Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PEMBAHASAN

Asuhan Pada Ibu Masa Nifas dan Menyusui dengan Menerapkan Dasar – Dasar
Komunikasi:
A. Pengkajian Fisik dan Psikologis
1. Pengkajian Riwayat Kesehatan Ibu
a. Riwayat kesehatan yang lalu
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
riwayat atau penyakit akut, kronis seperti : Jantung, DM,
Hipertensi, Asma yang dapat mempengaruhi pada masa nifas ini.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan
masa nifas dan bayinya.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien
dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang
menyertainya. Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit
yang diturunkan secara genetika, menular, kelainan congenital atau
gangguan kejiwaan yang pernah diderita oleh keluarga.
d. Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan
kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama
menggunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah masa nifas ini
dan beralih ke kontrasepsi apa.
e. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari:
1) Nutrisi
Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi,
banyaknya, jenis makanan, makanan pantangan.
2) Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang

1
air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau
serta kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna,
jumlah.
3) Istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam
pasien tidur, kebiasaan sebelum tidur misalnya membaca,
mendengarkan musik, kebiasaan mengkonsumsi obat tidur,
kebiasaan tidur siang, penggunaan waktu luang. Istirahat
sangat penting bagi ibu masa nifas karena dengan istirahat
yang cukup dapat mempercepat penyembuhan.
4) Personal hygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga
kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalia, karena
pada masa nifas masih mengeluarkan lochea.
5) Aktivitas
Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari-hari. Pada
pola ini perlu dikaji pengaruh aktivitas terhadap
kesehatannya. Mobilisasi sedini mungkin dapat
mempercepat proses pengembalian alat – alat reproduksi.
6) Rekreasi dan hiburan
situasi atau tempat yang menyenangkan, kegiatan yang
membuat fresh dan rilaks.
7) Seksual
 Bagaiman pola interaksi dan hubungan dengan
pasangan meliputi frekuensi koitus atau hubungan
intim, pengetahuan pasangan tentang seks,
keyakinan, kesulitan melakukan seks, continuitas
hubungan seksual.
 Pengetahuan pasangan kapan dimulai hubungan
intercourse pasca partum (dapat dilakukan setelah
luka episiotomy membaik dan lochea berhenti,
biasanya pada akhir minggu ke 3). Bagaiman cara
memulai hubungan seksual berdasarkan

2
pengalamannya, nilai yang dianut, fantasi dan
emosi, apakah dimulai dengan bercumbu,
berciuman, ketawa, gestures, mannerism, dress,
suara.
 Pada saat berhubungan seks apakah menggunakan
lubrikasi untuk kenyamanan. Pada saat koitis,
kedalaman penetrasi penis. Perasaan ibu saat
menyusui apakah memberikan kepuasan seksual.
Faktor-faktor pengganggu ekspresi seksual : bayi
menangis, perubahan mood ibu, gangguan tidur,
frustasi yang disebabkan penurunan libido.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : tingkat energy, self esteem, tingkat kesadaran.
b. BB, TB, LiLA, tanda vital normal (RR konsisten, nadi cenderung
bradi cardy, suhu 36,2-38, respirasi 16-24).
c. Kepala : rambut, wajah, mata (konjungtiva), hidung, mulut, fungsi
pengecapan, pendengaran dan leher.
d. Breast : pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan
areola dan putting susu, stimulation nipple ereksi, kepenuhan atau
pembengkakan, benjolan, nyeri, produksi laktasi/kolostrum,
perabaann pembesaran kelenjar getah bening ketiak.
e. Abdomen : teraba lembut, tekstur kenyal, musculus rektus
abdominalis utuuh (intact) atau terdapat diastasis, distensi, striae,
TFU, konsistensi (keras. lunak), kontraksi uterus, nyeri, perabaan
distensi blass.
f. Anogenital :Lihat struktur, regangan, oedem vagina, keadaan liang
vagina (licin, kendur/lemah) adakah hematom, nyeri, tegang.
Perineum : keadaan luka episiotomy, oedem, kemerahan, eritema,
drainase. Lovhea (warna, jumlah, bau, bekuan darah atau
konsiistensi, 1-3 hari rubra, 4-10 hhari serosa, >10 hari alba), anus :
hemoroid dan thrombosis pada anus.
g. Muskoloskeletal : tanda human, edema, tekstur kulit, nyeri bila
dipalpasi, kekuatan otot.

