Oleh:
RISKA RAMADANI
NIM 18301066
PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt. karena atas rahmat
dan hidayah-Nya penyusunan makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Ilmu Dasar Keperawatan”. Penulis
ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Bencana
yaitu Ibu Veni Dayu Putri, M.Si, selaku dosen mata ajar Ilmu Dasar Keperawatan
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu, sehingga makalah ini dapat selesai pada waktunya. Oleh karena itu,
penulis harapkan kritik dan saran dari pembaca yang berguna untuk perbaikan
makalah selanjutnya
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan ..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Struktur dan fungsi organel sel.................................................................3
2.2 Mekanisme transport membran sel...........................................................9
2.3 Jenis-jenis pertukaran zat antar sel..........................................................15
2.4 Sistem darah............................................................................................16
2.5 Pembelahan sel, mitosis dan miosis........................................................20
2.6 sintesis peotein............................................................................................
2.7 metabolisme karbohidrat..............................................................................
2.8 metabolisme protein.....................................................................................
2. 9 metabolisme lipid.........................................................................................
2.10 metabolisme purin pirimidin......................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan.......................................................................................................
3. 2 Saran.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
2. Tujuan umum
Untuk mendeskripsikan konsep bilogi sel dan metabolisme
3. Tujuan khusus
a) Untuk Mengetahui Struktur dan fungsi organel
b) Untuk mengetahui Mekanisme transport membran sel
c) Untuk mengetahui Jenis-jenis pertukaran zat antar sel
d) Untuk mengetahui Sistem darah
e) Untuk mengetahui Pembelahan sel, mitosis dan miosis
f) Untuk mengetahui sintesis peotein
g) Untuk mengetahui metabolisme karbohidrat
h) Untuk mengetahui metabolisme protein
i) Untuk mengetahui metabolisme lipid
j) Untuk mengahui tmetabolisme purin pirimidin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Struktur dan fungsi organel sel
Sturuktur organel sel dan fungsi
Organel sel merupakan tempat dimana segala aktivitas sel terjadi. Sebuah sel
dikatakan hidup jika memiliki organel sel. Tanpa organel sel, sebuah sel tidak
akan memiliki aktivitas kehidupan sehingga bisa dikatakan sel mati. Adapun
struktur dan fungsi organel sel:
1. Retikulum Endoplasma (RE.)
a) Fungsi RE Halus:
2. Ribosom (Ergastoplasma)
4. Lisosom
7. Plastida
8. Vakuola (RonggaSel)
Vakuola tidak dimasukan dalam organel sel oleh beberapa ahli, benda
ini bisa dilihat melalui mikroskop cahaya biasa. Vakuola berisi garam-
garam organik.Pada beberapa terdapat vakuola kecil atau bahkan tidak
ada, kecuali hewan bersel satu. Fungsi dalam proses pencernaan intrasel
dan vakuola kontraktil yang berfungsi sebagai osmoregulato
9. Mikrotubulus
Mikrotubulus berbentuk benang silindris, kaku dan mempunyai fungsi
untuk membentuk silia, flagela, sentriol dan benang-benang spindel, serta
mempertahankan bentuk sel dan sebagai rangka sel.Mikrotubulus ini
disusun oleh protein yang disebut tubulin. Mirotubulus berperan dalam
migrasi sel. Ini terlihat dari berbagai cara kerja mikrotubulus.
Mikrotubulus berperan sebagai truts yang berperan dalam melawan
kontraktibilitas
10. Mikrofilamen
a. Difusi Sederhana
Difusi merupakan suatu proses penyebaran molekul zat dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah tanpa menggunakan energi. Secara spontan,
molekul zat dapat berdifusi hingga mencapai kerapatan molekul yang sama
dalam satu ruangan. Semua sel pindah dengan melakukan difusi melalui
membran sel. Syaratnya yaitu partikelnya sederhana, berukuran kecil, dan
dapat larut dalam air ataupun lemak.
b. Difusi Terfasilitasi
Difusi terfasilitasi yaitu difusi yang difasilitasi oleh protein dan tersusun
dalam bentuk saluran (protein transmembran) dan carrier protein yang
merupakan protein pembawa. Difusi melalui protein pembawa dapat terjadi
beberapa macam sebagai yaitu:Uniport, Kotranspor,
c. Osmosis
Osmosis merupakan suatu proses difusi yaitu difusi air melalui selaput yang
selektif permeable secara diferensial dari pelarut berkonsentrasi tinggi ke
pelarut yang berkonsentrasi rendah dalam proses transpor melalui membran
sel. Semipermeabel berarti membran tersebut hanya bisa dilalui oleh
molekul-molekul air atau molekul-molekul seukuran dengan air.
