Oleh
Dosen Pembimbing:
Ns. Ira Rahmawati, S.Kep., M.Kep.
1
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
serta hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Postnatal Ny.S”. Makalah ini kami
susun guna memenuhi tugas PBL mata kuliah Keperawatan Maternitas yang
dikoordinatori oleh Ns. Dini Kurniawati, M.Psi, M.Kep, Sp.Kep.Mat. Makalah
ini dapat terlaksana berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasihnya
kepada:
1. Ns. Dini Kurniawati, M.Psi, M.Kep, Sp.Kep.Mat selaku dosen penanggung
jawab mata kuliah Keperawatan Maternitas.
2. Ns. Ira Rahmawati, S.Kep., M.Kep.selaku dosen pembimbing PBL pada
asuhan kepearawatan ibu postnatal
3. Keluarga dan teman-teman yang telah banyak memberikan semangat, doa,
dan dukungannya.
2
FORMAT PENGKAJIAN POSTNATAL
I. BIODATA
Nama Klien : Supinah Nama Suami : Harpono
Umur : 62 Umur : 72
Suku / Bangsa : Jawa Suku / Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMP Pendidikan : S2
Pekerjaan : Pedagang Pekerjaan : Pedagang
Agama : .Islam Agama : Islam
Gol. Darah :B Gol. Darah :O
Alamat : Desa Tegalrejo Alamat : Desa Tegalrejo
3
5. Riwayat Psikososial
Klien menjalankan aktivtasnya dengan baik dan memiliki mekanisme
koping yang baik untuk manajemen stressnya. Klien hidup berumahtangga
dengan damai dan tentram dan aktif bersosialisasi dengan tetangga.
6. Pola-pola Fungsi Kesehatan
a. Pola persepsi & tata laksana hidup sehat
Klien memiliki prinsip hidup yang kuat. Memandang bahwa selama
klien hidup harus bermanfaat bagi orang lain sekecil apapun
perbuatannya. Klien menganggap bahwa kesehatan adalah aset
terpenting baginya untuk tetap bisa produktif dan menebarkan kasih
sayang kepada keluarganya.
b. Pola nutrisi & metabolism
Klien cukup memperhatikan asupan nutrisi keluarganya termasuk
dirinya. Klien memiliki kebun sayur, buah, dan tanaman obat miliknya
sendiri untuk memenuhi nutrisi baik nya dan keluarga. Metabolisme
klien juga baik.
c. Pola aktivitas
Klien memiliki pekerjaan berternak. Klien berangkat bekerja pada
pukul 8 pagi dan pulang pukul 11 kemudian mandi, makan, dan
istirahat. Klien juga aktif sebagai ibu rumah tangga yang merawat
suami dan anaknya.
d. Pola eliminasi
Klien tidak memiliki keluhan masalah pola eliminasi. Klien BAB
sehari setidaknya 1 kali di pagi hari.
e. Pola persepsi sensoris
Klien tidak memiliki keluhan mengenai pola persepsi sensoris.
f. Pola konsep diri
Klien tidak memiliki keluhan mengenai konsep dirinya. Klien
menyadari kondisinya sebagai ibu dan istri di rumah tangga.
g. Pola hubungan & peran
4
Klien memiliki hubungan yang baik dan sejahtera dengan suami dan
anak-anaknya.
h. Pola reproduksi & seksual
Klien sudah menopause dan saat ini lebih focus untuk membesarkan
anaknya.
i. Pola penanggulangan stres / Koping – Toleransi stres
Klien memiliki mekanisme koping yang adaptif, yaitu
menonton televisi Indosiar kesukaannya. Tidak ada gejala yang
mengarah pada masalah pola penanggulangan stress. Klien
mengatakan senang melihat berita atau informasi kesehatan yang
berkaitan dengan kondisi rumah tangga
7. Riwayat obstetric
a. Riwayat mentruasi
Menarche :-
Lamanya :-
Siklus :-
Hari pertama haid terakhir : -
Dismenorhoe :-
Fluor albus :-
Menopause : Klien mengalami menopause pada usia 48 tahun.
