DI SUSUN OLEH :
PEMBIMBING LAPANGAN :
65 tahun)
3) Riwayat keluarga
4) Kelompok etnik
7. Penatalaksanaan
a. Terapi Diabetes Melitus
Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas
insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya
komplikasi vaskuler serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap
tipe DM adalah mencapai kadar glukosa dalam darah normal
(euglikemia) tanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan series pada
pola aktivitas pasien(Rendi dan Margareth, 2012).
b. Beck (2011) menjelaskan bahwa tujuan diet nutrisi ini antara lain:
1) Memulihkan dan mempertahankan kadar glukosa darah dalam kisaran
nilai yang normal sehingga mencegah terjadinya glikosuria beserta
gejala-gejalanya.
2) Mengurangi besarnya perubahan kadar glukosa darah postprandial.
tindakan ini bersama-sama dengan normalisasi kadar glukosa darah,
akan membantu mencegah terjadinya komplikasi lanjut yang
mencakup penyakit mikrovaskuler
3) Memberikan masukan semua jenis nutrien yang memadai sehingga
memungkinkan pertumbuhan normal dan perbaikan jaringan
4) Memulihkan dan mempertahankan berat badan yang normal
gula
sistem ini merupakan diet yang lebih rumit untuk diikuti oleh
ini lebih fleksibel dan bervariasi ketimbang diet tipe bebas gula.
TB (Cm)-100
Ket :
a. Kurus (underweight) : BBR < 90%
b. Normal (ideal) : BBR 90-110%
c. Gemuk (overweight) : BBR > 110%
d. Obesitas, apabila : BBR > 120%
- Obesitasringan : BBR 120-130%
- Obesitassedang : BBR 130-140%
- Obesitasberat : BBR 140-200%
- Morbid : BBR >200%
Sebagai pedoman jumlah kalori yang diperlukan sehari-hari untuk
penderita DM yang bekerja biasa adalah:
- Kurus : BB x 40-60 kalorisehari
- Normal : BB x 30 kalorisehari
- Gemuk : BB x20 kalorisehari
- Obesitas : BBx10-15 kalorisehari
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Berisikan data umum dari pasien. Yang terdiridarinama, tempat dan
tanggal lahir, jenis kelamin, status kawin, agama, pendidikan,
pekerjaan, tanggal masuk, alamat, tanggal pengkajian, dan
diagnose medis.
b. Identitas penaggung jawab
Berisikan data umum dari penanggung jawab pasien yang bisa di
hubungi selama menjalani masa rawatan di rumah sakit.
c. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Keluhan utama pada pasien diabetes mellitus adalah poliuria,
polifagia, polidipsia, polifagia, penurunan berat badan, dan
ulkus yang lama sembuh. Pasien yang mengalami
ketoasidosis terdapat mual, muntah, dan nyeri abdomen. pada
pasien yang mengalami sindrom HHNK terdiri atas gejala
hipotensi, dehidrasi berat (membran mukosa kering, turgor
kulit jelek), takikardi, dan tanda-tanda neurologis yang
bervariasi (perubahan sensori, kejang-kejang, hemiparise).
Gejala yang timbul pada pasien yang mengalami
hipoglikemia adalah badan gemetar, berkeringat, takikardia
dan kecemasan (Price & Wilson, 2012).
2) Riwayat Kesehatan sekarang
Pada pasien diabetes tipe I, mengalami poliuria, polidipsia,
polifagia, penurunan berat badan, dan ketoasidosis.
semuanya terjadi akibat gangguan metabolik. Pasien dengan
diabetes tipe II juga dapat memperlihatkan gejala poliuria
dan polidipsia, tetapi umumnya asimtomatik.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat penyakit diabetes melitus, kegemukan,
penyakit pangkreas, penyakit hormonal, konsumsi obat-
obatan (aloxan, streptozokin: sitotoksin terhadap sel-sel beta,
derivat thiazide) yang dapat menurunkan sekresi insulin,
malnutrisi (kekurangan protein kronik). Pengkajian riwayat
ini dapat mendukung pengkajian dari riwayat penyakit
sekarang dan merupakan data dasar untuk mengkaji lebih
lanjut dan untuk memberikan tindakan selanjutnya.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita diabetes
melitus atau adanya riwayat obesitas dari generasi terdahulu.
d. Pola Aktivitas sehari-hari
1. Pola Nutrisi
- Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan.
- Apakah ada diet yang dilakukan secara kusus?
- Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan
berapa lama periode waktunya?
- Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet
seperti luka bakar atau demam.
- Adakah toleransi makan atau minum tertentu.
Faktor yang mempengaruhi diet:
Status kesehatan.
Kulture dan kesehatan.
Status sosial ekonomi.
Faktor psikologis.
Informasi yang salah tentang makanan dan cara diet.
