Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Etika (Yunani kuno: “ethikos“, berarti “timbul dari kebiasaan”) adalah cabang
utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai
standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep
seperti  benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.(Wikipedia)
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu “ethos” yang berarti adat,
kebiasaan, perilaku atau karakter. Menurut buku “Fundamental Keperawatan”
(Potter dan Perry, tahun 2005), etika adalah terminatologi dengan berbagai
makna. Singkatnya, etik berhubungan dengan bagaimana mereka melakukan
hubungan dengan orang lain. Menurut buku “Ilmu Keperawatan” (Spruyt, Van
Mantgem dan De Does BV/Leiden, tahun 2000), etika berasal dari bahasa yunani
“ethoi” yang berarti kesusilaan/moral. Etika adalah sebagai ilmu tentang moral
yang ditentukan oleh opini umum. Menurut buku “Etika Keperawatan” (Hj.Nila
Islami,SKM,tahun 2001).
Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi
perilaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang
dilakukan oleh seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawab
moral. Dari semua pengertian etika di atas, dapat di tarik kesimpulan bahwa etika
merupakan pertimbangan keputusan antara yang baik dan buruk yang dilakukan
seseorang terhadap orang lain yang berdasar atas nilai moral dan kesusilaan. Etika
keperawatan merupakan alat untuk mengukur perilaku moral dalam keperawatan.
Etika keperawatan dihubungkan dengan hubungan antar masyarakat dan dengan
karakter serta sikap perawat terhadap orang lain.
Prinsip etika adalah hak-haknya memperoleh pelayanan kesehatan. Ketika
mengambil keputusan klinis, perawat seringkali mengandalkan pertimbangan
mereka dengan menggunakan kedua konsekuensi dan prinsip dan kewajiban
moral yang universal Prinsip ini menentut perawat untuk melakukan hal yan baik
dengan begitu dapat mencegah kesalahan atau kejahatan. Contoh perawat
menasehati klien tentang program latihan untuk memperbaiki kesehatan secara
umum, tetapi perawat menasehati untuk tidak dilakukan karena alasan resiko
serangan jantung.

1.2 Tujuan Role Play


Tujuan metode pembelajaran bermain peran yaitu agar Mahasiswa dapat
mendramatisasikan tingkah laku, atau dapat menghayati peranan apa yang
dimainkan, mampu menempatkan diri dalam situasi orang lain yang dikehendaki
dosen.

Tujuan metode pembelajaran bermain peran yaitu:

 Memberikan pengalaman konkret dari apa yang telah dipelajari.


 Mengilustrasikan prinsip-prinsip dari materi pembelajaran.
 Menumbuhkan kepekaan terhadap masalah-masalah hubungan sosial.
 Menumbuhkan minat dan motivasi dalam meningkatkan kode etik dalam
keperawatan beneficence.
 Menyediakan sarana untuk mengekspresikan peran perawat dalam
meningkatkan kode etik dalam keperawatan beneficence.
BAB II

ISI

2.1 Judul

“ Beneficence”

2.2 Tokoh

1. Narrator : Putri
2. Pasien : Syifa
3. Pengemudi : Era
4. Dokter : Fiqri
5. Teman Pasien: Nanda
6. Teman Pasien: Mita
7. Teman Pasien: Nadia
8. Perawat 1 : Meike
9. Perawat 2 : Mutia
10. Perawat 3 : Nahdiah
11. Ibu : Ayu

2.2 Setting Tempat

2.3 Setting Waktu

2.4Deskripsi Pelaksanaan Role Play Dilema Etik Berdasarkan Prinsip


Beneficence

Pada suatu hari Syifa dan temannya pulang kuliah bersama, mereka
berjalan sambil asyik mengobrol di sepanjang jalan.

Nanda : “ Eh Syifa tadi kuliahnya garing banget deh.”

