BIOLOGI UMUM
Disusun Oleh :
NPM : 188700010
FAKULTAS BILOGI
T.A 2018/2019
Kata Pengantar
Bismillahirrohmanirrohiim.
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahirabbil’aalamiin. Segala puji bagi Allah SWT , Tuhan semesta alam, yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Struktur dan Fungsi Mitokondria”. Makalah ini disusun dalam
rangka untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.
Shalawat beriringan salam tidak lupa saya sampaikan kepada Rasulullah SAW, karena
berkat kegigihan dan kesabaran beliaulah kita dapat menikmati indahnya hidup dalam naungan
Al-Islam, cahaya IIahi Rabbi, termasuk menuntut ilmu pengetauhan. Saya menyadari bahwa
segala yang sempurna pasti berasal dari Allah SWT . Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun guna memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata , semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya khususnya dan bagi rekan-
rekan pembaca pada umumnya .
AmiinYarabbal’alamin
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
KATA PENGANTAR
……………………………………………………………………………… 1
DAFTAR ISI
…………………………………………………………………………………………. 2
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
…………………………………………………………………………………………. 4
3.2 Saran
………………………………………………………………………………………….. 13
DAFTAR PUSTAKA
……………………………………………………………………………….. 14
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Mitokondria secara umum memiliki diameter kira-kira 0,5-1,0 µm dan panjang kira-kira
3 µm. Umumnya mitokondria memiliki panjang dapat mencapai 7 µm. Mitokondria
mempunyai dua lapisan membran , yaitu membran luar dan membran dalam.
Membran luar memiliki permukaan halus. Membran luar mengandung protein transport
yang disebut porin . Porin membentuk saluran yang berukuran relative lebih besar dari
lapisan ganda lipid membrane luar , sehinggga membrane luar dapat dianggap sebagai
saringan yang memungkinkan ion maupun molekul berukuran 5 kDa atau kurang
termasuk protein berukuran kecil. Ukuran tersebut sama dengan 8.3027e-21 gram.
Membran luar juga mengandung enzim yang terlibat dalam biosintesis lipid ke matriks
untuk menjalani proses β-oksidasi menghasilkan asetil CoA.
Sedangkan membran dalam berlekuk-lekuk yang disebut krista. Sel-sel yang aktif atau
memiliki metabolism tinggi, misalnya sel otot jantung, mitokondrianya banyak
mengandung krista. Pada krista terdapat enzim untuk fosforilasi oksidatif dan system
transport electron. Protein yang berperan dalam respirasi,termasuk enzim pembuat ATP,
dibuat dalam mebran dalam. Membran dalam memiliki permukaan yang luas sehingga
dapat meningkatkan produktivitas respirasi seluler . Membran dalam tidak berhubungan
dengan membran luar. Membran dalam membagi mitokondria menjadi dua ruang, yaitu
ruang intermembrane(antar membrane) dan matriks mitokondria . Perhatikan gambar 2 ,
3 dan 4 .
Gambar 4. Krista
Membran dalam membagi mitokondria menjadi dua ruang, yaitu ruang intermembrane(antar
membrane) dan matriks mitokondria .
Protein adalah penyusun utama . Persentase prtein yang sebenarnya berkaitan dengan
jumlah membrane dalam yang ada . Membran dalam terdiri atas protein enzimatik
maupun structural . Protein mitokondria dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk ,
yaitu bentuk terlarut dan tidak terlarut . Protein terlarut terutama terdiri atas enzim-enzim
matriks dan protein perifer membran atau protein intrinsic membran tertentu . Protein
tidak terlarut biasanya menjadi bagian integral membrane . Beberapa dari protein
merupakan protein structural serta beberapa protein enzim .
Air merupakan komponen yang dominan dan ditemukan di seluruh mitokondria kecuali
dalam lapisan bilayer lipida. Air berperan dalam reaksi kimia dan berperan juga sebagai
medium fisik dimana metabolit dapat berdifusi diantara system-sistem enzim.
Lipid, jumlahnya tergantung sumber mitokondrianya . Namun demikian, fosfolipida
terdiri dari ¾ dari total lipida . Fosfatidilamin dan fosfatidiletanolamin umumnya
merupakan fosfatidil dalam jumlah yang besar pada mitokondria. Namun demikian,
ditemukan kadar kadiolipin dan kolesterol dengan konsentrai rendah .
Dalam menyempurnakan organel sel yang ada pada tumbuhan, hewan, jamur dan protista,
mitokondria melewati beberapa proses untuk penyempurnaan sel yang melalui beberapa
tahap yaitu :
2. Respirasi seluler
Respirasi seluler merupakan proses oksidasi molekul makanan, misalnya glukosa,
menjadi CO2 dan H2O, itu berarti merupakan proses pembentukan energi ke dalam
bentuk ATP. Pembentukan ATP tersebut adalah untuk memberi dukungan terhadap
aktivitas sel.
