Pengertian sel
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan. Semua fungsi kehidupan diatur dan
berlangsung di dalam sel, karena itulah sel dapat berfungsi atau bahkan hidup sendiri asalkan kebutuhannya
terpenuhi.
Sel juga merupakan salah satu dari beberapa struktur yang mempunyai fungsi khusus terapung-apung di dalam
sitoplasma sel eukariot. Suatu sel baik tumbuhan ataupun hewan mempunyai berbagai macam organel sel
dengan fungsi-fungsi yang berbeda atau memiliki perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan.
Merupakan membran sel atau selaput yang letaknya paling luar yang terbentuk dari senyawa kimia Lipoprotein
(gabungan protein dan lemak) dengan perbandingan 50:50. Lipid penyusun membran yaitu pospolid.
Protein yang ada di permukaan luar dan dalam disebut protein instkimiak yang mempunyai sifat hidrofilik (larut
dalam air) dan yang ada dan menembus kedua lapis lipid disebut protein instriksi yang mempunyai sifat
hidrofobik (tidak larut dalam air). Oleh karenanya membran sel bersifat Selektif Permeabel (Semi Permeabel)
yang artinya hanya bisa dilewati oleh molekul tertentu saja.
Melindungi sel
Mengatur keluar masuk (pertukaran) zat dari sel satu ke sel lainnya
Penerima rangsang dari luar sel
Tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia
2. Sitoplasma
adalah bagian sel yang terbungkus membran sel. Pada sel
eukariota, sitoplasma adalah bagian non-nukleus dari
protoplasma. Pada sitoplasma terdapat sitoskeleton,
berbagai organel dan vesikuli, serta sitosol yang berupa
cairan tempat organel melayang-layang di dalamnya.
Sitosol mengisi ruang sel yang tidak ditempati organel dan
vesikula dan menjadi tempat banyak reaksi biokimiawi
serta perantara transfer bahan dari luar sel ke organel atau inti sel.
Walaupun semua sel memiliki sitoplasma, setiap jaringan maupun spesies memiliki ciri-ciri yang jauh berbeda
antara satu dengan yang lain.
Di dalam sitoplasma terdapat oraganel-organel sel berikut ini:
Mitokondria, berfungsi dalam proses oksidasi dan mualisasi.
Plastida, di dalamnya terkandung klorofil, berfungsi dalam fotosintesis.
Vakuola, berfungsi menyimpan zat makanan.
Ribosom, sebagai tempat berlagsungnya sintesis protein.
Retikulum endoplasma, dibedakan menjadi dua :
Retikulum Endoplasma Kasar, sebagai tempat melekatnya ribosom.
Retikulum Endoplasma Halus.
Badan Golgi, berfungsi secara aktif dalam sekresi dan sintesis polisakarida.
Lisosom, berperan dalam proses matinya sel-sel.
3. Organel sel
A. Ribosom
Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang melekat sepanjang R.E. dan ada
pula yang soliter. Ribosom merupakan organel sel terkecil yang tersuspensi di dalam sel.
Ribosom berfungsi sebagai tempat sintesis protein dan merupakan contoh organel yang tidak bermembran.
Organel ini terutama disusun oleh asam ribonukleat, dan terdapat bebas dalam sitoplasma maupun melekat pada
RE.
Struktur Ribosom
Ribosom memiliki dua komponen utama yang disebut subunit besar dan subunit kecil. Kedua unit datang
bersama-sama ketika ribosom siap untuk membuat protein baru. Kedua subunit terdiri dari untai RNA dan
protein yang beragam.
Subunit besar
subunit besar berisi lokasi di mana ikatan baru yang dibuat saat membuat protein. Hal ini disebut “60S” dalam
sel eukariotik dan “50S” dalam sel prokariotik.
Subunit Kecil
Subunit kecil sebenarnya tidak terlalu kecil, hanya sedikit lebih kecil dari subunit besar. Hal ini bertanggung
jawab untuk aliran informasi selama sintesis protein. Hal ini disebut “40S” dalam sel eukariotik dan “50S”
dalam sel prokariotik.
Huruf “S” dalam nama subunit adalah satuan ukuran dan singkatan unit Svedberg.
B. Mitokondria (The Power House)
Mitokondria adalah organel yang berfungsi sebagai tempat respirasi aerob untuk pembentukan ATP sebagai
sumber energi sel, karena itu mitokondria diberi julukan "The Power House". Organel yang hanya dimiliki oleh
sel aerob ini memiliki dua lapis membran. Membran bagian dalam berlipat-lipat dan disebut krista, berfungsi
memperluas permukaan sehingga proses pengikatan oksigen dalam respirasi sel berlangsung lebih efektif.
Bagian yang terletak diantara membran krista berisi cairan yang disebut matriks banyak mengandung enzim
pernafasan atau sitokrom.
Berdasarkan jumlah inti sel, sel dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
Sel Multinukleat”
Merupakan sel yang mempunyai nukleus lebih dari satu. Sel yang mempunyai dua inti sel disebut sel binukleat.
Sel Mononukleat
Merupakan sel yang mempunyai satub inti sel didalam setiap selnya.
-Struktur Nukleus
-Membran nukleus
Membran nukleus merupakan selaput terluar dari nukleus yang membungkus inti. Setiap membran terdiri dari
dua lapis selaput. Membran inti berfungsi untuk melindungi inti sel dari bagian luar. Selaput inilah yang
berperan penting dalam pertukaran zat diantara sitoplasma dengan nukleoplasma.
-Nukleolus
Nukleolus merupakan bagian dari inti sel yang terletak didalam. Anak inti terdiri dari DNA, ortoposfat,
posfoprotein, dan berbagai jenis enzim. Anak inti dilindungi oleh membran. Nukleoulus berperan penting dalam
sintesis RNA .
-Nukleoplasma
merupakan cairan sitoplasma, cairan yang bersifat kental dan transparan. Nukleoplasma mengandung kromatin,
granula, senyawa kompleks, dan protein inti.
DNA diatur menjadi sekitar 20.000n gen. Tanpa adanya semua gen ini, maka tubuh tidak akan mampu
membuat protein. Protein mutlak sangat diperlukan untuk segala sesuatu yang ada dalam tubuh. Inti sel
membatu melindungi DNA yang sangat penting.
Otak merupakan pusat kendali tubuh. Nukleus merupakan pusat kendali sel. Nukleus akan mengawasi banyak
proses yang terjadi didalam sel.
Seorang wanita disebut hamil jika sel telur berhasil dibuahi oleh sel sperma laki laki ( Fertilisasi ). Hasil
pembuahan akan menghasilkan zigot, yang lalu berkembang ( dengan cara pembelahan sel secara besar besaran
) menjadi embrio. Pembuahan itu sendiri berlangsung setelah terjadinya hubungan seksual ( persetubuhan )
antar lawan jenis, meskipun tidak semua hubungan seksual akan menghasilkan pembuahan.
Pembuahan hanya dapat terjadi ketika wanita sedang dalam masa subur. Pada masa itu, seorang wanita akan
melepaskan sel telur yang sudah matang dan siap dibuahi.
Dalam keadaan normal, seorang pria akan mengeluarkan jutaan sperma saat melakukan persetubuhan. Dari
berjuta juta sel sperma tersebut hanya satu yang akan berhasil membenamkan diri ke dalam dinding sel telur
yang sudah masak, dan menyatukan dua inti sel.
Sel yang telah dibuahi akan membelah diri. Mula mula menjadi 2 lalu 4, 8, 16 dan seterusnya. Seminggu setelah
pembuahan, kelompok sel yang terus tumbuh itu telah sampai di dalam rongga rahim dan melekat diri di
dinding rahim ( Nidasi ).
Bila berlangsung normal, proses kehamilan akan berjalan terus sampai janin siap untuk dilahirkan ke dunia.
Tahap tahap kehamilan bisa kita bagi menjadi 3 trimester, yaitu trimester pertama, kedua dan ketiga. Trimester
pertama adlah trimester yang sangat menentukan karena pada saat inilah pembentukan organ fital telah dimulai,
termasuk pembentukan dan perkembangan otak. Tetapi tentu saja trimester lain pun punya peranan penting dan
hrus dijaga dengan baik
A. FERTILISASI
Pada saat kopulasi antara pria dan wanita (coitus) dengan ejakulasi, sperma dari saluran reproduksi pria didalam
vagina wanita, akan dilepaskan cairan mani berisi sel sperma ke dalam saluran reproduksi wanita. Jika
senggama terjadi pada masa ovulasi (masa subur wanita), maka kemungkinan sperma akan bertemu dengan
ovum yang disebut sebagai pembuahan atau fertilisasi. Proses pembuahan ini terjadi didalam tuba fallopi,
umumnya didaerah ampula/infundibulum. Ovum yang dilepaskan saat ovulasi dikelilingi oleh zona pelusida
yang diluarnya ada sel yang membentuk corona radiata. Setelah terjadi pembuahan, zona pelusida mengalami
perubahan sehingga tidak dapat ditembus oleh sperma yang lain.
5. pronukleus pria dan wanita yang haploid membentuk zygote yang diploid
Setelah terbentuk zigot, maka beberapa jam kemudian terjadi pembelahan zigot sehingga terbentuk dua
blastomer. Dalam tiga hari selama perjalanan ke tuba, akan terbentuk sekelompok blastomer yang sama besar
sehingga, hasil konsepsi berada dalam stadium morula. Setelah sampai di stadium Morula, terjadi akumulasi
cairan sehingga terjadi blastula yang akhirnya terbentuk blastokista. Sekumpulan sel yang ada didalam
blastokista disebut massa sel dalam (Inter cell mass). Blastokista diluarnya dikelilingi oleh sel-sel yang lebih
kecil yang disebut trofoblas (Trophoblast) yang mempunyai kemampuan menerobos kedalam endometrium.
