Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA


AKSEPTOR KB AKDR DENGAN KEPUTIHAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Stase KB dan KESPRO

Oleh :

AMALIA ISTIQOMAH
P1337424820183

PRODI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya saya dapat menyelesaikan laporan Praktik Klinik Kebidanan.

Dalam penulisan laporan ini saya mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian laporan ini :

1. Ibu Sri Rahayu, SKp.Ns, S.Tr.Keb, M.Kes selaku Kepala Jurusan Poltekkes
Kemenkes Semarang.
2. Ibu Ida Ariyani, S.SiT, M.Kes selaku Kepala Program Studi Profesi Poltekkes
Kemenkes Semarang.
3. Ibu Yuniarti, S.ST, M.Kes selaku Pembimbing Institusi stage kehamilan yang
senantiasa membimbing penulis dengan baik dan sabar.
4. Ibu Puji Indrayani, S.ST Keb selaku Pembimbing Lahan Praktik yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis selama praktik dilahan.
5. Orang tua yang telah memberikan kasih sayang dan dukungan sehingga
terselesaikan laporan ini.
6. Dan semua pihak yang terlibat dalam menyelesaikan laporan ini.
Saya menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, oleh karena itu saya
meminta kritik dan saran dari pembaca. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Penulis
HALAMAN PENGESAHAN

Tinjauan Kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi Pada


Ny. M umur 29 tahun P2A0 Akseptor KB AKDR dengan Keputihan” telah disetujui
dan disahkan pada:

Hari :

Tanggal :

Grobogan, November 2020

Pembimbing Lahan Praktikan

Puji Indrayani, S.ST Keb Amalia Istiqomah


NIP. 1969052220021202004 NIM. P1337424820183

Mengetahui
Pembimbing Institusi

Yuniarti, S.ST, M.Kes


NIK. 197506040145
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI
PADA AKSEPTOR KB AKDR DENGAN KEPUTIHAN

I. PENGKAJIAN
Tanggal : 11 November 2020
Jam : 10.15 WIB
Tempat : Puskesmas Brati

II. IDENTITAS KLIEN


Identitas Klien Penanggung Jawab
Nama : Ny. M Nama suami : Tn. B
Umur : 29 tahun Umur : 33 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Suku bangsa : Jawa/Indonesia Suku bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Brati, Jateng Alamat : Brati, Jateng

III. DATA SUBYEKTIF


1. Alasan Datang : Ibu mengatakan ingin memeriksakan diri
2. Keluhan Utama : Ibu mengatakan ibu mengalami keputihan sejak 3 hari
yang lalu, keputihan yang keluar berupa lendir yang kental dengan jumlah
banyak, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak gatal
3. Riwayat Kesehatan
a. Sekarang :
Ibu mengatakan tidak sedang mengalami tanda dan gejala seperti :
1) Jantung :
Ibu mengatakan tidak pernah nyeri dada bagian kiri dan tidak mudah
berkeringat saat melakukan aktivitas ringan.
2) Ginjal :
Ibu mengatakan tidak pernah nyeri pinggang pada bagian kanan atau
kiri, BAK warnanya tidak seperti teh
3) Hipertensi :
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi, tidak
pusing maupun nyeri pada tengkuk
4) DM :
Ibu mengatakan tidak mudah lapar dan haus, tidak sering BAK pada
malam hari.
5) Asma :
Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas saat makan makanan tertentu
ataupun saat terkena debu, tidak muncul suara mengi saat bernafas
6) Hepatitis :
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami perubahan warna kulit
menjadi kuning pada bagian matanya, kulit maupun kuku. Tidak
mengalami nyeri pada bagian hati (bagian kanan, dibawah tulang
rusuk) tidak ada perubahan warna pada saat BAK ataupun BABnya
menjadi keabuan atau kehitaman.
b. Yang lalu :
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami tanda dan gejala penyakit seperti
yang telah disebutkan diatas.
c. Keluarga :
Ibu mengatakan dikeluarganya tidak ada yang memiliki tanda dan gejala
penyakit seperti yang telah disebutkan diatas.
4. Riwayat Obstetric dan Ginekologi
a. Riwayat Menstruasi
1) Menarche : 13 tahun
2) Siklus haid : 28 hari / teratur.
3) Lama menstruasi : 5-7 hari
4) Banyak darah : 3-4 kali ganti pembalut.
5) Warna : Merah kehitaman.
6) Dismenorhea : tidak ada.
7) Flour albus : Jarang
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Jenis BB PB
Anak Tahun Umur Penyulit
Persalina Penolong Tempat JK Lahir Lahir Skr
Ke Lahir kehamilan Persalinan
n
I 2015 aterm Spontan Bidan PKM Tidak ada Laki-laki 3000 50 cm Sehat
II 2020 aterm Spontan Bidan PKM Tidak ada Perempuan 2900 50 cm Sehat