Transpor Aktif
1. Transpor aktif sekunder (energi dari gradien ion) transpor aktif juga
memindahkan mikromolekul yang berada di daerah lumen usus.
2. Transpor aktif primer (energi dari hidrolisis ATP) yaitu transpor yang
bergantung pada potensial membran.
2.3 Jenis pertukaran zat antar sel
1. Difusi
Difusi, merupakan gerakan acak partikel-partikel, atom, maupun molekul
gas atau cairan, dari daerah berkonsentrasi tinggi menuju daerah
berkonsentrasi rendah hingga mencapai keseimbangan. Zat-zat tersebut
akan berdifusi sesuai gradien konsentrasi.
2. Osmosis
Osmosis, merupakan perpindahan zat pelarut melalui membran selektif
permeable dari konsentrai zat pelarut tinggi menuju konsentrasi zat pelarut
rendah. Zat pelarut ini dapat keluar masuk melewati membrane secara
bebas.hanya saja zat terkecil merupakan zat yang sudah terseleksi. Suatu
larutan yang memiliki zat pelarut berkonsentrasi tinggi akan memiliki zat
terlarut berkonsentrasi rendah. Keadaan ini disebut hipotonik.
3. Transport Aktif
Transport aktif, pada saat tertentu sel hidup mampu menyerap beberapa zat
meskipun konsentrasi zat di dalam sel nya lebih tinggi di bandingkan
lingkungan disekitar sel. Artinya, sel menyerap zat berlawanan dengan
gradient konsentrasi. Sehingga, proses tersebut membutuhkan energy.
Proses transpornya dinamakan Transpor aktif. Tranpor aktif terkait dengan
sejumlah proses yang terjadi didalam makhluk hidup. Zat-zat yang diserap
melalui transport aktif, misalnya garam mineral yang diserap akar,
kemudian juga glukosa dan asam amino yang diserap usus kecil pada
manusia. Salah satu contoh proses transport aktif adalah pompa natrium
kalium.
2.4 Sistem darah
Sistem peredaran manusia memiliki peran yang sangat penting di dalam
menjaga keberlangsungan proses metabolisme tubuh. Di dalam sistem
peredaran darah menjadi alat pengangkit atau transportasi utama yang sangat
penting.
Fungsi peredaran darah:
Struktur sistem peredaran darah manusia, alat yang paling penting yaitu:
a) Jantung
Komponen terpenting dalam sistem peredaran darah manusia. Fungsi
jantung adalah memompa darah kaya oksigen ke seluruh tubuh.
b) Pembuluh Darah
Terdiri dari :
1) Ateri :Yang berada pada tubuh makhluk hidup yang membawa seperti
oksigen dari jantung disebar ke seluruh tubuh.
2) Kapiler: Terjadi pertukaran oksigen, air, nitrisi dengan karbondioksida
dan limbah-limbah sel sekitarnya.
3) Vena: Pembuluh darah yang membawa darah miskin oksigeb dari sel
dan jaringan menuju jantung.
4) Pembuluh Koroner: Pembukuh darah memberikan pasokan darah yang
mengandung oksigen dan nutrisi untuk jantung.
5) Vena Portal Hepatica: Vena khusus yang tidak membawa darah ke
jantung,melainkan membawa darah yang mengandung sari-sari
makanan menuju ke hati.
2.5 Pembelahan sel, mitosis dan miosis
Pembelahan sel secara tidak langsung adalah pembelahan yang melalui
tahapan-tahapan tertentu. Setiap tahapan pembelahan ditandai dengan
penampakan kromosom yang berbeda-beda. Ketika sel akan membelah, benang-
benang kromatin ini menebal dan memendek, yang kemudian disebut kromosom.
