Anda di halaman 1dari 18

TUGAS BIOLOGI SEL

“MITOKONDRIA DAN INTI SEL”

OLEH:
NAMA : AIWAHIDIN

STAMBUK : A1J117034

JURUSAN : PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mitokondria merupakan organel tempat berlangsungnya fungsi respirasi sel pada
makhluk hidup. Selain itu terdapat fungsi seluler lain seperti metabolisme asam lemak,
biosintesispirimidina, homeostasis kalsium, transduksi sinyal seluler dan juga sebagai penghasil
energi. Memang dalam hal ini fungsi utama mitokondria ialah untuk respirasi sel. Selain itu
terdapat fungsi mitokondria yang lainnya, baik bagi hewan, tumbuhan dan makhluk hidup
lainnya. Mitokondria memiliki sistem genetik sendiri dibandingkan sistem genetik inti.
Inti sel atau yang disebut juga dengan Nukleus adalah bagian dari sel yang menampung
materi genetik seperti DNA dan RNA. Fungsi inti sel yang paling utama ialah untuk melindungi
atau menjaga integritas gen dan untuk memimpin kegiatan didalam sel dengan cara mengatur
proses atau fungsi gen. Pada sel eukariotik bisa ditemukan selaput tipis yang membungkus inti
sel. Selaput tipis tersebut merupakan membran inti yang berfungsi dalam proses pertukaran
materi antara cairan inti sel ( nukleoplasma ) dengan sitoplasma. Selain itu inti sel juga
mempunyai bagian-bagian yang menyusunnya. Didalam sebuah inti sel selalu terdapat anak inti
atau nukleous yang berguna untuk mengatur kinerja inti sel, inti sel memiliki fungsi yang sangat
penting bagi perkembangan sel pada makhluk hidup.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana struktur dan fungsi dari mitokondria?
2. Bagaimana struktur dan fungsi dari inti sel?
3. Bagaimanakah mekanisme proses-proses yang terjadi pada mitokondria dan inti sel?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui struktur dan fungsi dari mitokondria.
2. Mengetahui struktur dan fungsi dari mitokondria dan inti sel.
3. Mengetahui mekanisme proses-proses yang terjadi pada mitokondria dan inti sel.
.   BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Struktur dan Fungsi Mitkondria

A. Struktur Mitokondria

1. Membran mitokondria
Membran dalam dan membran luar mitokondria memiliki penyusun yang
berbeda. Membran luar tersusun atas lebih dari 50% lipid serta mengandung berbagai
macam enzim seperti enzim yang beroperan oksidasi epinefrin, degradasi triptofan dan
pemanjangan rantai asam lemak. Sebaliknya, membran dalam memiliki ratio
protein/lemak yang tinggi. Ditemukan lebih dari 60 polipeptida berbeda pada
membran ini.  Membran luar mengandung porin, suatu protein integral dan merupakan
merman yang tidak selektif sehingga memungkinkan molekjul dengan ukuran 10.000
dalton dapat dengan masung ke dalam ruang antar membran, dengan demikian ruang
antar membran berhubungan dengan sitosol. Sebalinya membran dalam sengan tidak
permeabel, sehinggan molekul dan ion yang diperlukan semuanya terdapat dalam
matriks mitokondria.
Dinding mitokondria terdiri dari 2 membran yang diantarai oleh ruang
eksternal, yaitu:
a. Satu membran eksternal dengan struktur trilamellar tersusun dari 60% protein
intrinsik globular yang terdapat di antara alam lapisan lemak dengan kwantitas
berkisar 40%.
b. Satu membran internal yang susunan molekulnya berbeda dari membran
eksternal yaitu kaya akan protein (80%) dan lemak hanya 20%.
c. Satu ruang internal yang merupakan pelipatan ke dalam rongga (matriks), yang
disebut krista.
2. Krista

Secara umum bentuk krista dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu
berbentuk lempeng dan pembuluh. Krista bentuk lempeng (lamella) terdapat pada
kebanyakan jaringan, sedangkan krista berbentuk pembuluh (tubuler) terdapat khusus
pada sel-sel yang mensekresikan steroid seperti sel Leydig, sel-sel desidua ovarium
dan sel-sel lapisan korteks adrenal.
Kedua membran interna dan eksterna memainkan peranan sebagai rangka
untuk mitokondria, bersifat elastis fleksibel dan stabil serta dapat bergerak. Bahan
penyusun membran mitokondria berupa lemak (fosfolipida dan kolesterol) dan
protein. Membran eksternal mengandung enzim transferase, kinase, ATP asetil
koenzim A syntetase, sitokrom B, NADH sitokrom B reductase, fosfotidase
fosfatase dan fosfolipase. Sedangkan membran internal mengandung sejumlah:
a. Enzim yang berperan dalam perlewatan atau transit metabolit
b. Enzim yang bertanggung jawab pada reaksi oxydase yang membebaskan
energi untuk fosforilase oksidatif (ATP dari ADP). Jadi ATP disintesa dalam
membran interna, selanjutnya melewati ruang internal dan membran eksternal
untuk berpenetrasi dalam hyaloplasma (plasma yang transparant).
c. Transferase (carnitine-acytransferase).
d. Enzim yang berperan dalam system pemanjangan asam lemak dan beta-
oksidase asam lemak.

