Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum KI2241

Energetika Kimia
Percobaan B-2
KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

Nama

: Nurlaela Rahmahwati

NIM

: 10512036

Kelompok

: IV

Shift/ Tanggal praktikum : Rabu sore/ 2 April 2014


Asisten

: - Neny R. (20512062)
- Hanna Tri Lestari (10510009)

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2014

PERCOBAAN B-2
KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

I.

Tujuan Percobaan
a. Menentukan nilai kelarutan asam oksalat pada rentang suhu 350C-600C
b. Menentukan kalor pelarutan diferensial asam oksalat

II.

Teori Dasar
Kelarutan adalah banyaknya suatu zat yang dapat larut secara maksimum
dalam suatu pelarut pada kondisi tertentu. Umumnya dinyatakan dalam satuan
mol/L. Jadi bila batas kelarutan dicapai, maka zat yang dilarutkan itu dalam batas
kesetimbangan, artinya bila zat terlarut ditambah, maka akan terjadi larutan jenuh.
Kesetimbangan bergantung pada suhu pelarutan. (Hoedijono, 1990)
Pada larutan jenuh terjadi kesetimbangan antara zat terlarut dalam larutan dan
zat tidak larut. Dalam kesetimbangan ini, kecepatan melarut sama dengan
kecepatan mengendap. Artinya konsentrasi zat dalam larutan akan selalu sama.
Dalam larutan jenuh terjadi keseimbangan antara molekul zat yang larut dan yang
tidak larut.keseimbangan itu dapat dituliskan sebagai berikut :
A(p) A(l)
Dimana :
A (l) : molekul zat terlarut
A (p) : molekul zat yang tidak larut
Tetapan kesimbangan proses pelarutan tersebut :
K=

az az
= = mz
a 'z 1

Dimana :
az
: keaktifan zat yang larut
az
: keaktifan zat yang tidak larut, yang mengambil harga satu untuk zat
padat dalam keadaan standar
yz
: koefisien keaktifan zat yang larut mz : kemolalan zat yang larut yang
karena larutan jenuh disebut kelarutan
(Fisika T. K., 2011)
Pengaruh temperatur dalam kesetimbangan kimia ditentukan dengan Ho
H
ln K
[
]
dengan persamaan:
P =
T
RT 2 yang disebut persamaan vant hoff.
Pada reaksi endoterm konstanta kesetimbangan akan naik seiring dengan naiknya
termperatur. Pada reaksi eksoterm konstanta kesetimbangan akan turun dengan
naiknya temperatur (Alberty, 1996).

III.

Data Pengamatan
Truang = 260C
air = 0,9967870 g/mL
1. Massa piknometer
Piknometer
Pikno kosong
Pikno kosong + aqua dm
Pikno kosong + asam oksalat (350C)
Pikno kosong + asam oksalat (400C)
Pikno kosong + asam oksalat (450C)
Pikno kosong + asam oksalat (500C)
Pikno kosong + asam oksalat (550C)
Pikno kosong + asam oksalat (600C)

Massa (g)
28,30
60,06
62,21
62,63
63,20
63,75
64,36
65,10

2. Volume titran (NaOH)


[NaOH] = 0,5138 M

Suhu Larutan (0C)


60
55
50
45
40
35
IV.

V1
30,5
28,3
27,6
22,6
20,7
16,8

Volume titran (mL)


V2
Vrata-rata
30,2
30,35
28,3
28,3
27,7
27,65
22,6
22,6
20,8
20,75
16,9
16,85

Pengolahan Data
T= 350C
1. Penentuan volume piknometer (Vp)
Vp =

massa( piknokosong +aqua dm)massa pikno kosong


air

Vp =

60,06 g28,30 g
0,9967870 g /mL

= 31,86 mL
2. Penentuan massa jenis asam oksalat (oksalat)

oksalat (35C) =
z=

massa ( piknometer+ zat ) massa pikno kosong


V pikno

62,21 g28,30 g
31,86 mL

= 1,0643 g/mL
Dengan cara yang sama diperoleh data sebagai berikut.
Suhu Zat dalam Piknometer (oC)
35
40
45
50
55
60

z (g/mL)
1.0643
1.0775
1.0954
1.1127
1.1318
1.1551

3. Penetuan larutan jenuh oksalat


a. Konsentrasi larutan jenuh oksalat
Vlarutan oksalat = 25 mL
[NaOH] = 0,5138 M
H2C2O4 + 2NaOH Na2C2O4 + 2H2O
Mol H2C2O4 (35oC)
= mol NaOH
10
2 x 100 x MH2C2O4 x V H2C2O4
= MNaOH x VNaOH

[H2C2O4]

(35oC)

M NaOH x V NaOH
10
2x
x V H 2 C 2O 4
100

0,5138 M x 16,85 mL
10
2x
x 25 mL
100

= 1,7315 M
Dengan cara yang sama diperoleh data sebagai berikut.
Suhu Zat dalam Piknometer (oC)
35
40
45
50
55
60
b. Massa 100 mL larutan oksalat

[H2C2O4] M
1.7315
2.1323
2.3224
2.8413
2.9081
3,1187

Massalarutan oksalat (35oC) = oksalatx Volume


= 1,0643 g/mL x 100 mL
= 106,43 g
Dengan cara yang sama diperoleh data sebagai berikut.
Suhu Zat dalam Piknometer
(oC)
35
40
45
50
55
60

z (g/mL)

Massa larutan
Oksalat (g)

1.0643
1.0775
1.0954
1.1127
1.1318
1.1551

106.43
107.75
109.54
111.27
113.18
115.51

c. Massa 90 mL pelarut (air)


Massa air

= air x Volume
= 0,9967870 g/mL x 90 mL
= 89,711 g

d. Massa 10 mL larutan oksalat jenuh


Massalarutan oksalat (35oC) = massa 100 mL oksalat massa 90 mL air
= 106,43 g 89,711 g
= 16,719 g
Dengan cara yang sama diperoleh data sebagai berikut.
Suhu Zat dalam
Piknometer (oC)
35
40
45
50
55
60

Massa larutan
Oksalat (g)

Massa air
(mL)

Massa Larutan
Oksalat jenuh (mL)

106.43
107.75
109.54
111.27
113.18
115.51

89,711
89,711
89,711
89,711
89,711
89,711

16,719
18,039
19,829
21,559
23,469
25,799

e. Massa asam oksalat dalam 10 mL larutan jenuh


Massaoksalat (35oC)

= Volume x [H2C2O4] x Mr H2C2O4


= 10/1000 x 1,7315 x 90,03
= 1,5589 g
Dengan cara yang sama diperoleh data sebagai berikut.
Suhu Zat dalam Piknometer
(oC)
35

[H2C2O4] M

Massa Oksalat (g)

1.7315

1.5589

40
45
50
55
60

2.1323
2.3224
2.8413
2.9081
3,1187

1.9197
2.0909
2.5580
2.6182
2,8078

f. Massa pelarut (air) dalam 10 mL larutan jenuh


Massaair

= massa 10 mL larutan jenuh(d) massa oksalat 10 mL(e)


= 16,719 g 1,5589 g
= 15,1601 g
Dengan cara yang sama diperoleh data sebagai berikut.
Suhu Zat dalam
Piknometer (oC)

Massa Larutan
Oksalat jenuh
(mL)

Massa Oksalat
(g)

Massa Air
(g)

16,719
18,039
19,829
21,559
23,469
25,799

1.5589
1.9197
2.0909
2.5580
2.6182
2,8078

15,1601
16,1193
17,7381
19,0010
20,8508
22,9912

35
40
45
50
55
60
g. Kelarutan zat/molalitas (mz)
mz (35oC)

10
1000 x [H2C2O4]x

10
1000

1000
Massa air (f )

x 1,7315 M x

1000
15,1601 g

= 1,1421 molal
Dengan cara yang sama diperoleh data sebagai berikut.
Suhu Zat dalam
Piknometer (oC)
35
40
45
50
55
60
4. Penentuan HDS

