Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

BIOLOGI UMUM

“ STRUKTUR DAN FUNGSI MITOKONDRIA”

Disusun Oleh :

Nama : Adis Indah Sari

NPM : 188700010

Dosen : Dr.Kiki Nurtjahja,M.Sc

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS BILOGI

UNIVERSITAS MEDAN AREA

T.A 2018/2019
Kata Pengantar

Bismillahirrohmanirrohiim.

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillahirabbil’aalamiin. Segala puji bagi Allah SWT , Tuhan semesta alam, yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Struktur dan Fungsi Mitokondria”. Makalah ini disusun dalam
rangka untuk  menyelesaikan tugas yang diberikan.

Shalawat beriringan salam tidak lupa saya sampaikan kepada Rasulullah SAW, karena
berkat kegigihan dan kesabaran beliaulah kita dapat menikmati indahnya hidup dalam naungan
Al-Islam, cahaya IIahi Rabbi, termasuk menuntut ilmu pengetauhan. Saya menyadari bahwa
segala yang sempurna pasti berasal dari Allah SWT . Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun guna memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini.

Akhir kata , semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya khususnya dan bagi rekan-
rekan pembaca pada umumnya .

AmiinYarabbal’alamin

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Medan, November 2018

Adis Indah Sari


Daftar Isi

KATA PENGANTAR
……………………………………………………………………………… 1

DAFTAR ISI
…………………………………………………………………………………………. 2

BAB I    PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang ……………………………………………………………………………. 3

1.2    Rumusan Masalah ………………………………………………………………………. 3

1.3    Tujuan
…………………………………………………………………………………………. 4

BAB II   PEMBAHASAN

2.1    Struktur dari Mitokondria ……………………………………………………………… 5

2.2    Komposisi Kimia dari Mitokondria …………………………………………………. 6

2.3    Fungsi dan Peran dari Mitokondria ……………………………………………….. 7

2.4    Mekanisme/Proses pada Mitokondria …………………......................... 9

BAB III PENUTUP

3.1    Kesimpulan ………………………………………………………………………………….


11

3.2    Saran
…………………………………………………………………………………………..    13

DAFTAR PUSTAKA
………………………………………………………………………………..   14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tiap organisme atau makhluk hidup memiliki ukuran yang berbeda-beda.Semakin besar
ukuran organisme itu, maka sel penyusun semakin banyak . Tubuh kita tersusun atas
bermiliyar-milyar sel. Sel didefinisikan sebagai unit structural dan fungsional terkecil yang
menyusun makhluk hidup. Dalam menjalankan fungsinya, sel di lengkapi dengan organel.
Salah satu organel yang penting dalam sel adalah MITOKONDRIA .
Mitokondria berasal dari kata Yunani kuno yang artinya benang, dan chondrion yang
berarti seperti granul(butir-butiran), sehingga dapat di artikan sebagai organela dengan
rangkaian butir-butir seperti benang. Mitokondria ditemukan dalam jumlah banyak pada sel
yang aktivitas metabolismenya tinggi yaitu sel-sel kontraktil seperti sperma pada bagian
ekornya, sel jantung dan sel yang aktif membelah seperti epithelium,akar rambut, dan
epidermis kulit .
Mitokondria adalah organel penghasil energy bagi sel dalam bentuk ATP. Berdasarkan
hipotesis endosymbiosis mitokondria berasal dari sel eukariotik yang bersimbiosis dengan
prokariotik(bakteri) sehingga membentuk organel sel. Adanya DNA pada mitokondria
menunjukkan bahwa dahulu mitokondria merupakan entitas yang terpisah dari sel inangnya
dan hipotesis ini ditunjang oleh beberapa kemiripan mitokondria dengan bakteri.
Mitokondria ini mirip bakteri mulai dari bereproduksi dengan cara membelah diri menjadi
dua,memiliki system genetic sendiri, dan memiliki ribosom. Ribosom mitokondria lebih
mirip dengan bakteri dibandingkan dengan ribosom yang dikode oleh inti sel eukariot.
Mitokondria berputar dan berubah bentuk menjadi bermacam-macam konformasi. Satu
mitokondria dapat menunjukkan perubahan bentuk dalam perjalanan waktu. Pada otot lurik
dan sel-sel lain yang mitokondrianya tidak terdapat bebas dalam sitosol plastisitas
strukturnya berkurang . Plastisitas dan gerak mitokondria dalam sel menjamin
penyebarluasan ATP di seluruh sel yaitu di tempat-tempat yang memerlukan ATP.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana struktur dari mitokondria
2. Apa komposisi kimia dari mitokondria
3. Apa Fungsi dari Mitokondria
4. Bagaimana proses yang terjadi dalam mitokondria.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui dan memahami tentang
mitokondria baik struktur,komposisi kimia,fungsi,dan proses yang terjadi pada mitokondria.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Struktur Mitokondria

