Anda di halaman 1dari 15

TUGAS DENDROLOGI

“Famili Fabaceae”

OLEH ;

I MADE DONI PRADANA (M1A118051)


IIN INDARWATI (M1A118040)
SITI NUR WASYIDAH (M1A118056)
HALIANSA RESKY DEMMASEMU (M1A115043)
MITRA (M1A118064)
HELVINA ANDINI (M1A118084)

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2019
KATA PENGANTAR

Puji Tuhan, terima kasih Saya ucapkan atas bantuan

Tuhan yang telah mempermudah dalam pembuatan makalah ini, hingga akhirnya
terselesaikan tepat waktu. Tanpa bantuan dari Tuhan, kami bukanlah siapa-siapa. Selain itu, kami
juga ingin mengucapkan terima kasih kepada orang tua, keluarga, serta pasangan yang sudah
mendukung hingga titik terakhir ini.

Banyak hal yang akan disampaikan kepada pembaca mengenai “Family fabaceae”.
Dalam hal ini kami membahas dua sub materi yang pertama mengenai batasan dan pengertian
tentang Family Fabaceae. Untuk membaca lebih lengkap, Anda dapat membaca hasil dari
makalah kami yang membahas mengenai keduanya.

Dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah
memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak
terimakasih.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi tercapainya
kesempurnaan dari makalah ini
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suku polong-polongan atau Fabaceae yaitu salah satu suku tumbuhan dikotil yang terpenting
dan terbesar. Banyak tumbuhan budidaya penting termasuk dalam suku ini, dengan bermacam-
macam kegunaan: biji, buah (polong), bunga, kulit kayu, batang, daun, umbi, sampai akarnya
digunakan manusia. Bahan makanan, minuman, bumbu masak, zat pewarna, pupuk hijau, pakan
ternak, bahan pengobatan, sampai racun dihasilkan oleh anggota-anggotanya. Semua tumbuhan
bagian suku ini memiliki satu kesamaan yang jelas: buahnya berupa polong.

Fabaceae pernah dikenal dengan nama Leguminosae serta Papilionaceae. Nama yang terakhir
ini kurang tepat, dan sekarang dipakai sebagai nama salah satu subsukunya. Dalam dunia
pertanian tumbuhan bagian suku ini seringkali disebut sebagai tanaman legum (legume).

Bagian suku ini juga dikenal karena kemampuannya membelit (fiksasi) nitrogen langsung
dari udara (tidak melalui air tanah) karena bersimbiosis dengan bakteri tertentu pada akar atau
batangnya. Jaringan yang mengandung bakteri simbiotik ini pada umumnya menggelembung dan
membentuk bintil-bintil. Setiap macam pada umumnya bersimbiosis pula dengan macam bakteri
yang khas pula.

Suku Fabaceae merupakan anggota dari bangsa Fabales yang dicirikan dengan buah bertipe
polong (Simpson, 2010; APG IV,2016). Suku ini terdistribusi secara luas di se- luruh dunia
dan terdiri atas 18.000 jenis yang tercakup dalam 650 marga (Langran et al.,2010).
Berdasarkan ciri pada bunga dan biji, ahli botani membagi suku Fabaceae menjadi tiga anak
suku, yaitu Caesalpinioideae, Faboideae, dan Mimosoideae (Simpson, 2010; Langran et al.,
2010). Pada sistem klasifikasi terdahulu, ketiga anak suku tersebut dianggap sebagai suku yang
berbeda (Cronquist, 1981).
Suku ini merupakan salah satu suku tum- buhan berbunga yang bernilai ekonomi tinggi.
Banyak anggotanya telah dibudidayakan se- bagai tanaman pangan, penghasil buah, tanaman
hias, tanaman obat, penutup lahan, penghasil kayu, minyak, gom, pewarna alami, insektisida,
pengontrol erosi, dan pereklamasi tanah (Rachie et al., 1981; Simpson, 2010; Quattrocchi, 2012).
Suku Fabaceae memiliki perawakan yang beragam, mulai dari herba, perdu, liana hingga pohon.
Sebagian besar anggotanya yang berperawakan pohon dan liana memiliki bunga yang bentuk
dan warna- nya indah, seperti Cassia spp., Erythrina spp., Mucuna novoguineensis Scheff., dan
Strongylodon macrobotrys A.Gray. Oleh sebab itu, jenis-jenis tersebut banyak ditanam sebagai
penghias taman.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Karakteristik Petai ?


