JENORI MANGELEP
(19061064)
FAKULTAS
KEPERAWATAN
2019
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kemudahan bagi saya penyusun untuk dapat
menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya .Makalah ii
merupakan tugas dari mata kuliah ILMU KEPERAWATAN DASAR I
tentang Sel,sebagaimana dengan tugas ini saya sebagai
mahasiswa dapat mengetahui lebih jauh materi yang diberikan
oleh dosen.
Makalah yang berjudul “SEL”.mengenai penjelasan lebih
lanjut saya memaparkannya dalam pembahasan makalah ini.
Daftar Isi
1. PENDAHULUAN……………………………………………….
1.1 Definisi Sel…………………………………………………
2. ORGANE-ORGANEL SEL……………………………………...
2.1 Inti Sel(nuleus)……………………………………………
2.2 Membran plasma(membrane sel)…………………………
2.3 Sitoplasma…………………………………………………
2.4 Ribosom……………………………………………………
2.5 Retikulum Endoplasma(RE)………………………………
2.6 Badan golgi (apparatus golgi)……………………………
2.7 Lisosom………………………………………………..
2.8 Peroksisom……………………………………………….
2.9 Mitokondria…………………………………………………
3. Penyakit akibat gangguan struktur
sel………………………………..
4. Kesimpulan…………………………………………..
5. Daftar pustaka……………………………………………
1. PENDAHULUAN
1.1.Definisi sel
Sel adalah bagian terkecil dari mahkluk hidup baik
secara structural maupun fungsional.Dalam tubuh
makhluk hidup sel tidak bekerja sendiri tapi secara
berkelompok. Sekelompok sel yang mempunyai fungsi
yang sama membentuk jaringan,sekumpulan jaringan
akan membentuk organ,sekelompok organ akan
membentuk sistem organ dan sekumpulan sistem
organ akan membentuk organisme.Dari situlah definisi
sel sebagai unit terkecil manusia diperoleh.
Beberapa ilmuwan merumuskan definisi sel dengan
pengertian yang berbeda-beda yaitu:
1. Mathias Schleiden dan Theodor Schwan
menyatakan bahwa sel merupakan kesatuan
structural kehidupan.
2. Max Schultze dan Thomas Huxley menyatakan
bahwa sel merupakan kesatuan fungsional
kehidupan.
3. Rudolf Virchow menyatakan bahwa sel berasal dari
sel yang merupakan kesatuan pertumbuhan.
4. Johannes Purkinje mulai memperkenalkan istilah
protoplasma yang merupakan cairan penyusun di
dalam sel.
2.4. Ribosom
3.1.Lisosom
1. Umbilical hernia, yaitu lemahnya otot yang berada di sekitar pusar sehingga
organ-organ yang mengalami pembesaran gampang untuk menonjol ke
permukaan menyebabkan perut menjadi tidak rata.
2. Hepatomegali, yaitu pembesaran bagian hati melebihi ukuran normalnya
sehingga hati tidak mampu menjalankan tugasnya dalam penawar racun dan
darah tidak dapat dirombak serta penyimpanan glikogen terganggu.
3. Splenomegali, yaitu pembesaran limpa akibat penumpukan materi tidak
tercerna dalam sel-sel limpa.
4. Dysostosis multiplex, yaitu penulangan tidak sempurna pada tubuh sehingga
mengakibatkan tubuh penderita mengalami kelainan bentuk tulang rawan
dan keterbelakangan mental.
5. Hidrosefalus, yaitu pembesaran kepala akibat akumulasi air di sekitar otak
yang memberi penekanan pada otak, sehingga penderita sering merasa
pusing-pusing, perkembangan terlambat, dan lain-lain.
6. Saraf mata, penderita dapat mengalami kebutaan akibat gangguan saraf
mata, sehingga penglihatan tidak bisa diteruskan ke otak.
7. Kornea, pandangan menjadi kabur akibat adanya pengeruhan.
3.2.Nucleus
Nekrosis Liquefaktif
Nekrosis liquefaktif merupakan salah satu tipe nekrosis yang termasuk
bakteri fokal atau infeksi jamur. Sebagai akibat autolisis atau heterolisis
terutama khas pada infeksi fokal kuman, karena kuman memiliki rangsangan
kuat pengumpulan sel darah putih. Salah satu contoh nekrosis liquefaktif
ditunjukkan dengan kematian sel hipoksia pada sistem saraf pusat. Apapun
patogenesisnya, liquefaktif pada hakikatnya mencerna bangkai kematian sel
dan sering meninggalkan cacat jaringan yang diisi leukosit imidran dan
menimbulkan abses. Materialnya berwarna kuning krem. Biasanya terdapat
pada abses pada otak.
Ciri- Ciri/ Tanda-Tanda Nekrosis Liquefaktif.
Degenerasi menyebabkan perubahan yang khas pada nukleus khususnya
pada sel yang mengalami neurotik. Perubahan-perubahan biasanya ditandai
dengan perubahan mikroskopis, perubahan makroskopis dan perubahan
kimia klinik.
Perubahan mikroskopis pada sel yang mengalami neurotik liquefaktif terjadi
pada sitoplasma dan organel – organel sel lainnya.Tanda yang terlihat pada
inti sel (nukleus)saat mengalami nekrosis antara lain:
· Piknosis (pyknosis)
Membran nukleus robek, inti sel hancur sehingga terjadi pemisahan kromatin
dan membentuk fragmen-fragmen dan menyebabkan materi kromatin
tersebar dalam sel.
· Kariolisis (karyolisis)
Inti sel tercerna sehingga tidak dapat diwarnai lagi dan benar-benar hilang.
