Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari tentang kehamilan,
persalinan, dan kala nifas serta kembalinya alat reproduksi ke keadaan
normal. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan
perbandingan tinggi rendahnya angka kematan ibu dan angka kematian
perinatal. Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih
mencerminkan kesanggupan satu negara untuk memberikan pelayanan
kesehatan.
Indonesia, di lingkungan Asia, merupakan Negara dengan angka
kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk
memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang
bersifat menyeluruh dan lebih bermutu. Dengan perkiraan persalinan di
Indonesia setiap tahunnya atau terjadi setiap 26-27 menit. Penyebab
kematian ibu adalah perdarahan 30,5%, infeksi 22,5%, gestosis 17,5%,
dan anesthesia 2,0%. Kematian bayi sebesar 56/10.000 menjadi sekitar
280.000 atau terjadi setiap 18-20 menit sekali. Penyebab kematian bayi
adalah asfiksia neonatorum 49-60%, infeksi 24-34%, prematuritas BBL
15-20%, dan cacat bawaan 1-3%.
Memperhatikan angka kematian ibu dan bayi yang terjadi di
Indonesia penulis menyimpulkan bahwa sebagian besar kematian ibu dan
perinatal terjadi saat pertolongan pertama persalinan. Oleh karena itu pada
penulisan makalah ini penulis akan membahas mengenai proses fisiologis
persalinan yang bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai ilmu kebidanan khususnya mengenai persalinan dan dalam
upaya meningkatkan mutu pelayanan kebidanan dan menurunkan angka
kematian ibu dan bayi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja struktur dan fungsi sel?
2. Apa yang dimaksud dengan kode genetik?

1
3. Apa hormon-hormon yang berhubungan dengan gametogenesis dan fungsi
reproduksi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja struktur dan fungsi sel.
2. Untuk mengetahui kode genetik.
3. Untuk mengetahui hormon-hormon yang berhubungan dengan
gametogenesis dan fungsi reproduksi.

D. Manfaat Penulisan
1. Untuk Pembaca
Untuk menambah wawasan kepada pembaca tentang struktur,fungsi
sel,genetik,gametosis dan fungsi reproduksi.
2. Untuk Penulis
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang struktur,
fungsi sel, genetik, gametosis dan fungsi reproduksi.
3. Untuk Masyarakat
Untuk menginformasikan kepada masyarakat tentang struktur, fungsi sel,
genetik, gametosis dan fungsi reproduksi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Struktur Dan Fungsi Sel


1. Membran Sel
Membran sel memiliki struktur seperti lembaran tipis. Membran
sel tersusun dari molekul-molekul protein, lipid (lemak), dan sedikit
karbohidrat yang membentuk suatu lapisan dengan sifat dinamis dan
asimetri. Bersifat dinamis karena memiliki struktur seperti fluida (zat
cair), sehingga molekul lipid dan protein dapat bergerak. Bersifat
asimetri karena komposisi protein dan lipid sisi luar tidak sama dengan
sisi dalam membran sel. Molekul-molekul tersebut menyusun matriks
lapisan fosfolipid rangkap (fosfolipid bilayer) yang disisipi oleh
protein membran.
Terdapat dua macam protein membran, yaitu protein yang
terbenam (integral) dan yang menempel (peripheral) di lapisan
fosfolipid. Satu unit fosfolipid terdiri dari bagian kepala (fosfat) dan
ekor (asam lemak). Sisi kepala merupakan sisi hidrofilik (suka air)
yang menghadap ke luar membran sel. Sisi ekor merupakan sisi
hidrofobik (tidak suka air) yang bersembunyi di bagian dalam
membran sel. Pada bagian membran sel yang menghadap ke luar sel,
terdapat karbohidrat yang melekat pada protein membran atau
fosfolipid. Fungsi biologis membran sel bergantung pada molekul-
molekul penyusunnya, yaitu lipid, protein, dan karbohidrat.

3
a. Fungsi Membran Sel
Dengan struktur yang sedemikian kompleks, membran sel memiliki
beberapa fungsi di antaranya sebagai berikut:
1) Membentuk suatu batas yang fleksibel (tidak mudah robek) antara
isi sel dan luar sel.
2) Melindungi dan membungkus isi sel.
3) Menyeleksi zat –z at apa saja yang bisa masuk ke dalam sel dan
apa yang harus keluar dari sel. Dengan kata lain, membran sel
dapat dilalui oleh zat-zat tertentu. Sifat membran sel ini dinamakan
selektif permeabel.

2. Sitoplasma Sel
Sitoplasma adalah bagian sel yang terbungkus membran sel. Pada
sel eukariota, sitoplasma adalah bagian non-nukleus dari protoplasma.
Pada sitoplasma terdapatsitoskeleton, berbagai organel dan vesikuli,
serta sitosol yang berupa cairan tempat organel melayang-layang di
dalamnya. Sitosol mengisi ruang sel yang tidak ditempati organel dan
vesikula dan menjadi tempat banyak reaksi biokimiawi serta perantara
transfer bahan dari luar sel ke organel atau inti sel.Walaupun semua sel
memiliki sitoplasma, setiap jaringan maupun spesies memiliki ciri-ciri
yang jauh berbeda antara satu dengan yang lain.

