Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH BIOLOGI MOLEKULER

“ORGANEL SEL”

Oleh:
Kenly M. Kosakoy (17507113)
Lina Perangin-Angin (17507023)
Greyti Umboh (17507116)
Juniati (17507118)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tondano, September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
A. Pengertian Sel.....................................................................................................................................5
B. Struktur Organel Sel dan fungsinya.....................................................................................................5
C. Struktur DNA menurut para ahli........................................................................................................16
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................18
A. Kesimpulan........................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................19

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam biologi, sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan
merupakan unit penyusun semua makhluk hidup.  Sel mampu melakukan semua aktivitas
kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di
dalam sel.  Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau disebut organisme
uniselular, misalnya bakteri dan amoeba.  Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan,
dan manusia, merupakan organisme multiselular yang terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi
dengan fungsinya masing-masing. Tubuh manusia, misalnya, tersusun atas lebih dari 1013 sel.
Namun demikian, seluruh tubuh semua organisme berasal dari hasil pembelahan satu sel.
Contohnya, tubuh bakteri berasal dari pembelahan sel bakteri induknya, sementara tubuh tikus
berasal dari pembelahan sel telur induknya yang sudah dibuahi. Sel-sel pada organisme
multiseluler tidak akan bertahan lama jika masing-masing berdiri sendiri. Sel yang sama
dikelompokkan menjadi jaringan, yang membangun organ dan kemudian sistem organ yang
membentuk tubuh organisme tersebut. 

B. Rumusan Masalah

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sel

Sel merupakan unit terkecil yang menyusun setiap organisme serta dapat untuk
melaksanakan fungsi hidup sendiri dan berkembang biak dengan cara berreplikasi atau
memperbanyak diri. Sel adalah penyusun tubuh organisme.

B. Struktur Organel Sel dan fungsinya

1. Membran Sel (Plasmalemma atau Selaput Plasma)

Merupakan membran sel atau selaput yang letaknya paling luar yang terbentuk dari
senyawa kimia Lipoprotein (gabungan protein dan lemak) dengan perbandingan 50:50. Lipid
penyusun membran yaitu pospolid.

Protein yang ada di permukaan luar dan dalam disebut protein instriksik yang mempunyai sifat
hidrofilik (larut dalam air) dan yang ada dan menembus kedua lapis lipid disebut protein instriksi
yang mempunyai sifat hidrofobik (tidak larut dalam air). Oleh karenanya membran sel
bersifat Selektif Permeabel (Semi Permeabel) yang artinya hanya bisa dilewati oleh molekul
tertentu saja.

5
Fungsi dari Membran Sel:

 Melindungi sel
 Mengatur keluar masuk (pertukaran) zat dari sel satu ke sel lainnya
 Penerima rangsang dari luar sel
 Tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia

2. Sitoplasma dan Organel Sel

Sitoplasma ini merupakan bagian cair dalam sel, yaitu fase padat (fase sol) dan fase cair (fase
gel). Cairan yang ada dalam sitoplasma bernama nukleoplasma. 90% penyusun utama dari
sitoplasma berupa air. Sitoplasma ini berfungsi pelarut zat kimia dan juga tempat reaksi sel
kimia. Terdapat beberapa jenis organel sel, yakni:

 Retikulum Endoplasma

6
Retikulum Endoplasma merupakan organel yang berupa sistem membran berlipat-
lipat menghubungkan membran sel dengan membran inti berbentuk seperti benang-
benang jala.

Ikut berperan juga dalam proses transpor zat intra sel. Ada dua macam Retikulum
Endoplasma yaitu RE Kasar dan RE Halus. Struktur Retikulum Endoplasma hanya bisa
dilihat dengan mikroskop elektron.