[H2C2O4] M

Massa Air
(g)

Molalitas
Zat (mz)

1.7315
2.1323
2.3224
2.8413
2.9081
3,1187

15,1601
16,1193
17,7381
19,0010
20,8508
22,9912

1,1421
1,3228
1,3093
1,4953
1,3947
1,3565

R = 8,314 J/mol K
T1 = 35 + 273 = 308 K
T2 = 40 + 273 = 313 K
mz(T 2)
log mz(T 1)
1,3228
log 1,1421

=
=

H DS
2,303 R

T 2T 1
x T 2 xT 1

H DS
2,303 x 8,314

313308
313 x 308

HDS= 23,549 kJ/mol


Dengan cara yang sama diperoleh data sebagai berikut.
T1 (oC)
35
40
45
50
55

T2 (oC)
40
45
50
55
60

HDS J/mol
23,549
-2,830
22,691
-12,271
-5,0447

H DS
HDS =

n
23,549+(2,830)+22,691+(12,271)+(5,0447)
5

= 5,21886 kJ/mol = 5218,86 J/mol


5. Grafik Penentuan Kalor Pelarutan Diferensial

1/T (K-1)
0,003246
75
0,003194
89
0,003144
65
0,003095
98
0,003048
78
0,003003

log mz

0,0577
0,1215
0,1170
0,1747
0,1445
0,1324

Grafik log mz terhadap 1/T

log m

0.2
0.18
0.16
0.14
0.12
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
0

f(x) = - 298.96x + 1.06


R = 0.49

0
1/T (K-1)

= Bx + A
= -298,9X + 1,058
Log mz=

H DS
2,303 R

Gradien (B)

1
T

H DS
2,303 R

= -298,9

HDS = 298,9 x 2,303 x 8,314


= 5723,08 J/mol

Larutan
pada
suhu

350C
400C
450C
500C
550C
600C

V.

(g/mL)

Konsentrasi
(M)

Massa
100 mL
oksalat
(g)

1.7315

106.43

2.1323

107.75

2.3224

109.54

2.8413

111.27

2.9081

113.18

3,1187

115.51

1.064
3
1.077
5
1.095
4
1.112
7
1.131
8
1.155
1

Pembahasan

Massa
10 mL
larutan
jenuh
(g)

Massa oksalat
dalam 10 mL
larutan jenuh
(g)

16,719

Massa
Pelarut
dalam 10
mL
larutan
jenuh

mz
(molal)

H
(J/m

15,1601

1,1421

23,

16,1193

1,3228

-2,

17,7381

1,3093

22,

19,0010

1,4953

-12

20,8508

1,3947

-5,0

22,9912

1,3565

23,

1.5589
18,039
1.9197
19,829
2.0909
21,559
2.5580
23,469
2.6182
25,799
2,8078

VI.

Kesimpulan
a. Nilai
kelarutan
0
0
35 C-60 C

Larutan
pada
suhu
350C
400C
450C
500C
550C
600C

mz
(molal)
1,1421
1,3228
1,3093
1,4953
1,3947
1,3565

asam oksalat pada rentang suhu


adalah :

b. Kalor pelarutan diferensial asam oksalat adalah :


Hasil regresi : HDS =5723,08 J/mol
Rata-rata : HDS= 5218,86 J/mol
VII.

Daftar Pustaka
Ismarwanto, Hoedijono.1990.Diktat Kuliah Kimia Analitik Bagian I.Surabaya:
Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
Maron, Samuel.1974.Fundamental of Physical Chemistry.USA: Macmillan
Publishing Co Inc
P.W.Atkins.2000.Physical Chemistry.3rd.Ed Oxford University (Hlm. 168-170)
Sukardjo.1977.Kimia Fisik.Jakarta: PT. Aneka Cipta
www.elmhurst.edu/~chm/uchembook/174temppres.html (diakses tanggal 12
Maret 2014)

Anda mungkin juga menyukai