Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
karunianya penulisan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya.

Makalah ini beisikan tentang “Proses Adaptasi Sel” yang dibuat dengan
tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Patofisiologi pada semester genap.
Makalah ini disusun bukan semata-mata karena petunjuk untuk mendapatkan
nilai, namun di latarbelakangi pula untuk memperluas wawasan khususnya tentang
materi Proses Adaptasi Sel. Untuk itu penulis berusaha menyusun makalah ini dengan
sebaik-baiknya. Makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
diharapkan kritik dan saran yang objektif yang bersifat membangun guna tercapainya
kesempurnaan yang diinginkan. Penata sepenuhnya menyadari, tanpa bantuan dan
kerjasama dari pihak yang terkait, makalah ini tidak akan sesuai dengan harapan.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang...............................................................................................................1
2. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
3. Tujuan Penulisan............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
4. Struktur Sel.....................................................................................................................4
5. Mekanisme Adaptasi Sel Pada Cedera Fisik..................................................................5
6. Proses Penyembuhan dan Pemulihan Sel Yang Mengalami Cedera Fisik.....................6
7. Kematian Jaringan/Nekrosis Sel.....................................................................................6

BAB III PENUTUP


8. Simpulan.........................................................................................................................9
9. Saran...............................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada dasarnya tubuh terdiri dari satuan dasar yang hidup yakni sel-sel dan
tiap organ merupakan kelompok sel yang berbeda-beda yang saling
menghubungkan satu sama lainnya oleh struktur penunjang interseluler. Tiap
macam sel dapat beradaptasi secara khusus untuk membentuk suatu fungsi
yang khas. Sel itu juga berkemampuan untuk berkembang biak dan bila salah
satu macam sel itu rusak oleh salah satu penyebab, maka sel-sel yang
tertingkal sering membagi diri lagi terus-menerus sampai jumblahnya
mencukupi kembali. Sel merupakan struktur terkecil organisme yang dapat
mengatur aktifitas kehidupan sendiri atau unit kehidupan, kesatuan lahirliah
yang terkecil menunjukkan bermacam-macam fenomena yang berhubungan
dengan hidup. Adaptasi sel selalu berhungan dengan krakteristik makluk
hidup yaitu: bereproduksi, tumbuh, melakukan metabolism dan beradaptasi
terhadap perubahan external dan internal.

Sel adalah suatu unit terkecil dari mahluk hidup yang merupakan dasar
kehidupan dalam arti biologis. Segala macam kegiatan dan fungsi kehidupan
berlangsung dan diatur di dalam sel. Oleh karena itu, sel bisa berfungsi secara
autonomy dengan syarat seluruh kebutuhan hidup sel terpenuhi. Sel juga
disebut sebagai building blocks of life.

Tubuh manusia terdiri dari beribu-ribu bahkan berjuta-juta susunan


sel,begitu pula tumbuhan dan hewan. Di dalam badan terdapat berbagai jenis
sel dengan fungsi-fungsi yang sangat khusus. Sel terdiri atas nucleus,
siyoplasma, lisosom, mitokondria, membrane sel, RE dan badan golgi yang
mana semua bagian tersebut memiliki peran dan fungsinya masing-masing.
Namun usia dari masing-masing sel itu berbeda, tergantung dari seberapa
cepat sel tersebut beregenerasi.

Sel-sel tersebut bisa mengalami kerusakan atau mati dengan banyak cara,
tetapi cedera yang dialami cenderung dibagi menjadi beberapa kategori. Ada

1
banyak factor yang dapat menyebabkan terjadinya cedera pada sel, slah satu
penyebabnya adalah defisiensi oksigen atau bahan makanan kritis, sebab tanpa
oksigen berbagai aktifitas sel berhenti dengan cepat.

Ketika terkena aksi dari luar maka sel tubuh akan mengalami jejas/lebam
dan melakukan proses reaksi. Aksi dapat menimbulkan kerusakan sel sehingga
tubuh melawan proses kerusakan dengan adaptasi sel.

2. Rumusan Masalah
a. Apa saja struktur dari sel ?
b. Bagaimanakah mekanisme adaptasi sel pada cedera fisik ?
c. Bagaimana proses penyembuhan dan pemulihan sel yang mengalami
cedera fisik ?
d. Apa yang dimaksud kematian jaringan/nekrosis sel yang meliputi : atropi,
hypertrophy, iskemi, thrombosis, dan embolisme ?