b. Riwayat perkawinan :
Klien menikah dengan suami saat klien berusia 22 tahun dan saat ini
klien memiliki 4 anak (2 laki laki, 2 perempuan)
c. Riwayat kehamilan dan persalinan :
Klien hamil selama 4 kali dan pada anak terakhir klien melahirkan
dengan persalinan caesar.
d. Riwayat kelainan obstetrik :
-
e. Riwayat penggunaan kontrasepsi :
-
5
8. Riwayat ginekologi
-
9. Pemeriksaan fisik ( Inspeksi, Palpasi, Auskultasi, Perkusi )
A. Keadaan Umum
Klien tampak rapi dan bersih. Kesadaran klien kompos mentis.
Ekspresi wajah klien saat dilakukan pengkajian adalah tidak ditemukan
tanda tanda abnormali. Cara berbicara klien jelas dan lugas.
B. Tanda-tanda vital
Suhu Tubuh : 36,5 Respirasi : 22/menit
Denyut Nadi : 75/menit TB / BB : 155/70
Tensi / Nadi : 130/80
C. Kepala & leher
Tidak ditemukan adanya jejas atau bekas luka. Persebaran warna
merata. Simetris. Interpretasi : tidak terdapat adanya kelainan
D. Thorax / Dada
Tidak ditemukan adanya jejas atau bekas luka. Persebaran warna
merata. Simetris. Interpretasi : tidak terdapat adanya kelainan
E. Pemeriksaan payudara
Persebaran warna merata. Simetris. Interpretasi : tidak terdapat adanya
kelainan
F. Abdomen
Terdapat bekas luka Caesar sedikit. Persebaran warna merata.
Simetris. Suara bising usus normal. Interpretasi : tidak terdapat adanya
kelainan
G. Genetalia dan anus
Tidak ada riwayat penyakit kelamin. Klien mengatakan tidak memiliki
keluhan apapun terkait dengan sistem genetalia dan anus.
H. Punggung
Tidak ditemukan jejas atau bekas luka. Persebaran warna merata.
Simetris. Interpretasi : Tidak ada kelainan (normal)
I. Ekstremitas
6
Klien mengatakan pernah masuk rumah sakit karena ada infeksi pada
betis kanan sehingga menyebabkan klien harus bedrest sementara. Saat
ini kondisi sudah baik dan dapat beraktifitas. Kondisi ekstremitas lain
tidak ditemukan kelainan apapun..
J. Integumen
Kekenyalan baik. Kulit tidak kering dan cukup lembab. Warna kulit
klien sawo matang. Tidak ditemukan adanya tanda kelainan apapun.
III. Pemeriksaan laboratorium
- Urine : -
- Darah:-
- Feces :-
7
ANALISA DATA
Kesiapan untuk
meningkatkan
literasi kesehatan
8
2 DS: Klien Klien Kesiapan
mengatakan akan mengatakan akan untuk
menjaga anaknya menjaga anaknya peningkatan Ns. Rizky
Kesiapan untuk
peningkatan gizi
9
DIAGNOSA KEPERAWATAN
10
INTERVENSI KEPERAWATAN
11
2 ke 5/pengetahuan sangat yang langsung atau [manfaatJ
banyak) jangka pendek yang bisa diterima
3. Manfaat modifikasi gaya hidup oleh perilaku gaya hidup positif
(skala 2 ke 4/pengetahuan daripada [menekankan pada]
banyak) manfaat jangka panjang atau efek
4. Faktor penyebab dan yang negatif dari ketidakpatuhan
berkontribusi pada osteoporosis (2 5. Berikan ceramah untuk
ke 4/pengetahuan banyak) menyampaikan informasi dalam
C. Pengetahuan : Aktivitas yang jumlah besar, [pada] saat yang tepat
disarankan
1. Aktivitas yang disarankan (skala
2 ke 4/pengetahuan banyak)
2. Tujuan aktivitas yang disarankan
2 ke 4/pengetahuan banyak)
12
agar dapat nutrisi yang baik, Klien 2. Diet yang dianjurkan (skala 2 ke sasaran
mengatakan bahwa klien ingin 4) 2. Libatkan individu, keluarga, dan
menurunkan berat badannya. 3. Makan yang diperbolehkan dalam kelompok dalam perencanaan dan
diet (skala 2 ke 4) rencana implementasi gaya hidup
B. Pengetahuan : diet sehat atau modifikasi perilaku kesehatan
