Pasien (rosita)
Perawat 1 (putri)
Ayah Pasien (rendra)
Dokter (silvi)
Penolong 1 (syafila)
Narator (putri)
Backsound kecelakaan
Narasi Pada suatu hari terjadi sebuah kecelakaan tunggal yang mengakibatkan
seorang siswa perempuan mengalami cidera dan kemudian dilarikan ke rumah sakit
terdekat oleh pengendara lain yang menolongnya.
Narasi Perawat IGD segera mengambil brankart, dan memindahkan pasien pasien diatas
bed.
Narasi Perawat pun mengantarkan bapak pasien menuju kamar tempat anaknya dirawat
Putri : “ Ini pak, anak bapak ada di dalam”
Rendra : “ Oh iya, makasih sus”
Putri : “ Iya pak, sama-sama”
Narasi Sang bapak pun segera membuka sampiran dan menjumpai anaknya terbaring tak
berdaya di atas tempat tidur
Bapak : “ Ya Allah nak......kok bisa sampek kayak gini to?, apanya yangsakit nak?”
Rosita : “ Kaki pak, sama pusing”
Rendra : “ Lha ini tadi kamu sudah diperiksa sama dokter belum nak?”
Rosita : “ Sudah pak”
Rendra : “ Terus apa katanya dokter?”
Rosita : “ Gak tau pak”
Narasi Perawat kembali ke ruang perawat dan bapak pasien tetap menunggu pasien di
samping tempat tidur pasien. Setelah beberapa menit kemudian, seorang perawat
datang kembali.
Putri : “ Permisi pak, bapak diminta untuk menemui dokter sekarang ”
Rendra: “ Iya sus, lha terus anak saya sama siapa sus?”
Putri : “ bapak silahkan temui dokter dulu, anaknya biar saya yang menjaga”
Narasi Di ruang jaga bapak pasien bertemu dengan Dokter yang berjaga di IGD
Silvi : “ Keluarga dari Saudari Andriana ya pak”
Rendra : “ Iya dok, bagaimana dengan anak saya dok?”
Silvi : “ Silahkan duduk dulu pak, saya akan menjelaskan tentang keadaan anak
bapak”
Rendra :” Iya dok” (sambil duduk)
Silvi: “ Ini sepertinya ada gangguan pada tulang di bagian kaki Saudari Andriana,
dan sejak tadi dia mengeluhkan pusing,jadi untuk mengetahui keadaan tulang di
bagian kakinya kita sebaiknya melakukan rogten terlebih dahulu dan juga sebaiknya
kita melakukan CT Scan untuk mengetahui keadaan dari bagian dalam kepala anak
bapak”
Rendra : “ Memangnya kalau tidak dilakukan itu kenapa ya dok?”
Silvi : “Jika tidak dilakukan rogten dan CT scan, kita tidak mengetahui keadaan
pastinya, jadi kita tidak bisa mengambil tindakan selanjutnya”
Rendra : “ Kalau saya pikirkan terlebih dahulu bagaimana dok?”
Silvi : “ Iya pak silakan, tetapi saya mohon bapak segera memberikan keputusan agar
kita bisa melakukan tindakan selanjutnya”
Rendra : “ Baik dok, kalau begitu saya permisi dulu”
Silvi : “ Oh iya pak, silahkan”
Narasi Sang bapakpun kembali menuju ruangan pasien, namun di tengah perjalanan
orang tua pasien bertemu dengan perawat yang menangani anaknya tadi
Putri : “ bapak bagimna dengan anaknya? ”
Rendra : “ Eh suster,tadi kata dokter sebaiknya dilakukan rogten dan CT scan pada
anak saya, tapi kok saya nggak yakin ya sus?”
Putri : “Memang sebaiknya dilakukan itu pak, agar bila terjadi sesuatu bisa segera
diketahui dan ditangani, bagaiamana pak apa ada yang kurang jelas?”
Rendra : “ Tapi itu nanti beresiko atau tidak ya sus?”
Putri : “ InsyaAllah tidak apa-apa pak”
Rendra : “ Oh ya ya ya, makasih ya sus informasinya”
Putri : “ Iya, pak sama-sama, mari pak”
Rendra: “ Iya sus”
Narasi Setelah mendapat informasi dari perawat, bapakpun yakin dengan keputusan
yang akan diambilnya, dan menuju ruang dokter untuk konfirmasi
Silvi : “ Bagaimana pak?”
Rendra : “ Setelah saya pikir -pikir saya setuju bila anak saya dirogten dan di CT
scan”
Silvi : “ Baiklah kalau begitu pak bisa menandatangani surat persetujuan tindakan”
Rendra : “ Iya dok, saya tanda tangan dimana?”