 Ribosom

Ribosom atau yang dikenal sebagai ergastoplasma adalah organel sintesis protein.
Ribosom ini membentuk sebuah rantai yang disebut sebagai pololiribosom yang

7
menempel satu sama lain. Struktur ribosom memiliki bentuk bulan dan terdiri dari dua
partikel besar dan kecil yang melekat sepanjang retikulum endoplasma. Ribosom ini
merupakan organel sel yang paling kecil dalam sebuah sel. Menurut kecepatan
sedimentasi dalam ribosom dibedakan menjadi ribosom sub unit besar dan ribosom sub
unit kecil.
Fungsi dari adanya ribosom adalah sebagai tempat berlangsungnya proses sintesis
protein dan organel tidak memiliki membran. Penyusun utama dari ribosom ini adalah
asam ribonukleat dan berada di sitoplasma.

 Mitokondria

Mitokondria memiliki julukan sebagai The Power House karena memiliki fungsi
sebagai tempat respirasi aerob. Aerob ini dipakai untuk membentuk ATP sebagai sumber
energi dalam sel. Mitokondria terbagi ke dalam dua lapisan, yakni membran dalam dan
membran luar. Membran ini berbentuk seperti tonjolan yang mengarah ke dalam krista.

8
Fungsi dari krista ini adalah untuk memperluas permukaan agar proses yang bertujuan
untuk mengikat oksigen dalam respirasi sel agar dapat berjalan dengan efektif. Terdapat
mastrik mitokondria di antara membran krista dan banyak memiliki kandungan enzim
pernafasan, protein, dan ribosom yang memungkinkan terjadinya reaksi kimia enzim
respirasi. Untuk dapat melintasi membran mitokondria diperlukan mekanisme transport
yang aktif. Mastrik mitokondria ini berfungsi sebagai media dalam proses respirasi untuk
dapat menghasilkan energi.

 Lisosom

Lisosom dihasilkan oleh aparatus golgi yang penuh dengan protein. Berbentuk kantong-lantong
kecil dan menghasilkan enzim-enzim hidrolitik seperti fosfatase, lipase, dan proteolitik. Enzim
hidrolitik mempunyai fungsi untuk mencerna makanan yang masuk ke dalam sel secara
fagositosis.
Lisosom menghasilkan zat kekebalan sehingga banyak ditemui pada sel darah putih, bersifat
autofagi, autolisis, dan menghancurkan makanan secara edsosistosis.
Fungsi organel sel lisosom ini ialah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler.
Salah satunya yaitu Lisozym.

9
Ada dua macam lisosom yaitu lisosom primer dan sekunder, lisosom primer memproduksi enzim
yang belum aktif. Berfungsi sebagai vakuola makanan. Lisosom sekunder adalah lisosom yang
terlibat dalam kegiatan mencerna, berfungsi sebagai autofagosom.

Lisosom mempunyai peran dalam peristiwa:

 Pencernaan instrasel: mencerna materi secara fagositosis

 Eksositosis: pembebasan sekrit keluar sel

 Autofagi: penghancuran organel sel yang telah rusak

 Autolisis: penghancuran diri sel dengan cara melepas enzim pencerna dari dalam lisosom

ke dalam sel, contoh proses ini yaitu hilangnya ekor berudu ketika proses menuju

dewasa.

 Badan Golgi atau Diktiosom 

Badan golsi terdiri dari kumpulan vesikel pipih yang mempunyai bentuk
berkelok-kelok (sisternae) atau berbentuk seperti kantong pipih. Badan golgi yang ada di
dalam sel tumbuhan disebut diktiosom, dimana kebanyakan berada di dekat membran
sel.

10
Di dalam badan golgi terdapat banyak enzim pencernaan yang belum aktif, seperti
koenzim dan zimogen. Dihasilkan juga lendir yang disebut musin, badan golgi juga dapat
membentuk lisosom. Badan golgi bisa bergerak mendekati membran sel untuk
mensekresikan isinya ke luar sel, karena ini disebut juga organel sekresi.

 Sentrosom

Setrosom hanya dapat kita temukan pada sel tubuh hewan. Sentrosom ketika
sedang dalam proses reproduksi sel akan melakukan pembelahan menjadi sentriol.
Struktur yang terdapat dalam sentrosom memiliki bentuk seperti bintang yang berfungsi
untuk membelah sel. Sedangkan sentriol memiliki bentuk seperti tabung yang tersusun
dari mikrotubulus dan terletak di salah satu inti sel. Sentriol memiliki peran vital dalam

11
kegiatan pembelahan sel, yakni untuk membentuk benang spindle. Fungsi dari adanya
benang ini adalah untuk menarik kromosom ke kutub sel yang berlawanan.