3
Pemeriksaan Penunjang

a. Darah : Hemoglobin dan Hematokrit 12-24 jam post partum


(jika Hb <10 gr% di butuhkan Fe), eritrosit, leukosit, trombosit.
b. Klien dengan douer kateter diperlukan kultur urine.
B. Pengkajian Psikologis
Mengetahui keadaan psikologis ibu postpartum,bagaimana respon ibu
terhadap kelahiran anaknya, dapatkah ibu segera beradaptasi terhadap peran
barunya , bagaimana komunikasi dan interaksi ibu dengan suami dan anggota
keluarga, adakah gangguan yang terjadi pada psikologinya, misalnya stress,
insomnia dan beberapa tanda atau gejala yang akan menjurus kearah postpartum
blues atau bahkan depression postpartum.
C. Pengkajian Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan pada Masa Nifas
Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu tentang perawatan terhadap
dirinya sendiri serta bayinya setelah melahirkan sehingga akan menguntungkan
selama masa nifas. Mengkaji pengetahuan ibu tentang tanda-tanda bahaya selama
masa nifas ,misalnya perdarahan pada masa nifas, tanda dan gejala infeksi,
kemungkinan adanya reaksi terhadap pengobatan yang diberikan, gangguan
perasaan (Baby Blues dan Depression Postpartum).
Mengkaji pengetahuan ibu tentang perawatan payudara serta pemberian ASI
Ekslusif dan cara menyusui bayi yang benar, gizi yang diperlukan selama masa
nifas, kapan boleh dilakukannya hubungan seksual. Membekali ibu cara
perawatan bayinya , terutama perawatan tali pusat Dan juga membekali ibu cara
perawatan bayinya sehari-hari.
Apabila dalam pengkajian tersebut masih ditemukan kekurangan,maka bidan
harus memberikan KIE lagi untuk ibu tersebut agar dapat mengerti betul tentang
perawatan terhadap dirinya sendiri serta banyinya dan beberapa hal-hal penting
lainnya yang sangat penting untuk diketahui ibu pada masa nifas.Hal tersebut
untuk sedikit membantu mencegah kegawatan yang mungkin akan terjadi pada ibu
nifas dan bayinya.
D. Interpretasi Data : Diagnosa / Masalah Aktual
1. Masalah Nyeri
Gangguan rasa nyeri pada masa nifas banyak dialami meskipun pada
persalinan normal tanpa komplikasi. Hal tersebut menimbulkan tidak

4
nyaman pada ib, ibu diharapkan dapat mengatasi gangguan ini dan
memberi kenyamanan pada ibu. Gangguan rasa nyeri yang dialami ibu
antara lain :
a. After pains / keram perut. Hal ini disebabkan konktraksi dalam
relaksasi yang terus menerus pada uterus. Banyak terjadi pada
multipara. Anjurkan untuk meengosongkan kandung kemih,
tidur tengkurap dengan bantal dibawah perut bila perlu beri
analgestik.
b. Pembengkakan payudara.
c. Nyeri perineum.
d. Konstipasi.
e. Haemoroid.
f. Diuresis.
2. Masalah Infeksi
Infeksi nifas merupakan salah satu penyebab kematian ibu,
infeksi yang mungkin terjadi adalah infeksi saluran kencing, infeksi
pada genitalia, infeksi payudara, infeksi saluran pernafasan. Beberapa
bakteri dapat menyebabkan infeksi pasca persalinan. Infeksi masa nifas
merupakan penyebab tertinggi angka kematian ibu. Infeksi alat genital
merupakan komplikasi masa nifas. Infeksi yang meluas kesaluran
urinaria dan pembedahan merupakan penyebab terjadinya AKI tinggi.
Gejala umum infeksi dapat dilihat dari suhu pembengkakan taki kardia
dan malaise. Gejala lokal berupa uterus lembek, kemerahan, rasa nyeri
pada payudara atau adanya disuria. Ibu berisiko infeksi postpartum
karena adanya pelepasan plsenta, laserasi pada saluran genital
termasuk episiotomi. Penkyebab infeksi adalah bakteri endogen dan
eksogen.Masalah infeksi terbagi atas beberapa macam yaitu:
a. Infeksi genital
Ibu beresiko mengalami infeksi postpartum karena adanya luka
pada area pelepasan plasenta,laserasi pada saluran genital dan
episiotomi pada perineum penyebab infeksi adalah bakteri
endogen dan eksogen faktor predisposisi infeksi meliputi
nutrisi yang buruk defisiensi zat besi , persalinan lama , ruftur
membran episiotomi atau sexio sesarea .