1. Makanan sesuai dengan pedoman 3. Tekankan pentingnya pola makan
gizi (skala 2 ke 4) yang sehat, tidur, berolahraga, dan
C. Pengetahuan : manajemen berat badan lain-lain bagi individu, keluarga,
1. Massa indeks tubuh yang optimal dan kelompok yang meneladani
(skala 2 ke 4) nilai dan perilaku ini dari orang
2. Manfaat olahraga teratur (skala 2 lain, terutama pada anak-anak
ke 4) 4. Tekankan manfaat kesehatan
positif yang langsung atau
[manfaatJ jangka pendek yang bisa
diterima oleh perilaku gaya hidup
positif daripada [menekankan
pada] manfaat jangka panjang atau
efek negatif dari ketidakpatuhan
5. Berikan ceramah untuk
13
menyampaikan informasi dalam
jumlah besar, [pada] saat yang
tepat
14
SATUAN ACARA PENYULUHAN 1
PHBS LANSIA
15
6. Aktifitas untuk lansia
7. Manfaat melakukan aktivitas untuk lansia
IV. Metode
Penyuluhan dan Tanya jawab
V. Media
Poster
VI. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan
Pembukaan
a) Salam
1 08.00 – 08.10
b) Memperkenalkan Diri
c) Tujuan Melakukan Penyuluhan
16
materi edukasi guna menambah pengetahuan serta meningkatkan sikap dan
perilaku terkait cara hidup yang bersih dan sehat. PHBS adalah sebuah
rekayasa sosial yang bertujuan menjadikan sebanyak mungkin anggota
masyarakat sebagai agen perubahan agar mampu meningkatkan kualitas
perilaku sehari – hari dengan tujuan hidup bersih dan sehat.
2. Pentingnya PHBS
Tujuan PHBS adalah mencapai rumah tangga sehat, setiap anggota
keluarga menjadi sehat, tidak mudah sakit, anak tumbuh sehat dan cerdas
serta anggota keluarga giat bekerja. Meningkatkan pengetahuan, kemauan
dan kemampuan anggota rumah tangga untuk melaksanakan PHBS.
Berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat.
3. Manfaat sinar matahari
Kecukupan asupan vitamin D bagi tubuh dapat menghindarkan tubuh dari
penyakit rheumatoid arthritis, tuberkulosis, multiple sclerosis, diabetes tipe
1 dan osteomalacia. Kekurangan vitamin D pada anak-anak dapat
mengakibatkan penyakit rakitis. Berjemur di bawah sinar matahari pagi
juga dipercaya dapat mengurangi risiko infeksi virus Corona, meski hal ini
masih membutuhkan pembuktian lebih lanjut. Selain itu, sinar matahari
berperan penting di dalam menjaga dan merawat kesehatan kulit.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan paparan sinar matahari
dapat mengatasi sejumlah kondisi kulit. Sejumlah dokter pun
merekomendasikan radiasi sinar UV untuk menangani kulit berjerawat,
eksim, sakit kuning, dan psoriasis.
4. Manfaat PHBS (modifikasi gaya hidup)
Antara lain, setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit,
anak tumbuh sehat dan cerdas, anggota keluarga giat bekerja. Pengeluaran
biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga,
pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.
5. Osteoporosis
Osteoporosis adalah kondisi berkurangnya kepadatan tulang. Hal ini
menyebabkan tulang menjadi keropos dan mudah patah. Osteoporosis
17
jarang menimbulkan gejala dan biasanya baru diketahui ketika
penderitanya jatuh atau mengalami cedera yang menyebabkan patah
tulang. Osteoporosis bisa dialami oleh siapa saja, termasuk anak-anak dan
orang dewasa. Namun, kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita yang
telah memasuki masa menopause. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya
kadar estrogen yang berperan penting dalam menjaga kepadatan tulang.