Syifa : “ Ya kamu bener banget, aku aja duduk di belakang


ngantuk banget sampe-sampe aku tidur.” (tertawa)

Nadia : “ Wah payah kamu, aku nih yang duduk di depan harus
nahan ngantuk biyar mata aku gak ketiduran.”
Syifa : “ Untung aku duduk di belakang jadi bisa tidur deh dan
untungnya aku gak ditanya sama tuh dosen.”

Nanda : “ Ya kamu beruntung banget, tapi yang masalah ditanya


dosen kamu gak beruntung.”

Syifa : “ Ya nih aku diomelin jadinya, padahal lagi enak tidur. Oh


ya emang sebenarnya tadi tanya apa sih tu dosen?”

Nadiya : “ Yah aku juga ngantuk jadi cuma denger dikit


doang, kayanya sih tanya tentang Etika Keperawatan berdasarkan prinsip
Beneficene. Eh malah kamu jawabnya cara menggunakan betadince pantes lah
kamu diomelin, Syifa”

Syifa : “ Emang kalian tahu apa jawabannya?”

Nanda : “ Hehehe….aku juga gak tahu jawabannya abis ngantuk


sih.”

Syifa : “ Yah sama aja.”

Nadia : “ Hahaha….sama-sama bodoh dong.

Mereka Ketawa Bersama : wkwkwkwkwkk,,,,,,

Nanda & Nadia :”Eh bentar lagi kami nyampe nih Kamu hati-hati di
jalan ya.”

Syifa : “ Ya oke lah, ya udah aku mau nyebrang dulu


deh.”

Nadia : “Siip lah. See you tomorrow.”

Tiba-tiba ada mobil dengan kencang melaju ke arah Syifa, Nanda & Nadia yang
tahu hal itu memanggil Syifa agar dia menghindar tapi Syifa tak mendengarnya
dan akhirnya Syifa tertabrak dan lukanya sangat parah sampai tulang pahanya
retak.

Nanda : “Syifa awas ada mobil.…. Syif……awas mobil.”

Pengemudi : “ Tin..tin….tin….tin…..awas minggir.”

Nadia : “ Tolong teman saya Mbak, ini lukanya sangat parah


Mbak, dia tidak sadar.”

Pengemudi : “ Ya dek ( dengan terbata-bata) mari teman adek bawa ke


mobil saya, kita bawa ke rumah sakit.”
Nanda : “ Ya mari Mbak. Terima kasih Mbak.”

Pengemudi :“ Ya sama-sama dek.”

Sesampainya di Rumah Sakit RADDEN MATTAHER JAMBI Syifa


langsung ditangani dan Nanda segera menghubungi ibu Syifa untuk
memberitahukan keadaan Syifa.

Nanda : “ Halo assalamu’alaikum Ibu.”

Ibu Ayu : “ Wa’alaikumsalam, ini siapa ya?”

Nanda : “ Ini saya Bu, Nanda. Sekarang Syifa sedang berada di


Rumah Sakit Syifa tadi kecelakaan di jalan.”

Ibu Ayu : “ Astaghfirullahal’adzim, anakku.(Syok,Panik) Di Rumah


Sakit mana nan?”

Nanda : “ Di Rumah Sakit RADDEN MATTAHER JAMBI Bu,


Syifa sekarang sedang ada di IGD.”

Ibu Ayu : “Ya Allah anakku (Wajah sedih) Terima kasih


nak, ibu akan segera ke situ.”

Nanda : “ Ya Bu. Assalamu’alaikum.”

Ibu Ayu : Wa’alaikumsalam

Tiga puluh menit kemudian ibu Ayu sampai di rumah sakit, namun Syifa
belum selesai ditangani.

Ibu Ayu : “ Keadaan Syifa gimana nak ?”

Nadia : “ Sekarang Syifa masih di UGD Bu, kita doakan saja


supaya Syifa selamat.”

Ibu Ayu : “ Ya semoga Syifa tidak kenapa-kenapa.”

Tak lama kemudian Dokter Fiqri yang menangani keluar dari UGD.