5
Gejala klinis endometritis tampak pada hari ketiga postpartum
disertai suhu yang mencapai 39 c, sakit kepala , kadang dapat
uterus yang lembek. Untuk itu , ibu harus diisolasi. Infeksi
genital dapat di cegah dengan menjaga kebersihan di daerah
vulva, vagina dan perineum. Pembalut harus diganti dengan
teratur dan sering. Hal ini untuk menghindari gesekan antara
anus dan vulva ketika mengangkat pembalut karna dapat
memindahkan organisme dari anus sehingga mengontaminasi
vulva dan perenium ketika melepaskan pembalut harus dari
arah depan ke belakang
b. Infeksi saluran kemih
Dapat terjadi karena kurang menjaga kebersihan dan lebih
sering lterjadi jika terdapat retensi urine kurangnya asupan
cairan dan latihan. Ibu dianjurkan untuk menjaga kebersihan
vulva, tidak menahan kencing minum lebih banyak, melakukan
latihan dan menghindari konstipasi
c. Infeksi saluran pernafasan atas
Bidan yang sedang flu berat seharusnya tidak dekat ibu dan
bayi atau menggunakan masker.jika berada di dekat mereka
sehingga tidak terjadi infeksi silang. Demikian juga dengan
anggota keluarga yang sedang sakit
d. Infeksi payudara
Infeksi payudara seperti mastitis dan abses dapat terjadi karena
manajemen laktasi yang tidak benar yang dapat menyebabkan
trauma pada puting sehingga merupakan tempat masuknya
kuman pathogen. Hal ini dapat di cegah dengan manajemen
laktasi yang benar dan menyusui bayi nya on demand.
3. Masalah Cemas, Perawatan Perneum, Payudara ASI Ekslusif
a. Masala Cemas
Rasa cemas sering timbul pada ibu masa nifas karna perubahan
fisik dan emosi masih menyesuaikan diri dengan kehadiran bayi.
Pada periode ini tersebut” masa krisis”karena memerlukan banyak
perubahan perilaku,nilai peran. Tingkat kecemasan akan berbeda
antara satu dengan yang lain. Bidan harus bersikap empati dalam

6
memberikan support mental pada ibu untuk mengatasi kecemasan.
Ingat ASKEB yang holistic tidak hanya berfokus pada kebutuhan
fisik saja yapi juga psikis. Bagaimanapun juga keadaan psikis akan
mempengaruhi kondisi fisik ibu. Atasi kecemasan dengan
mendorong ibu untuk mengungkapkan perasaannya,libatkan suami
dan keluarga untuk member dukungan dan beri PENKES sesuai
kebutuhan sehingga dapat membangun kepercayaan diri dalam
berperan sebagai ibu.
Bidan harus dapat menjelaskan pada ibu dan suaminya tentang
bagaimana mengatasi rasa cemas selama masa nifas :
1) Bidan dapat memperhatikan dan memberi ucapan
selamat atas nkehadiran bayinya yang dapat member
perasaan senang pada ibu
2) Dalam memberi dukungan bidan dapat melibatkan
suami,keluarga dan teman dalam merawat bayi-nya
sehingga beban ibu berkurang. Hal ini akan
menciptakan hubungan baik antara ibu dan keluarga,
ibu dan bidan atau bidan dan keluarga-nya.
3) Bidan dapat member informasi atau konseling
memngenai kebutuhan ibu selama periode ini. Sehingga
membangun kepercayaan diri ibu dalam perannya
sebagai ibu.
4) Bidan dapat mendukung PENKES termasuk pendidikan
dalam perannya sebagai ibu.
5) Bidan dapat membantu dalam hubungan ibu dan
bayinya serta menerima bayi dalam keluarganya.
6) Bidan juga dapat berperan sebagai teman bagi ibu dan
keluarga dalam member nasihat.
7)
8) Waspadai gejala depresi. Tanyakan pada ibu apa yang
ia rasakan serta apakah ia dapat makan dan tidur dengan
nyaman.

