Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ORGANEL SEL

Dosen Pembimbing : Jont Marson, S.Pd, M.Kes

Disusun Oleh;

Devi Ramadina

PROGRAM STUDI DIII GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

TAHUN AKADEMIK 2017/2018


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang senantiasa mencurahkan limpahan


rahmat, taufik, dan hidayah Nya kepada penulis hingga terselesaikannya
penyusunan makalah ini yang berjudul “ ORGANEL SEL ”.
Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan bagi baginda tercinta Rasulullah
Saw. Kepada sahabatnya tabiin dan tabiatnya, keluarganya, dan semoga sampai
kepada kita sebagai umatnya, Amin.
Makalah ini diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Anatomi Fisiologi
Poltekkes Kemenkes Palembang Tahun Akademik 2017/2018. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Anatomi Fisiologi Bapak
Jont Marson , S.Pd, M.Kes yang telah membimbing dan memberikan kesempatan
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis
berharap sekali informasi yang disajikan benar-benar berguna, dapat memperluas
serta menambah wawasan, manfaat serta hikmah bagi pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini kurang dari sempurna, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran, baik dari dosen pembimbing
maupun teman-teman atau pembaca agar makalah ini dapat lebih sempurna.
Semoga Allah Swt senantiasa menjadikan kita semua berada dalam keridhoan-
Nya dalam menempuh hidup yang berkah ini.

Palembang, Oktober 2017


Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ 2


DAFTAR ISI ............................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 4
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 4
1.3 Tujuan Pembahasan ............................................................... 4
1.4 Metode Penelitian .................................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORITIS .......................................................... 5
2.1 Pengertian Organel Sel .......................................................... 5
2.2 Struktur dan Fungsi Organel Sel............................................ 5
BAB III PENUTUP ................................................................................. 18
3.1 Simpulan ................................................................................ 18
3.2 Saran ...................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 20

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Organel Sel adalah benda-benda padat yang terdapat di dalam sitoplasma


sel, bersifat hidup dan berperan khusus dalam menjalankan kehidupan sel
seperti sintesis bahan, respirasi sel, penyimpanan, serta reaksi terhadap
rangsang. Dalam sitoplasma organel sel melayang-layang dalam suatu cairan
berbentuk koloid tapi tidak homogen yang di sebut matrik.  Organel sel
merupakan tempat dimana segala aktivitas sel terjadi.  Sebuah sel dikatakan
hidup jika memiliki organel sel. Tanpa organel sel, sebuah sel tidak akan
memiliki aktivitas kehidupan sehingga bisa dikatakan sel mati. Secara umum,
fungsi dari suatu organel sel adalah untuk menunjang kehidupan sel itu
sendiri.

Oleh karena itu, makalah ini dibuat supaya pembaca  lebih memahami
tentang organel sel dan menambah wawasan .  Maka dari itu penulis dan
pembaca dapat membedakan berbagai macam teori yang akan kami bahas,
diantaranya teori-teori struktur fungsi sel. Selain itu penulis juga berharap
makalah ini berguna bagi penulis dan pembaca dalam mempelajari dan
memahami tentang organel sel ini.

1.2 Rumusan masalah

1.2.1 Apa pengertian dari Organel Sel ?

1.2.2 Apa saja struktur organel sel dan fungsinya ?

1.3 Tujuan Pembahasan

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari Organel Sel

1.3.2 Untuk mengetahui struktur Organel Sel dan fungsinya

1.4 Metode Penelitian

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan metode studi


pustaka, data-data ini didapatkan dari buku dan mencari referensi lain di internet.

4
BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1 Pengertian Organel Sel

Organel Sel adalah benda-benda padat yang terdapat di dalam sitoplasma


sel, bersifat hidup dan berperan  khusus dalam menjalankan kehidupan sel seperti
sintesis bahan, respirasi sel, penyimpanan, serta reaksi terhadap rangsang. Organel
sel merupakan tempat dimana segala aktivitas sel terjadi.  Sebuah sel dikatakan
hidup jika memiliki organel sel. Tanpa organel sel, sebuah sel tidak akan memiliki
aktivitas kehidupan sehingga bisa dikatakan sel mati. Organel merupakan struktur
bagian dengan ukuran mikro yang tidak dapat dilihat dengan mikroskop biasa ,
tetapi harus menggunakan mikroskop electron.