Silvi : “ Ini silahkan bapak baca terlebih dahulu , kemudian tanda tangan di
sebelah sini”
Narasi Kemudian Sang bapak kembali ke kamar pasien , setelah beberapa saat
kemudian datanglah seorang perawat.
Putri : “ Permisi pak,Dek ini mau dilakukan rogten, ini adek mau saya antarkan ke
ruang radiologi, sebelumnya perhiasannya dan jamnya dilepas dulu ya, biar dibawa
bapaknya dulu”
Pasien (menganggukan kepala)
Putri : “ Mari dek saya antarkan”
Rosita : “ Saya maunya diantar bu dokter yang tadi”
Putri : “ Dokter yang tadi masih menangani pasien dek, biar saya antar saja ya dek,
bapaknya juga boleh ikut nganter kok
Rosita : “Iya sus” (terdiam sejenak)
Narasi dan akhirnya Andriana pun dibawa ke ruang radiologi untuk diakukan
rongten. Dari hasil rogten diketahui bahwa pasien mengalami patah tulang, dan harus
di rawat inap untuk segera dilakukan operasi.
1.Observasi
Kegiatan mengamati kondisi klien/orang lain. Observasi dilakukan apabila terdapat
konflik antara verbal dan non verbal yang butuh pengamatan lebih mendalam. Contoh
pada dialog
Pasien : “aduh sakit sus”
Perawat 1 : “yang sakit sebelah mana dek ?”
Pasien : (menggerakkan baginoan kaki kiri yang sakit.)
Perawat 1 : “oh yg sakit bagian kaki kiri ya dek? pusing tidak dek ?”
Pasien: “iya sus, pusing sus”
2.Klarifikasi
Menanyakan kepada klien apa yang tidak dimengerti perawat terhadap situasi yang
ada. Klarifikasi dilakukan apabila pesan yang disampaikan oleh klien belum jelas
bagi
perawat dan perawat mencoba memahami situasi yang digambarkan oleh klien.
Contoh dialog
Perawat 1: “yang sakit sebelah mana dek ?”
Pasien : (menggerakkan bagian kaki kiri yang sakit.)
Perawat 1: “oh yg sakit bagian kaki kiri ya dek? pusing tidak dek ?”
4.Ekplorasi
Mendalami masalah yang dihadapi klien. Contoh dialog
Perawat 1: “Gimana dek ada yang dikeluhkan lagi ?”
Pasien: “ Masih sus, dada saya terasa sesak ”
Perawat : sesak banget atau tidak dek ? Pasien: “iya sus lumayan susah buat nafas”
Perawat 1:“ Kalau begitu saya pasangkan oksigen dulu ya, biar nafasnya lancar.”
5. Menawarkan informasi
Menyediakan tambahan informasi dengan tujuan untuk mendapatkan respon lebih
lanjut.
Ibu : “ Ini kenapa ya sus, kok dada anak saya sesak? Padahal kan anak saya tidak
punya riwayat sakit asma”
Perawat 1 : “ ibu sesak nafas tidak harus selalu dikarenakan karena penyakit asma
bu,
ini bisa terjadi pada anak ibu karena klien mengalami syok waktu kecelakaan,
sehingga
dadanya terasa sesak”
6. Assertive
Kemampuan dengan secara meyakinkan dan nyaman mengekspresikan pikiran dan
perasaan diri dengan tetap menghargai hak orang lain.
Ibu : “ Eh suster, tadi kata dokter sebaiknya dilakukan rogten dan CT scan pada
anak
saya, tapi kok saya nggak yakin ya sus?”
Perawat 1: “ Memang sebaiknya dilakukan itu bu, agar bila terjadi sesuatu bisa
segera
diketahui dan ditangani, bagaiamana bu apa ada yangkurang jelas?”
B. Hambatan yang terjadi pada kasus komunikasi terapeutik pada pasien di IGD
1.Tranference
Respon tak sadar berupa perasaan atau perilaku klien terhadap perawat yang
didasarkan pengalaman pribadi klien.Contoh dialog
Pasien : “ Saya maunya diantar mbak perawat yang baik hati dan mirip ibu saya tadi
saja sus”
Perawat : “ Perawat yang tadi sudah pulang dek, biar saya antar saja ya dek,
Ibunya
juga boleh ikut nganter kok.
Pasien: “tidak mau sus, pokoknya saya maunya sama suster yang tadi”
Perawat : “nanti kalo tidak segera di rotgen adek gak bisa segera sembuh dan tidak
bisa segera pulang keru mah hlo”
Pasien: “ (terdiam sejenak) Iya udah sus, ayo kita ke ruang rotgen”