7
b. Perawatan Perineum
Bidan berperan menjelaskan pada ibu dan suaminya tentang
perawatan perineum selama masa nifas:
1) Anjurkan ibu untuk tidak menggunakan tampon pasca
partum kaerna resiko infeksi.
2) Jelaskan perkembangan perubahan lochea dari rubra ke
serosa hingga menjadi lochea alba.
3) Anjurkan ibu untuk menyimpan dan melaporkan
bekuan darah yang berlebihan serta pembalut yang
dipenuhi darah banyak.
4) Ajari ibu cara mengganti pembalut setiap kali berkemih
atau defekasi dan setelah mandi pancuran atau rendam.
5) Ibu dapat menggunakan kompres es segera mungkin
dengan menggunakan sarung tangan atau bungkus es
untuk mencegah edema.
6) Ajari ibu untuk menggunakan botol perineum yang diisi
air hangat.
7) Ajari penting nya membersihkan perineum dari arah
depan kea rah belakang untu mencegah kontaminasi.
8) Ajari langkah-langkah memberikan rasa nyaman pada
area hemorrhoid.
9) Jelaskan pentingnya mengosongkan kandung kemih
secara adekuat.
10) Identifikasi gejala ISK. Jelaskan pentingnya asupan
cairan adekuat setiap hari
c. Payudara
Pembengkakan payudara terjadi karena adanya gangguan antara
akumulasi air susu dan meningkatkan vaskularisasi dan kongesti.
Hal tersebut menyebabkan penyumbatan pada saluran limfa dan
vena. Terjadi pada hari ke 3 post partum baik pada ibu menyusui
maupun tidak menyusui dan berakhir kira-kira 24-28 jam.
Tanda dan gejala gangguan ini meliputi ibu merasa payudaranya
bengkak dan mengalami distensi, kulit payudara menjadi mengilat

8
dan merah payudara hangat jika disentuh, vena pada payudara
terlihat, payudara nyeri terasa keras dan penuh.
Payudara memiliki beberapa kelainan:
1) bendungan air susu
Selama 24 hingga 48 jam pertama sesudah terlihatnya
sekresi lacteal, payudar sering mengalami distensi
menjadi keras dan benjol. Keadaan ini yang disebut
dengan bendungan air susu atau caked breast, sering
menyebabkan rasa nyeri yang cukup hebat dan bias
disertai dengan kenaikan suhu. Kelainan tersebut
menggambarkan aliran vena normal yang berlebihan
dan pengembungan limpatik dalam payudara yang
merupakan prekusor regular untuk terjadinya laktasi.
Keadaan ini bukan merupakan over destensi system
lacteal oleh air susu
2) Mastitis
Inflamasi perinkimatosa gladula mamae merupakan
komplikasi antepartum yang jarang terjadi tetapi
kadang-kadang dijumpai pada masa nifas dan laktasi.
Gejala mastitis supuratif jarang terlihat sebelum akhir
minggu pertama masa nifas dan umumnya baru di
temukan setelah minggu ke 3 dan ke 4. Bendungan yang
mencolok biasanya mendahului inplamasi dengan
keluhan pertama nya berupa menggigil atau gejala tigor
yang sebenarnya yang sering di ikuti oleh kenaikan
suhu tubuh dan peningkatan frekwensi denyut nadi.
Payudara kemudian menjadi serta kemerahan dan
pasien mengeluarkan rasa nyeri.
d. ASI Ekslusif
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein laktosa dan
garam organic yang disekresi oleh kedia kelenjar payudara ibu dan
merupakan makanan terbaik untuk bayi. Selain memenuhi segala
kebutuhan makanan bayi baik gizi Imunologi atau lainnya
pemberian ASI memberikan kesempatan bagi ibu mencurah kan

