Anda di halaman 1dari 32

Fungsi dan Struktur dari Mitokondria Sel mitokondria merupakan salah satu jenis sel yang

memiliki peran sangat penting dalam proses respirasi pada sel. Dikarenakan memiliki peran yang
sangat penting, maka mitokondria juga sering disebut sebagai pusat dari kekuatan sebuah sel.
Anda dapat menemukan sel mitokondria pada tiap sel yang ada di dalam tubuh. setelah
mengetahui fungsi utama dari mitokondria tersebut yang pada kenyataannya berkaitan dengan
respirasi sel, maka anda tentunya dapat mengetahui juga jika sel mitokondria ini terdiri atas
beberapa bagian.

Fungsi bagian-bagian mitokondria


Pada sel mitokondria anda dapat menemukan sejumlah bagian seperti membran dalam, membran
luar, ruang antar membran, krista serta matriks sitoplasma. Dalam setiap bagiannya tersebut
bahkan memiliki fungsi masing-masing.
Fungsi utama dari bagian se mitokondria sendiri merupakan respirasi selular atau proses kimia
yang bertugas melepaskan energi yang terdapat di dalam glukosa. Fungsi mitokondria tersebut
juga turut berkaitan dengan siklus asam sitrat, mengontrol siklus sel, transportasi elektron,
pemantauan proses pertumbuhan se. Mengelola apotosis serta berfungsi sebagai sinyal bagi
neuron.
Struktur mitokondria
Mitokondria banyak ditemukan pada sel-sel yang mempunyai aktifitas metabolisme tinggi
sekaligus membutuhkan banyak ATP dengan jumlah yang banyak, misalnya seperti pada sel otot
jantung. Total jumlah serta bentuk dari mitokondria sendiri berbeda-beda pada setiap sel.
Mitokondria berbentuk elips yang memiliki diameter 0,5 m serta panjang 0,5 hingga 1,0 m.
1. Membran luar
Membran luar terdiri atas lipid dan protein dengan perbandingan sama serta memiliki
kandungan protein porin yang dapat menyebabkan membran yang satu ini bersifat

permeabel terhadap molekul berukuran kecil (6000 Dalton). Di dalam hal ini membran
luar juga memiliki kandungan enzim yang terlibat di dalam biosintesis lipid serta enzim
berperan dalam proses transfer lipid ke matriks untuk dapat menjalani -oksidasi untuk
menghasilkan asetil KoA.
2. Membran dalam
Membran dalam termasuk kurang permeabel jika dibandingkan membran luar. Membran
dalam ini hanya terdiri atas 20% lipid serta 80% protein. Membran dalam merupakan
tempat paling utama di proses pembentukan AATP. Memiliki luas permukaan yang
meningkat sangat tinggi berkat semakin banyaknya lipatan yang menonjol menuju
matriks (krista). Struktur dari krista ini semakin memicu peningkatan permukaan
membran dalam dan kemampuannya dalam memproduksi ATP.
Membran dalam memiliki kandungan protein yang terlibat pada reaksi fosforilasi
oksidatif serta ATP sintase yang bergun untuk membentuk ATP pada matriks mitokondria.
Sementara protein transpor yang bertugas mengatur keluar masuknya metabolit dari
matriks.
3. Ruang antar membran
Ruang antar membran berada di antara membran dalam dan luar. Menjadi tempat
berlangsungnya reaksi yang sangat penting bagi sel seperti reaksi oksidasi amino, siklus
krebs serta reaksi -oksidasi asam lemak.
Mitokondria disebut 'pembangkit tenaga listrik sel'. Mitokondrian adalah organel yang
yang digunakan untuk memproduksi energi dalam bentuk ATP untuk kelangsungan hidup
sel.
Advertisement
Mitokondria berisi sejumlah enzim dan protein yang membantu proses karbohidrat dan
lemak yang diperoleh dari makanan yang kita makan untuk melepaskan energi. Baca terus
untuk mengetahui tentang struktur dan fungsi organel.
Hasil dari mitokondria jadilah itu detak jantung atau memindahkan tangan kita, setiap
tindakan membutuhkan energi. Energi ini disimpan dalam ATP (adenosin trifosfat)
molekul yang diproduksi di mitokondria melalui proses fosforilasi oksidatif. Meskipun
mitokondria hadir di setiap sel, mereka ditemukan dalam konsentrasi tinggi di dalam sel
otot yang membutuhkan lebih banyak energi. Meskipun fungsi utama mitokondria adalah
untuk menghasilkan energi, mereka juga memainkan peran penting dalam metabolisme
dan sintesis zat tertentu lainnya dalam tubuh.
Bagian-bagian Mitokondria

Mitokondria yang ada di sel tumbuhan dan hewan. Mereka adalah struktur berbentuk
batang yang tertutup dalam dua membran membran luar dan membran dalam.
Membran terdiri dari fosfolipid dan protein. Ruang di antara dua membran disebut ruang
antar-membran yang memiliki komposisi yang sama seperti sitoplasma sel. Namun,
kandungan protein dalam ruang ini berbeda dari yang di sitoplasma. Berbagai komponen
struktur mitokondria adalah sebagai berikut:
Advertisement
Membran luar
Membran luar halus seperti membran dalam dan memiliki fosfolipid hampir dalam
jumlah yang sama sebagai protein. Ia memiliki sejumlah besar protein khusus yang disebut
porins, yang memungkinkan molekul dengan berat 5000 dalton atau kurang untuk
melewatinya. Membran luar benar-benar permeabel terhadap molekul nutrisi, ion, dan
molekul ATP ADP.
Membran bagian dalam
Membran dalam lebih kompleks dalam struktur daripada membran luar karena
mengandung kompleks dari rantai transpor elektron dan kompleks sintetase ATP. Ini
permeabel hanya untuk oksigen, karbon dioksida dan air. Ini terdiri dari sejumlah besar
protein yang memainkan peran penting dalam memproduksi ATP, dan juga membantu
dalam mengatur transfer metabolit melintasi membran. Membran dalam memiliki
infoldings disebut krista yang meningkatkan luas permukaan untuk kompleks dan protein
yang membantu dalam produksi ATP, molekul yang kaya energi.
Matriks
Matriks merupakan campuran kompleks enzim yang penting untuk sintesis molekul ATP,
ribosom mitokondria khusus, tRNA dan DNA mitokondria. Selain itu, ia memiliki oksigen,
karbon dioksida dan daur ulang intermediet lainnya.

Gambar Bagian-bagian Mitokondria


Meskipun sebagian besar materi genetik sel yang terkandung dalam nukleus, mitokondria
memiliki DNA sendiri. Mereka memiliki mesin sendiri untuk sintesis protein dan
berkembang biak dengan proses fisi seperti yang dilakukan bakteri. Karena kemerdekaan
mereka dari DNA nukleus dan kesamaan dengan bakteri, diyakini bahwa mitokondria
berasal dari bakteri dengan endosimbiosis.
Fungsi Mitokondria
Fungsi mitokondria bervariasi sesuai dengan jenis sel di mana mereka berada.
1. Fungsi yang paling penting dari mitokondria adalah untuk menghasilkan energi.
Makanan yang kita makan dipecah menjadi molekul sederhana seperti
karbohidrat, lemak, dll, dalam tubuh kita. Ini dikirim ke mitokondria di mana
mereka akan diproses lebih lanjut untuk menghasilkan molekul bermuatan yang
bergabung dengan oksigen dan menghasilkan molekul ATP. Seluruh proses ini
dikenal sebagai fosforilasi oksidatif.
2. Adalah penting untuk menjaga konsentrasi ion kalsium yang tepat dalam berbagai
kompartemen sel. Mitokondria membantu sel-sel untuk mencapai tujuan ini dengan
melayani sebagai tangki penyimpanan ion kalsium.
3. Mereka juga membantu dalam membangun bagian-bagian tertentu dari darah, dan
hormon seperti testosteron dan estrogen.
4. Mitokondria dalam sel-sel hati memiliki enzim yang mendetoksifikasi amonia.
5. Mereka memainkan peran penting dalam proses kematian sel terprogram. Sel yang
tidak diinginkan dan kelebihan dipangkas selama perkembangan organisme. Proses
ini dikenal sebagai apoptosis. Kematian sel abnormal akibat disfungsi mitokondria
dapat mempengaruhi fungsi organ.
Gangguan fungsi Mitokondria
Lebih dari 50 juta orang di AS memiliki gangguan degeneratif kronis yang melibatkan
disfungsi mitokondria. Disfungsi mitokondria dapat mempengaruhi produksi produk selspesifik yang penting untuk fungsi sel yang tepat dan produksi energi. Hal ini pada
akhirnya dapat menyebabkan kematian sel dan kegagalan sistem organ. Hal ini bahkan
dapat membuktikan menjadi fatal dalam beberapa kasus. Ketika kemampuan
mitokondria untuk menghasilkan energi berkurang karena cacat tertentu (mutasi genetik
baik dalam DNA mitokondria atau DNA inti), kondisi ini digambarkan sebagai penyakit
mitokondria. Mengurangi produksi energi dapat menyebabkan disfungsi otak, gangguan
penglihatan, lemah otot, gerakan terbatas anggota badan, dll penyakit mitokondria dapat
menghancurkan kesehatan dari setiap sistem atau organ tubuh. Hal ini dapat merusak
kesehatan jantung, kesehatan pencernaan orang tersebut. Setiap orang pada usia berapa

