Anda di halaman 1dari 37

ILMU DASAR KEPERAWATAN

KONSEP BIOLOGI SEL DAN METEBOLISME

Oleh:

RISKA RAMADANI

NIM 18301066

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKes PAYUNG NEGERI

PEKANBARU

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt. karena atas rahmat
dan hidayah-Nya penyusunan makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Ilmu Dasar Keperawatan”. Penulis
ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Bencana
yaitu Ibu Veni Dayu Putri, M.Si, selaku dosen mata ajar Ilmu Dasar Keperawatan
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu, sehingga makalah ini dapat selesai pada waktunya. Oleh karena itu,
penulis harapkan kritik dan saran dari pembaca yang berguna untuk perbaikan
makalah selanjutnya

Pekanbaru, 23 februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan ..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Struktur dan fungsi organel sel.................................................................3
2.2 Mekanisme transport membran sel...........................................................9
2.3 Jenis-jenis pertukaran zat antar sel..........................................................15
2.4 Sistem darah............................................................................................16
2.5 Pembelahan sel, mitosis dan miosis........................................................20
2.6 sintesis peotein............................................................................................
2.7 metabolisme karbohidrat..............................................................................
2.8 metabolisme protein.....................................................................................
2. 9 metabolisme lipid.........................................................................................
2.10 metabolisme purin pirimidin......................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan.......................................................................................................
3. 2 Saran.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup . Di dalam sel


terdapat protoplasma yang tersusun atas karbohidrat, lemak,protein,dan
asam nukleat . Berdasarkan tipe sel di bedakan menjadi prokariotik, yaitu
sel yang tidak memiliki membran inti dan sel eukariotik, yaitu sel yang
memiliki membran inti. Dari penemuan tentang sel dan segala
aktivitasnya, lahirlah teori sel, bahwa sel merupakan kesatuan struktural ,
kesatuan fungsional, kesatuan pertumbhan, kesatuan hereditas, dan
kesatuan reproduksi makhluk hidup.Secara struktural sel merupakan
penyusun makhluk hidup bagian dari sel, yang meliputi membran plasma.
Membran plasma tersusun dari lipoprotein, yaitu adanya ikatan antara
lemak dan protein.

Metabolisme dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu reaksi


penyusun yang disebut anabolisme dan reaksi penguraian yang disebut
katabolisme. Metabolisme dilakukan untuk memperoleh energi,
menyimpan energi, menyusun bahan makanan, merombak bahan
makanan, membentuk struktur sel, merombak struktur sel memasukan atau
mengeluarkan zat-zat, melakukan gerakan, menanggapi rangsangan, dan
bereproduksi.

2. Tujuan umum
Untuk mendeskripsikan konsep bilogi sel dan metabolisme
3. Tujuan khusus
a) Untuk Mengetahui Struktur dan fungsi organel
b) Untuk mengetahui Mekanisme transport membran sel
c) Untuk mengetahui Jenis-jenis pertukaran zat antar sel
d) Untuk mengetahui Sistem darah
e) Untuk mengetahui Pembelahan sel, mitosis dan miosis
f) Untuk mengetahui sintesis peotein
g) Untuk mengetahui metabolisme karbohidrat
h) Untuk mengetahui metabolisme protein
i) Untuk mengetahui metabolisme lipid
j) Untuk mengahui tmetabolisme purin pirimidin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Struktur dan fungsi organel sel
Sturuktur organel sel dan fungsi
Organel sel merupakan tempat dimana segala aktivitas sel terjadi. Sebuah sel
dikatakan hidup jika memiliki organel sel. Tanpa organel sel, sebuah sel tidak
akan memiliki aktivitas kehidupan sehingga bisa dikatakan sel mati. Adapun
struktur dan fungsi organel sel:
1. Retikulum Endoplasma (RE.)

Retikulum Endoplasma merupakan organel yang berupa sistem


membran berlipat-lipat menghubungkan membran sel dengan membran
inti berbentuk seperti benang-benang jala. Ada dua macam Retikulum
Endoplasma yaitu:

a) Fungsi RE Halus:

 Sebagai transpor atau pengangkut sintesis lemak dan


steroit.

 Tempat menyimpan fospolipid, glikolipid, dan steroid

 Melaksanakan detoksifikasi drug dan racun

 Tidak terdapat ribosom di RE Halus

b) Fungsi RE Keras: transpor atau pengangkut sintetis protein,


terdapat juga di ribosom.

2. Ribosom (Ergastoplasma)

Ribosom merupakan organel pen sintensis protein. Ribosom kerap


menempel satu sama lain dan membentuk rantai yang sering disebut
polisom atau pololiribosom. Struktur ribosom berbentuk bulat bundar
terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang soliter dan ada yang
melekat sepanjang R.E.Ribosom adalah organel sel terkecil yang
tersuspensi.

Fungsi Ribosom: Sebagai tempat berlangsungnya sintesis protein dan


contoh organel tidak bermembran. Oleh penyusun utamanya yaitu asam
ribonukleat dan berada bebas di dalam sitoplasma ataupun melekat pada
RE.

3. Mitokondria (The Power House)

Di dalam biologi Mitokondria diberi julukan The Power House karena


merupakan organel yang mempunyai fungsi sebagai tempat respirasi aerob
untuk pembentukan ATP sebagai sumber energi sel. Mastrik Mitokondria
berfungsi sebagai tempat berlangsungnya respirasi untuk menghasilkan
energi

4. Lisosom

Lisosom dihasilkan oleh aparatus golgi yang penuh dengan protein.


Berbentuk kantong-lantong kecil dan menghasilkan enzim-enzim hidrolitik
seperti fosfatase, lipase, dan proteolitik.Lisosom menghasilkan zat
kekebalan sehingga banyak ditemui pada sel darah putih, bersifat autofagi,
autolisis, dan menghancurkan makanan secara edsosistosis. Fungsi organel
sel lisosom ini ialah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan
seluler. Salah satunya yaitu Lisozym.