Gambar 1. Struktur Mitokondria secara umum

Mitokondria secara umum memiliki diameter kira-kira 0,5-1,0 µm dan panjang kira-kira
3 µm. Umumnya mitokondria memiliki panjang dapat mencapai 7 µm. Mitokondria
mempunyai dua lapisan membran , yaitu membran luar dan membran dalam.
Membran luar memiliki permukaan halus. Membran luar mengandung protein transport
yang disebut porin . Porin membentuk saluran yang berukuran relative lebih besar dari
lapisan ganda lipid membrane luar , sehinggga membrane luar dapat dianggap sebagai
saringan yang memungkinkan ion maupun molekul berukuran 5 kDa atau kurang
termasuk protein berukuran kecil. Ukuran tersebut sama dengan 8.3027e-21 gram.
Membran luar juga mengandung enzim yang terlibat dalam biosintesis lipid ke matriks
untuk menjalani proses β-oksidasi menghasilkan asetil CoA.
Sedangkan membran dalam berlekuk-lekuk yang disebut krista. Sel-sel yang aktif atau
memiliki metabolism tinggi, misalnya sel otot jantung, mitokondrianya banyak
mengandung krista. Pada krista terdapat enzim untuk fosforilasi oksidatif dan system
transport electron. Protein yang berperan dalam respirasi,termasuk enzim pembuat ATP,
dibuat dalam mebran dalam. Membran dalam memiliki permukaan yang luas sehingga
dapat meningkatkan produktivitas respirasi seluler . Membran dalam tidak berhubungan
dengan membran luar. Membran dalam membagi mitokondria menjadi dua ruang, yaitu
ruang intermembrane(antar membrane) dan matriks mitokondria . Perhatikan gambar 2 ,
3 dan 4 .

Gambar 2. Membran luar Gambar 3. Membran dalam

Gambar 4. Krista

Membran dalam membagi mitokondria menjadi dua ruang, yaitu ruang intermembrane(antar
membrane) dan matriks mitokondria .

 Ruang antar membran(intermembran) , merupakan ruangan diantara membran luar


dan membran dalam . Membran luar dapat dilalui protein dan molekul besar .. Ruang
ini mengandung sekitar 6% dari total protein mitokondria dan berbagai enzim yang
bekerja menggunakan ATP(adenosine triphosphate) yang tengah melewati ruang
tersebut untuk memfosforilasi nukleotida. Perhatikan gambar 5.
Gambar 5. Ruang antar membran(intermembran )

 Matriks mitokondria , merupakan ruang yang dilubungi leh membran dalam .


Beberapa tahapan metabolisme terjadi di matriks. Matriks mengandung protein dan
DNA, RNA , dan ribosom . DNA mitokondria merupakan sandi untuk protein dan
enzim yang bekerja pada membran dalam, sedangkan DNA nucleus merupakan sandi
untuk prtein matriks dan membran dalam . Membran dalam dan matriks mitokondria
terkait erat dengan aktivitas utama mitokondria yaitu terlihat dalam siklus asam
trikarboksilat, oksidasi lemak dan pembentukan energy . Rantai respirasi terdapat
dalam membrane dalam ini. Membrane dalam dari selimut mitokondria sangat
berbelit-belit meruak ke bagian dalam matriks dengan pola seperti tabung atau
dengan polar lir lembaran di berbagai tempat yang disebut krista . Sebagian besar
(sekitar 67%) protein mitokondria dijumpai pada bagian matriks . Enzim-enzim yang
dibutuhkan untuk proses oksidasi piruvat, asam lemak dan untuk menjalankan siklus
asam trikarboksilat terdapat pada matriks . Perhatikan gambar 6 .