2) Pola Eliminasi
a) Buang Air Kecil
Intake dan output pasien selama 24 jam. Dibandingkan
antara kondisi pasien yang sehat dengan kondisi pasien
yang sedang mengalami perawatan dirumah sakit. Pasien
mengeluh sering berkemih dalam sehari.
b) Buang Air Besar
Konsistensi buang air besar, jumlah, kepadatan, warna
dan bau di bandingkan saat kondisi pasien yang sehat
dengan kondisi pasien yang sedang mengalami perawatan
dirumah sakit.
3) Pola istirahat dan tidur
Waktu istirahat perhari pasien di bandingkan saat keadaan
sehat dengan keadaan saat pasien dirawat dirumah sakit.
4) Pola aktivitas dan latihan
e. Pemeriksaan fisik
1) Status Kesehatan Umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suarabicara, tinggi
badan, berat badan dan tanda – tanda vital.
2) Ukuran antropometri
a) TB dan BB untukmenetukan status nutrisi
b) Lingkar kepala
c) Lingkar dada
d) Lingkar lengan atas (MAC):
Nilai normal Wanitausiasubur: 23,5 cm
e) Lipatan kulit pada otot trisep
Nilai normal Wanita : 16,5 - 18 cm
Nilai normal Pria : 12,5 – 16,5 cm
3) Pemeriksaan kepala
Mengetahui bentuk dan fungsi kepala. Mengetahui kelainan
yang terdapat di kepala.Pada rambut ditemukan rambut kusam,
kering, pudar, kemerahan pecah atau patah- patah.
4) Pemeriksaan wajah
Pada pemeriksaan di wajah ditemukan wajah pucat, bibir
kering, pecah-pecah, bengkak, adanya lesi,
stomatititis, membran mukosa pucat.
5) Pemeriksaan mata
Pada pemeriksaan mata ditemukan konjungtiva pucat, kering,
esofalmus, tanda-tanda infeksi.
6) Pemeriksaan mulut dan bibir
Pada pemeriksaan mulut dan bibir ditemukan bibir pecah-pecah,
bibir kering, ada lesi dan bengkak di bagian bibir dan mulut,
stomatitis dan membran mukosa mulut pucat. Pada gusi terjadi
perdarahan dan peradangan. Terjadi edema dan hiperemis pada
lidah. Pada gigi terdapat karies, nyeri dan kotor.
7) Sistem integument
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman
bekas luka, kelembaban dan suhu kulit di daerah sekitar
ulkus dan gangren, kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur
rambut dan kuku.
8) Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada, pada
penderita DM mudah terjadi infeksi.
9) Sistem Kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau
berkurang,takikardi/ bradikardi, hipertensi/ hipotensi, aritmia,
kardiomegalis.
10) Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi,
dehidrase, perubahan berat badan, peningkatan lingkar
abdomen, obesitas.
11) Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit
saat berkemih.
12) Sistem musculoskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahan tinggi
badan, cepatlelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di
ekstrimitas.
13) Sistemneurologis
Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi,
mengantuk, reflek lambat, kacau mental, disorientasi.
f. Data Psikologis
Adanya perubahan sikap dan psikologis pasien selama sakit yang
dapat mempengaruhi pola makanan pasien selama di rumah sakit.
g. Data Sosial
Status ekonomi atau sosial keluarga pasien dalam memilih dan
membeli makanan serta kemampuan keluarga pasien dalam
pemenuhan kesehatan.
h. Data Spiritual
Kepercayaan yang diyakini dan dianut oleh pasien dan keluarga.
i. Data Penunjang Pemeriksaan Laboratorium
1) Albumin (N: 4–5,5mg/100ml)
2) Transferi (N: 170-25 mg/100ml
3) Hemoglobin (N: 12mg%)
4) BUN (N: 10–20 mg/100ml)
5) Pemeriksaan gula darah puasa
Diagnosa
Tujuan Intervensi
Keperawatan
Ketidakseimbangan Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nutrisi
nutrisi kurang dari selama 3x24 jam, diharapkan Observasi :
kebutuhan tubuh kebutuhan nutrisi pasien dapat a) Identifikasi status nutrisi
berhubungan dengan terpenuhi, dengan kriteria b) Identifikasi alergi dan
faktor fisiologis hasil: intoleransi makanan
- Adanya peningkatan berat c) Identifikasi kebutuhan kalori
badan sesuai tujuan dan nutrisi
- berat badan ideal sesuai d) Monitor asupan makanan
dengan tinggi badan e) Monitor berat badan
- mampu mengidentifikasi f) Monitor hasil pemeriksaan
kebutuhan nutrisi laboratorium
- tidak ada tanda-tanda Terapeutik :
malnutrisi a) Lakukan oral hygiene
- tidak terjadi penurunan berat sebelum makan
badan yang berarti b) Berikan makanan yang tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
c) Berikan makanan yang tinggi
kalori dan tinggi protein
Edukasi
Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrisi yang