4
Didalam sitoplasma terdapat oraganel-organel sel berikut ini:

 Mitokondria, berfungsi dalam proses oksidasi dan mualisasi.


 Plastida, di dalamnya terkandung klorofil, berfungsi dalam
fotosintesis.
 Vakuola, berfungsi menyimpan zat makanan.
 Ribosom, sebagai tempat berlagsungnya sintesis protein.
 Retikulum endoplasma, dibedakan menjadi dua :
 Retikulum Endoplasma Kasar, sebagai tempat melekatnya ribosom.
 Retikulum Endoplasma Halus.
 Badan Golgi, berfungsi secara aktif dalam sekresi dan sintesis
polisakarida.
 Lisosom, berperan dalam proses matinya sel-sel.

3. ORGANEL SEL
a. Inti (Nukleus)

5
Inti bertugas mengendalikan semua aktivitas sel
mulai metabolisme hingga pembelahan sel. Pada sel
eukariotik, inti diselubungi oleh membran inti (karioteka)
rangkap dua dan berpori, sedangkan pada sel prokariotik
inti tidak memiliki membran. Di dalam inti didapati cairan
yang disebut nukleoplasma, kromosom yang umumnya
berupa benang kromatin, dan anak inti (nukleolus) yang
merupakan tempat pembentukan asam ribonukleat (ARN).
b. Retikulum Endoplasma

Organel ini berupa sistem membran yang berlipat-


lipat, menghubungkan antara membran sel dengan
membran inti, dan berperan dalam proses transpor zat intra
sel. Ada dua macam RE yaitu RE halus dan RE kasar yang
permukaannya ditempeli banyak ribosom.
c. Ribosom

Ribosom berfungsi sebagai tempatsintesis


protein dan merupakan contoh organel yang tidak
bermembran. Organel ini terutama disusun oleh asam

6
ribonukleat, dan terdapat bebas dalam sitoplasma maupun
melekat pada RE.

d. Badan Golgi

Organel ini berbentuk seperti kantong pipih,


berfungsi dalam proses sekresi lendir, glikoprotein,
karbohidrat, lemak, atau enzim, serta berfungsi membentuk
lisosom. Karena fungsinya dalam hal sekresi, maka badan
golgi banyak ditemui pada sel-sel penyusun kelenjar.
e. Lisosom

Berbentuk kantong-kantong kecil dan umumnya


berisi enzim pencernaan (hidrolisis) yang berfungsi dalam
peristiwa pencernaan intra sel. Sehubungan dengan bahan
yang dikandungnya lisosom memiliki peran dalam
peristiwa:
1) pencernaan intrasel: mencerna materi yang
diambil secara fagositosis
2) eksositosis :pembebasan sekrit keluar sel

7
3) autofagi : penghancuran organel sel yang
sudah rusak
4) autolisis : penghancuran diri sel dengan cara
melepaskan enzim pencerna dari dalam
lisosom ke dalam sel. Contoh peristiwa ini
adalah proses kematian sel secara sistematis
saat pembentukan jari tangan, atau hilangnya
ekor berudu yang mulai beranjak dewasa.
f. Mitokondria

Mitokondria adalah organel yang berfungsi sebagai


tempat respirasi aerob untuk pembentukan ATP sebagai
sumber energi sel. Organel yang hanya dimiliki oleh sel
aerob ini memiliki dua lapis membran. Membran bagian
dalam berlipat-lipat dan disebut krista, berfungsi
memperluas permukaan sehingga proses pengikatan
oksigen dalam respirasi sel berlangsung lebih efektif.
Bagian yang terletak diantara membran krista berisi cairan
yang disebut matriks banyak mengandung enzim
pernafasan atau sitokrom.

8
g. Mikrotubulus dan Mikrofilamen (Sitoskeleton)

Mikrotubulus berbentuk seperti benang silindris,


disusun oleh protein yang disebut tubulin. Sifat
mikrotubulus kaku sehingga diperkirakan berfungsi sebagai
‘kerangka’ sel karena berfungsi melindungi dan memberi
bentuk sel. Mikrotubulus juga berperan dalam
pembentukan sentriol, silia, maupun flagela.
Mikrofilamen mirip seperti mikrotubulus, tetapi
diameternya lebih kecil. Bahan yang membentuk
mikrofilamen adalah aktin dan miosin seperti yang terdapat
pada otot. Dari hasil penelitian diketahui ternyata
mikrofilamen berperan dalam proses pergerakan sel,
endositosis, dan eksositosis. Gerakan Amuba merupakan
contoh peran dari mikrofilamen.
h. Sentrosom

Sentrosom merupakan organel yang disusun oleh


dua sentriole. Sentriole berbentuk seperti tabung dan
disusun oleh mikrotubulus yang terdiri atas 9 triplet,
terletak di dekat salah satu kutub inti sel. Sentriole ini

9
berperan dalam proses pembelahan sel dengan membentuk
benang spindel. Benang spindel inilah yang akan menarik
kromosom menuju ke kutub sel yang berlawanan.
i. Vakuola

