Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU PRAMENOPAUSE

KEPERAWATAN MATERNITAS

oleh
Silvia Deres
NIM 182310101101 / Kelas C

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan taufik-Nya berupa kemampuan untuk berpikir serta
menganalisis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas PBL dengan judul
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU PRAMENOPAUSE” dengan baik.
Asuhan keperawatan ini berisikan kemampuan diri dalam menganalisis mengenai
masalah ibu dengan gejala pramenopause. Maka hasil asuhan keperawatan ini
dapat bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembacanya.
Penyusunan ini tidak terlepas dari kontribusi berbagai pihak, maka dari itu
penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ns. Dini Kurniawati, S.Kep., M.Kep., SP.Kep.Mat selaku Dosen


Penanggung Jawab Mata Kuliah Keperawatan Maternitas,
2. Ns. Nuning Dwi Merina, S.Kep., M.Kep selaku Dosen Pembimbing Mata
Kuliah Keperawatan Maternitas,
3. Orang tua dan teman-teman kelas C angkatan 2018 yang telah membantu
memberikan doa dan dukungan.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa asuhan keperawatan ini jauh dari kata
sempurna. Kami juga menyadari bahwa masih membutuhkan bimbingan
mengingat keterbatasan informasi, ilmu dan pengetahuan guna meningkatkan
kesempurnaan ini. Maka dari itu, kami membutuhkan kritik dan saran yang
membangun. Terimakasih.

Jember, 27 Mei 2020

Penulis

2
3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
ASUHAN KEPERAWATAN..................................................................................1
1.1 Pengkajian.................................................................................................1
1.2 Analisis Data dan Masalah........................................................................7
1.3 Diagnosa Keperawatan............................................................................10
1.4 Intervensi Keperawatan...........................................................................10
1.5 Implementasi Keperawatan.....................................................................13
1.6 Evaluasi Keperawatan.............................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22
LAMPIRAN...........................................................................................................23

4
ASUHAN KEPERAWATAN

1.1 Pengkajian

Pengkajian oleh : Silvia Deres


Tgl/Jam Pengkajian : 27 Mei 2020/ 07.00 wib

I. BIODATA

Nama Pasien : Ny. E


Umur : 49 Tahun
Suku / Bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan :
Pekerjaan :
Agama : Islam
Penghasilan :-
Gol. Darah :B
Alamat : Jl. Puter Gg. IV No. 37 Kota Madiun
Nama Suami : Tn. G
Umur : 56 Tahun
Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan :
Pekerjaan :
Agama : Islam
Penghasilan :
Gol. Darah : AB
Alamat : Jl. Puter Gg. IV No. 37 Kota Madiun

II. RIWAYAT KESEHATAN


1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan sering berkeringat dan merasakan panas pada
tubuhnya.

5
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada saat dilakukan pengkajian, pasien mengatakan bahwa ia 5 bulan
terakhir mengalami menstruasi yang tidak teratur, perdarahan sedikit,
dan durasi panjang. Pasien juga sering merasakan panas pada tubuhnya
sehingga mengeluarkan keringat yang berlebih. Keringat berlebih
menyebabkan pasien sering terbangun dan sulit untuk melanjutkan tidur.
Pasien kadang merasakan pusing pada kepala, sakit pada punggung, rasa
panas, cemas, dan jantung berdebar-debar (palpitasi). Pasien juga
mengatakan tidak mengetahui penyakit yang dideritanya.

3. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien mengatakan tidak pernah mengalami kelainan haid (seperti
dysmenarhoe, menoraghi, metrorhagia, dll), penyakit kelamin, tumor, dll

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengungkapkan ibu pasien pernah megalami abortus. Ayah
pasien menderita penyakit DM dan asma.

5. Riwayat Psikososial
Dalam keluarga, pasien mampu mengungkapkan atau mengekspresikan
perasaan, membina hubungan baik diantara anggota keluarga lain dan
apabila ada waktu luang mereka selalu berkumpul. Selalu berinteraksi
dengan baik atau bergaul dengan tetangga. Namun, pada saat pandemi
COVID-19 saat ini, pasien membatasi bergaul dengan tetangga untuk
mencegah penularan.

