OLEH:
UMIKALSUM
(18301074)
Kurang Olahraga Genetik Usia > 30 tahun Gangguan pankreas Auto imun
Obesitas
sel beta rusak
TD kebas
Polidisia / Ganggguan sensori Gangguan Stroke iskemik
Polipagi/ Glukosa muncul dalam urin
rasa haus Eliminasi urine
Rasa Lapar (Glukosuria)
Angina ABI < 0,9
Pembulu darah
Stroke hemoragik
Deuresis osmatik pecah
Sianosis
MCI
Koma
Defisit Nutrisi Poliuria / Iskemik
Penurunan curah jantung Gagal jantung
Produksi urin meningkat
Ganggren
Resiko Infeksi
ND: Defisit Nutrisi b/d gangguan metabolisme ND: Ketidak seimbangan kadar glukosa darah b.d
MD: Diabetes Melitus
Resistensi insulin
DO: KA :
BB menurun Lebih dari 10 % Poliuria (sering kencing )
DO:
Memberan mukosa pucat Polidipsi (banyakk minum)
Kadar Glukosa darah kadar glukosa dalam darah tinggi
Poliphagi (banyak makan)
sewaktu >200 mg/dl Kadar glukosa dalam urin tinggi
Kadar Glukosa darah
Kadar Glukosa puasa >140 Jumlah urin meningkat
sewaktu >200 mg/dl
mg/dl Terlihat lesu
Kadar Glukosa puasa >140
Kadar glukosa posr prandial > 200 Mulut tamapak kering
mg/dl
mg/dlL DS:
Kadar glukosa posr prandial >
Mengelum lelah
200 mg/dl
DS: Mengeluh sering lapar
Glukosuria
Mengeluh sering lapar Mengeluh sering haus
Metabolisme abnormal
Mengeluh sering haus
Mengeluh sering buang air kecil Riwayat luka yang lama
Terapi: Insulin
Hipertensi
Terapi: Insulin GGK
ND: Hipovolemia b/d Kehilangan cairan ND: Gangguan Integritas kulit b/d
ND: Resiko infeksi b/d penyakit kronis
terjadinya luka ditandai dengan diabetes
DO: (diabetes melitus)
melitus
Frekuensi nadi meningkat
Tekanan darah menurun DO:
Terlihat adanya luka DO:
Memberan mukosa kering Tampak adanya luka
Luka bernanah
Turgor kulit menurun Kulit area luka memerah
Luka berbau
Hematokrit meningkt Luka sudah dalam waktu yang Hematoma
DS: sangat lama Luka sudah lama
Merasa lemah Kedalaman luka
Mengeluh haus DS: DS:
Mengeluh nyeri
Mengeluh nyeri
Terapi: Pemberian cairan IV (RL , NaCL Mengeluh tidaknyaman dengan
Mengeluh tidak nyaman dengan
Dextrosa 5%), insulin adanya luka
adanya luka
Terai: Antibiotik
Terapi: Antibiotik
ND : Intoleransi aktivitas b/d ketidak ND: penuruna curah jantung b/d Perubahan ND: Resiko perfusi serebral tidak efektif
seimbangan antara sulai darah dan Kebutuhan frekuensi jantung b/d Hipertensi
Oksigen
DO: DO:
DO: Bradikardi/takikardi TD meningkat
Frekuensi jantung meningkat > 20 % distensi vena jugularis Pembuludarah pecah
dari konsisi istirahat Gambaran EKG aritmia/ ganggua
Penurunan kesadaran
Tekanan darah berubah > 20 % dari konduksi
konsisi istirahat Tekanandarah meningkat pernafasan tidak teratur
Sianosis sianosis Penglihatan kabur
CVP meningkat/ menurun Leher kaku
DS: DS: tidak mampu bicara
Mengeluh lelah Mengeluh lelah kejang
Merasa tidak nyaman setelah Mengeluh sesak koma
beraktivitas Mengeluhcemas
DS:
Dispnea setelah beraktivitas
Mengeluh nyeri kepala hebat
Terapi: nitrogliserin, beta bocker,
Terapi: Betabloker calcium channel blocker Mengeluh lemah
Observasi
Identifikasi kepatuhan menjalani program pengobatan
Terapeutik
Buat komitmen menjalani program pengobatan dengan baik
Buat jadwal pendamping keluarga untuk bergantian
menemani pasien selama menjalani program pengobatan,
jika diperlukan
Dokumentasikan aktivitas selama menjalani proses
pengobatan
Libatkan keluarga untuk mendukung program pengobatan
yang dijalani
Edukasi
Informasikan program pengobatan yang harus dijalani
Informasikan menfaat yang akan diperoleh jika teratur
menjalani program pengobatan