5. Badan Golgi (Aparatus Golgi =Diktiosom)

Badan golsi terdiri dari kumpulan vesikel pipih yang mempunyai


bentuk berkelok-kelok (sisternae) atau berbentuk seperti kantong pipih.Di
dalam badan golgi terdapat banyak enzim pencernaan yang belum aktif,
seperti koenzim dan zimogen. Badan golgi banyak ditemui di organ tubuh
yang melaksanakan fungsi eksresi atau sel-sel penyusun kelenjar (contoh:
ginjal).
6. Sentrosom (Sentriol)

Setrosom hanya bisa ditemukan pada sel hewan. Sentrosom disaat


reproduksi sel akan membelah menjadi sentriol. Struktur sentrosom
berbentuk bintang dengan fungsi untuk pembelahan sel (Meiosis maupun
Mitosis). Sentriol berperan dalam kegiatan pembelahan sel dengan
membentuk benang spindel. Benang ini yang menarik kromosom menuju
ke kutub sel berlawanan.

7. Plastida

Plastida ialah organel yang umumnya berisi pigmen. Plastida yang


berisi pigmen klorofil disebut kloroplas.Kloroplas terbungkus membran
ganda, membran yang berperang mengatur keluar masuk senyawa atau ion
ke dandari dalam kloroplas. Fungsinya yaitu sebagai organel utama dalam
proses fotosintesis. Tiga jenis plastisida, yaitu:

 Lekoplas yaitu plastida berwarna putih yang berfungsi sebagai


tempat menyimpan makanan.

 Kloroplas yaitu plastida berwarna hijau yang berfungsi


menghasilkan klorofil dan tempat berlangsungnya fotosintesis

 Klomoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen

8. Vakuola (RonggaSel)

Vakuola tidak dimasukan dalam organel sel oleh beberapa ahli, benda
ini bisa dilihat melalui mikroskop cahaya biasa. Vakuola berisi garam-
garam organik.Pada beberapa terdapat vakuola kecil atau bahkan tidak
ada, kecuali hewan bersel satu. Fungsi dalam proses pencernaan intrasel
dan vakuola kontraktil yang berfungsi sebagai osmoregulato

9. Mikrotubulus
Mikrotubulus berbentuk benang silindris, kaku dan mempunyai fungsi
untuk membentuk silia, flagela, sentriol dan benang-benang spindel, serta
mempertahankan bentuk sel dan sebagai rangka sel.Mikrotubulus ini
disusun oleh protein yang disebut tubulin. Mirotubulus berperan dalam
migrasi sel. Ini terlihat dari berbagai cara kerja mikrotubulus.
Mikrotubulus berperan sebagai truts yang berperan dalam melawan
kontraktibilitas

10. Mikrofilamen

Organel mikrofilamen mirip seperti mikrotubulus tetapi mempunyai


diameter yang lebih kecil. Bahan pembentuk mikrofilamen adalah miosin
dan aktin seperti yang ditemui pada otot. Fungsi mikrofilamen ikut andil
dalam proses pergerakan sel, eksositosis, dan endositosis. Contohnya yaitu
gerakan amuba.

11. Peroksisom (Badan Mikro)

Peroksisom atau badan mikro mempunyai ukuran sama seperti


Lisosom dan dibentuk dalam Retikulum Endoplasma Granular. organel
peroksisom ini terus menerus berasosiasi dengan organel sel lain, banyak
juga mengandung enzim katalase dan oksidae yang banyak disimpan
dalam sel-sel hati. Peroksisom memiliki fungsi mengurangikan peroksida
(H2O2) dimana ini merupakan sisa metabolisme yang bersifat toksik
menjadi oksigen dan air. Badan mikro pada tumbuhan disebut Gliosisom,
ikut andil dalam proses pengubahan senyawa lemak menjadi sukrosa.

Adapun Pengertian Sel adalah unit kehidupan struktural dan fungsional


terkecil dari tubuh yang dapat mengatur kehidupanya sendiri.Fisiologi adalah
ilmu yang mempelajari fungsi tiap organ-organ tubuh, fungsi setiap bagian
yang membentuk suatu organ, serta hubungan fungsional antar organ tubuh
tersebut, agar terjadi suatu sistem yang komprehensif sehingga dapat
menghidupi suatu individu secara normal – fisiologis.Secara umum sel-sel
yang menyusun tubuh manusia mempunyai struktur dasar yang terdiri dari
membran sel, protoplasma dan inti sel (nukleus). Ketiganya mempunyai
komposisi kimia yang terdiri air, elektrolit, protein, lemak dan karbohidrat.

2.2 Mekanisme transport membran sel


Membran sel berfungsi untuk membatasi sel dan lingkungan sekitar.
Namun bukan berarti sel menjadi satu sistem tertutup yang tidak dipengaruhi
oleh lingkungan sekitar. Prinsip Dasar Transpor melalui membran:

 Setiap molekul memiliki kecendrungan untuk menempati ruang


dengan merata.

 Molekul pada konsentrasi tinggi memiliki tekanan lebih besar.

 Setiap molekul mempunyai kecendrungan untuk selalu bergerak


karena mengandung energi kinetic.

Transpor membran dibagi menjadi 2, yaitu:


A. Transpor Pasif
Transpor pasif adalah pergerakan atau perpindahan molekul melalui
membran permeable tanpa mengeluarkan energi kimia dan terjadi secara
spontan. Transpor pasif memainkan peran penting dalam sejumlah proses
biologis dengan memungkinkan tubuh untuk menggerakan nutrisi dan bahan
limbah masuk dan keluar dari sel tanpa harus menggunakan energi untuk
melakukannya.
Transport pasif terbagi menjadi:

a. Difusi Sederhana
Difusi merupakan suatu proses penyebaran molekul zat dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah tanpa menggunakan energi. Secara spontan,
molekul zat dapat berdifusi hingga mencapai kerapatan molekul yang sama
dalam satu ruangan. Semua sel pindah dengan melakukan difusi melalui
membran sel. Syaratnya yaitu partikelnya sederhana, berukuran kecil, dan
dapat larut dalam air ataupun lemak.
b. Difusi Terfasilitasi
Difusi terfasilitasi yaitu difusi yang difasilitasi oleh protein dan tersusun
dalam bentuk saluran (protein transmembran) dan carrier protein yang
merupakan protein pembawa. Difusi melalui protein pembawa dapat terjadi
beberapa macam sebagai yaitu:Uniport, Kotranspor,
c. Osmosis
Osmosis merupakan suatu proses difusi yaitu difusi air melalui selaput yang
selektif permeable secara diferensial dari pelarut berkonsentrasi tinggi ke
pelarut yang berkonsentrasi rendah dalam proses transpor melalui membran
sel. Semipermeabel berarti membran tersebut hanya bisa dilalui oleh
molekul-molekul air atau molekul-molekul seukuran dengan air.
Transpor Aktif

Transpor aktif adalah pergerakan atau pemindahan yang menggunakan energi


untuk mengeluarkan dan memasukkan ion-ion dan molekul melalui membran sel
yang bersifat permeabel dengan tujuan memelihara keseimbangan molekul kecil
di dalam sel. Transpor aktif dapat berhenti jika sel didinginkan, mengalami
keracunan, atau kehabisan energi. Transpor aktif memerlukan molekul
pengangkut berupa protein integral pada membran, dimana di dalam molekul ini,
terdapat situs pengikatan.

