GANGGUAN MENTAL
DOSEN PENGAMPUH :
OLEH :
KELOMPOK II
DESKRIPSI :
Nn.I berumur 29 tahun, pasien masuk rumah sakit dengan gangguan mental yang
sudah cukup lama dideritanya, hal itu terjadi sejak dia kehilangan anak perempuannya yang
berumur 4 tahun. Nn.I dirawat dirumah sakit sejak 6 hari yang lalu karena orang tuanya
merasa cemas dengan keadaannya. Dan hari ini Nn.I akan diberikan terapi sesuai kontrak
waktu yang telah disepakati.
PRA INTERAKSI :
Pada suatu pagi yang cerah di RS Hermina makassar dalam sebuah ruang perawat.
Annisa : “Bagaimana kondisi pasien Ike? dia harus mendapatkan terapi hari ini.
Tolong sekarang suster sindy dan suster wahyuliana menemui pasien Ike untuk
menanyakan kapan ia mau diterapi. Sekarang pasien sedang bersama ibunya
duduk dibangku taman.
Sindy : “Baik bu, saya akan menemui pasien Ike bersama dengan suster yuliana.
Maaf bu, siapa yang akan memberikan terapi kepada pasien Ike?”
Annisa : “Ohh iya...tolong beritahu suster sri untuk memberikan terapi kepada pasien
Ike”
Sindy : “Baik bu, akan saya beritahu hal itu kepada suster sri setelah kontrak waktu
dengan pasien”
Annisa : “ Baik kalau begitu, selemat bekerja. Saya permisi dulu” (tersenyum)
Sindy : “Terima kasih bu” (tersenyum)
Ditaman RS hermina makassar. Suster sindy dan suster wahyuliana menemui pasien Ike
yang sedang duduk dibangku taman bersama ibunya.
Yuliana : “Ibu, perkenalkan saya perawat wahyuliana dan disamping saya ada perawat
sindy. Bagaimana keadaan nona Ike?” (tersenyum)
Niki : “Iya sus, yahh begitulah sus. Ia masih mengira bahwa anaknya itu masih
hidup, tetapi sudah ada kemajuan daripada kemarin sus”(bersedih)
Yuliana : “Alhamdulillah kalau seperti itu bu. Maaf ibu, apakah boleh nona Ike kami
ajak berkomunikasi terlebih dahulu untuk pemeriksaan pada pagi hari ini?”
Yuliana : “Baik terima kasih ibu. Silahkan suster sindy memperkenalkan diri kami”
Pasien ike duduk disamping ibunya, sambil tersenyum menatap boneka yang
dipegangnya.
Sindy : “Selamat pagi nona Ike, Perkenalkan saya perawat sindy dan disebelah saya
ada perawat Yuliana sebagai perawat anda hari ini” (tersenyum)
Sindy : “Nona, hari ini nona harus mengikuti terapi dari perawat sri. Bagaimana
kalau nanti siang nona bertemu dengan beliau? Apakah nona bersedia?”
Sindy : “Nona, kami tidak bermaksud jahat kepada nona, kami hanya ingin
membantu nona agar bisa sembuh dan bahagia kembali seperti dulu lagi. Saya
ulangi lagi, apakah nona bersedia bertemu perawat sri nanti siang?”
Niki : “Iya apa nak? Kamu mau mengikuti terapi nanti siang?”
Ike : “Mau”
Ike : “Ditaman”
Yuliana : “Baik kalau memenag mau ditaman, nona mau terapinya berapa menit? 5
menit? 10 menit? 15 menit? Atau 30 menit?
Yuliana : “Baik nona, nanti jam 1 siang perawat sri akan menemui nona untuk
pemberian terapi. Terima kasih nona, selamat pagi” (Tersenyum)
Sindy : “Ibu kami permisi dulu, nanti jam 1 siang perawat sri datang menemui nona
ike”
Niki : “wa’alaikumussalam”
Perawat sindy dan perawat wahyuliana telah melakukan kontrak untuk kegiatan
terapi yang akan diberikan kepada nona Ike. Setelah selesai, perawat wahyuliana
menemui perawat Sri diruang perawat untuk memberitahu kontrak kegiatan terapi yang
akan dilakukan pada jam 1 siang ditaman RS.