3. Matriks Mitokondria

Ruang interna dan krista mitokondria berisi suatu matriks yang densitasnya
bervariasi, tergantung kondisi fungsional dari organel. Namun umumnya berisi:
a. Molekul DNA
b. Mitoribosome (mtRNA)
c. Granula padat yang tidak beraturan
d. Enzim yang terlibat dalam siklus Krebs dan sintesa asam lemak.

Matriks mitokondria  yang mengisi bagian dalam mitokondria berupa


cairan. Di dalamnya banyak mengandung enzim. Dalam matriks mitokondria
terkandung pula DNA dan ribosom. Selain itu, matriks DNA mengandung enzim
yang berperan dalam daur Krebs, enzim untuk sintesis asam nukleat dan enzim-
enzim oksidasi lainnya.

B. Fungsi Mitokondria

1. Mitokondria memiliki fungsi yang sangat penting yaitu untuk menghasilkan energi.
Makanan yang kita konsumsi akan dipecah dalam bentuk molekul yang sederhana seperti
karbohidrat, lemak, dan sebagainya. Hal tersebut akan dikirim ke mitokondria di mana
mereka akan memproses menjadi lebih lanjut untuk dapat menghasilkan molekul bermuatan
yang akan bergabung dengan oksigen serta akan menghasilkan molekul ATP. Seluruh proses
tersebut dikenal dengan fosforilasi oksidatif.
2. Mitokondria memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga konsentrasi ion kalsium
yang tepat dan cukup dalam berbagai kompartemen sel. Mitokondria dapat membantu sel-sel
untuk mencapai tujuan tersebut dengan melayani sebagai sebuah tangki penyimpanan yang
dapat menyimpan ion kalsium.
3. Mitokondria juga berperan dalam membangun bagian-bagian tertentu dari darah serta
hormon seperti testosteron dan estrogen.
4. Mitokondria yang terdapat dalam sel-sel hati mempunyai enzim yang dapat
mendetoksifikasi amonia.
5. Mitokondria berperan dalam proses kematian sel terprogram, yaitu sel yang tidak diinginkan
serta jumlah yang terlalu banyak sehingga akan dipangkas selama perkembangan organisme.
Proses tersebut disebut apoptosis. Kematian sel yang abnormal dikarenakan disfungsi
mitokondria akan berdampak dalam mempengaruhi fungsi organ.

2.2. Struktur dan Fungsi Inti Sel

Struktur Nukleus
A. Struktur Inti Sel

Nukleus memiliki peran yang sangat vital dalam kehidupan sebuah sel. Peranan nukleus
dalam hal ini adalah untuk mengatur dan mengontrol segala aktifitas kehidupan sel serta
membawa informasi genetik yang diturunkan ke generasi berikutnya. Informasi genetik ini
disimpan dalam suatu molekul polinukleutida yang disebut DNA (Deoxyribonucleic acid).

DNA pada umumnya tersebar di dalam nucleus sebagai matriks seperti benang yang disebut
kromatin. Ketika sel akan memulai membelah, kromatin akan berkondensasi membentuk struktur
yang lebih padat dan memendek yang selanjutnya disebut kromosom. Kromosom tersusun atas
molekul DNA dan protein histon.

Struktur di dalam nukleus yang merupakan tempat berkonsentrasinya molekul DNA adalah
nukleolus (anak inti.). Nukleolus berperan sebagai tempat terjadinya sintesis molekul RNA
(Ribonucleic acid) dan ribosom. RNA merupakan hasil salinan DNA yang akan ditransfer ke
sitoplasma untuk diterjemahkan menjadi rantai asam amino yang disebut protein.

Nukleus terdiri dari beberapa bagian yakni :

 Selaput Inti (Membran inti)

Membran sel inilah yang membedakan antara sel eukaripotik dengan sel prokariotik, dimana
pada sel prokariotik tidak ada membran sel.Membran sel ini disebut juga karyotecha, dari kata
karyon=inti; dan techa = kulit.

Membran inti adalah bagian terluar dari inti sel. Fungsi membran inti sel secara keseluruhan
adalah mengadakan pertukaran zat dengan sitoplasma. Pada membran inti, terdapat pori yang
berfungsi dalam pertukaran makromolekul. Melalui membran sel inilah nukleus dapat
mengeluarkan berbagai macam RNA dan sub unit ribosom ke sitoplasma karena memiliki
struktur sebagai berikut: Dalam mikroskop elektron menunjukkan bahwa membran nukleus
memiliki 2 lapis membran unit pararel yang dipisahkan oleh celah sempit  berukuran antara 40-
70 nm yang disebut sisterna perinukleus atau intermembran space.