pun dapat memiliki penyakit mitokondria. Namun, gejala dapat bervariasi dari orang ke
orang, dan sering progresif. Beberapa gejala adalah infeksi berulang (sistem kekebalan
tubuh yang lemah), mengurangi kapasitas jantung, stroke, kejang, kelelahan otot, masalah
pencernaan, masalah hati, diabetes, obesitas, kebutaan dan tuli. Berbagai faktor
lingkungan atau obat-obatan tertentu dapat mempengaruhi fungsi mitokondria negatif.
Studi menunjukkan bahwa disfungsi mitokondria adalah penyebab akar dari banyak
penyakit umum. Beberapa kondisi kronis dewasa juga berasal dari dalam disfungsi
mitokondria, misalnya, penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, diabetes, hipertensi,
penyakit jantung, osteoporosis, kanker, penyakit autoimun seperti multiple sclerosis, lupus
dan rheumatoid arthritis, dll Disfungsi drama mitokondria sebuah peran penting dalam
gejala penuaan dini. Seperti mitokondria mengatur metabolisme seluler, lebih banyak
penelitian tentang struktur dan fungsi mereka akan menguntungkan jutaan orang.

Mitokondria dan Fungsi Mitokondria Mitokondria meruapakan salah satu bagian dari
organel sel. Mitokondria dapat di temukan pada sel tumbuhan dan sel hewan. Mitokondria
berfungsi sebagai respirasi sel yang menghasilkan energi.
Mitokondria memiliki salah satu organel sel yang memiliki membran rangkap serta memiliki dua
lapisan. Permukaan dalam mitokondria berlekuk-lekuk yang sering di sebut sebagai krista.
Sedangkan permukaan luar mitokondria sangat halus. Pada bagian krista mitokondria, di
dalamnya terdapat enzim yang memfosfoforilasi oksidatif dan sistem transport elektron.
Sedangkan pada bagian matriks mitokondria terdapat siklus krebs dan asam lemak. Mitokondria
memiliki 2 membran, yaitu matriks mitokondria dan intermembran.

Ruang intermembran
merupakan dua ruang membran yang sempit dan selektif, ruangan ini hanya terdapat di dalam

mitokondria. Membran pada bagian luar tidak dapat di lintasi oleh molekul kecil, dan tidak
dapat di lalui oleh molekul besar dan protein.
Matriks mitrokondria
Matriks mitokondria merupakan ruangan yang di bungkus oleh membran dalam. Matriks
mitokondria menghasilkan beberapa proses metabolisme. Membran dalam mitokondria
mempunyai permukaan yang luas berfungsi sebagai peningkatan produktifitas respirasi seluler.
Matriks mitokondria banyak mengandung ribosom, DNA, RNA, dan protein. Selain nukleus atau
inti sel dan retikulum endoplasma, mitokondria merupakan salah satu bagian organel sel yang
dapat mensintesis protein.
Sel memiliki banyak mitokondria dapat di temui di hati, otot, dan jantung.
Fungsi Mitokondria
Mitokondria memiliki fungsi utama yaitu menghasilkan pabrik energi sel dalam bentuk ATP
melalui proses respiras aerob atau sering di sebut sebagai oksidatif dalam bentuk ATP melalui
proses siklus asam trikarboksilat atau siklus krebs. Mitokondria juga memiliki fungsi sebagai
pengatur aktifitas metabolisme sel. Mitokondria juga berfungsi sebagai peran di dalam proses
kematian sel terprogram.
Karena adanya DNA yang terdapat di dalam mitokondria yang menunjukkan bahwa mitokondria
merupakan entitas yang terpisah dari sel inangnya. Mitokondria memiliki beberapa kemiripan
dengan bakteri, baik dari ukuran, cara ber-reproduksi dengan cara membelah diri, dan memiliki
struktur DNA yang berbentuk lingkaran.
Siklus Hidup Mitokondria
Mitokondria dapat ber-replikasi dengan sendirinya misalnya sel bakteri. Replikasi ini terjadi
ketika mitokondria menjadi terlalu besar, sehingga mitokondria melakukan pemecahan pada
bagian dalam, kemudian diikuti dengan pembelahan bagian luar mitokondria. Proses seperti ini
melibatkan pengkerutan pada bagian dalam. Sehingga terjadinya pemisahan dua bagian
mitokondria.
Mitokondria mempunyai DNA tersendiri yang di sebut mtDNA. MtDNA tidak terlindungi
membran, dan sirkular karena berpilin ganda. Mitokondria merupakan amkhluk independen yang
telah bersimbosis dengan sel eukariotik. DNA mitokondria yang di turunkan kepada anaknya
hanya berasal dari mitokondria betinanya saja atau sering di sebut sebagat mitokondria sel telur.
Mitokondria jantan tidak ikut masuk ke dalam sel telur, karena letaknya

Latar Belakang Masalah


Sel memiliki organel yang bermacam-macam dam memiliki fungsi masing-masing untuk
menjaga keberlangsungan kehidupan organisme. Setiap organisme membutuhkan energi untuk
bisa menjalankan aktifitas kehidupan. Sel yang dimiliki organisme memiliki organel yang
berfungsi serta bertanggung jawab dalam pembentukan energi dalam bentuk ATP itulah
mitokondria, organel yang memiliki peran vital untuk keberlangsungan kehidupan organisme ini
membentuk ATP dengan beberapa tahap antara lain glikolisis,fosforilasi oksidatif, siklus krebs
dan transpor elektron.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :Bagaimana struktur dan
peranan mitokondria dalam sel ?.
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalh ini adalah :

Mendeskripsikan fungsi mitokondria dalam sel

Memahami tahap-tahap pembentukan energi oleh mitokondria

Mengetahui hasil yang diperoleh atas kerja mitokondria

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Struktur mitokondria
Mitokondria berasal dari kata mitos yang berarti benang dan chondrion yang berarti butir.
Organel ini pertama kali diamati oleh Altmann pada tahun 1894 dan pada waktu itu dinamkan
bioblast dan kemudian oleh Benda pada tahun 1897 dinamakan mitokondria. Ukuran dan bentuk
mitokondria bervariasi menurut jaringannya dan menurut keadaan fisiologis sel. Kebanyakan
mitokondria berbentuk oval atau jorong dengan diameter antara 0.5 sampai 1 m dan panjang