Gambar 6. Matriks mitokondria


2.2 Komposisi Penyusun Bahan Kimia Mitokondria

 Protein adalah penyusun utama . Persentase prtein yang sebenarnya berkaitan dengan
jumlah membrane dalam yang ada . Membran dalam terdiri atas protein enzimatik
maupun structural . Protein mitokondria dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk ,
yaitu bentuk terlarut dan tidak terlarut . Protein terlarut terutama terdiri atas enzim-enzim
matriks dan protein perifer membran atau protein intrinsic membran tertentu . Protein
tidak terlarut biasanya menjadi bagian integral membrane . Beberapa dari protein
merupakan protein structural serta beberapa protein enzim .
 Air merupakan komponen yang dominan dan ditemukan di seluruh mitokondria kecuali
dalam lapisan bilayer lipida. Air berperan dalam reaksi kimia dan berperan juga sebagai
medium fisik dimana metabolit dapat berdifusi diantara system-sistem enzim.
 Lipid, jumlahnya tergantung sumber mitokondrianya . Namun demikian, fosfolipida
terdiri dari ¾ dari total lipida . Fosfatidilamin dan fosfatidiletanolamin umumnya
merupakan fosfatidil dalam jumlah yang besar pada mitokondria. Namun demikian,
ditemukan kadar kadiolipin dan kolesterol dengan konsentrai rendah .

2.3 Fungsi dan Peran Mitokondria


Mitokondria adalah organel sel eukariotik yang berfungsi sebagai organ respirasi
pembangkit energi dengan mengasilkan adenosine triphospat (ATP) . Didalam mitokondria
glukosa dioksidasi dengan bantuan oksigen sehingga dapat menghasilkan energi . Selain itu
seperti yang sudah dijelaskan, adanya aktivitas dalam bagian-bagian mitokondria juga
memberikan fungsi tertentu seperti tempat terjadinya reaksi oksidasi, reaksi β-oksidasi dan
siklus krebs .

2.4 Mekanisme/Proses pada Mitokondria

Dalam menyempurnakan organel sel yang ada pada tumbuhan, hewan, jamur dan protista,
mitokondria melewati beberapa proses untuk penyempurnaan sel yang melalui beberapa
tahap yaitu :

1. Pemecahan molekul makanan


 Stadium 1 – pembentukan makromolekul sebagai sub unit sederhana oleh enzim-
enzim pencernaan. Protein menjadi asam amino, polisakarida menjadi gula, lemak
menjadi asam lemak & gliserol
  Stadium 2 – subunit sederhana dibentuk menjadi asetil CoA. Subunit sederhana
tersebut diuraikan menjadi piruvat dan kemudian dibentuk menjadi sitoplasma sel
kemudian didistribusikan ke dalam mitokondria, lalu menghasilkan sejumlah kecil
ATP dan NADH
  Stadium 3 – terjadi oksidasi asetil CoA menjadi H2O dan O2 sehingga menghasilkan
sejumlah besar ATP dalam fosforilasi oksidatif.

2. Respirasi seluler
Respirasi seluler merupakan proses oksidasi molekul makanan, misalnya glukosa,
menjadi CO2 dan H2O, itu berarti merupakan proses pembentukan energi ke dalam
bentuk ATP. Pembentukan ATP tersebut adalah untuk memberi dukungan terhadap
aktivitas sel.

Persamaan umum respirasi adalah :

C6H2O6 + 6 O2 –> 6 CO2 + 6 H2O + E

Respirasi berlangsung dalam beberapa tahap, yaitu :

Glikolisis
Glikolisis merupakan proses katabolisme glukosa terjadi pada setiap jenis sel.
Proses ini terjadi di dalam sitosol, dan menyebabkan degradasi 1 molekul gula
menjadi 2 molekul piruvat yang terjadi melalui suatu urutan reaksi &
menggunakan enzim-enzim .

Persamaan reaksi :

C6H12O6 + 2NAD+  2C3H4O3 + 2 NADH + 2H+

Pada glikolisis terdapat 9 reaksi yang masing-masing dibantu oleh enzim yang
spesifik.

 Pada tahap 1 dan 3 ATP diubah menjadi ADP dan terjadi proses
fosforilasi
 Pada tahap 5 NAD diubah menjadi NADH + H +
 Pada tahap 6 dan 9 ADP diubah menjadi meolekul berenergi tinggi yaitu
ATP
 Pada tahap 4, gula 6 – C dipecah menjadi 2 senyawa 3 – C yaitu
fosfogliseraldehid (PGAL) dan dihidroksiaseton dapat diubah menjadi
PGAL dengan bantuan enzim isomerase
 Akhir dari proses glikolisis menghasilkan dua molekul asam piruvat (3 –
C) serta 2 ATP dan 2 NADH per molekul glukosa
Pada kondisi anaerob (tanpa kehadiran oksigen), asam piruvat dapat
masuk ke fermentasi alcohol dan fermentasi asam laktat. 

Siklus Krebs
Siklus krebs disebut juga sebagai siklus asam sitrat, siklus ini berperan dalam
respirasi aerob.
Terdapat 7 tahapan utama yang menggerakkan reaksi ini yaitu:
1. Penggabungan molekul asetil-KoA dengan oksaloasetat dan membentuk
asam sitrat. Enzim yang digunakan dalam reaksi ini adalah enzim asam
sitrat sintetase.
2. Tahap kedua yang disebut isomerase sitrat dibantu oleh enzim akonitase
yang menghasilkan isositrat.
3. Enzim isositrat dehidrogenase mengubah isositrat menjadi alfa-
ketoglutarat dengan bantuan NADH. Setiap satu reaksi melepaskan satu
molekul karbon dioksida.
4. Alfa ketoglutarat diubah menjadi suksinil-CoA. Reaksi dikatalisasi oleh
enzim alfa-ketoglutarat dehidrogenase.
5. Suksinil-CoA diubah menjadi suksinat dengan mengubah GDP + Pi
menjadi GTP. GTP digunakan untuk membentuk ATP.
6.  Suksinat yang dihasilkan dari proses sebelumnya akan didehidrogenasi
menjadi fumarat dengan bantuan enzim suksinat dehidrogenase.
7. Terjadi hidrasi yaitu penambahan atom hidrogen pada ikatan karbon
ganda (C=C) yang ada pada fumarat sehingga menghasilkan malat.Enzim
malat dehidrogenase mengubah malat menjadi oksaloasetat. Oksaloasetat
yang dihasilkan berfungsi untuk menangkap asetil-CoA, sehingga siklus
Krebs akan terus berlangsung. Pada tahap ini juga dihasilkan NADH
ketiga dari NAD+.

Hasil dari siklus ini adalah dua molekul ATP, dua molekul FADH2, enam molekul NADH , serta
dua molekul CO2. Pada reaksi ini, akseptor elektron terakhir adalah oksigen dan dihasilkan
molekul air dari reaksi 8 molekul hidrogen oksigen. FADH2 dan NADH dikonversi menjadi
ATP pada siklus transpor elektron. Setiap molekul NADH menghasilkan 3 ATP, sedangkan
setiap molekul FADH2 menghasilkan 2 ATP .

Fermentasi
Pada peristiwa glikosis, glukosa secara bertahap diubah menjadi asam piruvat.
Asam piruvat selanjutnya dapat diubah menjadi sejumlah produk, tergantung
pada kondisi metabolism sel secara umum. Misalnya asam Piruvat diubah
menjadi asetil CoA untuk memasuki daur asam sitrat dalam kondisi aerob atau
dikonversi menjadi etanol atau asam laktat dalam kondisi anaerob .

