Anda di halaman 1dari 20

PENGERTIAN DAN FUNGSI ORGANEL SEL

Sel merupakan unit fungsional terkecil pada makhluk hidup.Sel dapat


ditemui pada seluruh organ yang terdapat di tubuh. Seperti halnya makhluk
yang terdiri dari beberapa organ penyusunnya, sel juga memiliki organ-
organ tersebut yang dinamakan dengan organel sel. Organel sel memiliki
fungsi spesifik untuk menunjang kehidupan sel. Tanpa organel, maka sel
tersebut akan mati. Masing-masing organel ini melakukan tugasnya masing-
masing.

Secara umum, fungsi dari suatu organel sel adalah untuk menunjang
kehidupan sel itu sendiri. Seperti halnya mitokondria yang berperan untuk
memperoleh energy agar kehidupan sel dapat berjalan, ribosom yang
berfungsi sebagai penghasil protein, nucleus yang berperan dalam proses
replikasi sel, lisosom yang berperan sebagai organ pencernaan di tingkat sel,
dan fungsi lain yang akan dibahas di bawah ini.

Sementara itu, sel sendiri tersusun atas komponen-komponen yang


disebut organel.

ORGANEL SITOPLASMA
Organel sitoplasma juga dikenal sebagai organel sel. Organel
merupakan bagian-bagian sel yang terstruktur dan memiliki fungsi
tertentu. Organel sitoplasma antara lain :

1. Retikulum endoplasma
2. Ribosom
3. Mitokondria
4. Badan golgi
5. Lisosom
6. Sentriol
7. Plastida
8. Vakuola
9. Mikrotubulus
10. Mikrofilamen
INKLUSIO SITOPLASMA
Inklusio sitoplasma merupakan bagian sitoplasma yang tidak hidup.
Inklusio juga dikenal dengan sebutan dentoplasma atau paraplasma.
Inklusio dapat berupa butiran minyak, lemak, granula skretorius,
glikogen, dan lain sebagainya yang terdapat dalam sitoplasma. 

FUNGSI SITOPLASMA
Secara umum sitoplasma memiliki beberapa fungsi yaitu :

1. Sebagai tempat untuk organel-organel sel.


2. Berperan penting dalam biosintesis dan biogenetik seperti sintesis
asam lemak, sintesis protein, sintesis asam amino dan lain
sebagainya.
3. Melindungi organel dari benturan.
4. Sebagai tempat penyimpanan bahan-bahan kimia yang penting untuk
kegiatan metabolisme
5. Menjamin berlangsungnya pertukaran zat agar metabolisme berjalan
dengan baik.
6. Menjaga bentuk dan konsistensi sel
7. Sebagai perantara transfer bahan atau zat dari luar sel ke organel
atau inti sel
8. Mengisi ruang sel yang tidak ditempati oleh organel dan vesikula
9. Pelarut protein dan senyawa lain dalam sel
10. Membantu pergerakan unsur atau zat dari satu bagian sel ke bagian
sel yang lain.

A. Organel Sel
1. Mitokondria (Pembangkit Tenaga)

Mitokondria, kondriosom (bahasa Inggris: chondriosome,
mitochondrion, plural:mitochondria) yaitu organel tempat berlangsungnya
fungsi respirasi sel makhluk hidup, selain fungsi selular lain,
seperti metabolisme asam
lemak, biosintesispirimidina, homeostasis kalsium, transduksi sinyal
selular dan penghasil energi berupa adenosina
trifosfat pada lintasankatabolisme.

Mitokondria mempunyai dua lapisan membran, yaitu lapisan


membran luar dan lapisan membran dalam. Lapisan membran dalam ada
dalam bentuk lipatan-lipatan yang sering disebut dengan cristae. Di dalam
mitokondria terdapat 'ruangan' yang disebut matriks, dimana beberapa
mineral dapat ditemukan. Sel yang mempunyai banyak mitokondria dapat
dijumpai dijantung, hati, dan otot.
Terdapat hipotesis bahwa mitokondria merupakan organel
hasil evolusi dari sel α-proteobacteria prokariota yang ber-
endosimbiosis dengan sel eukariota. Hipotesis ini didukung oleh beberapa
fakta antara lain

 adanya DNA di dalam mitokondria menunjukkan bahwa dahulu


mitokondria merupakan entitas yang terpisah dari sel inangnya,
 beberapa kemiripan antara mitokondria dan bakteri, baik ukuran
maupun cara reproduksi dengan membelah diri, juga struktur DNA yang
berbentuk lingkaran.
Oleh karena itu, mitokondria memiliki sistem genetik sendiri yang
berbeda dengan sistem genetik inti. Selain itu, ribosom dan rRNA
mitokondria lebih mirip dengan yang dimiliki bakteri dibandingkan dengan
yang dikode oleh inti sel eukariota.
Secara garis besar, tahap respirasi pada tumbuhan dan hewan
melewati jalur yang sama, yang dikenal sebagai daur atau siklus Krebs.
a. Struktur Mitokondria