Pola-pola Fungsi Kesehatan


a. Pola persepsi & tata laksana hidup sehat
Ketidaktahuan pasien tentang informasi dari gejala penyakit yang
dideritanya. Kurangnya pengetahuan pasien tentang gejala menopause.
Pasien kurang dalam hidup sehat karena kurang berolahraga.

6
b. Pola nutrisi & metabolism
Pasien makan 3x sehari dengan nasi, lauk-pauk, dan sayur-mayur serta
minum 5-6 gelas @ 250 ml. 1000-1500 cc/ hari.

c. Pola aktivitas
Pasien mengungkapkan aktivitas dilakukan secara mandiri. Namun,
jarang berolahraga karena akan menambah keringat dan pasien
merasakan panas pada tubuhnya.

d. Pola eliminasi
Defekasi/BAB dengan frekuensi 1x/ hari, konsistensi lembek, tidak
nyeri saat BAB.
Miksi/BAK dengan frekuensi 5-6x/ hari, warna kuning, dan tidak ada
nyeri saat BAK.

e. Pola persepsi sensoris


Pasien menggunakan kacamata. Sedangkan penginderaan lainnya
normal.

f. Pola konsep diri


Pasien merasakan tidak nyaman saat berinteraksi karena dirinya selalu
berkeringat dan jantung berdebar membuatnya semakin cemas.
Apabila ia mengalami menopause, ia akan menerima keadaannya.

g. Pola hubungan & peran


Pasien menikmati perannya sebagai ibu rumah tangga dan memiliki
hubungan yang baik dengan tetangga.

h. Pola reproduksi & seksual


Pasien mengungkapkan bahwa ia 5 bulan terakhir mengalami
menstruasi yang tidak teratur, perdarahan sedikit, dan durasi panjang.

7
Pasien juga mengungkapkan hubungan seksual dengan suami
menggambarkan kepuasan dan tidak ada masalah yang dirasakan.

i. Pola penanggulangan stres / Koping – Toleransi stres


Pasien memiliki koping adaptif yaitu dengan beristigfar dan
memperbanyak mendekatkan diri kepada Tuhan.

6. Riwayat obstetric
a. Riwayat mentruasi
Menarche : 14 Tahun
Lamanya : 30 hari
Siklus : 10-13 hari
Hari pertama haid terakhir : 7 Mei 2020
Dismenorhoe : Tidak ada
Fluor albus : Tidak ada
Menopause : Tidak ada

b. Riwayat perkawinan :
Pasien sudah menikah dan mempunyai dua anak yaitu laki-laki dan
perempuan.

c. Riwayat kehamilan dan persalinan :


Saat ini pasien tidak sedang hamil. Namun, mempunyai dua anak
dengan persalinan spontan.

d. Riwayat kelainan obstetrik :


Pasien mengatakan tidak pernah ada.

e. Riwayat penggunaan kontrasepsi :


Pasien mengatakan pernah menggunakan intrauterine device (IUD)
dan KB suntik progestin.

8
7. Riwayat ginekologi :
Pasien mengatakan tidak pernah ada.

Pemeriksaan fisik (Inspeksi, Palpasi, Auskultasi, Perkusi)


a. Keadaan Umum
Pasien tampak sehat, bersih, dan rapi. Kulit mulai muncul tanda
penuaan (keriput).
b. Tanda-tanda vital
Suhu Tubuh : 36,7 ºC
Respirasi : 20 kali
Denyut Nadi : 76 kali
TB / BB : 153 cm/ 62 kg
Tensi / Nadi : 120/80 mmHg

c. Kepala & leher


Kepala ukuran proporsional konsistensi keras, distribusi rambut merata
bersih tidak ada alopesia warna hitam dan sedikit beruban. Leher tidak
ada pembesaran KGB dan peningkatan vena jugularis.

d. Thorax / Dada
Dada simetris antara kanan dan kiri, tidak ada lesi, respirasi tidak
menggunakan otot-otot asesoris pernafasan. Taktil premitus kanan dan
kiri teraba sama, dan tidak ada nyeri tekan.

e. Pemeriksaan payudara
Payudara simetris antara kanan dan kiri, tidak ada hematom.

f. Abdomen
Bentuk simetris, Bising usus 5x/menit pada setiap kuadran, tidak ada
asites, tidak ada pembesaran hati. Tidak ada nyeri tekan, tidak ada
defense muskular perkusi timpani.