Ibu Ayu : “ Dokter bagaimana keadaan anak saya Dok, anak saya
baik-baik saja kan Dok?”

Dokter : “ Anak Ibu mengalami pendarahan yang cukup hebat jadi


memerlukan donor darah tapi sekarang anak Ibu sudah bisa kami tangani dan
kondisinya sudah stabil. Namun kaki anak Ibu tulangnya retak sedikit dan harus di
rawat di Rumah Sakit.”
Ibu Ayu : “ Tapi kondisi anak saya sekarang baik-baik saja kan
Dok?”

Dokter : “ Ya Bu, kondisi anak Ibu sudah stabil.”

Ibu Ayu : “ Sekarang saya bisa melihat anak saya Dok?”

Dokter : “ Ya Bu, silahkan.”

Ibu Ayu : “ Terima kasih Dok.”

Dokter : “ Ya sama-sama Bu. Saya permisi dulu, mari Bu.”

Setelah Ibu Ayu dan Teman Syifa melihat keadaan Syifa¸ akhirnya Nanda
& Nadia berpamitan pulang.

Nanda : “ Syukurlah Bu sekarang kondisi Syifa sudah membaik.”

Ibu Ayu : “ Ya nak, terima kasih banyak sudah menolong Syifa.”

Nanda : “ Sama-sama Bu, sudah sepantasnya kita saling tolong-


menolong. Berhubung sudah sore kami pamit pulang dulu Bu, semoga Syifa cepat
sembuh.”

Ibu Ayu : “ Ya nak, hati-hati ya.”

(Bersama) : “ Ya bu. Terima kasih.”

Satu hari kemudian Syifa sudah bisa dipindah ke ruang perawatan dan
Ibunya selalu menungguinya. Dan pada pagi hari jadwalnya Syifa untuk diperiksa
oleh perawat.

Perawat Meike: “ Selamat pagi de, saya Perawat Meike, sekarang saya akan
memeriksa Tanda-Tanda Vital. Nanti saya akan mengukur suhu dan tekanan darah
Ade.”

Syifa : “ Ya baik Ners.”

Perawat melakukan pemeriksaan kepada pasien.

Perawat Meike : “ Sudah selesai de, tekanan darah Ade 110/70 cmHg dan suhu
tubuh ade 36o C. Saya permisi dulu jika membutuhkan sesuatu bisa panggil saya
di ruang keperawatan atau tekan tombol ini.”

Syifa : “ Baik Ners.”

Dua jam kemudian Perawat Meike kembali untuk mengganti balutan luka
Syifa.
Perawat Meike : “ Selamat pagi de, sekarang saya akan mengganti
balutan di kaki Ade.”

(Sedikit Judes)

Syifa : “ Baik Ners.”

Perawat Meike : “ Jangan bergerak terus ya de, biar saya mudah


mengganti balutannya. Dan kalau agak sakit ditahan ya .” (agak judes )

Syifa : “ Baik Ners.”

Perawat melakukan tindakan dengan Baik.

Perawat Meike : “ Baik de, sekarang balutannya sudah diganti, saya


permisi dulu. Nanti saya kembali lagi untuk mengantar makanan.”

Ibu Ayu : “ Terima kasih ya ners .”

Perawat Meike : “ Ya Bu.”

Setelah perawat Meike meninggalkan ruangan, Syifa bercerita kepada


Ibunya tentang perilaku Perawat Meike.

Syifa : “ Ibu kok Perawatnya diem banget yah, gak ramah.”

Ibu Ayu : “Ya kelihatannya Perawat itu kurang ramah, wajahnya aja
murung kaya gitu, jarang senyum.”

Syifa : “ Apa dia lagi ada masalah ya Bu?”

Ibu Ayu : “Ya mungkin bisa kaya gitu. Sudah lah gak usah
ngomongin orang, kita harus berterima kasih kepada Perawat Meike yang sudah
merawat kamu.”