3. Tujuan
a. Tujuan Umum Pembelajaran
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang
“Mekanisme Adaptasi Sel Proses Cedera Fisik, Penyembuhan dan
Pemulihan dan Kematian Jaringan/Nekrosis Sel meliputi : Atropi,
Hypertropy, Iskemik, Thrombosis, Embolisme” yang akan kami bahas dan
uraikan dalam makalah ini demi memberikan informasi yang baik kepada
pembaca.

b. Tujuan Khusus Pembelajaran


1) Untuk mengetahui mekanisme adaptasi sel pada cedera fisik.
2) Untuk mengetahui proses penyembuhan dan pemulihan sel yang
mengalami cedera fisik.
3) Untuk mengetahui karakteristik kematian jaringan/nekrosis sel yang
meliputi : atropi, hypertrophy, iskemi, thrombosis, dan embolisme

2
4) Manfaat bagi penulis, tulisan ini dapat menambah wawasan penulis
mengenai segala hal yang terkait dengan ”Proses Adaptasi Sel”, serta
dapat berbagi informasi dan pengetahuan yang didapat penulis kepada
pembaca.
5) Bagi pembaca, tulisan ini dapat memberikan informasi ataupun
pengetahuan yang ingin disampaikan kepada penulis mengenai “Proses
Adaptasi Sel”.

3
BAB II
PEMBAHASAN

4. Struktur Sel
Sel mengandung struktur fisik yang terorganisir yang dinamakan
organel.Sel terdiri dari ruang-ruang internal yang dipisahkan oleh membran
semipermeable. Ruang interna tersebut dibungkus menjadi satu oleh membran
sel. Ruang internal sel dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu
sitoplasma dan inti sel (nukleus).
a. Membran Sel, terutama terdiri atas lipid dan protein, merupakan
struktur elastis yg sangat tipis, penyaring selektif zat-zat tertentu,
memberi bentuk sel tetapi melekatkannya pada sel lain. Bahkan yang
lebih penting membran sel bekerja sebagai pintu gerbang dari dan ke
sel, memungkinkan hanya zat-zat tertentu saja lewat pada kedua
jurusan dan bahkan secara aktif mengangkut beberapa zat secara
selektif.
b. Membran inti, merupakan dua membran yang saling mengelilingi.
Pada kedua membran yang bersatu merupakan tempat yang permeabel
sehingga hampir semua zat yang larut dapat bergerak antara cairan inti
dan sitoplasma.
c. Retikulum endoplasma, terdiri dari:
1. RE granular yang pada permukaannya melekat ribosom yg
terutama mengandung RNA yg berfungsi dalam mensintesa
protein.
2. RE agranular, tidak ada ribosom. Berfungsi untuk sintesa lipid
dan enzimatik sel.
d. Komplek golgi, berhubungan dgn RE berfungsi memproses senyawa
yg ditransfer RE kemudian disekresikan.
e. Sitoplasma, yaitu suatu medium cair banyak mengandung struktur
organel sel yang terutama terdiri atas protein yang terlarut dalam
cairan tersebut, elektrolit-elektrolit, glukosa, dan sedikit fosfolipid,
kolesterol dan ester asam lemak. Juga mengandung banyak

4
mikrofilamen yang terdiri atas protein fibrilar, sehingga terbentuklah
bahan yang agak padat yang menyokong membrane sel.
f. Mitokondria, adalah organel yg disediakan untuk produksi energi
dalam sel. Merupakan sumber tenaga dari sel karena dioksidasi
berbagai zat makanan untuk menghasilkan tenaga pengerak bagi
kegiatan-kegiatan lain dari sel, termasuk untuk katabolisme /
pernafasan sel. Tanpa mitokondria maka sel-sel tidak mampu
menyadap jumlah energi dari makanan dan oksigen, dan akibatnya
fungsi-fungsi yang penting dari sel akan berhenti.
g. Lisosom, adalah bungkusan enzim pencernaan yang terikat membrane
dan merupakan organ pencernaan sel.
h. Sentriol, merupakan struktur silindris kecil yg berperan penting pada
pembelahan sel.
i. Inti, adalah pusat pengawasan atau pengaturan sel. Mengandung DNA
yg disebut gen.
j. Nukleoli, merupakan struktur protein sederhana mengandung banyak
sekali RNA. Jumlah dapat satu atau lebih.