Perubahan makroskopis pada sel yang mengalami neurotik terlihat
perubahan morfologis sel yang mati tergantung dari aktivitas enzim lisis
pada jaringan yang nekrotik. Jika aktivitas enzim lisis terhambat maka
jaringan nekrotik akan mempertahankan bentuknya dan jaringannya akan
mempertahankan ciri arsitekturnya selama beberapa waktu. Jaringan
nekrotik juga dapat mencair sedikit demi sedikit akibat kerja enzim dan
proses ini disebut nekrosis liquefaktif. Nekrosis liquefaktif khususnya terjadi
pada jaringan otak, jaringan otak yang nekrotik mencair meninggalkan
rongga yang berisi cairan.
Kematian sel menyebabkan kekacauan struktur yang parah dan akhirnya
organa sitoplasma hilang karena dicerna oleh enzym litik intraseluler
(autolysis).
Tahap infeksi akut awal terjadi denaturasi protein yang mempengaruhi
reaksi leukosit. Kemudian jaringan nekrosis diserap oleh jaringan granular
menyebabkan terbentuknya bekas luka.
Terkadang luka yang terbentuk dapat sembuh sempurna, misalnya pada hati
atau pada orang yang masih muda.
Perubahan-perubahan pada jaringan neurotik akan menyebabkan :
1. Hilangnya fungsi darah yang mati.
2. Dapat menjadi fokus infeksi dan merupakan media pertumbuhan yang
baik untuk bakteri tertentu.
3. Menimbulkan perubahan sistemik seperti demam dan peningkatan
leukosit.
4. Peningkatan kadar enzim-enzim tertentu dalam darah akibat kebocoran
sel-sel yang mati.
3.3.Mitokondria
2. Dwarfism
Hormon pertumbuhan barupa polipeptida dengan bm 22.000. Secara
fisioligis, sekresinya diatur oleh hipothalamus. Hipothalamus menghasilkan
faktor pengelepas hormon pertumbuhan (GHRF – growth hormone releasing
factor) dan juga menghasilkan somatostatin (GHIH – growth hormone
inhibitory hormone) yang menghambat sekresi hormon pertumbuhan.
Defisiensi hormon pertumbuhan dapat disebabkan oleh defek hipofisis (tidak
adanya hormon pertumbuhan) atau sekunder dari disfungsi hipotalamus
(tidak adanya GHRH). Hiposekresi hormon pertumbuhan pada anak-anak
menimbulkan cebol (dwarfism). Hiposekresi hormon pertumbuhan
disebabkan oleh menurunnya sintesis protein oleh sel, sehingga
pertumbuhan tulang terhambat. Menurunnya sintesis protein oleh sel dapat
disebabkan oleh gangguan pada badan golgi dalam mengemas hasil
produksi ribosom.
3. Cystic fibrosis
Cystic fibrosis atau CF, adalah penyakit kelenjar sekretori warisan ,
termasuk kelenjar yang memproduksi berlebihan lendir dan keringat. CF
kebanyakan mempengaruhi paru-paru, pankreas, hati, usus, sinus, dan
organ-organ seks.
Lendir merupakan zat yang dibuat oleh lapisan dari beberapa jaringan
tubuh. Biasanya, lendir adalah zat, licin berair. Itu membuat lapisan-lapisan
dari organ-organ tertentu lembab dan mencegah mereka dari pengeringan
atau mendapatkan terinfeksi. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi kerja
badan golgi pada sel-sel organ tersebut.
Misalnya pada organ paru-paru,dimana lendir menumpuk di paru-paru dan
saluran udara yang membawa udara masuk dan keluar dari paru-paru.
Penumpukan lendir memudahkan bakteri untuk tumbuh. Badan golgi sendiri
akan terhalangi fungsinya oleh lendir tersebut. Sehingga memungkinkan
terjadinya infeksi paru-paru serius.
4. Tay-Sachs
Lisosom; organ pencernaan sel. Tersusun dari membran yang
mengandung enzim-enzim hidrolitik kuat. Enzim-enzim tersebut berasal
dari kompleks golgi. Lisosom baru terbentuk dari kumpulan khusus enzim
hidrolitik yang baru disintesis dan tertangkap di dalam vesikel berselubung
yang kemudian melepaskan diri dari kompleks golgi. Suatu bahaya inheren
bahkan pada sel sehat dan utuh adalah pecahnya membran lisosom tanpa
sengaja dan menimbun di dalam lisosom. Faktornya bisa disebabkan oleh
enzim-enzim hidrolitik yang bekerja optimal pada suasana asam, sehingga
bagian dalam lisosom lebih asam dari bagian luarnya. Salah satu penyakit ini
adalah penyakit Tay-Sachs, ditandai oleh adanya penimbunan abnormal
senyawa golongan gangliosida, yaitu molekul kompleks yang ditemukan di
sel-sel saraf.
4.Kesimpulan
Sel merupakan unit terkecil dari suatu bentuk
kehidupan.Untuk ukuran yang sekecil itu sel
tergolong sangat luar biasa.Sel seperti sebuah pabrik
yang bekerja agar proses kehidupan dapat
berlangsung .Sel mempunyai banyak bagian dengan
berbagai fungsinya masing-masing.Begitupula
dengan penyakit-penyakit yang dapat terjadi apabila
organel-organel/bagian-bagian dari sel tersebut
memiliki gangguan.
5.Daftar pustaka
Academia.edu ; kamusq.com ; BUKU BIOLOGI
SMA XI,DAryulina,Ph.D;BIOOGI SEL dr
juwono,dr Achmad Zulfa Juniarto De
Robertis,E.D.P;ismiciel.com.