2.2 Struktur dan Fungsi Organel Sel

1. Membran Sel

Membran sel tersusun atas molekul lemak dan protein. Molekul lemak
tersusun atas dua lapis, terdapat di bagian tengah membran. Di sebelah luarnya
terdapat lapisan protein perifer (protein tepi), yang menyusun tepi luar dan dalam
membran. Selain protein perifer, terdapat pula molekul-molekul protein tertentu
yang masuk ke dalam lapisan lemak. Bahkan ada yang masuk hingga menembus
dua lapisan lemak. Protein yang masuk ke lapisan lemak itu disebut protein
integral. Pada tempat-tempat tertentu, terbentuk pori yang dibatasi pleh molekul
protein. Tebal membran plasma antara 5-10 nm.

5
Molekul protein dan lemak tidak bersifat statis, melainkan senantiasa
bergerak. Bayangkan molekul lemak sebagai benda cair yang diatasnya dan di
dalamnya terdapat molekul protein yang berenang-renang. Itulah sebabnya
struktur membran yang demikian disebut sebagai membran mosaik cair (fluid
mosaic membrane).

Lemak membran tersusun atas fosfolipid (lemak yang bersenyawa dengan


fosfat), glikolipid (lemak yang bersenyawa dengan karbohidrat), dan sterol (lemak
alkohol, misalnya kolesterol). Sedangkan protein membran tersusun atas
glikoprotein (protein yang bersenyawa dengan karbohidrat).

Fungsi Membran Sel :

a) Melindungi isi sel


Membran sel berfungsi mempertahankan isi sel.
b) Mengatur keluar masuknya molekul-molekul
Membran sel bersifat semipermeabel (selektif permeabel), artinya ada zat-
zat tertentu yang dapat melewati membran dan ada pula yang tidak.
Molekul-molekul tersebut berguna untuk mempertahankan kehidupan sel.
Zat-zat yang tidak berguna dikeluarkan dari sel.
c) Menerima rangsangan dari luar sel (sebagai reseptor)
Rangsangan itu berupa zat-zat kimia, misalnya hormon, racun, rangsangan
listrik, dan rangsangan mekanik, misalnya tusukan dan tekanan. Sebagai
contoh adalah sel Amoeba. Sel Amoeba yang tidak memiliki indra ternyata
mampu menerima rangsang, baik rangsang kimia, listrik, maupun
mekanik. Bagian sel yang berfungsi sebagai reseptor adalah glikoprotein.

6
2. Sitoplasma

Sitoplasma meliputi isi sel, kecuali nekleus (inti sel). Sitoplasma


tersusun atas cairan dan padatan. Padatan sitoplasma terdiri atas organel-
organel. Organel adalah bagian sel yang memiliki fungsi khusus, misalnya
ribosom, mitokondria, dan kompleks golgi. Cairan sitoplasma disebut sitosol.
Sitosol tersusun atas air, protein, asam amino, vitamin, nukleotida, asam lemak,
gula dan ion-ion. Sitosol disebut pula matriks sitoplasma.

Fungsi Sitoplasma :

a) Sebagai tempat penyimpanan bahan-bahan kimia yang penting bagi


metabolisme sel, seperti enzim-enzim, ion-ion, gula, lemak dan protein.
b) Kegiatan pembongkaran dan penyusunan zat-zat melalui reaksi kimia.
c) Untuk menjamin berlangsungnya pertukaran zat agar metabolisme
berlangsung dengan baik.
1) Nukleus ( Inti Sel )

Inti Sel atau Nukleus merupakan organel terbesar yang berada di


dalam sel, memiliki diameter sekitar 10 μm (mikrometer). Nukleus biasanya

7
terletak di tengah sel dan berbentuk bulat atau oval. Setiap sel mempunyai satu
inti, kecuali beberapa organisme yang berinti dua (dikarotik), misalnya
Paramecium. Ada juga organisme berinti banyak (polikariotik), misalnya
jamur. Di dalam inti sel terdapat matriks yang disebut nukleoplasma,
nukleolus, RNA, dan kromosom. Kromosom tersusun atas protein dan DNA.
DNA berfungsi untuk menyampaikan informasi genetik dan sintesis protein.
RNA berfungsi untuk sintesis protein.