Syifa : “ Ya Bu, tapi Perawatannya juga lumayan bagus kok bu.


Tapi kadang waktu dirawat agak sakit sih bu.”

Ibu Ayu : “ Ya namanya juga luka parah, ya pasti sakit lah


nak.”

(Syifa tersenyum tersipu )

Tiba-tiba Mita yang baru pulang kuliah datang untuk menjenguk Syifa.

Mita : “ Assalamu’alaikum.”

Ibu Ayu : “ Wa’alaikumsalam.”


Ibu Ayu : “ Eh nak Mita, sini masuk.”

Mita : “ Ya Bu. Terima kasih ( Sambil memberikan bingkisan)”

Ibu Ayu : “ Baru pulang kuliah yah?”

Daus : “ Ya Bu, Aku dengar kabar Syifa masuk rumah sakit.”

Ibu : “ Ya nak kemaren Syifa kecelakaan ditabrak mobil, tapi


lukanya ga parah kok.”

Mita : “Alhamdulillah kalau gitu.”

Ibu Ayu : “Ibu mau keluar dulu sebentar.”

Mita : “ Ya Bu.”

Syifa : “ Wah asyik nih, jadi aku ada temannya. Dari kemarin Ibu
terus yang nungguin.”

Mita : “ Jarang-jarang loh kamu ditungguin terus sama Ibumu.”

Syifa : “ Nanda ,Nadia kok ngak kesini?”

Mita : “ Nanda & Nadia, tadinya sih pada mau ikut ke sini tapi
tiba-tiba gak jadi katanya ada rapat.”

Syifa : “ Gak apa-apa koq. Kan udah ada kamu.”

Mita : “ Ya dong. Oh ya gimana Perawatnya? Baik dan Cantik


ga?.”

Syifa : “(Wkwkwk) kok kamu nanya itu, garing deh aaahh?”

Mita : “Mau aku angkat jadi kakak ipar ku.” (sambil ketawa)

Syifa : “ Beneran nih?,Kenapa ga Dokter Fikri aja sekalian untuk


kamu juga”

Mita : “ Aaaah kamu ini (tersenyum), btw namanya perawatnya


siapa sih?.”

Syifa : “ Namanya Ners Meike, tapiii”

Mita : “ Tapi apa sih fa?”

Syifa : “Tapi judessss.”

Mita : “Kok gitu sih?”


Syifa : “Mungkin ada masalah kali”

Mita :”Heem gitu,( sambil melihat jam tangan) Eh ngomong-


ngomong udah siang nih, aku mau jemput adikku dulu. Aku pulang dulu ya,
cepet sembuh ya.”

Syifa :”Ya hati-hati”

Setelah Mita pulang, Ibu Ayu kembali menemani anaknya dan saatnya
Syifa untuk makan siang. Perawat Meike, datang untuk memberikan makanan dan
obat kepada Syifa.

Perawat Meike :“ Siang de, Bu. Saya membawakan makan dan


setelah makan ade minum obat.”

Ibu Ayu : “ Baik ners, terima kasih.”

Perawat Meike : “ Ade bisa makan sendiri kan?”

Syifa : “ Bisa ners.”

Perawat Meike : “ Baik kalau begitu nanti Ibu bisa membantu Ade Syifa
makan dan minum obat Bu.Saya permisi dulu. Nanti kalau ada sesuatu bisa
panggil saya di ruang keperawatan.”

Ibu : “ya terima kasih Sus.”

Pada malam hari Perawat Mutia datang untuk memberikan obat kepada
Syifa.

Perawat Mutia : “ Selamat malam de, dengan adek Syifa yah.”(sambil


mengambil tangan pasien dan mengecek identitas)

Syifa : “ Ya ners .”

Perawat Mutia :“Perkenalkan nama saya Ners Mutia, saya jaga malam.
gimana kakinya, apa masih sakit?”

Syifa : “ Ya ners masih sakit dan pegel.”

Perawat Mutia : “ Baik kalau begitu saya akan periksa lukanya dan nanti
saya akan kasih obat biar cepat sembuh. Nanti agak sedikit sakit jadi ade tahan
ya,. Sebelumnya ada yang mau ade tanyakan?”

Syifa : “ Gak ners.”

Perawat Mutia : “ Bisa dimulai sekarang ya De.”

Syifa : “ Ya ners,,,,,aauh aaaauh pelan-pelan ners”


Perawat Mutia :”Tahan dikit ya de !”

Perawat melakukan tindakan dengan baik, ramah dan komunikatif dengan


pasiennya. Setelah selesai tindakan,Perawat Mutia berpamitan.

Perawat Mutia : “ Baik de sekarang sudah selesai saya periksa. Gimana


perasaan ade sekarang?”

Syifa : “ Lebih baikkan ners, tapi masih sedikit sakit.”

Perawat Mutia : “ Gak papa nanti juga sakitnya berkurang. Kalau begitu saya
permisi dulu nanti dua jam lagi saya kembali untuk mengecek kondisi Ade dan
jika membutuhkan sesuatu Ade bisa panggil saya di ruang keperawatan lewat Ibu
Ade atau tekan tombol ini ya de. Cepet sembuh ya de.”

Syifa : “ Ya ners.”

Ibu Ayu : “ Terima kasih ya ners.”

Perawat Mutia : “ Ya Ibu sama-sama.”

Setelah perawat pergi Syifa bercerita kepada Ibunya.

Syifa : “ Bu Ners Mutia orangnya ramah deh, banyak senyum


lagi gak kaya Ners Meike, Mau aku kenalin sama kakaknya Mita”

Ibu Ayu : “ Ya dia lebih ramah nak. Ada-ada aja kamu.


(Heran)”

Hari sudah malam dan saatnya untuk istirahat. Pagi harinya Perawat
Meike yang bertugas untuk mengecek Tanda-tanda Vital Syifa ada urusan jadi
tugas Perawat Meike digantikan oleh Perawat Mutia.

Perawat Mutia : “ Pagi de, masih ingat kan sama saya?”

Syifa : “ Masih ners, Ners Mutia kan?”

Perawat Mutia : “ Ya benar, gimana tidurnya semalam nyenyak kan?”

Syifa : “ Ya ners.”

Perawat Mutia : “Bagus, sekarang saya akan periksa Tanda-Tanda


Vitalnya ya, untuk mengecek kondisi kesehatan ade. Nanti saya akan pasang
termometer di ketiak ade dan saya akan mengukur tekanan darah ade. Apa ada
pertanyaan?”

Syifa : “Ga ada ners.”

Perawat Mutia : “Saya mulai sekarang ya de.”


Syifa : “Ya baik ners.”

Perawat Mutia : “Permisi ya de bisa pasang termometernya di ketiak ade?”

Syifa : “Bisa ners.”

Perawat Mutia : “Ya bagus.”

Setelah selesai melakukan pengukuran Tanda-tanda Vital, Perawat Mutia


berpamitan.

Perawat Mutia : “ Baik de sekarang sudah selesai, tekanan


darahnya normal 120/80 cmHg dan suhunya 36,4o C. gimana perasaan ade
sekarang?”

Syifa : “ Baik ners.”

Perawat Mutia : “ Bagus, kalau begitu saya permisi dulu, nanti saya
kembali lagi untuk mengntarkan makanan.dan jika ada sesuatu seperti biasa, saya
ada di ruang keperawatan ya de.”

Waktunya istirahat siang dan ketika Ibu ke kantin, Ibu bertemu dengan
Perawat Mutia . kemudian Ibu menghampiri Perawat Mutia dan bercerita tentang
Perawat Meike.

Ibu Ayu : “Ners Mutia kan?”

Perawat Mutia : “ Ya Bu, ada apa yah?”