6. Aktifitas untuk lansia
Lansia dengan usia lebih dari 60 tahun disarankan melakukan olahraga
yang tidak terlalu membebani tulang, seperti berjalan, latihan dalam air,
bersepeda statis, dan dilakukan dengan cara yang menyenangkan.
7. Mengurangi risiko penyakit. Penelitian telah menunjukkan bahwa menjaga
aktivitas fisik secara teratur dapat mencegah terjadinya sejumlah penyakit,
seperti penyakit jantung dan diabetes, meningkatkan kesehatan mental.
mengurangi risiko terjatuh.
VIII. Evaluasi
18
.
19
SATUAN ACARA PENYULUHAN 2
GIZI PADA LANSIA
20
Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan salah satu cara untuk
mengetahui rentang berat badan ideal Anda dan memprediksi seberapa
besar risiko gangguan kesehatan Anda. Metode ini digunakan untuk
menentukan berat badan yang sehat berdasarkan berat dan tinggi
badan. Angka indeks massa tubuh atau dalam bahasa Inggris Body
Mass Index (BMI) digunakan untuk menunjukkan kategori berat
badan seseorang apakah sudah proporsional atau belum. Melalui IMT,
seseorang akan tahu apakah berat badannya termasuk kategori normal
atau ideal, kelebihan, atau justru kekurangan.
3. Daftar makanan yang disarankan untuk lansia
Aturan pola makan lansia yang paling penting adalah mencukupi
kebutuhan nutrisi dan gizinya. Mengonsumsi makanan kaya gizi dan
nutrisi akan membantu lansia mendapatkan vitamin, mineral, protein,
karbohidrat, serta lemak yang mereka butuhkan. Membatasi konsumsi
gula, garam dan lemak sangat penting untuk menjaga kesehatan lansia
mengingat sistem pencernaan mereka tidak bisa bekerja semaksimal
saat masih muda dulu. Apabila asupan gula, garam, dan lemak ini
tidak dibatasi, maka lansia akan berisiko lebih tinggi mengalami
hipertensi, kolesterol tinggi, hiperglikemia, stroke, penyakit jantung,
dan diabetes. Kalsium berperan penting untuk menjaga kesehatan dan
kekuatan tulang. Sayangnya, penyerapan kalsium untuk tulang akan
semakin berkurang seiring bertambahnya usia. Jika kepadatan tulang
mulai berkurang hal ini akan membuat seseorang lebih rentan
terhadap pengeroposan tulang dan gigi. Menurut angka kecukupan
gizi untuk masyarakat Indonesia, kebutuhan kalsium lansia dalam
sehari adalah sebesar 1.000 mg. Bahan makanan sumber karbohidrat,
seperti oatmeal (bubur gandum), roti gandum, beras merah, dan beras
tumbuk. Bahan makanan sumber protein, seperti susu rendah lemak,
ikan, tempe, dan tahu. Bahan makanan sumber lemak sehat, seperti
kacang-kacangan (kacang tanah/selai kacang), minyak kedelai, dan
minyak jagung. Sayuran berwarna hijau atau jingga seperti bayam,
21
kangkung, wortel, brokoli, labu kuning, labu siam, dan tomat. Buah-
buahan segar seperti pepaya, pisang, jeruk, apel, semangka, dan lain
sebagainya.
22
Laptop dan gambar visual (Youtube)
XIV. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan
Pembukaan
d) Salam
1 08.00 – 08.10
e) Memperkenalkan Diri
f) Tujuan Melakukan Penyuluhan
1. Pengertian nutrisi
Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme
untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan
kesehatan. Penelitian di bidang nutrisi mempelajari hubungan antara
makanan dan minuman terhadap kesehatan dan penyakit, khususnya
dalam menentukan diet yang optimal
2. Pentingnya menjaga IMT
Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan salah satu cara untuk
mengetahui rentang berat badan ideal Anda dan memprediksi seberapa
besar risiko gangguan kesehatan Anda. Metode ini digunakan untuk
menentukan berat badan yang sehat berdasarkan berat dan tinggi
badan. Angka indeks massa tubuh atau dalam bahasa Inggris Body
Mass Index (BMI) digunakan untuk menunjukkan kategori berat
badan seseorang apakah sudah proporsional atau belum. Melalui IMT,
23
seseorang akan tahu apakah berat badannya termasuk kategori normal
atau ideal, kelebihan, atau justru kekurangan.