 Plastida

Plastida ini secara umum merupakan organel sel yang berisi pigmen. Dimana
pigmen tersebut merupakan klorofil yang dikenal sebagai kloroplas. Fungsi dari kloroplas
adalah sebagai organel terpenting ketika sedang terjadi proses fotosintesis. Kroloplas
tercipta dari adanya proplastida, yang mana proplastida ini memiliki ukuran yang jauh
lebih kecil dari kloroplas.
Permukaan kloroplas ini terbungkus oleh membran ganda yang memiliki peran
untuk mengatur proses keluar masuknya senyawa atau ion pada kloroplas. Pada membran
internal kloroplas, terdapat pigmen fotosintesis yang sering ditemui pada permukaan luar
membran internal.

12
Pigmen fotosintesis ini bernama thilakoid. Sedangkan plastida sendiri berisi
pigmen-pigmen lain selain klorofil tadi yang disebut dengan kromoplas. Jenis plastida
yang tidak memiliki warna dikenal dengan sebutan lekoplas. Plastida sendiri memiliki
tiga jenis yang berbeda, yakni lekoplas, kloroplas, dan klomoplas.
 Lekoplas merupakan jenis plastida yang memiliki fungsi sebagai tempat untuk
menyimpan makanan. Lekoplas ini terdiri dari amiloplas, elaioplas serta proteoplas
dengan fungsi yang berbeda-beda.
 Kloroplas adalah plastida dengan warna hijau yang fungsinya untuk menghasilkan
klorofil dan juga sebagai tempat terjadinya fotosintesis.
 Klomoplas merupakan plastida yang mengandung banyak pigmen, seperti
fikosantin, karotin, fikodanin, dan fikoeritrin.

 Vakuola atau Rongga Sel

Vakuola sering kali tidak dimasukkan ke dalam organel sel oleh beberapa ahli
biologi. Hall ini karena vakuola dapat dilihat lewat mikroskop cahaya biasa. Vakuola atau
rongga sel ini berisi garam organik, glikosida, minyak eteris, enzime, tanin atau zat
penyamak, alkaloid, dan butiran pati. Terdapat selaput pembatas yang memisahkan antara
vakuola dan sitoplasma bernama tonoplast. Pada beberapa sel hewan dan sel tumbuhan,
terdapat vakuola nonkontraktil dan juga vakuola kontraktil. Untuk hewan bersel satu

13
memiliki dua jenis vakuola dengan fungsi yang berbeda, yakni vakuola makanan yang
berfungsi untuk proses pencernaan intrasel serta vakuola kontraktil yang fungsinya untuk
osmoregulator.

 Mikrotubulus

Mikrotubulus memiliki bentuk seperti benang silindris yang kaku dan berfungsi
sebagai pembentuk flagela, silia, sentriol, dan juga benang-benang spindle.Selain itu,
mikrotubulus ini berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel sebagai bagian dari rangka
sel. Besarnya mikrotubulus ini sekitar 25 nm dan merupakan serabut terbesar yang
menyusun sitoskeleton.

 Mikrofilamen

14
Organel sel mikrofilamenn hampir sama seperti mikrotubulus, akan tetapi memiliki
diameter yang jauh lebih kecil. Bahan untuk membentuk mikrofilamen ini adalah aktin
dan miosin yang sering ditemukan pada otot.
 