Ibu Ayu : “ Saya Ibunya Syifa, kemarin kan Syifa cerita sama saya,
katanya dia mending dirawat sama Ners Mutia, Syifa merasa nyaman jika dirawat
Ners daripada sama Ners Meike, katanya dia judes, gak ramah, jarang senyum jadi
Syifa gak nyaman.”

Perawat Mutia : “ Sudah semestinya saya begitu bu. Tapi kalau mengenai
Ners Meike, saya bisa katakan kepada beliau untuk lebih baik lagi. Mungkin dia
sedang ada masalah bu.”

Ibu Ayu : “ Tapi kalau ada masalah masa setiap merawat


anak saya wajahnya selalu gitu.”

Perawat Mutia : “ Ya nanti saya akan bicara ke Ners Meike Bu.”

Ibu Ayu : “ Ya sudah kalau begitu saya kembali dulu ya Ners


Terima kasih.”

Perawat Mutia : “ Ya Bu, sama-sama.”


Setelah mendengar cerita itu Ners Mutia berfikir kenapa Ners Meike bisa
bersikap seperti itu. Dia juga merasa Ners Meike kurang ramah kepada dirinya,
jarang senyum, wajahnya murung, kurang berkomunikasi padahal bekerja sama-
sama.

Ners Mutia sebagai perawat baru dan kemudian di angkat jabatannya, jadi
merasa tidak enak kepada Ners Meike yang sudah lama bekerja.

Perawat Mutia : “ Benar juga yang di bilang Ibu tadi yah, Ners Meike
akhir-akhir ini wajahnya selalu murung, jarang senyum, kalau ketemu aku juga
judes gitu. Mungkin dia ada masalah apa yah, tapi masa udah beberapa hari ini
kaya gitu terus. Tapi kalau sama Ners Nahdiah gak kaya gitu banget deh. Apa
karena aku perawat baru terus naik jabatan yah. Wah aku jadi gak enak nih,
mending Tanya sama Ners Nahdiah aja, dia kan biasa bareng sama Ners Meike.”

Setelah dari kantin, Ners Mutia berpapasan dengan Ners Meike. Tapi Ners
Meike masih saja memasang wajah murungnya.

Perawat Mutia : “ Mau ke kantin Ners?”

Perawat Meike : “ Ya. ( Judes, palingkan wajah)”

Perawat Mutia : “ Sendirian Ners, mau saya temenin?”

Perawat Meike : “ Gak usah, makasih. (Wajah Jutek)”

Perawat Mutia : “ Oh ya. (Kikuk)”

Setelah bertemu dengan Ners Meike , Ners Mutia menjadi merasa semakin
tidak enak pada Ners Meike . Akhirnya Ners Mutia memutuskan untuk
menanyakan kepada Ners Nahdiah yang biasa bersama Ners Meike.

Perawat Mutia : “Ners bisa bicara sebentar dengan saya?”

Perawat Nahdiah : “ Ya bisa, ada apa yah?”

Perawat Mutia : “ Begini ners saya mau Tanya, kenapa yah akhir-akhir ini
Ners Meike wajahnya selalu murung, jarang senyum, kurang ramah, dan kurang
bersemangat?”

Perawat Nahdiah : “ Oh ya sih, dia sekarang kurang bersemangat dan


wajahnya murung. Mungkin dia lagi ada masalah, aku juga kurang tahu soalnya
dia gak mau cerita.”

Perawat Mutia : “ Kok gitu yah Ners. Aku jadi merasa gak enak,
soalnya kalau bertemu saya wajahnya murung gitu, gak senyum lagi. Jadi saya
merasa saya punya salah atau gimana.”
Perawat Nahdiah : “ Ya nanti aku coba tanyain ke Ners Meike.”

Perawat Mutia : “Kenapa kaya gitu, soalnya keluarga pasien juga ada yang
bilang ke saya kalau Ners Meike kurang ramah. Tapi Ners Meike orangnya rajin
yah Ners, dia selalu menyelesaikan tugas dengan baik.”