5. Mekanisme Adaptasi Sel Pada Cedera Fisik


Jika stimulus yang menimbulkan cedera menyerang sebuah sel, maka efek
pertama yang penting adalah apa yang dinamakan lesi biokimia. Ini
menyangkut perubahan kimia dari salah satu atau lebih reaksi metabolisme di
dalam sel. Pada tingkat ini sebenarnya sangat sedikit kelainan yang dipahami.
Walaupun pada sel yang cedera dapat terlihat perubahan- perubahan
biokimiawi, kelainan yang sangat sering terlihat merupakan efek kedua atau
ketiga dari lesi biokimiawi primer. Bila keusakan biokimiawi sudah terjadi,
maka sel dapat atau tidak menunjukan kelainan fungsi. Sering kali sel
memiliki cukup cadangan untuk tetap dapat bekerja tanpa gangguan fungsi
yang berarti; dalam hal lain dapat terjadi kegagalan kontraksi, sekresi, atau
kegiatan sel yang lain.
Suatu serangan terhadap sel tidak selalu mengakibatkan gangguan fungsi
karena terdapat mekanisme adaptasi sel terhadap berbagai ganguan. Misalnya,

5
suatu reaksi umum yang terjadi pada sel otot yang secara terus-menerus dalam
jangka waktu tertentu berada dalam beban kerja tinggi adalah meningkatnya
kekuatan dengan pembesaran. Proses ini disebut hipertofi.

6. Proses Penyembuhan Dan Pemulihan Sel Yang Mengalami Cedera Fisik

Regenasi sel adalah proses pembentukan sel untuk menggantikan sel yang
mati yang diatur mulai tingkat terkecil dalam sel tubuh kita. Setiap saat,setiap
detik sel pada tubuh kita ada yang mati dan setiap itu pula lahir sel yang
menggantikannya atau disebut proses regenerasi. Setiap bagian tubuh dari
manusia selalu berganti. Proses regenerasi dominan mulai usia anak-anak
sampai kira- kira 30 tahun, kemudian setelah itu proses degenerasi yang paling
dominan. Namun pada dasarnya proses regenerasi (pembentukan) dan
degenerasi (perusakan) sel akan selalu terjadi dalam tubuh kita.

Faktor-faktor penghambat regenerasi sel, ada beberapa faktor yang


menghambat proses regenerasi sel, antara lain:
a. Tingginya penumpukan bahan toksin pada sel-sel jaringan organ tubuh
yang berasal dari sisa metabolisme. Ini biasanya disebabkan tingkat stres
yang tinggi.
b. Pembusukan di usus besar yang biasanya terjadi karena banyak
mengonsumsi daging atau unggas yang sulit dicerna dalam usus.
c. Zat Aditif (perasa, pengawet, pewarna). Biasanya didapat dari makanan-
makanan siap saji atau junk food.
d. Polutan (pestisida, limbah pabrik, asap mobil, asap pabrik, asap rokok).
e. Pemakaian obat-obatan.

7. Kematian Jaringan/Nekrosis Sel Yang Meliputi : Atropi, Hypertrophy,


Iskemi, Thrombosis, Dan Embolisme

Kematian jaringan atau nekrosis sel merupakan kematian sekelompok sel


atau jaringan pada lokasi tertentu dalam tubuh. Kematian sel terjadi karena
adanya jejas, cidera atau kejadian yang bersifat patologis. Nekrosis biasanya

6
disebabkan karena stimulus yang bersifat patologis. Selain karena stimulus
patologis, kematian sel juga dapat terjadi melalui mekanisme kematian sel
yang sudah terprogram dimana setelah mencapai masa hidup tertentu maka sel
akan mati. Mekanisme ini disebut apoptosis, sel akan menghancurkan dirinya
sendiri (bunuh diri/suicide), tetapi tetapi apoptosis dapat dipicu juga ileh
keadaan iskemia.

Nekrosis dapat terjadi karena keadaan terhadap terjadinya perubahan


biokimia dan morfologik (tampilan) sel akibat cidera yang fatal atau trauma
(misalnaya kekurangan oksigen,perubahan suhu yang ekstrem, dan cedera
mekanis) pada sel tersebut sehingga menyebabkan rusaknya sel,adanya respon
peradangan dan berpotensi menyebabkan masalah kesehatan yang serius, tidak
dapat pulih kembali (irreversible). Nekrosis dapat terjadi pada seluruh tubuh
(somatic death) atau terbatas mengenai suatu jaringan hanya pada sel-sel
tertentu saja.