5. Riwayat Perkawinan :
Ibu mengatakan menikah 1 kali lamanya 6 tahun
6. Riwayat KB :
Ibu mengatakan sebelumnya pernah menggunakan KB dan ibu saat ini
menggunakan KB IUD selama 2 bulan

Jenis Kb Lama Penggunaan Keluhan Alasan Berhenti


KB Suntik 4 tahun Spotting Ingin punya anak

7. Pola Penemuan kebutuhan sehari-hari


a. Pola Nutrisi : Ibu mengatakan makan 3 kali sehari, nasi sedang; lauk
1 potong seperti telur, ayam, tempe; sayur 1 mangkuk
seperti sop, bayam; buah 3 kali seminggu seperti
pisang, jeruk; cemilan seperti keripik, kerupuk.
Minum 8-9 gelas perhari seperti air putih, teh.
b. Pola Aktivitas : Ibu mengatakan beraktifitas sebagai ibu rumah
tangga, ibu melakukan pekerjaan rumah sehari-hari
seperti memasak, mencuci, menyapu,dll.
c. Pola Istirahat : Ibu mengatakan istirahat cukup. Tidur siang  1 jam,
dan tidur malam  5-6 jam.
d. Pola Hubungan Seksual : Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual
dengan suami 2x seminggu.
e. Pola Personal Hygiene : Ibu mengatakan mandi, gosok gigi dan ganti baju
2x sehari, keramas 3x/minggu. Ibu menggunakan alas
kaki saat keluar rumah.
f. Pola Eliminasi : Ibu mengatakan BAK 5-6 x/hari, warna kuning jernih;
BAB 1x/hari warna kuning kecoklatan konsistensi
lembek.
g. Psiko, social, spiritual, cultural: Ibu mengatakan ber-KB sesuai keinginan
sendiri, suami dan keluarga mendukung keputusan ibu
ber-KB, hubungan ibu dengan suami, keluarga dan
masyarakat baik, ibu rajin menjalankan ibadah sesuai
agama yang dianut, ibu tidak menganut pantangan
yang merugikan kesehatan dan lingkungan tempat
tinggal ibu tidak melarang untuk ber-KB
h. Data Psikologis : Ibu khawatir dengan keputihan yang dialaminya dan
berharap keputihannya dapat diatasi
i. Pola Kebiasaan Hidup sehat : Ibu mengatakan tidak merokok, tidak
mengkonsumsi minuman beralkohol dan narkoba.
j. Tingkat pengetahuan ibu:
1) Ibu tahu tentang efek samping KB IUD yaitu keputihan
2) Ibu belum mengetahui cara mengatasi keputihannya, cara cebok yang
benar dan cara agar genetalianya tetap bersih dan kering