C. Implantasi / Nidasi
Kontak antara zigot stadium Blastokista dengan dinding rahim akan menimbulkan berbagai reasi seluler
sehingga sel trofoblas tersebut dapat menempel dan mengadakan infiltrasi pada lapisan epitel endometrium
uterus. Tahap ini disebut sebagai implantasi / nidasi yang terjadi kurang lebih enam hari setelah konsepsi.
Apabila sudah terjadi implantasi / nidasi maka baru dikatakan terjadi kehamilan (Gravid). Pada hari ke empat,
inti blastokista telah sampai pada permukaan stoma endometrium. Pada hari ke enam, blastokista mulai masuk
kedalam stoma endometrium dan pada hari ke sepuluh, blastokista telah terbenam seluruhnya ke dalam stroma
endometrium, sehingga tahap implantasi / nidasi berakhir. Selaput janin terdiri atas korion, amnion, kantung
kuning telur, alantois. Bagian korion fili tetap berkembang yang kelak akan menjadi plasenta. Plasenta, selain
terdiri dari komponen janin juga tyerdiri dari komponen maternal yang disebut desidua (desidua basalis).
Seorang wanita di sebut hamil jika sel telur berhasil dibuahi leh sel sperma laki – laki (fertilisai). Hasil
pembuhan akan menghasilkan zigot, yang lalu berkembang menjadi embrio. Pembuhan itu sendiri berlangsung
setelah terjadinya hubungan seksual (persetubuhan) antar lawan jenis,meskipun tidak semua hubungan seksual
akan menghasilkan pembuhan.pembuhan hanya dapat terjadi ketika wanita sedang dalam masa subur. Pada saat
itu,seorang wanita akan melepaskan sel telur yang sudah matang.
1.PROSES PERTUMBUHAN EMBRIOGENESIS
Perkembangan bayi dalam kandungan akan menjadi salah satu hal yang sangat menyenangkan dalam
proses kehamilan ini karena hampir semua apa yang kita lakukan berefek tehadap bayi dalam kandungan ,kita
melihat apa saja perkembangan dan perubahan yang terjadi pada bayi pada periode awal kehidupannya.
0-4 Minggu
Pada minggu-minggu awal ini, janin Anda memiliki panjang tubuh kurang lebih 2 mm. Perkembangannya juga
ditandai dengan munculnya cikal bakal otak, sumsum tulang belakang yang masih sederhana, dan tanda-tanda
wajah yang akan terbentuk.
4-8 Minggu
Ketika usia kehamilan mulai mencapai usia 6 minggu, jantung janin mulai berdetak, dan semua organ tubuh
lainnya mulai terbentuk. Muncul tulang-tulang wajah, mata, jari kaki, dan tangan. Panjang 2.1 – 2.5 gram,berat
1 gram.
8-12 Minggu
Saat memasuki minggu-minggu ini, organ-organ tubuh utama janin telah terbentuk. Kepalanya berukuran lebih
besar daripada badannya, sehingga dapat menampung otak yang terus berkembang dengan pesat. Ia juga telah
memiliki dagu, hidung, dan kelopak mata yang jelas. Di dalam rahim, janin mulai diliputi cairan ketuban dan
dapat melakukan aktifitas seperti menendang dengan lembut. Organ-organ tubuh utama janin kini telah
terbentuk. Panjang 7 – 9 cm, berat 12 – 15 gram.
12-16 Minggu
Paru-paru janin mulai berkembang dan detak jantungnya dapat didengar melalui alat ultrasonografi (USG).
Wajahnya mulai dapat membentuk ekspresi tertentu dan mulai tumbuh alis dan bulu mata. Kini ia dapat
memutar kepalanya dan membuka mulut. Rambutnya mulai tumbuh kasar dan berwarna. Panjang 14 – 17 cm,
berat 100 gram.
16-20 Minggu
Ia mulai dapat bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-akar gigi tetap telah muncul di belakang gigi susu.
Tubuhnya ditutupi rambut halus yang disebut lanugo. Si kecil kini mulai lebih teratur dan terkoordinasi. Ia bisa
mengisap jempol dan bereaksi terhadap suara ibunya. Ujung-ujung indera pengecap mulai berkembang dan bisa
membedakan rasa manis dan pahit dan sidik jarinya mulai nampak. Berat 300 gram.
20-24 Minggu
Pada saat ini, ternyata besar tubuh si kecil sudah sebanding dengan badannya. Alat kelaminnya mulai
terbentuk, cuping hidungnya terbuka, dan ia mulai melakukan gerakan pernapasan. Pusat-pusat tulangnya pun
mulai mengeras. Selain itu, kini ia mulai memiliki waktu-waktu tertentu untuk tidur.berat 600 gram
24-28 Minggu
Di bawah kulit, lemak sudah mulai menumpuk, sedangkan di kulit kepalanya rambut mulai bertumbuhan,
kelopak matanya membuka, dan otaknya mulai
aktif. Ia dapat mendengar sekarang, baik suara dari dalam maupun dari luar (lingkungan). Ia dapat mengenali
suara ibunya dan detak jantungnya bertambah cepat jika ibunya berbicara. Atau boleh dikatakan bahwa pada
saat ini merupakan masa-masa bagi sang janin mulai mempersiapkan diri menghadapi hari kelahirannya. Berat
1050 gram,panjang 42 cm.
28-32 Minggu
Walaupun gerakannya sudah mulai terbatas karena beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah
mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah ke bawah.
Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar telah dapat
bertahan hidup. Berat 1700 gram dan panjang 42 cm.
36-40 Minggu
Kepalanya telah berada pada rongga panggul, seolah-olah “mempersiapkan diri” bagi kelahirannya ke dunia. Ia
kerap berlatih bernaPas, mengisap, dan menelan. Rambut-rambut halus di sekujur tubuhnya telah menghilang.
Ususnya terisi mekonium (tinja pada bayi baru lahir) yang biasanya akan dikeluarkan dua hari setelah ia lahir.
Saat ini persalinan sudah amat dekat dan bisa terjadi kapan saja. Berat 2500 – 3500 gram,panjang 50 cm dan
biparietal 9.5 cm
2. AIR KETUBAN
Ruangan amnion berisi 1 liter air ketuban. Banyaknya kadang-kadang sangat berbeda-beda, yaitu:
pada minggu ke 36 banyaknya : 1030 cc
pada minggu ke 40 banyaknya : 790 cc
pada minggu ke 45 sudah berkurang
menjadi 240 cc
Kalau banyaknya lebih dari 2 liter dinamakan polyhydramnion atau hydramnion. Kalau terlalu
sedikit kurang dari 500 cc, disebut olighydramnion. Air ketuban reaksinya alkalis, B.D-nya 1.007 - 1.025,
baunya anyir.
Air ketuban untuk bagian besar terdiri air, tapi mengandung juga sedikit ureum, protein, asam urine, gula,
garam-garam malahan juga enzym - enzym. Juga terdapat bintik – bintik lemak yang berasal dari kulit badan
anak (vernix easeosa) rambut yang halus yang berasal juga dari anak (lanugo) dan sel - sel yang berasal dari
kulit anak maupun dari amnion.
Air ketuban tak bisa dipisahkan dari kehidupan janin. Ditinjau dari fungsinya, cairan ini sangat penting untuk
melindungi pertumbuhan dan perkembangan janin, yaitu; menjadi bantalan untuk melindungi janin terhadap
trauma dari luar, menstabilkan perubahan suhu, pertukaran cairan, sarana yang memungkinkan janin bergerak
bebas, sampai mengatur tekanan dalam rahim. Tak hanya itu air ketuban juga berfungsi melindungi janin dari
infeksi.
Air ketuban yang volumenya cukup; tidak berwarna keruh, berfungsi menjamin kecukupan nutrisi dan oksigen
untuk si janin. Namun sebaliknya, kelebihan atau kekurangan cairan ketuban akan mengganggu fungsi yang
dapat menimbulkan komplikasi pada ibu ataupun janin.
• Kondisi normal
Seiring pertambahan usia kehamilan, aktivitas organ tubuh janin mempengaruhi komposisi cairan
ketuban. Jumlah air ketuban tidak terus sama dari minggu ke minggu kehamilan. Jumlah itu pun akan
bertambah atau berkurang sesuai perkembangan kehamilan.