Anjurkan keluarga untuk mendampingi dan merawat pasien
selama menjalani program pengobatan
Anjurkan pasien dan keluarga melakukan konsultasi ke
pelayanan kesehatan terdekat, jika perlu
Pelibatan keluarga
Observasi
Identifikasi kesiapan keluarga untuk terlibat dalam
perawatan
Terapeutk
Cipatakan hubungan terapeutik pasien dengan keluarga
dalam perawatan
Diskusikan cara perawatan dirumah
Motivasi keluarga mengembangkan aspek positif rencana
perawatan
Fasilitasi keluarga membuat keputusan perawatan
Edukasi
Jelaskan kondisi pasien pada keluarga
Informasikan tingkat ketergantungan pasien pada keluarga
Informasikan harapan pasien pada keluarga
Anjurkan keluarga bersifat asertif dalam perawatan
Anjurkan keluarga terlibat dalam perawatan
ND: Defisit Nutrisi b/d gangguan Tujuan: setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi
metabolisme keperawatan 3x 24 jam diharapkan:
Sikap makan dan minum Observasi
sesuai dengan Tujuan Identifikasi status nutrisi
kesehtan Identifikasi alergi makanan
Frekuensi makan membaik Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
Berat badan memebaik Monitor asupan makanan
Nafsu makan membaik Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
Berikan makanan tinggi kalori dan protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Edukasi
Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
Pemantauan nutrisi
Observasi
Identifikasi faktor yang mempengaruhi asupan gizi
Identifikasi perubahan berat badan
Identifikasi kelainan pada kulit
Identifikasi kelainan eliminasi
Monitor asupan oral
Monitor hasil laboratorium
Terapeutik
Timbang berat badan
Ukur antropometrik komposisi tubuh
Hitung perubahan berat badan
Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi
pasien
Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan - Informasikan
hasil pemantauan, jika perlu
Manajemen Hiperglikemia
Observasi
Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan insulin
meningkat
Monitor kadar glukosa darah
Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
Monitor intake dan output cairan
Monitor keton urun, elektrolit, tekanan darah ortostatik dan
frekuensi nadi
Terapeutik
Berikan asupan cairan oral
Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia
tetap ada atau memburuk
Edukasi
Anjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa darah
lebih dari 250 mg/dL
Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian keton urin, jika
perlu
Ajarkan pengelolaan diabetes
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu - Kolaborasi
pemberian cairan iv, jika perlu - Kolaborasi pemberian
kalium, jika perlu
ND: Hipovolemia b/d Kehilangan cairan Tujuan: Setelah dilakukan tindakan Pemantauan Elektrolit
keperawatan 3 x 24 jam di
harapkan: Observasi
Intake cairan memebaik Identifikasi kemungkinan penyebab ketidakseimbangan
Keluhan haus menurun elektrolit
Output urine menurun Monitor kehilangan cairan
Persaan lemah menurun Monitor tdanda dan gejala hiperkalsemia
Terapeutik
Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi
pasien
Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantuan, jika perlu
Manajemen Cairan
Observasi
Monitor status dehidrasi
Monitor berat badan harian
Monitor berat badan sebelum dan sesudah dialisis
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Monitor status hemodinamik
Terapeutik
Catat intake-output dan hitung balance cairan 24 jam
Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