IV. DATA OBYEKTIF


1. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-Tanda Vital : TD : 100/70 mmHg
N : 84 x/menit
RR : 24 x/menit
S : 36,7°C
Berat Badan : 56 kg
Tinggi Badan : 154 cm
LILA : 27 cm
IMT : 23,61
2. Status Present
Kepala : Mesochepal, kulit kepala bersih, rambut hitam tidak rontok
Muka : Tidak pucat, tidak oedem
Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
Hidung : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada polip.
Telinga : Simetris, bersih, pendengaran dalam batas normal
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe dan vena
jugularis
Mulut : Simetris, bibir lembab, lidah bersih, tidak ada stomatitis
Dada : Simetris, tidak ada benjolan yang abnormal, tidak ada
tarikan dinding dada.
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada pembesaran hepar.
Ekstremitas : Atas; gerak aktif, tidak oedema, turgor baik
Bawah; gerak aktif, tidak oedema, turgor baik.
Genetalia : Tidak ada oedema, tidak ada varises
3. Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan Inspekulo: Porsio baik, tidak ada erosi, ada lendir kental,
nampak benang IUD warna putih
V. ANALISA
Ny. M umur 29 tahun, P2A0, akseptor KB AKDR (IUD) dengan Keputihan
Masalah : Keputihan
Kebutuhan : Pendkes cara mengatasi keputihan, pendkes vulva hygiene
yang benar

VI. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu baik
Hasil : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Memberikan penjelasan bahwa keputihan yang dialami ibu merupakan hal
yang wajar, keputihan tersebut disebabkan oleh adanya benda asing berupa
alat kontrasepsi IUD di dalam rahim ibu karena keputihan adalah salah satu
efek samping yang banyak ditemui dari penggunaan alat kontrasepsi IUD dan
dapat juga disebabkan oleh penggunaan celana dalam yang ketat.
Hasil : Ibu merasa lega dan ibu mengerti penjelasan yang diberikan.
3. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai vulva hygiene yang benar yaitu
dengan meningkatkan kebersihan organ kewanitaannya dengan
membersihkan dengan air dari arah depan ke belakang dan selalu
membersihkannya secara teratur setelah buang air sehingga mencegah
penyebaran bakteri dan masuknya kotoran dari anus ke dalam vagina dan
kebersihan vagina tetap terjaga dan bersih.
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia menjaga kebersihan organ kewanitannya
4. Menganjurkan ibu untuk mengganti celana dalam secara teratur sehingga
keadaan genetalia tetap kering dan tidak lembab, menganjurkan ibu untuk
tidak menggunakan celana dalm yang ketat dan tidak menyerap keringat,
serta tidak menggunakan sabun pembersih kewanitaan.
Hasil : Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan
5. Memberitahu ibu untuk mengkonsumsi agar-agar lidah buaya dan
menggunakan air rebusan air daun sirih hijau untuk membersihkan organ
kewanitaannya sebagai upaya mengurangi keputihan yang dialami ibu
Hasil : Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan
6. Menganjurkan ibu untuk tetap menggunakan kontrasepsi IUD
Hasil : Ibu bersedia untuk tetap menggunakan kontrasepsi IUD
7. Memberikan terapi Metronidazole 500mg ... Amoxilin 500mg... dan
menjelaskan petunjuk obat yang diberikan
Hasil : Ibu bersedia minum obat sesuai petunjuk yang diberikan
8. Menganjurkan ibu untuk kontrol atau follow up 3 hari lagi yaitu tanggal 14
November 2020 atau jika ada keluhan
Hasil : Ibu bersedia melakukan kontol tanggal 14 November 2020 atau jika
ada keluhan
9. Melakukan pendokumentasian asuhan yang telah diberikan
Hasil : telah dilakukan

Grobogan, 11 November 2020


Pembimbing Klinik Mahasiswa

Puji Indrayani, S.ST Keb Amalia Istiqomah


NIP. 1969052220021202004 NIM. P1337424820183

Mengetahui,
Pembimbing Institusi

Yuniarti, S.ST, M.Kes


NIK. 197506040145
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Ny. M No. RM : Ruang: Puskesmas Brati


Umur : 29 tahun Tanggal :
Tanggal CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP) Nama dan
dan Jam Paraf
14 S:
November Ibu mengatakan keputihannya sudah
2020/ berkurang
09.30 WIB O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,5°C
2. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Inspekulo: Porsio baik,
tidak ada lesi, ada sedikit lendir
keputihan, benang IUD terlihat pada
serviks