Adapun beberapa jenis transpor aktif yaitu:

1. Transpor aktif sekunder (energi dari gradien ion) transpor aktif juga
memindahkan mikromolekul yang berada di daerah lumen usus.
2. Transpor aktif primer (energi dari hidrolisis ATP) yaitu transpor yang
bergantung pada potensial membran.
2.3 Jenis pertukaran zat antar sel
1. Difusi
Difusi, merupakan gerakan acak partikel-partikel, atom, maupun molekul
gas atau cairan, dari daerah berkonsentrasi tinggi menuju daerah
berkonsentrasi rendah hingga mencapai keseimbangan. Zat-zat tersebut
akan berdifusi sesuai gradien konsentrasi.
2. Osmosis
Osmosis, merupakan perpindahan zat pelarut melalui membran selektif
permeable dari konsentrai zat pelarut tinggi menuju konsentrasi zat pelarut
rendah. Zat pelarut ini dapat keluar masuk melewati membrane secara
bebas.hanya saja zat terkecil merupakan zat yang sudah terseleksi. Suatu
larutan yang memiliki zat pelarut berkonsentrasi tinggi akan memiliki zat
terlarut berkonsentrasi rendah. Keadaan ini disebut hipotonik.
3. Transport Aktif
Transport aktif, pada saat tertentu sel hidup mampu menyerap beberapa zat
meskipun konsentrasi zat di dalam sel nya lebih tinggi di bandingkan
lingkungan disekitar sel. Artinya, sel menyerap zat berlawanan dengan
gradient konsentrasi. Sehingga, proses tersebut membutuhkan energy.
Proses transpornya dinamakan Transpor aktif. Tranpor aktif terkait dengan
sejumlah proses yang terjadi didalam makhluk hidup. Zat-zat yang diserap
melalui transport aktif, misalnya garam mineral yang diserap akar,
kemudian juga glukosa dan asam amino yang diserap usus kecil pada
manusia. Salah satu contoh proses transport aktif adalah pompa natrium
kalium.
2.4 Sistem darah
Sistem peredaran manusia memiliki peran yang sangat penting di dalam
menjaga keberlangsungan proses metabolisme tubuh. Di dalam sistem
peredaran darah menjadi alat pengangkit atau transportasi utama yang sangat
penting.
Fungsi peredaran darah:

a. Mengangkut sari-sari makanan dari usus ke seluruh tubuh manusia


b. Mengangkut oksigen yang berasal dari paru-paru dan mendistribusikan ke
seluruh tubuh
c. Mengangkut hormon dari tempat produkainya ke bagian tubuh yang
membutuhkannya.
d. Mengangkut zat-zat sisa hasil proses metabolisme sel menuju ke organ
ekskresi yaitu ginjal.
e. Menjaga kestabilan temperatur tubuh agar tetap berada di antara 36°C
sampai 37°C.
f.Unuk membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh kita

Struktur sistem peredaran darah manusia, alat yang paling penting yaitu:

a) Jantung
Komponen terpenting dalam sistem peredaran darah manusia. Fungsi
jantung adalah memompa darah kaya oksigen ke seluruh tubuh.
b) Pembuluh Darah
Terdiri dari :
1) Ateri :Yang berada pada tubuh makhluk hidup yang membawa seperti
oksigen dari jantung disebar ke seluruh tubuh.
2) Kapiler: Terjadi pertukaran oksigen, air, nitrisi dengan karbondioksida
dan limbah-limbah sel sekitarnya.
3) Vena: Pembuluh darah yang membawa darah miskin oksigeb dari sel
dan jaringan menuju jantung.
4) Pembuluh Koroner: Pembukuh darah memberikan pasokan darah yang
mengandung oksigen dan nutrisi untuk jantung.
5) Vena Portal Hepatica: Vena khusus yang tidak membawa darah ke
jantung,melainkan membawa darah yang mengandung sari-sari
makanan menuju ke hati.
2.5 Pembelahan sel, mitosis dan miosis
Pembelahan sel secara tidak langsung adalah pembelahan yang melalui
tahapan-tahapan tertentu. Setiap tahapan pembelahan ditandai dengan
penampakan kromosom yang berbeda-beda. Ketika sel akan membelah, benang-
benang kromatin ini menebal dan memendek, yang kemudian disebut kromosom.
Kromosom dapat berikatan dengan warna tertentu, sehingga mudah diamati
dengan mikroskop.

1. Pembelahan sel mitosis


Pembelahan sel secara mitosis meliputi sejumlah tahapan tertentu.
Sebenarnya, pembelahan mitosis hanyalah sebagian kecil dari siklus sel.
Siklus sel terdiri dari fase pembelahan mitosis (M) dan periode
pertumbuhan yang disebut interfase. Interfase merupakan bagian ter-besar
dari siklus sel. Interfase terdiri dari tiga sub fase, yaitu fase G1
(pertumbuhan primer), fase S (sintesis) , dan fase G2 (pertumbuhan
sekunder ). Pembelahan mitosis merupakan pembelahan yang menghasil-
kan sel-sel tubuh (sel somatik). Secara garis besar, pembelahan sel secara
mitosis terdiri dari fase istirahat (interfase), fase pembelahan inti sel
(kariokinesis), dan fase pembelahan sitoplasma (sitokinesis).

Tahapan pembelahan mitosis

a. Interfase (fase istirahat)


Pada tahap ini, sel dianggap sedang istirahat dan tidak melaku-kan
pembelahan. Namun, interfase merupakan tahap yang penting untuk
mempersiapkan pembelahan atau melakukan metabolisme sel. Pada
interfase, tingkah laku kromosom tidak tampak karena berbentuk
benang-benang kromatin yang halus. Walaupun begitu, sel anak yang
baru terbentuk sudah melakukan metabolisme. Sel perlu tumbuh dan
melakukan berbagai sintesis sebelum memasuki proses pembelahan
berikutnya.
b. Fase sintesis
Pada subfase ini, sel melakukan sintesis materi genetik. Materi ge-
netik adalah bahan-bahan yang akan diwariskan kepada keturunannya,
yaitu DNA. DNA dalam inti sel mengalami replikasi (penggandaan
jumlah salinan). Jadi, subfase sintesis (penyusunan) menghasilkan 2
salinan DNA.