sampai 7 m. Jumlah mitokondria dalam sel bervariasi dan tergantung dari jenis sel dan
kondisinya. Pada sel hewan jumlah mitokondria umumnya lebih banyak daripada sel tumbuhtumbuhan. Didalam sel hati umumnya didapatkan mitokondria dalam jumlah banyak yaitu
menempati 30-35 % dari jumlah protein total dalam sel tersebut, dalam sel jaringan limfoid
dijumpai sekitar 20 %. Jumlah mitokondria yang terbesar dijumpai pada sel oosit yaitu sekitar
300.000 butir. Mitokondria tidak dapat dilihat dengan mikroskop cahaya, karena ukurannya yang
sangat kecil. Mitokondria diliputi oleh selaput rangkap yang disebut memban luar dan membran
dalam. Selaput dalam membagi ruang organel menjadi dua yaitu matriks dan ruang antar selaput.
Matriks berisi cairan seperti gel diliputi oleh selaput dalam. Matriks, ruang antar selaput, selaput
luar dan selaput dalam mengandung bermacam-macam enzim. Matriks mengandung enzimenzim siklus Kreb, garam dan air, DNA sirkuler dan ribosom.
Selaput dalam mempunyai area permukaan yang lebih luas karena berlipat-lipat dan masuk ke
dalam matriks. Lipatan-lipatan ini disebut krista mitokondria yang bervariasi dalam jumlah dan
bentuknya. Pada membran dalam ini terdapat bangunan yang disebut partikel elementer yang
mempunyai diameter 8.5 nanometer dan menempel pada membran dalam dengan jarak sekitar 10
nanometer satu sama lain. Dalam partikel-partikel inilah terdapat enzim-enzim ATP ase yang
sangat penting dalam proses oksidasi dan respirasi dalam mitokondria. Pada mitokondria normal
partikel ini tidak tampak menonjol bila mitokondria diletakkan dalam larutan yang bersifat
hipotonis. Mitokondria dapat mengkode bagian-bagian proteinnya dengan alat-alat yang dimiliki.
Mitokondria merupakan organel yang sangat penting dalam proses pembentukan energi sehingga
mitokondria mempunyai banyak sekali jenis enzim misalnya:

Monoamine oksidase-enzim-enzim rantai respirasi

Kyneurine hidroksilase-enzim-enzim transferase

Koenzim A ligase-malat dehidroginase

Adenilat kinase-isositrat dehidroginase

Nukleosid difosfokinase-fumarase dan aconitase

ATP sintetase-sitrat sintatase

Suksinat dehidrogenase-enzim-enzim oksidasi lain.

2.2 Fungsi dan cara kerja mitokondria


Mitokondria merupakan organel yang berfungsi menyediakan energi selular (ATP). Makanan
dioksidasi untuk menghasilkan elektron berenergi tinggi yang dikonversi menjadi energi yang
tersimpan. Energi ini disimpan dalam bentuk ikatan fosfat kaya energi dalam molekul yang
disebut adenosine triphosphate, atau ATP.
Tahap-tahap yang terjadi di dalam mitokondria untuk menghasilkan energi, antara lain:
1. Glikolisis
2. Transpor elektron
3. Siklus krebs
4. Fosforilasi oksidatif
Tahap dari glikolisis ke rantai transport elektron.
Makanan diubah menjadi energy ATP dan air. Makanan pensupply energy mengandung gula dan
karbohidrat. Gula dipecah dengan bantuan enzim yang memecahnya menjadi bentuk yang paling
sederhana dari gula yaitu glukosa. Selanjutnya glukosa memasuki sel dengan molekul khusus
pada membrane yang disebut glucose transporters.
Saat dalam sel, glukosa dipecah menjadi ATP melalui dua lintasan. Lintasan pertama tidak
memerlukan oksigen dan disebut anaerobic metabolism. Lintasan ini disebut glikolisis dan
terjadi dalam sitoplasma diluar mitokondria. Selama glikolisis , gula dipecah menjadi piruvat.
Makanan lain seperti lemak dapat juga dipecah untuk digunakan sebagai bahan bakar. Setiap
reaksi didesain untuk menghasilkan beberapa ion hydrogen (elektron) yang dapat digunakan
untuk membuat paket energi (ATP). Tetapi hanya 4 molekul ATP dapat dibuat oleh satu molekul
glukosa melalui lintasan ini. Oleh karena itu mitokondria dan oksigen menjadi penting. Proses
pemecahan perlu dilanjutkan dengan siklus Krebs di dalam mitokondria untuk memperoleh
cukup ATP untuk melangsungkan fungsi-fungsi sel.

Piruvat dibawa ke dalam mitokondria dan dikonversikan menjadi Acetyl Co-A yang memasuki
siklus Krebs. Reaksi pertama ini menghasilkan carbon dioxide karena melibatkan pengeluaran
satu karbon dari piruvat.
Siklus krebs
Siklus Krebs juga disebut citric acid cycle berfungsi untuk mendapatkan sebanyak-banyaknya
lektron dari makanan yang dimakan. Elektron ini (dalam bentuk ion hidrogen) digunakan untuk
mengendalikan pompa yang menghasilkan ATP. Energi yang dibawa ATP selanjutnya digunakan
untuk semua macam fungsi selular seperti pergerakan, transport, keluar dan masuknya produk,
pembelahan, dan lain-lain. Untuk melakukan siklus Krebs cycle, beberapa molekul penting
diperlukan. Pertama, diperlukan piruvat yang dibuat melalui glikolisis dari glukosa. Kemudian
diperlukan molekul carrier untuk electron. Terdapat dua tipe molekul yaitu nicotinamide adenine
dinucleotide (NAD+) dan flavin adenine dinucleotide (FAD+). Molekul ketiga yang diperlukan
adalah oxygen.
Piruvat adalah molekul dengan 3 karbon. Setelah memasuki mitokondria, piruvat dipecah
menjadi molekul dengan 2 karbon oleh enzim khusus. Reaksi ini melepaskan karbon dioksida.
Molekul dengan 2 karbon disebut Acetyl CoA dan molekul ini memasuki siklus Krebs dengan
cara bergabung dengan molekul 4 karbon yang disebut oxaloacetate. Ketika dua molekul ini
bergabung , menghasilkan molekul 6 karbon yang disebut citric acid (2 karbon + 4 karbon = 6
karbon). Hal inilah yang menyebabkan siklus Kreb juga disebut siklus Citric acid. Citric acid
kemudian dipecah dan dimodifikasi, dan melepaskan ion hidrogen dan molekul karbon. Molekul
karbon digunakan untuk membuat karbon dioksida dan ion hidrogen ditangkap oleh NAD dan
FAD. Proses ini kembali menghasilkan oxaloacetate.

Fosforilasi oksidatif
Saat ion hidrogen atau elektron diambil dari sebuah molekul, maka molekul dikatakan
dioksidasi. Ketika ion hidrogen atau elektron diberikan kepada sebuah molekul maka molekul
tersebut direduksi. Saat molekul fosfat ditambahkan kepada sebuah molekul, maka molekul
tersebut dikatakan difosforilasi. Jadi fosforilasi oksidatif berarti proses yang melibatkan
penghilangan ion hidrogen dari satu molekul dan penambahan molekul fosfat ke molekul
lainnya.

Pada siklus Kreb, ion hidrogen atau elektron diberikan kepada dua molekul carrier. Mereka
ditangkap oleh NAD atau FAD dan molekul pembawa ini akan menjadi NADH dan FADH
(karena membawa ion hidrogen).
Elektron-elektron ini dibawa secara kimia ke sistem respirasi atau rantai transport electron yang
terdapat di Krista mitokondria. NADH dan FADH secara esensial berfungsi sebagai pengangkut
dari satu kompleks ke kompleks yang lain. Di setiap situs sebuah pompa proton mentransfer
hidrogen dari satu sisi membrane ke yang lainnya. Hal ini menghasilkan sebuah gradient
melintasi membrane dalam dengan konsentrasi hydrogen yang lebih tinggi pada ruang interkrista
(ruang antara membrane dalam dan membrane luar). Elektron dibawa dari satu kompleks ke
kompleks yang lain oleh ubiquinone dan cytochrome C.
Cytochrome oxidase kompleks mengkatalisis transfer elektron ke oksigen menjadi air. Pompa
chemiosmotic menghasilkan gradient proton electrochemical melewati membrane yang
digunakan

untuk

menjalankan

energy

producing

machine

yaitu

ATP

synthase.