Lembaran yang terdapat di sebelah dalam disebut selaput dalam atau selaput nukleoplasmik,
sedangkan lembaran luar disebut juga dengan selaput sitosolik. Selaput nuklear tidak berupa
lembaran-lembaran yang utuh. Namun, seperti penapis, selaput nukleus memiliki lubang-lubang
dibeberapa tempat. Lubang-lubang tersebut dinamakan pori nuklear. Pori nuklear ini terbentuk
akibat menyatunya dwilapis lipida sari selaput luar-dalam. Adanya pori nuclar ini membantu
memudahkan pengangkutan bahan dan senyawa makro dari sitoplasma.

Fungsi utama dari pori nukleus adalah untuk sarana pertukaran molekul antara nukleus
dengan sitoplasma. Molekul yang keluar, kebanyakan mRNA, digunakan untuk sintesis protein.
Pori nukleus tersusun atas 4 subunit, yaitu subunit kolom, subunit anular, subunit lumenal, dan
subunit ring. Subunit kolom berfungsi dalam pembentukan dinding pori nukleus, subunit anular
berguna untuk membentuk spoke yang mengarah menuju tengah dari pori nukleus, subunit
lumenal mengandung protein transmembran yang menempelkan kompleks pori nukleus pada
membran nukleus, sedangkan subunit ring berfungsi untuk membentuk permukaan sitosolik
(berhadapan dengan sitoplasma) dan nuklear (berhadapan dengan nukleoplasma) dari kompleks
pori nukleus. Selaput luar selubung berhubungan langsung dengan Retikulum endoplasma.
Permukaan sitosolik ditempeli oleh ribosom yang terlibat dalam sintesis protein.

Berdasarkan strukturnya, dapat dinyatakan bahwa terdapat tiga cara pengangkutan dari dan ke
sitoplasma.

Cara pertama merupakan cara langsung dengan melewati pori nuclear.

Cara kedua merupakan pengangkutan lewat selaput dalam menuju ke ruang perinuklear dan
diteruskan ke sisterna reticulum endoplasma.

Cara ketiga adalah dengan jalan pinositosis (proses dimana partikel-partikel kecil yang berupa
cairan ditangkap oleh sel dengan cara memecah partikel-pertikel kecil tersebut menjadi partikel-
partikel yang lebih kecil).

 Anak Inti (Nukleolus)

Struktur nukleolus (anak inti) disebut juga butir inti. Nucleoli (jamak) akan terlihat di bawah
pengamatan mikroskop electron sebagai sebuah atau lebih bangunan basofil yang berukuran
lebih besar daripada ukuran butir-butir kromatin. Dibawah mikroskop nukleus dibedakan
menjadi 2 bagian: Nukleonema yang berbentuk bunga karang (trbeculae) dan gelap. Dan pars
amorpa berupa celah-celah yang terang. Sejak periode Mikroskop elektron nukleolus disebutkan
memiliki 4 bagian:

Daerah butiran mengandung butiran-butiran yang bundar, gelap, diameter 15- 20 nm, sedikit
lebih kecil daripada ribosom. Dinding serat memiliki serat-serat berdiameter 5 – 10 nm. Kedua
daerah butiran dan daerah dihubungkan oleh semacam benang halus dan sama terendam dlam
kandung matriks.

Daerah kromatin terdiri dari serat-serat yang lebih terang dari daerah serat, berdiameter 10 nm,
membentang dari satu sisi ke sisi lain nucleolus. Pusat pengatur nucleolus ini terletak pada
daerah gentingan setiap kromatin, dan selama interfase selalu terletak pada bagian dalam
nucleolus. Besar nukleolus sesuai dengan aktifitas sel. Jika nukleolus besar, berarti sel giat
mensintesa. Ribosom dengan (dengan ARN-r) disintesa oleh AND di dalam nukleolus, dan
diangkut ke sitoplasma lewat pori inti.

Tiga jenis nukleoli: ada jenis yang berongga ada berlobang-lobang terang di dalam daerah yang
gelap. Nukleoli jenis ini terdapat pada sel hati, leukosit, limfoblast (sel induk limfosit),
meiloblast. Pada jenis padat tak berlobang-lobang terang, semua bagian nukleolus homogen.
Pada jenis cincin daerah gelap membentuk cincin di sebelah luar bagian terang yang berupa
lobang besar di tengah. Jenis cincin ini terdapat pada sel otot, endotel, dan sel plasma.

Bentuk dan ukuran nukleolus teratur dan tetap pada sel normal, dan menjadi tak karuan dan tetap
pada sel tumor. Pada penderita leukemia limfoblast yang parah jenis cincin ditemukan bersama
jenis  berongga  yang normal. Nukleus dapat menjalankan fungsi di atas karena memiliki struktur
sebagai berikut.