2. Apa Karakteristik Lamtoro ?
3. Apa karakteristik Sengon ?
BAB 2

PEMBAHASAN

2.2. Petai (Parkia speciosa)

1). Klasifikasi Tanaman

Petai termasuk suku Mimosaceae yang berasal dari Malaysia dengan klasifikasi sebagai

berikut :

Kingdom : plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Genus : Parkia

Spesies : P. speciosa

Petaiataumlanding (Parkiaspeciosa) merupakanpohontahunantropikadarisukupolong-

polongan (Fabaceae), anak-sukupetai-petaian (Mimosoidae).Tumbuhaninitersebarluas di

Nusantara bagianbarat.Bijinya, yang disebut "petai" juga, dikonsumsiketikamasihmuda,

baiksegarmaupundirebus. Pohonpetaimenahun, tinggidapatmencapai 20m

dankurangbercabang.Daunnyamajemuk, tersusunsejajar.Bungamajemuk, tersusundalambongkol

(khasMimosoidae).Bungamunculbiasanya di dekatujung ranting.Buahnyabesar, memanjang,

bertipebuahpolong.Dari

satubongkoldapatditemukansampaibelasanbuah.Dalamsatubuahterdapathingga 20 biji, yang

berwarnahijauketikamudadanterbalutolehselaputagaktebalberwarnacoklatterang.Buahpetaiakanm

engeringjikamasakdanmelepaskanbiji-bijinya.
PetaiSebagaisumberenergi, jikadibandingkandenganapel, ternyatapetaimemiliki 4 kali

lebihbanyak protein, dua kali lebihbanyakkarbohidrat, lima kali lebihbanyak vitamin A

danzatbesi, tiga kali lebihbanyakfosfor, dandua kali lipatjumlah vitamin dan mineral lainnya.

Petaimerupakansumberenergi yang baik, yakni 142 kkal per 100 g

biji.Petaijugamengandungtigamacamgulaalami, yaitusukrosa, fruktosadanglukosa yang

dikombinasikandenganserat.Kandungan di dalampetai :Fosfor : 115 mg/100 g

Vitamin C : 46 mg/100 g Vitamin A : 200 IU/100 g ZatBesi : 1,2 mg/100 g

PetaiDapatmengendurkanSarafdanHilangkanDepresi Mood dikendalikanolehsistemkerjaotak.

Jikasering bad mood

berartimungkinkekurangangizi.Kemampuankerjaotakdipengaruhiolehmasukanzatgizi. Salah

satuzatgizi yang berperanmemperbaiki mood adalahtriptofan (suatuasam amino esensial yang

terkandung di dalampetai) PetaiMenurunkanResikoKematianAkibat Stroke Manfaatpetai yang

luarbiasa. Jikamengalami PMS (premenstrual syndrome)

yaitusindromamenjelangdatangnyamentruasi, seseorangtidakperluuntukmeminumobatapapun,

cukupatasidenganmemakanpetai. Vitamin B6 yang terdapat di

dalampetaidapatmengaturkadarguladarah, sehinggaakanmembangkitkan mood

dengankandunganzatbesi yang cukuptinggi (1,2 mg/100g),

petaijugamenstimulasiproduksiseldarahmerahdanmembantuapabilaterjadi anemia.

PetaiMenjagaSaluranPencernaan Petaimengandungserat dietary fibers

membuatpetaisangatbaikuntuksaluranpencernaan.

Buahinijugamampumenetralkanasamlambungdanmengurangiiritasidenganmelapisipermukaandal

amlambung.Selainitupetaijugasangatbaikuntukmenjagasuhutubuh.
Petaijugadapatmerugikanjikadikonsumsisecaraberlebihan.Mengkonsumsipetaisecaraberle

bihanakanberbahayabagiginjalkarenamengandungasam amino. Sepertikitaketahuiasam amino

merupakankomponenpentingdalampenyusunan protein,

tetapiapabiladalamjumlahbanyakmakaakandibuangmelaluiginjaldanakibatnya protein yang

beratmolekulnyabesarakanmerusaksaringanpadaginjaldanakibatnyaakanditemukan protein dalam

urine. Gejalainidinamakan proteinuria.Memakanpetaiterlalubanyakjugaberdampakpada air

kencing yang beraromatidaksedap. Hal inidisebabkanasam amino kaya akanunsur Nitrogen

danunsur Sulfur yang akandiubahmenjadi gas Amoniak (NH3) danHidrogenSulfida (H2S) yang

menyebabkankentutbau.

