Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum KI3141

DINAMIKA KIMIA
Percobaan M1
KINETIKA HALOGENASI ASETON DENGAN KATALIS ASAM

Nama

: Vallery Voantris

NIM

: 10512044

Shift

: Jumat Siang

Asisten

: Istiqomah Rahmawati (20514029)


: Reksy Wibowo (10511106)

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2014

KINETIKA HALOGENASI ASETON DENGAN KATALIS ASAM

I.

TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan hukum laju reaksi dan nilai tetapan laju reaksi iodinasi aseton dalam
suasana asam dengan metode penentuan laju awal.

II.

DASAR TEORI
Laju reaksi di definisikan sebagai laju konsumsi reaktan atau laju bertambahnya hasil
reaksi dari waktu ke waktu. Reaksi iodinasi aseton merupakan reaksi yang sangat baik
untuk mempelajari laju reaksi sebab warna dari pereaksi iodin khas sehingga mudah
mudah diamati, laju reaksinya cukup cepat sehingga dapat dilakukan pengulangan
namun tidak juga lambat sehingga mudah diukur. Reaksi ini ber-orde nol terhadap iodin
sehingga perubahan konsentrasi linier terhadap waktu. Stoikiometri reaksi iodinasi
aseton dapat dituliskan sebagai berikut :
Kecepatan reaksi bertambah seiring bertambahnya konsentrasi H+ (dalam suasana
asam) atau bertambahnya konsentrasi OH- (dalam suasana basa). Kecepatan halogenasi
aseton juga bergantung pada konsentrasi aseton, tetapi tidak bergantung pada
konsentrasi halogen, kecuali pada konsentrasi asam yang sangat tinggi. Kecepatan
reaksi juga tidak bergantung pada jenis halogen.
Laju reaksi aA + bB
pP
d [ A ] d [ B ] + d [ P ]
=
=
dt
dt
dt
Hukum laju reaksi tidak dapat diramalkan persamaan stoikiometrinya tetapi harus
ditentukan secara eksperimen. Dari bentuk hukum ini sering kali diperoleh tentang
mekanisme reaksi. Laju reaksi bergantung pada konsentrasi maupun hasil reaksi yang
dinyatakan dalam hukum laju.
d [ A ]
a
b
=k [ A] [B]
dt
Hukum laju reaksi menyatakan bahwa laju reaksi merupakan fungsi dari konsentrasi
zat-zat pereaksinya. Dari bentuk suatu hukum laju reaksi, dapat ditentukan mekanisme
suatu reaksi, yakni dilihat dari ketergantungan suatu cepat reaksi terhadap salah satu zat

III.

pereaksi.
DATA PENGAMATAN
Truang
: 270C
= 575 nm

[Aseton] = 3 M
[HCl] = 1 M
[I2] = 0,01 M
[KI] = 0,01 M

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

V
Aset
on
10
10
10
10
10
10
10
10
2
4
6

HCl
10
10
10
10
2
4
6
8
10
10
10

Iodin
2
4
6
8
10
10
10
10
10
10
10

12

10

10

Run
ke-

KI
8
6
4
2
8
6
4
2
8
6
4

A
30

A
45

A
60

A
75

A
90

0.015
0.07
0.007
0.005
0.311
0.278
0.252
0.227
0.314
0.283
0.249

0.016
0.006
0.007
0.005
0.294
0.263
0.209
0.177
0.306
0.267
0.221

0.017
0.006
0.008
0.005
0.284
0.248
0.163
0.116
0.294
0.246
0.176

0.132

0.082

0.026

0.017
0010
0.007
0.003
0.267
0.218
0.121
0.043
0.284
0.222
0.138
0.002

0.017
0.011
0.007
0.003
0.251
0.188
0.074
0.014
0.272
0.198
0.095
0.003

IV. PENGOLAHAN DATA


1) Grafik A terhadap t

Run 1

Run 2

0.02
0.02
0.02

0.08
f(x) = 0x + 0.01
R = 0.78

0.07
0.06

0.02

0.05

0.02

0.04

0.02

0.03

0.01

0.02

0.01

0.01

0.01
20

40

60

80

100

0
20

f(x) = - 0x + 0.07
R = 0.42

40

60

80

100

Run 3
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
20

Run 4
0.01
0.01
0

f(x) = - 0x + 0.01
R = 0.75

0
f(x) = 0x + 0.01
R = 0

0
0

40

60

80

100

0
20

40

Run 5

0.25

100

0.3
0.25

f(x) = - 0x + 0.34
R = 0.99

f(x) = - 0x + 0.33
R = 0.97

0.2

0.2

0.15

0.15

0.1

0.1

0.05

0.05
0
20

80

Run 6

0.35
0.3

60

40

60

80

100

0
20

40

60

80

100

Run 7

Run 8

0.3
0.25
0.2

0.25
0.2

f(x) = - 0x + 0.34
R = 1

f(x) = - 0x + 0.34
R = 0.99

0.15

0.15
0.1

0.1

0.05

0.05
0
20

40

60

80

100

0
20

Run 9

0.3

80

100

0.3
f(x) = - 0x + 0.34
R = 1

0.25

f(x) = - 0x + 0.33
R = 0.99

0.2

0.29

0.15

0.28

0.1

0.27

0.05

0.26
0.25
20

60

Run 10

0.32
0.31

40

40

60

80

100

0
20

40

60

80

100

Run 11

Run 12

0.3
0.25
0.2

0.14
0.12
f(x) = - 0x + 0.33
R = 1

0.1
0.08

0.15

0.06

0.1

0.04

0.05

0.02

0
20

40

60

80

100

0
20
-0.02

f(x) = - 0x + 0.19
R = 0.91

40

60

80

100

1. Penentuan Orde Reaksi


V [M]
[M]
= V total
[Aseton] (1)

10 mL (3 M )
30 mL

[HCl]

10 mL (1 M )
30 mL

[I2]

2 mL (0,02 M )
30 mL

=1M
= 0,3333 M
= 0,0013 M

R=-m
Ru R
ln r
n
1
-3E-05
#NUM!

-7.1309

[Ac]'

ln
[Ac]'

[HCl]'

ln [HCl]'

[I2]'

0,3333
33

1,098612

0,0013
33

0,3333
33

1,098612

0,0026
67

0.0008

0,00001

#NUM!

0,3333
33

1,098612

0,004

0,00001

-10.1266

0,3333
33

1,098612

0,0053
33

0,0001

-6.90776

0,0666
67

-2,70805

0,0066
67

0,00004

-6.50229

0,1333
33

2,014903

0,0066
67

0,00002

-5.80914

0,2

1,609438

0,0066
67

0,000003

-5.59942

0,2666
67

1,321756

0,0066
67

0,00003

-7.26443

0,2

0,3333
33

1,098612

0,0066
67

10

0,00002

-6.57128

0,4

0,3333
33

1,098612

0,0066
67

11

0,00001

-5.95224

0,6

1,6094
4
0,9162
9
0,5108

0,3333
33

1,098612

0,0066
67

ln [I2]'
6,6200
7
5,9269
3
5,5214
6
5,2337
8
5,0106
4
5,0106
4
5,0106
4
5,0106
4
5,0106
4
5,0106
4
5,0106

12

0,000007

-6.03229

0,8

3
0,2231
4

0,3333
33

1,098612

0,0066
67

Kurva ln r terhadap ln [Aseton]


-2

-2

-1

-1

-1

-1

-1

-1
-2
-3
-4
-5
-6

f(x) = 0.98x - 5.66


R = 0.94

-7
-8

Kurva ln r terhadap ln [HCl]


-3.000000

-2.500000

-2.000000

-1.500000

0
-1.000000
-1
-2
-3
-4
-5

f(x) = 0.98x - 4.32


R = 0.95

-6
-7
-8

4
5,0106
4

Kurva ln r terhadap ln [I2]


-7.00000

-6.50000
-6.00000
f(x) = - 4.86x - 32.63
R = 0.32

-5.50000

0
-5.00000
-2
-4
-6
-8
-10
-12

Pada kurva pertama didapat bahwa orde reaksi aseton adalah 1


Lalu dari kurva kedua didapat bahwa orde reaksi untuk H+ adalah 1
Dan dari kurva ketiga didapat orde reaksi untuk I2 adalah -5
2. Penentuan nilai K
H +

1
1
x [ Aseton ] x I 5

k=

0,33333 x 1 x 0,002666667

k
0.0008

Run

[I2]'
1
2
3
4
5

0,00133333
3
0,00266666
7
0,004
0,00533333
3
0,00666666

[HCl]'
0,333333
333
0,333333
333
0,333333
333
0,333333
333
0,066666

= 3.24x10-16

[Ac]
'
1

k
-3E-05

-3.79E-19

0.0008

3.24E-16

0,0000
1
0,0000
1
0,0001

0.00E+00

1
1

5.18E-16
1.98E-13

6
7
8
9
10
11
12

7
0,00666666
7
0,00666666
7
0,00666666
7
0,00666666
7
0,00666666
7
0,00666666
7
0,00666666
7

667
0,133333
333
0,2
0,266666
667
0,333333
333
0,333333
333
0,333333
333
0,333333
333

1
1
1
0,2
0,4
0,6
0,8

0,0000
4
0,0000
2
0,0000
03
0,0000
3
0,0000
2
0,0000
1
0,0000
07

1.48E-13
1.98E-13
1.83E-13
1.38E-13
1.38E-13
1.71E-13
1.19E-13

K rata-rata adalah 1.08x10-13 sehingga persamaan laju reaksinya adalah


r = 1.08x10-13 [H+]1 [Aseton]1[I2]-5

V.