Proses ini memerlukan oksigen sehingga disebut aerobic metabolism. ATP synthase
menggunakan energy dari gradient ion hydrogen (juga disebut proton) untuk membentuk ATP
dari ADP dan fosfat. Juga menghasilkan air, hidrogen dan oksigen.
Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa peran mitokondria sangat penting dalam menjaga
kelestarian kehidupan sel yaitu dengan menghasilkan energi yang akan digunakan untuk
menyelenggarakan/menjalankan fungsi sel.
2.3 Kelainan mitokondria
Mitokondria adalah organel yang memiliki ADN sendiri. Mutasi pada ADN bertanggung jawab
terhadap beberapa penyakit langka. Seperti Leighs syndrome, suatu penyakit yang mematikan
pada masa pertumbuhan karena menyebabkan kelumpuhan total dan hilangnya kemampuan
verbal. Atau Pearsons syndrome yang menyebabkan kelainan pada sumsum tulang dan
kegagalan kerja pankreas pada anak.
Mitokondria juga diketahui berperan pada masalah penuaan. Reaksi kimia yang berlangsung
pada daur Krebs dan rantai transpor elektron kadang melepas elektron yang nyasar keluar dari
mitokondria dan masuk ke dalam lingkungan sel. Elektron tersebut akan berikatan dengan
oksigen dan membentuk radikal bebas. Para ahli memperkirakan bahwa penuaan pada manusia,
mulai masalah keriput hingga penurunan mental bisa jadi disebabkan karena radikal bebas

Hasil riset terkini juga menunjukkan bahwa mitokondria berkorelasi dengan apoptosis, yaitu
suatu program kematian sel. Mitokondria diketahui melepaskan sinyal yang memicu proses
kematian sel. Pada kasus stroke dan penyakit Alzheimer misalnya, mitokondria menyebabkan
terlalu banyak kematian sel yang akhirnya memicu penurunan mental dan gejala yang lain. Pada
kasus kanker, mitokondria diduga melakukan kekeliruan dalam memicu proses apoptosis.
Kekeliruan ini mengakibatkan tumbuhnya tumor yang menginvasi jaringan yang sehat.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebanyakan mitokondria berbentuk oval atau jorong dengan diameter antara 0.5 sampai 1 m
dan panjang sampai 7 m. Pada sel hewan jumlah mitokondria umumnya lebih banyak daripada
sel tumbuh-tumbuhan. Mitokondria tidak dapat dilihat dengan mikroskop cahaya, karena
ukurannya yang sangat kecil. Mitokondria merupakan organel yang berfungsi menyediakan
energi selular (ATP). Tahap-tahap yang terjadi di dalam mitokondria untuk menghasilkan energi,
antara lain: Glikolisis, Transpor elektron, Siklus krebs, Fosforilasi oksidatif, dan dari tahaptahap tersebut akan diperoleh energi sebanyak 38 ATP. Mitokondria juga dapat mengalami
kelainan, kelainan pada mitokondria dapat menyebabkan beberapa penyakit seperti Leighs
syndrome, pearsons syndrome dan penuaan.

DAFTAR PUSTAKA

Childs, G.V. Cell Biology. 1998. The University of Texas Medical Branch.

http://cellbio.utmb.edu/microanatomy/

Reksoatmodjo, S.M.I. 1993. Biologi Sel. Departemen Pendidikan dan kebudayaan,


Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan,
Pendidikan Tinggi.

Latar Belakang
Tiap organisme atau makhluk hidup memiliki ukuran yang berbeda-beda. Semakin
besar ukuran organism itu, maka sel penyusunnya semakin banyak. Tubuh kita tersusun atas
bermilyar-milyar sel. Sel didefinisikan sebagai unit structural dan fungsional terkecil yang
menyusun makhluk hidup. Dalam menjalankan fungsinya, sel dilengkapi dengan bagian-bagian
sel yang disebut dengan organel. Salah satu organel yang penting dalam sel adalah mitokondria.

Mitkondria adalah organel yang berperan sebagai pabrik energi yang menghasilkan
energi bagi sel dalam bentuk ATP. Mitkondria memiliki struktur yang kecil, dan tersusun atas
empat bagian. Komposisi utama dari mitokondria sendiri adalah protein. Di dalam mitokondria,
untuk membentuk energi, terjadi proses yang disebut respirasi seluler. Respirasi seluler ini
terbagi menjadi empat, yaitu glikolisis, fermentasi, dekarboksilasi oksidatif piruvat, dan siklus
krebs atau dikenal pula sebagai siklus asam sitrat. Untuk lebih mengenal dan lebih memahami
mengenai mitokondria, akan dibahas di dalam makalah ini.
B.

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah yang dibuat, yaitu:
1. Bagaimanakah struktur dari mitokondria?
2. Apa komposisi kimia dari mitokondria?
3. Apa fungsi dari mitokondria?
4. Bagaimanakah proses yang terjadi dalam mitokondria?

C.

Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah, yaitu untuk mengetahui dan memahami
tentang mitokondria baik struktur, komposisi kimia, fungsi, dan proses yang terjadi pada
mitokondria.
1
BAB II
PEMBAHASAN

A.

Struktur Mitokondria
Mitokondria berasal dari kata Yunani Kuno yang bearti benang, dan chondrion yang
berarti seperti granul (butir-butiran), sehingga dapat diartikan sebagai organela dengan rangkaian
butir-butir yang seperti benang. Mitokondria adalah organel sel eukariot yang berfungsi sebagai
organ resirasi pembangkit energi dengan menghasilkan adenosine triphospat (ATP). Jumlah
mitokondria tiap sel tergantung jenis sel dan orgnisme. Mitokondria ditemukan dalam jumlah
banyak pada sel yang aktivitas metaboismenya tinggi yaitu sel-sel kntraktil seperti sperma pada
bagian ekornya, sel otot jantung, dan sel yang aktif membelah seperti epithelium, akar rambut,
dan epidermis kulit.
Mitokondria hati secara umum agak memanjang dengan diameter kira-kira 0,5-1,0 m
dan panjang kira-kira 3 m. umumnya panjang mitokondria dapat mencapai 7 m. mitokondria

merupakan organel ang berupa kantung yang diseliputi oleh dua membrane yaitu membran
dalam dan membran luar, sehingga mitokondria memiliki dua kompartemen, yaitu ruang antar
membran (intermembran space) dan matriks (matrix) mitokondria yang diselimuti langsung oleh
membrane dalam.
Membran dalam tidak berhubungan dengan membran luar. Membran dalam membagi
organel menjadi dua bagian yaitu matriks dan ruang antar membran. Membran luar mengandung
protein transport yang disebut porin. Porin membentuk saluran yang berukuran relative lebih
besar di lapisan ganda lipid membrane luar; sehingga membrane luar dapat dianggap sebagai
saringan yang memungkinkan ion maupun moekul berukuran 5 kDa atau kurang, termasuk
protein berukuran kecil. Membran dalam dan matriks mitokondria terkait erat dengan aktivitas
utama mitokondria yaitu terlihat dalam siklus asam trikarboksilat, oksidasi lemak dan
pembentukan energi. Rantai respirasi terdapat dalam membran dalam ini. Membran dalam dari
selimut mitokondria sangat berbelit-belit meruak ke bagian dalam matriks dengan pola seperti
tabung atau dengan polar lir lembaran di berbagai tempat, yang disebut krista. Ruang antar
2
membran adalah ruang yang berada di antara membran luar dan membran dalam mitokondria.
Ruang ini mengandung sekitar 6% dari total protein mitokondria dan berbagai enzim yang
bekerja menggunakan ATP (adenosine triphosphate) yang tengah melewati ruang tersebut untuk
memfosforilasi nukleotida. Sebagian besar (sekitar 67%) protein mitokondria dijumpai pada
bagian matriks. Enzim-enzim yang dibutuhkan untuk proses oksidasi piruvat, asam lemak dan
B.

untuk menjalankan siklus asam trikarboksilat terdapat pada matriks.


Komposisi Kimia Mitokondria
Pada mitokondria utuh, air merupakan komponen utama yang dominan dan ditemukan
di seluruh mitokondria kecuali dalam lapisan bilayer lipida. Air selain berperan dalam reaksireaksi kimia, juga berperan sebagai medium fisik dimana metabolit dapat berdifusi diantara
system-sistem enzim.
Komponen utama mitokondria adalah protein. Persentase protein yang ebenarnya
berkaitan dengan jumlah membran dalam yang ada. Membran dalam terdiri atas protein, baik
protein enzimatik maupun protein struktural. Protein mitokondria dapat dikelompokkan menjadi
dua bentuk, yaitu bentuk terlarut dan bentuk tidak terlarut. Protein terlarut terutama terdiri atas
enzim-enzim matriks dan protein perifer membrane atau protein intrinsic membrane tertentu.