Merupakan rongga yang terbentuk di dalam sel, dan


dibatasi membran yang disebut tonoplas. Pada tumbuhan
vakuola berukuran sangat besar dan umumnya
termodifikasi sehingga berisi alkaloid, pigmen anthosianin,
tempat penimbunan sisa metabolisme, ataupun tempat
penyimpanan zat makanan. Pada sel hewan vakuolanya
kecil atau tidak ada, kecuali hewan bersel satu. Pada hewan
bersel satu terdapat dua jenis vakuola yaitu vakuola
makanan yang berfungsi dalam pencernaan intrasel dan
vakuola kontraktil yang berfungsi sebagai osmoregulator.
j. Plastida

10
Merupakan organel yang umumnya berisi pigmen.
Plastida yang berisi pigmen klorofil disebut kloroplas,
berfungsi sebagai organel utama penyelenggara proses
fotosintesis. Kromoplas adalah plastida yang berisi pigmen
selain klorofil, misalkan karoten, xantofil, fikoerithrin, atau
fikosantin, dan memberikan warna pada mahkota bunga
atau warna pada alga. Plastida yang tidak berwarna disebut
leukoplas, termodifikasi sedemikian rupa sehingga berisi
bahan organik. Ada beberapa macam leukoplas berdasar
bahan yang dikandungnya: amiloplas berisi amilum,
elaioplas (lipoplas) berisi lemak, dan proteoplas berisi
protein.
k. Peroksisom atau Badan Mikro

Peroksisom merupakan kantong kecil yang berisi


enzim katalase, berfungsi menguraikan peroksida (H2O2)
yang merupakan sisa metabolisme yang bersifat toksik
menjadi air dan oksigen. Organel ini banyak ditemui pada
sel hati. Glioksisom adalah badan mikro pada tumbuhan,
berperan dalam proses pengubahan senyawa lemak menjadi
sukrosa.

11
B. Kode Genetik
1. Pengertian Kode Genetik
Genetika adalah ilmu yang mempelajari pewarisan sifat dari induk
kepada keturunannya. Gregor Johann mendel (1822-1884), seorang
biarawan disebuah biara di Brunn, Austria menyilangkan kacang ercis
(Pisum sativum), kemudian hasil persilangan ditanam dan di amati,
mendel melakukannya selama 12 tahun.
Dalam percobaannya Mendel melakukan perkawinan silang
dengan menyerbukkan sendiri antara dua varietas ercis yang berbeda
sebagai induk-induknya. Turunan hasil perkawinan silang ini disebut
hybrid, sedangkan prosesnya hibridisasi.
Dari hasil percobaan yang diperolehnya, Mendel menyusun
beberapa hipotesis, yaitu :
1. Setiap sifat pada organisme dikendalikan oleh satu pasang
faktor keturunan, satu dari induk jantan dan satu induk
betina.
2. Setiap pasang faktor keturunan menunjukkan bentuk
alternative sesamanya, misalnya tinggi atau rendah, bulat
atau keriput, kuning atau hijau. Kedua bentuk alternative ini
disebut alel.
3. Bila pasangan faktor itu terdapat bersama-sama dalam satu
tanaman, faktor dominasi akan menutup faktor resesif.
4. Pada waktu pembentukan gamet, pasangan faktor atau
masing-masing alel akan memisah secara bebas.
5. Individu murni mempunyai alel sama, yaitu dominan saja
atau resesif saja.
a. Hukum Mendel I
Hukum Mendel I dikenal juga dengan Hukum Segregasi
menyatakan: ‘pada pembentukan gamet kedua gen yang merupakan
pasangan akan dipisahkan dalam dua sel anak’. Hukum ini berlaku untuk
persilangan monohibrid (persilangan dengan satu sifat beda).

12
Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:
1) Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada
karakter turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel;
alel resisif (tidak selalu nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf
kecil, misalnya w dalam gambar di sebelah), dan alel dominan
(nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R).
2) Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan
(misalnya ww dalam gambar di sebelah) dan satu dari tetua betina
(misalnya RR dalam gambar di bawah ini).
3) Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda, alel
dominan akan selalu terekspresikan (nampak secara visual dari
luar). Alel resesif yang tidak selalu terekspresikan, tetap akan
diwariskan pada gamet yang dibentuk pada turunannya.
b. Hukum Mendel II
Hukum Mendel 2 dikenal juga sebagai Hukum Asortasi atau
Hukum Berpasangan Secara Bebas. Menurut hukum ini, setiap gen/sifat
dapat berpasangan secara bebas dengan gen/sifat lain. Meskipun demikian,
gen untuk satu sifat tidak berpengaruh pada gen untuk sifat yang lain yang
bukan termasuk alelnya.
Hukum Mendel 2 ini dapat dijelaskan melalui persilangan
dihibrida, yaitu persilangan dengan dua sifat beda, dengan dua alel
berbeda. Misalnya, bentuk biji (bulat+keriput) dan warna biji
(kuning+hijau). Pada persilangan antara tanaman biji bulat warna kuning
dengan biji keriput warna hijau diperoleh keturunan biji bulat warna
kuning. Karena setiap gen dapat berpasangan secara bebas maka hasil
persilangan antara F1 diperoleh tanaman bulat kuning, keriput kuning,
bulat hijau dan keriput hijau.
Hukum Memdel 2 ini hanya berlaku untuk gen yang letaknya
berjauhan. Jika kedua gen itu letaknya berdekatan hukum ini tidak berlaku.
Hukum Mendel 2 ini juga tidak berlaku untuk persilangan monohibrid.
Perhatikan analisis papan catur di bawah ini tentang persilangan
buncis dengan dua sifat beda (dihibrida).