A:
Ny. M umur 29 tahun, P2A0, akseptor KB
AKDR (IUD) dengan Keputihan

P:
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan bahwa kondisi ibu baik
H: ibu senang mengetahui bahwa kondisi
ibu baik
2. Menganjurkan ibu untuk tetap melakukan
vulva hygiene yang benar dan tetap
menjaga organ kewanitaannya tetap kering
dan sering mengganti celana dalam
H : Ibu mengerti dan bersedia mengikuti
anjuran yang diberikan
3. Memberitahu ibu untuk mengkonsumsi
makanan gizi seimbang, mengkonsumsi
agar-agar lidah buaya dan banyak minum
air
H : Ibu bersedia mengikuti anjuran yang
diberikan
4. Menganjurkan ibu untuk tetap
membersihkan organ kewanitaannya
dengan menggunakan air rebusan daun
sirih hijau
H: Ibu bersedia mengikuti anjuran yang
diberikan
5. Mengingatkan ibu untuk tetap
mengkonsumi obat yang diberikan
H: Ibu bersedia mengkonsumsi obat yang
diberikan
6. Memberitahu ibu untuk segera periksa
apabila ibu mengalami keputihan lebih
banyak, berbau, terdapat rasa gatal dan
panas atau apabila ada keluhan
H: Ibu bersedia segera periksa apabila ada
keluhan tersebut
7. Mendokumentasikan seluruh hasil
pemeriksaan
Hasil : Telah dilakukan pendokumentasian
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Ny. M No. RM : Ruang: Rumah Ny. M


Umur : 29 tahun Tanggal :
Tanggal CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP) Nama dan
dan Jam Paraf
16 S:
November Ibu mengatakan tidak ada keluhan
2020/ O:
15.30 WIB 1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,5°C
2. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan

A:
Ny. M umur 29 tahun, P2A0, akseptor KB
AKDR (IUD)

P:
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan bahwa kondisi ibu baik
H: ibu senang mengetahui bahwa kondisi
ibu baik
2. Menganjurkan ibu untuk tetap melakukan
vulva hygiene yang benar dan tetap
menjaga organ kewanitaannya tetap kering
dan sering mengganti celana dalam
H : Ibu mengerti dan bersedia mengikuti
anjuran yang diberikan
3. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi
makanan dengan gizi seimbang dan minum
banyak air putih\
H : Ibu bersedia mengikuti anjuran yang
diberikan
4. Memberitahu ibu untuk segera periksa
apabila ibu mengalami keputihan banyak,
berbau, terdapat rasa gatal dan panas atau
apabila ada keluhan
H: Ibu bersedia segera periksa apabila ada
keluhan tersebut
5. Mendokumentasikan seluruh hasil
pemeriksaan
Hasil : Telah dilakukan pendokumentasian