Struktur umum suatu mitokondrion

Mitokondria banyak terdapat pada sel yang memilki aktivitas


metabolisme tinggi dan memerlukan banyak ATP dalam jumlah banyak,
misalnya sel otot jantung. Jumlah dan bentuk mitokondria bisa berbeda-
beda untuk setiap sel. Mitokondria berbentuk elips dengan diameter 0,5 µm
dan panjang 0,5 – 1,0 µm. Struktur mitokondria terdiri dari empat bagian
utama, yaitu membran luar, membran dalam, ruang antar membran, dan
matriks yang terletak di bagian dalam membran.
Membran luar terdiri dari protein dan lipid dengan perbandingan
yang sama serta mengandung protein porin yang menyebabkan membran ini
bersifat permeabel terhadap molekul-molekul kecil yang berukuran 6000
Dalton. Dalam hal ini, membran luar mitokondria menyerupai membran luar
bakteri gram-negatif. Selain itu, membran luar juga mengandung enzim
yang terlibat dalam biosintesis lipid dan enzim yang berperan dalam proses
transpor lipid ke matriks untuk menjalani β-oksidasi menghasilkan asetil-
KoA.
Membran dalam yang kurang permeabel dibandingkan membran
luar terdiri dari 20% lipid dan 80% protein. Membran ini merupakan tempat
utama pembentukan ATP. Luas permukaan ini meningkat sangat tinggi
diakibatkan banyaknya lipatan yang menonjol ke dalam matriks, disebut
krista.Stuktur krista ini meningkatkan luas permukaan membran dalam
sehingga meningkatkan kemampuannya dalam memproduksi ATP.
Membran dalam mengandung protein yang terlibat dalam reaksi fosforilasi
oksidatif, ATP sintase yang berfungsi membentuk ATP pada matriks
mitokondria, serta protein transpor yang mengatur keluar masuknya
metabolit dari matriks melewati membran dalam.
Ruang antar membran yang terletak di antara membran luar dan
membran dalam merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi yang
penting bagi sel, seperti siklus Krebs, reaksi oksidasi asam amino, dan
reaksi β-oksidasi asam lemak. Di dalam matriks mitokondria juga terdapat
materi genetik, yang dikenal dengan DNA mitkondria (mtDNA), ribosom,
ATP, ADP, fosfat inorganik serta ion-ion seperti magnesium, kalsium, dan
kalium.
Fungsi Mitokondria
Peran utama mitokondria adalah sebagai pabrik energi sel yang
menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Metabolisme karbohidrat akan
berakhir di mitokondria ketika piruvat di transpor dan dioksidasi oleh
O2 menjadi CO2 dan air. Energi yang dihasilkan sangat efisien yaitu sekitar
tiga puluh molekul ATP yang diproduksi untuk setiap molekul glukosa yang
dioksidasi, sedangkan dalam proses glikolisis hanya dihasilkan dua molekul
ATP. Proses pembentukan energi atau dikenal sebagai fosforilasi oksidatif
terdiri atas lima tahapan reaksi enzimatis yang melibatkan kompleks enzim
yang terdapat pada membran bagian dalam mitokondria. Proses
pembentukan ATP melibatkan proses transpor elektron dengan bantuan
empat kompleks enzim, yang terdiri dari kompleks I (NADH
dehidrogenase), kompleks II (suksinat dehidrogenase), kompleks III
(koenzim Q – sitokrom C reduktase), kompleks IV (sitokrom oksidase), dan
juga dengan bantuan FoF1 ATP Sintase dan Adenine Nucleotide
Translocator (ANT).
b. Siklus Hidup Mitokondira
Mitokondria dapat melakukan replikasi secara mandiri (self
replicating) seperti sel bakteri. Replikasi terjadi apabila mitokondria ini
menjadi terlalu besar sehingga melakukan pemecahan (fission). Pada
awalnya sebelum mitokondria bereplikasi, terlebih dahulu dilakukan
replikasi DNA mitokondria. Proses ini dimulai dari pembelahan pada bagian
dalam yang kemudian diikuti pembelahan pada bagian luar. Proses ini
melibatkan pengkerutan bagian dalam dan kemudian bagian luar membran
seperti ada yang menjepit mitokondria. Kemudian akan terjadi pemisahan
dua bagian mitokondria.[6]
c. DNA Mitokondria
Mitokondria memiliki DNA tersendiri, yang dikenal
sebagai mtDNA (Ing. mitochondrial DNA). MtDNA berpilin ganda,
sirkular, dan tidak terlindungi membran (prokariotik). Karena memiliki ciri
seperti DNA bakteri, berkembang teori yang cukup luas dianut, yang
menyatakan bahwa mitokondria dulunya merupakan makhluk hidup
independen yang kemudian bersimbiosis dengan organisme eukariotik.
Teori ini dikenal dengan teori endosimbion. Pada makhluk tingkat tinggi,
DNA mitokondria yang diturunkan kepada anaknya hanya berasal dari
betinanya saja (mitokondria sel telur). Mitokondria jantan tidak ikut masuk
ke dalam sel telur karena letaknya yang berada di ekor sperma. Ekor sperma
tidak ikut masuk ke dalam sel telur sehingga DNA mitokondria jantan tidak
diturunkan.
2. Badan Golgi

Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks


Golgi atau diktiosom) adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi
ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini terdapat hampir di
semua sel eukariotik dan banyak dijumpai pada organ tubuh yang
melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel hewan memiliki
10 hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki hingga ratusan
badan Golgi. Badan Golgi pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom.
Badan Golgi ditemukan oleh seorang ahli histologi dan patologi
berkebangsaan Italia yang bernama Camillo Golgi.
a. Struktur
Struktur badan Golgi berupa berkas kantung berbentuk cakram yang
bercabang menjadi serangkaian pembuluh yang sangat kecil di ujungnya.
Karena hubungannya dengan fungsi pengeluaran sel amat erat, pembuluh
mengumpulkan dan membungkus karbohidrat serta zat-zat lain untuk
diangkut ke permukaan sel. Pembuluh itu juga menyumbang bahan bagi
pembentukan dinding sel.
Badan golgi dibangun oleh membran yang berbentuk tubulus dan
juga vesikula. Dari tubulus dilepaskan kantung-kantung kecil yang berisi
bahan-bahan yang diperlukan seperti enzim–enzim pembentuk dinding sel.
Badan Golgi merupakan bagian sel yang hampir serupa dengan
Retikulum Endoplasma. Hanya saja, Badan Golgi terdiri dari berlapis-lapis
ruangan yang juga ditutupi oleh membran. Badan Golgi mempunyai 2
bagian, yaitu bagian cis dan bagian trans. Bagian cis menerima vesikel-
vesikel [vesicle] yang pada umumnya berasal dari Retikulum Endoplasma
Kasar. Vesikel ini akan diserap ke ruangan-ruangan di dalam Badan Golgi
dan isi dari vesikel tersebut akan diproses sedemikian rupa untuk
penyempurnaan dan lain sebagainya. Ruangan-ruangan tersebut akan
bergerak dari bagian cis menuju bagian trans. Di bagian inilah ruangan-
ruangan tersebut akan memecahkan dirinya dan membentuk vesikel, dan
siap untuk disalurkan ke bagian-bagian sel yang lain atau ke luar sel.
b. Fungsi Badan Golgi

Skema transpor di dalam badan Golgi. 1. Vesikel retikulum endoplasma, 2.


Vesikel eksositosis, 3. Sisterna, 4. Membran sel, 5. Vesikel sekresi.

Fungsi badan golgi:

 Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada


sel-sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan
lain.
 Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama
seperti membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi
bagian dari membran plasma.
 Membentuk dinding sel tumbuhan
 Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang
berisi enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan
lisosom.
 Tempat untuk memodifikasi protein
 Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel
 Untuk membentuk lisosom
 Membentuk Akrosom pada spermatozoa
Dalam badan golgi terdapat variasi coated vesicle, antara lain:
Clathrin-coated adalah yang pertama ditemukan dan diteliti. tersusun
dari clathrin dan adaptin. interaksi lateral antara adaptin dengan clatrin
membentuk formasi tunas. jika tunas clathrin sudah tumbuh, protein yang
larut dalam sitoplasma termasuk dynamin akan membentuk cincin di setiap
leher tunas dan memutusnya.
COPI-coated memaket tunas dari bagian pre-golgi dan antar
cisternae. beberapa protein COPI-coat memperlihatkan sekuens yang
bermiripan dengan adaptin, dapat diduga berasal dari evolusi yang
bermiripan.
COPII-coated memaket tunas dari retikulum endoplasma.
terdapat 2 protein dalam badan golgi. Protein Snare V-snare menuju
T-snare dan akan bergabung. T-snare adalah protein yang ada di target
sedangkan V-snare adalah vesikel snare. V-snare akan mencari T-snare dan
kemudian akan berfusi menjadi satu. Protein Rab termasuk ke dalam
golongan GTP-ase. protein Rab memudahkan dan mengatur kecepatan
pelayaran vesikel dan pemasangan v-snare dan t-snare yang diperlukan pada
penggabungan membran.