3. Daftar makanan yang disarankan untuk lansia
Aturan pola makan lansia yang paling penting adalah mencukupi
kebutuhan nutrisi dan gizinya. Mengonsumsi makanan kaya gizi dan
nutrisi akan membantu lansia mendapatkan vitamin, mineral, protein,
karbohidrat, serta lemak yang mereka butuhkan. Membatasi konsumsi
gula, garam dan lemak sangat penting untuk menjaga kesehatan lansia
mengingat sistem pencernaan mereka tidak bisa bekerja semaksimal
saat masih muda dulu. Apabila asupan gula, garam, dan lemak ini
tidak dibatasi, maka lansia akan berisiko lebih tinggi mengalami
hipertensi, kolesterol tinggi, hiperglikemia, stroke, penyakit jantung,
dan diabetes. Kalsium berperan penting untuk menjaga kesehatan dan
kekuatan tulang. Sayangnya, penyerapan kalsium untuk tulang akan
semakin berkurang seiring bertambahnya usia. Jika kepadatan tulang
mulai berkurang hal ini akan membuat seseorang lebih rentan
terhadap pengeroposan tulang dan gigi. Menurut angka kecukupan
gizi untuk masyarakat Indonesia, kebutuhan kalsium lansia dalam
sehari adalah sebesar 1.000 mg. Bahan makanan sumber karbohidrat,
seperti oatmeal (bubur gandum), roti gandum, beras merah, dan beras
tumbuk. Bahan makanan sumber protein, seperti susu rendah lemak,
ikan, tempe, dan tahu. Bahan makanan sumber lemak sehat, seperti
kacang-kacangan (kacang tanah/selai kacang), minyak kedelai, dan
minyak jagung. Sayuran berwarna hijau atau jingga seperti bayam,
kangkung, wortel, brokoli, labu kuning, labu siam, dan tomat. Buah-
buahan segar seperti pepaya, pisang, jeruk, apel, semangka, dan lain
sebagainya.
24
fungsi, hal ini akan dialami setiap orang. Bagi lansia, kesehatan
merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Banyak
olahraga untuk lansia yang dapat dilakukan secara individu maupun
berkelompok. Banyaknya perubahan tubuh yang terjadi pada saat
lanjut usia membatasi para lansia untuk melakukan beragam macam
olahraga. Diketahui manfaat olahraga untuk lansia, antara lain :
25
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan penyuluh menjawab
pertanyaan tersebut dengan benar.
Hasil :
a. Peserta mamahami pengertian, manfaat dari menjaga
nutrisi baik untuk lansia
b. Peserta dapat mengulangi daftar makanan yang disarankan
untuk lansia
c. Peserta memahami manfaat menjaga IMT normal
d. Peserta bersedia konsisten melakukan perilaku modifikasi
nutrisi baik untuk lansia
e. Peserta mengulangi aktifitas apa saja yang baik dilakukan
untuk lansia
26
DAFTAR PUSTAKA
Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI. 2009. Pola Hidup Bersih
Dan Sehat. Jakarta.
http://promkes.kemkes.go.id/wp-content/uploads/pdf/publikasi_materi_pro
mosi/Lembar%20Balik%20PHBS.pdf
Astuti, Yulia. 2013. Komunikasi Informasi Edukai PHBS. FK UNS.
https://fk.uns.ac.id/static/filebagian/MODUL_PHBS.pdf
Amran, Yuli. 2012. Determinan Asupan Makanan Usia Lanjut. Kesmas, Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 6, No. 6, Juni 2012
27
DOKUMENTASI
28