2.2. Lamtoro (Leucaena leucocephala)

Lamtoro atau yang sering disebut petai cina, atau petai selong adalah sejenis perdu dari

famili Fabaceae (Leguminoseae, polong-polongan), yang kerap digunakan dalam penghijauan

lahan atau pencegahan erosi. Lamtoro berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah, di mana

tanaman ini tumbuh menyebar luas. Penjajah Spanyol membawa biji-bijinya dari Meksiko ke

Filipina di akhir abad XVI dan dari tempat ini mulailah lamtoro menyebar luas ke berbagai

bagian dunia dan ditanam sebagai peneduh tanaman kopi, penghasil kayu bakar, serta sumber

pakan ternak. Lamtoro mudah beradaptasi di berbagai daerah tropis seperti Asia dan Afrika

termasuk pula di Indonesia.

1). Klasifikasi tanaman Lamtoro (Leucaena leucocephala)

Klasifikasi tanaman Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit.)adalah:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida

Sub classis : Rosidae

Ordo : Fabales

Familia : Mimosaceae

Genus : Leucaena

Spesies : L. leucocephala

Tanaman ini mempunyai sebutan berbeda di tiap daerah, misal di daerah jawa Barat dan

Jawa Timur, tanaman ini disebut temu gledek atau temu poh, di Jawa Barat disebut dengan

koneng badas, koneng lalab, koneng pari dan koneng juho. Di daerah Madura menyebut tanaman

ini dengan temu pao.

2). Morfologi Tanaman Lamtoro (Leucaena leucocephala)

Lamtoro adalah pohon perdu, tinggi 20 meter. Meskikebanyakanhanyaantara 5-

10 meter.Percabanganrendah, banyak, denganpepagankecoklatanataukeabu-abuan,

berbintil-bintildanberlentisel.Ranting bulattorak, denganujung yang

berambutrapat.Daunmajemukmenyiriprangkap, sirip 3-10 pasang,

kebanyakandengankelenjarpadaporosdauntepatsebelumpangkalsiripterbawah,

daunpenumpukecil, berbentuksegitiga.Anakdauntiapsirip 5-20 pasang, berhadapan,

bentukgarismemanjangdenganujungruncingdanpangkal miring (tidaksama),

permukaannyaberambuthalusdantepinyaberjumbai.
Bungamajemukberupabongkol (perbungaancapitulum) bertangkaipanjang yang

berkumpuldalammalaiberisi 2-6 bongkol, tiap-tiapbongkoltersusundari 100-180 kuntumbunga,

membentuk bola berwarnaputihataukekuninganberdiameter 12-21 mm, di atastangkaisepanjang

2-5 cm. bungakecil-kecil, berbilangan 5, tabungkelopakbentukloncengbergigipendek, berukuran

3 mm, mahkotabentuksoletberukuran 5 mm, lepas-lepas. Benangsari 10 helaiberukuran 10 mm

danlepas-lepas.Buahpolongbentuk pita lurus, pipih tipis, 14-26 cm x 1,5-2 cm, dengansekat-

sekatdiantarabiji, berwarnahijausaatmudadancoklatkeringjikatelahmasak,

memecahsendirisepanjangkampuhnya. Berisi 15-30 biji yang terletakmelintangdalampolongan,

bulattelurterbalik, berwarnacoklattuamengkilap, berukuran 6-10 mm x 3-4,5 mm.

3). Kandungan Kimia Tanaman Lamtoro (Leucaena leucocephala)


Daun lamtoro (Leucaena leucocephala.) mengandung abu (11%), nitrogen

(4,2%), protein (25,9%), serat kasar (20,4%), kalsium (2,36%), fosfor (0,23%), beta karoten

(536mg/kg), energi kotor (20,1KJ/g), dan tannin (10,15mg/g).

Dalam setiap 100 gram biji lamtoro yang tua mengandung bahan seperti : kalori (148

kal), protein (10,6 g), lemak (0,5 g), karbohidrat (26,2 g), kalsium (155 mg), fosfor (59 mg), besi

(2,2 mg), vitamin A (461 SI), vitamin B (0,23 mg), dan vitamin C (20 mg).

Sebagai bagian dari Mimosaceae, tanamanlamtoro (Leucaena leucocephala) mengandung

mimosin. Kandungan mimosin yang dimiliki tanaman lamtoro(Leucaena leucocephala) yaitu 8-

12% pada daun muda dan 4-5% pada bijinya.

