Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN

KESEHATAN REPRODUKSI PADA NY. SH DENGAN AMENORE


SEKUNDER DI POLIKLINIK KANDUNGAN RSUD SULTAN
SURIANSYAH BANJARMASIN

Di susun Oleh :

Fitri Yuliana
11194992110010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
TAHUN 2021
ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI
PADA NY. SH DENGAN AMENORE SEKUNDER DI POLIKLINIK
KANDUNGAN RSUD SULTAN SURIANSYAH BANJARMASIN

Hari / Tanggal Pengkajian : Jum’at / 3 Desember 2021


Tempat : Poli Kandungan
Jam Pengkajian : 10.00 wita
No. Keterampilan : 02

A. Data Subjektif
1. Identitas
Istri (pasien) Suami (penanggung jawab)
Nama : Ny. SH Nama : Tn. N
Umur : 25 tahun Umur : 25 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Banjar / Indonesia Suku/ Bangsa : Banjar / Indonesia
Pendidikan : D2 Pendidikan : S1
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Alamat : Karang Mekar Alamat : Karang Mekar

2. Keluhan Utama
Klien mengatakan ingin kontrol kandungan. Klien tidak haid selama
kurang lebih 6 bulan dan klien ada melakukan PPT sendiri namun
hasilnya negatif. Kondisi sekarang klien tidak ada keluhan.

3. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, kawin pertama kali umur 25 tahun, dengan suami sekarang
sudah 5 bulan.
4. Riwayat Haid
a. Menarche umur : 14 tahun
b. Siklus : ± 28 hari
c. Teratur/ tidak : Teratur
d. Lamanya : 7 hari
e. Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut/ hari
f. Dismenorhoe : tidak

5. Riwayat Ginekologi
a. Perdarahan di luar haid : tidak ada
b. Riwayat keputihan : tidak ada
c. Riwayar perdarahan setelah : tidak ada
berhubungan badan
d. Riwayat nyeri saat berhubungan : tidak ada
badan
e. Riwayat adanya massa/tumor pada : tidak ada
payudara dan alat kandungan

6. Riwayat Obstetri
Klien mengatakan belum pernah hamil.

7. Riwayat Keluarga Berencana


Klien mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi.

8. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan ibu : Ibu mengatakan ada memiliki
riwayat TB Paru dan sudah selesai
pengobatan namun setelah selesai
pengobatan ibu kembali mengalami
TB Paru (relaps klinis) sehingga
dilakukan pengobatan TB kembali.
b. Riwayat kesehatan keluarga : Ibu mengatakan diantara
keluarganya ada yang memiliki
riwayat TB Paru dan sudah selesai
pengobatan.
9. Pola Kebutuhan Sehari-hari
a. Nutrisi
1) Jenis yang dikonsumsi : nasi, lauk pauk, sayuran, buah, teh,
air putih
2) Frekuensi : 2 x sehari untuk makanan utama, 2 x
sehari untuk makanan ringan, 1-2
gelas teh sehari, 6-7 gelas air putih
sehari
3) Porsi makan : ± 1 piring, ± 1 gelas
4) Pantangan : tidak ada
b. Tidur dan istirahat
1) Siang hari : ± 1,5 jam (istirahat)
2) Malam hari : ± 6 jam
3) Masalah : tidak ada
c. Pola seksual : tidak ada masalah

10. Data Psikososial dan Spiritual


a. Tanggapan klien terhadap dirinya
Klien sedikit cemas dengan kondisinya sekarang
b. Pengetahuan tentang penyakit yang diderita
Belum banyak mengerti
c. Hubungan sosial klien dengan keluarga
Baik
d. Penentu/Pengambil keputusan dalam keluarga
Suami
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : compos mentis
c. Berat badan : 30,3 kg
d. IMT : 12,9 (berat badan kurang)
e. Tinggi badan : 153 cm
f. LILA : 20 cm
g. Tanda-tanda vital : TD 70/51 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu
36,6oC, respirasi 25x/menit

