PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Etika (Yunani kuno: “ethikos“, berarti “timbul dari kebiasaan”) adalah cabang
utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai
standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep
seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.(Wikipedia)
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu “ethos” yang berarti adat,
kebiasaan, perilaku atau karakter. Menurut buku “Fundamental Keperawatan”
(Potter dan Perry, tahun 2005), etika adalah terminatologi dengan berbagai
makna. Singkatnya, etik berhubungan dengan bagaimana mereka melakukan
hubungan dengan orang lain. Menurut buku “Ilmu Keperawatan” (Spruyt, Van
Mantgem dan De Does BV/Leiden, tahun 2000), etika berasal dari bahasa yunani
“ethoi” yang berarti kesusilaan/moral. Etika adalah sebagai ilmu tentang moral
yang ditentukan oleh opini umum. Menurut buku “Etika Keperawatan” (Hj.Nila
Islami,SKM,tahun 2001).
Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi
perilaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang
dilakukan oleh seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawab
moral. Dari semua pengertian etika di atas, dapat di tarik kesimpulan bahwa etika
merupakan pertimbangan keputusan antara yang baik dan buruk yang dilakukan
seseorang terhadap orang lain yang berdasar atas nilai moral dan kesusilaan. Etika
keperawatan merupakan alat untuk mengukur perilaku moral dalam keperawatan.
Etika keperawatan dihubungkan dengan hubungan antar masyarakat dan dengan
karakter serta sikap perawat terhadap orang lain.
Prinsip etika adalah hak-haknya memperoleh pelayanan kesehatan. Ketika
mengambil keputusan klinis, perawat seringkali mengandalkan pertimbangan
mereka dengan menggunakan kedua konsekuensi dan prinsip dan kewajiban
moral yang universal Prinsip ini menentut perawat untuk melakukan hal yan baik
dengan begitu dapat mencegah kesalahan atau kejahatan. Contoh perawat
menasehati klien tentang program latihan untuk memperbaiki kesehatan secara
umum, tetapi perawat menasehati untuk tidak dilakukan karena alasan resiko
serangan jantung.
ISI
2.1 Judul
“ Beneficence”
2.2 Tokoh
1. Narrator : Putri
2. Pasien : Syifa
3. Pengemudi : Era
4. Dokter : Fiqri
5. Teman Pasien: Nanda
6. Teman Pasien: Mita
7. Teman Pasien: Nadia
8. Perawat 1 : Meike
9. Perawat 2 : Mutia
10. Perawat 3 : Nahdiah
11. Ibu : Ayu
Pada suatu hari Syifa dan temannya pulang kuliah bersama, mereka
berjalan sambil asyik mengobrol di sepanjang jalan.
Nadia : “ Wah payah kamu, aku nih yang duduk di depan harus
nahan ngantuk biyar mata aku gak ketiduran.”
Syifa : “ Untung aku duduk di belakang jadi bisa tidur deh dan
untungnya aku gak ditanya sama tuh dosen.”
Nanda & Nadia :”Eh bentar lagi kami nyampe nih Kamu hati-hati di
jalan ya.”
Tiba-tiba ada mobil dengan kencang melaju ke arah Syifa, Nanda & Nadia yang
tahu hal itu memanggil Syifa agar dia menghindar tapi Syifa tak mendengarnya
dan akhirnya Syifa tertabrak dan lukanya sangat parah sampai tulang pahanya
retak.
Tiga puluh menit kemudian ibu Ayu sampai di rumah sakit, namun Syifa
belum selesai ditangani.
Tak lama kemudian Dokter Fiqri yang menangani keluar dari UGD.
Ibu Ayu : “ Dokter bagaimana keadaan anak saya Dok, anak saya
baik-baik saja kan Dok?”
Setelah Ibu Ayu dan Teman Syifa melihat keadaan Syifa¸ akhirnya Nanda
& Nadia berpamitan pulang.