1. Fermentasi Etanol , dari asam piruvat berlangsung dalam keadaan


anaerob . proses ini dapat berlangsung pada ragi dan beberapa
mikroorganisme lainnya. Reaksiini dikatalisis oleh piruvat
dekarboksilase. Proses fermentasi etanol berlangsung dua tahap , yaitu :
tahap pertama dekarboksilasi piruvat menjadi asetaldehiha dan tahap
kedua adalah reduksi asetaldehiha menjadi etanol oleh NADH dengan
bantuan enzim alcohol dehydrogenase .
2. Fermentasi Asam Laktat , Laktat biasanya dibentuk dari piruvat pada
berbagai mikroorganisme, tetapi juga dapat berlangsung pada organisme
tingkat tinggi seperti pada manusia bila jumlah oksigen terbatas seperti
pada otot disaat berlari cepat. Reduksi piruvat oleh NADH membentuk
laktat dikatalisis oleh laktat dehydrogenase . Asam laktat dan asam
piruvat, didalam sel dapat digunakan sebagai prazat untuk sintesis
glukosa. Peristiwa ini dinamakan gluconeogenesis . Asam laktat dan
piruvat juga dapat digunakan sebatas prazat untuk pembentukan
polisakarida lain , misalnya glikogen atau pati . Peristiwa ini merupakan
peristiwa anabolisme .

Dekarboksilasi Oksidatif
Setelah memasuki mitokondria, asam piruvat mula-mula diubah menjadi suatu
senyawa yang disebut asetil CoA. Dekarboksilasi oksidatif ini merupakan
persambungan antara glikolisis dan siklus krebs yang diselesaikan oleh kompleks
multi enzim yang mengkatalis 3 reaksi .

3. Sistem Transpor Elektron


Fosforilasi oksidatif adalah proses pembentukan ATP akibat transfer electron dari
NADH atau FADH2 kepada O2 melalui kompleks protein yang terdapat pada
membrane dlaam mitokondria . Sintesis ATP terjadi jika proton dari urang
antarmembran mengalir kembali ke dalam matriks mitokondria melalui kompleks enzim.
Pada setiap putaran siklus asam sitrat terdapat empat pasang atom hydrogen dipindahkan
dari isositrat, α-ketoglutarat, suksinat dan malat melalui aktivitas dehidrogenasi spesifik.
Atom hydrogen ini pada beberapa tahap memberikan elektronnya dalam rantai transport
electron dan menjadi ion H+¿ yang terlepas dalam medium cair . Elektron tersebut
diangkut sepanjang rantai molekul pembawa elektron sampai elektron mencapai
sitokrom a3 atau sitokrom oksidase yang menyebabkan pemindahan elektron ke oksigen,
yakni molekul penerima elekton terakhir pada organisme aerobik. Pada saat masing-
masing atom oksigen menerima atom dua elekton dari rantai tersebut, dua atom H+ yang
setara dengan dua H+ yang dilepaskan sebelumnya dari dronua atom hydrogen yang
dipindahkan oleh dehydrogenase, diambil dari medium cari untuk membentuk H2O .
Mula-mula molekul NADH2 memasuki reaksi dan dihidrolisis oleh enzim
dehydrogenase diikuti mlekul FADH2 yang dihidrolisis oleh enzim flavoprotein,
keduanya melepaskan ion hydrogen diikuti elektron, peristiwa ini disebut rekasi
oksidasi. Selanjutnya elektron ini akan ditangkap leh Fe+++ sebagai akseptor elektron
dan dikatalis oleh enzim sitokrom b,c,a . Peristiwa ini disebut reaksi reduksi . Reaksi
reduksi dan oksidasi ini berjalan terus sampai elektron ini ditangkap oleh oksigen(O2)
sehingga berikatan dengan hydrogen(H+) menghasilkan H2O (air).

1. Kompleks I (NADH dehydrogenase) , mengandung enzim NADH reductase


(NADH dehydrogenase) , yaitu enzi besar (880 kd) yang terdiri dari paling
sedikit 34 rantai polipeptida. NADH reduktase berbentuk huruf L dan terdiri dari
dua bagian : bagian horizontal hidrofobik tertanam pada membrane, mengandung
subunit yang disandikan oleh DNA mitokondria, sedangkan bagian vertical yang
mengandung protein perifer membran menjulur ke dalam matriks . Koenzim dan
gugus prostetik yang ada pada NADH reduktase antara lain:
a. Flavinmononukleotida(FMN)
b. Rumpun belerang-besi(Fe-S) , gugus prostetik kedua dalam kompleks
NADH reduktase. NADH reduktase memiliki dua rumpun [2Fe-2S] dan
[4Fe-4S].
c. Ubikoinon , merupakan koenzim larut lemak. Disebut ubikuinon karena
kuinon terdapat dalam jumlah yang berlimpah .

2. Kompleks II , memiliki berat molekul yang lebih kecil dari pada kompleks I ,
yakni 220.000 dalton . Enzim yang tedapat di kompleks ini adalah enzim suksinat
dehydrogenase. Enzi mini terususn dari dua polipeptida, suatu protein integral
membrane dalam mitokondria. Koenzim yang terdapat di kompleks ini adalah:

a. FAD , koenzim yang membantu enzim suksinat dehydrogenase dalam


merubah suksinat menjadi fumarat .
b. Protein belerang-besi(Fe-S). mekanisme transport elektron yang terjadi :
o Suksinat dioksidasi menjadi fumarat dengan hasil FADH2 yang
kemudian masuk kedalam kompleks ini
o Elektron dari FADH2 kemudian ditransfer ke pusat belerang besi
(Fe-s) kemudian ke ubikoinon sehingga ubikinon tereduksi
menjadi ubikonol .

3. Kompleks III , pompa proton kedua dari rantai pernafasan adalah sitokrom
reduktase. Sitokrom merupakan protein pemindah elektron yang mengandung
heme sebagai gugus prostetik . Atom besinya terdapat bergantian antara keadaan
tereduksi(2+) dan teroksidasi(3+) . Sitokrom reduktase memiliki dua jenis
sitokrom, yakni b dan c .
a. Sitokrom b mengandung dua heme bH(b-566) dan bL(b560)
b. Sitokrom C1 mengandung satu heme
c. Protein belerang besi mengandung satu pusat 2Fe-2S .

4. Kompleks IV (sitokrom oksidase) , mengkatalisis transfer elektron dari


ferositokrom ca(bentuk tereduksi) ke molekul oksigen sebagai akseptor elektron
terakhir. Reaksi ksidasi dilakukan oleh suatu kompleks yang tediri dari 3 subunit,
unit I,II dan III. Sitokrom oksidase mengandung dua gugus heme a, yaitu heme a
dan heme a 3 dan dua ion tembaga, yaitu Cu dan CuB . Proses yang terjadi :

 Elektron dibawa menuju kompleks IV melalui ruang antar membrane


 2 elektron yang dibawa sitokrom c diterima oleh sub unit 1
 Terjadi pemompaan 4H+ keruang antar membran yang dengan O2
sebagai penerima elektron terakhir membentuk 2 molekul H2O

Aliran sepasang elektron melalui kompleks ini menyebabkan 2H+ ditranspor ke sisi sitosol,
setengah dari hasil yang diperoleh NADH reduktase, karena daya termodinamikanya lebih kecil .
Siklus Mitokondria

Secara rinci, siklus yang terjadi di dalam mitokondria adalah sebagai berikut :