4). Manfaat Tanaman Lamtoro (Leucaena leucocephala)

Daun lamtoro(Leucaena leucocephala)digunakan

olehmasyarakatsebagaipakanternak, sedangkanbijinya digunakan untuk

lalapansaatmakanataupunsebagaicampuranberbagaimakanan. Di daerahJawaTengah,

bijilamtoro(Leucaena leucocephala)digunakansebagaicampuran

“bothok”.Batanglamtoro(Leucaena leucocephala.)dapat digunakanuntukmembuat

furniture ataudikumpulkansebagaikayu bakar.Akarlamtoro(Leucaena leucocephala.)

mengandung bitilakar

sehinggamemilikipotensibesaruntukmemperbaikikesuburantanah.

5). Tempat penyebaran Lamtoro (Leucaena leucocephala)

Lamtoro menyukai iklim tropis yang hangat (suhu harian 25-30°C), ketinggian di atas

1000 m dpl dapat menghambat pertumbuhan. Tanaman ini tumbuh baik di wilayah dengan

kisaran curah hujan 650-3.000 mm pertahun.


2.3 Sengon (falcataria mulucana)

Tanaman sengon (Paraserianthes falcataria ) dapat dikelompokan kedalam famili


Leguminoceae dengan sub famili Mimosaidae dan memiliki nama beberapa nama lokal.
Didaerah Jawa sengon dikenal dengan nama jeungjin (sunda), dan sengon laut (Jawa), didaerah
Maluku dikenal dengan nama sika, di daerah Sulewesi dikenal dengan nama tedehu pute dan di
Papua dikenal dengan bae/wahagon. Sengon juga memiliki beberapa nama di negara lain yaitu
batai (Perancis, Jerman, Italia, Usa dan Kanada), Kayu machus (Serawak Malaysia) dan puah
(Brunai darussalam).

Baca: Cara Mengatasi Hama Ulat Tanah Pada Tanaman Cabai

Klasifikasi Tanaman Sengon

Menurut Warisno (2009), klasifikasi ilmiah tanaman sengon adalah sebagai berikut:

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Trachebionta

Superdivision: Spermatophyta

Division: Magnoliopsida

Classis: Magnoliopsida

Subclasissi : Rosidae

Ordo: Fabales
Familia: Fabaceae (Leguminoceae)

Genus: Paraserioanthes

Spesies: Paraserioanthes falcataria L. Nielsen.

Morfologi Tanaman Sengon

Morfologi tanaman sengon terdiri dari akar, batang, daun, buah dan biji.

1. Akar

Akar pohon sengon berupa serabut atau sering disebut rambut akar. Akar rambutnya tidak terlalu
besar, tidak rumbun atau semrawut, dan tidak menonjol kepermukaan tanah. Akar ini justru
dimanfaatkan oleh pohon induknya untuk menyimpan zat nitrogen, sehingga sekitar pohon segon
menjadi subur.

2. Batang

batang umumnya tidak berbanir, tumbuh lurus dan silindris. Permukaan batang memiliki kulit
licin, berwarna abu-abu atau kehijauan. Tinggi pohon total mencapai 40 m dan tinggi bebas
cabang mencapai 20 m.

3. Daun

Daun sengon tersusun majemuk menyirip ganda dengan panjang sekitar 23-30 cm. Anak daun
daunnya kecil-kecil, banyak dan berpasangan, terdiri dari 15-20 pasang pada setiap sumbu
(tangkai), berbentuk lonjong (panjang 6-12 mm, lebar 3-5 mm) dan pendek kearah ujung.

4.Bunga

Bunga sengon tersusun dalam malai berukuran panjang 12 mm, berwarna putih kekuningan dan
sedikit berbulu, berbentuk seperti saluran atau lonceng. Bunga biseksual, terdiri dari bunga
jantan dan bunga betina. Adapun penyerbukannya dibantu dengan perantara angin atau serangga.

5. Buah dan Biji

Buah sengon berbentuk polong, pipih, tipis dan panjangnya sekitar 6-12 cm, berawarna hijau
ketika masih muda dan berubah warna kuning sampai coklat kehitaman jika suda tua. Setiap
polong buah bersisi 15-30 biji. Biji sengon berbentuk pipih dengan lebar sekitar 3-4 mm dan
panjang 6-7 mm. Biji tersebut berwarna kehitam-hitaman, agak keras dan berlilin.

