi atau ingin pindah? “
Pasien : “ Diteras sini saja sus”
Perawat : “ Baik bapak, kalau begitu saya antar Pak Arif ke ruang perawatan ya
pak?”
Pasien : “ Baik Sus.”
Perawat :”Bapak, sialahkan beristirahat dahulu. Terimakasih atas waktu dan
kerjasamanya, kalau begitu saya permisi dahulu ya Bapak.
Assalamualaikum “
Pasien : “Baik sus, waalaikumsalam”

Anda mungkin juga menyukai