 Membran nukleus

Membran sel inilah yang membedakan antara sel eukaripotik dengan sel prokariotik, dimana
pada sel prokariotik tidak ada membrane sel. Melalui membran sel inilah nukleus dapat
mengeluarkan berbagai macam RNA dan sub unit ribosom ke sitoplasma karena memiliki
struktur sebagai berikut:

Dalam mikroskop elekrton menunjukkan bahwa membran nucleus memiliki 2 lapis membran
unit pararel yang dipisahkan oleh celah sempit  berukuran antar 40-70 nm yang disebut sisterna
perinukleus atau intermembran space. Bersama-sama, pasangan membran inti serta celah
diantarnya merupakan selapu inti. Setipa lapis membran strukturnya sama dengan struktur
membran organel yang lain, yaitu adanya pospolipd bilayer. Membran luar dari selaput inti
berhubungan langsung dengan sistem membran sitoplasma yang dikenal dengan reticulum
endoplasma. Karena itu membran luar inti dan reticulum memiliki satu cirri sama yaitu keduanya
ditaburi oleh ribosom, yang merupakan organel yang berperan dalam sintesis protein.

Dalam membran nukleus terdapat lamina fibrosa yaitu struktur protein yang berhubungan erat
dengan selaput inti, yang variasi ketebalannya antar 80-300 nm tergantung dari sel yang diamati,
namun pori membran nukleus tidak ditutupi oleh struktur ini. Lamina fibrosa terdiri dari 3 lapis
polipeptida, disebut lamin, yang merupakan bagian dari matriks inti. Lamin inilah yang akan
berperan saat pembelah sel. Saat fase telofase lamin inti akan terfosforilasi dan saat telofasi pori
dan lamin akan mengalami defosorilasi yaitu lamina inti terbentuk kembali. Maka pada saat
profase membran nukleus akan hilang akibat dari terfosforilasinya lamin.

Dalam membran nukleus terdapat pori inti yang menyediakan jalan diantara inrti dan sitoplasma.
Pori ini begaris tengah rata-rata 70 nm. Pori ini tidak terbuka namun dijembatani oleh sebuah
membran kedap elektron berupa difragma protein lapis-tunggal. Struktur ini lebih tipis dari
membran yang membentuk selaput inti. Permeabilitas inti terhadap molekul sangat bervariasi
namun semua pori permeable terhadap beberapa molekul misalnya mRNA, protein sitoplasma.
Berikut struktur dari pori pada membran nukleus.

 Kromatin

Kromatin pada saat interfase tampak sebagai butir-butir yang tersebar pada seluruh inti tanpa
adanya benang-benang kromosom. Namun sebaliknya, jika inti sel sedang bermitosis buti-butir
kromatin tidak terlihat dan akan tampak benang-benang kromosom. Istilah kromosom
diperuntukan bagi kromatin yang membentuk gambaran sebagai batang-batang halus saat
pembelahan sel. Kromosom tersusun atas molekul DNA (16%), RNA (12%) dan nucleoprotein
(72%). Nukleoprotein sendiri tersusun atas berbagai jenis protein, yaitu protamin, histon,
nonhiston dan berbagai enzim di antaranya polymerase DNA dan RNA.

Karena memiliki komatin inilah maka nukleus berfungasi sebagai imformasi genetik serta
pengendali seluruh kegiatan sel. Pengendali seluruh kegiatan sel, karena dalam nukleus terdapat
kromatin yang didalamnya terdapat DNA, melalui DNA inilah protein disintesis dengan bantuan
RNA dan enzim. Protein merupakan molekul yang sangat penting bagi sel dan tubuh kita, karena
enzim , hormon dan antibodi memerlukan protein.

 Nukleolus

Struktur nukleolus (anak inti) akan terlihat di bawah pengamatan mikroskop electron
sebagai sebuah atau lebih bangunan basofil yang berukuran lebih besar daripada ukuran butir-
butir kromatin. Nukleolus merupakan tempat berlangsungnya transkripsi gen yang dari proses
tersebut didapatkan molekul rRNA. rRNA adalah salah satu jenis RNA yang merupakan materi
penyusun ribosom. Molekul rRNA yang baru terbentuk segera dikemas bersama protein ribosom
untuk dikeluarkan dari inti sel.

Transkripsi molekul rRNA di dalam nukleolus menjamin terbentuknya molekul ribosom


yang ada di dalam sitoplasma. Untuk kebutuhan tersebut, maka di dalam anak inti terdapat
sejumlah potongan-potongan DNA (rDNA) yang ditranskripsi menjadi rRNA secara berulang-
ulang dan berjalan sangat cepat dengan bantuan enzim RNA polymerase I. Potongan-potongan
DNA tersebut dinamakan nucleolar organizer. Kandungan RNA dalam anak inti jika
dibandingkan dengan bagian lain dari inti sel adalah tidak tetap, yaitu diperkirakan 5%-20%.