Tanaman sengon dapat tumbuh baik pada tanah regosol, aluvial, dan latosol yang
bertekstur lempung berpasir atau lempung berdebu dengan kemasaman tanah sekitar pH 6-7.
Ketinggian tempat yang optimal untuk tanaman sengon antara 0-800 m dpl. Walaupun demikian
tanaman sengon ini masih dapat tumbuh sampai ketinggian 1500 m diatas permukaan
laut.Sengon termasuk jenis tanaman tropis, sehingga untuk pertumbuhannya memerlukan suhu
sekitar 18 - 27 derajat celcius. Curah hujan mempunyai beberapa fungsi untuk tanaman,
diantaranya sebagai pelarut zat nutrisi, pembentuk gula dan pati, sarana transpor hara dalam
tanaman, pertumbuhan sel dan pembentuk an enzim, dan menjaga stabilitas suhu.Secara alami
tersebar di Maluku, Papua Nugini, kepulauan Solomon, dan Bismark.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Suku polong-polongan atau Fabaceae
yaitu salah satu suku tumbuhan dikotil yang terpenting dan terbesar. Banyak tumbuhan budidaya
penting termasuk dalam suku ini, dengan bermacam-macam kegunaan: biji, buah (polong),
bunga, kulit kayu, batang, daun, umbi, sampai akarnya digunakan manusia. Bahan makanan,
minuman, bumbu masak, zat pewarna, pupuk hijau, pakan ternak, bahan pengobatan, sampai
racun dihasilkan oleh anggota-anggotanya. Semua tumbuhan bagian suku ini memiliki satu
kesamaan yang jelas: buahnya berupa polong. Adapun family dari fabaceae yaitu :

 Petai, pete (IPA:pətɛ), atau mlanding (Parkia speciosa) merupakan pohon tahunan
tropika dari suku polong-polongan (Fabaceae), anak-suku petai-petaian (Mimosoidae).
Tumbuhan ini tersebar luas di Nusantara bagian barat. Bijinya, yang disebut "petai" juga,
dikonsumsi ketika masih muda, baik segar maupun direbus.
 Lamtoro merupakan salah satu tanaman yang termasuk dalam jenis leguminosa, yang
biasanya digunakan untuk pakan ternak berupa kambing, sapi, dan juga kerbau. Tanaman
lamtoro ini berasal dari Filipina dengan sebutan Ipil –ipil yang berarti giant raksasa.
Tamaman ini memiliki daun bergerigi, batang kuat dan tumbuh tegak, dan juga memiliki
perakaran yang sangat kuat dan dalam. Lamtoro ini juga ada yang menyebutkan bahwa
tanaman ini hampir sama dengan petai cina.

 Tanaman sengon (Paraserianthes falcataria ) dapat dikelompokan kedalam famili


Leguminoceae dengan sub famili Mimosaidae dan memiliki nama beberapa nama lokal.
Didaerah Jawa sengon dikenal dengan nama jeungjin (sunda), dan sengon laut (Jawa),
didaerah Maluku dikenal dengan nama sika, di daerah Sulewesi dikenal dengan nama
tedehu pute dan di Papua dikenal dengan bae/wahagon. Sengon juga memiliki beberapa
nama di negara lain yaitu batai (Perancis, Jerman, Italia, Usa dan Kanada), Kayu machus
(Serawak Malaysia) dan puah (Brunai darussalam).

3.2 Saran

pada saat pembuatan makalah Penulis menyadari bahwa makalah yang dibuat jauh dari
kesempurnaan. dengan sebuah pedoman yang bisa dipertanggungjawabkan dari banyaknya
sumber Penulis akan memperbaiki makalah tersebut . Oleh sebab itu penulis harapkan kritik serta
sarannya mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
DAFTAR PUSTAKA

Gandjar, I., Robert, A. Karin, V. T. V. Ariyanti, O. Iman, S. 1999. Pengenalan


Kapang Tropik Umum. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

https://id.wikipedia.org/wiki/Fabaceae

https://id.wikipedia.org/wiki/Lamtoro

Junaedi, A. 2009. Pertumbuhan dan Mutu Fisik Bibit Jabon


(Anthocephalus cadamba) di Polibag dan Politub. Balai Penelitian Hutan
Penghasil Serat Knok. Riau.
Khaerudin. 1993. Pembibitan Tanaman Hutan Tanaman Industri. Penebar
Swadaya. Jakarta.

Kuswanto. 1990. Perlindungan Hutan (Penyakit Hutan). Fakultas Kehutanan


UGM. Yogyakarta.

W. Sjamsuridjal, dan A. Detrasi. 2006. Mikologi Dasar dan Terapan.


Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai