Anda di halaman 1dari 11

MEKANISME DASAR PENYAKIT

TAHUN AJARAN 2019/2020


TUGAS 1 RESUME TENTANG SEL

Oleh:
Dini Ramdayani
2019730023

Program Studi Kedokteran


Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Jenis,struktur sel dan fungsinya
Sel adalah unit terkecil dari kehidupan. Sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hook. Sel
dalam bahasa Latin cellula berartinya bilik kecil, yang di dalamnya mengandung komponen
protoplasma. Berdasarkan jumlah, sel organisme dikelompokkan menjadi oraganisme uniseluler

dan organisme multiseluler. Bila dikombinasikan, maka terdapat organisme eukaryot


multiseluler contohnya adalah manusia dan organisme eukaryot uniseluler contohnya adalah
jamur. Sel prokaryot hanya dijumpai yang uniseluler contohnya adalah bakteri.

Berdasarkan struktur sel maka sel dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu

1. sel Eukariot

2. sel Prokariot

Penggolongan ini dilakukan oleh Chatton (1937). Semua sel baik eukaryot maupun prokaryot
memiliki komponen tersebut di bawah ini:

1) Membran plasma yang berperan sebagai barier, yang sifatnya selektif

2) Cytosol, yang bentuknya semifluid, seperti jelly, yang ada di dalam sel, di

dalamnya tersuspensi semua komponen sel

3) Kromosom, membawa gen yang terangkai di dalam DNA

4) Ribosom, sebagai tempat sintesis protein.

1. Sel Eukariot

Di dalam sel eukaryot terdapat banyak organella yang mempunyai fungsi yang berbeda-beda.
Macam-macam organella tersebut rata-rata diameternya adalah 5μm.Adapun macam organella
tersebut adalah:

a. Nukleus sering disebut inti sel mengandung kromosom. Di dalam kromosom terdapat DNA,
dan pada DNA terangkai banyak gen yang berfungsi dalam membawa sifat keturunan dari
orang tua ke keturunannya. Inti sel dibungkus oleh suatu membran, membran lipid bilayer,
sehingga terpisah dari sitoplasma. Di dalam inti sel terdapat suatu massa yang bergranula,
yang disebut sebagai anak inti atau nukleolus. Di dalam nukleolus terjadi sintesis rRNA, yang
kemudian di kemas dengan protein yang diimport dari sitoplasma menjadi subunit ribosom yang
besar maupun kecil. Subunit ribosom besar maupun kecil selanjutnya dibawa keluar dari
nukleus melalui pori-pori membran inti menuju ke sitoplasma. Sub unit ribosom kecil dan sub
unit ribosom besar kemudian diasembling menjadi ribosom. Setiap nukleus dapat memiliki dua
atau lebih nukleolus, tergantung spesiesnya. Di dalam inti sel juga terjadi transkripsi, yang
menghasilkan mRNA, yang selanjutnya mRNA tersebut ditransfer ke luar inti sel melalui pori-
pori membran inti, menuju ke ribosom.

b. Ribosom, adalah tempat sintesis protein tepatnya adalah translasi. Translasi adalah proses
sintesi protein dengan mRNA sebagai cetakannya. Ribosom merupakan kompleks antara rRNA
dengan protein. Sel-sel yang memiliki kecepatan sintesis protein tinggi memiliki banyak
ribosom, bahkan sampai beberapa juta ribosom. Terdapat dua macam ribosom, yaitu

1. Ribosom yang terikat pada membran RE kasar,

2. Ribosom yang bebas berada di dalam sitoplasma.

Kedua macam ribosom memiliki struktur yang mirip. Ribosom bebas sebagai tempat untuk
sintesis protein yang difungsikan di dalam sitosol, sedangkan protein yang disintesis pada
ribosom terikat digunakan pada membran itu sendiri atau di eskresikan ke luar sel. Contoh

protein yang diproduksi pada ribosom bebas adalah enzym yang berfungsi dalam mengkatalisa
penguraian. Sedangkan protein yg diproduksi Ribosom terikat contohnya enzym yang
diproduksi oleh pankreas yang disekresikan ke usus halus untuk proses pencernaan protein.

c. Retikulum Endoplasmik (RE) adalah organella yang mempunyai hubungan dengan


beberapa sistem endomembran. Sistem endomembran yang dimaksud adalah membran inti,
RE, badan golgi, lysosom, vesikel, vakuola dan membran plasma, di mana sistem
endomembran ini banyak bekerja dalam sintesis protein (tempat sintesis protein,
penyempurnaan hasil sintesis protein, penyimpanan hasil sintesis protein, maupun ekspor
protein ke luar sel). Membran RE dalam bentuk lamella yang merupakan kelanjutan dari
membran inti.

Terdapat dua macam RE, yaitu

1) RE kasar, karena di permukaan menbrannya melekat ribosom yang fungsinya untuk sintesi
protein. RE kasar pada sel pancreas mensintesis protein yang berfungsi sebagai hormon
insulin, yang kemudian isekresikan pada aliran darah. Hormon insulin tersebut dalam bentuk
glycoprotein

2) RE halus, karena di permukaan membrannya tidak ada melekat ribosom. Adapun fungsi
dari RE halus adalah: sintesis lipid, metabolise karbohidrat, detoksifikasi obat dan racun, dan
menyimpan ion kalsium.

d. Mitokondria, memiliki dua membran yaitu membran luar dan membran dalam yang
membentuk lekukan-lekukan ke arah dalam yang disebut sebagai cristae. Mitokondria
merupakan tempat terjadinya respirasi sel, menghasilkan energy dalam bentuk ATP yaitu
molekul berenergi tinggi. Mitokondria banyak mengandung enzym-enzym yang berfungsi dalam
siklus Kreb. Ada sel yang hanya memiliki satu mitokondria besar, tetapi ada yang memiliki
banyak mitokondria. Sel yang aktivitasnya tinggi memiliki mitokondria lebih banyak apabila
dibandingkan dengan sel yang aktivitasnya kurang.

e. Badan Golgi, pertamakali ditemukan oleh ahli biologi dan fisika dari Italia yang bernama
Camello Golgy. Fungsinya penyempurnaan hasil sintesis protein pada ribosom,penyempurnaan
yang terjadi adalah folding (melipat-lipat), karboksilasi,metilase.

f. Lysosom, berasal dari bahasa Yunani yang artinya badan pemecah, bentuknya seperti
vesikel, bulat seperti bola, merupakan kantong. Dihasilkan oleh RE kasar dan badan Golgy,
badan Golgy membentuk tunas yang kemudian dilepaskan tunas tersebut, tuanas tersebut
adalah lysosom. Di dalam lisosom berisi enzym-enzym hidrolitik yang fungsinya mencernak
bahan makanan yang masuk ke dalam sel atau makromolekul, selain itu lysosom juga
menghancurkan organella yang rusak.

g. Vakuola, bentuknya seperti lysosom, merupakan kantong, ukurannya bervariasi,tergantung


fungsinya.

Struktur Sel Eukaryot Beserta Macam-macam Organellanya


2. Sel Prokariot
Sel prokaryotik merupakan sel tanpa membran inti. Sel ini mempunyai materi genetik berupa
DNA yang tidak terbungkus oleh membran, tetapi hanya merupakan massa yang kekentalannya
lebih tinggi dibandingkan dengan kekentalan sitoplasma di sekitarnya sehingga disebut sebagai
nukleoid. Sel prokaryotik tidak mempunyai organella sehingga struktur sel ini masih sangat
sederhana. Aktivitas sel berlangsung di dalam membran sel dan di dalam sitoplasma. Sebagai
contoh sel prokaryotik adalah bakteri yang umumnya merupakan organisme uniseluler dan ciri-
cirinya:
a. Terdapat dinding sel yang bahan dasarnya peptidoglikan (kombinasi antara protein dan
karbohidrat), selain itu juga dijumpai adanya lemak. Sifat dari dinding sel ini rigid (kaku) yang
berada di luar membran sel, fungsinya selain melindungi isi sel juga memberikan bentuk pada
sel bakteri
b. Membran sel, berada di bagian dalam dari dinding sel tetapi di luar dari sitoplasma,
fungsinya memisahkan bagian dalam dan bagian luar dari sel.
c. DNA bentuknya sirkuler, superkoil, terdapat di dalam sitoplasma tanpa adanya membran
yang membungkus
d. Tidak dijumpai adanya nukleus, tetapi nukleoid
e. Tidak dijumpai retikulum endoplasma baik kasar maupun halus, tetapi dijumpai ribosom yang
merupakan partikel kecil yang tersusun dari protein dan RNA. Sel bakteri adalah uniseluler
tetapi mempunyai banyak ribosom sampai 10.000 kopi ribosom. Fungsi ribosom sebagai tempat
sintesis protein (translasi)
f. Tidak dijumpai Mitokondria maupun badan golgi
g. Memiliki pilli/fimbriae yang tersusun dari protein pillin, fungsinya untuk melekat pada sel host,
sebagai awal terjadinya infeksi.
h. Memiliki flagella, tersusun dari protein flagellin, fungsinya untuk bergerak.
Fungsi dasar sel
1. Memperoleh makanan (nutrient) dan oksigen (O2) dari lingkungan sekitar sel.
2. Melakukan reaksi-reaksi kimia yang menggunakan nutrient dan O2 untuk menghasilkan
energi bagi sel, sebagai berikut:.

Makanan + O2  CO2 + H2O + energi

3. Mengeluarkan karbondioksida (CO2) dan produk sampingan lainnya, atau produk sisa,
yang terbentuk selama reaksi-reaksi kimia tersebut ke lingkungan sekitar.
4. Membentuk protein dan komponen lain yang diperlukan untuk pembentukan struktur sel,
pertumbuhan dan dan untuk melaksanakan fungsi tertentu sel.
5. Mengontrol sebagian bsar pertukaran bahan antara sel dan lingkungan sekitarnya
6. Memindahkan bahan dari satu bagian sel ke bagian lainnya dalam melaksanakan
aktivitas sel, dengan sebagian sel bahkan mampu bergerak secara utuh di dalam
lingkungan nya
7. Sebagian sel dapat berproduksi. Sebagian sel tumbuh, terutama sel saraf dan sel otot,
kehilangan kemampuan untuk bereproduksi setelah terbentuk pada tahap awal
perkembangan. Ini menjadi penyebab mengapa stroke,yang menyebabkan lenyapnya
sel-sel saraf diotak, dan serangan jantung yang menyebabkan kematian sel-sel otot
jantung dapat sedemikian merugikan.
SIKLUS SEL

Siklus Sel Pada Sel Eukariotik Siklus sel terbagi menjadi 2 tahapan penting yaitu

1. Tahapan pertumbuhan (Interfase)

2. Tahapan perkembangan (Mitosis)

1) Tahapan pertumbuhan yaitu Interfase terdiri dari 3 fase yaitu Fase istirahat / G0 (Gap
0),Fase G1, fase S (sintesis), fase G2. Pada fase pertumbuhan sel, terjadi penggandaan
kromosom yaitu pada fase G1, S, G2.

Gambar Siklus Sel Pada Sel Eukariot

Interfase, pada fase ini sel hasil dari mitosis mengalami pertambahan ukuran baik volume
maupun massanya, karena terjadi pertambahan pada semua komponen sel. Interfase dibagi
menjadi fase G1 (gape 1), fase S (sintesis) dan fase G2 (gap 2). Pada fase inilah yang disebut
sebagai pertumbuhan, karena sel bertambah besar ukurannya. Fase Interfase ini pada manusia
berlangsung selama 23-24 jam. Fase G1 dan G2 pada siklus sel tidak hanya melakukan
perbanyakan organel, namun juga bertugas mengatur dan memonitor lingkungan internal
maupun eksternal sel, serta memastikan bahwa kondisi sudah sesuai dan persiapan sudah
lengkap untuk sel membelah. G1 memiliki peran untuk memonitor lingkungan eksternal. Jika
lingkungan di luar sel belum memungkinkan untuk melakukan penggandaan organel, maka sel
akan masuk ke fase istirahat atau G0.

Proses penggandaan kromosom terjadi pada fase S membutuhkan waktu sekitar 10 - 12 jam.
Fase S merupakan fase terlama karena membutuhkan waktu separo dari waktu siklus sel. Pada
saat sel memasuki fase S, kromosom akan mengganda karena terjadinya replikasi DNA. Bila
pada manusia, replikasi sel yang semula kromosom jumlahnya 46, berubah menjadi dua kali
lipatnya (2X46). Selain itu terdapat sintesis berbagai protein yang dibutuhkan untuk pengaturan
pertumbuhan sel dengan melibatkan proses transkripsi. Dalam proses transkripsi terjadi proses
sintesis mRNA dengan DNA sebagai cetakannya dan dilanjutkan ke proses translasi. Dalam
proses translasi terjadi proses sintesis protein dengan mRNA sebagai cetakannya. Protein yang
disintesis pada fase G1 dan fase S dibutuhkan dalam proses persiapan untuk menuju fase M,
selain itu kromosom yang disintesis juga membutuhkan protein histon. Kromosom yang telah
mengganda selanjutnya akan dibagi sama rata pada anakan sel. Selain proses perbanyakan
kromosom, terdapat proses pembelahan sel. Pembelahan sel terjadi pada fase M dan
membutuhkan waktu sekitar 1 jam pada sel mamalia. Waktu pembelahan sel cukup singkat jika
dibandingkan dengan waktu perbanyakan kromosom. Jika Anda melihat aktivitas sel dengan
bantuan mikroskop cahaya, maka perbanyakan kromosom dapat dibagi menjadi fase interfase
yang meliputi (G0, G1, S, G2) dan fase pembelahan mitosis maupun meiosis. Pembelahan
mitosis terjadi pada sel tubuh/autosom, sedangkan pembelahan meiosis terjadi di sel gamet.
Kenampakan kromosom di setiap fase yang terdapat pada mitosis maupun meiosis, dapat
diamati menggunakan mikroskop cahaya. Pada tahap interfase, sel tidak terlihat menjalankan
aktivitas apapun, namun ternyata di fase interfase sel mempersiapkan kebutuhan pembelahan
dimulai dari perbanyakan organel, perbanyakan kromosom, hingga sel siap membelah.

2) fase perkembangan yaitu fase M/Mitosis (kariokinesis dan sitokinesis), terjadi


pembelahan sel menjadi dua secara sempurna dan setiap sel anakan membawa kromosom
yang jumlahnya sama dengan sel induknya

Mitosis adalah proses pembelahan sel induk menjadi dua sel anakan secara sempurna, dimana
setiap sel anakan membawa kromosom yang jumlahnya sama dengan sel induknya.
Sitokenesis: yaitu terjadinya pembagian sitoplasma menjadi dua bagian sama untuk dua sel
anakan. Pada fase M ini membutuhkan waktu kurang dari satu jam. untuk sel eukaryot. Fase M
ini terdiri dari empat tahap berurutan mulai dari profase, metafase, anafase

1. Profase: Pada fase ini terjadi proses penebalan pada benang-benang kromosom
menjadi kromatid, namun membran inti sel masih menyelimuti kromatid tersebut.
2. Metafase: yang ditandai dengan hilangnya membran inti, kemudian benang-benang
kromatid berada pada bagian ekuator.

3. Anafase: benang-benang kromatid ditarik pada posisi dua kutub yang berlawanan oleh
benang-benang spindle.

4. Telofase: Benang-benang kromatid pada masing-masing kutub tersebut kemudian


dibungkus oleh membran yang disebut sebagai membran inti. Sehingga pada fase telofase ini
sudah terbentuk dua inti sel (kariokinesis) yang ditandai terbentuknya membran inti dan ditandai
dengan adanya pemisahan sitoplasma (sitokinesis), dan akhirnya dihasilkan dua sel anakan
yang sempurna, dimana setiap sel anakan membawa 23 pasang kromosom yang sama persis
dengan jumlah kromosom sel induknya.

Sistem Kontrol

Untuk Siklus Sel Sistem kontrol pada siklus sel memiliki pengaturan yang sangat kompleks
dengan melibatkan protein untuk mengaktivasi setiap siklus. Siklus sel memiliki ketepatan
waktu dalam pengaturannya, misalnya zigot menjadi morula kemudian blastula memiliki jangka
waktu tertentu yang terjadi juga pada semua mamalia. Fase G1 pada siklus sel akan dimulai
checkpoint kontrol, yaitu kontrol untuk mengecek kesiapan apakah sel sudah siap memasuki
fase berikutnya atau tidak. Fase ini dilanjutkan ke fase berikutnya yaitu S di mana terjadi
penggandaan materi genetik. Kemudian, menuju fase selanjutnya yaitu G2. Fase G2
merupakan checkpoint yang sangat penting, karena fase ini menentukan apakah sel sudah siap
membelah atau belum. Jika terjadi mutasi pada sel dan tidak terjadi perbaikan atau repair, maka
harus di checkpoint pada fase G2 dan diapoptosis atau sel tidak akan membelah. Agar Anda
lebih mudah memahami sistem kontrol pada siklus sel,
perhatikan gambar Mutasi yang tidak terdeteksi pada fase G2 dan dilanjutkan ke fase M atau
pembelahan, maka semua hasil pembelahan sel tersebut juga mengalami mutasi.

Metabolisme sel

Metabolisme adalah proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk


hidup/sel.Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme terjadi selalu
menggunakankatalisator enzim.Berdasarkan prosesnya metabolisme dibagi menjadi 2, yaitu:

1.Anabolisme/AsimilasI/Sintesis,

yaitu proses pembentakan molekul yang kompleks dengan menggunakan energi tinggi.

Contoh : fotosintesis (asimilasi C)energi cahaya

6 CO2 + 6 H2O ——— > C6H1206 + 6 02klorofil glukosa (energi kimia)

Pada kloroplas terjadi transformasi energi, yaitu dari energi cahaya sebagai energikinetik
berubah menjadi energi kimia sebagai energi potensial, berupa ikatan senyawaorganik pada
glukosa. Dengan bantuan enzim-enzim, proses tersebut berlangsungcepat dan efisien. Bila
dalam suatu reaksi memerlukan energi dalam bentuk panasreaksinya disebut reaksi
endergonik.Reaksi semacam itu disebut reaksi endoterm.

2. Katabolisme (Dissimilasi),

yaitu proses penguraian zat untuk membebaskan energi kimia yang tersimpan dalamsenyawa
organik tersebut.

Contoh: enzimC6H12O6 + 6 O2 ----> 6 CO2 + 6 H2O + 686 KKal (energi kimia)

Saat molekul terurai menjadi molekul yang lebih kecil terjadi pelepasan energi sehingga
terbentuk energi panas. Bila pada suatu reaksi dilepaskan energi, reaksinyadisebut reaksi
eksergonik.Reaksi semacam itu disebut juga reaksi eksoterm
Daftar pustaka

R. A. Repi, J. Ngangi, Y. S. Mokosuli. 2008. BIOLOGI, Jilid 1, Depdiknas


Sherwood, Laura Iee. 2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem ed 6. Jakarta : EGC
Guyton and Hall. 2008. Buku ajar Fisiologi Kedokteran ed. 11. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai