Anda di halaman 1dari 5

Setting:

Panti Jompo (Rumoh Sejahtera Geunaseh Sayang Banda Aceh) Wisma Melur

Pemain:
Narator : Nurul Rahmadani
Perawat/Ibu Fitri : Mutiara HR
Perawat II/Ibu Rara : Suryani
Pasien Jompo I (Mila) : Selviyanti
Pasien Jompo II (Nana) : Novia Renza Paembonan
Pasien Jompo III (Risna) : Wirastika Ainunnisa
St. Fatimah Fuad

Prolog:
Di sebuah panti jompo dan di salah satu wisma…tinggallah tiga orang jompo bernama Mila,
Nana dan Risna. Ibu Mila mengalami Rheumatoid Artritis dan pemalas, Ibu Nana menderita
stroke yang sulit untuk melakukan aktivitas, sedangkan Ibu Risna adalah pasien yang paling
energik, sehari-harinya dihabiskan dengan menanam tanaman palawaija di halaman wisma tetapi
pasien ini yang paling cuek dan tidak peduli dengan kondisi teman-teman di dalam wisma.
Wisma Melur ditanggungjawapi oleh perawat yang kebetulan baru Lulus Tes PNS dan
ditempatkan di Panti Jompo Tersebut.

SEASON I:
Pagi yang cerah perawat sampai di Panti Jompo dan menuju wisma yang sudah di tunjuk:

Perawat : “assalamu’alaikum nenek…” (sambil mengerutkan dahi karena melihat


kondisi wisma yang kotor dan bau pesing)
Mila : (dengan sikap cuek menjawab salam dan sambil memukul mukul TV yang tidak
kelihatan gambarnya) “waalaikum salam”
Nana : (menjawab salam dari dalam kamar)
Risna : (sedang bersiap siap hendak menuju kebun)
Perawat : “perkenalkan kami perawat yang bertanggung jawab untuk wisma ini..” (sambil
berkenalan dan menjabat tangan”)
“Ini Nenek Risna, Nenek Mila, looh Nenek Nana mana? (sambil melongok ke
kamar nenek nana) kaget melihat kamar nenek Nana pengap, kotor dan bau tidak
sedap.”
Nana : “saya stroke suster…tidak bisa bergerak..”
Perawat : Nenek Nana gak usah sedih..kami pasti akan bantu..apa yang nenek Nana
rasakan?
Nana : “saya tidak bisa bergerak sama sekali suster…kaki dan tangan saya kaku”
Perawat : “sudah berapa nenek menderita stroke?”
Nana : “Satu bulan Suster…awalnya saya terpeleset di kamar mandi..tiba-tiba saya
susah bergerak..untung saja saya masih bisa bicara.”
Perawat : (mengengguk dan memberikan sentuhan hangat kepada nenek Nana)
Perawat : “waah..Nenek mila? Lihat tuh nenek risna pagi-pagi udah semangat mau
bekerja..”
Mila : (dengan tetap cuek menjawab) “Iyalah suster…dia sehat, saya bergerak aja
payah…”
Perawat : “Apa yang nenek mila rasakan?”
Mila : “kata Dokter Poliklinik Panti sya rematik…sakit sekali kaki saya pak…payah
bergerak..”
Risna : “ya iyalah..sakit malas pula bergerak..” (seperti bergumam), dengan suara tegas
nenek risna melanjutkan “ibu fitri…harus bekerja, nanti kalau ada panen saya bisa
beli baju, beli pulsa, kalau berharap dari panti mana ada duit di bagi-bagi, nunggu
tamu datang kasih sumbangan itupun Cuma 10rb, atau nunggu dari panti itu pun
kalau lebaran aja..terus saya juga ikut pengajian, senam..”
Mila : “maunya bagi-bagilah kalau punya duit, ini jajan aja sendiri terus disembunyikan
di kamar” (sambil tetap menatap di layar TV)
Perawat :”kelihatannya semua sibuk ya..jadi siapa yang bersih-bersih di wisma ini..dan
siapa yang mengambil makanan atau keperluan wisma lainnya?”
Risna :”awalnya saya yang bersih-bersih bu tapi udah satu tahun terakhir ini ada petugas
kebersihan yang bersih bersih, tapi kan yang bersihkan Cuma ruang depan ini aja
kalau kamar tanggung jawab masing-masinglaahh…. (sambil berbisik ke ibu
fitri….”nenek mila itu malas, mandi aja malas, apalagi bersih-bersih, pura-pura
sakit kakiinya…kalau ibu nana memang stroke, jatuh waktu itu di kamar mandi.”

Perawat : (sambil tersenyum..)”kami mengerti kondisi yang nenek rasakan


rasakan…apalagi nenek risna..jadi untuk awal pertemuan kita ini, cobaaa…kam
boleh lihat kamar nenek?”
Mila : (seperti tidak setuju..) “besok ajalaaah..”
Risna : (sambil beranjak menuju arah pintu kamar..) “ini kamar saya bu…tiap hari saya
bersihkan, jendela saya buka..”

Perawat berkeliling melihat masing-masing kamar pasien, dengan berbagai cara akhirnya
nenek mila bersedia menunjukkan kondisi kamarnya : jendela tidak dibuka, tempat tidur
berantakan dan bau pesing, tidak jauh berbeda dengan kamar nenek nana..

Perawat II : “jadi…tugas masing-masing setiap pagi jendelanya harus di buka ya


nenek..untuk jendela nenek Nana bisa di bantu dengan nenek Risna bukakan
jendelanya…terus tempat tidurnya dirapikan, untuk nenek nana sementara biar
dibantu oleh petugas dan nenek mila bisa pelan-pelan mengerjakannya. Untuk
nenek risna, karena nenek yang paling sehat jadi mohon kawan-kawannya di
bantu..kan pahala buat nenek kalau bisa bermanfaat untuk orang lain..”
Risna : (tersenyum dan menggangguk)
Perawat II : “baik nek.. kami harus kembali ke kantor, besok kita bertemu lagi di jam yang
sama, nenek tidak keberatan kan?
Pasien serentak menjawab “mauuu lah suster…”
Perawat II : “baik nenek.. sekarang bisa istirahat, nenek risna bisa lanjutkan lagi kerjaannya,
besok kami datang di jam yang sama ya nenek..assalamu’alaikum…
Pasien : “waalaikumsalam…”

Setibanya di kantor Suster Fitri dan Rara melaporkan kondisi di Wisma Melur kepada
Kepala Panti, sambil berdiskusi dan mencari solusi dari masalah yang dihadapi oleh penghuni
Panti Wisma Melur. Kepala Panti menyerahkan perawatan pada Fitri dan Rara.

Perawat : “melihat kondisi penghuni panti di Wisma Melur spertinya kita paling cocok
menerapkan teori Dorothea Orem…”
Perawat II : “Bagaimana nurse Fitri bisa menyimpulkan demikian?”
Perawat : “ Dimulai dari Syarat umum perawatan sendiri (Universal self care requisites),
untuk Nenek Nana dan Nenek Mila pemenuhan kebutuhan makanan, kebersihan,
aktifitas dan interaksi sosial mengalami gangguan; Syarat perkembangan
perawatan sendiri (Developmental self care requisites) Nenek Nana dan Mila
kemampuan perawatan diri masih bergantung dari orang lain; Ketidakmampuan
Perawatan Mandiri (Self Care Deficit) sangat keliahatan bahwa mereka
mengalami ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasarnya, kalau nenek mila
sepertinya mampu hanya saja ada ketidakpedulian pada dirinya sendiri.
Naah...jadi perlu nih peran kita sebagai agen memberikan perawatan yang akan
memberikan bantuan dalam mengatasi penurunan kesehatan; Sistem-sistem
Keperawatan (Nursing System), kalau disini kita perlu membuatkan tingkat
ketergantungan masing-masing penghuni wisma, jadi kita dapat memberikan
rencana asuhan keperawatan.”
Perawat II : (sambil mengangguk-angguk) “Saya setuju…kalau kita tingkatnkan berdasarkan
kemampuannya yang totally compensatory nursing system Nenek Nana:jadi
memang harus nener-bener kita bantu semua kebutuhannya, Partly compensatory
nursing system itu Nenek Mila: disini kita bisa membantu cara mobilisasi, nah di
situ ada kruk..nenek Mila bisa menggunakan itu untuk membantu mobilisasinya;
Supportif / Educatif nursing system: untuk nenek Risna bisa kita lakukan edukasi
saja, karena Nenek Risna ini system pendukung dari Nenek Mila dan Nenek
Nana.”
Perawat :”tepat sekali…jadi besok bisa kita mulai ya…

SEASON II
Keesokan harinya perawat fitri dan rara sesuai janji datang untuk menepati janji sambil
membawa tongkat (Kruk)

Perawat II : “assalamu’alaikum nenek…”


Pasien : “Waalakumsalam…(menjawab hamper serentak dan antusias)
Perawat : “nah..nenek..sesui janji kita, hari ini kami kembali lagi…tapi kami bawa tongkat
niih…untuk Nenek Mila…taraaaaa….jadi Ibu rara akan mengajarkan cara
menggunakan tongkat, supaya bisa ke kamar mandi, bersihkan tempat
tidur…gimana??Nenek mila bersedia kaan?? Biar nenek wangi…bersih..pikiran
jadi tenang…karena sehat itu bisa datang kal pikiran kita tenang…dan untuk
Nenek Nana saya bantu..pagi ini saya akan membantu memandikan nenek, nenek
Risna bisa bantu saya ya…”
Mila dan nana : “(terlihat senang dan mengangguk)

Kemudian Ibu Rara mengajarkan kepada Nenek Mila menggunakan tongkat untuk
melakukan aktivitis, mulai dari membersihkan tempat tidur sampai ke kamar mandi, tapi Nenek
Mila masih belum mau mandi, hanya gosok gigi dan cuci muka saja.
Suster Fitri dan Nenek Risna membantu Nenek Nana Mandi di atas tempat tidur, Eliminasi,
Aman Nyaman dengan membersihkan tempat tidur Nenek Nana, membersihkan Kamar,
membuka jendela..”
Perawat : “selesai….” (sambil tersenyum menatap nenek Nana). Sekarang saya akan
membantu melenturkan sendi-sendi nenek (melakukan ROM), mendekatkan
semua yang dibutuhkan nenek Nana di samping tempat tidurnya.”
Perawat II : “bagaimana nenek…pertemuan kita hari ini..?
Mila :”jujur apa bohoong…jujur saya senaang sekali…(sambil tertawa..diikuti oleh
nenek yang lain).”
Perawat : “Alhamdulillah..untuk hari ini cukup sampai di sini ya…besok kita sambung
lagi..kami kembali lagi, jangan bosan ya neek..keek…untuk nenek mila besok
sebelum kami datang kamarnya sudah harus bersih ya..trus jangan duduk
aja…kan sudah di kasih tongkat…”
Pesien : Mengangguk setuju
Perawat : “Kalau begitu kami permisi ya nenek..assalamu’alaikum…

SEASON III
Hari ketiga perawatan…perawat sesuai janji datang ke wisma..berbeda sekali dengan hari
pertama perawat masuk..hari ini wisma bersih dan tidak tercium bau pesing..perawat merasa
senang..
Perawat II : “assalamu’alaikum..nenek…”
Pasien : “Waalakumsalam…(menjawab hamper serentak dan antusias)
Perawat :”waah senang sekali…hari ini wisma bersih, nenek sudah mandi…bagaimana
perasaan nenek kalo bersih gini?”
Risna :”saya senang sekali..terimakasiiih buu..akhirnya nenek mila taubaaatt…(sambil
tertawa..diikuti oleh pasien yang lain…dan saya iklas senang hati bantu nenek
nana..”
Perawat II : “alhamdulilah…baiklah..hari ini saya mengejarkan nenek mila senam rematik
yaa…tujuannya untuk mengurangi nyeri sendi, peredaran darah lancar, Nenek
Risna juga boleh ikut”
Pasien : Menjawab serentak : “setujuuu…”

Ibu rara mengajarkan senam rematik dan Fitri membantu Nenek Nana untuk memenuhi
Kebutuhan dasar Nenek Nana dan melakukan ROM
Perawat : “selesai…gimana perasaan nenek Nana?”
Nana : “alhdulillah saya senang kali suster, saya segar, pikiran saya tenang…”
Perawat II : “untuk nenek Risna…nenek kan yang paling sehat disini…nenek harus tetap
semangat…nenek bisa membantu temen-temen nenek di panti, harus rajin
mengontrol kesehatan di Poliklinik yang ada di Panti, terus melakukan aktivitas
seprti biasa, tapi…jangan lupa istirahatnya di jaga, tetap ikut senam missal di
lapangan panti dan ikut kegiatan-kegiatan social disini seperti perwiritan dsb”
Risna : Iya pak…pasti itu…(sambil mengannguk dan tersenyum…”

Epilog:
Demikian hari demi hari yang dijalani oleh kedua perawat tanpa tanda jasa…sampai
akhirnya Nenek Mila bisa mandiri melakukan aktivitasnya walaupun pelan-pelan, nenek nana
masih di bantu tapi berangsur-angsur muali bisa menggerakkan tangan dan kakinya….

Anda mungkin juga menyukai