Saat usia kehamilan 25 - 26 minggu, jumlahnya rata-rata 239 ml. Lalu meningkat jadi + 984 ml pada usia
kehamilan 33 - 34 minggu dan turun jadi 836 ml saat janin siap lahir.
a. Faal
1. Sebagai pelindung yang akan menahan janin dari trauma akibat benturan
2. Melindungi dan mencegah tali pusat dari kekeringan, yang dapat menyebabkannya mengerut sehingga
menghambat penyaluran oksigen melalui darah ibu ke janin
3. Berperan sebagai cadangan cairan dan sumber nutrien bagi janin untuk sementara
4. Memungkinkan janin bergerak lebih bebas, membantu sistim pencernaan janin, sistim otot dan tulang rangka,
serta sistim pernapasan janin agar berkembang dengan baik
5. Menjadi inkubator yang sangat istimewa dalam menjaga kehangatan di sekitar janin
6. Selaput ketuban dengan cairan ketuban di dalamnya merupakan penahan janin dan rahim terhadap
kemungkinan infeksi
7. Pada waktu persalinan, air ketuban dapat meratakan tekanan atau kontraksi di dalam rahim, sehingga leher
rahim membuka
8. Dan saat kantung ketuban pecah, air ketuban yang keluar sekaligus akan membersihkan jalan lahir
9. Pada saat kehamilan, air ketuban juga bisa digunakan untuk mendeteksi kelainan yang dialami janin,
khususnya yang berhubungan dengan kelainan kromosom
10. Kandungan lemak dalam air ketuban dapat menjadi penanda janin sudah matang atau lewat waktu
11. Membersihkan jalan lahir, jika ketuban pecah dengan cairan steril, dan akan mempengaruhi keadaan di
dalam vagina, sehingga bayi kurang mengalami infeksi
12. Mencegah perlekatan janin dengan amnion
13. Mungkin untuk menambah suplay cairan janin,dg cara ditelan atau diminum, yang kemudian dikeluarkan
melalui kencing janin
14. Peredaran air ketuban dengan darah ibu cukup lancar dan perputarannya cepat, kira - kira 350 - 500 cc.
b. Ciri – Ciri
Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira - kira 1000 – 1500 cc. Air ketuban berwarna
putih keruh, berbau amis, dan berasa manis. Reaksinya agak alkalis atau netral, dengan berat jenis 1,008.
Komposisinya terdiri atas 98 % air, sisanya albumin, urea, asam urik, kreatinin, sel - sel epitel, rambut lanugo,
verniks kaseosa, dan garam dan organik. Kadar protein kira – kira 2,6 % g per liter, terutama albumin.
Dijumpai lesitin dan sfingomielin dalam air ketuban amat berguna untuk mengetahui apakah paru – paru janin
sudah matang, sebab peningkatan kadar lesitin merupakan tanda bahwa permukaan paru – paru (alveolus)
diliputi oleh zat surfaktan. Ini merupakan syarat bagi paru - paru untuk bernafas dan berkembang. Cara
penilaianya adalah dengan jalan menghitung rasio L/S. Bila persalinan berjalan lama atau ada gawat janin atau
janin letak sungsang,maka akan kita jumpai warna air ketuban yang keruh kehijauan, karena telah bercaampur
dg mekonium.
PERTUMBUHAN PLASENTA
Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat pertukaran zat antara ibu
dan anak sebaliknya. Pertumbuhan Plasenta makin lama makin bear dan luas, umumnya mencapai pembentukan
lengkap pada usia kehamilan sekitar 16 minggu. Jiwa anak tergantung plasenta, baik tidaknya anak tergantung
pada baik buruknya plasenta. Plasenta merupakan organ sementara yang menghubungkan ibu dengan janin.
Plasenta memproduksi beberapa hormon penting dalam kehamilan yaitu Human Chorionic Gonatropin (HCG)
dan Human Plasenta Lactagen (PHL).
Plasenta berperan penting dalam pertumbuhan, perkembangan, dan kelangsungan hidup bayi. Plasenta
atau biasa kita sebut ari-ari, baru terbentuk pada minggu keempat kehamilan. Ia lalu tumbuh dan berkembang
bersama janin dan akan lepas saat bayi dilahirkan. Jadi, plasenta merupakan bagian dari konsepsi atau bagian
dari sel telur yang dibuahi sperma.
Pertumbuhan Plasenta
Pada hari 8-9, perkembangan trofoblas sangat cepat, dari selapis sel tumbuh menjadi berlapis-lapis.
Terbentuk rongga-rongga vakuola yang banyak pada lapisan sinsitiotrofoblas (selanjutnya disebut sinsitium)
yang akhirnya saling berhubungan. Stadium ini disebut stadium berongga (lacunar stage).
Pertumbuhan sinsitium ke dalam stroma endometrium makin dalam kemudian terjadi perusakan endotel kapiler
di sekitarnya, sehingga rongga-rongga sinsitium (sistem lakuna) tersebut dialiri masuk oleh darah ibu,
membentuk sinusoid-sinusoid. Peristiwa ini menjadi awal terbentuknya sistem sirkulasi uteroplasenta / sistem
sirkulasi feto-maternal.
Sementara itu, di antara lapisan dalam sitotrofoblas dengan selapis sel selaput Heuser, terbentuk sekelompok sel
baru yang berasal dari trofoblas dan membentuk jaringan penyambung yang lembut, yang disebut mesoderm
ekstraembrional. Bagian yang berbatasan dengan sitotrofoblas disebut mesoderm ekstraembrional
somatopleural, kemudian akan menjadi selaput korion (chorionic plate).
Bagian yang berbatasan dengan selaput Heuser dan menutupi bakal yolk sac disebut mesoderm ekstraembrional
splanknopleural. Menjelang akhir minggu kedua (hari 13-14), seluruh lingkaran blastokista telah terbenam
dalam uterus dan diliputi pertumbuhan trofoblas yang telah dialiri darah ibu. Meski demikian, hanya sistem
trofoblas di daerah dekat embrioblas saja yang berkembang lebih aktif dibandingkan daerah lainnya.
Di dalam lapisan mesoderm ekstraembrional juga terbentuk celah-celah yang makin lama makin besar dan
bersatu, sehingga terjadilah rongga yang memisahkan kandung kuning telur makin jauh dari sitotrofoblas.
Rongga ini disebut rongga selom ekstraembrional (extraembryonal coelomic space) atau rongga korion
(chorionic space).
Di sisi embrioblas (kutub embrional), tampak sel-sel kuboid lapisan sitotrofoblas mengadakan invasi ke arah
lapisan sinsitium, membentuk sekelompok sel yang dikelilingi sinsitium disebut jonjot-jonjot primer (primary
stem villi). Jonjot ini memanjang sampai bertemu dengan aliran darah ibu.
Pada awal minggu ketiga, mesoderm ekstraembrional somatopleural yang terdapat di bawah jonjot-jonjot
primer (bagian dari selaput korion di daerah kutub embrional), ikut menginvasi ke dalam jonjot sehingga
membentuk jonjot sekunder (secondary stem villi) yang terdiri dari inti mesoderm dilapisi selapis sel
sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas.
Menjelang akhir minggu ketiga, dengan karakteristik angiogenik yang dimilikinya, mesoderm dalam jonjot
tersebut berdiferensiasi menjadi sel darah dan pembuluh kapiler, sehingga jonjot yang tadinya hanya selular
kemudian menjadi suatu jaringan vaskular (disebut jonjot tersier / tertiary stem villi) (selanjutnya lihat bagian
selaput janin).
Selom ekstraembrional / rongga korion makin lama makin luas, sehingga jaringan embrional makin terpisah
dari sitotrofoblas / selaput korion, hanya dihubungkan oleh sedikit jaringan mesoderm yang kemudian menjadi
tangkai penghubung (connecting stalk). Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki kemampuan
angiogenik, kemudian akan berkembang menjadi pembuluh darah dan connecting stalk tersebut akan menjadi
tali pusat.
Bagian-bagian plasenta
1) Bagian janin (fetal portion)
Terdiri dari :
1. Korion frondosum
2. Vili
Vili plasenta terdiri dari:
1) Vili Korialis
2) Ruang-ruang interviler. Darah ibu yang berada di ruang interviler berasal dari arteri spiralis yang berada
di desidua basalis. Pada sistole, darah dipompa dengan kekuatan 70-80 mmHg ke dalam ruang interviler,
sampai pada lempeng korionik (chorionic plate) pangkal dari kotiledon-kotiledon. Darah tersebut membanjiri
vili koriales dan kembali perlahan-lahan ke pembuluh balik (vena-vena) di desidua dengan tekanan 8 mmHg.
3) Pada bagian permukaan janin uri diliputi oleh amnion yang kelihatan licin. Di bawah lapisan amnion ini
berjalan cabang-cabang pembuluh darah tali pusat. Tali pusat akan berinsersi pada uri bagian permukaan janin.
Terdiri atas desidua kompakta yang terbentuk dari beberapa lobus dan kotiledon (15-20 buah).
Desidua basalis pada uri matang disebut lempeng korionik (basal), di mana sirkulasi utero plasenter berjalan ke
ruang-ruang intervili melalui tali pusat. Jadi, sebenarnya peredaran darah ibu dan janin adalah terpisah.
Pertukaran terjadi melalui sinsitial membran yang berlangsung secara osmosis dan alterasi fisika-kimia.
3) Tali pusat
Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki kemampuan angiogenik, kemudian akan berkembang
menjadi pembuluh darah dan connecting stalk tersebut akan menjadi tali pusat.Pada tahap awal perkembangan,
rongga perut masih terlalu kecil untuk usus yang berkembang, sehingga sebagian usus terdesak ke dalam rongga
selom ekstraembrional pada tali pusat. Pada sekitar akhir bulan ketiga, penonjolan lengkung usus (intestional
loop) ini masuk kembali ke dalam rongga abdomen janin yang telah membesar. Kandung kuning telur (yolk-
sac) dan tangkai kandung kuning telur (ductus vitellinus) yang terletak dalam rongga korion, yang juga tercakup
dalam connecting stalk, juga tertutup bersamaan dengan proses semakin bersatunya amnion dengan korion.
Setelah struktur lengkung usus, kandung kuning telur dan duktus vitellinus menghilang, tali pusat akhirnya
hanya mengandung pembuluh darah umbilikal (2 arteri umbilikalis dan 1 vena umbilikalis) yang
menghubungkan sirkulasi janin dengan plasenta. Pembuluh darah umbilikal ini diliputi oleh mukopolisakarida
yang disebut Wharton’s jelly.
