Anda di halaman 1dari 4

DNA Ligase

Wa Ode Sri Rizki 20517034, Diah Miftahul Aini 20517042.


Biokimia, FMIPA, Institut Teknologi Bandung. Bandung, Indonesia.

Pendahuluan
Enzim ligase adalah enzim yang Struktur DNA ligase
mengkatalisis reaksi yang membentuk
ikatan C-C, C-S, C-O, dan C-N.
Pembentukan ikatan fosfodiester adalah
suatu proses yang membutuhkan energi.
Daya pendorong untuk reakso-reakdi yang
dikatalisis ligase pada umumnya adaalah
pelepasan energi. gugus fosforil dari ATP.
DNA Ligase merupakan enzim yang
diperlukan oleh sel untuk replikasi dan
perbaikan DNA. Nama sistematik DNA
ligase adalah poly (deoxyribonucleotide)-
3'-hydroxyl:5'-phospho-poly
(deoxyribonucleotide) ligase (ATP).
Gambar 1. Struktur T7 DNA ligase
Enzim ini mengkatalisis pembentukan
ikatan kovalen fosfodiester pada single
strand DNA yang menyambungkan gugus
3’ hidroksi dengan gugus 5’ fosfat.
Berdasarkan IUBMB DNA Ligase
mempunyai EC Number yaitu EC 6.5.1.1.
Kelas enzim ini adalah ligase yang
ditunjukan oleh angka 6, angka 5
menunjukan sub-sub kelas dari enzim yaitu
enzim ini mengkatalisis pembentukan
fosfodiester, angka 1 menunjukan sub sub
kelas yaitu ATP sebagai kofaktor dan angka
1 terakhir adalah nomor seri enzim. DNA
ligase ini ditemukan pada manusia (Human
Gambar 2. Residu Asam amino pada T7
DNA ligase) dengan berat molekul 100 kDa,
DNA ligase
bacteriophage T7 dengan berat molekul 41
kDa, ditemukan juga pada virus penyebab DNA ligase terdiri dari 2 domain (Gambar
demam di Afrika dengan berat molekul 45 1) yaitu domain 1 yang berwarna hijau
kDa (Subramanya,1996). merupakan N terminal dan domain 2 yang
berwarna merah merupakan C terminal. C
terminal ini juga disebut OB site. Domain 1
(residu2:240) terdiri dari tiga antiparallel β- karena berinteraksi secara kovalen. Ekor
sheet yang dihubungkan oleh enam α- trifosfat terekspos ke luar dari pengikatan
helix. Pada domain 1 ini terdapat sisi ATP menghadap ke area permukaan
pengikatan ATP (kofaktor) yang terletak enzim. Cincin Adenin (basa nitrogen pada
pada di kantong bawah β-sheet yang ATP) membuat sejumlah interaksi polar
pertama (ATP berwarna biru). Pelipatan dengan protein. Yang menarik disini adalah
dari domain 2 (residu 241:349) terdiri dari interaksi pada gugus 6-amino di cincin
antiparallel β-sheet yang bengkok yang adenin berinteraksi dengan gugus utama
dikelilingi oleh α-helix disepanjang Ile-33 dan ugus samping Glu-32 yang
pelipatannya. Diantara kedua domain ini menjelaskan kespesifikan dari ATP sebagai
terdapat celah yang merupakan sisi kofaktor dalam DNA ligase (Subramanya,
pengikatan DNA (substrat). Struktur α- 1996).
helix dan β-sheet ini juga dihubungkan
Mekanisme Katalisis DNA ligase
oleh loop. Loop ini terletak di residu (121-
127) dan (307-316), dan beberapa di C
terminal (30-359) (Subramanya, 1996).