2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
1) Kepala : rambut dan kulit kepala tampak bersih dan
tidak rontok
2) Muka : tidak tampak pucat dan tidak tampak oedem
3) Mata : konjungtiva tidak tampak pucat dan sklera
tidak tampak ikterik
4) Telinga : tampak bersih dan tidak tampak ada sekret
5) Hidung : tampak bersih, tidak tampak adanya benjolan
abnormal, dan tidak tampak ada pernapasan
cuping hidung
6) Mulut : bibir tidak tampak anemis, gigi tidak tampak
karies, dan lidah tampak bersih
7) Leher : tidak tampak adanya pembesaran vena
jugularis dan kelenjar tiroid
8) Dada/ mamae : payudara tampak simetris, puting susu
tampak menonjol, tidak tampak adanya
retraksi dada
9) Abdomen : tidak tampak adanya bekas luka operasi
10) Tungkai : tidak tampak oedem dan varises
11) Genitalia : tidak tampak adanya benjolan abnormal
b. Palpasi
1) Leher : tidak teraba pembesaran vena jugularis dan
kelenjar tiroid
2) Dada/ mamae : simetris, tidak teraba benjolan abnormal
3) Abdomen : tidak ada pembesaran uterus dan tidak ada
nyeri tekan
4) Tungkai : tidak teraba oedem dan varises

c. Pemeriksaan Penunjang
USG : besar uterus normal, tidak terlihat ada kelainan pada uterus

C. Analisa data
1. Diagnosa Kebidanan : PUS dengan Amenore Sekunder
2. Masalah : cemas, TB
3. Kebutuhan : konseling

D. Penatalaksanaan
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada klien bahwa keadaan umum klien
baik dengan TD 70/51 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,6oC, respirasi
25x/menit, dan pemeriksaan USG menunjukkan tidak adanya kelainan
pada uterus.
Rasional :
Pasien berhak mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan keadaan
penyakit yaitu tentang diagnosis, tindakan medik yang akan dilakukan,
segala resiko dari tindakan medik tersebut (Valery M.P. Siringoringo et al,
2017).
”Ibu mengetahui hasil pemeriksaan”
2. Menjelaskan kepada pasien penyebab dari amenore sekunder lebih banyak
diakibatkan karena perubahan hormon karena kehamilan, menyusui,
disfungsi tiroid, kadar hormon prolaktin dalam darah lebih tinggi,
kelebihan hormone testosteron, rendahnya kadar serum hormon
gonadotropin (disfungsi hipotalamus-hipofisis), dan penekanan lapisan
endometrium oleh kontrasepsi hormonal.
Rasional :
Pasien berhak mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan keadaan
penyakit yaitu tentang diagnosis, tindakan medik yang akan dilakukan,
segala resiko dari tindakan medik tersebut (Valery M.P. Siringoringo et al,
2017).
”Ibu mengerti atas penjelasan yang disampaikan”
3. Menjelaskan kepada pasien bahwa tuberkulosis memiliki efek yang kurang
baik pada fungsi ovarium, yang bermanifestasi sebagai perubahan
hormonal dalam siklus menstruasi dan ketidakteraturan menstruasi karena
disebabkan oleh gangguan fungsional pada hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Selain itu mengkonsumsi obat TB juga memiliki efek samping gangguan
menstruasi seperti amenore sekunder.
Rasional :
Tuberculosis dapat menyebabkan perubahan hormonal yang menyebabkan
gangguan menstruasi. Penelitian menunjukkan mycobacterium
tuberculosis juga menyebabkan efek antigonadotropin. Sebanyak 13% dari
pasien TB Paru memiliki gangguan pada endometrium. Sehingga
menyebabkan kasus amenorea. Pengobatan Tuberculosis dengan isoniazid
(INH), Rifampisin (RIF), dan Pirazinamide (PZA) secara signifikan
mengurangi kadar Folikel Stimulating Hormon (FSH) dan Luteinizing
Hormon (LH), Estrogen, dan Prolaktin (Amran and Martilova, 2019).
”Ibu mengerti atas penjelasan yang disampaikan”
4. Menjelaskan kepada pasien dengan penggunaan akupunktur dapat
membantu mengobati amenore yang dialami oleh ibu tanpa mengkonsumsi
obat hormonal yang lainnya dimana hal ini menjadi kontraindikasi
terhadap konsumsi obat TB.
Rasional :
Penggunaan akupunktur pada titik-titik tertentu dapat mengobati amenore
pada seorang wanita. Cara kerja akupunktur sendiri adalah mengalirkan
aliran Qi yang mengaktifkan peredaran darah dan melancarkan aliran
menstruasi.
”Ibu mengerti atas penjelasan yang disampaikan”
5. Mendokumentasikan hasil pelayanan.
Rasional :
Sebagai aspek legal dan data jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
“Pencatatan dan pelaporan telah dilakukan”

Anda mungkin juga menyukai