 Nukleoplasma

Nukleoplasma merupakan substansi transparan, semi solid (agak padat), yang terletak di
dalam nukleus. Komposisi tersusun dari asam, nukleat (DNA & RNA), yang merupakan materi
genetik, protein dan garam-garam mineral.

 Asam Nukleat

Asam terdapat dalam dua bentuk, yaitu: asam dioksiribosa (DNA) dan ribosa (RNA).
Biasanya dalam nukleus kedua asam nukleat ini bergabung dengan protein yang disebut
nukleuprotein. Banyaknya DNA dalam nukleus bervariasi. Misalnya pada nukleus sel
salamander (Amphibia) mengandung DNA lebih banyak dibandingkan dengan nukleus sel
mamalia.

 Protein Nukleus

Jenis protein yang terdapat pada nukleus (Nukleuprotein) yaitu, protamin dan histon. Selain
kedua jenis protein ini pada nukleus terdapat protein lain yang bersifat asam, yaitu: nonhiston
protein dan enzim nukleus.

 Garam-garam Mineral
Nukleus mengandung sejumlah kofaktor, prekursor dan mineral NAD, ATP, dan acetil CoA.
Hasil analisis abu nukleus mengandung unsur fosfor kalium, natrium, kalsium dan magnesium.
Fosfor banyak terdapat pada nucleolus.

 DNA

Molekul DNA dikenal sebagai materi genetik yang menyimpan semua informasi penting
tentang segala aktivitas sel yang harus dilakukan melangsungkan sebuah kehidupan. DNA atau
Deoxyribonucleic acid diibaratkan sebagai perpustakaan besar yang didalamnya terdapat buku-
buku penting (gen) dan tersimpan rapi di dalam inti sel. Molekul DNA memiliki struktur berupa
dua untai polinukleutida (double strand) yang masing-masing untai polinukleutida tersusun atas
rangkain nukleutida dalam bentuk deoksiribonukleutida. Setiap molekul nukleutida terdiri atas
tiga gugus, yaitu gugus gula pentosa dalam bentuk deoksibosa, gugus fosfat dan gugus basa
nitrogen. Pada tahun 1953, Frances Crick dan James Watson menemukan model molekul DNA
sebagai suatu struktur heliks beruntai ganda, atau yang lebih dikenal dengan heliks ganda
Watson-Crick.DNA merupakan makromolekul polinukleotida yang tersusun atas polimer
nukleotida yang berulang-ulang, tersusun rangkap, membentuk DNA haliks ganda dan berpilin
ke kanan.Setiap nukleotida terdiri dari tiga gugus molekul, yaitu :

1. Gula  karbon (2-deoksiribosa)


2. Basa nitrogen yang terdiri golongan purin yaitu adenin (Adenin=A) dan guanin (guanin =
G), serta golongan pirimidin, yaitu sitosin (cytosine=C) dan timin (thymine=T)
3. Gugus fosfat

 RNA

RNA (ribonucleic acid) atau asam ribonukleat merupakan makromolekul yang berfungsi
sebagai penyimpan dan penyalur informasi genetik. RNA sebagai penyimpan informasi genetik
misalnya pada materi genetik virus, terutama golongan retrovirus. RNA sebagai penyalur
informasi genetik misalnya pada proses translasi untuk sintesis protein. RNA juga dapat
berfungsi sebagai enzim (ribozim) yang dapat mengkalis formasi RNA-nya sendiri atau molekul
RNA lain.

B. Fungsi Inti Sel

Inti Sel Sebagai Media Penyimpanan Informasi Genetik


Inti sel berguna untuk media penyimpanan informasi genetik sebab didalam hati sel terdapat
membran inti yang bertugas untuk mempertahankan DNA didalam wajahnya. Rangkaian DNA
ini merupakan rangkaian yang terbilang sangat rumit sebab terdiri atas banyak gen yang
mewakili tiap-tiap spessiesnya.
Inti Sel Sebagai Wadah Replikasi Dan Transkripsi
Dalam hal ini, inti sel berfungsi sebagai tempat yang dimana DNA melaksanakan replikasi.
Replikasi tersebut didalam siklus sel terjadi pada fase G1. Sehingga dengan adanya replikasi
DNA tersebut maka akan terjadi protes mitosis setelahnya.
Inti Sel Sebagai Pengatur Siklus Sel
Dalam hal ini inti sel berguna untuk mengatur siklus sel, mulai dari menentukan kapan suatu sel
harus membelah, dan kapan sel tidak perlu membelah, dan juga kapan sel hanya perlu membesar
saja. fungsinya ialah untuk semua jenis sel secara umum, kecuali sel kanker yang telah
terkodekan didalam gen yang berada pada inti sel.

Inti Sel Untuk Mengendalikan Metabolisme Selular


Dalam hal yang demikian fungsi ini bisa terjadi karena adanya proses menghasilkan protein yang
dilakukan yang melalui proses transkripsi dan translasi. Setiap gen akan menjadi protein yang
dihasilkan melalui cetakan DNA. Protein tersebut nantinya akan menjadi enzim yang berperan
dalam metabolisme sel atau metebolisme indivindu ( multiselular ).