 Peroksisom

Badan mikro atau yang lebih dikenal sebagai peroksisom memiliki ukuran yang mirip
dengan lisosom dan dibentuk oleh retikulum endoplasma granular. Peroksisom secara
kontinyu berasosiasi dengan organel sel lainnya yang memiliki kandungan enzim katalase
dan juga oksidae dan biasanya banyak disimpan pada sel-sel hati. Organel peroksisom
mempunyai fungsi untuk menguraikan peroksida atau H2O2 yang mana peroksida ini adalah
sisa-sisa metabolisme yang memiliki sifat toksis menjadi air dan oksigen. Badan mikro yang
ada pada tumbuhan memiliki andil pada proses pengubahan senyawa lemak untuk menjadi
sukrosa yang bernama gliosisom.
 

15
 Nukleus atau Inti Sel

Nukleus ini adalah salah satu bagian sel yang memiliki ukuran lebih besar jika
dibandingkan dengan organel sel lainnya yang hanya berukuran 10 nm hingga 20 nm. Inti
sel atau nukleus ini terletak pada bagian tepi atau tengah dengan bentuk bulat atau
lonjong menyerupai seperti cakram.
Nukleus memiliki fungsi untuk mengendalikan aktivitas ataupun pusat perintah
sel. Hal ini karena terdapat benang-benang kromosom yang ada di dalam nukleus
tersebut. Pada umumnya, sel-sel hanya memiliki satu nukleus inti. Nukleus ini dibatasi
pada membran atau selaput inti yang memiliki kontrol kuat dalam mengatur keluar
masuknya nukleus. Nukleus tersebut sangat diperlukan untuk dapat mengontrol reaksi-
reaksi yang terjadi pada proses kimia, pertumbuhan serta pembelahan sel. Akan tetapi
sesuai dengan fungsi yang telah disebutkan, terdapat sel yag memiliki dua inti sel atau
bahkan lebih. Inti sel ini terdiri dari beberapa bagian, yakni kromatin, selaput inti,
nucleolus, dan nukleoplasma.

C. Struktur DNA menurut para ahli

DNA ialah kependekan dari Deoxyribonucleic acid, atau asam deoksiribonukleat berisi
instruksi yang dibutuhkan organisme untuk berkembang, hidup, dan bereproduksi.

16
DNA terdiri dari molekul-molekul nukleotida. Setiap nukleotida mengandung gugus
fosfat, gugus gula, dan basa nitrogen. Empat jenis basa nitrogen yang dimaksud adalah adenine
(A), thymine (T), guanine (G) dan cytosine (C). Urutan basa-basa inilah yang menentukan
instruksi DNA, atau kode genetik.

DNA pertama kali diamati oleh seorang ahli biokimia asal Jerman, Frederich Miescher,
pada tahun 1869. Tetapi, kala itu, para peneliti belum menyadari betapa pentingnya molekul-
molekul ini.
Barulah pada tahun 1953, James Watson, Francis Crick, Maurice Wilkins, dan Rosalind
Franklin, menyadari bahwa struktur DNA (double helix) dapat membawa informasi biologis bagi
setiap makhluk hidup. Ketiga orang itu pun (terkecuali Franklin) dianugerahi Nobel berkat
penemuannya itu pada tahun 1962.

Seorang ahi biologi molekul bernama Francis Harry Compton Crick adalah seorang
berkebangsaan Inggris, yang dikenal sebagai ahli biofisika, dan neurosains. Crick, bersama
dengan Watson, dan Maurice Wilkins mendapatkan Nobel Prize dalam Fisiologi atau Obat-
obatan setelah temuan mereka yang berhubungan struktur molekul asam acid dan signifikansinya
untuk kehidupan. Francis Crick juga dikenal sebagai salah satu dari dua penemu struktur DNA.
Dalam mengembangkan penelitian tersebut, Crick berkolaborasi dengan James D Watson.