Berikan cairan intravena, jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian diuretic, jika perlu
Manajemen Elektrolit
Observasi
Identifikasi tanda dan gejala ketidakseimbangan kadar
elektrolit
Identifikasi penyebab ketidakseimbangan elektrolit
Monitor kadar elektrolit
Monitor efek samping pemberian suplemen elektrolit
Terapeutik
Berikan cairan, jika perlu
Berikan diet yang tepat
Anjurkan pasien dan keluarga untuk memodifikasi diet
Pasang akses intravena, jika perlu
Edukasi
Jelaskan jenis, penyebab dan penangan ketidakseimbangan
elektrolit
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian suplemen elektrolit, sesuai indikasi
ND: Gangguan Integritas kulit b/d trjadinya Tujuan: setelah dilakukan tindakan Perawatan luka
luka ditandai dengan diabetes melitus keperawatan 3x 24 jam diharapkan: Observasi
Nyeri menurun Monitor karakteristik luka
Kemerahan menurun Monitor tana-tanda infeksi
Hematoma menurun Terapeutik
Tekstur kulit membaik Cukur rambut disekitar luka
Bersihkan dengan cairan NaCl
Bersihkan jaringan nekrotik
Berikan salep yang sesuai kulit/lesi
Pasang balutan sesuai jenis luka
Pertahankan teknik setril saat melakukan perawatan luka
Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase
Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam/sesuai kondisi
pasien - Berikan diet dengan kalori 30-35 kkal/kbBB/hari
dan protein 1,25-1,5 g/kgBB/hari\
Berikan suplemen vitamin dan mineral
Berikan terapi TENS (stimulasi saraf transcutaneous), jika
perlu
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein
Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
Kolaborasi
Kolaborasi prosedur debridement
Kolaborasi pemberian antibiotic
ND : Intoleransi aktivitas b/d ketidak Tujuan: setelah dilakukan tindakan Manajemen Energi
seimbangan antara sulai darah dan keperawatan 3x 24 jam diharapkan: Observasi
Kebutuhan Oksigen Frekuensi nadi menurun Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
Keluhan lelah menurun kelelahan
Perasaan lemah menurun Monitor kelelahan fisik dan emosional
Warna kulit memebaik Monitor pola dan jam tidur
Monitor lokasi dan ketidak nyamanan selama melakukan
aktivitas
Teraupetik
Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus ( mis:
cahaya, suara, kunjungan)
lakukan latihan rentang gerak pasif dan /atau aktif
Berikan aktifitas distraksi yang menenangkan
Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjala
Edukasi
Ajarkn tirah baring
Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
asupan makanan
Terapi Aktivitas
Observasi
Identifikasi defisit tingkat aktivitas
Identifikasi kemampuan berparti- sipasi dalam aktivitas
tertentu
Identifikasi usumber daya untuk aktivitas yang diiginkan
Identivikasi strategi meningkatkan partisipasi alam aktivitas
Identivikasi makna aktivitas rutin (mis, bekerja) dan waktu
luang
Monitor respon emosional,fisik. sosial, dan spiritual trhadap
aktivitas
Terauperik
Fasilitasi fokus pada kemampua, bukan defisit yang dialami
Sepakati komitmen untuk me- ningkatkan frekuinsi rentang
aktivitas
Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan aktivitas
yang konsisten sesuai kemampuan fisik, psikologis, dan
sosial
Koordinasikan aktivitas sesui usia
Fasilitasi makna akttivitas yang dipilih
Fasilitasi transportasi untuk mneghadiri aktivitas , jika sesui
Failitasi pasien dan keluarga dalam menyesuikan
lingkungan untuk mengakomodasika aktivitas yang dipilih
Fasilitas aktivitas fisik rutin (mis, ambulasi, mobilisasi, dan