Glikolisis
Glikolisis merupakan proses katabolisme glukosa terjadi pada setiap jenis sel.
Proses ini terjadi di dalam sitosol, dan menyebabkan degradasi 1 molekul gula
menjadi 2 molekul piruvat yang terjadi melalui suatu urutan reaksi &
menggunakan enzim-enzim .
Persamaan reaksi :
Pada glikolisis terdapat 9 reaksi yang masing-masing dibantu oleh enzim yang
spesifik.
Pada tahap 1 dan 3 ATP diubah menjadi ADP dan terjadi proses
fosforilasi
Pada tahap 5 NAD diubah menjadi NADH + H +
Pada tahap 6 dan 9 ADP diubah menjadi meolekul berenergi tinggi yaitu
ATP
Pada tahap 4, gula 6 – C dipecah menjadi 2 senyawa 3 – C yaitu
fosfogliseraldehid (PGAL) dan dihidroksiaseton dapat diubah menjadi
PGAL dengan bantuan enzim isomerase
Akhir dari proses glikolisis menghasilkan dua molekul asam piruvat (3 –
C) serta 2 ATP dan 2 NADH per molekul glukosa
Pada kondisi anaerob (tanpa kehadiran oksigen), asam piruvat dapat
masuk ke fermentasi alcohol dan fermentasi asam laktat.
Siklus Krebs
Siklus krebs disebut juga sebagai siklus asam sitrat, siklus ini berperan dalam
respirasi aerob.
Terdapat 7 tahapan utama yang menggerakkan reaksi ini yaitu:
1. Penggabungan molekul asetil-KoA dengan oksaloasetat dan membentuk
asam sitrat. Enzim yang digunakan dalam reaksi ini adalah enzim asam
sitrat sintetase.
2. Tahap kedua yang disebut isomerase sitrat dibantu oleh enzim akonitase
yang menghasilkan isositrat.
3. Enzim isositrat dehidrogenase mengubah isositrat menjadi alfa-
ketoglutarat dengan bantuan NADH. Setiap satu reaksi melepaskan satu
molekul karbon dioksida.
4. Alfa ketoglutarat diubah menjadi suksinil-CoA. Reaksi dikatalisasi oleh
enzim alfa-ketoglutarat dehidrogenase.
5. Suksinil-CoA diubah menjadi suksinat dengan mengubah GDP + Pi
menjadi GTP. GTP digunakan untuk membentuk ATP.
6. Suksinat yang dihasilkan dari proses sebelumnya akan didehidrogenasi
menjadi fumarat dengan bantuan enzim suksinat dehidrogenase.
7. Terjadi hidrasi yaitu penambahan atom hidrogen pada ikatan karbon
ganda (C=C) yang ada pada fumarat sehingga menghasilkan malat.Enzim
malat dehidrogenase mengubah malat menjadi oksaloasetat. Oksaloasetat
yang dihasilkan berfungsi untuk menangkap asetil-CoA, sehingga siklus
Krebs akan terus berlangsung. Pada tahap ini juga dihasilkan NADH
ketiga dari NAD+.
Hasil dari siklus ini adalah dua molekul ATP, dua molekul FADH2, enam molekul NADH , serta
dua molekul CO2. Pada reaksi ini, akseptor elektron terakhir adalah oksigen dan dihasilkan
molekul air dari reaksi 8 molekul hidrogen oksigen. FADH2 dan NADH dikonversi menjadi
ATP pada siklus transpor elektron. Setiap molekul NADH menghasilkan 3 ATP, sedangkan
setiap molekul FADH2 menghasilkan 2 ATP .
Fermentasi
Pada peristiwa glikosis, glukosa secara bertahap diubah menjadi asam piruvat.
Asam piruvat selanjutnya dapat diubah menjadi sejumlah produk, tergantung
pada kondisi metabolism sel secara umum. Misalnya asam Piruvat diubah
menjadi asetil CoA untuk memasuki daur asam sitrat dalam kondisi aerob atau
dikonversi menjadi etanol atau asam laktat dalam kondisi anaerob .
Dekarboksilasi Oksidatif
Setelah memasuki mitokondria, asam piruvat mula-mula diubah menjadi suatu
senyawa yang disebut asetil CoA. Dekarboksilasi oksidatif ini merupakan
persambungan antara glikolisis dan siklus krebs yang diselesaikan oleh kompleks
multi enzim yang mengkatalis 3 reaksi .
2. Kompleks II , memiliki berat molekul yang lebih kecil dari pada kompleks I ,
yakni 220.000 dalton . Enzim yang tedapat di kompleks ini adalah enzim suksinat
dehydrogenase. Enzi mini terususn dari dua polipeptida, suatu protein integral
membrane dalam mitokondria. Koenzim yang terdapat di kompleks ini adalah:
3. Kompleks III , pompa proton kedua dari rantai pernafasan adalah sitokrom
reduktase. Sitokrom merupakan protein pemindah elektron yang mengandung
heme sebagai gugus prostetik . Atom besinya terdapat bergantian antara keadaan
tereduksi(2+) dan teroksidasi(3+) . Sitokrom reduktase memiliki dua jenis
sitokrom, yakni b dan c .
a. Sitokrom b mengandung dua heme bH(b-566) dan bL(b560)
b. Sitokrom C1 mengandung satu heme
c. Protein belerang besi mengandung satu pusat 2Fe-2S .