13
Buncis biji bulat warna kuning disilangkan dengan biji keriput warna hijau.
Keturunan pertama semuanya berbiji bulat warna kuning.
Artinya, sifat bulat dominan terhadap sifat keriput dan kuning dominan terhadap
warna hijau. Persilangan antar F1 mengasilkan keturunan kedua (F2) sebagai
berikut: 315 tanaman bulat kuning, 101 tanaman keriput kuning, 108 tanaman
bulat hijau dan 32 keriput hijau. Jika diperhatikan, perbandingan antara tanaman
bulat kuning : keriput kuning : bulat hijau : keriput hijau adalah mendekati
9:3:3:1.
(Bulat Kuning) (Keriput Hijau)
P: BBKK X bbkk
F1 : BbKk (bulat, kuning)

(Bulat Kuning (Bulat Kuning)


F1 X F1 : BbKk X BbKk

Gamet : BK, Bk, bK, bk BK, Bk, bK, bk


Gamet-gamet ini dapat berpasangan secara bebas (Hukum Mendel 2) sehingga F2
dapat digambarkan sebagai berikut:

Gamet BK Bk bK bk

BBKK BBKk BbKK BbKk


BK
1 2 3 4

BBKk BBkk BbKk Bbkk


Bk
5 6 7 8

BbKK BbKk bbKK bbKk


bK
9 10 11 12

BbKk Bbkk bbKk bbkk


bk
13 14 15 16

14
Keterangan:
bulat kuning 1,2,3,4,5,7,9,10,13
keriput kuning 11,12,15
bulat hijau 6,8,14
keriput hijau 16

Tanaman bulat kuning jumlah 9.


Tanaman bulat hijau jumlah 3.
Tanaman keriput kuning jumlah 3.
Tanaman keriput hijau pada jumlah 1.

Jadi, perbandingan homozigot terdapat pada kotak nomor 1,6,11 dan 16


sedangkan lainnya heterozigot.Bastar konstan atau individu baru terdapat pada
kotak nomor 6 dan 11. Bastar konstan adalah keturunan homozigot yang memiliki
sifat baru (berbeda dengan kedua induknya), sehingga dalam persilangan antar
sesamanya tidak memisah, konstan.
2. Hereditas Mamire
Hereditas mamire adalah pewarisan watak dari induk ke
keturunanya secara biologis melalui gen (DNA).
a. Dasar - Dasar Genetika
Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat keturunan (hereditas)
serta segala seluk beluknya secara ilmiah. Orang yang dianggap sebagai
"Bapak Genetika" adalah JOHAN GREGOR MENDEL. Orang yang
pertama mempelajari sifat-sifat menurun yang diwariskan dari sel sperma
adalah HAECKEL (1868). Blendel mempelajari hereditas pada tanaman
kacang ercis (Pisum sativum) dengan alasan:
1) Memiliki pasangan - pasangan sifat yang menyolok.
2) Biasanya melakukan penyerbukan sendiri (Self polination).
3) Dapat dengan mudah diadakan penyerbukan silang.

15
4) Segera menghasilkan keturunan. Galur murni adalah vanetas yang terdiri
dari genotip yang homozigot. Simbol "F" (= Filium) menyatakan turunan,
sedang simbol "P" (=Parentum) menyatakan induk. HIBRIDA (BASTAR)
adalah keturunan dari penyerbukan silang dengan sifat-sifat beda, jika satu
sifat beda disebut MONOHIBRIDA, jika 2 sifat beda disebut DIHIBRIDA
dan seterusnya. DOMINAN adalah sifat-sifat yang tampak (manifes) pada
keturunan. RESESIF adalah sifat-sifat yang tidak muncul pada keturunan.
b. DNA
DNA merupakan materi yang membentuk kromosom-kromosom dan
juga merupakan informasi genetik yang tersimpan dalam tubuh makhluk
hidup. Informasi genetik ini pada dasarnya merupakan kumpulan
instruksi/perintah yang mengatur sel untuk bisa melakukan hal-hal
tertentu. DNA singkatan dari deoxyribonucleic acid, atau dalam Bahasa
Indonesia disebut dengan Asam Deoksiribosa Nukleat atau ADN. Kata
deoxyrybo mengacu pada nama gula yang terkandung dalam DNA, yaitu
deoxyrybose (deoksiribosa). Susunan kimia DNA adalah polimer berupa
rantai panjang dari nukleotida.
Perlu diingat bahwa satu nukleotida terdiri dari satu gugus fosfat, satu
komponen gula pentosa (5-karbon), dan satu basa nitrogen. Satu-satunya
pembeda tiap nukleotida ialah basa nitrogen. Hanya ada 4 kemungkinan
basa yang terdapat pada tiap satu nukloetida DNA, yaitu adenine (A),
guanine (G), thymine (T), atau cytosine (C). Variasi urutan dari keempat
basa-basa tersebut membentuk suatu kode genetik pada sel. Mungkin hal
ini dirasa aneh, hanya dengan 4 huruf yang terdapat pada DNA, suatu
informasi genetik yang berbeda-beda dapat diwariskan pada keturunan
makhluk hidup. Itu sebenarnya wajar saja, karena pada kromosom
terdapat berjuta-juta nukleotida, maka sangat banyak kombinasi yang
berbeda meskipun hanya berasal dari 4 huruf tersebut.
1) Struktur DNA
Menurut ilmuwan ternama James Watson dan Francis
Crick (1953) yang menemukan struktur dari DNA bukanlah bulat,
lonjong atau segitiga sama kaki. Tetapi DNA itu makromolekul
polinukleotida yang tersusun atas polimer nukleotida yang

16
berulang ulang, tersusun rangkap, membentuk DNA heliks ganda
(double helix) dan berpilin ke kanan.