dibutuhkan pasien
Resiko Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hiperglikemia
ketidakstabilan kadar selama 3x24 jam diharapkan Observasi:
gula darah Resiko ketidakstabilan kadar a) Identifikasi situasi yang
berhubungan dengan gula darah dapat teratasi, menyebabkan kebutuhan
Kurangnya dengan kriteria hasil: insulin meningkat (misalnya
pengetahuan tentang 1. Kadar glukosa darah Skala penyakit kambuhan
manajemen diabetes outcome tidak ada deviasa b) Monitor kadar glukosa darah
dari : jika perlu
a) Glukosa darah c) Monitor tanda dan gejala
b) Hemoglobin glikosilat hiperglekemia (mis. polyuria,
c) Fruktosamin polydipsia, kelemahan,
d) Urin glukosa malaise, pandangan kabur,
e) Urine Keton sakit kepala)
2. Keparahan hiperglikemia d) Monitor intake dan output
skala outcome tidak ada : cairan
a) Peningkatan urin output e) Monitor keton urin, kadar
b) Peningkatan haus analisa gas darah, elektrolit,
c) malaise tekanan darah ortostatik dan
d) Pandangan kabur frekuensi nadi
e) Kehilangan berat badan Terapeutik :
yang tidak bisa a) Berikan asupan cairan oral
dijelaskan b) Konsultasi dengan medis
f) Mual jika tanda dan gejala,
g) Perubahan status mental hiperglikemia tetap ada atau
h) Peningkatan glukosa memburuk
darah c) Fasilitasi ambulasi jika ada
i) Peningkatan AIC hipotensi ortostatik
(glycated hemoglobin) Edukasi
3. Keparahan hipoglikemia a) Anjurkan menghindari
skala outcome tidak ada ; olahraga saat kadar glukosa
a) Peningkatan urin output darah lebih dari 250 mg/dL
b) Kehausan b) Anjurkan monitor kadar
c) Dehidrasi glukosa darah secara
d) Lethargy mandiri
c) Anjurkan kepatuhan
terhadap diet dan olahraga
d) Ajarkan indikasi dan
pentingnya pengujian keton
urine, jika perlu
e) Ajarkan pengelolaan
diabetes (mis, Penggunaan
insulin, obat oral, monitor
asupan cairan, penggantian
karbohidrat, dan bantuan
professional kesehatan)
Kolaborasi :
a) Kolaborasi pemberian insulin
jika perlu
b) Kolaborasi pemberian cairan
jika perlu
c) Kolaborasi pemberian kalium
jika perlu
1. Implementasi/Penatalaksanaan Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah tindakan yang sudah direncanakan
dalam rencana perawatan. Tindakan keperawatan mencangkup
tindakan mandiri, dan tindakan kolaborasi. Tindakan mandiri adalah
aktivitas perawat yang didasarkan pada kesimpulan atau keputusan
sendiri dan bukan merupakan petunjuk atau perintah dari petugas
kesehatan lain. Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan
hasil keputusan bersama, seperti dokter dan petugas kesehatan lain.
Agar lebih jelas dan akurat dalam melakukan implementasi, diperlukan
perencanaan keperawatan yang spesifik dan operasional.
2. Evaluasi/Catatan Perkembangan
Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya.
Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan perawatan
dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan
keperawatan yang diberikan. Jika tujuan tidak tercapai, maka perlu
dikaji ulang letak kesalahannya, dicari jalan keluarnya, kemudian catat
apa yang ditemukan, serta apakah perlu dilakukan perubahan
intervensi.
DAFTAR PUSTAKA
Harnanto, Addi Mardi dan Sunarsih Rahayu. (2016) .KEBUTUHAN DASAR
KOMPREHENSIF II. Jakarta Selatan: Pusdik SDM Kesehatan
Hasdianah. (2012). Mengenal Diabetes Mellitus Pada Orang Dewasa dan Anak –
Anak Dengan Solusi Herbal. Yogyakarta : Nuha Medika
Lindasari, Elis. (2019). Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan
Nutrisi Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Ruang Bedah RSUD Jendral Ahmad
Yani Metro. KTITanjungkarang: Poltekkes Tanjungkarang diakses dari
http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/353/ tanggal 22 Februari 2021
Saskia, Dika. (2018). Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan
Nutrisi Pada Pasien Diabetes Mellitus II Di Ruang Irna Non Bedah Pria RSUP
Dr. M. Djamil Padang. KTI Padang: Poltekkes Padang diakses dari
https://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/index.php?
p=show_detail&id=5188&keywords= pada tanggal 25 februari 2021
Herlina, Shinta. (2017). Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan
Nutrisi Pada Pasien Diabetes Mellitus II Di Ruang Irna Non Bedah Wanita
RSUP Dr. M. Djamil Padang. KTI Padang: Poltekkes Padang diakses dari
http://pustaka.poltekkespdg.ac.id/repository/
KTI_SHINTA_HERLINA_D_III_KEP_PADANG(1).pdf pada tanggal 24
Februari 2021