Aliran sepasang elektron melalui kompleks ini menyebabkan 2H+ ditranspor ke sisi sitosol,
setengah dari hasil yang diperoleh NADH reduktase, karena daya termodinamikanya lebih kecil .
Siklus Mitokondria
Secara rinci, siklus yang terjadi di dalam mitokondria adalah sebagai berikut :
1. Di bagian membran luar, terjadi biosintesis lipid ke matriks. Asam lemak hasil degradasi
lipid di sitosol akan dioksidasi menjadi asetil CoA melalui reaksi β- oksidasi dalam
matriks mitokondria. Asam lemak di sitosol harus berikatan terlebih dahulu dengan CoA,
membentuk asil CoA dengan bantuan asil CoA sintetase yang terdapat pada membran
luar. Setelah masuk ke ruang antar membran, asam lemak tersebut akan terlepas dari
CoA, kemudian berikatan dengan karnitin dengan membentuk karnitin-asil, dengan
bantuan enzim karnitin-asil transferase I agar dapat masuk ke dalam matriks mitokondria.
Selanjutnya asam lemak akan mengalami proses β-oksidasi menghasilkan asetil CoA
yang kemudian akan masuk ke siklus Krebs.
2. Asam amino hasil degradasi protein akan masuk ke siklus Krebs melalui proses konversi
menjadi salah satu intermediet siklus Krebs. Aspartat dan asparagin akan dikonversi
menjadi oksaloasetat, fenil alanin dan tirosin menjadi fumarat, isoleusin, metionin dan
valin menjadi suksinil CoA, arginin, histidin, glutamin dan prolin diubah dahulu menjadi
glutamat sebelum masuk ke siklus Krebs melalui α- ketoglutarat; alanin, glisin, serin, dan
sistein mengalami dua macam konversi menjadi piruvat dan dari piruvat menjadi asetil
CoA sebelum akhirnya sitrat yang merupakan intermediet siklus Krebs, begitu juga
dengan leusin, lisin dan triptofan yang akan diubah menjadi asetoasetil CoA dan
kemudian asetil CoA sebelum menjadi sitrat.
3. Glikolisis yang merupakan tahapan dalam metabolisme karbohidrat menghasilkan piruvat
di sitosol yang akan di transport menuju matriks mitokondria. Piruvat ini akan di ubah
menjadi asetil CoA dan selanjutnya masuk ke dalam siklus Krebs. Reaksi-reaksi yang
berlangsung dalam siklus Krebs akan menghasilkan molekul berenergi tinggi NADH dan
FADH2. Selain dihasilkan dalam matriks mitokondria melalui reaksi siklus Krebs,
NADH juga dihasilkan di sitosol melalui proses glikolisis. NADH di sitosol ini akan
ditransport ke dalam matriks mitokondria melalui malat-aspartate shuttle.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa mitokondria merupakan salah satu organel sel, yang secara
umum memiliki diameter 0,5 – 1,0 µm dan panjang 1 – 3 µm. mitokondria terdiri dari empat
bagian utama, yaitu membran luar, membran dalam, ruang antar membran, dan matriks yang
terletak di bagian dalam membrane. Fungsi utama dari mitokondria adalah sebagai tempat
respirasi sel untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Dalam mitokondria, terjadi proses
yang disebut pemecahan molekul makanan, respirasi seluler yang terdiri atas glikolisis,
fermentasi, dekarboksilasi oksidatif piruvat, dan siklus krebs dan sistem transport elektron.
3.2 Saran
Makalah ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya. Bagi rekan mahasiswa/i,
semoga makalah ini banyak membantu kita dalam kegiatan perkuliahan, yakni mata kuliah
Biologi Sel. Dalam penerapannya, diharapkan kepada rekan mahasiswa/i agar lebih mengenal
dan memahami peranan mitokondria sebagai bagian penyusun dari unit dasar kehidupan ini.
Dalam penerapannya, diharapkan kepada rekan mahasiswa untuk lebih mengenal dan memahami
mitokondria seabagai penghasil energi sel.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., J.B. Reece, & L.G. Mitchell. 2005. Biologi. Edisi ke-5.Terj. dari: Biology.5th
Ed. Oleh Manalu, W. Jakarta. Penerbit Erlangga.
Albert, Bruce el all 2008. Molecular Biology of The cell Fifth Edition. USA: Garland Science
Taylor & Francis Group .
Campbell Neil A, et al, 2008. Biology 9th Edition. USA : Pearson Education Inc.