9
cinta kasih serta perlindungan kepada anaknya. Fungsi ini mungkin
dapat di alihkan kepada ayah dan merupakan suatu kelebihan kaum
wanita ASI eksklusif di berikan sejak umur 0 hari sampai 6 bulan.
4. Gangguan Perkemihan
Pelvis renalis dan ureter, yang meregang dan dilatasi selama
kehamilan, kembali normal pada akhir minggu keempat pascapartum.
Segera setelah pascapartum kandung kemih,edema, mengalami
kongesti, dan hipotonik, yang dapat menyebabkan overdistensi,
pengosongan yang tidak lengkap, dan residu urine yang berlebihan
kecuali perawatan diberikan untuk memastikan berkemih secara
periodik. Uretra jarang mengalami obstruksi, tetapi mungkin tidak
dapat dihindari akibat persalinan lama dengan kepala janin dalam
panggul.
Efek persalinan pada kandung kemih dan uretra menghilang
dalam 24 jam pertama pascapartum, kecuali wanita mengalami infeksi
seluruh saluran kemih. Sekitar 40 % wanita pascapartum tidak
mengalami proteinuria nonpatologis sejak segera setelah melahirkan
hingga hari kedua pascapartum. Spesimen urine harus berupa urine
yang diambil bersih atau kateterisasi, karena kontaminasi lokia juga
akan menghasilkan preeklamsia.
Diuresis mulai segera setelah melahirkan dan berakhir hingga
hari kelima pascapartum. Produksi urine mungkin lebih dari 3000 ml
per hari. Diuresis adalah rute utama tubuh untuk membuang kelebihan
cairan intertisial dan kelebihan volume darah. Hal ini merupakan
penjelasan terhadap perpirasi yang cukup banyak yang dapat terjadi
selama hari – hari pertama pascapartum.
5. BAB
Defekasi atau buang air bersih harus ada dalam 3 hari
postpartum. Bila ada obstipasi dan timbul koprostase hingga skibala
tertimbun di rectum, mungkin akan terjadi febris.. Dengan
diadakannya mobilisasi sedini – dininya, tidak jarang maslah ini dapat
diatasi. Di tekankan bahwa wanita baru bersalin memang memerlukan
istirahat dalam berjam – jam pertama postpartum, akan tetapi jika
persalinan ibu serba normal tanpa kelainan, maka wanita yang baru

10
bersalin itu bukan seorang penderita dan hendaknya jangan dirawat
seperti seorang penderita.
6. Hubungan Seksual
Secara alami, sesudah melewati masa nifas kondisi organ
reproduksi ibu sudah kembali normal. Tetapi tak jarang masih
mengalami rasa sakit, ini disebabkan oleh proses pengembalian fungsi
tubuh belum berlangsung sempurna seperti fungsi pembasahan vagina
yang belum kembali seperti semula. Namun, bisa juga keluhan ini
disebabkan karna kram otot, infeksi atau luka jahitan pada perineum
yang masih dalam proses penyembuhan.
Rasa nyeri pada saat sanggama atau dyspareunia. Pada kasus
semacam ini ada beberapa kemungkinan yang bisa menjadi penyebab,
yaitu :
a. Terbentuknya jaringan baru pasca melahirkan karena proses
penyembuhan luka guntingan jalan lahir masih sensitif
sehingga kondisi alat reproduksi belum kembali seperti
semula.
b. Adanya infeksi, bisa disebabkan karena bakteri, virus, atau
jamur.
c. Adanya penyakit dalam kandungan (tumor, dll).
d. Konsumsi jamu. Jamu-jamu ini mengandung zat-zat yang
memiliki sifat astingents yang berakibat menghambat
produksi cairan pelumas pada vagina saat seorang wanita
terangsang seksual.
e. Faktor psikologis yaitu kecemasan yang berlebihan turut
berperan, seperti:
1) Kurang siap secara mental untuk berhubungan seks
(persepsi salah tentang seks, dll).
2) Adanya trauma masa lalu (fisik, seks).
3) Tipe kepribadian yang kurang fleksibel.
4) Komunikasi suami istri kurang baik .

Beberapa faktor lain diantaranya:

11
1) Beberapa wanita merasakan perannya sebagai orang tua
sehingga timbul tekanan dan kebutuhan untuk
menyesuaikan diri dengan perannya.
2) Karena adanya luka bekas episiotomy
3) Karena takut merusak keindahan tubuhnya
4) Kurangnya informasi tentang seks setelah melahirkan
7. Masalah KB, Gizi, Tanda Bahaya
a. Masalah KB
Bidan berperan menjelaskan pada ibu dan suaminya tentang
KB: Idealnya, pasangan harus menunggu sekurang kurang nya 2
tahun sebelum ibu hamil kembali setiap pasangan harus
menentukan sendiri nkapan dan bagaimana mereka ingin
merencanakan keluarganya. Akan tetapi petugas kesehatan mampu
merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka
tentang cara mencegah kehamilan yang tidak di inginkan.
Biasanya, wanita tidak akan menghasilkan telur ( ovulasi)
sebelum ia mendapatkan lagi haid nya selama menyusui (amenore
laktasi). Oleh karena itu, metode amenore laktasi dapat digunakan
sebelum haid pertama kali untuk mencegah terjadinya kehamilan
baru resiko menggunakan cara ini adalah 2% kehamilan.
Sebelum menggunakan metode kb, hal-hal berikut sebaiknya
dijelaskan dahulu kepada ibu :
1) Bagaimana metode ini dapat mecegah kehamilan dan
efektivitas nya
2) Kelebihan / keuntungan nya
3) Kekurangan nya
4) Efek samping
5) Bagaimana menggunakan metode itu
6) Kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita
pasca persalinan dan menyusui