PEMBAHASANPEMBAHASAN
Pada percobaan ini dilakukan reaksi iodinasi aseton dengan katalisator asam,
yaitu ion hidrogen asam. Kecepatan reaksi akan bertambah seiring dengan
bertambahnya konsentrasi ion hidrogen. Basa juga bisa dijadikan katalis karena
laju reaksi iodinasi aseton dapat meningkat dengan bertambahnya ion hidroksida
dalam larutan basa. Yang membedakan kedua katalis asam dan basa adalah pada
mekanisme reaksinya, pada asam akan terjadi protonasi sedangkan pada basa akan
terjadi deprotonasi. Reaksi antara iodin dan aseton adalah sebagai berikut
CH3COOH + I2

CH3COCH2I + H+ + I-

Iod yang ditambahkan pada reaksi merupakan substrat dan sumber halogen
bagi aseton. Iod menyerap panjang gelombang tertentu yang berada pada sinar
tampak. Komplemen dari warna yang diserap Iod dapat dilihat dengan mata
telanjang. Hal ini juga menunjukkan bahwa Iod dapat diidentifikasi secara
kuantitatif dengan Spektrometer Visible. Pada reaksi ini, warna larutan akan
memudar

seiring

dengan

berjalannya

reaksi

(berkurangnnya

pereaksi).

Berkurangnya konsentrasi Iod ditandai dengan memudarnya warna Iod tersebut.


Asam yang digunakan sebagai katalis dalam percobaan kinetika reaksi iodinasi

aseton ini adalah asam klorida. Penggunaan HCl ini dikarenakan dibandingkan
asam lain seperti asam sulfat, asam klorida tidak dapat berperan sebagai oksidator.
Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
a. Suhu, semakin tinggi suhu yang digunakan dalam suatu reaksi maka
intensitas tumbukan antar partikel dalam reaksi tersebut akan semakin
besar. Hal ini menyebabkan laju reaksi akan semakin besar pula.
Sebaliknya, jika suhu diturunkan maka laju reaksi akan semakin kecil.
b. Katalis, katalis dapat mempercepat laju suatu reaksi dengan menurunkan
energi aktivasinya tanpa ikut bereaksi (dihasilkan kembali di produk).
Ketika energi aktivasi rendah, kemungkinan terjadinya tumbukan antar
partikel akan semakin besar sehingga laju reaksi akan meningkat.
c. Konsentrasi, semakin tinggi konsentrasi reaktan maka laju reaksinya akan
meningkat. Semakin banyak reaktan dalam suatu reaksi memungkinkan
tumbukan antar partikel yang lebih banyak. Hal sesuai dengan persamaan
laju reaksi, dimana laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi
reaktan.
d. Luas permukaan, agar dapat mempercepat laju reaksi maka luas
permukaan harus diperbesar agar kemungkinan terjadi tumbukan antar
partikel semakin besar. Semakin kecil luas permukaan bidang sentuh,
maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju
reaksi pun semakin kecil.
Berdasarkan percobaan didapatkan nilai orde reaksi untuk iod sebesar 0. Nilai
orde reaksi untuk HCl dan aseton adalah 1 . Selanjutnya didapatkan konstanta
persamaan laju reaksi dengan menghitung nilai laju rekasi per konsentrasi masingmasing pereaksi yang telah dipangkatkan dengan orde masing-masing pereaksi.
Masing-masing tetapan laju reaksi ditentukan untuk setiap run dan rata-rata
konstanta dari 12 run tersebut adalah konstanta laju reaksi untuk reaksi halogenasi
aseton yang dikatalisis asam. Konstanta rata-rata laju reaksi halogenasi aseton
adalah 0.000167.

VI.

KESIMPULAN
Bedasarkan data percobaan, dapat disimpulkan bahwa hukum laju reaksi iodinasi
aseton dengan katalisator asam adalah r = 0.000167[Aseton]1[HCl]1[I2]0

VII.

DAFTAR PUSTAKA
Skoog D.A., West D.M., Holler F.J., Fundamental of Analytical Chemistry, 9th
Ed,. Saunders College Publishing, 2013.
David R. Lide., CRC Handbook of Chemistry and Physics, 90 th Ed., CRC Press,
2010.
P.W. Atkins., Physical Chemistry 9th Ed., W. H. Freeman and Company, 2010

Anda mungkin juga menyukai