Crick tertarik pada dua masalah yang belum terpecahkan dalam hal yang mendasar dalam
biologi. Pada waktu itu, Crick sendiri giat mengadakan penelitian untuk meraih gelar Ph. D, di
bawah bimbingan Max Perutz. Penelitiannya adalah tentang penentuan struktur protein dengan
kristalografi sinar X. Penelitiannya itu berusaha menyingkapkan bagaimana struktur suatu kristal
molekul dengan bantuan paparan sinar X. Dari situ Crick ingin mengetahui bagaimana posisi
atom dalam sebuah molekul. Crick mulai intensif melakukan penelitian tentang struktur DNA
sejak ia berjumpa dengan James D Waston seorang ilmuwan genetika dari Amerika Serikat yang
sedang melakukan penelitiannya di Inggris.
Pada awal 1950-an, para peneliti DNA sudah mengetahui, bahwa gen merupakan bagian terkecil
organisme yang mengandung ‘informasi’ genetik yang dapat diwariskan kepada keturunan
generasi berikutnya. Akan tetapi, mereka belum mengetahui secara pasti, seperti apa sebenarnya
bentuk gen tersebut baik secara struktur maupun unsur kimianya, serta bagaimana cara gen
tersebut menurunkan setiap ‘informasi’ kepada keturunannya.

17
Baik Crick maupun Watson menyadari, bahwa untuk mendapatkan hasil yang rinci dari struktur
DNA, mereka harus menggabungkan berbagai macam cabang ilmu pengetahuan, seperti
genetika, biokimia, kimia, kimia fisik, dan kristalografi sinar X. Maka, mereka pun
berkolaborasi.

Keduanya menggabungkan berbagai informasi yang mereka dapatkan, ditambah dengan bekal
latar belakang ilmu pengetahuan yang mereka miliki. Pada waktu itu Crick memiliki
pengetahuan dalam bidang fisika dan kristalografi sinar X, sedangkan Watson memiliki
pengetahuan dalam bidang genetika virus dan bakteri.

Penelitian mereka baru menemukan titik terang setelah melihat hasil foto sinar X kristal
molekul biologis yang diambil oleh seorang ilmuwati bernama Rosalind Franklin. Foto itu
menampakkan bentuk DNA yang sesungguhnya. Dan foto itu mereka dapatkan dari Maurice
Wilkins.
Berdasarkan foto kristal dari Franklin itulah, Crick dan Watson memantapkan teori
mereka tentang struktur DNA, yang menyatakan bahwa struktur DNA itu berupa double-helix,
atau spiral ganda yang berpilin. Spiral ganda berpilin itu merupakan susunan dari kode-kode gen
yang disebut ‘Adenine/Adenin’ (A), ‘Thymine/Tiamin’ (T), ‘Guanine/Guanin’ (G), dan
‘Cytosine/Sitosin’ (C). Mereka mempublikasikan teori mereka di Jurnal Nature, pada tahun
1953.
Teori double-helix sangat fenomenal waktu itu. Teori itu dinyatakan sebagai ‘Penemuan Rahasia
Kehidupan’. Karena jika kode-kode gen DNA itu dapat diterjemahkan, maka kita dapat
mengetahui informasi mengenai segala hal tentang tubuh kita. Baik itu warna (mata, rambut,
kulit), bentuk fisik, maupun penyakit keturunan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

18
Sel pertama sekali ditemukan Ilmuwan Inggris, Robert Hooke (1665) dengan meneliti
sayatan gabus di bawah mikroskop yang terdiri dari ruangan-ruangan yang dibatasi oleh dinding
disebut sel. Pada tahun 1839, seorang biolog Perancis, Felix Durjadin menemukan isi penyusun
dalam rongga sel disebut sarcode. Johanes Purkinje (1789-1869) mengadakan perubahan nama
sarcode menjadi protoplasma. Theodore Schwann (1801-1881), seorang pakar zoologi Jerman
dan Mathias Schleiden (1804-1881), pakar botani Jerman mengemukakan bahwa tubuh hewan
dan tumbuhan terdiri atas sel-sel. Robert Brown (1831), seorang biolog Skotlandia menemukan
inti (nukleus).
Sel merupakan unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua
fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara
autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara
menakjubkan hampir serupa untuk semua organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh
masing-masing golongan besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://www.eduspensa.id/organel-sel/
http://malahayati.ac.id/?p=19391
https://kumparan.com/@kumparansains/definisi-struktur-dan-sejarah-penemuan-dna-
1qrgesaVJlb

20

Anda mungkin juga menyukai