1) Membran Nukleus
Membran rangkap nukleus terdiri atas membran luar dan membran
dalam. Membran luar berhubungan langsung dengan retikulum
endoplasma dan akhirnya ke membran sel. Jadi, antara membran sel
dengan membran nukleus terdapat hubungan secara langsung melalui
membran retikulum endoplasma.
2) Nukleoplasma
Matriks nukleus disebut nukleoplasma. Nukleoplasma tersusun
atas air, protein, ion, enzim, dan asam inti. Nukleoplasma bersifat gel.
Didalamnya terdapat benang-benang kromatin (benang penyerap warna).
Pada proses mitosis, benang kromatin itu tampak memendek dan disebut
kromosom. Benang kromatin tersusun atas protein dan DNA. Di dalam
benang DNA inilah tersimpan informasi kehidupan. DNA akan
mentranskripsi diri (mengopi diri) menjadi RNA, yang selanjutnya akan
dikeluarkan ke sitoplasma.
3) Nukleolus
Nukleolus (anak inti) terbentuk pada saat terjadi proses transkripsi
(sintesis RNA) di dalam nukleus. Jika proses transkripsi berhenti,
nukleolus menghilang atau mengecil. Jadi, nukleolus bukan merupakan
organel yang tetap, melainkan suatu tanda bahwa sel sedang melakukan
transkripsi untuk menghasilkan RNA.

8
Fungsi Nukleolus :

a) Mengendalikan seluruh kegiatan sel, misalnya metabolisme.


b) Mengeluarkan RNA dan unit ribosom dari inti ke sitoplasma.
c) Mengatur pembelahan sel.
d) Membawa informasi genetik.

2) Retikulum Endoplasma

Retikulum berasal dari kata reticular yang berarti anyaman benang atau
jala. Oleh karena letaknya memusat pada bagian dalam sitoplasma (endoplasma),
maka disebut sebagai retikulum endoplasma (disingkat RE). RE hanya dijumpai
di dalam sel eukariotik, baik sel hewan maupun sel tumbuhan. Sel-sel kelenjar
mengandung lebih banyak RE dibandingkan dengan sel bukan kelenjar.

RE memiliki banyak banyak bentuk (polimorfik). Membran RE


merupakan penjuluran-penjuluran membran yang membentuk pembuluh
(tubulus), gelembung (vesikula), atau berbentuk kantong-kantong pipih. Semua
membran penyusun RE memiliki struktur yang sama dengan membran plasma dan
membran nukleus, yakni tersusun atas lemak dan protein. Membran RE
merupakan kelanjutan dari membran nukleus hingga ke membran plasma. Dengan
adanya sistem endomembran ini, maka seolah-olah terbentuk lumen menyerupai
terowongan yang menghubungkan nukleus dengan luar sel. RE dibedakan
berdasarkan ada tidaknya ribosom pada membrannya, menjadi RE kasar dan RE
halus. RE kasar yaitu jika membran RE yang berhadapan dengan sitoplasma

9
ditempeli ribosom, sehingga tampak berbintil-bintil. RE halus yaitu RE yang tidak
ditempeli ribosom. Karena ribosom merupakan tempat sintesis protein, maka RE
kasar merupakan penampung protein yang dihasilkan. Protein yang dihasilkan
masuk ke dalam lumen (terowongan) RE.

Fungsi Retikulum Endoplasma :

a) Sebagai penampung sintesis protein, untuk disalurkan ke kompleks golgi


dan akhirnya dikeluarkan dari sel.
b) Mensintesis lemak dan kolesterol.
c) Menawarkan racun (detoksifikasi) misalnya RE yang ada di dalam sel-sel
hati.
d) Jalan transpor dalam memindahkan molekul-molekul dari bagian sel yang
satu ke bagian sel yang lain.

3) Ribosom

Ribosom tersusun atas RNA- ribosom (RNA-r) dan protein. Ribosom tidak
memiliki membran. Menurut bentuknya, ribosom terdiri dari unit besar dan unit
kecil yang masing-masing berbentuk bulat. Jika keduanya bergabung, akan
terbentuk ribosom yang mirip angka delapan.

Ribosom ada yang menempel pada membran RE ada pula yang melayang-
layang di dalam sitoplasma. Fungsi kedua ribosom itu sama, yaitu untuk
mensintesis protein. Hanya saja umumnya, ribosom yang menempel pada RE
yang berfungsi mensintesis protein untuk dibawa ke luar sel melalui RE dan

10
kompleks golgi. Sedangkan ribosom yang melayang mensintesis protein untuk
keperluan di dalam sel. Ribosom disintesis oleh nukleolus.