Stimulus yang terlalu berat dan berlangsung lama serta melebihi kapasitas
adaptif sel akan menyebabkan kematian sel dimana sel tidak mampu lagi
mengompensasi tuntutan perubahan. Sekelompok sel yang mengalami
kematian sapat dikenali dengan adanya enzim-enzim lisis yang melarutkan
berbagai unsur sel serta timbulnya peradangan. Leukosit akan membantu
mencerna sel-sel yang mati dan selanjutnya mulai terjadi perubahan-
perubahan secara morfologis.

Kematian jaringan/ nekrosis sel meliputi :

a. Atropi : Pengurangan ukuran sel,jaringan (organ menjadi


mengecil). Atropi dapat merupakan suatu respon adaptif yang timbul
sewaktu terjadinya penurunan beban kerja sel atau jaringan. Dengan
penurunan beban kerja, maka kebutuhan akan oksigen dan gizi juga
berkurang.Hal ini dapat menyebabkan sebagian besar struktur intrasel
menyusut. Contoh atrofi sel: otot individu yang mengalami imobilisasi.
b. Hypertrophy : Suatu reaksi umum yang terjadi pada sel otot yang secara
terus menerus dalam jangka waktu tertentu berada dalam beban kerja

7
tinggi adalah meningkatnya kekuatan dengan pembesaran (sel-sel tumbuh
menjadi lebih besar). Hipertrofi adalah suatu respon adaptif yang terjadi
apabila terdapat peningkatan beban kerja suatu sel. Kebutuhan suatu sel
akan oksigen dan zat-zat gizi yang meningkat, menyebabkan pertumbuhan
sebagian besar struktur intrasel. Hipertrofi terutama dijumpai pada sel-sel
yang tidak dapat beradaptasi terhadap peningkatan beban kerja, dengan
cara meningkatkan jumlah (hyperplasia) melalui mitosis.
c. Iskemi : terjadi karena perbekalan (supply) oksigen dan makanan
untuk suatu alat tubuh terputus. Iskemi terjadi pada infak yaitu kematian
jaringan akibat penyumbatan pembuluh darah. Nekrosis terutama terjadi
apabila daerah yang terkena tidak mendapat pertolongan sirkulasi
kolateral. Nekrosis lebih mudah terjadi pada jaringan-jaringan yang
bersifat rentan terhadap anoxia. Jaringan yang rentan terhadap anoxia ialah
otak.
d. Thrombosis : merupakan proses koagulasi dalam pembuluh darah yang
berlebihan sehingga menghambat aliran darah bahkan bisa menghentikan
proses aliran tersebut.
e. Embolisme : merupakan bekuan darah yang bergerak melalui aliran
darah dan kemudian bersarang di pembuluh darah, menyebabkan
penyumbatan.

8
BAB III
PENUTUP

8. Kesimpulan

Suatu serangan terhadap sel tidak selalu mengakibatkan gangguan fungsi


karena terdapat mekanisme adaptasi sel terhadap berbagai ganguan. Misalnya,
suatu reaksi umum yang terjadi pada sel otot yang secara terus-menerus dalam
jangka waktu tertentu berada dalam beban kerja tinggi adalah meningkatnya
kekuatan dengan pembesaran.
Nekrosis dapat terjadi karena keadaan terhadap terjadinya perubahan
biokimia dan morfologik (tampilan) sel akibat cidera yang fatal atau trauma
(misalnaya kekurangan oksigen,perubahan suhu yang ekstrem, dan cedera
mekanis) pada sel tersebut sehingga menyebabkan rusaknya sel,adanya respon
peradangan dan berpotensi menyebabkan masalah kesehatan yang serius, tidak
dapat pulih kembali (irreversible).

Kematian jaringan/nekrosis sel meliputi :


a. Atropi
b. Hipertropy
c. Iskemi
d. Thrombosis
e. Emboli

9. Saran
Dengan selesainya makalah ini semoga dapat menambah wawasan untuk
para pembaca. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
maka dari itu kami dengan senang hati menerima masukan yang tentunya
bersifat membangun.

9
DAFTAR PUSTAKA

Kumar V,Cotran R.S, Robbins S.L.2007.Buku Ajar Patologi Robbins Edisi 7


Volume 1. Jakarta:EGC.
Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit Volume 2 Edisi 6. Jakarta:EGC.
Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Fatofisiologi. Jakarta : EGC.

Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.

10

Anda mungkin juga menyukai