2.3. Proses yang Terjadi dalam Mitokondria dan Inti Sel

A. Mitkondria

1. Glikolisis

Respirasi seluler merupakan rangkaian peristiwa yang berlangsung melalui pemecahan


glukosa menjadi asam piruvat, perubahan asam piruvat menjadi asetil KoA, daur krebs dan
rantai pernapasan. Walaupun glikolisis berlangsung di dalam sitoplasma, namun sebagai
rangkaian dari proses respirasi seluler, maka pada uraian berikut ini juga akan dibahas mengenai
glikolisis.

Glikolisis adalah proses penguraian molekul heksosa yang memiliki enam atom karbon dan
berlangsung secara enzimatis untuk menghasilkan dua molekul asam piruvat yang memilki tiga
atom karbon. Glikolisis merupakan jalur utama dari katabolisme glukosa yang berlangsung di
dalam sitoplasma sel hewan, sel tumbuhan dan sel mikroba (Lehninger, 1994).
Glukosa dapat diperoleh melalui pemecahan polisakarida seperti pati dan glikogen melalui
kerja enzim fosforilase. Disakarida seperti sukrosa dan maltosa dihidrolisis oleh sakarose
menghasilkan monosakarida. Pemecahan glukosa menjadi dua molekul piruvat berlangsung
melalui 11 tahapan reaksi. Glikolisis dapat dibagi menjadi dua fase yaitu (i) fase persiapan, dan
(ii) fase produksi energi dalam bentuk ATP.

Fase persiapan terdiri atas lima tahapan reaksi. Heksosa lain seperti D-fruktosa, D-
Galaktosa, dan D-mannosa dapat masuk ke dalam fase persiapan glikolisis setelah mengalami
fosforilasi. Fase produksi energi berlangsung melalui lima tahapan reaksi berikutnya. Dalam
peristiwa ini dihasilkan 4 molekul ATP. Pada tahap awal glikolisis, glukosa diubah menjadi
fruktosa 1,6 bifosfat dengan memanfaatkan dua molekul ATP. Fruktosa 1,6 bifosfat dipecah
menjadi 2 molekul senyawa 3 C yaitu dihidroksi aseton fosfat dan gliseraldehida 3 fosfat yang
keduanya merupakan isomer gliseraldehida 3 fosfat. Selanjutnya mengalami reaksi dengan Pi
kemudian diikuti dengan reaksi reduksi pembentukan NADP dari NAD dan terbentuk asam 1,3
difosfogliserat. Selanjutnya mengalami perubahan melalui pembentukan senyawa-senyawa
intermediate secara berturut-turut yaitu: Asam 3 fosfogliserat, asam 2 fosfogliserat, fosfoenol
piruvat dan asam piruvat. Pada perubahan asam 1,3 difosfogliserat menjadi 3 fosfogliserat dan
dari fosfoenol piruvat menajdi asam piruvat dirangkaikan dengan pembentukan ATP dari ADP
dan Pi yang dilepaskan. Seluruh reaksi perubahan glukosa sehingga terbentuk asam piruvat
melibatkan berbagai enzim sesuai substrat yang bereaksi. Seluruh rangkaian respirasi
menghasilkan 2 molekul ATP dan 2 NADPH.

Selama berlangsungnya glikolisis , terdapat tiga jenis transformasi kimia yang berbeda, yaitu:

 Pemecahan kerangka karbon glukosa menghasilkan asam piruvat.


 Fosforilasi ADP menjadi ATP oleh senyawa fosfat berenergi tinggi yang dibentuk selama
glikolisis.
 Pemindahan atom hidrogen atau elektron.

Menurut Sheeler dan Bianchii (1983), ada empat ciri utama gliklisis, yaitu:

1. Gula pertama menglami dua kali fosforilasi. Pada gula seperti glukosa, fruktosa dan
mannose membutuhkan dua molekul ATP per mol monosakarida. Sedangkan gula yang
diturunkan dari glikogen atau pati, hanya membutuhkan satu mol ATP permol glukosa
equivalen. Jadi fosfat anorganik dibutuhkan selama fosforilasi polisakarida.
2. Gula difosfat berkarbon enam dipecah oleh enzim aldolase menghasilkan gliseraldehida-3-
fosfat dan dihidroksi aseton fosfat (DHAP) yang masing-masing beratom karbon tiga.
Selanjut-nya DHAP diubah menjadi gliseraldehida-3-fosfat.
3. Oksidasi dan fosforilasi subtrat yang utama dikatalisis oleh enzim gliseraldehida-3-fosfat
dehidrogenase. 2 mol hidrogen dilepaskan per mol subtrat dan reduksi dua mol koenzim
NAD+. Pada reaksi yang sama fosfat an organik digabungkan ke asam.
4. Tahap akhir glikolisis. Mlekul-molekul intermediate mengalami defosforilasi yang diikuti
dengan pembentukan ATP.