4) kompleks Golgi

Kompleks golgi sering disebut golgi saja. Pada sel tumbuhan, kompleks
golgi disebut diktiosom. Organel ini terletak diantara RE dan membran plasma.
Jumlahnya beragam, dari satu sampai ratusan untuk tiap se, cenderung
bersambung-sambungan pada sel hewan namun tidak pada sel tumbuhan.
Komplels golgi merupakan organel polimorfik, tersusun atas membran berbentuk
kantong pipih (disebut sisterna), berupa pembuluh, gelembung kecil, atau
bentukan seperti mangkuk.

Cara kerja komplels golgi yaitu RE menampung dan menyalurkan protein


ke Golgi, golgi mereaksikan protein itu dengan glioksilat sehingga terbentuk
glikoprotein untuk dibawa ke luar sel. Karena hasilnya disekresikan itulah maka
golgi disebut pula sebagai organel sekretori. Selain berfungsi menambahkan
glioksilat pada protein, golgi juga berfungsi untuk mensintesis glikolipida,
membentuk dinding sel tumbuhan, dan membentuk lisosom.

Fungsi kompleks golgi :

a) Menambahkan glioksilat pada protein sehingga terbentuk glikoprotein.


b) Sebagai organel sekretori
c) Membentuk glikolipida
d) Membentuk dinding sel tumbuhan
e) Membentuk lisosom

11
5) Lisosom

Lisosom (lyso = pencernaan, soma = tubuh) merupakan membran


berbentuk kantong kecil yang berisi enzim hidrolitik yang disebut lisozim. Enzim
ini berfungsi dalam pencernaan intrasel, yaitu mencerna zat-zat yang masuk ke
dalam sel. Lisosom adalah organel berbentuk agak bulat dan dibatasi membran
tunggal. Umumnya berdiameter 1,5 mikron, walaupun kadang-kadang ditemukan
lisosom berdiameter 0,05 m. Lisosom terdapat hampir pada semua sel eukariotik,
terutama sel-sel yang bersifat fagostik seperti leukosit. Lisosom berperan aktif
melakukan fungsi imunitas lisosom berisi enzim-enzim hidrolitik seperti protase,
lipase, nuklease, fostatase, dan enzim pencerna yang lain.

1) Pembentukan lisosom

Enzim lisosom adalah suatu protein yang diproduksi oleh ribosom


dan kemudian masuk ke RE. Dari RE, enzim dimasukkan ke dalam
membran, kemudian dikeluarkan ke sitoplasma menjadi lisosom. Selain
itu, ada pula enzim yang dimasukkan terlebih dahulu ke golgi. Oleh golgi,
enzim itu dibungkus membran, kemudian dilepaskan di dalam sitoplasma.
Jadi, proses pembentukan lisosom ada dua macam yaitu dibentuk secara
langsung oleh RE dan oleh golgi.

2) Proses pencernaan oleh lisosom

12
Proses pencernaan oleh lisosom dapat diuraikan sebagai berikut,
misalnya sel menelan benda asing berupa bakteri secara fagositosis, maka
bakteri itu dimasukkan ke dalam vakuola. Vakuola berisi bakteri itu segera
didatangi lisosom. Membran lisosom dan membran vakuola
bersinggungan, kemudian membran tersebut bersatu. Enzim dari lisosom
masuk ke dalam vakuola, kemudian segera mencerna bakteri. Enzim
lisosom tidak aktif mencerna jika membran lisosom utuh (tidak pecah).
Apabila membran pecah, maka enzim lisosom akan keluar dari membran
dan mencerna sel itu sendiri. Kegagalan dalam proses pencernaan oleh
lisosom dapat menyebabkan penyakit silikosis, rematik, dan penyakit tay-
sachs.

Fungsi lisosom :

a) Melakukan pencernaan intrasel.


b) Menghancurkan senyawa karsinogenik.
c) Autofagus adalah menghancurkan struktur yang tidak dikehendaki,
misalnya organel sel yang tidak berfungsi.
d) Autolisis adalah penghancuran diri sel dengan membebaskan isi lisosom
ke dalam sel misalnya terjadi pada saat berudu menginjak dewasa dengan
menyerap kembali ekornya.
6) Badan Mikro

Disebut badan mikro karena ukurannya kecil, hanya bergaris tengah 0,3-
1,5 μm. Badan mikro terdiri atas peroksisom dan glioksisom.