Tahap Pembelahan mitosis

Pembelahan mitosis menghasil-kan sel anakan yang identik dengan


induknya. Secara garis besar, fase pembelahan mitosis terbagi menjadi dua fase,
yaitu fase pembelahan inti (kariokinesis) dan fase pembelahan sitoplasma
(sitokinesis).Kariokinesis adalah fase pembelahan inti sel. Secara rinci, fase
kariokinesis dibagi menjadi empat subfase, yaitu profase, metafase, anafase, dan
telofase.

a. Profase
Pada permulaan profase, di dalam nukleus mulai terbentuk kro-mosom
yaitu benang-benang rapat dan padat yang terbentuk akibat
menggulungnya kromatin. Pada fase ini, kromosom dapat dilihat
menggunakan mikroskop. Selanjutnya, nukleolus menghilang dan
terjadi duplikasi kromosom (kromosom membelah dan memanjang)
menghasilkan 2 kromosom anakan yang disebut kromatid. Kedua
kromatid tersebut bersifat identik sehingga disebut kromatid kembar
(sister chromatid), yang bersatu atau dihubungkan oleh sentromer pada
lekukan kromosom. Sentromer merupakan bagian kromosom yang
menyempit, tampak lebih terang dan membagi kromosom menjadi 2
lengan.
b. Metafase
Tahap awal metafase (prometafase) ditandai dengan semakin
memadatnya kromosom (kromosom ini terdiri dari 2 kromatid)
dan terpecahnya membran inti (membran nukleus). Hal ini menyebab-
kan mikrotubulus dapat menembus inti sel dan melekat pada struktur
khusus di daerah sentromer setiap kromatid, disebut kinetokor. Pada
tahap metafase sesungguhnya, sentrosom telah berada pada kutub sel.
Dinding inti sel menghilang. Sementara itu, kromosom me-nempatkan
diri pada bidang pembelahan yang disebut bidang metafase. Bidang ini
merupakan bidang khayal yang terletak tepat di tengah sel, seperti
garis katulistiwa bumi sehingga disebut juga bidang ekuator. Pada
bidang ini, sentromer dari seluruh kromosom terletak pada satu baris
yang tegak lurus dengan gelendong pembelahan. Kinetokor pada setiap
kromatid menghadap pada kutub yang berlainan. Dengan letak
kromosom berada di bidang pembelahan, maka pembagian jumlah
informasi DNA yang akan diberikan kepada sel anakan yang baru,
benar-benar rata dan sama jumlahnya. Tahapan ini merupakan akhir
dari metafase.
c. Anafase
Setelah berakhirnya tahap metafase, pembelahan sel berlanjut pada
tahap anafase. Tahap anafase ditandai dengan berpisahnya kromatid
saudara pada bagian sentromer kromosom. Gerak kromatid ini
disebabkan tarikan benang mikrotubulus yang berasal dari sentriol
pada kutub sel. Kalian telah mengetahui bahwa mikrotubulus melekat
pada sentromer. Hal ini menyebabkan sentromer tertarik terlebih
dahulu. Akibatnya, sentromer berada di depan dan bagian lengan
kromatid berada di belakang. Struktur ini seperti huruf V. Gerakan ini
menempuh jarak sekitar 1μm (10-6 meter) tiap menit. Pada saat
bersamaan, mikrotubulus non kinetokor semakin memanjang sehingga
jarak kedua kutub sel semakin jauh. Selanjutnya, masing-masing
kromatid bergerak ke arah kutub yang berlawanan dan berfungsi
sebagai kromosom lengkap, dengan sifat keturunan yang sama
(identik). Untuk menjalankan tugasnya ini, mikrotubulus telah
mengalami peruraian pada bagian kinetokornya.
d. Telofase
Pada tahap telofase ini, inti sel anakan terbentuk kembali dari fragmen-
fragmen nukleus. Bentuk selnya memanjang akibat peran mikrotubulus
non kinetokor. Benang-benang kromatin mulai longgar. Dengan
demikian, fase kariokinesis yang menghasilkan dua inti sel anak yang
identik secara genetik telah berakhir, namun dua inti sel masih berada
dalam satu sel.

Tahapan Pembelahan meosis

Pembelahan meiosis disebut juga pembelahan reduksi, yaitu pengurangan


jumlah kromosom pada sel-sel kelamin (sel gamet jantan dan sel gamet betina).
Sel gamet jantan pada hewan (mamalia) diben-tuk di dalam testis dan gamet
betinanya dibentuk di dalam ovarium. Gamet jantan pada tumbuhan dibentuk di
dalam organ reproduktif berupa benang sari, sedangkan gamet betinanya
dibentuk di dalam pu-tik. Sel kelamin betina pada hewan berupa sel telur,
sedangkan pada tumbuhan berupa putik. Pada dasarnya, tahap pembelahan
meiosis serupa dengan pembelahan mitosis. Hanya saja, pada meiosis terjadi
dua kali pembelahan, yaitu meiosis I dan meiosis II.

Masing-masing pembelahan meiosis terdiri dari tahap-tahap yang sama, yaitu


profase, metafase, anafase, dan telofase.

a. Tahapan meosis I

Seperti halnya pembelahan mitosis, sebelum mengalami pembe-lahan


meiosis, sel kelamin perlu mempersiapkan diri. Fase persiapan ini
disebut tahap interfase . Pada tahap ini, sel melakukan persiapan
berupa penggandaan DNA dari satu salinan menjadi dua salinan
(seperti interfase pada mitosis). Tingkah laku kromosom masih belum
jelas terlihat karena masih berbentuk benang-benang halus (kromatin)
sebagaimana interfase pada mitosis. Selain itu, sentrosom juga
bereplikasi menjadi dua (masing-masing dengan 2 sentriol), seperti
tampak pada gambar di samping. Sentriol berperan dalam menentu-
kan arah pembelahan sel. Setelah terbentuk salinan DNA, barulah sel
mengalami tahap pembelahan meiosis I yang diikuti tahap meiosis II.
Tahap meiosis I ter-diri atas profase I, metafase I, anafase I, dan
telofase I, serta sitokinesis I. fase-fase meiosis I pada sel hewan
dengan 4 kromosom diploid (2n = 2).