1. Di bagian membran luar, terjadi biosintesis lipid ke matriks. Asam lemak hasil degradasi
lipid di sitosol akan dioksidasi menjadi asetil CoA melalui reaksi β- oksidasi dalam
matriks mitokondria. Asam lemak di sitosol harus berikatan terlebih dahulu dengan CoA,
membentuk asil CoA dengan bantuan asil CoA sintetase yang terdapat pada membran
luar. Setelah masuk ke ruang antar membran, asam lemak tersebut akan terlepas dari
CoA, kemudian berikatan dengan karnitin dengan membentuk karnitin-asil, dengan
bantuan enzim karnitin-asil transferase I agar dapat masuk ke dalam matriks mitokondria.
Selanjutnya asam lemak akan mengalami proses β-oksidasi menghasilkan asetil CoA
yang kemudian akan masuk ke siklus Krebs.
2. Asam amino hasil degradasi protein akan masuk ke siklus Krebs melalui proses konversi
menjadi salah satu intermediet siklus Krebs. Aspartat dan asparagin akan dikonversi
menjadi oksaloasetat, fenil alanin dan tirosin menjadi fumarat, isoleusin, metionin dan
valin menjadi suksinil CoA, arginin, histidin, glutamin dan prolin diubah dahulu menjadi
glutamat sebelum masuk ke siklus Krebs melalui α- ketoglutarat; alanin, glisin, serin, dan
sistein mengalami dua macam konversi menjadi piruvat dan dari piruvat menjadi asetil
CoA sebelum akhirnya sitrat yang merupakan intermediet siklus Krebs, begitu juga
dengan leusin, lisin dan triptofan yang akan diubah menjadi asetoasetil CoA dan
kemudian asetil CoA sebelum menjadi sitrat.
3. Glikolisis yang merupakan tahapan dalam metabolisme karbohidrat menghasilkan piruvat
di sitosol yang akan di transport menuju matriks mitokondria. Piruvat ini akan di ubah
menjadi asetil CoA dan selanjutnya masuk ke dalam siklus Krebs. Reaksi-reaksi yang
berlangsung dalam siklus Krebs akan menghasilkan molekul berenergi tinggi NADH dan
FADH2. Selain dihasilkan dalam matriks mitokondria melalui reaksi siklus Krebs,
NADH juga dihasilkan di sitosol melalui proses glikolisis. NADH di sitosol ini akan
ditransport ke dalam matriks mitokondria melalui malat-aspartate shuttle.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa mitokondria merupakan salah satu organel sel, yang secara
umum memiliki diameter 0,5 – 1,0 µm dan panjang 1 – 3 µm. mitokondria terdiri dari empat
bagian utama, yaitu membran luar, membran dalam, ruang antar membran, dan matriks yang
terletak di bagian dalam membrane. Fungsi utama dari mitokondria adalah sebagai tempat
respirasi sel untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Dalam mitokondria, terjadi proses
yang disebut pemecahan molekul makanan, respirasi seluler yang terdiri atas glikolisis,
fermentasi, dekarboksilasi oksidatif piruvat, dan siklus krebs dan sistem transport elektron.

3.2 Saran
Makalah ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya. Bagi rekan mahasiswa/i,
semoga makalah ini banyak membantu kita dalam kegiatan perkuliahan, yakni mata kuliah
Biologi Sel. Dalam penerapannya, diharapkan kepada rekan mahasiswa/i agar lebih mengenal
dan memahami peranan mitokondria sebagai bagian penyusun dari unit dasar kehidupan ini.
Dalam penerapannya, diharapkan kepada rekan mahasiswa untuk lebih mengenal dan memahami
mitokondria seabagai penghasil energi sel.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A., J.B. Reece, & L.G. Mitchell. 2005. Biologi. Edisi ke-5.Terj. dari: Biology.5th
Ed. Oleh Manalu, W. Jakarta. Penerbit Erlangga.

Albert, Bruce el all 2008. Molecular Biology of The cell Fifth Edition. USA: Garland Science
Taylor & Francis Group .

Bawa, Wayan.1998. Dasar-dasar Biologi Sel. Jakarta: Depdikbud Dikti PPLPTK

Campbell Neil A, et al, 2008. Biology 9th Edition. USA : Pearson Education Inc.

Siregar, Arbayah.1990. Biologi Sel. Bandung : FMIPA Institut Teknologi Bandung.

Anda mungkin juga menyukai