Satu hari kemudian Syifa sudah bisa dipindah ke ruang perawatan dan
Ibunya selalu menungguinya. Dan pada pagi hari jadwalnya Syifa untuk diperiksa
oleh perawat.
Perawat Meike: “ Selamat pagi de, saya Perawat Meike, sekarang saya akan
memeriksa Tanda-Tanda Vital. Nanti saya akan mengukur suhu dan tekanan darah
Ade.”
Perawat Meike : “ Sudah selesai de, tekanan darah Ade 110/70 cmHg dan suhu
tubuh ade 36o C. Saya permisi dulu jika membutuhkan sesuatu bisa panggil saya
di ruang keperawatan atau tekan tombol ini.”
Dua jam kemudian Perawat Meike kembali untuk mengganti balutan luka
Syifa.
Perawat Meike : “ Selamat pagi de, sekarang saya akan mengganti
balutan di kaki Ade.”
(Sedikit Judes)
Ibu Ayu : “Ya kelihatannya Perawat itu kurang ramah, wajahnya aja
murung kaya gitu, jarang senyum.”
Ibu Ayu : “Ya mungkin bisa kaya gitu. Sudah lah gak usah
ngomongin orang, kita harus berterima kasih kepada Perawat Meike yang sudah
merawat kamu.”
Tiba-tiba Mita yang baru pulang kuliah datang untuk menjenguk Syifa.
Mita : “ Assalamu’alaikum.”
Mita : “ Ya Bu.”
Syifa : “ Wah asyik nih, jadi aku ada temannya. Dari kemarin Ibu
terus yang nungguin.”
Mita : “ Nanda & Nadia, tadinya sih pada mau ikut ke sini tapi
tiba-tiba gak jadi katanya ada rapat.”
Mita : “Mau aku angkat jadi kakak ipar ku.” (sambil ketawa)
Setelah Mita pulang, Ibu Ayu kembali menemani anaknya dan saatnya
Syifa untuk makan siang. Perawat Meike, datang untuk memberikan makanan dan
obat kepada Syifa.
Perawat Meike : “ Baik kalau begitu nanti Ibu bisa membantu Ade Syifa
makan dan minum obat Bu.Saya permisi dulu. Nanti kalau ada sesuatu bisa
panggil saya di ruang keperawatan.”
Pada malam hari Perawat Mutia datang untuk memberikan obat kepada
Syifa.
Syifa : “ Ya ners .”
Perawat Mutia :“Perkenalkan nama saya Ners Mutia, saya jaga malam.
gimana kakinya, apa masih sakit?”
Perawat Mutia : “ Baik kalau begitu saya akan periksa lukanya dan nanti
saya akan kasih obat biar cepat sembuh. Nanti agak sedikit sakit jadi ade tahan
ya,. Sebelumnya ada yang mau ade tanyakan?”
Perawat Mutia : “ Gak papa nanti juga sakitnya berkurang. Kalau begitu saya
permisi dulu nanti dua jam lagi saya kembali untuk mengecek kondisi Ade dan
jika membutuhkan sesuatu Ade bisa panggil saya di ruang keperawatan lewat Ibu
Ade atau tekan tombol ini ya de. Cepet sembuh ya de.”
Syifa : “ Ya ners.”
Hari sudah malam dan saatnya untuk istirahat. Pagi harinya Perawat
Meike yang bertugas untuk mengecek Tanda-tanda Vital Syifa ada urusan jadi
tugas Perawat Meike digantikan oleh Perawat Mutia.
Syifa : “ Ya ners.”
Perawat Mutia : “ Bagus, kalau begitu saya permisi dulu, nanti saya
kembali lagi untuk mengntarkan makanan.dan jika ada sesuatu seperti biasa, saya
ada di ruang keperawatan ya de.”
Waktunya istirahat siang dan ketika Ibu ke kantin, Ibu bertemu dengan
Perawat Mutia . kemudian Ibu menghampiri Perawat Mutia dan bercerita tentang
Perawat Meike.
Ibu Ayu : “ Saya Ibunya Syifa, kemarin kan Syifa cerita sama saya,
katanya dia mending dirawat sama Ners Mutia, Syifa merasa nyaman jika dirawat
Ners daripada sama Ners Meike, katanya dia judes, gak ramah, jarang senyum jadi
Syifa gak nyaman.”
Perawat Mutia : “ Sudah semestinya saya begitu bu. Tapi kalau mengenai
Ners Meike, saya bisa katakan kepada beliau untuk lebih baik lagi. Mungkin dia
sedang ada masalah bu.”
Ners Mutia sebagai perawat baru dan kemudian di angkat jabatannya, jadi
merasa tidak enak kepada Ners Meike yang sudah lama bekerja.
Perawat Mutia : “ Benar juga yang di bilang Ibu tadi yah, Ners Meike
akhir-akhir ini wajahnya selalu murung, jarang senyum, kalau ketemu aku juga
judes gitu. Mungkin dia ada masalah apa yah, tapi masa udah beberapa hari ini
kaya gitu terus. Tapi kalau sama Ners Nahdiah gak kaya gitu banget deh. Apa
karena aku perawat baru terus naik jabatan yah. Wah aku jadi gak enak nih,
mending Tanya sama Ners Nahdiah aja, dia kan biasa bareng sama Ners Meike.”
Setelah dari kantin, Ners Mutia berpapasan dengan Ners Meike. Tapi Ners
Meike masih saja memasang wajah murungnya.
Setelah bertemu dengan Ners Meike , Ners Mutia menjadi merasa semakin
tidak enak pada Ners Meike . Akhirnya Ners Mutia memutuskan untuk
menanyakan kepada Ners Nahdiah yang biasa bersama Ners Meike.
Perawat Mutia : “ Begini ners saya mau Tanya, kenapa yah akhir-akhir ini
Ners Meike wajahnya selalu murung, jarang senyum, kurang ramah, dan kurang
bersemangat?”
Perawat Mutia : “ Kok gitu yah Ners. Aku jadi merasa gak enak,
soalnya kalau bertemu saya wajahnya murung gitu, gak senyum lagi. Jadi saya
merasa saya punya salah atau gimana.”
Perawat Nahdiah : “ Ya nanti aku coba tanyain ke Ners Meike.”
Perawat Mutia : “Kenapa kaya gitu, soalnya keluarga pasien juga ada yang
bilang ke saya kalau Ners Meike kurang ramah. Tapi Ners Meike orangnya rajin
yah Ners, dia selalu menyelesaikan tugas dengan baik.”
Perawat Nahdiah : “ Tinggal dikit lagi selesai koq. Oh ya gini aku mau Tanya
tapi kamu jangan tersinggung ya.”
Perawat Nahdiah : “ Gini, aku dengar kamu kurang ramah ke pasien, dan
akhir-akhir ini kamu kurang bersemangat. Kamu kenapa sih, ada masalah? Kalau
ada cerita aja ke aku, mungkin aku bisa kasih solusi.”
Perawat Meike : “ Ga papa sih cuma ada masalah sedikit aja. ( Wajah
Dingin)”
Perawat Meike : “ Benar juga yah apa yang kamu bilang. Pasti
suatu saat nanti kebahagiaan itu akan tiba di waktu yang tepat.”
Perawat Nahdiah : “ Nah gitu dong jadi kan teman-teman gak pada bingung
ke kamu dan pasien jadi mau dirawat sama kamu.”
Dokter Fiqri :”Eh pada ngosipin apa nih?, Pasti ngosipin Dokter ganteng
ini( PD).”
Perawat Meike :”Aaah Dokter bisa aja.(tersipu malu), ayo kita pergi Ners.”
Akhirnya sekarang Ners Meike kembali tersenyum, wajahnya tidak murung lagi,
ramah kepada pasien dan teman-temannya, serta bekerja dengan baik. Banyak
pasien yang suka dengan cara merawat pasien, dan sekarang Ners Meike sedang
diusulkan untuk naik jabatan.
3.Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
4.Referensi