Protein tidak terlarut biasanya menjadi bagian integral membran. Beberapa dari protein ini
merupakan protein struktutal serta beberapa protein enzim.
Komposisi lipida mitokondria tergantung dan sumber mitokondrianya. Namun
demikian, fosfolipida merupakan bentuk yang dominan. Umumnya fosfolipida terdiri dari dari
total lipida. Fosfatidilamin dan fosfatidiletanolamin umumnya merupakan fosfatidil dalam
jumlah yang besar pada mitokondria. Namun demikian, ditemukan kadar kadiolipin dan
kolesterol dengan konsentrasi yang rendah.
C.

Fungsi Mitokondria
Peran utama mitokondria adalah sebagai pabrik energi sel yang menghasilkan energi
dalam bentuk ATP. Metabolisme karbohidrat akan berakhir di mitokondria ketika piruvat di
transpor dan dioksidasi oleh O2 menjadi CO2 dan air. Energi yang dihasilkan sangat efisien
3
yaitu sekitar tiga puluh molekul ATP yang diproduksi untuk setiap molekul glukosa yang
dioksidasi, sedangkan dalam proses glikolisis hanya dihasilkan dua molekul ATP. Proses
pembentukan energi atau dikenal sebagai fosforilasi oksidatif terdiri atas lima tahapan reaksi
enzimatis yang melibatkan kompleks enzim yang terdapat pada membran bagian dalam
mitokondria. Proses pembentukan ATP melibatkan proses transpor elektron dengan bantuan
empat kompleks enzim, yang terdiri dari kompleks I (NADH dehidrogenase), kompleks II
(suksinat dehidrogenase), kompleks III (koenzim Q sitokrom C reduktase), kompleks IV
(sitokrom oksidase), dan juga dengan bantuan FoF1 ATP Sintase dan Adenine Nucleotide
Translocator (ANT).

D.

Glikolisis
Glikolisis adalah suatu produksi asam piruvat dari glukosa. Enzim yang dibutuhkan
untuk glikolisis terdapat di dalam sitosol. Dalam keadaan anaerobic mungkin difermentasi,
membentuk suatu produk seperti asam laktat (misalnya dalam otot yang bekerja berlebihan
menggunakan glikolisis untuk memenuhi kebutuhan energinya) atau etanol dan karbondioksida.
Bila terdapat oksigen, asam piruvat masuk ke dalam mitokondria di mana asam tersebut
dioksidasi oleh enzim-enzim dari siklus asam sitrat. Proses ini yang disebut respirasi sel.
Pembakaran glukosa memerlukan oksigen. Tetapi beberapa sel hidup di mana tidak
terdapat oksigen. Semua sel mempunyai peralatan enzimatik untuk mengkatabolis glukosa tanpa
bantuan oksigen. Perombakan anaerobik (tanpa udara dan tanpa oksigen) glukosa ini disebut

glikolisis. Sel-sel yang hidup tanpa oksigen menggunakan glikolisis untuk mendapatkan energi
yang diperlukan untuk hidupnya.
E.

Fermentasi
Pada peristiwa glikolisis, glukosa secara bertahap diubah menjadi asam piruvat. Asam
piruvat selanjutnya dapat diubah menjadi sejumlah produk, tergantung pada kondisi metabolism
sel secara umum. Misalnya asam piruvat diubah menjadi asetil koA untuk memasuki daur asam
sitrat dalam kondisi aerob atau dikonversi menjadi etanol atau asam laktat dalam kondisi anaerb.
4

1.

Fermentasi Etanol
Fermentasi etanol dari asam piruvat berlangsung dalam keadaan anaerob. Proses ini dapat
berlangsung pada ragi dan beberapa mikroorganisme lainnya. Reaksi ini dikatalisis oleh piruvat
dekarboksilase. Proses fermentasi etanol berlangsung dua tahap, yaitu: tahap pertama
dekarboksilasi piruvat menjadi asetaldehiha dan tahap kedua adalah reduksi asetaldehida menjadi

etanol oleh NADH dengan bantuan enzim alkohol dehidrogenase.


2. Fermentasi Asam Laktat
Laktat biasanya dibentuk dari piruvat pada berbagai mikroorganisme, tetapi juga dapat
berlangsung pada organism tingkat tinggi seperti pada manusia bila jumlah oksigen terbatas
seperti pada otot disaat berlari cepat. Reduksi piruvat oleh NADH membentuk laktat dikatalisis
oleh laktat dehidrogenase.
Asam laktat dan asam piruvat, di dalam sel dapat digunakan sebagai prazat untuk sintesis
glukosa. Peristiwa ini dinamakan glukoneogenesis. Asam laktat dan asam piruvat juga dapat
digunakan sebata prazat untuk pembentukan polisakarida lain, misalnya glikogen atau pati.
Peristiwa ini merupakan peristiwa anabolisme.
F.

Dekarboksilasi Oksidatif Piruvat


Asam piruvat sebagai senyawa produk akhir glikolisis akan mengalami reaksi
dekarboksilasi oksidatif apabila cukup oksigen dan menghasilkan asetil-KoA. Proses ini
berlangsung di dalam matriks mitokondria. Proses ini merupakan penghubung antara glikolisis
dengan siklus asam trikarboksilat. Reaksi-reaksi dekarboksilasi oksidatif piruvat berlangsung
dengan bantuan enzim kompleks, yaitu kompleks piruvat dehidrogenase. Kompleks enzim ini
terdiri atas tiga macam enzim yang tersusun secara terpadu.

G.

Siklus Krebs

Proses ini menentukan dalam respirasi sel adalah oksidasi sempurna dari asam piruvat
dengan jalan pemisahan bertahap dari semua atom hidrogen sehingga menghasilkan 3 molekul
5
CO2, dan pemindahan elektron yang dipisahkan dari atom hidrogen pada oksigen molekul.
Reaksi siklus asam sitrat juga dikenal sebagai siklus krebs atau siklus asam karboksilat,
menyelesaikan oksidasi yang sempurna dan mempertahankan gugus asetil dari Asetil-KoA. Pada
eukariotik, reaksi ini terjadi di dalam mitokondria.
Di dalam mitokondria, asam piruvat mengalami langkah oksidasi lebih lanjut. Seperti
pada PGAL, hal ini dilaksanakan oleh NAD. Seperti sebelumnya, dua atom hidrogen dipisahkan
dan hal ini mereduksi NAD+ menjadi NADH. Pada saaat yang sama sbuah molekul CO2
dipisahkan. Fragmen yang terjadi mebgikat secara kovalen pada koenzim lain, koenzim A untuk
membentuk suatu kompleks yang disebut Asetil-KoA. Sekarang Asetil-KoA memasuki suatu
urutan daur reaksi kimia sampai oksidasi itu sempurna. Urutan reaksi ini disebut siklus krebs,
nama ahli biokimia yang menemukan pertama kali atau siklus asam sitrat, karena
menggambarkan langkah pertama dari siklus tersebut, yaitu penyatuan asetil-KoA dengan asam
aksaloasetat untuk membentuk asam sitrat. Dalam proses ini satu molekul KoA dibentuk kembali
dan terpakai satu molekul air. Asam aksaloasetat adalah sebuah asam dengan empat karbon
dengan dua gugus karboksil. Jadi asam sitrat mempunyai enam atom karbon dan tiga gugus
karboksil.
Setelah dua langkah yang menghasilkan suatu isomer asam sitrat, terjadi oksidasi baru
dengan perantara NAD. Proses ini berlangsung sekali lagi, dengan pemisahan satu molekul CO2.
Persenyawaan yang dihasilkan dalam asam -ketoglutarat. Kemudian zat ini mengalami oksidasi
(NAD+ + 2H NADH + H+) dan dikarboksilasi (CO2). Langkah ini dibarengi dengan penyiapan
molekul air. Jadi hasilnya mempunyai kandungan atom karbon dan atom oksigen yang berkurang
satu. Zat ini adalah asam suksinat.
Perubahan asam -ketoglutarat menjadi asam suksinat dibarengi dengan perubahan
energi bebas sebanyak kurang lebih -8 kkal. Jumlah ini cukup untuk dimanfaatkan dalam proses
pembentukan satu molekul ATP (G = 7,3 kkal). Dan proses ini, meskipun tidak secara
langsung, memang terjadi. Pertama-tama satu gugus fosfat dikaitkan pada nukleotida GDP
(guanosina difosfat) dan mengubahnya menjadi GTP (guanosina trifosfat). Kemudian GTP