PEMBAHASAN
Penulis melakukan pengkajian pada ibu akseptor KB AKDR. Berdasarkan
pengkajian yang dilakukan pada tanggal 11 November 2020, penulis menemukan
bahwa Ny. M berusia 29 tahun, melahirkan dua kali, tidak pernah abortus, akseptor
KB AKDR dengan keputihan. Data subyektif diperoleh penulis dari kunjungan
pasien ke Puskesmas yaitu ibu mengatakan ibu mengalami keputihan sejak 3 hari
yang lalu, keputihan yang keluar berupa lendir yang kental dengan jumlah banyak,
tidak berwarna, tidak berbau dan tidak gatal.
Ny. M tidak sedang atau pernah mengalami penyakit menurun, menular maupun
menahun. Riwayat siklus mestruasi Ny. M teratur dan jarang mengalami keputihan.
Ny. M sebelumnya pernah menggunakan KB suntik 3 bulan selama 4 tahun dan
memiliki keluhan spotting. Ny. M menggunakan KB AKDR selama 2 bulan, dan saat
ini mengalami keluhan keputihan.
Keputihan adalah semacam Silim yang keluar terlalu banyak, warnanya putih
seperti sagu kental dan agak kekuning-kuningan. Jika Silim atau lendir ini tidak
terlalu banyak, tidak menjadi persoalan (Handayani, 2008). Keputihan dapat
dibedakan dalam dua jenis, yaitu keputihan yang normal dan keputihan yang
abnormal. Keputihan normal dapat terjadi pada masa menjelang dan sesudah
menstruasi, pada sekitar fase sekresi antara hari ke 10-16 menstruasi dan juga melalui
rangsangan seksual. sedangkan keputihan abnormal dapat terjadi pada semua infeksi
alat kelamin (infeksi bibir kemaluan, liang senggama, mulut rahim, dan jaringan
penyangga juga penyakit karena hubungan kelamin) (Manuaba, 2010).
Banyak penyebab keputihan dari yang bersifat psikologis (stress) sampai yang
bersifat organic (jamur, virus, bakteri) atau mungkin karena factor hormonal
(menjelang/ sesudah mens, masa subur) (Sangsara, 2007). Kondisi normal yang dapat
menyebabkan secret keluar berlebih adalah pada keadaan Akseptor kontrasepsi pil
dan akseptor IUD (Wisnuwardani, 2009).
Pola nutrisi ibu makan makan 3 kali sehari, nasi sedang; lauk 1 potong seperti
telur, ayam, tempe; sayur 1 mangkuk seperti sop, bayam; buah 3 kali seminggu
seperti pisang, jeruk; cemilan seperti keripik, kerupuk. Minum 8-9 gelas perhari
seperti air putih, teh. Ibu melakukan personal hygiene seperti biasa berganti pakaian
2x sehari, celana dalam 2x sehari. Ibu khawatir dengan keputihan yang dialaminya
dan berharap keputihannya dapat diatasi. Dari hasil pengkajian didapatkan tingkat
pengetahuan ibu mengenai keputihan kurang, ibu belum mengetahui cara mengatasi
keputihan, cara vulva hygiene yang benar dan cara agar genetalianya tetap kering dan
bersih.
Data obyektif diperoleh melalui pemeriksaan fisik pada pasien, pemeriksaan
fisik meliputi keadaan umum, tanda-tanda vital, pemeriksaan head to toe. Hasil
pemeriksaannya yaitu TD 100/70 mmHg, Nadi 84x/menit, RR 24x/menit, Suhu
36,7oC. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan hasil dalam batas normal. Pada
pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan inspekulo dengan hasil Porsio baik,
tidak ada erosi, ada lendir kental, nampak benang IUD warna putih. Berdasarkan
hasil pemeriksaan, tidak ditemukan keadaan patologis atau keganasaan dari
keputihan yang dialami ibu.
Berdasarkan pengkajian data subyektif dan data obyektif yang diperoleh
penulis dapat ditegakkan diagnosa bahwa Ny. M usia 29 tahun, P2A0, akseptor KB
AKDR dengan keputihan.
Berdasarkan hasil pengkajian yang diperoleh, penulis memberikan asuhan sesuai
dengan teori dan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan. Asuhan
yang diberikan pada Ny. M yaitu penjelasan mengenai penyebab keluhan keputihan
yang dialami ibu, pendkes vulva hygiene yang benar, anjuran untuk mengganti
celana dalam lebih sering dan tidak menggunakan celana dalam ketat, anjuran untuk