3. Retikulum Endoplasma

Retikulum Endoplasma (RE, atau endoplasmic reticula)


adalah organel yang dapat ditemukan pada semua sel eukariotik.

Sistem endomembran sel.


Retikulum Endoplasma merupakan bagian sel yang terdiri atas
sistem membran. Di sekitar Retikulum Endoplasma adalah bagian
sitoplasma yang disebut sitosol. Retikulum Endoplasma sendiri terdiri atas
ruangan-ruangan kosong yang ditutupi dengan membran dengan ketebalan
4 nm (nanometer, 10−9 meter). Membran ini berhubungan langsung dengan
selimut nukleus atau nuclear envelope.
Pada bagian-bagian Retikulum Endoplasma tertentu, terdapat
ribuan ribosom atau ribosome. Ribosom merupakan tempat dimana proses
pembentukan protein terjadi di dalam sel. Bagian ini disebut dengan
Retikulum Endoplasma Kasar atau Rough Endoplasmic Reticulum.
Kegunaan daripada Retikulum Endoplasma Kasar adalah untuk mengisolir
dan membawa protein tersebut ke bagian-bagian sel lainnya. Kebanyakan
protein tersebut tidak diperlukan sel dalam jumlah banyak dan biasanya
akan dikeluarkan dari sel. Contoh protein tersebut adalah enzim dan
hormon.
Sedangkan bagian-bagian Retikulum Endoplasma yang tidak
diselimuti oleh ribosom disebut Retikulum Endoplasma Halus atau Smooth
Endoplasmic Reticulum. Kegunaannya adalah untuk membentuk lemak dan
steroid. Sel-sel yang sebagian besar terdiri dari Retikulum Endoplasma
Halus terdapat di beberapa organ seperti hati.
Retikulum endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantung
berlapis-lapis. Kantung ini disebut cisternae. Fungsi retikulum endoplasma
bervariasi, tergantung pada jenisnya. Retikulum Endoplasma (RE)
merupakan labirin membran yang demikian banyak sehingga retikulum
endoplasma melipiti separuh lebih dari total membran dalam sel-sel
eukariotik. (kata endoplasmik berarti “di dalam sitoplasma” dan retikulum
diturunkan dari bahasa latin yang berarti “jaringan”).
Pengertian lain menyebutkan bahwa RE sebagai perluasan membran
yang saling berhubungan yang membentuk saluran pipih atau lubang seperti
tabung di dalam sitoplsma.
Lubang/saluran tersebut berfungsi membantu gerakan substansi-
substansi dari satu bagian sel ke bagian sel lainnya.

a. Jenis-jenis RE
RE kasar
Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan
ribosom. Ribosom ini berperan dalam sintesis protein. Maka, fungsi utama
RE kasar adalah sebagai tempat sintesis protein.
RE halus
Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak memiliki bintik-bintik
ribosom di permukaannya. RE halus berfungsi dalam beberapa proses
metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan konsentrasi
kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat melekatnya reseptor pada
protein membran sel.
RE sarkoplasmik
RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE sarkoplasmik ini
ditemukan pada otot licin dan otot lurik. Yang membedakan RE
sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan proteinnya. RE halus
mensintesis molekul, sementara RE sarkoplasmik menyimpan dan
memompa ion kalsium. RE sarkoplasmik berperan dalam pemicuan
kontraksi otot.
b. Fungsi RE
jaring-jaring endoplasma adalah jaringan keping kecil-kecil yang
tersebar bebas di antara selaput selaput di seluruh sitoplasma dan
membentuk saluran pengangkut bahan. Jaring-jaring ini biasanya
berhubungan dengan ribosom (titik-titik merah) yang terdiri dari protein dan
asam nukleat, atau RNA. Partikel-partikel tadi mensintesis protein serta
menerima perintah melalui RNA tersebut (Time Life, 1984).
Jadi fungsi RE adalah mendukung sintesis protein dan menyalurkan
bahan genetic antara inti sel dengan sitoplasma dan berfungsi sebagai alat
transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri.

