Anda di halaman 1dari 18

ORGANEL SEL

IV. MITOKONDRIA SEBAGAI


PEMBANGKIT ENERGI
Karakteristik dan fungsi mitokondria

Mitokondria merupakan organel yang memanjang


atau granula dengan diameter 0.5 – 1.0 µm.
Karakteristik :
o Mempunyai membran dwi lapis lipid yaitu
membran luar dan membran dalam.
o Diantara kedua membran terdapat ruang
intermembran.
o Membentuk lipatan kedalam yang disebut krista.
Kegunaanya adalah memperluas permukaan
mitokondria.
o Krista dapat bertambah atau berkurang
tergantung derajad aktivitas aerobiknya
o Jumlah krista pada sel otot jantung lebih banyak
dibandingkan jumlah krista dalam sel hati karena
pada sel otot jantung aktivitas respirasi
aerobiknya lebih banyak dibanding sel hati.
o Bentuk krista pada umumnya berbentuk lempeng
(lamella) . Ada juga berbentuk pembuluh (tubuler)
yang hanya dijumpai pada sel kelenjar yang
memproduksi hormon steroid misal sel interstisial
(sel leydig) testis, sel desidua ovarium dan sel
lapisan korteks adrenal.
o Pada lekukan krista terdapat partikel elementer
(partikel F1) .
o Partikel F1 dalam suatu mitokondria berkisar antara
10.000 samapi 100.000 partikel
o Partikel F1 mengandung enzim ATP sintase yang sangat
penting dalam proses oksidasi dan respirasi pada
mitokondria.
o Partike f1 sebagai lokasi sintesis ATP didalam
mitokondria.
o Enzim ATP sintase terdiri dari 10 polipeptida yang
terdiri dari protein intrinsik dan protein ekstrinsik.
o Protein intrinsik merupakan kanal yang dilalui oleh proton
(H+)yang dapat menembus membran mitokondria.
o Protein ekstrinsik tempat terjadinya aktivitas sintesa
o Bagian di dalam mitokondria berisi cairan yang lebh
kental dibanding sitoplasma yang disebut matriks
mitokondria.

o Cairan dari matriks mitokondria banyak berisi enzim dan


koenzim yang diperlukan dalam siklus krebs.

o Dalam matriks juga ditemukan garam, DNA sirkular,


ribosom dan inklusi sel.

o Matriks, ruang intermembran, membran luar dan


membran dalam terdapat berbagai macam enzim.
o Enzim-enzim yang terdapat dalam mitokondria yaitu
- monoamin oksidase
- kynurenine hydroxylase
- koenzim A ligase
- adenilat kinase
- nukleosid difosfokinase
- suksinat dehidrogenase
- ATP sintase
o Mitokondria bersifat plastis atau mudah mengalami
perubahan bentuk sehingga memudahkan sel untuk
melakukan distribusi energi keseluruh bagian sel yang
membutuhkan.
o Jumlah mitokondria dalam sel sangat bervariasi
tergantung pada jenis dan kondisi sel.
o Jumlah sel mitokondria pada sel hewan lebih banyak
dibanding sel tumbuhan.
o Jumlah mitokondria terbesar terdapat sel oosit yaitu
sekitar 300.000 organel.
o Jumlah mitokondria pada sel otot akan meningkat
dengan pemberian hormon tiroid.
o Sel hati yang normal mengandung 1.000-1.600
mitokondria dan jumlah akan menurun jika sel hati
mengalami degenerasi atau pada jaringan hati yang
terkena kanker.
o Proses sintesis protein dalam mitokondria bersifat semi
otonom yaitu mampu melakukan sintesis protein sendiri
karena mitokondria juga mempunyai DNA, RNA dan
ribosom yang khas bagi kepentingan mitokondria.
o DNA mitokondria dapat melakukan reproduksi atau
memperbanyak diri tanpa bergantung pada DNA dalam
nukleus.
o DNA mitokondria dapat mengalami mutasi sehingga
menyebabkan gangguan atau penyakit misal miopati
otot, sindrom leigh, kardiomipati idiopatik, pearsons
marrow. Penyakit genetis ini hanya dapat diwarisi
seseorang anak dari pihak ibu saja karena DNA
mitokondria sebagain besar diterima janin dari ooplasma
yang berasalm dari ibu.
Fungsi dari mitokondria :
1. Mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses
pembentukan energi dalam bentuk ATP melalui proses
respirasi sel yang bersifar aerobik.
2. Berperan dalam metabolisme lemak, sintesis lemak
dan hormon steroid.
3. Berperan dalam produksi panas (termogenesis)
4. Berperan dalam menyimpan dan penyalur ion Ca pada
sel aktif misal sel hati dan sel otot.
Proses respirasi
o Proses respirasi untuk menghasilkan energi terjadi
sevcara aerobik dan anerobik.
o Proses aerobik (siklus krebs) terjadi didalam matriks
mitokondria.
o Proses anaerobik (Embden-meyerhof) terjadi di dalam
sitoplasma.
o Molekul yang digunakan untuk respirasi atau yang
dihasilkan dari proses respirasi aerobik dapat melintasi
membran luar dan membran dalam mitokondria dengan
bantuan protein karier yang terdapat pada membran luar
dan membran dalam mitokondria.
o Proses respirasi baik aerobik maupun anerobik yang
dominan terjadi tergantung pada kondisi sel saat
terjadinya respirasi.
o Pada penderita tumor dan kanker misalnya leukemia
proses respirasi yang dominan adalah respirasi anerobik.
Hal ini menyebabkan ukuran mitokondria dalams sel
tumor dan sel kanker lebih kecil dibandingkan dengan sel
normal
o Jumlah krista pada sel tumor dan sel kanker juga relatif
lebih sedikit dengan ukuran relatif lebih pendek..
Apoptosis sebagai proses kematian sel yang melibatkan
mitokondria
o Apoptosis merupakan program kematian sel yang memiliki
peran penting dalam menjaga homoeostatis
perkembangbiakan sel.
o Proses apoptosis menghasilkan perubahan morfologi dan
biokimia sel dengan adanya penyusutan sel, kondensasi dan
fragmentasi material nukleus.
o Apoptosis sangat penting dalam organogenesis embrio,
sistem imun, menghilangkan sel yang mengalami kelainan
secara genetik dan memelihara homoeostatis jaringan
dewasa.
o Apotosis terlibat dalam proses penuan dan berbagai jenis
penyakit misalnya kanker, aids, alzheimer dan parkinsons.
Apoptosis sebagai proses kematian sel yang melibatkan
mitokondria
o Apoptosis dapat diaktivasi melalui dua jalur yaitu
1. Jalur ekstrinsik (jalur death receptor)
Melibatkan aktivasi reseptor kematian sel yang terdapat
pada membran sel yaitu Fas dan tumor necrosis factor
(TNF) reseptor 1. Hubungan antara ligan dengan reseptor
kematian akan mengakibatkan aktivasi protein adaptor
dan selanjutnya dapat mengakibatkan procaspase -8 atau
procaspase -10 . Caspase yang teraktivasi akan
menyebabkan terjadinya apoptosis .

.
Apoptosis sebagai proses kematian sel yang melibatkan
mitokondria
o Apoptosis merupakan program kematian sel yang memiliki
peran penting dalam menjaga homoeostatis
perkembangbiakan sel.
o Proses apoptosis menghasilkan perubahan morfologi dan
biokimia sel dengan adanya penyusutan sel, kondensasi dan
fragmentasi material nukleus.
o Apoptosis sangat penting dalam organogenesis embrio,
sistem imun, menghilangkan sel yang mengalami kelainan
secara genetik dan memelihara homoeostatis jaringan
dewasa.
o Apotosis terlibat dalam proses penuan dan berbagai jenis
penyakit misalnya kanker, aids, alzheimer dan parkinsons.
Apoptosis sebagai proses kematian sel yang melibatkan
mitokondria

2. Jalur instrinsik
 Terjadi dengan adanya peningkatan permeabilitas
mitokondria yang teraktivasi dengan adanya stres
pada tingkat seluler misal obat , radiasi, infeksi dan
reaksi oksidasi.
 Keterlibatan mitokondria dalam jalur instrinsik dimulai
dengan adanya rangsangan sehingga menyebabkan
terjadinya pelepasan sitokrom C ke dalam sitoplasma
menyebabkan Apaf1 (protein aktivator untuk
apoptosis) teraktivasi hingga membentuk apoptosome
yang menyebabkan terjadinya aktivasi terhadap
procaspase-9.
 Selanjutnya caspase-9 akan mengaktivasi procaspase
akhir yang menyebabkan terjadinya apoptosis.
Apoptosis sebagai proses kematian sel yang melibatkan
mitokondria

 Karakteristik morfologis yang menunjukan terjadinya


apoptosis yaitu
- integritas membran sel masih dipertahankan.
- sel mengerut karena kurangnya sitoplasma.
- kondensasi nukleus dan fragmentasi sel
- terbentuknya badan apoptotik.
Badan apoptotik mengandung ribosom, mitokondria ,
bahan dari nukleus dan sitoplasma, bahan yang akan
difagositosis oleh makrofag sehingga tidak menimbulkan
inflamasi.
Apoptosis sebagai proses kematian sel yang melibatkan
mitokondria

Pengujian apoptosis
Pengujian ini dilakukan secara in vitro. Tujuannya antara lain
adalah
- untuk menguji potensi senyawa kimia atau bahan alam
sebagai antikanker.
- Untuk menguji tingkat toksisitas suatu senyawa kimia
atau bahan alam.

Anda mungkin juga menyukai