Jika seorang ibu atau pasangan telah memiliki metode KB


tertentu ada baiknya ibu atau pasangan berkunjung ulang 2 minggu

12
kemudian untuk mengetahui apakah metode tersebut bekerja
dengan baik.

b. Gizi
Bidan berperan dalam penyuluhan tentang gizi pada ibu dan
suaminya selama masa nifas yang meteri nya meliputi:
1) Mengkonsumsi tambahan 500 kaloti setiap hari
2) Makanan dengan diet berimbang untuk mendapatkan
protein,mineral dan vitamin yang cukup
3) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu
nuntuk minum setiap kali setelah menyusui)
4) Tablet zat besi bisa diminum untuk menambah zat gizi
setidaknya selama 40 hari pasca persalinan.
5) Minum kapsul vitamin A agar dapat memberikan
vitamin A kepada bayi nya melaalui

c. Tanda - tanda bahaya pada masa nifas


1) Perdarahan pervaginam
Perdarahan ≥ 500cc pasca persalinan dalam 24 jam
setelah anak dan plasenta lahir
 Perkiraan pedarahan: kadang bercamour amnion,
urine, darah.
 Akibat kehilangan darah bervariasi: anemi
 Perdarahan dapat terjadi lambat: waspada
terhadap shock
2) Infeksi nifas
Semua peradangan yang disebabkan masuknya kuman
ke dalam alat-alat genetalia pada waktu persalinan dan
nifas.
Faktor predisposisi infeksi nifas
• Partus lama
• Tindakan operasi persalinan

13
• Tertinggal nya plasenta , selaput ketuban,
pembekuan darah
• Perdarahan antepartum dan post partum
• Anemia
• Ibu hamil dengan infeksi (endogen)
• Manipulasi penolong (eksogen)
• Infeksi nosokomial
• Bakteri colli

3) Demam nifas / febris purpuralis


Kenaikan suhu tubuh ≥38 c selama 2 hari dan pada 10
hari pertama pp dengan mengecualiakan hari 1 (
pengukuran suhu tubuh 4x/24 jam oral / rectal )
Faktor predisposisi
• Pertolongan persalinan kurang steril
• KPP
• Partus lama / kasep
• Malnutrisi
• Anemi

4) Rasa sakit waktu berkemih


Kemungkinan penyebab sistitis
Gejala :
• Kencing sakit
• Nyeri jika tekan diatas simpisi
Intervensi
 Atur frekuensi berkemih: untuk mengurangi
sensasi nyeri
 Terapi antibiotik: amoxicilin 4x 250 mg oral di
gabung dengan gentamicin 2x80 mg I.M selama
10-14 hari

5) Bendungan asi
• Suhu tidak > 38C
• Terjadi minggu pertama pp

14
• Nyeri jika di tekan pada bagian payudara

intervensi
• Perawatan payudara pada pp
• Kedua payudara dissusukan sesering mungkin
• Kompres air hangat sebelum di susukan
• Kompres dingin diantara menyusui
• Sangga payudara
• Bila perlu parasetamol 500 mg / oral 4 jam

Mastitis
Peradangan pada mamae, kuman masuh melalui luka
pada puting susu
• suhu > 38 C
• terjadi pada minggu ke 2 pp
• bengkak keras , kemerahan, nyeri saat di tekan

6) Tromboflebitis / flegmasia alba dolens


Inflamasi vena femoralis dengan pembentukan
pembekuan darah
 odema pada paha bagian atas dan tungkai
 nyeri hebat pada lipatan paha dan daerah paha
serta pada betis
 tampak benalungan pembuluh darah tampak
benalungan pembuluh darah
 suhu badan meningkat, menggigil
ntervensi
 isirahat dengan meningikan kaki / tungkal
 penghangatan  peningkatan sirkulasi perifer
dan rasa nyaman
 kompres kaki yang terkena odema
 menghindari pemijatan tungkai  mencegah
terlepasnya trombus

15
 menggunakan stoking elastik ± 6 bulan
 terapi anti kolagen hepatin,antibiotik,
analgesik
 setelah bengkak berkurang ambulasi bertahap
dengan bantuan
 berikan dukungan moril
E. Rumusan Diagnosa/ Masalah Potensial

16

Anda mungkin juga menyukai