Kromosom dapat berikatan dengan warna tertentu, sehingga mudah diamati
dengan mikroskop.
a. Profase
Pada permulaan profase, di dalam nukleus mulai terbentuk kro-mosom
yaitu benang-benang rapat dan padat yang terbentuk akibat
menggulungnya kromatin. Pada fase ini, kromosom dapat dilihat
menggunakan mikroskop. Selanjutnya, nukleolus menghilang dan
terjadi duplikasi kromosom (kromosom membelah dan memanjang)
menghasilkan 2 kromosom anakan yang disebut kromatid. Kedua
kromatid tersebut bersifat identik sehingga disebut kromatid kembar
(sister chromatid), yang bersatu atau dihubungkan oleh sentromer pada
lekukan kromosom. Sentromer merupakan bagian kromosom yang
menyempit, tampak lebih terang dan membagi kromosom menjadi 2
lengan.
b. Metafase
Tahap awal metafase (prometafase) ditandai dengan semakin
memadatnya kromosom (kromosom ini terdiri dari 2 kromatid)
dan terpecahnya membran inti (membran nukleus). Hal ini menyebab-
kan mikrotubulus dapat menembus inti sel dan melekat pada struktur
khusus di daerah sentromer setiap kromatid, disebut kinetokor. Pada
tahap metafase sesungguhnya, sentrosom telah berada pada kutub sel.
Dinding inti sel menghilang. Sementara itu, kromosom me-nempatkan
diri pada bidang pembelahan yang disebut bidang metafase. Bidang ini
merupakan bidang khayal yang terletak tepat di tengah sel, seperti
garis katulistiwa bumi sehingga disebut juga bidang ekuator. Pada
bidang ini, sentromer dari seluruh kromosom terletak pada satu baris
yang tegak lurus dengan gelendong pembelahan. Kinetokor pada setiap
kromatid menghadap pada kutub yang berlainan. Dengan letak
kromosom berada di bidang pembelahan, maka pembagian jumlah
informasi DNA yang akan diberikan kepada sel anakan yang baru,
benar-benar rata dan sama jumlahnya. Tahapan ini merupakan akhir
dari metafase.
c. Anafase
Setelah berakhirnya tahap metafase, pembelahan sel berlanjut pada
tahap anafase. Tahap anafase ditandai dengan berpisahnya kromatid
saudara pada bagian sentromer kromosom. Gerak kromatid ini
disebabkan tarikan benang mikrotubulus yang berasal dari sentriol
pada kutub sel. Kalian telah mengetahui bahwa mikrotubulus melekat
pada sentromer. Hal ini menyebabkan sentromer tertarik terlebih
dahulu. Akibatnya, sentromer berada di depan dan bagian lengan
kromatid berada di belakang. Struktur ini seperti huruf V. Gerakan ini
menempuh jarak sekitar 1μm (10-6 meter) tiap menit. Pada saat
bersamaan, mikrotubulus non kinetokor semakin memanjang sehingga
jarak kedua kutub sel semakin jauh. Selanjutnya, masing-masing
kromatid bergerak ke arah kutub yang berlawanan dan berfungsi
sebagai kromosom lengkap, dengan sifat keturunan yang sama
(identik). Untuk menjalankan tugasnya ini, mikrotubulus telah
mengalami peruraian pada bagian kinetokornya.
d. Telofase
Pada tahap telofase ini, inti sel anakan terbentuk kembali dari fragmen-
fragmen nukleus. Bentuk selnya memanjang akibat peran mikrotubulus
non kinetokor. Benang-benang kromatin mulai longgar. Dengan
demikian, fase kariokinesis yang menghasilkan dua inti sel anak yang
identik secara genetik telah berakhir, namun dua inti sel masih berada
dalam satu sel.
a. Tahapan meosis I
Profase I
Metafase I
Anafase I
Telofase I
Pada telofase, setiap kromosom homolog telah mencapai kutub-kutub
yang berlawanan. Ini berarti setiap kutub mempunyai satu set
kromosom haploid. Akan tetapi, setiap kromosom tetap mempunyai
dua kromatid kembar. Pada fase ini, membran inti muncul kembali.
Peristiwa ini kemudian diikuti tahap selanjutnya, yaitu sitokinesis.
Sitokinesis
tahap meosis II
Tahap meiosis II juga terdiri dari profase, metafase, anafase, dan telo-fase.
Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap meiosis I. Masing-masing sel
anakan hasil pembelahan meiosis I akan membelah lagi menjadi dua. Sehingga,
ketika pembelahan meiosis telah sempurna, dihasilkan empat sel anakan. Hal
yang perlu diingat adalah bahwa jumlah kromo-som keempat sel anakan ini
tidak lagi diploid (2n) tetapi sudah haploid (n). Proses pengurangan jumlah
kromosom ini terjadi pada tahap meiosis II.