6
memindahkan fosfat terminalnya yang tinggi energi itu pada ADP untuk membentuk ATP.
Proses itu adalah oksidasi dari asam suksinat menjadi asam fumarat. Sekali lagi dua
atom hidrogen dipisahkan, tetapi zat yang mengoksidasi adalah suatu koenzim yang disebut
flavin adenine dinukleotida atau FAD. FAD ini diredukasi menjadi FADH2.
Dengan penyisipan satu molekul air lagi, maka asam fumarat dirubah menjadi asam
malat, satu proses oksidasi lain dari asam malat dengan perantara NAD menghasilkan asam
oksaloasetat. Dengan regenerasi asam oksaloasetat tersebut maka molekul Asetil-KoA lain dapat
masuk dalam silus ini, sehingga seluruh proses dapat berulang kembali.

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa mitokondria merupakan salah satu organel sel, yang secara
umum memiliki diameter 0,5 m dan panjang 0,5 1,0 m. mitokondria terdiri dari empat
bagian utama, yaitu membrane luar, membrane dalam, ruang antar membrane, dan matriks yang
terletak di bagian dalam membrane. Fungsi utama dari mitokondria adalah sebagai tempat
respirasi sel untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Dalam mitokondria, terjadi proses
yang disebut respirasi seluler yang terdiri atas glikolisis, fermentasi, dekarboksilasi oksidatif
piruvat, dan siklus krebs.

B.

Saran
Makalah ini kami buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya. Bagi rekan mahasiswa/i,
semoga makalah ini banyak membantu kita dalam kegiatan perkuliahan, yakni mata kuliah
Biologi Sel. Dalam penerapannya, diharapkan kepada rekan mahasiswa/i agar lebih mengenal
dan memahami peranan mitokondria sebagai bagian penyusun dari unit dasar kehidupan ini.
Dalam penerapannya, diharapkan kepada rekan mahasiswa untuk lebih mengenal dan memahami
mitokondria seabagai penghasil energi sel.

DAFTAR PUSTAKA
Adnan. 2011. Biologi Sel (Struktur dan Fungsi Sel). Universitas Negeri Makassar: Makassar

Pengertian Secara Umum Mitokondria Mitokondria adalah organel tempat berlangsungnya


fungsi respirasiselmakhluk hidup, memproduksi energi dalam bentuk ATP dan fungsi selular lain,
seperti metabolismeasam lemak, biosintesispirimidin, homeostasiskalsium, transduksi sinyal
selular dan penghasil energi berupa adenosina trifosfat pada lintasankatabolisme. Mitokondria
pertama-tama ditemukan sekitar tahun 1850 oleh Kollicker. Kollicker berkesimpulan bahwa
granula yang ditemukannya adalah struktur bebas dan tidak langsung berhubungan dengan
struktur sitoplasma lainnya. Beliau mengenalkan dengan istilah
Mitokondrion
(Yunani : Mito=Benang,Chondrion=Granula) untuk granula ini, karena kenampakan granula ini
menyerupai benang yang dilihat dengan mikroskop cahaya. (Reksoatmodjo,1993 : 154)
Semua mitokondria terdiri atas sistem dua lapis membran, ialah membran luar dan membran
dalam. Membrane dalam mengalami invaginasi masuk matriks mitokondria. Kedua membrane
tersebut membentuk kesatuan struktur membrane, meskipun masih ada yang meragukan akan
kesatuan ini. Permukaan dalam dari membrane dalam memiliki tonjolan kea rah matriks
organela, pada ujungnya berbentuk seperti knop dengan tangkap dibagian bawahnya.
(Djohar,1983 : 43)
Penemuan Menurut Verma dan Agarwal (1979:160), pada tahun 1880 Kolliker
pertama-tama mengamati mitokondria pada sel otot insekta. Waktu itu
mitokondria dikemukakan sebagai granula bermembran, yang membengkak
bila direndam dalam air. Pada tahun 1882 oleh Flemming benda itu
dinamakan fila. Lebih lanjut Altmann pada tahun 1890 melakukan
pengamatan secara sistematik terhadap benda itu, dan menamakannya
bioblas. Sedangkan nama mitokondria dianjurkan oleh Ali zarin dan Crystal
violet. Michselis pada tahun 1900, merupakan orang pertama yang
mewarnai mitokondria dengan janus green. Pada tahun 1914 Lewis dan
Lewis mampu mendemonstrasikan aktivitas metabolic mitokondria pada
kultur sel. Pada tahun 1948, Hogeboon menunjukan bahwa mitokondria
sebagai tempat res[irasi selular. Pada tahun 1956 sampai 1957 Chevremont
menduga didalam mitokondria terdapat DNA.
c.
Asam sitrat (6C) dengan NAD+ membentuk asam alfa ketoglutarat (5C) dengan membebaskan
CO2. d.
Peristiwa berikut agak kompleks, yaitu pembentukan asam suksinat (4C) setelah bereaksi dengan
NAD+ dengan membebaskan NADH, CO2 dan menghasilkan ATP setelah bereaksi dengan ADP
dan asam fosfat anorganik. e.
Asam suksinat yang terbentuk, kemudian bereaksi dengan FAD (Flarine Adenine Dinucleotida)
dan membentuk asam malat (4C) dengan membebaskan FADH2. f.

Asam malat (4C) kemudian bereaksi dengan NAD+ dan membentuk asam oksaloasetat (4C)
dengan membebaskan NADH, karena asam oksalo asetat akan kembali dengan asetil ko-A
seperti langkah ke 2 di atas. Dapat disimpulkan bahwa siklus krebs merupakan tahap kedua
dalam respirasi aerob yang mempunyai tiga fungsi, yaitu menghasilkan NADH, FADH2, ATP
serta membentuk kembali oksaloasetat. Oksaloasetat ini berfungsi untuk siklus krebs selanjutnya.
Dalam siklus krebs, dihasilkan 6 NADH, 2 FADH
2
, dan 2 ATP. 4.
Fosforilasi Oksidatif

5.
Mekanisme Shuttle Ada perbedaan dalam hasil akhir pembentukan ATP pada proses respirasi.
Proses respirasi yang berlangsung pada mitokondria di hati, ginjal, dan mitokondria jantung
menghasilkan 38 ATP untuk satu molekul glukosa yang dipecah, karena tahap akhir respirasi
aerob yaitu rantai transpor elektron berlangsung melalui
sistem ulang-alik malat aspartat
. Sistem ulang-alik lain adalah
ulang-alik gliserol-phosphat
. Sistem ini hanya menghasilkan 36 ATP untuk tiap mol glukosa, dan berlangsung di otot rangka
dan otak. Apa bedanya? Proses respirasi aerob menghasilkan senyawa antara berupa NADH.
Glikolisis menghasilkan NADH yang sering disebut NADH sitosol, karena proses tersebut
berlangsung pada sitosol. Dekarboksilasi oksidatif dan Daur Krebs menghasilkan NADH

matriks, karena proses tersebut berlangsung pada matriks mitokondria. Dalam rantai transpor
elektron, NADH akan dioksidasi ulang dan pada akhir reaksi akan menghasilkan ATP dan H2O.
Pada kenyataannya, membran mitokondria tidak permeabel terhadap