Profase I

Pada tahap meiosis I, profase I merupakan fase terpanjang atau terlama


dibandingkan fase lainnya bahkan lebih lama daripada tahap profase
pada pembelahan mitosis. Profase I dapat berlangsung dalam beberapa
hari. Biasanya, profase I membutuhkan waktu sekitar 90% dari
keseluruhan waktu yang dibutuhkan dalam pembelahan meiosis.
Tahapan ini terdiri dari lima subfase, yaitu leptoten, zigoten, pakiten,
iploten, dan diakinesis.

Metafase I

Pada metafase I, kromatid hasil duplikasi kromosom homolog berjajar


berhadap-hadapan di sepanjang daerah ekuatorial inti (bidang metafase
I).

Anafase I

Setelah tahap metafase I selesai, gelendong mikrotubulus mulai


menarik kromosom homolog sehingga pasangan kromosom homolog
terpisah dan masing-masing menuju ke kutub yang berlawanan.
Peristiwa ini mengawali tahap anafase I. kromatid saudara masih
terikat pada sentromernya dan bergerak sebagai satu unit tunggal.
Inilah perbedaan antara anafase pada mitosis dan meiosis. Pada
mitosis, mikrotubulus memisahkan kromatid yang bergerak ke arah
berlawanan.

Telofase I
Pada telofase, setiap kromosom homolog telah mencapai kutub-kutub
yang berlawanan. Ini berarti setiap kutub mempunyai satu set
kromosom haploid. Akan tetapi, setiap kromosom tetap mempunyai
dua kromatid kembar. Pada fase ini, membran inti muncul kembali.
Peristiwa ini kemudian diikuti tahap selanjutnya, yaitu sitokinesis.

Sitokinesis

sitokinesis merupakan proses pembelahan sitoplasma. Tahap


sitokinesis terjadi secara simultan dengan telofase. Artinya, terjadi
secara bersama-sama. Tahap ini merupakan tahap di antara dua
pembelahan meiosis.

tahap meosis II

Tahap meiosis II juga terdiri dari profase, metafase, anafase, dan telo-fase.
Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap meiosis I. Masing-masing sel
anakan hasil pembelahan meiosis I akan membelah lagi menjadi dua. Sehingga,
ketika pembelahan meiosis telah sempurna, dihasilkan empat sel anakan. Hal
yang perlu diingat adalah bahwa jumlah kromo-som keempat sel anakan ini
tidak lagi diploid (2n) tetapi sudah haploid (n). Proses pengurangan jumlah
kromosom ini terjadi pada tahap meiosis II.

Pofase II

Fase pertama pada tahap pembelahan meiosis II adalah profase II. Pada
fase ini, kromatid saudara pada setiap sel anakan masih melekat pada sentromer
kromosom. Sementara itu, benang mi-krotubulus mulai terbentuk dan
kromosom mulai bergerak ke arah bidang metafase. Tahap ini terjadi dalam
waktu yang singkat karena diikuti tahap berikutnya.

Metafase II

Pada metafase II, setiap kromosom yang berisi dua kromatid, me-
rentang atau berjajar pada bidang metafase II. Pada tahap ini, benang-benang
spindel (benang mikrotubulus) melekat pada kinetokor masing-masing
kromatid.

Anafase II

Fase ini mudah dikenali karena benang spindel mulai menarik kromatid
menuju ke kutub pembelahan yang berlawanan. Akibatnya, kromosom
memisahkan kedua kromatidnya untuk bergerak menuju kutub yang berbeda.
Kromatid yang terpisah ini se-lanjutnya berfungsi sebagai kromosom
individual.

Telofase II

Pada telofase II, kromatid yang telah menjadi kromosom menca-pai


kutub pembelahan. Hasil akhir telofase II adalah terbentuknya 4 sel haploid,
lengkap dengan satu salinan DNA pada inti selnya (nuklei).

Sitikinesis II

Selama telofase II, terjadi pula sitokinesis II, ditandai adanya sekat sel
yang memisahkan tiap inti sel. Akhirnya terbentuk 4 sel kembar yang haploid.
Berdasarkan uraian di depan, sel-sel anakan sebagai hasil pembelahan meiosis
mempunyai sifat genetis yang bervariasi satu sama lain. Variasi genetis yang
dibawa sel kelamin orang tua menyebabkan munculnya keturunan yang bervariasi
juga.
2.6 sintesis peotein
a. Sintesis Protein
Proses sintesis protein dari sandi genetik melibatkan beberapa langkah.
DNA pada dasarnya adalah penyimpan informasi yang pasif, mirip denga
cetak biru (blue print) untuk denah rumah. Aktivitas pembuatan protein terjadi
pada suatu situs khusus dalam sel yang disebut ribosom. Oleh karena itu,
langkah pertama dalam sintesis protein adalah menyampaikan informasi dari
DNA ke ribossom. Untuk melakukan hal ini enzim-enzim seluler membuat
salinan kopi gen sehinnga dapat dibaca oleh ribosom. Salinan kopi gen ini
disebut RNA duta (messennger RNA = mRNA). mRNA membawa sandi
genetik yang dipakai langsung untuk sintesis protein di ribosom. Tahap ini
disebut dengan tahap transkripsi. Dalam tahap berikutnya kodon pada mRNA
harus dapat dikorelasi dengan asam amino yang seharusnya. Tahapan ini
dilakukan molekul RNA lain, yaitu RNA transfer, (transfer RNA = tRNA)
yang dikenal dengan tahap translasi. Akhirnya asam amino harus
disambungkan untuk membentuk rantai protein fungsional (tahap sintesis).
Ribosom yang terdiri dari RNA dan protein melakukan fungsi tersebut. Bila
rantai protein sudah lengkap, suatu tanda berhentii (stop sign) mempengaruhi
ribosom sehingga ribosom melepas protein baru tersebut ke dalam sel.
2.7 Metabolisme karbohidrat
1. Pengertian Metabolisme karbohidrat
Metabolisme mengakar pada kata “metabole” dari bahasa Yunani
yang berarti berubah. Dalam dunia ilmu pengetahuan, secara sederhana
metabolisme diartikan sebagai proses kimiawi yang berlangsung di dalam
tubuh makhluk hidup yang bertujuan untuk menghasilkan energi. Proses
metabolisme karbohidrat secara garis besar terdiri dari dua cakupan yakni
reaksi pemecahan atau katabolisme dan reaksi pembentukan atau
anabolisme. Pada proses pembentukan, salah satu unsur yang harus
terpenuhi adalah energi. Energi ini dihasilkan dari proses katabolisme.
2. Lintasan metabolisme dapat digolongkan menjadi 3 kategori:
a) Lintasan anabolik (penyatuan/pembentukan)
Ini merupakan lintasan yang digunakan pada sintesis senyawa
pembentuk struktur dan mesin tubuh. Salah satu contoh dari
kategori ini adalah sintesis protein.
b) Lintasan katabolik (pemecahan)
Lintasan ini meliputi berbagai proses oksidasi yang melepaskan
energi bebas, biasanya dalam bentuk fosfat energi tinggi atau unsur
ekuivalen pereduksi, seperti rantai respirasi dan fosforilasi
oksidatif.
c) Lintasan amfibolik (persimpangan)
Lintasan ini memiliki lebih dari satu fungsi dan terdapat pada
persimpangan metabolisme sehingga bekerja sebagai penghubung
antara lintasan anabolik dan lintasan katabolik. Contoh dari
lintasan ini adalah siklus asam sitrat.
3. Metabolisme karbohidrat pada manusia terutama :
a. Glikolisis, yaitu oksidasi glukosa atau glikogen menjadi piruvat
dan asam laktat melalui Embden-Meyerhof Pathway (EMP).
b. Glikogenesis, yaitu sintesis glikogen dari glukosa.
c. Glikogenolisis, yaitu pemecahan glikogen, pada hepar hasil akhir
adalah glukosa, sedangkan di otot diubah menjadi piruvat dan asam
laktat.
d. Siklus Krebs atau siklus asam trikarboksilat atau siklus asam sitrat
adalah suatu jalan bersama dari oksidasi karbohidrat, lemak dan
protein melalui asetil-Ko-A dan akan dioksidasikan secara
sempurna menjadi CO2 & H2O.
e. Heksosa Monofosfat Shunt atau siklus pentosa fosfat adalah suatu
jalan lain dari oksidasi glukosa selain EMP dan siklus Krebs.
f. Glukoneogenesis, yaitu pembentukan glukosa atau glikogen dari
zat-zat bukan karbohidrat.
g. Oksidasi asam piruvat menjadi asetil Ko-A, yaitu lanjutan dari
glikolisis serta menjadi penghubung antara glikolisis dan siklus
Krebs.