STRUKTUR DNA
Gambar diatas menjelaskan bagaimana struktur dari DNA. Setiap nukleotida
yang menyusun DNA terdiri atas :
 Gula 5 karbon ( 2 deoksiribosa ): Basa nitrogen yang terdiri dari golongan
purin yaitu adenine (A) dan guanine (G) serta golongan pirimidin yaitu
cytosine (C) dan thymine (T).
 Gugus Fosfat: Baik purin atau pirimidin yang berikatan dengan
deoksiribosa membentuk suatu molekul yang dinamakan nukleosida atau
deoksiribonukleosida yang merupakan precursor elementer untuk sintesis
DNA.

17
SUSUNAN BASA NITROGEN DNA

Keempat basa nitrogen nukleotida di dalam DNA tidak berjumlah sama


rata. Persentase keempat basa nitrogen berbeda dari satu spesies dengan spesies
lainnya. Akan tetapi, pada setiap molekul DNA, jumlah adenine (A) selalu sama
dengan jumlah Timin (T). Begitu pula dengan Guanin (G) dan Sitosin (C).
Adenine (A) selalu berpasangan dengan Timin (T) dan sitosin (C) selalu
berpasangan dengan guanine (G) melalui ikatan hydrogen. Adenine dan timin
membentuk dua ikatan hydrogen (A=T) sedangkan sitosin dan guanine
membentuk 3 ikatan hydrogen (C ≡ T).
Jika kita perhatikan gambar diatas, dapat disimpulkan bahwa Adenin (A)
akan selalu berpasangan dengan Timin (T). Sedangkan Sitosin (C) selalu
berpasangan dengan Guanine (G). Basa-basa nitrogen ini diikat oleh basa
komplementer yang membentuk ikatan hydrogen dan mengikat kedua unsur DNA
heliks ganda secara bersamaan.
2) Fungsi DNA
Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya salah satu fungsi DNA yaitu
sebagai wadah atau tempat penyimpanan informasi genetic dari makhluk hidup.
Ternyata, selain fungsi tersebut, ada 3 fungsi lainnya yang terdapat pada DNA.
Diantaranya yaitu:

18
1. Sebagai Pembawa Informasi
DNA sebagai bentuk kimiawi gen merupakan pembawa informasi
genetic makhluk hidup seperti ciri dan sifat makhluk hidup. Contohnya
yaitu, kita membawa sifat dan cirri khas dari orang tua kita. Ciri dan
Sifat itu dapat berupa warna mata, warna kulit bentuk wajah dan
sebagainya. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, DNA tidak
hanya membawa sifat dan cirri dari orang tua kita. DNA juga dapat
menurunkan sifat dari generasi sebelum orang tua kita. Contohnya dari
kakek, paman, bibi bahkan kakek buyut kita. Asalkan memiliki
hubungan darah ada kemungkinan sifat itu diturunkan ke generasi
selanjutnya.
2. Duplikasi diri atau Replikasi DNA nenpunyai peran penting bagi DNA
untuk mewariskan sifat dari satu sel ke sel lainnya.
3. Gen-gen membawa informasi untuk membentuk protein tertentu.
Proses ini terjadi melalui mekanisme sintesis protein. Proses
pembentukan protein ini terjadi melalui proses transkripsi DNA
menjadi RNA dan translasi RNA membentuk rantai polipeptida.
3) Sifat DNA
Selain memiliki fungsi, DNA juga memiliki beberapa sifat diantaranya yaitu:
 Jumlah DNA konstan dalam setiap jenis sel dan spesies. Konstan
dalam artian tetap dan tidak berubah jumlahnya. Contohnya Jumlah
DNA pada kucing berbeda dengan jumlah DNA pada Anjing.
Begitupun dengan jumlah DNA pada manusia dan primate berbeda
jumlahnya.
 Kandungan DNA dalam sel bergantung pada sifat ploidi (genom) sel
atau jumlah kromosom di dalam sel.
 Bentuk DNA pada sel eukariotik adalah seperti benang dan tidak
bercabang, sedangkan
 DNA pada sel Prokariotik, mitokondria dan plastida berbentuk
sirkuler.

19
4) Proses Terbentuknya DNA
Proses terbentuknya DNA itu diawali dengan Replikasi DNA. Proses ini
memerlukan bahan baku deoksiribonukleatida, enzim dan nukleotida. Proses
replikasi DNA akan menghasilkan rantai DNA baru yang sama.
Replikasi diawali dengan terbukanya pilinan dan pemisahan rantai oleh
enzim helikase sehingga terbentuk dua pita tunggal. Kedua pita tersebut
berfungsi sebagai cetakan DNA baru dengan bantuan enzim polymerase.
Terdapat 3 hipotesis mengenai proses replikasi DNA, diantaranya yaitu:
1. KonservatifMenurut model replikasi konservatif, semua pita DNA
double helix berfungsi sebagai cetakan. Proses tersebut menghasilkan
sebuah pita DNA double helix baru.
2. Semikonservatif
Model ini menjelaskan, setelah pita terurai menjadi pita tunggal, setiap
pita berfungsi sebagai cetakan. Setiap pita tunggal membentuk pita
pasangannya sehingga terbentuk 2 pita double helix.
3. Pita spiral (double helix) terputus-putus
Kemudian potongan DNA tersebut membentuk dua pita baru.
Potongan DNA lama akan bersambungan dengan DNA baru pada
kedua pita double helix baru tersebut.

c. RNA
Seperti halnya DNA (asam deoksiribonukleat), RNA (asam
ribonukleat) juga merupakan asam nukleat (polinukleotida
yang terdiri dari unit-unit mononukleotida). Hanya saja berbeda

20
dengan DNA yang unit-unit pembangunnya dioksinukleotida
sehingga disebut untai ganda, RNA merupakan asam nukleat
untai tunggal yang terdiri dari unit-unit pembangun berupa
mononukleotida. Setiap nukleotida terdiri atas satu gugus
fosfat, satu gugus pentosa, dan satu gugus basa Nitrogen (N).
RNA merupakan hasil transkripsi dari suatu fragmen DNA,
sehingga kedudukan RNA ialah sebagai polimer dan jauh lebih
pendek dibanding DNA. Tidak seperti DNA yang biasanya
dijumpai di dalam inti sel, RNA kebanyakan berada di dalam
sitoplasma, khusunya di ribosom.
1) Struktur RNA
Sebagai asam nukleat, molekul RNA memiliki struktur
yang berbeda dengan DNA. RNA merupakan rantai tunggal
berbentuk pita dan tidak berpilin. Tiap rantai RNA
merupakan polinukleotida yang terdiri atas banyak
ribonukleotida. Tiap ribonukleotida terdiri dari 3 gugus
molekul, yaitu
1. Gugus pentosa (gula ribosa);
2. Gugus fosfat, dan
3. Basa nitrogen.
Basa nitrogen dibedakan menjadi dua jenis, diantaranya
meliputi:
 Basa purin yang susunannya sama seperti DNA,
terdiri dari Adenin (A) dan Guanin (G);
 Basa pirimidin yang berbeda dengan DNA yaitu
tersusun atas Sitosin (S) dan Urasi (U).

21
(Struktur RNA)
RNA memiliki berat molekul antara 25.000 sampai dengan
beberapa juta. Meskipun pada dasarnya, RNA berisi rantai polinukleotida
tunggal, tetapi rantai yang biasa terlipat membentuk daerah heliks
ganda yang mengandung pasangan basa A:U dan G:C.
Dengan adanya ikatan antara basa purin dan pirimidin dengan
gugus pentosa berupa gula ribosa terbentuklah nukleosida atau
ribonukleosida. Ribonukleosida yang berikatan dengan gugus fosfat
membentuk nukleotida atau ribonukleotida.

2) Fungsi dan Mekanisme Kerja RNA


Secara umum, RNA berfungsi sebagai penyimpan informasi.
Namun, peran utama RNA dan berlaku pada semua makhluk hidup ialah
sebagai perantara antara DNA dan protein dalam proses ekspresi genetik.
Dalam menjalankan peran tersebut, RNA diproduksi sebagai salinan kode
urutan basa nitrogen DNA dalam tahapan trankskripsi DNA. Kode urutan
basa ini tersusun dalam bentuk triplet (tiga urutan basa nitrogen), dikenal
dengan istilah kodon. Setiap kodon berelasi dengan satu asam amino,
monomer yang menyusun protein yang tujuannya yakni sebagai kode
untuk berhenti.

22
Jika ditinjau berdasarkan klasifikasi, setiap jenis RNA memiliki fungsi
yang lebih spesifik dengan mekanisme kerja yang berbeda dan saling
terkait. Adapun pembagiannya ada dua, yaitu:
1. RNA genetik
RNA genetik mengambil andil sebagaimana kerja DNA dan hanya
dimiliki oleh makhluk hidup tertentu yang tidak memiliki DNA, seperti
beberapa jenis virus. Di dalam sel inangnya, RNA yang terdapat pada
virus akan mengalami transkripsi balik menjadi kode genetik RNA-
DNA yang pada akhirnya membentuk DNA. Kemudian DNA virus
akan masuk ke nukleus inang dan menyisip kedalamya sehingga pada
awlanya akan merusak DNA inang dan membentuk mRNA. mRNA ini
akan mengalami translasi untuk menghasilkan protein selubung virus
sehingga terbentuklah virus-virus baru. Peran penting molekul ini ialah
membawa segala materi genetis, seperti yang dimiliki oleh DNA.
2. RNA non genetik
RNA non genetik merupakan molekul yang dimiliki oleh makhluk
hidup yang materi genetiknya diatur oleh DNA.Makhluk hidup
golongan ini didalam selnya memiliki DNA dan RNA. Dengan kata
lain, perannya bukanlah seperti DNA.
Berdasarkan letak dan fungsinya dalam sintesis protein, RNA
dibedakan atas messenger RNA (mR A), transfer RNA (tR A), dan
ribosom RNA (rR A).
 Messenger RNA (mRNA) atau disebut juga RNA duta,
merupakan RNA terbesar dan terpanjang. RNA ini membentuk
pita panjang dan berfungsi sebagai pola cetakan pembentuk
polipeptida. Oleh karena itu, RNA ini disebut juga kodon
karena merupakan hasil transkripsi DNA di dalam inti sel.
 Transfer RNA (tRNA) merupakan RNA pendek yang
bertindak sebagai penerjemah kodon dari mRNA sehingga
disebut juga antikodon. RNA ini berfungsi juga mengikat
asam-asam amino yang akan disusun menjadi pita polipeptida