NADH sitosol. Dengan sederhana dikatakan: NADH sitosol tidak dapat masuk ke dalam
mitokondria untuk mengalami oksidasi ulang pada rantai transpor elektron. Suatu cara yang
berlangsung dengan cerdik telah diketahui. NADH sitosol dapat masuk ke dalam mitokondria
secara tidak langsung melalui sistem ulang-alik malat-aspartat. Prosesnya sebagai berikut:
NADH sitosol melepaskan H+ dan ditangkap oleh oksaloasetat sehingga berubah menjadi malat,
yang kemudian masuk ke dalam mitokondria dengan bantuan sistem transpor malat-aketoglutarat yang terdapat pada membran mitokondria. Di dalam matriks mitokondria, malat
akan melepaskan ion H+ yang akan diterima oleh NAD sehingga tereduksi menjadi NADH, dan
selanjutnya NADH akan dioksidasi ulang melalui rantai transpor elektron. Sementara itu malat
yang telah melepaskan ion H+ berubah kembali menjadi oksaloasetat. Karena membran
mitokondria tidak permeabel terhadap oksaloasetat, maka oksaloasetat dipecah menjadi aketoglutarat dan aspartat melalui reaksi dengan glutamat. Aspartat keluar dari dalam matriks ke
sitosol melalui sistem transpor glutamat-aspartat yang juga terdapat pada membran mitokondria,
sedangkan a-ketoglutarat keluar dari matriks melalui sistem transpor malat-a-ketoglutarat. Di
sitosol aspartat akan bereaksi dengan a-ketoglutarat dan menghasilkan oksaloasetat dan glutamat
untuk mengulangi siklus yang sama. Berbeda dengan sistem ulang-alik malat-aspartat, sistem
ulang-alik gliserol- phosphat lebih sederhana. Prosesnya sebagai berikut: NADH sitosol
melepaskan ion H+ dan diterima oleh dihydroxyacetonphosphate hingga tereduksi menjadi
glycerol-3- phosphate. Glycerol-3-phosphate akan melepaskan ion H+ kepada FAD sehingga
tereduksi menjadi FADH, dan kembali berubah menjadi dihydroxyacetonephosphate untuk
mengulangi siklus yang sama. Ion H+ dari FADH akan dipindahkan kepada ubikuinon sehingga
tereduksi menjadi ubikuinon H untuk selanjutnya memasuki rantai traspor elektron.
Kesimpulannya adalahbila melalui sistem ulang-alik malat-aspartat NADH sitosol dapat masuk
ke dalam mitokondria untuk mengalami proses rantai transpor elektron dan menghasilkan 3 ATP
untuk setiap NADH yang dioksidasi. Bila melalui sistem ulang-alik gliserol-phospat, NADH
sitosol dikonversi menjadi FADH lalu masuk ke dalam mitokondria untuk mengalami proses
rantai transpor elektron dan dihasilkan 2 ATP untuk setiap FADH yang dioksidasi.
Bawa, Wayan. 1988. Dasar-Dasar Biologi Sel. Jakarta :
DepDikBud Campbell, Neil A. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta :
PT. Gelora Aksara Pratama,Erlangga.
Djohar, M.S. 1983. Biologi Sel I. Yogyakarta : UNY Press.
Juwono dan achmad Zulfa Juniarto. 2000. Biologi Sel. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Nugroho, Hartanto dan Issirep Sumardi. 2004. Biologi
Dasar. Jakarta : Penebar Swadaya. Reksoatmodjo, S. M. Issoegianti. 1993.
Biologi Sel. Yogyakarta : Depdikbud.
Suryani, Yoni. 2004. Biologi Sel dan Molekuler. Yogyakarta : JICA

Mitokondria adalah salah satu organel sel dan berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fungsi
respirasi sel pada makhluk hidup, selain fungsi selular lain, seperti metabolisme asam lemak,
homeostasis kalsium, transduksi sinyal selular, biosintesis pirimidina, dan penghasil energi yang
berupa adenosina trifosfat pada lintasan katabolisme.
Mitokondria memiliki 2 lapisan membran, yaitu lapisan membran luar serta lapisan membran
bagian dalam. Pada lapisan membran bagian dalam terdapat lipatan-lipatan yang disebut dengan
cristae atau krista. Di dalam mitokondria terdapat sebuah 'ruangan' yang disebut dengan matriks,
dimana terdapat beberapa mineral yang dapat ditemukan pada 'ruangan' tersebut. Sel yang
memiliki banyak sekali mitokondria dapat dijumpai di jantung, hati, serta otot.
Dalam mitokondria terdapat 2 membran, yaitu ruang intermembran dan matriks. Mitokondria
memiliki ruang diantara kedua membran tersebut yang disebut dengan ruang intermembran.
Ruangan ini sempit serta selektif. Membran bagian luar tidak dapat dilalui oleh molekul kecil
dan tidak dapat dilalui oleh protein dan molekul yang berukuran besar.

Matriks adalah ruang yang dibungkus oleh membran dalam. Dalam matriks tersebut terjadi
beberapa proses metabolisme. Protein yang ikut dalam proses respirasi serta enzim pembuat ATP
dibentuk di membran dalam. Membran dalam mempunyai permukaan yang luas. Membran
dalam memiliki permukaan yang luas yang berfungsi untuk meningkatkan produktivitas respirasi
selular. Bagian dalam matriks banyak mengandung ribosom, protein, RNA dan DNA. Oleh
karena itu, mitokondria merupakan salah satu organel sel yang dapat mensintesis protein, selain
inti sel atau nukleus dan Retikulum endoplasma.
Perlu diketahui bahwasannya DNA mitokondria berbeda dengan DNA yang terdapat dalam inti
sel (nukleus). DNA yang terdapat dalam inti sel hanya berjumlah 2 kopi dalam tiap sel dan
sedangkan DNA mitokondria berjumlah lebih dari 1000 kopi dalam tiap sel. Dalam segi bentuk,
DNA mitokondria berbentuk lingkaran sedangkan DNA dalam inti sel berbentuk linear.
Perbedaan antara DNA mitokondria dan DNA nukleus terdapat pada bagian hereditasnya. DNA
mitokondria hanya diturunkan dari ibu serta bersifat haploid /n sedangkan DNA nukleus
merupakan pencampuran dari DNA kedua orang tua.
Selain itu, perbedaan antara DNA nukleus dan DNA mitokondria terdapat dalam jumlah genom
keduanya. Genom DNA mitokondria lebih sedikit, hal ini dikarenakan secara garis besar hanya

membawa gen yang berfungsi pada proses respirasi selular.


Terdapat sebuah hipotesis yang menyatakan bahwa mitokondria merupakan organel dari hasil
evolusi sel -proteobacteria prokariota yang ber-endosimbiosis dengan sel eukariota. Hipotesis
tersebut didukung dengan beberapa fakta yang menyertainya, antara lain :
1. Adanya DNA yang terdapat di dalam mitokondria yang menunjukkan bahwa dahulu
mitokondria adalah entitas yang terpisah dari sel inangnya
2. Adanya beberapa kemiripan antara mitokondria dan bakteri, baik dalam segi ukuran
maupun cara reproduksi dengan cara membelah diri, juga struktur DNA yang berbentuk
lingkaran.
Oleh sebab itu, mitokondria mempunyai sistem genetik sendiri yang berbeda dengan sistem
genetik pada inti. Selain itu, ribosom dan rRNA mitokondria lebih mirip dengan yang dimiliki
oleh bakteri dibandingkan dengan yang dikode oleh inti sel eukariota.
Secara garis besar, tahap respirasi yang terjadi pada tumbuhan dan hewan melewati jalur yang
sama, yang sering disebut sebagai daur atau siklus Krebs.

Struktur Mitokondria

Mitokondria banyak terdapat pada sel yang mempunyai aktivitas metabolisme yang tinggi serta
memerlukan banyak ATP dalam jumlah banyak, seperti sel otot jantung. Jumlah serta bentuk
mitokondria dapat berbeda-beda pada setiap sel. Mitokondria memiliki bentuk elips dengan
diameter 0,5 m serta panjang 0,5 1,0 m. Struktur mitokondria terdiri dari 4 bagian utama,
antara lain membran luar, membran dalam, ruang antar membran, serta matriks yang terletak
pada bagian dalam membran.
Membran luar terdiri dari protein dan lipid yang memiliki rasio
perbandingan yang sama serta mengandung protein porin yang
dapat menyebabkan membran tersebut bersifat permeabel terhadap molekul-molekul kecil yang

memiliki ukuran 6000 Dalton. Oleh karena itu membran luar mitokondria menyerupai membran
luar bakteri gram-negatif. Membran luar juga mengandung enzim yang terlibat dalam biosintesis
lipid serta enzim yang mampu berperan dalam proses transpor lipid ke matriks untuk menjalani
-oksidasi menghasilkan asetil-KoA.
Membran dalam kurang permeabel dibandingkan dengan membran luar yang terdiri dari 20%
lipid serta 80% protein. Membran ini merupakan tempat utama dalam proses pembentukan ATP.
Luas permukaan dapat meningkat dengan sangat tinggi yang diakibatkan dengan banyaknya
lipatan yang menonjol ke dalam matriks yang disebut krista. Stuktur krista tersebut dapat
meningkatkan luas permukaan membran dalam sehingga dapat meningkatkan kemampuannya
dalam memproduksi ATP. Membran dalam memiliki kandungan protein yang terlibat dalam
reaksi fosforilasi oksidatif, ATP sintase yang berguna dalam membentuk ATP pada matriks
mitokondria, serta protein transpor yang berfungsi untuk mengatur keluar masuknya metabolit
dari matriks melewati membran dalam.
Ruang antar membran yang terdapat di antara membran luar serta membran dalam merupakan
tempat dalam berlangsungnya reaksi-reaksi yang penting bagi sel, seperti siklus Krebs, reaksi oksidasi asam lemak, dan reaksi oksidasi asam amino. Di dalam matriks mitokondria terdapat
materi genetik, yang disebut dengan DNA mitkondria (mtDNA), ribosom, ADP, ATP, fosfat
inorganik dan ion-ion seperti magnesium, kalsium, serta kalium.

Fungsi Mitokondria

Fungsi mitokondria yang utama adalah sebagai pabrik energi sel yang mampu untuk dapat
menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Metabolisme karbohidrat dapat berakhir di mitokondria
ketika piruvat di transpor serta dioksidasi oleh O2 dan menjadi CO2 serta air. Energi yang dapat
dihasilkan sangatlah efisien yaitu sekitar 30 molekul ATP yang diproduksi untuk setiap molekulmolekul glukosa yang dioksidasi, sedangkan dalam glikolisis hanya mampu untuk dihasilkan 2
molekul ATP. Fungsi mitokondria dapat mengatur dalam aktivitas metabolisme sel.
Proses pembentukan energi atau dapat disebut juga dengan fosforilasi oksidatif terdiri atas 5
tahapan reaksi enzimatis yang melibatkan berbagai kompleks enzim yang terdapat pada

membran bagian dalam. Proses pembentukan ATP melibatkan proses transpor elektron dengan
melalui bantuan 4 kompleks enzim dan juga dengan bantuan FoF1 ATP Sintase serta Adenine
Nucleotide Translocator (ANT).
Fungsi mitokondria sangat bervariasi tergantung dengan jenis sel di mana mereka berada.
1. Mitokondria memiliki fungsi yang sangat penting yaitu untuk menghasilkan energi.
Makanan yang kita konsumsi akan dipecah dalam bentuk molekul yang sederhana seperti
karbohidrat, lemak, dan sebagainya. Hal tersebut akan dikirim ke mitokondria di mana
mereka akan memproses menjadi lebih lanjut untuk dapat menghasilkan molekul
bermuatan yang akan bergabung dengan oksigen serta akan menghasilkan molekul ATP.
Seluruh proses tersebut dikenal dengan fosforilasi oksidatif.
2. Mitokondria memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga konsentrasi ion kalsium
yang tepat dan cukup dalam berbagai kompartemen sel. Mitokondria dapat membantu
sel-sel untuk mencapai tujuan tersebut dengan melayani sebagai sebuah tangki
penyimpanan yang dapat menyimpan ion kalsium.
3. Mitokondria juga berperan dalam membangun bagian-bagian tertentu dari darah serta
hormon seperti testosteron dan estrogen.
4. Mitokondria yang terdapat dalam sel-sel hati mempunyai enzim yang dapat
mendetoksifikasi amonia.
5. Mitokondria berperan dalam proses kematian sel terprogram, yaitu sel yang tidak
diinginkan serta jumlah yang terlalu banyak sehingga akan dipangkas selama
perkembangan organisme. Proses tersebut disebut apoptosis. Kematian sel yang abnormal
dikarenakan disfungsi mitokondria akan berdampak dalam mempengaruhi fungsi organ.
Read more: http://woocara.blogspot.com/2015/08/pengertian-mitokondria-struktur-fungsimitokondria.html#ixzz4IKapc9ch

Mitokondria
Mitokondria

dan

Bagian

Bagian

Mitokondria adalah salah satu bagian dari organel sel. Mitokondria dapat anda temukan pada
sel hewan dan sel tumbuhan. Mitokondria sendiri berfungsi dalam respirasi sel yaitu
menghasilkan energi.

Mitokondria memiliki dua lapisan membran atau salah satu organel sel yang bermembran
rangkap. Permukaan membran luar mitokondria itu halus, sedangkan permukaan membran dalam
mitokondria berlekuk-lekuk.
Lekukan lekukan pada mitokondria disebut sebagai krista. Pada bagian krista mitokondria
terdapat enzim untuk fosfoforilasi oksidatif dan sistem transport elektron, sedangkan enzim
dalam siklus krebs dan asam lemak terdapat dalam matriks mitokondria.
Dalam mitokondria terdapat dua membran, yaitu ruang intermembran dan matriks
mitokondria, Mitokondria memiliki ruang diantara kedua membran yang disebut ruang
intermembran. Ruangan ini sempit, dan selektif. Membran bagian luar tidak dapat dilalui
molekul kecil dan tidak dapat dilalui protein dan molekul besar.

Gambar Organel sel Mitokondria: Struktur Mitokondria


Matriks mitokondria adalah ruang yang dibungkus oleh membran dalam. Dalam matriks
mitokondria ini terjadi beberapa proses metabolisme.
Protein yang ikut serta dalam proses respirasi dan enzim pembuat ATP dibentuk di membran
dalam. Membran dalam mitokondria juga memiliki permukaan yang luas.
Luasnya membran dalam mitokondria ini berfungsi untuk meningkatkan produktivitas respirasi
selular. Bagian dalam matriks mitokondria banyak mengandung ribosom (baca organel ribosom),
protein, RNA dan DNA (baca struktur DNA). Oleh karena ini, mitokondria adalah salah satu
organel sel yang mampu mensintesis protein, selain inti sel (nukleus) dan Retikulum
endoplasma.
Perlu ditekankan bahwa DNA mitokondria berbeda dengan DNA yang ada dalam inti sel
(nukleus). DNA nukleus hanya berjumlah dua kopi dalam tiap sel sedangkan DNA mitokondria
berjumlah lebih dari 1000 kopi dalam tiap sel.

Dari segi bentuk, DNA mitokondria berbentuk lingkaran sedangkan DNA dalam inti sel
(nukleus) berbentuk linear. Perbedaan DNA mitokondria dan DNA nukleus ada pada bagian
hereditasnya.
DNA mitokondria diturunkan hanya dari ibu (bersifat haploid /n) sedangkan DNA nukleus (inti
sel) merupakan pencampuran dari DNA kedua orang tua.
Selain itu, perbedaan DNA nukleus dan DNA mitokondria adalah jumlah genom keduanya.
Genom pada DNA mitokondria lebih sedikit dikarenakan secara garis besar hanya membawa gen
yang berfungsi dalam proses respirasi selular.

Fungsi Mitokondria
Satu satunya fungsi mitokondria dan yang paling utama adalah rmenghasilkan energi melalui
proses respiras aerob atau oksidatif dalam bentuk ATP melalui proses siklus krebs atau siklus
asam trikarboksilat, adapun fungsi mitokondria yang lain adalah mengatur aktivitas metabolisme
sel.
Sekian ulasan singkat tentang mitokondria dan fungsi mitokondria. Saya sarankan anda
membaca artikel dibawah ini agar lebih paham

Anda mungkin juga menyukai