13
1) Peroksisom
Peroksisom terdapat pada sel hewan dan sel tumbuhan. Sel yang
banyak mengandung peroksisom adalah sel yang banyak melakukan
oksidasi, misalnya sel hati, ginjal dan sel otot. Peroksisom mengandung
enzim katalase. Enzim katalase berfungsi menguraikan hidrogen peroksida
(H2O2) menjadi oksigen dan air. Hidrogen peroksida merupakan senyawa
hasil sampingan dari proses pernapasan (oksidasi) sel yang bersifat
meracuni sel. Di samping itu, enzim katalase juga berperan dalam
metabolisme lemak dan fotorespirasi.
2) Glioksisom
Glioksisom hanya terdapat pada sel tumbuhan, terutama pada
jaringan yang mengandung lemak, seperti biji-bijian berlemak. Glioksisom
menghasilkan enzim katalase dan enzim oksidase yang keduanya berperan
dalam proses metabolisme lemak, yaitu mengubah lemak menjadi gula.
Proses metabolisme lemak menghasilkan energi yang diperlukan untuk
perkecambahan biji.
7) Mitokondria

Mitokondria merupakan penghasil energi (ATP) karena berfungsi untuk


respirasi. Bentuk mitokondria beraneka ragam. Ada yang bulat, oval, silindris,
seperti gada, raket dan ada pula yang bentuknya tidak beraturan. Namun secara
umum dapat dikatakan bahwa mitokondria berbentuk butiran atau benang.
Mitokondria mempunyai sifat plastis, artinya bentuknya mudah berubah.
Ukurannya seperti bakteri dengan diameter 0,5-1 μm dan panjang 3-10 μm.

14
Mitokondria baru terbentuk dari pertumbuhan dan dari pembelahan
mitokondria yang telah ada sebelumnya (seperti pembelahan pada bakteri).
Penyebaran dan jumlah mitokondria di dalam tiap sel tidak sama, dari hanya satu
sampai beberapa ribu. Pada sel sperma, mitokondria tampak berderet-deret pada
bagian ekor yang digunakan untuk bergerak. Mitokondria memiliki dua membran,
yaitu membran luar dan membran dalam. Struktur membran luar mirip dengan
membran plasma. Pada membran dalam terjadi pelekukan ke arah dalam
membentuk krista. Dengan adanya krista ini, permukaan membran dalam menjadi
semakin luas sehingga proses respirasi sel semakin efektif. Proses respirasi
berlangsung pada membran dalam mitokondria (pada krista) dan matriks. Matriks
adalah cairan yang berada di dalam mitokondria dan bersifat sebagai gel. Matriks
tersusun atas air, protein, enzim respirasi, garam, DNA, dan ion-ion. Enzim-enzim
respirasi itu sangat penting bagi proses pembentukan ATP, reaksi respirasi ang
berlangsung di dalam mitokondria adalah reaksi dekarboksilasi oksidatif, daur
krebs, dan transfer elektron.

8) Sentriol

Sentriol merupakan organel yang dapat dilihat ketika sel mengadakan


pembelahan. Pada fase tertentu dalam daur hidupnya sentriol memiliki silis atau
flagela. Sentriol hanya dijumpai pada sel hewan, sedangkan pada sel tumbuhan
tidak. Sentriol berjumlah sepasang terletak saling tegak lurus antarsesamanya di
dekat nukleus. Pada saat pembelahan mitosis, sentriol terbagi menjadi dua,
masing-masing menuju ke kutub sel yang berbeda. Kemudian terbentuklah
benang-benang spindel yang menghubungkan kedua kutub tersebut. Benang
spindel berfungsi menarik kromoso menuju ke kutub masing-masing.

15
9) Mikrotubulus

Mikrotubulus merupakan organel berbentuk tabung atau pipa, yang


panjangnya mencapai 2,5 μm dengan diameter 25 nm. Tabung-tabung kecil itu
tersusun atas protein yang dikenal sebagai tubulin. Mikrotubulus terdapat pada
gelendong sel, yaitu berupa benang-benang spindel yang menghubungkan dua
kutub sel pada waktu sel membelah. Gerakan kromosom dari daerah ekuator ke
kutub masing-masing pada anafase dikendalikan oleh mikrotubulus. Selain itu,
mikrotubulus juga merupakan penyusun dari sentriol, flagela, dan silia.
Mikrotubulus berperan dalam pergerakan sel.