 Menjadi tempat penyimpan Calcium, bila sel berkontraksi maka


calcium akan dikeluarkan dari RE dan menuju ke sitosol
 Memodifikasi protein yang disintesis oleh ribosom untuk disalurkan
ke kompleks golgi dan akhirnya dikeluarkan dari sel. (RE kasar)
 Mensintesis lemak dan kolesterol, ini terjadi di hati (RE kasar dan
RE halus)
 Menetralkan racun (detoksifikasi) misalnya RE yang ada di dalam
sel-sel hati.
 Transportasi molekul-molekul dan bagian sel yang satu ke bagian sel
yang lain (RE kasar dan RE halus)

4. Ribosom

Ribosom adalah salah satu organel yang berukuran kecil dan


padat dalam sel yang berfungsi sebagai tempat sintesis protein.
Ribosom berdiameter sekitar 20 nm serta terdiri atas
65% RNA ribosom (rRNA) dan 35% protein ribosom
(disebut Ribonukleoprotein atau RNP). Organel ini
menerjemahkan mRNA untuk membentuk rantai polipeptida (yaitu
protein) menggunakan asam amino yang dibawa oleh tRNA pada
proses translasi. Di dalam sel, ribosom tersuspensi di dalam sitosol atau
terikat pada retikulum endoplasmakasar, atau pada membran inti sel.

Ribosom adalah komponen sel yang membuat protein dari semua


asam amino. Salah satu prinsip utama biologi, sering disebut sebagai
“dogma sentral,” adalah DNA yang digunakan untuk membuat RNA,
yang, pada gilirannya, digunakan untuk membuat protein. Urutan DNA
gen disalin ke RNA mRNA. Ribosom kemudian membaca informasi
dalam RNA dan menggunakannya untuk membuat protein. Proses ini
dikenal sebagai translasi; yaitu, ribosom “menerjemahkan” informasi
genetik dari RNA menjadi protein.
Ribosom melakukan hal ini dengan mengikat sebuah mRNA dan
menggunakannya sebagai template untuk urutan yang benar asam
amino pada protein tertentu. Asam amino yang melekat pada RNA
transfer tRNA molekul, yang masuk salah satu bagian dari ribosom dan
mengikat ke urutan messenger RNA. Asam amino terlampir yang
kemudian bergabung bersama oleh bagian lain dari ribosom.
Ribosom bergerak sepanjang mRNA, “membaca” urutan dan
menghasilkan rantai asam amino. Ribosom terbuat dari kompleks dari
RNA dan protein. Ribosom dibagi menjadi dua subunit, satu lebih besar
daripada yang lain. Mengikat subunit kecil untuk mRNA, sedangkan
mengikat subunit yang lebih besar kepada tRNA dan asam amino.
Ketika selesai membaca mRNA ribosom, kedua subunit terpecah.
Ribosom telah diklasifikasikan sebagai ribozim, karena RNA ribosomal
tampaknya paling penting bagi aktivitas transferase peptidil yang
menghubungkan asam amino bersama. Ribosom dari bakteri, archaea
dan eukariota tiga domain kehidupan di Bumi, memiliki struktur secara
signifikan berbeda dan urutan RNA. Perbedaan-perbedaan dalam
struktur memungkinkan beberapa antibiotik untuk membunuh bakteri
oleh ribosom menghambat mereka, sementara meninggalkan ribosom
manusia tidak terpengaruh. Ribosom dalam mitokondria sel eukariotik
mirip pada bakteri, yang mencerminkan asal usul evolusi kemungkinan
organel ini berasal dari kata ribosom asam ribonukleat.
Ribosom tidak memiliki membran (selaput). Hal ini disebabkan
antara lain:
o Ribosom merupakan organel terkecil.
o Untuk membuat membran (selaput) harus terdiri dari lipid
(lemak) dan protein, sedangkan pada ribosom hanya
terdapat protein.
5. Lisosom

Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang


berisi enzim hidrolitik yang berguna untuk mengontrol pencernaan
intraseluler pada berbagai keadaan. Lisosom ditemukan pada tahun 1950
oleh Christian de Duve dan ditemukan pada semua sel eukariotik. Di
dalamnya, organel ini memiliki 40 jenis enzim hidrolitik asam seperti
protease, nuklease, glikosidase, lipase, fosfolipase, fosfatase, ataupun
sulfatase. Semua enzim tersebut aktif pada pH 5. Fungsi utama lisosom
adalah endositosis, fagositosis, dan autofagi.
Pada tumbuhan organel ini lebih dikenal sebagai vakuola, yang selain
untuk mencerna, mempunyai fungsi menyimpan senyawa organik yang
dihasilkan tanaman.
a. Komposisi Lisosom
Untuk menyediakan pH asam bagi enzim hidrolitik, membran
lisosom mempunyai pompa H+ yang menggunakan energi dari hidrolisis
ATP. Membrane lisosom juga sangat terglikosilasi yang dikenal
dengan lysosomal-associated membrane proteins (LAMP). Sampai saat ini
sudah terdeteksi LAMP-1, LAMP-2, dan CD63/LAMP-3. LAMP berguna
sebagai reseptor penerimaan kantong vesikel pada lisosom.
o Enzim hidrolitik
Enzim hidrolitik dibuat pada retikulum endoplasma, yang
mengalami pemaketan di badan Golgi dan kemudian ke endosom lanjut
yang nantinya akan menjadi lisosom. Untuk prosesnya ini, enzim ini
mempunyai molekul penanda unik, yaitu manosa 6-fosfat (M6P) yang
berikatan dengan oligosakarida terikat-N.
Seluruh glikoprotein yang ditransfer oleh retikulum endoplasma
ke cis Golgi memiliki rantai oligosakarida terikat-N yang identik,
dengan manosa di ujung terminalnya. Untuk membentuk manosa 6-
fosfat, cis Golgi membutuhkan situs pengenalan, yang disebut signal patch,
yang memiliki situs H3N+–COO−
Pembentukan M6P ini memerlukan dua buah enzim, yaitu GlcNac
fosfotransferase yang berfungsi untuk mengikat enzim hidrolitik secara
spesifik dan menambah GlcNac-fosfat ke enzim. Kemudian terdapat enzim
kedua yang memotong GlcNac sehingga membentuk M6P. Satu enzim
hidrolitik mengandung banyak oligosakarida sehingga dapat mengandung
banyak residu M6P. Setelah itu, dari cis Golgi, enzim hidrolitik ini akan
ditransfer ke trans Golgi.
M6P yang terikat pada enzim hidrolitik akan berikatan pada reseptor
protein M6P yang berada pada jaringan trans Golgi. Reseptor ini terikat
pada membran dan berguna untuk pemaketan enzim hidrolitik dengan
memasukkan enzim tersebut ke vesikel clathrin coats, dan nantinya vesikel
tersebut dikirim ke endosom lanjut. Pemaketan ini terjadi pada pH 6,5–6,7,
dan dikeluarkan pada pH 6.
Pada endosom, enzim hidrolitik akan terlepas dari reseptor M6P
karena adanya penurunan pH (menjadi 5). Setelah terlepas, reseptor M6P
akan dibawa oleh vesikel transpor dari endosom kembali ke
membran trans Golgi untuk digunakan kembali. Transpor, baik menuju
endosom atau kebalikannya, membutuhkan peptida penanda (signal peptide)
yang terdapat pada ekor sitoplasmik dari reseptor M6P. Namun, tidak semua
molekul dengan M6P dikirim ke lisosom; ada yang 'lolos' dari pengepakan
dan ditransfer ke luar sel. Reseptor M6P juga terdapat di membran plasma,
yang berguna untuk menangkap enzim hidrolitik yang lolos tersebut dan
membawanya kembali ke endosom.
b. Fungsi Lisosom
Endositosis ialah pemasukan makromolekul dari luar sel ke dalam
sel melalui mekanisme endositosis, yang kemudian materi-materi ini akan
dibawa ke vesikel kecil dan tidak beraturan, yang disebut endosom awal.
Beberapa materi tersebut dipilah dan ada yang digunakan kembali (dibuang
ke sitoplasma), yang tidak dibawa ke endosom lanjut. Di endosom lanjut,
materi tersebut bertemu pertama kali dengan enzim hidrolitik. Di dalam
endosom awal, pH sekitar 6. Terjadi penurunan pH (5) pada endosom lanjut
sehingga terjadi pematangan dan membentuk lisosom.
o Autofagi
Proses autofagi digunakan untuk pembuangan dan degradasi bagian sel
sendiri, seperti organel yang tidak berfungsi lagi. Mula-mula, bagian dari
retikulum endoplasma kasar menyelubungi organel dan membentuk
autofagosom. Setelah itu, autofagosom berfusi dengan enzim hidrolitik
dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (atau endosom lanjut).
Proses ini berguna pada sel hati, transformasi berudu menjadi katak, dan
embrio manusia.
o Fagositosis
Fagositosis merupakan proses pemasukan partikel berukuran besar dan
mikroorganisme seperti bakteri dan virus ke dalam sel. Pertama, membran
akan membungkus partikel atau mikroorganisme dan membentuk fagosom.
Kemudian, fagosom akan berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi
dan berkembang menjadi lisosom (endosom lanjut).

6. Sentrosom dan Sentriol


a. Sentrosom

Sentrosom terletak di sitoplasma biasanya dekat dengan inti.