mengkonsumsi agar-agar lidah buaya untuk mengurangi keluhan keputihan, anjuran
membersihkan genetalia dengan menggunakan air rebusan daun sirih hijau dan
memberikan terapi.
Menurut Zahra (2008), Efek samping dari penggunaan IUD meliputi, pada
minggu pertama, mungkin ada pendarahan kecil. Ada perempuan-perempuan
pemakai spiral yang mengalami perubahan haid, menjadi lebih berat dan lebih lama,
bahkan lebih menyakitkan. Tetapi biasanya semua gejala ini akan lenyap dengan
sendirinya sesudah 3 bulan. Salah satu efek samping umum yang mungkin terjadi
pada pengguna AKDR adalah keputihan yang sangat banyak dan berbau (Hartanto,
2013).
Keputihan sering dikaitkan dengan kadar keasaman daerah sekitar vagina,
karena keputihan bisa terjadi akibat PH vagina tidak seimbang. Sementara kadar
keasaman vagina disebabkan oleh dua hal, factor intern dan ekstern. Faktor intern
antara lain pil kontrasepsi yang mengandung estrogen, IUD yang bisa menyebabkan
bakteri, kanker, atau HIV positif, sedangkan factor ekstern antar lain kurangnya
personal hygiene (Maharani, 2009).
Secara umum keputihan bisa disebabkan oleh beberapa hal yang berhubungan
dengan personal hygiene diantaranya: Penggunaan tisue yang terlalu sering untuk
membersihkan organ kewanitaan, mengenakan pakaian berbahan sintetis yang ketat,
sehingga ruang yang ada tidak memadai, sering kali menggunakan WC yang kotor,
sehingga memungkinkan adanya bakteri yang dapat mengotori organ kewanitaan,
jarang mengganti panty liner, sering kali bertukar celana dalam atau handuk dengan
orang lain, kurangnya perhatian terhadap organ kebersihan kewanitaan, membasuh
organ kewanitaan kearah yang salah yaitu arah basuhan yang dilakukan dari belakang
ke depan, tidak segera mengganti pembalut ketika menstruasi, menggunakan sabun
pembersih untuk membersihkan organ kewanitaan secara berlebihan sehingga flora
doderleins yang berguna menjaga tingkat keasaman didalam organ kewanitaan
terganggu dan tinggal di lingkungan dengan sanitasi yang kotor (Prayitno, 2014). Hal
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nikmah US dan Widyasih H
(2018), Keputihan yang terjadi tersebut cenderung disebabkan oleh masih minimnya
kesadaran untuk menjaga kesehatan terutama kesehatan organ genitalianya. Selain
itu, keputihan sering dikaitkan dengan kadar keasaman daerah sekitar vagina, bisa
terjadi akibat pH vagina tidak seimbang. Sementara kadar keasaman vagina
disebabkan oleh dua hal yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal
antara lain kurangnya personal hyangiene, pakaian dalam yang ketat, dan
penggunaan WC umum yang tercemar bakteri Clamydia.
Menurut teori Sulistyawati (2013), terjadinya keputihan dalam menggunakan
kontrasepsi hormonal disebabkan karena hormon progesteron mengubah flora dan
PH vagina, sehingga jamur mudah tumbuh dan menimbulkan keputihan. Pemakaian
kontrasepsi dalam jangka panjang atau waktu yang lama akan menyebabkan dosis
hormon progesteron menjadi lebih tinggi dan menyebabkan keputihan.
Ketidakstabilan ekosistem pada vagina juga akan menyebabkan keputihan, kestabilan
ekosistem vagina dapat dipengaruhi sekresi (keluarnya lendir dari uterus), status
hormonal (masa pubertas, kehamilan, menopause), benda asing (IUD, tampon dab
obat yang dimasukkan melalui vagina), penyakit akibat hubungan seksual, obat-
obatan (kontrasepsi), diet (kebanyakan karbohidrat, kurang vitamin) (Pudiastuti,
2010).
Rahman dkk (2012) menyatakan bahwa pada pemakai suatu kontrasepsi lebih
sering didapatkan pertumbuhan kandida daripada bukan pemakai kontrasepsi.
Banyak penelitian mendapatkan peningkatan pembawa (carriage) jamur kandida
pada pemakai IUD. IUD merupakan salah satu faktor predisposisi yang dapat