23
di ribosom. Sisi anti kodon tRNA akan berhubungan dengan
kodon mRNA.
 Ribosom RNA (rRNA) merupakan RNA yang terdapat di
dalam ribosom. RNA ini berupa pita tunggal tidak bercabang
dan fleksibel. Hingga kini fungsi rRNA belum banyak
diketahui, namun diduga berkaitan dengan sintesis protein.
3) Proses Terbentuknya RNA
Proses pembentukan RNA berkaitan erat dengan fungsi DNA. Seperti
pembahasan kita sebelumya mengenai definisi RNA yang merupakan hasil
transkripsi dari suatu fragmen DNA. Dengan kata lain, DNA berperan
penting dalam tahapan pembentukan RNA dengan membawa informasi
genetik berupa berupa kode-kode sandi atau genetik pada untai ganda DNA
untuk dicetak membentuk RNA. Adapun proses pembentukan RNA terdiri
dari dua tahapan dngan bantuan enzim RNA polymerase (RNAp). Enzim ini
mempercepat proses pembentukan RNA.

Tabel Perbedaan antara DNA dan RNA

d. Sintesis Profens
Sintesis protein merupakan sebuah proses dimana asam amino dalam suatu
linear diatur menjadi protein. Dalam proses ini melibatkan peran RNA ribosom,

24
RNA transfer, RNA hingga berbagai enzim. Dapat dikatakan pula bahwa sintesis
protein ini merupakan sebuah proses dari sel-sel individu yang menyusun suatu
protein. Dengan asam deoksiribonykleat atau DNA dan semua jenis dari RNA ini
akan menyatu pada proses tersebut. Di samping itu, enzim di dalam inti sel juga
akan memulai suatu proses sintesis protein dengan menggunakan pembukaan
terlebih dahulu. Akibatnya pada DNA dengan titik yang digunakan ini akan
mempengaruhi proses terciptanya RNA.

Bahwasannya, bentuk RNA yang dikenal sebagai salinan satu rantai DNA ini
akan dikirim melalui sisi lain untuk membantu dan mempermudah proses
pembawaan secara bersama-sama dengan asam amino. Dari proses ini nantinya
akan menciptakan suatu protein yang diproses secara kimia dan mekanik di dalam
sel.

C. Hormon-Hormon Yang Berhubungan Dengan Gametogenesis Dan Fungsi


Reproduksi
Gametogenesis proses perkembangan germ cell (sel benih) menjadi
gamet. Gamet pada laki-laki adalah spermatozoa dan gamet pada perempuan
adalah ovum. Gametogenesis ada 2 macam: spermatogenesis dan oogenesis

25
1. Macam-Macam Hormon Yang Mempengaruhi Gametogenesis
a. Hormon Pada Hipofisis
Terdapat dua lobus anterior dan posterior, lobus anterior
menyekresi hormon gonadotropin yang terdiri atas :
1) FSH (Folikel Stimulating hormone) / Hormon perangsang folikel
a) Dihasilkan oleh sel-sel basofilik (afinitas terhadap basofilik).
b) Mempengaruhi ovarium yang berkembang dan berfungsi saat
puberta.
c) Folikel primer yang mengandung oosit primer, oleh FSH
dikembangkan dari keadaan yang padat menjadi folikel yang
vesikule.
d) Selanjutnya folikel tersebut menyekresi hormon estrogen

2) LH (Liuteizing Hormon) / Hormon pelutein


a) Dihasilkan oleh sel-sel asidofik
b) Bersama FSH berfungsi mematangkan folikel dan sel telur serta
merangsang terjadinya ovulasi
c) Folikel yang telah terlepas ovum selama ovulasi disebut korpus
rubrum menjadi korpus luteum

b. Hormon Pada Ovarium


Terdiri dari estrogen dan progesteron. Estrogen
meningkatkan proliferasi dan pertumbuhan sel-sel spesifik pada
tubuh dan tanggung jawab pada perkembangan sifat seksual
sekunder wanita. Sebaliknya, progesteron hampir seluruhnya
bekaitan dengan dengan persiapan akhir uterus untuk kehamilan
dan kelenjar mamae untuk laktasi.
1) Estrogen
Estrogen (atau oestrogen) adalah sekelompok senyawa
stroid yang berfungsi terutama sebagai hormone seks wanita.
a) Pada fase pubertas mempengaruhi perkembangan tuba, dan
kelenjar mamae, serta perkembangan seks sekunder wanita