Sentrosom terdiri dari dua sentriol – berorientasi tegak lurus satu sama lain
yang tertanam dalam massa bahan amorf yang mengandung lebih dari 100
protein yang berbeda. Kejadian ini digandakan ketika berlangsung dari
siklus sel. Tepat sebelum mitosis, dua sentrosom bergerak terpisah sampai
mereka berada di sisi berlawanan dari inti. Sebagai hasil mitosis,
mikrotubulus tumbuh dari setiap Sentrosom dengan ditambah mereka
berakhir berkembang ke arah pelat metafase. Kelompok mikrotubulus ini
disebut serat gelondong
.

Sentrosom serat gelendong memiliki tiga tujuan:

 Beberapa melampirkan satu kinetokor dari angka dua dengan yang


tumbuh dari sentrosom berlawanan mengikat kinetokor lain angka dua
itu.
 Beberapa mengikat lengan kromosom.
 Yang lain terus tumbuh dari dua sentrosom sampai mereka
memperpanjang antara satu sama lain di wilayah tumpang tindih.
Pembuatan serat serabut sentrosom adalah sebagai berikut , perakitan
kromosom pada pelat metafase pada metafase. Mikrotubulus melekat pada
sisi berlawanan dari angka dua mengecilkan atau tumbuh sampai mereka
dengan panjang yang sama. Motor mikrotubulus melekat pada kinetochores
memindahkan mereka menjelang akhir minus menyusut mikrotubulus
(dynein) dan menuju ditambah akhir perpanjangan mikrotubulus (kinesin).
Lengan kromosom menggunakan kinesin yang berbeda untuk pindah ke
pelat metafase. pemisahan kromosom pada anafase. Bagian kinetochores
terpisah dan, membawa kromatid mereka terpasang, bergerak sepanjang
mikrotubulus yang dengan cara ini kromatid berakhir di kutub yang
berlawanan.

Fungsi sentrosom adalah sebagai berikut:

 Sentrosom berperan dalam pembentukan serat serabut


 Pada sel hewan pada pembentukan jaringan mikrotubulus yang
berpartisipasi dalam membuat sitoskeleton, Memisahkan molekul
mRNA sehingga mereka masuk ke hanya salah satu dari dua sel anak
yang dihasilkan oleh mitosis. Dengan cara ini, dua sel anak bisa masuk
jalur yang berbeda diferensiasi meskipun mereka mengandung genom
identik. Dan Posisi Sentrosom dapat menetapkan titik di mana akson
akan tumbuh pada perkembangan neron.

b. Sentriol

Sentriol merupakan satu dari sepuluh organel sel, yang mana oragnel-
organel sel tersebut adalah sentriol, mitokondria, ribosom, lisosom,
retikulum endoplasma, badan golgi, sitoskeleton, badan mikro, plastida dan
vakuola. Sentriol merpakan organel sel yang berperan dalam proses
pembelahan sel yang mengatur arah gerak kromosom. Struknya meliputi
sekelompok mikrotubulus yang terdiri dari sembilan tripet yang membentuk
satu kesatuan yang disebut sentrosom.

Sentriol

Setiap Sentrosom berisi sepasang sentriol. Sentriol dibangun dari 9


mikrotubulus yang berbentuk silinder , yang masing-masing telah melekat
padanya 2 mikrotubulus parsial. Foto di bawah ini adalah mikrograf
elektron yang menunjukkan penampang dari sebuah sentriol dengan
sembilan triplet mikrotubulus. Pembesaran fotnya adalah sekitar 305.000
kali.
Ketika sel memasuki siklus sel , masing-masing sentriol diduplikasi. Sebuah
anak sentriol tumbuh dari sisi setiap induk sentriol. Jadi sentriol replikasi –
sama dengan seperti replikasi DNA yang terjadi pada waktu yang sama
secara semikonservatif.
Mikrotubulus Fungsional tumbuh hanya dari sebuah induk. Ketika sel-
sel induk membagi, satu sel anak tetap menjadi sel induk; yang lain terus
untuk membedakan. Dalam dua sistem hewan yang telah diperiksa , sel
yang menerima lama sentriol tetap menjadi sel induk sementara salah satu
yang menerima apa yang telah asli anak sentriol melanjutkan untuk
membedakan.

Fungsi sentriol adalah sebagai beikut:

 Sentriol diperlukan untuk mengatur Sentrosom.


 Dalam membelah sel, yang sentriol induk dapat melampirkan ke
bagian dalam membran plasma membentuk tubuh basal.
 Di hampir semua jenis sel, tubuh basal membentuk silia primer
nonmotile.
 Dalam sel-sel dengan flagela, mis sperma, flagela berkembang dari
tubuh basal tunggal
 Sementara sel sperma memiliki tubuh basal; telur tidak memilikinya.
Jadi tubuh basal sperma sangat penting bagi pembentukan Sentrosom
yang akan membentuk poros yang memungkinkan pembagian pertama
zigot berlangsung.

7. Plastida
Plastid adalah salah satu organel pada sel-sel (tumbuhan dan alga).
Organel ini paling dikenal dalam bentuknya yang paling umum,kloroplas,
sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. organ plastida merupakan
organ yang hanya dimiliki tumbuhan saja. merupakan organel dengan
membran ganda, sehingga ada membran luar dan membran dalam.
Plastid dalam sel dikenal dalam berbagai bentuk, yaitu

 proplastid, bentuk belum "dewasa" atau bentuk plastid yang belum


membentuk pigmen
 leukoplas, bentuk dewasa tanpa mengandung pigmen, ditemukan
terutama di akar
 kloroplas, bentuk aktif yang mengandung pigmen klorofil,
ditemukan pada daun, bunga, dan bagian-bagian berwarna hijau lainnya
 kromoplas, bentuk aktif yang mengandung pigmen karotena,
ditemukan terutama pada bunga dan bagian lain berwarna jingga
 amiloplas, bentuk semi-aktif yang mengandung butir-butir tepung,
ditemukan pada bagian tumbuhan yang menyimpan cadangan energi
dalam bentuk tepung, seperti akar, rimpang, dan batang (umbi)
serta biji.
 elaioplas, bentuk semi-aktif yang mengandung tetes-tetes
minyak/lemak pada beberapa jaringan penyimpan minyak, seperti
endospermium (pada biji)
 etioplas, bentuk semi-aktif yang merupakan bentuk adaptasi
kloroplas terhadap lingkungan kurang cahaya; etioplas dapat segera
aktif dengan membentuk klorofil hanya dalam beberapa jam, begitu
mendapat cukup pencahayaan.
Plastid adalah organel vital pada tumbuhan. Fungsinya adalah sebagai
tempat fotosintesis, sintesis asam-asam lemak, serta beberapa fungsi sehari-
hari sel.
Secara evolusi plastid dianggap sebagai prokariota yang
bersimbiosis ke dalam sel eukariota dan kemudian kehilangan sifat otonomi
penuhnya. Teori endosimbiosis ini mirip dengan yang terjadi
terhadap mitokondria namun introduksi plastid dianggap terjadi lebih
kemudian

8. Vakuola

Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell


sap dalam bahasa Inggris)yang berupa rongga yang diselaputi membran
(tonoplas). Cairan ini adalah air dan di dalamnya terlarut zat seperti enzim,
lipid, alkaloid, garam mineral, asam, dan basa. Selain itu, Vakuola juga
berisi asam organik, asam amino, glukosa, dan gas. Vakuola ditemukan
pada semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai pada sel hewan dan bakteri,
kecuali pada hewan uniseluler tingkat rendah.

Vakuola terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Vakuola Kontraktil dan


Vakuola nonkontraktil (vakuola makanan). Vakuola kontraktil berufngsi
sebagai osmoregulator yaitu pengatur nilai osmotik sel atau
ekskresi. Vakuola nonkontraktil berfungsi untuk mencerna makanan dan
mengedarkan hasil makanan.
Pada sel daun dewasa, vakuola mendominasi sebagian besar ruang
sel sehingga seringkali sel terlihat sebagai ruang kosong
karenasitosol terdesak ke bagian tepi dari sel.
Fungsi Vakuola:
a. Tempat penyimpanan zat cadangan makanan seperti amilum dan
glukosa
b. Tempat menyimpan pigmen (daun, bunga dan buah)
c. Tempat penyimpanan minyak atsirik (golongan minyak yang
memberikan bau khas seperti minyak kayu putih)
d. Mengatur tirgiditas sel (tekanan osmotik sel)
e. Tempat penimbunan sisa metabolisme dan metabolik sekunder seperti
getah karet, alkaloid, tanin, dan kalsium oksabit
Bagi tumbuhan, vakuola berperan sangat penting dalam kehidupan karena
mekanisme pertahanan hidupnya bergantung pada kemampuan vakuola
menjaga konsentrasi zat-zat terlarut di dalamnya. Proses pelayuan,
misalnya, terjadi karena vakuola kehilangan tekanan turgor pada dinding
sel. Dalam vakuola terkumpul pula sebagian besar bahan-bahan berbahaya
bagi proses metabolisme dalam sel karena tumbuhan tidak
mempunyai sistem ekskresi yang efektif seperti pada hewan. Tanpa vakuola,
proses kehidupan pada sel akan berhenti karena terjadi kekacauan reaksi
biokimia.

Anda mungkin juga menyukai