Pofase II
Fase pertama pada tahap pembelahan meiosis II adalah profase II. Pada
fase ini, kromatid saudara pada setiap sel anakan masih melekat pada sentromer
kromosom. Sementara itu, benang mi-krotubulus mulai terbentuk dan
kromosom mulai bergerak ke arah bidang metafase. Tahap ini terjadi dalam
waktu yang singkat karena diikuti tahap berikutnya.
Metafase II
Pada metafase II, setiap kromosom yang berisi dua kromatid, me-
rentang atau berjajar pada bidang metafase II. Pada tahap ini, benang-benang
spindel (benang mikrotubulus) melekat pada kinetokor masing-masing
kromatid.
Anafase II
Fase ini mudah dikenali karena benang spindel mulai menarik kromatid
menuju ke kutub pembelahan yang berlawanan. Akibatnya, kromosom
memisahkan kedua kromatidnya untuk bergerak menuju kutub yang berbeda.
Kromatid yang terpisah ini se-lanjutnya berfungsi sebagai kromosom
individual.
Telofase II
Sitikinesis II
Selama telofase II, terjadi pula sitokinesis II, ditandai adanya sekat sel
yang memisahkan tiap inti sel. Akhirnya terbentuk 4 sel kembar yang haploid.
Berdasarkan uraian di depan, sel-sel anakan sebagai hasil pembelahan meiosis
mempunyai sifat genetis yang bervariasi satu sama lain. Variasi genetis yang
dibawa sel kelamin orang tua menyebabkan munculnya keturunan yang bervariasi
juga.
2.6 sintesis peotein
a. Sintesis Protein
Proses sintesis protein dari sandi genetik melibatkan beberapa langkah.
DNA pada dasarnya adalah penyimpan informasi yang pasif, mirip denga
cetak biru (blue print) untuk denah rumah. Aktivitas pembuatan protein terjadi
pada suatu situs khusus dalam sel yang disebut ribosom. Oleh karena itu,
langkah pertama dalam sintesis protein adalah menyampaikan informasi dari
DNA ke ribossom. Untuk melakukan hal ini enzim-enzim seluler membuat
salinan kopi gen sehinnga dapat dibaca oleh ribosom. Salinan kopi gen ini
disebut RNA duta (messennger RNA = mRNA). mRNA membawa sandi
genetik yang dipakai langsung untuk sintesis protein di ribosom. Tahap ini
disebut dengan tahap transkripsi. Dalam tahap berikutnya kodon pada mRNA
harus dapat dikorelasi dengan asam amino yang seharusnya. Tahapan ini
dilakukan molekul RNA lain, yaitu RNA transfer, (transfer RNA = tRNA)
yang dikenal dengan tahap translasi. Akhirnya asam amino harus
disambungkan untuk membentuk rantai protein fungsional (tahap sintesis).
Ribosom yang terdiri dari RNA dan protein melakukan fungsi tersebut. Bila
rantai protein sudah lengkap, suatu tanda berhentii (stop sign) mempengaruhi
ribosom sehingga ribosom melepas protein baru tersebut ke dalam sel.
2.7 Metabolisme karbohidrat
1. Pengertian Metabolisme karbohidrat
Metabolisme mengakar pada kata “metabole” dari bahasa Yunani
yang berarti berubah. Dalam dunia ilmu pengetahuan, secara sederhana
metabolisme diartikan sebagai proses kimiawi yang berlangsung di dalam
tubuh makhluk hidup yang bertujuan untuk menghasilkan energi. Proses
metabolisme karbohidrat secara garis besar terdiri dari dua cakupan yakni
reaksi pemecahan atau katabolisme dan reaksi pembentukan atau
anabolisme. Pada proses pembentukan, salah satu unsur yang harus
terpenuhi adalah energi. Energi ini dihasilkan dari proses katabolisme.
2. Lintasan metabolisme dapat digolongkan menjadi 3 kategori:
a) Lintasan anabolik (penyatuan/pembentukan)
Ini merupakan lintasan yang digunakan pada sintesis senyawa
pembentuk struktur dan mesin tubuh. Salah satu contoh dari
kategori ini adalah sintesis protein.
b) Lintasan katabolik (pemecahan)
Lintasan ini meliputi berbagai proses oksidasi yang melepaskan
energi bebas, biasanya dalam bentuk fosfat energi tinggi atau unsur
ekuivalen pereduksi, seperti rantai respirasi dan fosforilasi
oksidatif.
c) Lintasan amfibolik (persimpangan)
Lintasan ini memiliki lebih dari satu fungsi dan terdapat pada
persimpangan metabolisme sehingga bekerja sebagai penghubung
antara lintasan anabolik dan lintasan katabolik. Contoh dari
lintasan ini adalah siklus asam sitrat.