Tahap-tahap reaksi kimia glikolisis secara kseluruhan ditunjukkan sebagai berikut:


1. Reaksi pemindahan fosfat. Enzim kinase memindahkan fosfat dari ATP suatu akseptor.
Enzim heksokinase pada umumnya lebih spesifik untuk memindahkan fosfat ke glukosa.
2. Konversi aldosa ke ketosa. Reaksi ini dibantu oleh enzim fosfoheksosa isomerase.
3. Reaksi pemindahan fosfat. Reaksi ini dibantu oleh enzim fosfofruktokinase.
4. Pemecahan karbohidrat enam karbon menjadi 3 carbon.  Reaksi ini dibantu oleh enzim
aldolase.
5. Perubahan DHAP menjadi PGAL dengan bantuan enzim triosa fosfat isomerase.
6. Fosforilasi gliseraldehida 3 fosfat menjadi 1,3-bifosfogliserat dengan bantuan enzim
gliseraldehida 3 fosfat dehidrogenase.
7. Defosforilasi 1,3-bifosfogliserat menjadi 3 fosfogliserat dengan bantuan enzim fosfogliserat
kinase.
8. Perubahan 3-fosfogliserat menjadi 2-fosfogliserat dengan bantuan enzim fosfogliserat
mutase.
9. Hidrolisis 2-fosfogliserat menjadi fosfoenolpruvat dengan bantuan enzim enolase.
10. Defosforilasi fosfoenolpiruvat mejadi piruvat dengan bantuan enzim piruvat kinase.

2. Dekarboksilasi Oksidatif Piruvat

Asam piruvat sebagai senyawa produk akhir glikolisis akan mengalami reaksi dekarboksilasi
oksidatif apabila cukup oksigen dan menghasilkan asetil-KoA. Proses ini berlangsung di dalam
matriks mitokondria. Proses ini merupakan penghubung antara glikolisis dengan siklus asam
trikarboksilat. Reaksi-reaksi dekarboksilasi oksidatif piruvat berlangsung dengan bantuan enzim
kompleks, yaitu kompleks piruvat dehidrogenase. Kompleks enzim ini terdiri atas tiga macam
enzim yang tersusun secara terpadu.
3. Siklus Krebs

Setelah memasuki mitokondria, piruvat mula-mula diubah menjadi asetil Ko-A melalui
kompleks multi enzim yang mengkatalisis 3 reakasi, gugus karboksil piruvat yang telah
dioksidasi sepenuhnya dikeluarkan sebagai molekul CO2, yang berdifusi keluar dari sel. Fragmen
yang berkarbon dua dioksidasi sementara NAD+ direduksi menjadi NADH, akhirnya gugus asetil
berkarbon 2 diikatkan pada koenzim A. koenzim ini memiliki 1 atom sulfur yang diikat pada
fragmen asetil oleh ikatan yang tidak satbil, hal ini akan mengaktifkan gugus asetil pada reaksi
pertama siklus.

Asetil Ko-A menambahkan fragmen berkarbon 2 ke oksaloasetat, yaitu suatu senyawa yang
berkarbon 4. Ikatan stabil asetil ko-A dipecah begitu oksaloasetat  begitu oksaloasetat
memindahkan enzim tersebut dan terikat ke gugus asetil. Hasilnya adalah sitrat berkarbon 6.
CoA ini kemudian bebas untuk memancing fragmen berkarbon dua lainnya yang diturunkan dari
piruvat. Satu molekul air dikeluarkan dan yang alain ditambahkan kembali, selisih hasil adalah
pengubahan sitrat menjadi isositrat.

Isositart kemudian kehilangan CO2 dan senyawa yang berkarbon lima dioksidasi menjadi
NAD+ menjadi NADH. Dalam satu langakah oksidatif, electron ditransfer tidak ke NAD + , tetapi
ke akseptor electron lainnya, FAD (flavin adenine dinukleotida, turunan dari riboflavin. Bentuk
tereduksinya yaitu FADH2 menyumbangkan elektronnya ke rantai transport electron seperti
halnya NADH (FADH memberikan elektronnya ke rantai transport electron pada tingkat energy
yang lebih rendah daripada NADH).
Ada pula satu langkah yang membentuk molekul ATP secara langsung dengan fosforilasi
tingkat substrat, serupa dengan langkah glikolisis yang m,embentuk ATP. Tetapi sebagian besar
keluaran ATP berasal dari fosforilasi oksidatif, apabila NADH dan FADH 2 yang dihasilkan oleh
siklus krebs melewatkan dan menguatkan electron yang diekstraksi dari makanan ke rantai
transport electron.

4. Transport Elektron

Electron yang diambil dari makanan selama glikolisis dan siklus krebs ditansfer ke NADH
ke flavoprotein dari rantai transpor electron. Dalam reaksi redoks berikutnya, flavoprotein
kembali ke bentuk teroksidasinya setelah melewatkan electron ke FeS. Protein FeS ini kemudian
melewatkan electron ke senyawa yang disebut ubikuinon (Q).

Sebagian besar pembawa electron yang tersisa diantara Q dan oksigen berupa protein yang
disebut sitokrom(Cyt). Rantai transport electron memiliki beberapa jenis sitikrom yang memiliki
fungsi yang berbeda-beda. Hasil akhir dari transport electron ini adalah setengah molekul
oksigen. Sumber electron lain untuk transport yaitu FADH2.

Rantai transport electron tidak secara langsung membuat ATP. Fungsinya adalah untuk
mempermudah jatuhnya electron dari makanan ke oksigen, memecah penurunan energy bebas
yang besar. Mitokondria mengkopel transport electron dan pelepasan energy untuk sintesis ATP
melalui mekanisme pengkopelan energy. Pada proses pengkopelan energy, peran ATP sintetase
sangat besar. ATP sintetase adalah enzin yang membuat ATP. Enzim ini bekerja seperti sebuah
protein ion yang beroperasi kebalikannya. kompleks energy dari gardien H+ untuk menggerakkan
sintesis ATP, berada dalam membrane mitokondria.

Membrane mitikondria mengkopel transport electron dengan fosforilasi oksidatif dengan


cara NADH menggerakkan secara bolak-balik electron yang berenergi tinggi yang diekstraksi
selama glikolisis dan transpor electron. Hasil akhir dari transpor electron yang berupa setengah
molekul oksigen selanjutnya akan bereaksi dengan hydrogen membentuk H 2O. Selain oksigen
transpor electron juga mennghasilkan ion H+ yang selanjutnya mengalir menuruni gradient
melalui saluran H+  dalam ATP siontetase. ATP sintetase ini mengangkap gaya gerak proton
untuk menfosforilasi ADP dan membentuk ATP.

Setiap NADH yang mentransfer sepasang electron dari makanan ke rantai transport electron
menyumbangkan gaya gerak- proton yang cukup besar untuk dapat menghasilkan maksimum 3
molekul ATP. Siklus krebs juga memasok electron ke rantai transport electron melalui FADH 2,
tetapi setiap molekul pembawa electron ini maksimun menghasilkan 2 ATP. Sehingga dari
metabolism 1 molekul glukosa menghasilakan 38 ATP.

B. Inti Sel

1. Transportasi Inti

Transportasi inti dilakukan oleh pori-pori ada dalam selubung nukleus. Masuk dan keluar
dari molekul dikendalikan oleh struktur ini. muatan Protein dibawa dari sitoplasma ke inti
dengan bantuan exportins ketika makromolekul seperti RNA diekspor ke sitoplasma dalam
hubungan dengan importins dan karyopherins. Dengan demikian, transportasi berlangsung secara
efisien melalui membran nuklir.

2. Integrasi dan Disintegrasi

Perakitan dan pembongkaran nucleolus adalah fitur karakteristik dari proses pembelahan sel.
Fungsi nucleolus Sel pada dasarnya terkait dengan apoptosis atau kematian sel terprogram.
Selanjutnya, selubung dan lamina inti mengalami disintegrasi selama siklus sel. Duplikasi
kromosom untuk membentuk materi genetik baru dari sel anak adalah fungsi penting dari inti sel.
Replikasi DNA terjadi di dalam nukleus.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa:


 Mitokondria merupakan organel tempat berlangsungnya fungsi respirasi sel pada
makhluk hidup.
 Inti sel atau yang disebut juga dengan Nukleus adalah bagian dari sel yang menampung
materi genetik seperti DNA dan RNA.
 Struktur mitokondria terdiri dari membrane mitokondria, kista dan matriks mitokonria.
 Struktur Inti Sel terdiri dari selaput inti, anak inti dll.
 Fungsi mitokondria salah satunya adalah menghasilkan energy.
 Fungsi inti sel salah satunya adalah membawa materi genetic.
 Proses yang terjadi dalam mitokondria adanya glikolisis, dekarboksilasi oksidatif pirufat,
siklus krebs dan transport electron.
 Proses yang terjadi dalam inti sel adanya transportasi inti, integrasi dan disintegrasi.
DAFTAR PUSTAKA

Dosen. 2020. Makalah Tentang Mitokondria. Https://www.dosenpendidikan.co.id/fungsi-


mitokondria/. (2 November 2020).

Dosen. 2020. Inti Sel. Https://www.dosenpendidikan.co.id/inti-sel/. (2 November 2020).

Sasarawan, Hedi. 2013. Inti Sel. Http://hedisasrawan.blogspot.com/2013/10/inti-sel-artikel-


lengkap.html. (2 November 2020).

Tomy, Tomy. 2020. Struktur dan Fungsi Mitokondria.


https://www.academia.edu/25199967/struktur_dan_fungsi_mitokondria?auto=download.
(2 November 2020).

Anda mungkin juga menyukai