perawatan diri), sesuai kebtuhan
Fasilitasi aktivitas pengganti saat mengalami keterbatasan
waktu, energi, atau gerak
Fasilitasi aktivitas motorik kasaruntuk pasien hiperaktif
Tingkatkan aktivitas fisik untuk memelihara berat badan,
jika sesuai
Fasilitasi aktivitas motorik untuk merelaksasi otot
Fasilitasi aktivitas dengan komponen memori implisit dan
emosional (mis, kegiatan keagamaan khusus) unutk pasien
dimensia , jika sesuai
Libatkan dalam permainan kelom-pok yang tidak
kompetitif, ter-struktur dan aktif
Tingkatka keterlibatan dalam aktivitas rekreasi dan
diversifikasi untuk menurunkan kecemasan (mis: vocl
group, bola voli, tenis meja, joging bereang, tugas
sederhana, permainan sederhana, tugas rutin, tugas rumah
tangga, perawatan diri, dan teka teki, dan kartu)
Libatkan keluarga dalam aktivitas
Fasilitasi mengembangkan motivasi dan penguatan diri
Fasilitasi pasien dan keluarga memantau kemajuannya
sendiri untukmencapai tujuan
Jadwalkan aktivitas dan rutinitas sehari-hari
Berikan penguatan positif atau partisipasi dalam aktivitas
Edukasi
Jelaskan metode aktivitas fisik sehari- hari
Ajarkan caramelakukan aktivitas yang dipilih
Anjurkan melakukan aktivitas fisik, sosial, spiitual, dan
kognitif dalam menjaga fungsi dan kesehatan
Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok atau terapi , jika
sesuai
Anjurkan keluarga untuk memebri penguatan positif atas
partisipasi dalam aktivitas
Kolaborasi
Kolaborasi dengan terapis okupasi dalam merencanakan dan
memonitor program aktivitas, jika perlu
Rujuk pada pusat atau program aktivitas komunitas, jika
perlu
Dukung ambulasi
Observasi
Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
Identifikasi toleransi fisik me-lakukan ambulasi
Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum
memulai ambulasi
Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi
Terauperik
Fasilitasi aktivitas ambulasi
Fasilitasi melakukan mobilitas fisik
Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
Anjurkan melakukan ambulasi dini
Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan
(mis:berjalan dari tempat tidur ke kursi roda,berjalan dari
tempat tidur ke kamar mandi, berjalan sesuai toleransi
ND: Resiko infeksi b/d penyakit kronis Tujuan: setelah dilakukan tindakan Perawatan luka
(diabetes melitus) keperawatan 3x 24 jam diharapkan: Observasi
Nyeri menurun Monitor karakteristik luka
kemerahan menurun Monitor tana-tanda infeksi
Cairan berbau busuk Terapeutik
menurun Cukur rambut disekitar luka
Kultur area luka membaik Bersihkan dengan cairan NaCl
Bersihkan jaringan nekrotik
Berikan salep yang sesuai kulit/lesi
Pasang balutan sesuai jenis luka
Pertahankan teknik setril saat melakukan perawatan luka
Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase
Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam/sesuai kondisi
pasien - Berikan diet dengan kalori 30-35 kkal/kbBB/hari
dan protein 1,25-1,5 g/kgBB/hari\
Berikan suplemen vitamin dan mineral
Berikan terapi TENS (stimulasi saraf transcutaneous), jika
perlu
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein
Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
Kolaborasi
Kolaborasi prosedur debridement
Kolaborasi pemberian antibiotic
Perawatan integritas kulit
Observasi
Identitifikasi penyebabintegritas kulit
Terapeutik
Atur posisi setiap 2 jam jika tirah baring
Gunakan produk berbahan minyak pada kulit kering
Gunakan produk berbahan ringan/alami pada kulit sensitive