3. Metabolisme karbohidrat pada manusia terutama :
a. Glikolisis, yaitu oksidasi glukosa atau glikogen menjadi piruvat
dan asam laktat melalui Embden-Meyerhof Pathway (EMP).
b. Glikogenesis, yaitu sintesis glikogen dari glukosa.
c. Glikogenolisis, yaitu pemecahan glikogen, pada hepar hasil akhir
adalah glukosa, sedangkan di otot diubah menjadi piruvat dan asam
laktat.
d. Siklus Krebs atau siklus asam trikarboksilat atau siklus asam sitrat
adalah suatu jalan bersama dari oksidasi karbohidrat, lemak dan
protein melalui asetil-Ko-A dan akan dioksidasikan secara
sempurna menjadi CO2 & H2O.
e. Heksosa Monofosfat Shunt atau siklus pentosa fosfat adalah suatu
jalan lain dari oksidasi glukosa selain EMP dan siklus Krebs.
f. Glukoneogenesis, yaitu pembentukan glukosa atau glikogen dari
zat-zat bukan karbohidrat.
g. Oksidasi asam piruvat menjadi asetil Ko-A, yaitu lanjutan dari
glikolisis serta menjadi penghubung antara glikolisis dan siklus
Krebs.
3) Siklus Krebs
Proses selanjutnya adalah daur asetil-KoA menjadi beberapa
bentuk sehingga dihasilkan banyak akseptor elektron. Selain
disebut sebagai daur asam sitrat, proses ini disebut juga daur
Krebs. Hans A. Krebs adalah orang yang pertama kali mengamati
dan menjelaskan fenomena ini pada tahun 1930. Setiap tahapan
dalam daur asam sitrat dikatalis oleh enzim yang khusus. Berikut
adalah tahapan yang terjadi dalam daur asam sitrat.
4) Transfer Elektron
Selama tiga proses sebelumnya, dihasilkan beberapa reseptor
elektron yang bermuatan akibat penambahan ion hidrogen.
Reseptor-reseptor ini kemudian akan masuk ke transfer elektron
untuk membentuk suatu molekul berenergi tinggi, yakni ATP.
Reaksi ini berlangsung di dalam membran mitokondria. Reaksi ini
berfungsi membentuk energi selama oksidasi yang dibantu oleh
enzim pereduksi. Transfer elektron merupakan proses kompleks
yang melibatkan NADH (Nicotinamide Adenine Dinucleotide),
FAD (Flavin Adenine Dinucleotide), dan molekul-molekul lainnya.
Dalam pembentukan ATP ini, ada akseptor elektron yang akan
memfasilitasi pertukaran elektron dari satu sistem ke sistem
lainnya.
5) Glikogenesis
Glikogenesis adalah lintasan metabolisme yang mengkonversi
glukosa menjadi glikogen untuk disimpan di dalam hati. Lintasan
diaktivasi di dalam hati, oleh hormon insulin sebagai respon
terhadap rasio gula darah yang meningkat, misalnya karena
kandungan karbohidrat setelah makan; atau teraktivasi pada akhir
siklus Cori. Penyimpangan atau kelainan metabolisme pada
lintasan ini disebut glikogenosis.
6) Glikogenolisis
7) Glikogenolisis adalah lintasan metabolisme yang digunakan oleh
tubuh, selain glukoneogenosis, untuk menjaga keseimbangan kadar
glukosa di dalam plasma darah untuk menghindari simtoma
hipoglisemia. Pada glikogenolisis, glikogen digradasi berturut-turut
dengan 3 enzim, glikogen fosforilase, glukosidase,
fosfoglukomutase, menjadi glukosa. Hormon yang berperan pada
lintasan ini adalah glukagon dan adrenalin.
8) Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah lintasan metabolisme yang digunakan oleh
tubuh, selain glikogenolisis, untuk menjaga keseimbangan kadar
glukosa di dalam plasma darah untuk menghindari simtoma
hipoglisemia. Pada lintasan glukoneogenesis, sintesis glukosa
terjadi dengan substrat yang merupakan produk dari lintasan
glikolisis, seperti asam piruvat, asam suksinat, asam laktat, asam
oksaloasetat, terkecuali:
Fosfopiruvat + Piruvat kinase + ADP → Piruvat + ATP
Fruktosa-6P + Fosfofrukto kinase + ATP → Fruktosa-1,6-BPt +
ADP
Glukosa + Heksokinase + ATP → Glukosa-6P + ADP
2. Fungsi Protein
Adapun di dalam tubuh kita protein mempunyai beberapa fungsi antara lain:
3.Sumber Protein
a) Protein hewani , yaitu protein yang berasal dari hewan contohnya daging,
ikan, telur.
b) Protein nabati , yaitu protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
contohnya kacang kacangnya.
a) Hypoproteinemi
Biasanya akibat ekskresi protein serum darah berupa albumin yang
berlebihan melalui air kemih. Selain itu juga pembentukan albumin yang
terganggu, misalnya penyakit hati, atau absorbs albumin kurang akibat
kelaparan atau karena penyakit usus. Akibat hypoproteinemi dalam klinik
sering ditemukan penyakit ginjal.
b) Pirai (Gouty Arthritis)
Secara klinis penyakit ini merupakan arthritis akut yang sering kambuh
secara menahun. Pada berbagai jaringan ditemukan endapan urat yang
merupakan tonjolan-tonjolan yang disebut thopus biasanya terdapat
disekitar sendi, sering juga ditemukan pada tulang rawan daun telinga.
Pengendapan juga terdapat pada ginjal dan jantung. Penyakit ini lebih
sering ditemukan pada pria usia pertengahan atau lebih tua.
c) KEP (Kekurangan Energi Protein)
Penyakit KEP merupakan salah satu penyakit gangguan gizi yang penting
di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Penyakit ini merupakan
penyebab terpenting mortalitas dan morbiditas penyakit pada anak.
Penyakit KEP dibedakan menjadi gizi kurang, marasmus, kwashiorkor,
atau campuran marasmus-kwshiorkor. Marasmus dapat terjadi pada segala
umur, akan tetapi lebih sering dijumpai pada bayi yang tidak mendapat
cukup ASI dan tidak diberi makanan pengganti atau sering terkena diare.
Pada anak dengan marasmus, didapatkan berat badannya < 60% berat
badan anak normal seusianya. Penampilannya seperti orang tua yang
keriput dan terlihat sangat kurus. Kwashiorkor terjadi apabila anak
kekurangan masukan protein. Pada anak dengan kwashiorkor, berat badan
anak 60-80% berat badan anak normal seusianya.
2.9 Metabolisme Lipid
1. Definisi menurut para ahli
Lipid adalah ester asam lemak. Biasanya zat tersebut tidak larut dalam air
akan tetapi larut dalam pelarut lemak. Pelarut lemak adaah eter,
chloroform, benzena, carbontetrachlorida, xylena, alkohol panas, dan
aseton panas. Lipid adalah suatu senyawa yang bersifat hidrofobik,
terdapat dalam semua bagian tubuh serta dapat diekstraksi dari materi
hidup dengan menggunakan pelarut non polar seperti kloroform, benzena
dan etil eter.
Lipid merupakan kelompok heterogen dari senyawa yang lebih
berkerabat karena sifat fisiknya disbanding sifat kimianya. Kelompok ini
mempunyai sifat umum, yaitu :
Adapun beberapa sifat umum lipid yaitu:
a) Fosfolipid
b) Glikolipid (glikosfingolipid)
A. Lipid sederhana
B. Lipid majemuk
a) fosfolipid
b) lipoprotein
C. Lipid turunan
a) asam lemak
b) sterol (kolesterol, ergosterol,dsb)
1. Kolesterol
2. Trigliserida (lemak netral)
3. Fosfolipid
4. Asam Lemak
Hati melaksanakan fungsi - fungsi utama berikut ini dalam metabolisme lipid :
a. Hati mempermudah pencernaan dan penyerapan lipid dengan
menghasilkan empedu yang mengandung kolesterol dan garam empedu
yang disintesis dihati de novo atau dari penyerapan kolesterol lipoprotein
(Bab 26 ). murray
b. Hati mempunyai sistem enzim yang aktif untuk sintesis serta oksidas
asam lemak dan untk sintesis triasilgliserol serta fosfilipid (Bab 22 dan
23).
3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini,diharapkan ada kritik dan saran yang dapat
membangun sehingga kami dapat menyempurnakan makalah kam
DAFTAR PUSTAKA
Murray Robert K, et al: Biokimia Harper Edisi 27. EGC cetakan I: 2009