10) Mikrofilamen

Mikrofilamen adalah serat tipis panjang berdiameter 5 - 6 nm, terdiri atas


protein yang disebut aktin.. Benang-benang ini tersusun atas protein aktin dan
protein myosin dalam jumlah kecil. Mikrofilamen mempunyai peran sebagai
rangka sel (sito skeleton) dan berperan dalam proses endositosis dan eksositosis.
Selain itu, mikrofilamen memiliki peranan penting pada kontraksi otot. Banyak
mikrofilamen membentuk kumpulan atau jaringan pada berbagai tempat dalam
sel, misalnya terbentuknya mikrofilamen yang memisahkan kedua sel anak yang
akan membelah. Selain itu, mikrofilamen berperan dalam gerakan atau aliran
sitoplasma.

16
Mikrofilamen juga merupakan ciri-ciri yang penting dalam sel yang berubah-ubah
bentuknya. Serabut sitoskeleton yang terdiri atas bola-bola molekul protein
disebut mikrofi lamen. Serabut ini dinamakan pula filamen aktin. Sebab, mikrofi
lamen tersusun dari protein aktin, meskipun sebagian kecil juga terbuat dari
miosin. Fungsi utama mikrofilamen adalah sebagai penahan tegangan (gaya tarik)
saat sel bergerak dan bermanfaat saat proses pengaliran sitoplasma.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Organel Sel adalah benda-benda padat yang terdapat di dalam sitoplasma


sel, bersifat hidup dan berperan  khusus dalam menjalankan kehidupan sel seperti
sintesis bahan, respirasi sel, penyimpanan, serta reaksi terhadap rangsang. Organel
sel merupakan tempat dimana segala aktivitas sel terjadi.  Sebuah sel dikatakan
hidup jika memiliki organel sel. Tanpa organel sel, sebuah sel tidak akan memiliki
aktivitas kehidupan sehingga bisa dikatakan sel mati. Organel merupakan struktur
bagian dengan ukuran mikro yang tidak dapat dilihat dengan mikroskop biasa ,
tetapi harus menggunakan mikroskop electron.

Organel sel ini dibagi dalam 3 diantaranya;

1. Membran Sel
Merupakan membran sel atau selaput yang letaknya paling luar yang
terbentuk dari senyawa kimia Lipoprotein (gabungan protein dan lemak)
dengan perbandingan 50:50. Lipid penyusun membran yaitu pospolid.
2. Sitoplasma
Bagian cair dalam sel disebut dengan Sitoplasma yang ada dalam dua
bentuk yaitu Fase Sol (padat) dan Fase Gel (cair) dan khusus cairan yang
berada di dalam inti sel disebut Nukleoplasma. Sitoplasma disusun oleh
90% air dimana air menjadi penyusun utamanya, dan berfungsi melarutkan
zat-zat kimia dan tempat reaksi kimia sel. Dan didalamnya terdapat
organel-organel sel.
3. Nukleus
Nukleus merupakan bagian sel yang berukuran lebih besar dibandingkan
dengan organel sel seperti biasanya, mempunyai ukuran 10 – 20 nm.
Letak inti sel (nukleus) terkadang di bagian tepi atau di tengah,
mempunyai bentuk bulit atau lonjong seperti cakram.Inti sel atau Nukleus
merupakan bagian sel yang mempunyai fungsi sebagai pusat pengendali

18
aktivitas atau pusat perintah sel karena adanya benang-benang  kromosom
di dalam nukleus. Umumnya sel-sel mempunyai satu nukelus inti.

3.2 SARAN

Struktur dan fungsi organel-organel dalam sel akan mudah dipelajari jika
ditunjang oleh banyak literatur , baik dari buku-buku penunjang atau internet .
Sehingga kita dapat mengetahui hubungan antara struktur dan fungsi dari masing-
masing organel dengan jelas . Selain itu kita juga dapat memahami hubungan
antara organel-organel tersebut di dalam sel . Tanpa organel sel, sebuah sel tidak
akan memiliki aktivitas kehidupan sehingga bisa dikatakan sel mati. Secara
umum, fungsi dari suatu organel sel adalah untuk menunjang kehidupan sel itu
sendiri.

19
DAFTAR PUSTAKA

Syamsuri, Istamar. (2007). Biologi Jilid 2A. Jakarta: Erlangga.

https://artianryuzaki.wordpress.com

20

Anda mungkin juga menyukai