26
b) Pada fase proliferasi lapisan endometrium berkembang
lebih tebal lebih banyak kelenjar-kelenjar , pembuluh darah
arteri dan vena
2) Progesteron
Merupakan hormon dari golongan steroid yang
berpengaruh pada siklus menstruasi perempuan, kehamilan dan
embriogenesis.
a) Pada fase sekresi mempersiapkan endometrium mencapai
optimal. Kelenjar-kelenjar menyekkresi zat-zat yang
berguna untuk makanan dan untuk proteksi terhadap embrio
yang akan berimplementas
b) Pembuluh darah lebih panjang dan lebar
c. Hormon Pada Plasenta
Plasenta merupakan jaringan yang menghubungkan ibu dengan
bayi di dalam rahim. Plasenta menghasilkan beberapa hormone,
yaitu:
a) Gonadotropin korion yang berfungsi memeningkatkan
Pertumbuhan korpus luteum serta sekresi estrogen dan
progesterone oleh korpus luteum
b) Estrogen yang berfungsi meningkatkan pertumbuhan organ
kelamin ibu dan jaringan janin.
c) Progesteron berfungsi meningkatkan perkembangan jaringan
dan organ janin
d) Somatotropin yang berfungsi meningkatkan pertumbuhan
jaringan janin serta membantu perkembangan payudara ibu.
Estrogen dan progesteron berfungsi guna mencegah
pembentukan FSH dan LH. Dengan demikian, kedua hormon
ini dapat mempertahankan kehamilan.

2. Fungsi Hormon Terhadap Alat Reproduksi


1) FSH (Follicle Stimulating Hormone), yaitu hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Hormon FSH ini berfungsi

27
dalam proses pembentukan dan pematangan spermatozoa yang
dikenal sebagai spermatogenesis dan ovum yang dikenal sebagai
oogenesis. Di samping itu, FSH juga merangsang produksi hormon
testoseron pada pria dan estrogen pada wanita.
2) LH (Luteinizing Hormone). Hormon ini juga dihasilkan oleh
kelenjar hipofisis. Hormon ini dapat merangsang proses
pembentukan badan kuning atau korpus luteum di dalam ovarium,
setelah terjadi poses ovulasi (pelepasan sel telur).
3) Testoseron, yaitu hormon yang dihasilkan testis dan berperan
dalam spermatogenesis dan penampakan ciri-ciri kelamin sekunder
pada pria.
4) Estrogen. Hormon ini dihasilkan oleh folikel graaf di dalam
ovarium. Hormon ini berperan alam oogenesis dan penampakan
ciri-ciri kelamin sekunder pada wanita. Di samping itu, hormon ini
juga berperan untuk merangsang produksi LH dan menghambat
produksi FSH.
5) Progesteron. Hormon ini dihasilkan oleh badan kuning atau korpus
luteum di dalam ovarium. Berperan dalam proses pembentukan
lapisan endometrium pada dinding rahim untuk menerima ovum
yang telah dibuahi. Pada saat terjadi kehamilan, progesteron
bersama-sama dengan hormon estrogen menjaga agar endometrium
tetap mengalami pertumbuhan, membentuk plasenta, menahan agar
otot uterus tidak berkontraksi, dan merangsang kelenjar susu
memproduksi ASI.

28
Hormon-hormon kelamin yang berperan terhadap perkembangan organ-organ
kelamin, yaitu FSH (Follicle Stimulating Hormone), LH (Luteinizing
Hormone), testoteron, estrogen, progesteron, oksitosin, relaksin, dan laktogen
(prolaktin)

6) Oksitosin. Hormon ini dihasilkan oleh hipofisis. Peranannya, yaitu pada proses
kelahiran, untuk merangsang kontraksi awal dari otot uterus.
7) Relaksin. Hormon ini dihasilkan oleh plasenta, berperan untuk merangsang
relaksasi ligamen pelvis pada proses kelahiran.
8) Laktogen, dihasilkan oleh kelenjar hipofisis yang bersama-sama dengan
progesteron merangsang pembentukan air susu.

29
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sel adalah fungsional kehidupan yang merupakan makhluk hidup ataupun
penyusun atas proflasma yang diselubugi oleh membran tipis dan mampu
memperbanyak diri baik secara seksual ataupun lain sehingga membentuk sel
anakan baik identik ataupun tidak.
Kode genetik adalah: urutan basa nukleotida dalam asam nukleat (DNA
dan RNA) yang mengkode rantai asam amino dalam protein. DNA terdiri dari
empat basa nukleotida : adenin(A),guanin(G) sitosin(C) dan timin (T). RNA
mengandung nukleutida adenin, guanin,sitosin dan urasil (U).
Bagian-bagian hormon
1. FSH(Folicle Stimulating Hormone).
2. 2.LH (Lutenizing hormone)
3. Testoseron
4. Estrogen
5. Progesteron
6. Oksitosin
7. Relaksin
8. Laktogen

B. Saran
kita sebagai tenaga kesehatan harus dapat memberikan asuhan kepada
kelayen baik dalam pemenuhan kebutuhan,pemeriksaan fisik serta asuhan

kehilangan dan menghadapi kematian.

30
DAFTAR PUSTAKA

234567890

WERTYUI;’CVBNM,.

31

Anda mungkin juga menyukai