Faal Plasenta
Plasenta alat yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan
anak atau sebaliknya. Jiwa anak tergantung pada plasenta. Baik tidaknya anak tergantung pada baik burunya
faal plasenta. Supaya janin dapat tumbuh dengan sempurna, dibutuhkan penyaluran darah yang membawa zat
asam, asam amino, vitamin, dan mineral dari ibu kepada janin, begitu pula pembuangan karbondioksida dan
limbah metabolisme janin ke sirkulasi ibu.
1) Faal Plasenta antara lain :
1. Pengeluaran
Produk limbah yang diekskresikan dari janin seperti urea, asam urat, dan kreatinin dipindahkan ke
darah ibu melalui difusi melintasi plasenta.
2. Kekebalan
Antibodi IgG dapat melewati plasenta manusia, sehingga memberi perlindungan pada janin dalam
kandungan. Pengalihan antibodi ini dimulai sejak usia gestasi ke 20 minggu, dan pastinya pada minggu
ke 24. Imunitas pasif ini tetap ada selama beberapa bulan setelah kelahiran, sehingga memberi bayi
baru lahir salinan kekebalan kekebalan humoral jangka panjang ibu untuk melihat bayi tersebut
melalui bulan-bulan pertama kehidupan ekstrauterine yang penting. IgM, bagaimanapun, tidak dapat
melewati plasenta, oleh karena itu beberapa infeksi yang didapat selama kehamilan dapat berbahaya
bagi janin.
Selanjutnya, plasenta berfungsi sebagai penghalang maternal-janin selektif melawan transmisi
mikroba. Namun, ketidakcukupan fungsi ini mungkin masih menyebabkan penularan penyakit menular
dari ibu-ke-bayi.
3. Fungsi endokrin
Pada manusia, selain berfungsi sebagai saluran oksigen dan nutrisi untuk janin, plasenta mengeluarkan,
dari lapisan sinsitial villi chorionic, hormon yang penting selama kehamilan.
Sejumlah besar hormon dihasilkan oleh plasenta. Termasuk diantaranya hormon yang analog dengan
hormon hipotalamus dan hipofisis serta hormon steroid.
Sejumlah produk juga dihasilkan oleh plasenta. Beberapa diantaranya adalah glikoprotein seperti misalnya
Pregnancy Associated Protein A B C dan D, Pregnancy Specific Glycoprotein (SP1) dan Placental Protein 5
(PP5) . Peran dari bahan ini dalam kehamilan masih belum jelas.
Tabel 1. Hormon – hormon yang dihasilkan oleh plasenta. Termasuk diantaranya hormon yang analog dengan
hormon hipotalamus dan hipofisis serta hormon steroid.
PEMBAHASAN
Atas rangsangan LH, sel Leydig memproduksi testosteron dengan pola tertentu secara berkala. Kadar
testosteron tertinggi pada pagi buta, kemudian dilanjutkan dengan kadar biasa sampai siang hari atau
menjelang sore.
Atas rangsangan FSH sel Sertoli merangsang perkembangan spermatogonium menjadi sperma. Sel
Sertoli juga menghasilkan inhibin untuk mengendalikan sekresi FSH melalui mekanisme.
B. Hukum Mendel
1. Hukum Mendel
1) Hukum mendel berasal dari pendeta austria bernama greor mendel, tahun 1858 sampai 1866.
Mendel bekerja di kebun gerejanya di kota brunn, bertanam ercis, dan memeriksa keturunan-
keturunanya.
2) Pilihan atas ercis tepat benar karena terdapat banyak varietas yang berlainan secara nyata.
3) Beberapa menghasilkan biji keriput dan biji yang lain mulus.
4) Ada ciri-ciri lain yang berbeda pada varietas ercis mendel ini, yakni ukuran daun dan ukuran
bunga.
Hipotesis Mendel
1) Pada setiap organisme, ada sepasang faktor yang mengendalikan munculnya sifat tertentu
(faktor ini dinamai gen).Organisme tersebut mendapat faktor-faktor ini dari induknya, satu dari
masing-masing
2) Setiap faktor ini diteruskan sebagai unit tersendiri lagi tidak berubah (biji keriput pada
generasi F2 tidak kurang keriputnya dari pada yang dihasilkan generasi P, kedatipun faktor-faktor
yang mengendalikan sifat ini telah dilakukan pada generasi f1 biji bulat)
3) Bilamana sel-sel reproduktif (sperma atau telur) dipersiapkan, faktor-faktor itu berpisah dan
disebarkan sebagai unit-unit pada setiap gamet. Pernyataan ini sering disebut hukum mendel yang
pertama, hukum segregasi.
4) Jika suatu organisme mempunyai dua faktor beebeda untuk ciri tertentu, satu organisme
mungkin dinyatakan untuk peniadaan sama skali yang lainya. Kini, istilah yang dipakai ialah
“alela” untuk memperjelas bentuk alternatif satu gen yang mengendalikan sifat tertentu.
Hukum Mendel, merupakan salah satu materi mengenai pewarisan sifat organisme pada
pembelajaran Biologi. Yang dimaksud dengan Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai
pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya
'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian:
a. Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama
Mendel,
b. Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal
sebagai Hukum Kedua Mendel.
Pembagian Hukum Mendel
a. Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel.
A. HUKUM MENDEL I – SEGREGASI
Hukum Mendel I disebut hukum segregasi yaitu pemisahan gen dan alel pada saat pembentukan
sel gamet. Persilangan merupakan perkembangbiakan secara seksual yang melibatkan sel gamet.
Pada pembentukan sel gamet (gametogenesis) akan terjadi pengurangan (reduksi) jumlah
kromosom sel anak yang terbentuk. Hal ini bertujuan untuk menjaga jumlah kromosom sel anak
yang terbentuk saat fertilisasi. Kromosom akan berpisah dengan homolognya (pasangan) yang
mana mengandung gen dan alel. Dengan demikian, pada saat pembentukan gamet akan terbentuk
kromosom tunggal.
a. Persilangan dominan
Pada persilangan dominan, Mendel menyilangkan tanaman kacang ercis bunga merah dengan
putih. Warna merah diatur oleh gen M sementara putih diatur oleh gen m. Karena ini adalah
persilangan dominan, maka persilangannya sebagai berikut:
Parental 1 : Bunga merah (MM) x Bunga putih (mm)
Gamet : M m
Filial 1 : Bunga Merah (Mm)
Parental 2 : Bunga Merah (Mm) x Bunga Merah (Mm)
Gamet : M, m
Filial 2 : Bunga Merah (MM); 2 Bunga Merah (Mm); Bunga putih (mm)
Perbandingan genotip pada persilangan monohibrid dominan ialah 1 MM: 2Mm: 1mm, sementara
perbandingan fenotipenya ialah 3 merah: 1 putih.
Advertisement
b. Persilangan intermediet
Pada persilangan intermediet, keturunan akan mengikuti sifat kedua induk. Artinya, sifat
campuran akan muncul hasil dari pencampuran dua gen yang berbeda. Dan untuk contoh
persilangan intermediet, kita masih akan menggunakan contoh persilangan yang dilakukan oleh
Mendel:
2. Persilangan Dihibrid
Persilangan dihibrid ialah persilangan dua individu dengan memperhatikan dua karakter pembeda
sebagai fokus penelitian. Mendel lebih lanjut mengamati sifat pembeda antar kacang ercis.
Persilangan dihibrid merupakan asal terbentuknya hukum mendel yang kedua. Adapun
persilangan yang dilakukan oleh mendel ialah warna polong dan bentuknya. Kacang ercis polong
hijau keriput disilanngkan dengan kacang ercis kuning bulat. Warna hijau dominan terhadap
kuning, sementara bentuk bulat lebih dominan terhadp keriput. Berikut alur persilangannya:
Parental 1 : Hijau Keriput (HHbb) x Kuning Bulat (hhBB)
Gamet : Hb hB
Filial 1 : Hijau Bulat (HhBb)
Parental 2 : Hijau Bulat (HhBb) x Hijau Bulat (HhBb)
Gamet : HB, Hb, hB, hb
Filial 2 :
· H_B_ = Hijau Bulat (9)
· H_bb = Hijau keriput (3)
· hhB_ = kuning Bulat (3)
· hhbb = kuning keriput (1)
Dari persilangan dihidbrid tersebut diperoleh perbandingan fenotip 9:3:3:1. Persilangan filial
pertama dengan sesamanya akan menghasilkan keturunan yang memiliki sifat yang sama dengan
parental 1.
Hal ini menjelaskan bahwa gen yang menentukan e.g. tinggi tanaman dengan warna bunga
suatu tanaman, tidak saling mempengaruhi. Seperti nampak pada gambar 1, induk jantan (tingkat
1) mempunyai genotipe ww (secara fenotipe berwarna putih), dan induk betina mempunyai
genotipe RR (secara fenotipe berwarna merah).
Keturunan pertama (tingkat 2 pada gambar) merupakan persilangan dari genotipe induk jantan dan
induk betinanya, sehingga membentuk 4 individu baru (semuanya bergenotipe wR). Selanjutnya,
persilangan/perkawinan dari keturuan pertama ini akan membentuk indidividu pada keturunan
berikutnya (tingkat 3 pada gambar) dengan gamet R dan w pada sisi kiri (induk jantan tingkat 2)
dan gamet R dan w pada baris atas (induk betina tingkat 2). Kombinasi gamet-gamet ini akan
membentuk 4 kemungkinan individu seperti nampak pada papan catur pada tingkat 3 dengan
genotipe: RR, Rw, Rw, dan ww. Jadi pada tingkat 3 ini perbandingan genotipe RR , (berwarna
merah) Rw (juga berwarna merah) dan ww (berwarna putih) adalah 1:2:1. Secara fenotipe
perbandingan individu merah dan individu putih adalah 3:1.
Kombinasi gamet ini akan membentuk 4 individu pada tingkat F1 dengan genotipe SsBb (semua
sama). Jika keturunan F1 ini kemudian dikawinkan lagi, maka akan membentuk individu
keturunan F2. Gamet F1nya nampak pada sisi kiri dan baris atas pada papan catur. Hasil individu
yang terbentuk pada tingkat F2 mempunyai 16 macam kemungkinan dengan 2 bentuk buntut:
pendek (jika genotipenya SS atau Ss) dan panjang (jika genotipenya ss); dan 2 macam warna kulit:
coklat (jika genotipenya BB atau Bb) dan putih (jika genotipenya bb). Perbandingan hasil warna
coklat:putih adalah 12:4, sedang perbandingan hasil bentuk buntut pendek:panjang adalah 12:4.
Perbandingan detail mengenai genotipe SSBB:SSBb:SsBB:SsBb: SSbb:Ssbb:ssBB:ssBb: ssbb
adalah 1:2:2:4: 1:2:1:2: 1.
Selain dari contoh diatas “Waktu pembentukan gamet, alel-alel berbeda yang telah bersegregasi
bebas, akan bergabung secara bebas membentuk genotif dengan kombinasi2 alel yang berbeda.
Disebut juga Hukum penggabungan secara bebas (the Mendelian law of independent assortment).
Contoh:
P: Ayah normal heterozigot x Ibu albino
G: A, a X a, a
F1: Aa, Aa, aa, aa
Keberadaan gen berangkai pada suatu spesies organisme, yang meliputi urutan dan jaraknya
satu sama lain, menghasilkan peta kromosom untuk spesies tersebut, misalnya peta kromosom pada
lalat Drosophila melanogaster yang terdiri atas empat kelompok gen berangkai.
Salah satu dalam hal ini kromosom nomor 1, disebut sebagai kromosom kelamin. Pemberian
nama ini karena strukturnya pada individu jantan dan individu betina memperlihatkan perbedaan
sehingga dapat digunakan untuk membedakan jenis kelamin individu. Dan ternyata banyak sekali
spesies organisme lainnya, terutama hewan dan juga manusia, mempunyai kromosom kelamin.
Gen-gen yang terletak pada kromosom kelamin dinamakan gen rangkai kelamin (sex-linked genes)
sementara fenomena yang melibatkan pewarisan gen-gen ini disebut peristiwa rangkai kelamin
(linkage). Adapun gen-gen yang terletak pada kromosom selain kromosom kelamin, yaitu kromosom
yang pada individu jantan dan betina sama strukturnya sehingga tidak dapat digunakan untuk
membedakan jenis kelamin. Kromosom semacam ini dinamakan autosom.
Seperti halnya gen berangkai (autosomal), gen-gen rangkai kelamin tidak mengalami segregasi dan
penggabungan secara acak di dalam gamet-gamet yang terbentuk. Akibatnya, individu-individu yang
dihasilkan melalui kombinasi gamet tersebut memperlihatkan nisbah fenotipe dan genotipe yang
menyimpang dari hukum Mendel.
Gen rangkai kelamin dapat dikelompok-kelompokkan berdasarkan atas macam kromosom kelamin
tempatnya berada. Oleh karena kromosom kelamin pada umumnya dapat dibedakan menjadi
kromosom X dan Y, maka gen rangkai kelamin dapat menjadi gen rangkai X (X-linked genes) dan
gen rangkai Y (Y-linked genes). Di samping itu, ada pula beberapa gen yang terletak pada kromosom
X tetapi memiliki pasangan pada kromosom Y. Gen semacam ini dinamakan gen rangkai kelamin tak
sempurna (incompletely sex-linked genes).
Pewarisan Rangkai X
Percobaan yang pertama kali mengungkapkan adanya peristiwa rangkai kelamin dilakukan oleh T.H
Morgan pada tahun 1910. Dia menyilangkan lalat D. melanogaster jantan bermata putih dengan betina
bermata merah. Lalat bermata merah lazim dianggap sebagai lalat normal atau tipe alami (wild type),
sedang gen pengatur tipe alami, misalnya pengatur warna mata merah ini, dapat dilambangkan dengan
tanda +. Biasanya, meskipun tidak selalu, gen tipe alami bersifat dominan terhadap alel mutannya.
Hasil persilangan Morgan tersebut, khususnya pada generasi F1, ternyata berbeda jika tetua jantan yang
digunakan adalah tipe alami (bermata merah) dan tetua betinanya bermata putih. Dengan perkataan
lain, perkawinan resiprok menghasilkan keturunan yang berbeda. Persilangan resiprok dengan hasil
yang berbeda ini memberikan petunjuk bahwa pewarisan warna mata pada Drosophila ada
hubungannya dengan jenis kelamin, dan ternyata kemudian memang diketahui bahwa gen yang
mengatur warna mata pada Drosophila terletak pada kromosom kelamin, dalam hal ini kromosom X.
Oleh karena itu, gen pengatur warna mata ini dikatakan sebagai gen rangkai X.
Secara skema pewarisan warna mata pada Drosophila dapat dilihat pada Gambar 6.1. Kromosom X
dan Y masing-masing lazim dilambangkan dengan tanda dan .
P: + + w P: w w +
x x
betina normal jantan mata putih betina mata putih jantan normal
F1 : + w + F1: + w w
Hemofilia baru menjadi terkenal dan dipelajari pola pewarisannya setelah beberapa anggota keluarga
Kerajaan Inggris mengalaminya. Awalnya, salah seorang di antara putra Ratu Victoria menderita
hemofilia sementara dua di antara putrinya karier atau heterozigot. Dari kedua putri yang heterozigot
ini lahir tiga cucu laki-laki yang menderita hemofilia dan empat cucu wanita yang heterozigot. Melalui
dua dari keempat cucu yang heterozigot inilah penyakit hemofilia tersebar di kalangan keluarga
Kerajaan Rusia dan Spanyol. Sementara itu, anggota keluarga Kerajaan Inggris saat ini yang
merupakan keturunan putra/putri normal Ratu Victoria bebas dari penyakit hemofilia.
Pewarisan Rangkai Y
Pada umumnya kromosom Y hanya sedikit sekali mengandung gen yang aktif. Jumlah yang sangat
sedikit ini mungkin disebabkan oleh sulitnya menemukan alel mutan bagi gen rangkai Y yang dapat
menghasilkan fenotipe abnormal. Biasanya suatu gen/alel dapat dideteksi keberadaannya apabila
fenotipe yang dihasilkannya adalah abnormal. Oleh karena fenotipe abnormal yang disebabkan oleh
gen rangkai Y jumlahnya sangat sedikit, maka gen rangkai Y diduga merupakan gen yang sangat
stabil.
Gen rangkai Y jelas tidak mungkin diekspresikan pada individu betina/wanita sehingga gen ini disebut
juga gen holandrik. Contoh gen holandrik pada manusia adalah Hg dengan alelnya hg yang
menyebabkan bulu kasar dan panjang, Ht dengan alelnya ht yang menyebabkan pertumbuhan bulu
panjang di sekitar telinga, dan Wt dengan alelnya wt yang menyebabkan abnormalitas kulit pada jari.
Selain kedua sistem tersebut, masih banyak sistem penentuan jenis kelamin lainnya. Berikut ini akan
dijelaskan beberapa di antaranya.
a) Sistem XY
Sistem ini ditemukan pada tumbuhan, hewan dan manusia.
~ Genosom X berukuran lebih besar dibandingkan genosom Y. XX merupakan betina, XY merupakan
jantan.
Kromosom manusia dibedakan atas autosom dan kromosom kelamin. Sel tubuh manusia mengandung
46 kromosom yang terdiri dari 44 (22 pasang autosom) dan (2 atau 1 pasang kromosom kelamin). Pada
wanita kromosom kelamin berupa 2 buah kromosom –X bersifat homogametik, sedang pada pria berupa
sebuah kromosom –X dan kromosom –Y bersifat heterogametik.
Kemungkinan lahir anak perempuan atau laki-laki secara teoritis mengikuti perbandingan seks 1
perempuan : 1 laki-laki, tetapi terkadang tampak bahawa salah satui seks kerap kali melebihi jumlahnya
dibanding dengan seks yang lain. Beberapa motivasi yang menerangkan kejanggalan tersebut ;
1. Migrasi
Dengan adanya perpindahan penduduk, maka suatu daerah dapat memiliki kelebihan salah satu
seks.
1. Kromatin Kelamin dan Hipotesis Lyon
Seorang ahli genetika dari Kanada, M.L. Barr, pada tahun 1949 menemukan adanya struktur tertentu
yang dapat memperlihatkan reaksi pewarnaan di dalam nukleus sel syaraf kucing betina. Struktur
semacam ini ternyata tidak dijumpai pada sel-sel kucing jantan. Pada manusia dilaporkan pula bahwa
sel-sel somatis pria, misalnya sel epitel selaput lendir mulut, dapat dibedakan dengan sel somatis
wanita atas dasar ada tidaknya struktur tertentu yang kemudian dikenal dengan nama kromatin
kelamin atau badan Barr.