memicu simptomatik kandidiasis vagina dan dapat menyebabkan keputihan. Pada
keadaan akut keputihan encer sedangkan pada yang kronis lebih kental. Keputihan
dapat berwarna putih atau kuning, tidak berbau atau sedikit berbau masam,
menggumpal atau berbutir-butir seperti kepala susu.
Pengobatan keputihan yang dilakukan tergantung pada penyebabnya, bila karena
infeksi diberi obat anti infeksi (antibiotic, anti jamur), bila karena psikologis dicari
dan diselesaikan penyebabnya, kalau faktor hormonal selama tidak menimbulkan
infeksi biasannya tidak perlu pengobatan (Sangsara, 2007). Tujuan pengobatan flour
albus pada dasarnya terdiri dari 3 tahap yaitu menghilangkan gejala, memberantas
penyebab dan mencegah timbulnya kembali flour albus. Untuk itu upaya yang
dilakukan adalah anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium serta
pemeriksaan lainnya. Khusus untuk flour albus akibat infeksi maka pasangan seksual
penderita harus diperiksa dan diobati. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi fenomena
pingpong. Sesuai gejala dan tanda diatas kepastian diagnosa perlu ditegaskan oleh
dokter. Bila keputihan abnormal, jangan nambah permasalahan dengan
menyiramkannya dengan air hangat atau panas, di garuk, disabuni dengan
menggosok secara berlebihan. Bersihkan dengan air dingin, pakai pakaian dalam
katun yang agak longgar, jangan pakai stoking atau celana ketat. Pemakaian jamu,
berendam dengan air sirih dan lain-lain umumnya hanya mengurangi gejala. Bila ada
infeksi jamur kurangi konsumsi gula, cari pertolongan untuk kepastian diagnosa.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kustanti (2017), Pemberian agar-
agar lidah buaya berpengaruh terhadap kejadian keputihan. Lidah Buaya banyak
dimanfaatkan dalam perawatan kesehatan dan kecantikan serta pengobatan. Lidah
buaya juga mempunyai sifat antiseptik dan merangsang jaringan sel baru dari kulit.
Lidah buaya yang baik digunakan untuk pengobatan adalah jenis Aloe Vera
Barbadensis Miller. Lidah buaya jenis ini mengandung 72 zat yang dibutuhkan oleh
tubuh. Diantara ke-72 zat yang dibutuhkan tubuh itu terdapat 18 macam asam amino,
karbohidrat, lemak, air, vitamin, mineral, enzim, hormon, dan zat golongan obat.
Penggolongan obat ini berdasarkan pada kandungan lidah buaya seperti antibiotik,
antiseptik, antibakteri, antikanker, antivirus, antijamur, antiinfeksi, antiperadangan,
antipembengkakan, antiparkinson, antiaterosklerosis, serta antivirus yang resisten
terhadap antibiotik (Yulianto, 2012).
Pemberian air rebusan daun sirih hijau berpengaruh untuk menurunkan kejadian
keputihan pada remaja putri. Daun sirih hijau berkhasiat untuk mengurangi keputihan
dan menjaga organ kewanitaan, karena daun sirih hijau mengandung antiseptik.
Kandungan hijau lebih banyak, yaitu : minyak esensial, fenil propana, estragol,
kavicol, hidroksikavicol, kavibetol, caryophyllene, allylpyrokatekol, cyneole,
cadinene, tanin, diastase, pati, terpennena, seskuiterpen, dan gula. Semua zat ini
yang menyebabkan sirih ditakdirkan sebagai tanaman yang dapat menyehatkan
manusia, karena kaya manfaat dan kegunaan. Cara pembuatan air rebusan daun sirih
hijau yaitu adalah rebus dengan air mendidih 7-10 daun sirih hijau, dan kemudian
gunakan untuk membersihkan organ kewanitaan (Kustanti, 2017).
Setelah dilakukan pemberian intervensi sebanyak 3x, Ny. M sudah tidak memili
keluhan. Penulis telah memberikan asuhan sesuai dengan evidance based practice
yang ada, dan terbukti dapat mengurangi keluhan keputihan yang dialami ibu.
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan penulis, tidak terdapat kesenjangan
mengenai teori dan praktik di lapangan.

Anda mungkin juga menyukai