9
g. Genetalia dan anus
Tidak terkaji

h. Punggung
Bentuk simetris, tidak ada kelainan tulang belakang, dan tidak ada
nyeri tekan.

i. Ekstremitas
Bentuk simetris kanan dan kiri. Ekstremitas atas dan bawah mampu
berfungsi dengan baik.

j. Integumen
Integumen pasien terasa dingin karena berkeringat pada pagi, siang,
dan malam hari. Kulit mulai muncul tanda penuaan (kulit).

III. Pemeriksaan laboratorium:


Tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium.

IV. Pemeriksaan Diagnostik Lain:


Tidak dilakukan pemeriksaan diagnostik.

Madiun. 27 Mei 2020


Mahasiswa


(Silvia Deres)

10
1.2 Analisis Data dan Masalah

Para
No Tanggal Data Etiologi Masalah f dan
nama
1. 27 Mei DS: Premenopause Gangguan
2020  Pasien pola tidur

mengatakan Ns.
sering Termoregulasi di Silvi
berkeringat dan hipotalamus
merasakan panas
pada tubuhnya
 Pasien juga Keluhan
mengatakan vasomotor
sering (berkeringat, hot
berkeringat pada flush)
malam hari
sehingga sering
terbangun dan Sulit tidur
sulit untuk
melanjutkan
tidur. Gangguan pola
DO: tidur
 Pasien tampak
sesekali
mengelap
keringat di
punggung dengan
handuk
 pasien tampak
merasa kegerahan
akibat panas pada

11
tubuhnya
 Tubuh pasien
dingin

2. 27 Mei DS: Premenopause Hambatan


2020  Pasien rasa

mengatakan nyaman Ns.
sering Termoregulasi di Silvi
berkeringat pada hipotalamus
malam hari
sehingga sering
terbangun dan Keluhan
sulit untuk vasomotor
melanjutkan (berkeringat, rasa
tidur. panas)
 Pasien
mengatakan
jantungnya terasa Ketidakmampuan
berdebar-debar untuk rileks
(palpitasi) dan
membuat tidak
nyaman Gangguan pola
tidur
DO:
 Terjadi
perubahan pola Hambatan rasa
tidur pada pasien nyaman

 Pasien merasa
tidak nyaman
 Pasien selalu
berkeluh kesah
 Ketidakmampuan

12
pasien untuk
rileks

3. 27 Mei DS: Pramenopause Defisiensi


2020  Pasien pengetahua
mengatakan tidak n
tahu tentang Informasi tidak
penyakit yang adekuat
dideritanya
 Pasien
mengungkapkan Kurang
jarang pengetahuan
berolahraga tentang
karena akan penyakitnya
menambah
keringat dan
pasien merasakan Defisiensi ℒ
panas pada pengetahuan
Ns.
tubuhnya.
Silvi

DO:
 Pasien terus
bertanya tentang
penyakit yang
dideritanya
 Pasien tampak
kurangnya
pengetahuan
tentang
menopause
 Pasien tampak
cemas

13
1.3 Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pola tidur b.d keluhan vasomotor premenopause d.d
berkeringat pada malam hari sehingga sering terbangun dan sulit
untuk melanjutkan tidur.
2. Hambatan rasa nyaman b.d ketidakmampuan untuk rileks d.d pasien
mengatakan sering terbangun pada malam hari, tidak nyaman, dan
sering berkeluh kesah.
3. Defisien pengetahuan b.d kurang pengetahuan d.d pasien terus
bertanya tentang penyakitnya dan tampak cemas.

1.4 Intervensi Keperawatan

No Tanggal Diagnosa Tujuan dan


Intervensi
Keperawatan Kriteria Hasil
1. 27 Mei Gangguan pola Setelah dilakukan Manajemen
2020 tidur b.d tindakan Lingkungan:
keluhan keperawatan 3 x24 Kenyamanan (6482)
vasomotor jam diharapkan 1. Sesuaikan suhu
premenopause gangguan pola ruangan yang paling
d.d berkeringat tidur pada pasien menyamankan
pada malam berkurang dengan individu
hari sehingga kriteria hasil : 2. Singkirkan selimut
sering 1. Kualitas tidur untuk meningkatkan
terbangun dan pasien dari 1 kenyamanan
sulit untuk ditingkatkan ke terhadap suhu
melanjutkan 4 3. Fasilitasi tindakan-
tidur. 2. Pasien dapat tindakan kebersihan
tidur dari awal untuk menjaga
sampai habis kenyaman individu
malam hari (membersihkan
secara konsisten badan dan rambut)
3. Kenyamanan

14
suhu ruang
perawatan dari
1 ditingkatkan
ke 4
4. Lingkungan
yang kondusif
untuk tidur
2. 27 Mei Hambatan rasa Setelah dilakukan Terapi Relaksasi
2020 nyaman b.d tindakan (6040)
ketidakmampu keperawatan 2 x24 1. Tetukan apakah ada
an untuk rileks jam diharapkan terapi relaksasi di
d.d pasien hambatan rasa masa lalu yang
mengatakan nyaman pada sudah memberikan
sering pasien berkurang manfaat
terbangun pada dengan kriteria 2. Berikan deskripsi
malam hari, hasil : detail terkait
tidak nyaman, 1. Pasien kembali intervensi yang
dan sering pada posisi dipilih (napas
berkeluh yang nyaman dalam)
kesah. dari 2 3. Tunjukkan dan
ditingkatkan ke praktikkan teknik
4 relaksasi pada
2. Kesejahteraan pasien
fisik pasien 4. Minta klien untuk
bertambah dari rileks dan
1 ditingkatkan merasakan sensasi
ke 4 yang terjadi
3. Kontrol 5. Dorong klien untuk
terhadap gejala mengulang praktik
dari 1 teknik relaksasi
ditingkatkan ke
4
4. Kualitas tidur

15
pasien dari 1
ditingkatkan ke
4
5. Pasien dapat
tidur dari awal
sampai habis di
malam hari
secara konsisten
3 28 Mei Defisien Setelah dilakukan Pendidikan
2020 pengetahuan tindakan Kesehatan (5510)
b.d kurang keperawatan 1 x24 1. Tentukan
pengetahuan jam pasien pengetahuan
d.d pasien memahami tentang kesehatan dan gaya
terus bertanya proses penyakit dan hidup perilaku pada
tentang tindakan yang akan individu
penyakitnya dilakukan dengan 2. Rumuskan tujuan
dan tampak kriteria hasi : dalam program
cemas. 1. Dapat pendidikan
mengulang kesehatan
materi yang 3. Hindari penggunaan
dibahas teknik yang menakut
2. Perilaku pasien -nakuti sebagai
yang strategi untuk
menunjukkan memotivasi orang
peningkatan agar mengubah
kesehatan perilaku kesehatan
3. Pasien atau gaya hidup
mengeahui 4. Berikan ceramah
penyakit yang untuk
dideritanya menyampaikan
informasi

1.5 Implementasi Keperawatan

16
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )
PENDIDIKAN MENOPAUSE

Topik : Meningkatkan kualitas hidup ibu menopause


Sub Topik : Pengertian menopause, fase-fase menopause, faktor-faktor yang
mempengaruhi menopause, tanda dan gejala menopause, serta
rekomendasi
Sasaran : Ibu pramenopause
Tempat : Rumah klien, Madiun
Hari/Tanggal : Rabu, 27 Mei 2020
Waktu : 10 menit
Penyuluh : Silvia Deres
I. Analisa Data
A. Kebutuhan Peserta
Menopause bukanlah merupakan kejadian yang tiba-tiba, tetapi
merupakan hasil kumulatif dari kejadian-kejadian yang panjang
sebelumnya, dari mulai janin, pubertas, kehamilan, dan menopause.
Pada saat bayi lahir cukup bulan jumlah folikel Primodial dalam
kedua ovarium telah lengkap, sebanyak 750.000 dan tidak
bertambah lagi dalam kehidupan selanjutnya. Folikel tersebut
semakin berkurang sejalan proses reproduksi yang dialami oleh
perempuan, ditandai dengan proses berkurangnya sel telur dalam
ovarium sampai menjelang menopause. Sekitar usia 40 tahun akan
terjadi anovulasi dalam siklus menstruasinya, dan terjadi
peningkatan Follicle Stimulating Hormone (FSH). Perubahan-perubahan
yang terjadi pada perimenopause tidak hanya diakibatkan karena faktor
hormonal saja, tetapi disertai dengan perubahan-perubahan yang terjadi
akibat proses penuaan (aging process).
Meskipun menopause merupakan proses alami, masih banyak
wanita mengalami gejala menopause seperti hot flashes, hilangnya
kepadatan mineral tulang dan penipisan dan pengeringan kulit. Salah satu
perubahan fisiologis untuk menopause adalah berhentinya periode