Sri : “wa’alaikumussalam. Ada apa sus, ada yang bisa saya bantu?”
Yuliana : “Iya sus, jadi saya telah menemui pasien Ike dan telah membuat kontrak
untuk pemberian terapi. Pasien telah menyetujui bahwa ia siap diterapi pada
jam 1 siang nanti ditaman RS. Apakah suster bisa melakukan terapi diwaktu
tersebut?”
Sri : “Baik sus, saya akan datang menemui pasien pada waktu yang telah
disepakati. Terima kasih sudah membantu sus” (Tersenyum)
Yuliana : “Iya sus, senang bisa membantu sus. Baik sus, saya permisi
dulu...wassalamualaikum” (Tersenyum)
Jam 1 siang ditaman RS hermina makassar perawat Sri menemui pasien Ike untuk
memberikan terapi sesuai dengan kontrak waktu yang telah disepakati.
Sri : “Apa benar ini dengan ibu Niki, Keluarga nona Ike?”
Niki : “Iya sus, maaf sus, apakah suster ingin berkomunikasi berdua saja dengan
anak saya?”
Sri : “Ibu disini saja menemani nona Ike, agar ia tidak merasa kesepian”
(Tersenyum)
Niki : “Begitulah sus, ia selalu berhalusinasi mengenai anaknya. Tapi ia sudah lebih
baik dari hari sebelumya sus”
Sri : “Berarti sudah ada kemajuan yahh bu, semoga dengan terapi yang akan saya
berikan nona Ike bisa lebih baik lagi. Baik bu, boleh saya mulai melakukan
terapi pada nona Ike?” (Tersenyum)
Sri : “Baik nona, perkenalkan saya perawat sri yang akan memberikan terapi
kepada nona. Apakah tadi perawat sindy dan perawat yuliana sudah
memberitahu anda?”
Ike : “Sudah”
Ike : “Iya”
Sri : “Baiklah, apakah nona hingga sekarang masih sering melihat bayi anda?”
Sri : “Nona, nona anda sedang tidak mengendong bayi, itu hanya boneka. Coba
nona tatap mata saya, hentikan halusinasi tersebut. Jangan sampai pikiran nona
kosong. Nona harus mengikhlaskan bahwa bayi nona telah meninggal”
Ike : (Bersedih)
Sri : “Nona harus menghentikan halusinasi itu. Apabila halusinasi itu muncul lagi,
coba nona tutup mata nona dan segera alihkan pikiran nona kepermasalahan
lainnya. Apakah nona masih mendengarkan suara-suara tangisan bayi?
Ike : “Tidak”
Sri : “Baiklah itu suatu kemajuan. Apabila nona mendengar suara tangisan
sewaktu-waktu tutup telingan nona hingga suara tangisan itu tidaka terdengar.
Baik nona saya rasa cukup untuk terapi yang dapat saya berikan hari ini. Cepat
sembuh ya nona”
Ike : (tersenyum)
Sri : “Ibu, kondisi nona Ike sudah lebih baik dari kemarin. Semoga secepatnya
nona Ike bisa sembuh”
Niki : “Iya sus, aamiin. Ohh iya sus, apakah sebaiknya anak saya diberikan obat?”
Sri : “Tidak perlu bu’, karena kondisi nona Ike sekarang sudah banyak mengalami
kemajuan dari pada sebelumnya. Penggunaan obat yang terlalu berlebihan,
akan membuat nona ike sulit untuk sembuh karena terlalu bergantung pada
obat.”
Sri : “Iya Bu, sama-sama. Jika ada sesuatu yang terjadi pada non Ike, ibu bisa
menemui saya diruang perawat.” (tersenyum)
Sri : “Ibu..Nona Ike. Kalau begitu saya permisi dulu. Wassalamu alaikum”
WASSALAM