Perawat Nahdiah : “Ners Meike memang rajin, tugasnya selalu


dikerjakannya sendiri dengan baik. Ya sudah kalau saya bertemu Ners Meike,
saya akan menanyakannya.”

Perawat Mutia : “ Ya baik Ners, makasih ya Ners.”

Kemudian di kantin Ners Nahdiah menemui Ners Meike untuk


membicarakan apa yang dikatakan Ners Mutia.

Perawat Nahdiah : “ Hei Ners, gimana udah selesai semua kerjaannya?”

Perawat Meike : “ Sudah selesai semua, kamu gimana?”

Perawat Nahdiah : “ Tinggal dikit lagi selesai koq. Oh ya gini aku mau Tanya
tapi kamu jangan tersinggung ya.”

Perawat Meike : “ Ya gak koq, emang ada apa sih?”

Perawat Nahdiah : “ Gini, aku dengar kamu kurang ramah ke pasien, dan
akhir-akhir ini kamu kurang bersemangat. Kamu kenapa sih, ada masalah? Kalau
ada cerita aja ke aku, mungkin aku bisa kasih solusi.”

Perawat Meike : “ Ga papa sih cuma ada masalah sedikit aja. ( Wajah
Dingin)”

Perawat Nahdiah : “ Emang apa sih, mungkin aku bisa bantu.”

Perawat Meike : “ Sebenernya gini, aku ngerasa pimpinan kita agak


pilih kasih. Kenapa yah padahal aku kan udah lama kerja di sini tapi
belum juga naik jabatan, sedangkan Ners Mutia yang belum lama di sini udah
naik jabatan. Aku selalu menyelesaikan tugas dengan baik. Kenapa coba?”

Perawat Nahdiah : “ Ya mungkin belum rejeki kamu, kamu berusaha dan


berdoa aja yang rajin agar Tuhan mengabulkan doamu. Tapi kamu gak seharusnya
seperti itu ke pasien dan ke teman lain.”

Perawat Meike : “ Ya abis aku kebawa perasaan, aku ngerasa


pimpinan pilih kasih.”

Perawat Nahdiah : “ Tapi kamu jangan berfikiran negatif dulu ke pimpinan,


mungkin Ners Mutia lebih trampil dan berkompeten. Jadi kamu gak usah gitu.
Kamu tetap ramah ke pasien, senyum, wajahnya yang segar jangan murung gitu
dong. Nanti pasien pada gak mau dirawat sama kamu lagi, gimana coba.”

Perawat Meike : “ Benar juga yah apa yang kamu bilang. Pasti
suatu saat nanti kebahagiaan itu akan tiba di waktu yang tepat.”

Perawat Nahdiah : “ Nah gitu dong jadi kan teman-teman gak pada bingung
ke kamu dan pasien jadi mau dirawat sama kamu.”

Perawat Meike : “ Makasih banget ya Ners Nahdiah, aku seneng banget


punya teman seperti kamu.”

Perawat Nahdiah : “ Ya sama-sama.”

Tiba-tiba Dokter Fiqri datang,,,,

Dokter Fiqri :”Eh pada ngosipin apa nih?, Pasti ngosipin Dokter ganteng
ini( PD).”

Mereka Ketawa Bersama :wkwkkwkwk,,,,,,

Perawat Meike :”Aaah Dokter bisa aja.(tersipu malu), ayo kita pergi Ners.”

Perawat Nahdiah :”Kami permisi dulu ya dok.”

Dokter Fiqri :”Ya Hati-hati ya.”

Perawat Nahdiah :”Hey tunggu aku Ners Meike !.”

Akhirnya sekarang Ners Meike kembali tersenyum, wajahnya tidak murung lagi,
ramah kepada pasien dan teman-temannya, serta bekerja dengan baik. Banyak
pasien yang suka dengan cara merawat pasien, dan sekarang Ners Meike sedang
diusulkan untuk naik jabatan.

3.Penutup

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

4.Referensi

Anda mungkin juga menyukai