17
menstruasi karena penurunan fungsi ovarium, yang dipengaruhi oleh
penurunan hormon estrogen. Pada wanita menopause akan timbul berbagai
masalah kesehatan, seperti gejala vasomotorik yaitu hot flush (rasa panas
dari dada hingga wajah), night sweat (keringat dimalam hari) dan mudah
berkeringat, gejala psikogenik, nyeri sanggama, insomnia (susah tidur),
penurunan libido, meningkatnya kejadian penyakit jantung koroner, dan
pengeroposan tulang (osteoporosis). Semua masalah kesehatan tersebut
berdampak terhadap penurunan kualitas hidup kaum perempuan. Dengan
adanya keluhan tersebut, wanita usia lanjut membutuhkan pelayanan
kesehatan.
Dari permasalahan yang tertera, dapat disimpulkan dalam
pemahaman tentang pentingnya mengetahui tentang menopause saat ini
masih rendah dan kita sebagai perawat dapat mengadakan penyuluhan
kesehatan kepada ibu perimenopause.
B. Karakteristik Peserta
Ibu yang memasuki usia perimenopause masih minim pengetahuan tentang
menopause.
II. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, selama 6 menit diharapkan klien
mampu memahami tentang menopause, menerapkan rekomendasi yang
telah disarankan untuk meringankan tanda serta gejala yang muncul, dan
klien dengan bahagia mempersiapkan masa usia lanjut dengan sehat.
III. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x6 menit, diharapkan
klien mampu :
a. Menjelaskan pengertian menopause
b. Menjelaskan fase-fase menopause
c. Menjelaskan faktor-faktor menopause
d. Menjelaskan tanda dan gejala menopause
e. Menjelaskan rekomendasi yang disarankan
IV. Materi (Terlampir)
a. Pengertian menopause

18
b. Fase-fase menopause
c. Faktor-faktor menopause
d. Tanda dan gejala menopause
e. Rekomendasi
V. Metode
Ceramah dan diskusi
VI. Media
1. Power point dengan laptop
VII. Kegiatan Penyuluhan
NO Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. Pembukaan  Memberi salam  Menjawab salam
2 menit  Perkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan TIU dan
dan TIK memperhatikan
 Menyebutkan
materi yang akan
diberikan
2. Inti  Menjelaskan  Menjawab
6 menit materi tentang : pertanyaan
a. Pengertian penyuluhan
menopause  Mendengarkan
b. Fase-fase dan
menopause memperhatikan
c. Faktor-faktor  Bertanya pada
yang penyuluh bila
mempengaruhi masih ada yang
menopause belum jelas
d. Tanda dan gejala
menopause
e. Rekomendasi
yang disarankan

3. Penutup  Evaluasi  Menjawab

19
3. menit  Menyimpulkan pertanyaan
 Mengucapkan  Memperhatikan
salam penutup  Menjawab salam

VIII. Evaluasi
Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. Tempat yang nyaman untuk berdiskusi santai
b. Peralatan yang memadai
c. Media dan materi yang memadai
d. Sumber daya manusia yang memadai
2. Proses
a. Ketepatan waktu pelaksanaan
b. Peran serta klien
c. Kesesuaian peran fungsi dari penyuluhan
d. Faktor pendukung dan penghambat kegiatan
3. Hasil
a. Tanya jawab secara lisan tentang materi menopause
IX. Referensi
Ismiati, A. 2010. Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Menopause
dengan Kesiapan Menghadapi Menopause pada Ibu
Premenopause di Perumahan Sewon Asri Yogyakarta. Surakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Marmi. 2013. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