4. Macam-macam Proses Metabolisme Karbohidrat


1) Glikolisis
Tahap ini merupakan awal terjadinya respirasi sel. Molekul
glukosa akan masuk ke dalam sel melalui proses difusi. Agar dapat
bereaksi, glukosa diberi energi aktivasi berupa satu ATP. Hal ini
mengakibatkan glukosa dalam keadaan terfosforilasi menjadi
glukosa-6-fosfat yang dibantu oleh enzim heksokinase. Secara
singkat, glukosa-6-fosfat dipecah menjadi 2 buah molekul
gliseraldehid-3-fosfat (PGAL) dengan bantuan satu ATP dan
enzim fosfoheksokinase. Proses selanjutnya merupakan proses
eksergonik. Hasilnya adalah 4 molekul ATP dan hasil akhir berupa
2 molekul asam piruvat (C3). Secara lengkap, proses glikolisis
yang terjadi sebagai berikut. Glikolisis merupakan proses
pengubahan molekul sumber energi, yaitu glukosa yang
mempunyai 6 atom C manjadi senyawa yang lebih sederhana, yaitu
asam piruvat yang mempunyai 3 atom C.
2) Dekarboksilasi Oksidatif
Setiap asam piruvat yang dihasilkan kemudian akan diubah
menjadi Asetil-KoA (koenzim-A). Asam piruvat ini akan
mengalami dekarboksilasi sehingga gugus karboksil akan hilang
sebagai CO2 dan akan berdifusi keluar sel. Dua gugus karbon yang
tersisa kemudian akan mengalami oksidasi sehingga gugus
hidrogen dikeluarkan dan ditangkap oleh akseptor elektron NAD+.

Description: Dekarboksilasi oksidatif asam piruvat Gugus yang


terbentuk, kemudian ditambahkan koenzim-A sehingga menjadi
asetil-KoA. Hasil akhir dari proses dekarboksilasi oksidatif ini
akan menghasilkan 2 asetil-KoA dan 2 molekul NADH.
Pembentukan asetil-KoA memerlukan kehadiran vitamin B1.
Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui betapa pentingnya
vitamin B dalam tubuh hewan maupun tumbuhan.

3) Siklus Krebs
Proses selanjutnya adalah daur asetil-KoA menjadi beberapa
bentuk sehingga dihasilkan banyak akseptor elektron. Selain
disebut sebagai daur asam sitrat, proses ini disebut juga daur
Krebs. Hans A. Krebs adalah orang yang pertama kali mengamati
dan menjelaskan fenomena ini pada tahun 1930. Setiap tahapan
dalam daur asam sitrat dikatalis oleh enzim yang khusus. Berikut
adalah tahapan yang terjadi dalam daur asam sitrat.
4) Transfer Elektron
Selama tiga proses sebelumnya, dihasilkan beberapa reseptor
elektron yang bermuatan akibat penambahan ion hidrogen.
Reseptor-reseptor ini kemudian akan masuk ke transfer elektron
untuk membentuk suatu molekul berenergi tinggi, yakni ATP.
Reaksi ini berlangsung di dalam membran mitokondria. Reaksi ini
berfungsi membentuk energi selama oksidasi yang dibantu oleh
enzim pereduksi. Transfer elektron merupakan proses kompleks
yang melibatkan NADH (Nicotinamide Adenine Dinucleotide),
FAD (Flavin Adenine Dinucleotide), dan molekul-molekul lainnya.
Dalam pembentukan ATP ini, ada akseptor elektron yang akan
memfasilitasi pertukaran elektron dari satu sistem ke sistem
lainnya.
5) Glikogenesis
Glikogenesis adalah lintasan metabolisme yang mengkonversi
glukosa menjadi glikogen untuk disimpan di dalam hati. Lintasan
diaktivasi di dalam hati, oleh hormon insulin sebagai respon
terhadap rasio gula darah yang meningkat, misalnya karena
kandungan karbohidrat setelah makan; atau teraktivasi pada akhir
siklus Cori. Penyimpangan atau kelainan metabolisme pada
lintasan ini disebut glikogenosis.
6) Glikogenolisis
7) Glikogenolisis adalah lintasan metabolisme yang digunakan oleh
tubuh, selain glukoneogenosis, untuk menjaga keseimbangan kadar
glukosa di dalam plasma darah untuk menghindari simtoma
hipoglisemia. Pada glikogenolisis, glikogen digradasi berturut-turut
dengan 3 enzim, glikogen fosforilase, glukosidase,
fosfoglukomutase, menjadi glukosa. Hormon yang berperan pada
lintasan ini adalah glukagon dan adrenalin.
8) Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah lintasan metabolisme yang digunakan oleh
tubuh, selain glikogenolisis, untuk menjaga keseimbangan kadar
glukosa di dalam plasma darah untuk menghindari simtoma
hipoglisemia. Pada lintasan glukoneogenesis, sintesis glukosa
terjadi dengan substrat yang merupakan produk dari lintasan
glikolisis, seperti asam piruvat, asam suksinat, asam laktat, asam
oksaloasetat, terkecuali:
Fosfopiruvat + Piruvat kinase + ADP → Piruvat + ATP
Fruktosa-6P + Fosfofrukto kinase + ATP → Fruktosa-1,6-BPt +
ADP
Glukosa + Heksokinase + ATP → Glukosa-6P + ADP

2.8 Metabolisme Protein

1. Pengertian metabolisme protein

Metabolisme protein merupakan metabolisme dari asam amino itu sendiri


dan merupakan suatu rangkaian asam amino. Protein tersusun dari asam amino
dalam asam amino terdapat unsur N ( nitrogen). Nitrogen berada dalam tubuh
yaitu melalui protein. Protein tidak bisa disimpan sebagai protein dalam
jaringan ,oleh sebab itu harus dipecah terlebih dahulu. Karena protein merupakan
protein kompleks, sebaiknya dipecah dahulu membentuk molekul-molekul
protein.

2. Fungsi Protein

Adapun di dalam tubuh kita protein mempunyai beberapa fungsi antara lain:

a. Bahan enzim untuk mengkatalisi reaksi-reaksi biokimia misalnya tripsin.


b. Protein cadangan disimpan dalam beberapa bahan sebagai cadangan
makanan misalnya dalam lapisan aleuron (biji jagung) , ovalbumin (putih
telur).
c. Protein transport , mentransfer zat-zat atau unsure-unsur tertentu misalnya
hemoglobin untuk mengikat O2.
d. Protein kontraktil , untuk kontraksi jaringan tertentu, misalnya myosin untuk
kontraksi otot.
e. Protein pelindung, melindungi tubuh terhadap zat-zat asing, misalnya
antibody yang mengadakan perlawanan terhadap masuknya molekul asing
(antigen) ke dalam tubuh.
f. Toksin , merupakan racun yang berasal dari hewan, tumbuhan, misalnya
bisa ular.
g. Hormone merupakan protein yang berfungsi sebagai pengatur proses dalam
tubuh, misalnya hormone insulin, pada hewan hormone auksin dan
gibberellins pada tumbuhan.
h. Protein struktural, merupakan protein yang menyusun struktur sel, jaringan
dan tubuh organism hidup misalnya glikoprotein untuk dinding sel, keratin
untuk rambut dan bulu.

3.Sumber Protein

Adapun beberapa sumbernya protein yaitu :

a) Protein hewani , yaitu protein yang berasal dari hewan contohnya daging,
ikan, telur.
b) Protein nabati , yaitu protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
contohnya kacang kacangnya.

4.Gangguan Metabolisme protein

a) Hypoproteinemi
Biasanya akibat ekskresi protein serum darah berupa albumin yang
berlebihan melalui air kemih. Selain itu juga pembentukan albumin yang
terganggu, misalnya penyakit hati, atau absorbs albumin kurang akibat
kelaparan atau karena penyakit usus. Akibat hypoproteinemi dalam klinik
sering ditemukan penyakit ginjal.
b) Pirai (Gouty Arthritis)
Secara klinis penyakit ini merupakan arthritis akut yang sering kambuh
secara menahun. Pada berbagai jaringan ditemukan endapan urat yang
merupakan tonjolan-tonjolan yang disebut thopus biasanya terdapat
disekitar sendi, sering juga ditemukan pada tulang rawan daun telinga.
Pengendapan juga terdapat pada ginjal dan jantung. Penyakit ini lebih
sering ditemukan pada pria usia pertengahan atau lebih tua.
c) KEP (Kekurangan Energi Protein)
Penyakit KEP merupakan salah satu penyakit gangguan gizi yang penting
di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Penyakit ini merupakan
penyebab terpenting mortalitas dan morbiditas penyakit pada anak.
Penyakit KEP dibedakan menjadi gizi kurang, marasmus, kwashiorkor,
atau campuran marasmus-kwshiorkor. Marasmus dapat terjadi pada segala
umur, akan tetapi lebih sering dijumpai pada bayi yang tidak mendapat
cukup ASI dan tidak diberi makanan pengganti atau sering terkena diare.
Pada anak dengan marasmus, didapatkan berat badannya < 60% berat
badan anak normal seusianya. Penampilannya seperti orang tua yang
keriput dan terlihat sangat kurus. Kwashiorkor terjadi apabila anak
kekurangan masukan protein. Pada anak dengan kwashiorkor, berat badan
anak 60-80% berat badan anak normal seusianya.
2.9 Metabolisme Lipid
1. Definisi menurut para ahli
Lipid adalah ester asam lemak. Biasanya zat tersebut tidak larut dalam air
akan tetapi larut dalam pelarut lemak. Pelarut lemak adaah eter,
chloroform, benzena, carbontetrachlorida, xylena, alkohol panas, dan
aseton panas. Lipid adalah suatu senyawa yang bersifat hidrofobik,
terdapat dalam semua bagian tubuh serta dapat diekstraksi dari materi
hidup dengan menggunakan pelarut non polar seperti kloroform, benzena
dan etil eter.
Lipid merupakan kelompok heterogen dari senyawa yang lebih
berkerabat karena sifat fisiknya disbanding sifat kimianya. Kelompok ini
mempunyai sifat umum, yaitu :
Adapun beberapa sifat umum lipid yaitu:

a) Relatif tidak larut dalam air.


b) Larut di dalam pelarut non polar, seperti eter, kloroform, serta
benzene.

Klasifikasi lipid berikut ini merupakan hasil modifikasi klasifikasi Bloor :

1. Lipid Sederhana : Ester asam lemak dengan berbagai alkohol

a) Lemak : Ester asam lemak dengan gliserol. Lemak dalam keadaan


cair dikenal dengan minyak.

b) Malam : Ester asam lemak dengan alkohol monohidrat berbobot


molekul lebih tinggi.

2. Lipid Kompleks : Ester asam lemak yang mengandung gugus-gugus lain


disamping alkohol dan asam lemak.

a) Fosfolipid

Kelompok lipid, yang selain mengandung asam lemak dan alkohol,


juga mengandung residu asam fosfat.

b) Glikolipid (glikosfingolipid)

kelompok lipid yang mengandung asam lemak, sfingosin dan


karbohidrat.

c) Lipid kompleks lain

lipid seperti sulfolipid dan amino-lipid. Lipoprotein juga dapat


dimasukkan ke dalam kategori ini.

3. Prekusor dan derivate lipid

kelompok ini mencakup asam lemak, gliserol, steroid, senyawa alkohol


selain gliserol serta sterol, aldehid lemak, dan badan keton, hidrokarbon,
vitamin larut-lemak, serta berbagai hormon. Karena tidak bermuatan,
agliserol (gliserida), kolestrol dan ester kolestril dinamakan lipid netral.

Secara ilmu gizi, lemak dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

A. Lipid sederhana

a) lemak netral (monogliserida, digliserida, trigliserida),

b) ester asam lemak dengan alkohol berberat molekul tinggi

B. Lipid majemuk

a) fosfolipid

b) lipoprotein

C. Lipid turunan

a) asam lemak
b) sterol (kolesterol, ergosterol,dsb)

Secara klinis, lemak yang penting adalah

1. Kolesterol
2. Trigliserida (lemak netral)
3. Fosfolipid
4. Asam Lemak

2. Peranan Hati Pada Metabolisme Lipid

Metabolisme lipid di dalam tubuh merupakan perkiraan hak istimewa hati.


Jaringan mempunyai kemampuan untuk mengoksidasi asam lemak sampai tuntas.
Jaringan adiposa memiliki sifat metabolisme yang aktif untuk memodifikasi
terhadap peranan hati yang bersifat sentral dan unit di dalam metabolisme lipid
merupakan konsep yang penting.

Hati melaksanakan fungsi - fungsi utama berikut ini dalam metabolisme lipid :
a. Hati mempermudah pencernaan dan penyerapan lipid dengan
menghasilkan empedu yang mengandung kolesterol dan garam empedu
yang disintesis dihati de novo atau dari penyerapan kolesterol lipoprotein
(Bab 26 ). murray

b. Hati mempunyai sistem enzim yang aktif untuk sintesis serta oksidas
asam lemak dan untk sintesis triasilgliserol serta fosfilipid (Bab 22 dan
23).

c. Hati mengonversi asam lemak menjadi badan keton (KETOGENESIS).


(bab 22)

d. Hati memainkan peranan integral dadalam sintesis serta metabolisme


lipoprotein plasma.

2.10 Metabolisme purin dan purimidin


1. Pengertian purin dan pirimidin
Purin dan Pirimidin merupakan komponen utama DNA, RNA, koenzim
(NAD, NADP, ATP, UDPG). Inti purin dan pirimidin adalah inti dari
senyawa komponen molekul nukleotida asam nukleat RNA dan DNA.
Contoh Pirimidin: (sitosin, urasil, timin) → dimetabolisme jadi CO2
dan NH3. Sedangkan contoh Purin adalah Adenin dan Guanin. Purin
dan Pirimidin merupakan unsur yang nonesensial secara dietetik artinya
manusia dapat mensintesis nukleotida secara denovo (dari senyawa
intermediet anfibolik), meskipun tidak mengkonsumsi asam nukleat.
Tiga proses berkontribusi pada nukleotida purin biosintesis adalah:
1. sintesis dari amphibolic peralihan (sintesis de novo).
2. phosphoribosylation dari purin.
3. fosforilasi nukleosida purin. Fosforilasi nukleotida purini Inositol
monofosfat (IMP) merupakan nukleotida induk yang merupakan asal
pembentukan AMP maupun GMP.
Struktur Metabolisme Purin dan Pirimidin
B. Metabolisme Purin dan Pirimidin
 Nukleoprotein → asam nukleat + protein

1. Asam nukleat → gabungan nukleotida


2. Nukleotida → nukleosida + asam fosfat
3. Nukleosida → basa
4. purin/pirimidin + pentosa
5. Hidrolisis nukleoprotein → protein, asam fosfat, pentosa, basa purin atau
basapirimidin
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dalam ilmu dasar keperawatan ini banyak mencakup
pembelajaran-pembelajaran tentang kesehatan di antaranya stuktur dan
fungsi organelsel, fisiologi sel, jenis dan klasifikasi jaringan, mekanisme
transport membrane, jenis-jenis pertukaran zat antar sel, sistem darah, faal
homeostasis, pembelahan sel, mitosis, dan miosis, kromosom, DNA,
RNA, abnormalitas kromosom, genetika dasar (hukum Mendal), ekspresi
gen. Pada pembelajaran ini banyak hal yang kita pelajari yang di jadikan
menjadi sebuah konsep biologi sel.
Metabolisme adalah proses pengolahan (pembentukan dan
penguraian) zat-zat yang diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat
menjalankan fungsinya. Kelainan Metabolisme adalah keadaan tubuh yang
tidak mampu menjalankan proses metabolisme karena sesuatu dan lain hal.
Yang paling berpengaruh bisa atau ketidak bisaan tubuh ialah disebabkan
oleh kelainan tidak memiliki suatu enzim yang diperlukan untuk
membantu metabolisme. Penyakit yang diakibatkan oleh kelainan
metabolisme karbohidrat yaitu: Glikogenesis, Intoleransi fruktosa heredite,
Fruktosuria, Pentosuria, Diabetes Melitus

3.2 Saran

Setelah membaca makalah ini,diharapkan ada kritik dan saran yang dapat
membangun sehingga kami dapat menyempurnakan makalah kam
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Hamid. 2001. Biokimia Metabolisme Molekul. Bandung: Alfa Beta.

Murray Robert K, et al: Biokimia Harper Edisi 27. EGC cetakan I: 2009

Martoharsono Soeharsono: Biokimia2. Gadjah Mada University Press: 2006

Anda mungkin juga menyukai