Pada sel somatis wanita terdapat sebuah kromatin kelamin sementara sel somatis pria tidak
memilikinya. Selanjutnya diketahui bahwa banyaknya kromatin kelamin ternyata sama dengan
banyaknya kromosom X dikurangi satu. Jadi, wanita normal mempunyai sebuah kromatin kelamin
karena kromosom X-nya ada dua. Demikian pula, pria normal tidak mempunyai kromatin kelamin
karena kromosom X-nya hanya satu.
Dewasa ini keberadaan kromatin kelamin sering kali digunakan untuk menentukan jenis kelamin serta
mendiagnosis berbagai kelainan kromosom kelamin pada janin melalui pengambilan cairan amnion
embrio (amniosentesis). Pria dengan kelainan kromosom kelamin, misalnya penderita sindrom
Klinefelter (XXY), mempunyai sebuah kromatin kelamin yang seharusnya tidak dimiliki oleh seorang
pria normal. Sebaliknya, wanita penderita sindrom Turner (XO) tidak mempunyai kromatin kelamin
yang seharusnya ada pada wanita normal.
Mary F. Lyon, seorang ahli genetika dari Inggris mengajukan hipotesis bahwa kromatin kelamin
merupakan kromosom X yang mengalami kondensasi atau heterokromatinisasi sehingga secara genetik
menjadi inaktif. Hipotesis ini dilandasi hasil pengamatannya atas ekspresi gen rangkai X yang
mengatur warna bulu pada mencit. Individu betina heterozigot memperlihatkan fenotipe mozaik yang
jelas berbeda dengan ekspresi gen semidominan (warna antara yang seragam). Hal ini menunjukkan
bahwa hanya ada satu kromosom X yang aktif di antara kedua kromosom X pada individu betina.
Kromosom X yang aktif pada suatu sel mungkin membawa gen dominan sementara pada sel yang lain
mungkin justru membawa gen resesif.
Hipotesis Lyon juga menjelaskan adanya mekanisme kompensasi dosis pada mamalia. Mekanisme
kompensasi dosis diusulkan karena adanya fenomena bahwa suatu gen rangkai X akan mempunyai
dosis efektif yang sama pada kedua jenis kelamin. Dengan perkataan lain, gen rangkai X pada individu
homozigot akan diekspesikan sama kuat dengan gen rangkai X pada individu hemizigot.
Anak perempuan buta warna dapat dilahirkan dari pria butawarna yang menikah dengan wanita
carrier.
G : X c, Y XC, Xc
F : XCXc : wanita normal carrier XcXc : wanita butawarna XCY : prianormal XcY : pria butawarna
2. Hemofilia
Hemofili merupakan suatu kelainan dimana darah seseorang sulit untuk membeku. Penyakit ini
disebabkan gen resesif h, sedangkan sifat normal dikendalikan oleh gen H. Seorang wanita normal
memiliki dua gen H pada masing-masing kromosom X. Bila salah satu kromosom X terdapat gen h,
wanita ini termasuk wanita normal tetapi membawa sifat hemofili (carrier).
Bila pada kedua kromosom X terdapat gen h wanita tersebut menderita hemofili dan umumnya
lethal. Pria menderita hemofili bila pada kromosom X-nya terdapat gen h, dan normal bila terdapat gen
H. Seorang anak laki-laki hemofili dapat lahir dari ibu carrier.
Menurut sejarah, wanita pertama carrier hemofili adalah Ratu Victoria. Disebut pertama karena
silsilah di atas Ratu Vicotria tidak diketahui. Pangeran Andrew mewarisi gen ini dari ibunya dan
meninggal saat kecelakaan dengan luka yang tidak seberapa parah.
A. Fisiologi kehamilan
Fisiologi kehamilan adalah seluruh proses fungsi tubuh pemeliharaan janin dalam kandungan
yang disebabkan pembuahan sel telur oleh sel sperma. saat hamil akan terjadi perubahan fisik dan
hormon yang sangat berubah drastis. Organ reproduksi interna wanita adalah alat pembuahan atau
kandungan bagian dalam yang meliputi ovarium, tuba falopi, uterus, dan vagina. Organ reproduksi
eksterna wanita adalah alat pembuahan atau kandungan bagian luar yang meliputi mons veneris, labia
mayor, labia minor, klitoris, introitus vagina, introitus uretra, kelenjar bartholini dan anus.
Payudara/mamae/susu adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit dan di atas otot dada.
Kehamilan adalah proses pemeliharaan janin dalam kandungan yang disebabkan pembuahan
sel telur oleh sel sperma. Pada saat hamil akan terjadi perubahan fisik dan hormon yang sangat berubah
drastis.
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi
pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot,
terjadi nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, tumbuh kembang hasil konsepsi sampai
aterm. Berikut adalah penjelasannya:
1. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh system hormonal yang kompleks.
2. Spermatozoa
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks. Spermatogonium berasal
dari sel primitive tubulus, menjadi spermatosit pertama, menjadi spermatosit kedua, menjadi
spermatid, akhirnya menjadi spermatozoa. Pada setiap hubungan seks ditumpahkan sekitar 3 cc
sperma yang mengandung 40-60 juta spermatozoa tiap milliliter. Bentuk spermatozoa seperti
cabang yang terdiri atas kepala (lonjong sedikit gepeng mengandung inti), leher (penghubung
antara kepala dan ekor), ekor (panjang sekitar 10x kepala, mengandung energy sehingga dapat
bergerak). Sebagian kematian dan hanya beberapa ratus yang mencapai tuba falopi. Spermatozoa
yang masuk ke dalam genetalia wanita dapat hidup selama 3 hari, sehingga cukup waktu untuk
mengadakan konsepsi.
3. Fertilisasi/ konsepsi
Fertilisasi atau konsepsi adalah pertemuan antara spermatozoa dengan ovum untuk membentuk
zigot.
Proses konsepsi / fertilisasi berlansung sebagi berikut :
a) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiate, yang
mengandung persediaan nutrisi
b) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase di tengah sitoplasma yang dibentuk
vitelus
c) Dalam perjalanan korona radiate makin berkurang dalam zona pelucida. Nutrisi dialirkan
ke dalam vitelus, melalui saluran pada zona pellucid
d) Konsepsi terjadi pada pars ampuylaris tuba, tempat yang paling luas dan dindingnya
penuh jonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia. Ovum yang mempunyai waktu
terlama di dalam ampula tuba
e) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 24 jam
f) Spermatozoa dilimpahkan, masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri.
Dalam kavum uteri terjadi proses kapasitasi yaitu pelepasan sebagian dari lipoprotein
sehingga mampu mengadakan fertilisasi. Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju
tuba. Spermatozoa hidup selama 3 hari di dalam genetalia interna. Spermatozoa
mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi serta mengikis korona radioata dan zona
pelucida dengan proses enzimatik (hialurodinase). Melalui stomata spermatozoa
memasuki ovum. Setelah kepala spermatozoa masuk ke dalam ovum, ekornya terlepas
dan tertinggal di luar. Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dan membentuk
zigot.
4. Nidasi
Nidasi adalah masuknya dan tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.
Bagian-bagian nidasi meliputi :
a) Pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa membentuk zigot
b) Dalam beberapa jam zigot membelah dirinya menjadi dua dan seterusnya.
c) Bersamaan dengan pembelahan inti, hasil konsepsi terus berjalan ke uterus
d) Hasil pembelahan sel memenuhio seluruh ruangan dalam ovum yang besarnya 100 MU
atau 0,1 mm dan disebut stadium morula
e) Selama pembelahan sel di bagian dalam, terjadi pembentukan sel di bagian luar morula
yang kemungkinan berasal dari korona radiata yang menjadi sel trofoblas
f) Sel trofoblas dalam pertumbuhannya mampu mengeluarkan hormone korionik
gonadotropin yang mempertahankan korpus luteum gravidarum
g) Pembelahan berjalan terus dan di dalam morula terjadi ruangan yang mengandung cairan
yang disebut blastula
h) Perkembangan dan pertumbuhan terus berjalan, blastula dengan vili korialis yang dilapisi
sel trofoblas telah siap untuk mengadakan nidasi
i) Sementara itu, fase sekresi endometrium telah makin gembur dan makin banyak
mengandung glikogen yang disebut desidua
j) Sel trofoblas yang meliputi “primer vili korialis” melakukan destruksi enzimatik dan
proteotik, sehingga dapat menanamkan diri di dalam endometrium
k) Proses penanaman blastula disebut nidasi atau implantasi
l) Proses nidasi tersebut terjadi pada hari ke-6 sampai 7 setelah konsepsi
m) Pada saat tertanamnya blastula ke dalam endometrium, mungkin terjadi perdarahan yang
disebut tanda Hartman.
5. Perubahan Fisiologi pada Saat kehamilan Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh genitalia
wanita mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan
pertumbuhan janin dalam rahim.
Plasenta dalam perkembangannya mengeluarkan hormone somatomatropin, estrogen, dan
progesteron yang menyebabkan perubahan pada :
1. Rahim atau uterus Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi
hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan
yang luar biasa untuk bertambah besar dengan cepat selama kehamilan dan pulih kembali
seperti keadaan semula dalam beberapa minggu setelah persalinan.Pada perempuan tidak
hamil uterus mempunyai berat 70 gram dankapasitas 10 ml atau kurang. Selama kehamilan,
uterus akan berubah menjadi suatu organ yang mampu menampung janin, plasenta, dancairan
amnion rata-rata pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai 5 liter bahkan dapat
mencapai 20 liter atau lebih denganberat rata-rata 1100 gram (Prawirohardjo, 2008).
2. Vagina (liang senggama) Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hyperemia terlihat
jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat
bewarna keunguan yang dikenal dengan tanda Chadwicks. Perubahan ini meliputi penipisan
mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sel otot polos.