20
LAMPIRAN
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Menopause
Kata menopause berasal dari Bahasa Yunani yaitu men dan peusis.
Kata men berarti bulan dan kata peusis berarti penghentian sementara.
Secara linguistik kata yang lebih tepat adalah menocease yang
mengandung arti masa berhentinya menstruasi. Sedangkan pandangan
medis, masa menopause diartikan sebagai masa penghentian menstruasi
untuk selamanya. Menopause adalah suatu proses peralihan dari masa
produktif menuju perlahan-lahan ke masa non produktif yang disebabkan
berkurangnya hormon esterogen dan progesteron. Jadi, menopause
merupakan suatu tahap dimana wanita tidak lagi mendapatkan siklus
menstruasi yang menunjukkan berakhirnya kemampuan utuk
bereproduksi, terjadi antara usia 40-50 tahun.

B. Fase-Fase Menopause
Terdapat tiga fase seorang wanita mengalami menopause antara
lain klimaterium (pramenopause), menopause, dan senium (pasca
menopause).
1. Klimaterium (Pramenopause)
Periode klimaterium adalah fase peralihan antara masa reproduksi dan
masa senium. Biasanya disebut juga pramenopause terjadi antara usia
40 tahun, ditandai dengan siklus haid tidak teratur dengan perdarahan
haid relatif memanjang (Prawihardjo, 2006).
2. Menopause
Masa menopause yaitu saat haid terakhir atau berhentinya menstruasi.
Umumnya terjadi sekitar usia 50 tahun, meskipun ada sedikit wanita
yang mengalami menopause usia 30 tahun. Perbedaan usia wanita
menopause disebabkan tubuh sudah kehabisan sel telur dan penurunan
hormon esterogen (Nirmala, 2013).

21
3. Senium (Pasca menopause)
Masa senium adalah masa sesudah menopause atau sering disebut
pasca menopause. Kondisi ini diidentifikasi apabila telah mengalami
menopause 12 bulan sampai menuju ke senium dan umumnya terjadi
pada usia 50 tahun. Pada fase ini, wanita telah mampu menyesuaikan
dengan kondisinya, sehingga tidak mengalami gangguan fisik antara
usia 65 tahun (Prawirohardjo, 2003).

C. Faktor-Faktor Menopause
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi menopause antara lain:
1. Usia saat haid pertama kali
Beberapa ahli melakukan penelitian dan menemukan adanya hubungan
antara usia pertama kali mendapat haid dengan usia seseorang
memasuki menopause. Semakin muda seorang mengalami haid
pertama, semakin tua atau lama ia memasuki masa menopause.
2. Jumlah anak
Beberapa penelitian menemukan bahwa makin sering seorang wanita
melahirkan maka semakin tua atau semakin lama mereka memasuki
masa menopause.
3. Usia melahirkan
Berhubungan erat dengan melahirkan anak, bahwa semakin tua
seseorang melahirkan anak, semakin tua ia mulai memasuki usia
menopause.
4. Status gizi
Wanita yang menerapkan pola hidup sehat seperti berhenti merokok,
serta mengkonsumsi makanan yang baik misalnya sejak masih muda
rajin mengkonsumsi makanan seperti kedelai, kacang merah,
bengkoang atau papaya dapat mencegah menopause lebih awal.
5. Stress
Jika seseorang sering merasa stress maka sama halnya dengan cemas,
wanita tersebut akan lebih cepet mengalami menopause.