Sisi Pengikatan ATP

Gambar 4. Mekanisme katalisis DNA Ligase


Enzim DNA ligase mengkatalisis
pembentukan ikatan kovalen fosfodiester
pada single strand DNA yang
Gambar 3. Sisi Pengikatan ATP menyambungkan gugus 3’ hidroxy dengan
gugus 5’ fosfat pada nick site DNA. Ikatan
Pengikatan ATP distabilkan oleh sejumlah
kovalen fosfodiester terbentuk dalam 3
interaksi dengan protein. Residu yang
tahap. Langkah petama pembentukan
berperan penting adalah Lys-34, terletak
ikatan fosfodiester yang dikatalisis oleh
dekat dengan gugus α-fosfat pada ATP.
DNA ligase adalah ATP sebagai kofaktor
Residu ini terikat secara kovalen dengan
terkunci di dalam sisi aktif enzim dimana
AMP pada tahap pertama reaksi katalisis
gugus α-amino dari residu Lys-238 pada
enzim. Interaksi antara ATP dan enzim
Enteriobacteria phage T7 menyerang atom
dapat dilihat pada Gambar 3. Cincin ribose
α-fosfat dari ATP untuk membentuk
membentuk ikatan hidrogen dengan gugus
intermediet AMP-NH2-ligase dan
samping Arg-39, Arg-55, dan Glu-93. Fosfat
melepaskan anion firofosfat (PPi). Pada
kontak dengan Lys-232, Lys-238, Lys-34.
langkah kedua, Residu adenylyl dari
Residu Lys-34 merupakan residu katalitik
intermediet AMP-NH2-ligase ditransfer ke
gugus 5’ fosfat dari rantai donor DNA
Inhibitor Tidak Spesifik
menghasilkan bentuk aktif AMP-activated
5’ fosfat pada nick site DNA. Langkah
terakhir adalah ugus 3’ hidroksi dari
fragmen acceptor DNA berfungsi sebagai
nucleofil yang akan menyerang atom fosfat
dari AMP-activated gugus 5’ fosfat
sehinggga terbentuklah ikatan kovalen
fosfodiester pada break site DNA dan AMP
lepas. Penentu laju pada mekanisme reaksi
ini terdapat pada reaksi kedua yaitu pada
saat pembentukan AMP-activated
(Pawlowska, 2016). Gambar 5. EDTA dan kompleks Mg-EDTA

Inhibitor Spesifik Inhibitor ini tidak menyerang sisi katalitik


tetapi menyerang sisi lainnya. Jika melihat
mekanisme katalisis DNA ligase. Enzim ini
tidak langsung menyerang substrat tetapi
menyerang bagian kofaktor yaitu ATP.
Dalam hal ini ATP bias dikatakan sebagai
substrat. ATP memerlukan penstabil untuk
menjalankan mekanisme katalitiknya yaitu
dengan adanya ion Mg2+. Ion Mg2+
berfungsi untuk meningkatkan aktivitas
enzim. Ketika Ion Mg2 diikat oleh EDTA
maka akan terbentuk ikatan kovalen
Gambar 4. (a) ATP, (b) dATP, (c) β,γ-hypo koordinasi MgEDTA sehingga kemampuan
ATP, (d) ATPαS, (e) dATPαS, (f) β,γ-hypo ligase akan menjadi rendah.
ATPαS (Pawlowska, 2016).
Aplikasi DNA ligase
DNA ligase digunakan oleh sel dalam
Inhibitor spesifik ini menyamai bentuk dari proses replikasi. Dalam proses
kofaktor yaitu ATP. Pengaruh yang replikasitersebut terjadi pemutusan ikatan
dihasilkan ketika inhibitor ini masuk ke hidrogen dari doble strand menjadi single
enzim yaitu tidak terbentuk ikatan strand. Setelah terputus menjadi single
fosfodiester sehingga jenis inhibisinya strand terdapat masing-masing untai
adalah kompetitif. single DNA dari 5’ ke 3’. DNA ligase
diperlukan untuk menyambungkan setiap
fragmen okazaki. DNA ligase digunakan
sebagai alat pada in vitro DNA dan kloning.
Human DNA ligase sebagai biomarker yang
potensial untuk perbaikan DNA yang
abnormal dengan cara menonaktifkan gen
penyebab kanker dan dapat digunakan
dalam pengobatan kemoterapi kanker.
Human DNA ligase merupakan target obat
untuk pengobatan kemoterapi kanker,
didasarkan pada potensiasi efek anti-
neoplastik (menghambat pembentukan
jaringan baru) yang merusak DNA dengan
menghambat perbaikan DNA pada sel
tumor. Proses tersebut memungkinkan
menurunkan dosis dengan obat yang
merusak DNA, sehingga menghindari efek
off target (Shuman, 2009).

Anda mungkin juga menyukai