3. Ovarium Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan Folikel baru juga
ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini akan
berfungsi maksimal selama6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai
penghasil progesterone dalam jumlah yang relative minimal(Prawirohardjo, 2008).
4. Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI
pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormone saat
kehamilan, yaitu estrogen, progesterone, dan somatromatropin.
5. Traktus urinarius Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh
uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering kemih. Keadaan ini akan hilang
dengan makin tuanya kehamilan bila uterus keluar dari rongga panggul.Pada akhir kehamilan,
jika kepala janin sudah mulai turun kepintu panggul, keluhan itu akan timbul kembali.
6. Perubahan pada kulit Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi
kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha.
Perubahan ini dikenal dengan namastriae gravidarum.
B. Alat eksternal dan internal
a. Eksternal
GAMBAR 1
1. Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis, labia
mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-
kelenjar pada dinding vagina.
3. Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung pleksus
vena.
Homolog embriologik dengan skrotum pada pria.
Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora.
Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior).
4. Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat
pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.
5. Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus clitoridis
yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog embriologik dengan penis pada
pria.
Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut
saraf, sangat sensitif.
6. Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora. Berasal
dari sinus urogenital.
Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum, introitus vaginae, ductus
glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina
terdapat fossa navicularis.
7. Introitus atau orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa
yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan.
8. Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan
sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen
dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk
fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous.
9. Corrunculae myrtiformis adalah sisa-sisa selaput dara yang robek yang tampak pada wanita
pernah melahirkan / para.
Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total
lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.
10. Vagina
Rongga muskulo membranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian kranial
dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut fornix,
dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri.
Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa
berlapis, berubah mengikuti siklus haid.
Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk
kopulasi (persetubuhan).
Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam
secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri.
Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding
vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.
11. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis
(levator ani, coccygeus) dan diafragma urogenitalis (perinealis transversus profunda,
constrictor urethra.
Perineal body adalah raphe median levator ani, antara anus dan vagina.
Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar
jalan lahir dan mencegah ruptur.
b. Internal
GAMBAR 2
1. Uterus
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa). Selama
kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus. Pada saat
persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi
konsepsi dikeluarkan.
Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri.
2. Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding dalam
vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan
ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio
cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel
skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum
melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah
pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi
serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks
menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin)
dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks
dipengaruhi siklus haid.
3. Corpus uteri
Terdiri dari :
paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum latum uteri di
intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke
dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan endometrium
yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh
hormon-hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior,
fundus uteri berada di atas vesica urinaria.
4. Ligamenta penyangga uterus
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentum
ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum
vesicouterina, ligamentum rectouterina.
5. Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica
cabang aorta abdominalis
6. Salping / Tuba Falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-
14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri.
Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa
dengan epitel bersilia.
Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan
fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap
bagiannya.
a. struktur payudara
Payudara (mammae, susu) merupakan kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada.
Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang
kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui
800 gram.
Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
a) Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.
b) Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel
Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu
kumpulan dari alveolus. Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20
lobus pada tiap payudara. ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus),
kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus
laktiferus).
c) Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.
d) Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya memusat ke
dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran
terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar
e) Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncakpayudara.
Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan
terbenam (inverted).
Payudara tersusun dari jaringan lemak yang mengandung kelenjar-kelenjar yang bertanggung
jawab terhadap produksi susu pada saat hamil dan setelah bersalin. Setiap payudara terdiri dari
sekitar 15-25 lobus berkelompok yang disebut lobulus, kelenjar susu, dan sebuah bentukan seperti
kantung-kantung yang menampung air susu (alveoli). Saluran untuk mengalirkan air susu ke
puting susu disebut duktus. Sekitar 15-20 saluran akan menuju bagian gelap yang melingkar di
sekitar puting susu (areola) membentuk bagian yang menyimpan air susu (ampullae) sebelum
keluar ke permukaan.
Kedua payudara tidak selalu mempunyai ukuran dan bentuk yang sama. Bentuk payudara
mulai terbentuk lengkap satu atau dua tahun setelah menstruasi pertamakali.Hamil dan menyusui
akan menyebabkan payudara bertambah besar dan akan mengalami pengecilan (atrofi) setelah
menopause.
Payudara akan menutupi sebagian besar dinding dada. Payudara dibatasi oleh tulang selangka
(klavikula) dan tulang dada (sternum). Jaringan payudara bisa mencapai ke daerah ketiak dan otot
yang berada pada punggung bawah sampai lengan atas (latissimus dorsi).
Kelenjar getah bening terdiri dari sel darah putih yang berguna untuk melawan penyakit.
Kelenjar getah bening didrainase oleh jaringan payudara melalui saluran limfe dan menuju nodul-
nodul kelenjar di sekitar payudara samapi ke ketiak dan tulang selangka. Nodul limfe berperan
penting pada penyebaran kanker payudara terutama nodul kelenjar di daerah ketiak.
b. Fisiologi payudara pada gravida
a. Mamae akan membesar dan tegang akibat somatomamotropin, estrogen dan progesteron,akan
tetapi belum mengeluarkan ASI.
b. Estrogen menimbulkan hipertropi sistem saluran, progesteron menambah sel sel asinus pada
mamae
c. Papila mamae akan membesar, lebih tegang dan tambah hitam, seperti seluruh areola mamae
karena hiperpigmentasi.
b. Kala II (pengeluaran )
Asuhan yang bersifat mendukung selama persalinan merupakan suatu standar
pelayanan kebidanan. Ibu yang bersalin biasanya mengalami perubahan emosional
yang tidak stabil.
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan
berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada primipara berlangsung selama 2 jam dan
pada multipara 1 jam.
Tanda dan gejala kala II :
His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit
Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan atau vagina
Perineum terlihat menonjol
Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka
Peningkatan pengeluaran lendir darah
Diagnosis kala II ditegakkan atas dasar pemeriksaan dalam yang
menunjukkan :
Pembukaan serviks telah lengkap
Terlihat bagian kepala bayi pada introitus vagina
Perubahan Psikologis Pada Kala II
Pada kala II, his terkoordinasi kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit
sekali. Kepala janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah
tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa ingin
meneran. Karena tekanan rektum, ibu merasa seperti mau buang air besar, dengan
tanda anus terbuka. Pada waktu terjadinya his, kepala janin mulai kelihatan, vulva
membuka, dan perineum meregang. Dengan his meneran yang terpimpin, maka akan
lahir kepala diikuti oleh seluruh badan janin.
GAMBAR 4
Pada kehamilan, kedua hormon tersebut berada dalam keadaan yang seimbang, sehingga
kehamilan bisa dipertahankan. Perubahan keseimbangan kedua hormon tersebut menyebabkan
oksitosin yang dikeluarkan oleh hipofise parst posterior dapat menimbulkan kontraksi dalam
bentuk Braxton Hicks. Kontraksi ini akan menjadi kekuatan yang dominan pada saat persalinan
dimulai, oleh karena itu makin tua kehamilan maka frekuensi kontraksi semakin sering. Oksitosin
diduga bekerja bersama atau melalui prostaglandin yang makin meningkat mulai umur kehamilan
minggu ke-15 sampai aterm lebih-lebih sewaktu partus atau persalinan. Disamping faktor gizi ibu
hamil dan keregangan otot rahim dapat memberikan pengaruh penting untuk mulainya kontraksi
rahim.
Dengan demikian dapat dikemukakan beberapa teori yang memungkinkan terjadinya proses
persalinan :
o Teori Keregangan — Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.
Setelah melewati batas waktu tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat mulai.
Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-otot
uterus. Hal ini mungkin merupakan faktor yang dapat mengganggu sirkulasi uteroplasenter
sehingga plasenta mengalami degenerasi. Pada kehamilan ganda seringkali terjadi kontraksi
setelah keregangan tertentu, sehingga menimbulkan proses persalinan.
o Teori penurunan progesterone — Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28
minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan
dan buntu. Villi koriales mengalami perubahan-perubahan dan produksi progesteron
mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin. Akibatnya otot
rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu.
o Teori oksitosin internal — Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofise parst posterior.
Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim,
sehingga sering terjadi kontraksi braxton hicks. Menurunnya konsentrasi progesteron akibat
tuanya kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dimulai.
o Teori prostaglandin — Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15
minggu, yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin pada saat hamil dapat
menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga terjadi persalinan. Prostaglandin dianggap dapat
memicu terjadinya persalinan.
o Faktor lain — Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus frankenhauser yang terletak
dibelakang serviks. Bila ganglion ini tertekan, maka kontraksi uterus dapat dibangkitkan.
Bagaimana terjadinya persalinan masih tetap belum dapat dipastikan, besar kemungkinan
semua faktor bekerja bersama-sama, sehingga pemicu persalinan menjadi multifaktor.
G. Persalinan normal
Persalinan normal disebut juga partus spontan adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang
kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang
umumnya berlangsung kurang dari 24 jam (Rustam Mochtar, 1998 ).
Persalinan normal merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan ( 37 – 42 minggu ) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18
jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin ( Prawirohardjo, 2001 ).
GAMBAR 5
H. Mekanisme persalinan
Mekanisme persalinan normal adalah rentetan gerakan pasif janin pada saat persalinan berupa
penyesuaian bagian terendah (kepala) janin terhadap jalan lahir atau panggul pada saat melewati jalan
lahir. Berikut adalah mekanismenya :
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fisiologi nifas
Fisiologi nifas adalah hal-hal yang terjadi dan bersifat karakteristk dalam masa nifas, artinya memberi
ciri adanya masa nifas. Jadi hal-hal yang terjadi dan bersifat karakteristik tidak terjadi pada hal lain,
misalnya masa sebelum hamil, masa hamil maupun masa persalinan. Hal-hal yang terjadi dan memberi ciri
masa nifas ini adalah perubahan-perubahan yang dianggap normal dan harus tenjadi untuk memenuhi
sebagian dan fungsi masa nifas, yaitu mengembalikan keadaan seperti sebelum masa hamil
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung lama kira-kira 6 minggu.(Buku
acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, sarwono prawirohardjo:122), masa nifas
juga dapat diartikan sebagai masa setelah kelahiran plasenta serta selaput ketuban dan berakhir pada saat
alat-alat kandungan kembali seperti pada keadan sebelum hamil, dan berlangsung lebih kurang 6 bulan.
(Buku Ilmu Kebidanan Biologi Reproduksi, Nilda Syntia Dewi, S.SiT ; 129)
1. Perubahan Fisik
Payudara menjadi besar, keras dan menghitam di sekitar puting susu, ini menandakan
dimulainya proses menyusui. Segera menyusui bayi sesaat setelah lahir (walaupun ASI belum
keluar). Pada hari ke 2 hingga ke 3 akan diproduksi kolostrum atau susu jolong yaitu ASI
berwarna kuning keruh yang kaya akan anti body, dan protein.
Setelah melahirkan ibu akan kehilangan 5-6 kg berat badannya yang berasal dari bayi, ari-ari,
air ketuban dan perdarahan persalinan, 2-3 kg lagi melalui air kencing sebagai usaha tubuh untuk
mengeluarkan timbunan cairan waktu hamil.Setelah persalinan suhu badan ibu akan naik 0.50C
dan setelah 12 jam pertama suhu akan normal kembali. Frekuensi nadi 60-80 denyut per menit.
d. Lochea adalah cairan yang berasal dari kavum uteri dan vagina pada masa nifas.
- Lochea rubra ( cruenta): berisi darah segar dan sisa- sisa selaput ketuban, sel- sel desidua, vernik
caseosa, lanugo dan mekonium, selama dua hari pascapersalinan.
- Lochea sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari ke-3 sampai ke-7
pascapersalinan.
- Lochea serosa: berwarna kuning, cairan tidak berubah lagi, pada hari ke-7 sampai ke-14
pascapersalinan.
- Lochea alba: cairan putih setelah 2 minggu.
e. Setelah persalinan bentuk servik agak mengganggu seperti corong berwarana merah kehitaman,
konsistensinya lunak, kadang- kadang terdapat perlukaan kecil.
f. Ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir secara
berangsur- angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan
menjadi retrofleksikarena ligamentum rotundum menjadi kendor.
3. Laktasi dan pengeluaran ASI
Hormon oksitosin menyebabkan mioepitalium kelenjar-kelenjar susu berkontraksi, produksi air air
susu baru berlangsung pada hari ke 2-3 post partum. Hari pertama air susu mengandung kolostrum yang
mengandung banyak protein albumin dan globulin.
4. Perubahan Psikis
Emosi yang berubah-ubah (mudah sedih, khawatir, tiba-tiba bahagia) disebabkan oleh berbagai faktor,
antara lain adanya perubahan hormon, keletihan ibu, kurangnya perhatian keluarga, kurangnya pengetahuan
akan cara merawat bayi serta konflik dalam rumah tangga. Perubahan ini memiliki berbagai bentuk dan
variasi dan akan berangsur-angsur normal sampai pada pekan ke 12 setelah melahirkan. Perubahan psikis
sebenarnya wajar-wajar saja jika tidak menimbulkan masalah seperti halnya dengan Baby Blues Syindrome
yang biasa juga dikenal sebagai Postpartum Distress Syndrome merupakan suatu kondisi dimana muncul
perasaan gundah gulana atau adanya perasaan sedih yang di alamai oleh para ibu pasca melahirkan. Kondisi
ini biasanya terjadi pada 14 hari pertama pasca melahirkan dan cenderung memburuk pada 3 ata 4 hari pasca
melahirkan. Namun jika ibu mengalami kondisi yang sama melebihi batas normal 2 minggu, maka baiknya
ibu berkonsultasi dengan dokter, karena di khawatirkan mengalami Postpartum Depression. Kondisi ini
dialami sekitar 50- 80% wanita setelah melahirkan khususnya bayi pertama.
1. Struktur Payudara
Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
a. Korpus
Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel Aciner,
jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos danpembuluh darah. Lobulus, yaitu kumpulan
dari alveolus. Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.
ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung
membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).
b. Areola
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya memusat ke
dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dindingalveolus maupun saluran-saluran
terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
c. Papilla
Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan
terbenam (inverted).
Laktasi atau menyusui mempunyai dua pengertian, yaitu produksi ASI (prolaktin) dan pengeluaran ASI
(oksitosin). Pembentukan payudara dimulai sejak embrio berusia 18-19 minggu, dan berakhir ketika mulai
menstruasi. Hormon yang berperan adalah hormon esterogen dan progesteron yang membantu maturasi alveoli.
Sedangkan hormon prolaktin berfungsi untuk produksi ASI. Selama kehamilan hormon prolaktin dari plasenta
meningkat tetapi ASI belum keluar karena pengaruh hormon estrogen yang masih tinggi. Kadar estrogen dan
progesteron akan menurun pada saat hari kedua atau ketiga pasca persalinan, sehingga terjadi sekresi ASI. Pada
proses laktasi, terdapat dua refleks yang berperan, yaitu refleks prolaktin dan refleks aliran yang timbul akibat
perangsangan putting susu dikarenakan hisapan bayi.
Pembentukan payudara dimulai sejak embrio berusia 18-19 minggu, dan berakhir ketika mulai
menstruasi. Hormon yang berperan adalah hormon esterogen dan progesteron yang membantu maturasi alveoli.
Sedangkan hormon prolaktin berfungsi untuk produksi ASI.
Selama kehamilan hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI belum keluar karena pengaruh
hormon estrogen yang masih tinggi. Kadar estrogen dan progesteron akan menurun pada saat hari kedua atau
ketiga pasca persalinan, sehingga terjadi sekresi ASI. Pada proses laktasi terdapat dua reflek yang berperan,
yaitu refleks prolaktin dan refleks aliran yang timbul akibat perangsangan puting susu dikarenakan isapan bayi.
Refleks Prolaktin
Akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum, tetapi jumlah
kolostrum terbatas dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen danprogesteron yang masih
tinggi. Pasca persalinan, yaitu saat lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi korpus luteum maka estrogen
dan progesteron juga berkurang. Hisapan bayi akan merangsang puting susu dan kalang payudara, karena
ujung-ujung saraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik.
Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus dan akan menekan
pengeluaran faktor penghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor pemacu
sekresi prolaktin. Faktor pemacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior sehingga keluarprolaktin.
Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu. Kadar prolaktin pada
ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut
tidak akan ada peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung.
Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2 – 3. Sedangkan
pada ibu menyusui prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti: stress atau pengaruh psikis, anastesi,
operasi dan rangsangan puting susu
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior, rangsangan yang berasal dari isapan
bayi dilanjutkan ke hipofise posterior (neurohipofise) yang kemudian dikeluarkanoksitosin. Melalui aliran
darah, hormon ini menuju uterus sehingga menimbulkan kontraksi. Kontraksi dari sel akan memeras air susu
yang telah terbuat, keluar dari alveoli dan masuk ke sistem duktus dan selanjutnya mengalir
melalui duktus lactiferus masuk ke mulut bayi. Faktor-faktor yang meningkatkan let down adalah: melihat bayi,
mendengarkan suara bayi, mencium bayi, memikirkan untuk menyusui bayi. Faktor-faktor yang menghambat
reflek let down adalah stress, seperti: keadaan bingung/ pikiran kacau, takut dan cemas.
Timbul saat bayi baru lahir tersentuh pipinya, dan bayi akan menoleh ke arah sentuhan. Bibir bayi
dirangsang dengan papilla mamae, maka bayi akan membuka mulut dan berusaha menangkap puting susu.
Refleks ini timbul apabila mulut bayi terisi oleh ASI, maka ia akan menelannya.
Apabila bayi disusui, maka gerakan menghisap yang berirama akan menghasilkan rangsangan saraf
yang terdapat pada glandula pituitaria posterior, sehingga keluar hormonoksitosin. Hal ini menyebabkan
sel-sel miopitel di sekitar alveoli akan berkontraksi dan mendorong ASI masuk dalam pembuluh ampula.
Pengeluaran oksitosin selain dipengaruhi oleh isapan bayi, juga oleh reseptor yang terletak pada duktus.
Bila duktus melebar, maka secara reflektoris oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis.
D. Struktur payudara
Struktur Mikroskopis
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Hormon-hormon yang mempengaruhi gametogenesis dan fungsi reproduksi antara lain :Pada Hipofisis
terdapat hormon gonadotropin yang terdiri atas FSH (Folikel Stimulating hormone) dan LH (Liuteizing
Hormon).Pada Ovarium terdapat hormon estrogen dan hormone progeteron.Pada Plasenta terdapat hormon
gonadotropin korion, estrogen, progesterone, dan somatotropin.Pada siklus reproduksi terdapat hormon FSH,
Hormon LH, Hormon estrogen, dan Hormon Progesteron.
Hukum Mendel, merupakan salah satu materi mengenai pewarisan sifat organisme dan selain itu juga
pada dasar-dasar genetik terdiri dari DNA,RNA, SINTESIS PROTEIN.