22
D. Tanda dan Gejala Menopause
Pada masa menopause wanita akan mengalami perubahan
perubahan. Perubahan yang dirasakan oleh wanita tersebut adalah:
1. Perubahan pola menstruasi (perdarahan)
Gejala ini biasaya dapat dilihat pada awal permulaan masa menopause.
Perdarahan akan terjadi beberapa kali dalam rentang beberapa bulan
dan akhirnya akan berhenti sama sekali. Gejala ini sering kali disebut
dengan gejala peralihan.
2. Rasa panas (hot flush)
Gejala ini akan dirasakan wanita mulai dari wajah sampai keseluruh
tubuh. Selain rasa panas juga disertai dengan warna kemerahan pada
kulit dan berkeringat. Hot flush berlangsung dalam 30 detik sampai 3
menit. Keluhan Hot flushes berkurang setelah tubuh menyesuaikan diri
dengan kadar estrogen yang rendah. Meskipun demikian, sekitar 25 %
penderita masih mengeluhkan hal ini sampai lebih dari 5 tahun..
3. Keluar keringat di malam hari
Keluar keringat di malam hari disebabkan karena hot flushes. Gejolak
panas mungkin sangat ringan dan sama sekali tidak diperhatikan oleh
orang lain. Mungkin hanya terasa seolah-olah suhu meningkat secara
tiba-tiba sehingga menyebabkan kemerahan disertai keringat yang
mengucur diseluruh tubuh.
4. Susah tidur (insomnia)
Wanita menopause akan terbangun pada malam hari dan sulit untuk
bisa tidur kembali. Penyebab dari insomnia wanita menopause yaitu
Hot flush. Masalah insomnia juga dikarenakan kadar serotonin yang
menurun sebagai akibat jumlah estrogen yang kadarnya juga menurun.
Serotonin mempengaruhi suasana hati seseorang, jika kadar serotonin
dalam tubuh menurun, hal ini akan menyebabkan depresi dan sulit
tidur.
5. Kerutan pada vagina
Perubahan yang terjadi pada lapisan dinding vagina. Pada masa
menopause vagina akan terlihat menjadi lebih kering dan kurang

23
elastis. Hal ini dikarenakan adanya penurunan kadar hormon estrogen.
Efek dari gejala ini maka akan timbul rasa sakit pada saat melakukan
hubungan seksual.
6. Gejala gangguan motorik
Pada masa menopause aktivitas yang akan dikerjakan semakin
berkurang. Hal ini dikarenakan wanita menopause akan mudah
merasakan rasa lelah sehingga tidak sanggup untuk melakukan
pekerjaan yang terlalu berat.
7. Gejala gangguan system perkemihan
Kadar estrogen yang rendah akan menyebabkan kadar estrogen
menjadi rendah dan akan menimbulkan penipisan pada jaringan
kandung kemih dan saluran kemih. Hal ini akan menyebabkan
terjadinya penurunan kontrol dari kandung kemih sehingga sulit untuk
menahan untuk buang air kecil.
8. Penurunan daya ingat dan mudah tersinggung
Adanya penurunan kadar hormone estrogen akan berpengaruh
terhadap neurotransmitter yang ada di dalam otak. Neurotransmitter
tersebut antara lain. Serotonin, endorphin, dan dopamine. Adanya
penurunan kadar endorphin, dopamine, dan serotonin akan
mengakibatkan gangguan yang berupa menurunnya daya ingat dan
suasana hati yang sering berubah-ubah atau mudah tersinggung.

E. Rekomendasi
Upaya pencegahan terhadap masalah menopause yang dapat
dilakukan dengan cara seperti berikut yaitu:
1. Terapi Sulih Hormon (TSH)
Hormone replacement therapy (HRT) atau terapi sulih hormon adalah
pemberian terapi penggantian hormon untuk manggantikan hormon
yang kurang kadarnya. Selain itu, TSH berfungsi untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas hidup wanita usia lanjut serta dapat mengurangi
dann mengatasi keluhan yang menyertai menopause seperti keluhan
psikologis, somatic, serta vasomotorik.

24
2. Pemeriksaan alat kelamin
Pemeriksaan alat kelamin wanita bagian luar, liang vagina, dan leher
rahim untuk melihat kelainan seperti lecet, keputihan, pertumbuhan
abnormal seperti benjolan atau tanda radang.
3. Makan makanan yang sehat, rendah lemak, tinggi serta, banyak
mengandung vitamin dan mineral, misalnya buah-buahan dan sayuran
berwarna hijau. Penggunaan bahan makan yang mengandung unsur
fitoestrogen seperti kedelai, tahu, tempe, kecap, papaya, dan semanggi
merah. Makanan yang mengandung kalsium seperti susu, yoghurt, dan
keju.
4. Menghindari rokok, kopi, dan alkohol
5. Menjaga berat badan ideal dan sehat
6. Lakukan olahraga secara teratur

1.6 Evaluasi Keperawatan

No Tanggal/Jam No. DX Evaluasi Paraf &


Kep Nama
1 27 Mei 2020/ 1 S: Pasien mengungkapkan
07.35 ℒ
nyaman dengan suhu ruangan
yang diberikan Ns. Silvi

O: pasien merasakan nyaman


dan dapat meningkatkan
kualitas tidur
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervesi
2 27 Mei 2020/ 2 S: Pasien mengatakan
12.30 ℒ
tubuhnya kembali rileks
setelah praktik relaksasi Ns. Silvi

O: Pasien merasa nyaman dan


tenang
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi

25
3 27 Mei 2020/ 3 S: Pasien mengatakan
07.35 ℒ
mengetahui gejala yang
dideritanya saat menjelang Ns. Silvi

menopause
O: Pasien dapat mengulangi
materi pendidikan kesehatan
yang telah diberikan
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi

DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G.M. 2016. Nursing Interventions Classification ( N I C ). Singapore:


Elsevier Global Rights.

Moorhead, S. 2016. Nursing Outcomes Classification ( N O C ). Singapore:


Elsevier Global Rights.

NANDA. (2018). Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2018-2020.


Jakarta: EGC.

PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi dan


Indikator Diagnostik. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

26
LAMPIRAN

Kegiatan pendidikan kesehatan/penyuluhan dengan klien

27
MENOPAUSE
function
timeline
benefit
model

about
more

Pendidikan Kesehatan
Keperawatan Maternitas

BY : SILVIA DERES
182310101101

28
Kata menopause berasal dari Bahasa Yunani
yaitu men dan peusis.
Kata men berarti bulan dan kata peusis berarti
penghentian sementara.
Secara linguistik kata yang lebih tepat adalah
function

DEFINISI
timeline
benefit
model

menocease yang mengandung arti masa


more

berhentinya menstruasi.
Menopause merupakan suatu tahap dimana
wanita tidak lagi mendapatkan siklus menstruasi
yang menunjukkan berakhirnya kemampuan utuk
bereproduksi, terjadi antara usia 40-50 tahun.

29
function
benefit
model

about
FASE
more

Klimaterium Menopause Senium


(Pramenopause) Terjadi saat haid (Pasca menopause)
terjadi antara usia terakhir atau Terjadi apabila telah
40 tahun, ditandai berhentinya mengalami menopause
dengan siklus haid menstruasi. 12 bulan sampai menuju
tidak teratur ke senium. Umumnya,
dengan wanita telah mampu
perdarahan haid menyesuaikan dengan
relatif memanjang kondisinya.

30
1. Usia haid pertama (Semakin muda seorang
mengalami haid pertama, semakin lama ia
memasuki masa menopause).
2. Jumlah anak (makin sering seorang wanita
melahirkan maka semakin lama mereka
memasuki masa menopause).
3. Usia melahirkan (semakin tua seseorang

FAKTOR
timeline
benefit
melahirkan anak, semakin tua ia mulai
model

about
more

memasuki usia menopause).


4. Status gizi (wanita denga n status gizi yang
baik da pat mencega h menopause lebih
awa l).
5. Stres (Jika seseorang sering merasa stress
maka sama halnya dengan cemas, wanita
tersebut akan lebih cepet mengalami
menopause).

31
1. Peruba ha n pola menstrua si
2. Ra sa pa nas (hot flush)
3. Keluar keringat di ma la m ha ri
4. Susa h tidur (insomnia )

function
timeline
5. Keruta n pa da va gina

GEJALA
model

about
more

6. Muda h lela h
7. Ga ngguan salura n kencing
8. Penuruna n daya inga t da n
muda h tersinggung

32
Untuk mengurangi gejala yang
muncul, dapat dilakukan:
1. Terapi Sulih Hormon (TSH)
2. Pemeriksaan alat kelamin
3. Makan-makanan yang sehat, rendah
lemak, tinggi serat, banyak

function
Rekomendasi

timeline
benefit

about
more

mengandung kalsium, vitamin, dan


mineral.
4. Menghindari rokok, kopi, dan alkohol
5. Menjaga berat badan ideal dan sehat
6. Lakukan olahraga secara teratur

33
APAKAH ADA
PERTANYAAN?
thank you!

more
model
function

34
benefit
timeline
about

Anda mungkin juga menyukai