Hindari produk berbahan dasar alcohol pada kulit kering
Edukasi
Anjurkan menggunakan pelembab
Anjurkan minum air yang cukup
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrim
Anjurkan mandi menggunakan sabun secukupny
Pengaturan Posisi
Observasi
Monitor status oksigenasi sebelum dan sesudah mengubah
posisi
Monitor alat traksi agar selalu tepat
Terapeutik
Tempatkan pada matras/tempat tidur terapeutik yang tepat
Tempatkan pada posisi terapeutik
Tempatkan objek yang sering digunakan dalam jangkauan
Tempatkan bel atau lampu panggilan dalam jangkauan
Sediakan matras yang kokoh/padat
Atur posisi tidur yang disukai, jika tidak kontraindikasi
Atur posisi untuk mengurangi sesak (mis, semi-Fowler)
Posisikan pada kesajajaran tubuh yang tepat
Imobilisasi dan topang bagian tubuh yang cedera dengan
tepat
Tinggikan bagian tubuh yang sakit dengan tepat
Tinggikan anggota gerak 20ºatau lebih diatas level jantung
Tinggikan tempat tidur bagian kepala
Berikan bantal yang tepat pada leher
Posisikan untuk mempermudah ventelasi/perfusi (mis,
tengkurap/good lung down)
Motivasi melakukan ROM aktif atau pasif
Motivasi terlibat dalam perubahan posisi, sesuai kebutuhan
Hindari menepatkan pada posisi yang dapat menyebabkan
nyeri
Hindari posisi yang menimbulkan keteganggan pada luka
Minimalkan gesekan dan tarikan saat mengubah posisi
Ubah posisi setiap 2 jam
Ubah posisi dengan teknik log roll
Pertahankan posisi dan integritas traksi
Jadwalkan secara tertulis untuk perubahan posisi
Edukasi
Informasikan saat akan dilakukan perubahan posisi
Ajarkan cara menggunakan postur yang baik dan mekanika
tubuh yang baik selama melakukan perubahan posisi
Kalaborasi
Kalaborasi pemberian premedikasi sebelum mengubah
posisi, jika perlu
ND: penuruna curah jantung b/d Perubahan Tujuan: setelah dilakukan 3x 24 Perawatan jantung
frekuensi jantung jam diharapkan: Observasi
Tekanan darah membaik Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung
Lelah menurun (meliputi dispnnea, kelemahan, edema, ortopnea,
Gambaran EKG membaik paroxysmal nocturnal dyspnea, peningkatan CVP)
Desnea Mneurun Identifikasi tanda dan gejala skunder penurunan curah
jantung (meliputi peningkatan berat badan, hepatomegali,
distensi vena juguralis, palpitasi, rinkhi basah, oligura,
batuk, kulit pucat)
Monitor tekanan darah (termasuk tekanan darah ortostatik)
Monitor intake dan output cairan
Monitor berat badan setiap hari diwaktu yang sama
Monitor saturasi oksigen
Monitor keluhan nyeri dada (mis: intensitas, lokasi, radiasi,
durasi, presivitasi, yang mengurangi nyeri)
Monitor EKG 12 sadapan
Monitor arit mia (kelainan irama dan frekuensi)
Monitor nilai laboratorium jantung (mis:elektrolit, enzim
jantung, BNP, Ntpro-BNP)
Monitor fungsi alat pacu jantung
periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum dan
sesudah aktivitas
periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum
pemberian obat (mis: beta blocker, ACE inhibitor, calcium
channel blocker digoksin
Teraupetik
Posisikan pasien semi-fowler atau fowler dengan kaki
kebawah atau posisi nyaman
Berikan diet jantung yang sesuai, (mis: batasi asupan kafein,
natrium, kolestrol, dan makanan tinggi lemak)
Gunakan stocking elastis atau pneumatik intermiten, sesuai
indikasi
Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya hidup
sehat
Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stres
Berikan dukungan emosional dan spiritual
Berikan oksigen untuk memper-tahankan saturasi oksigen
>94%
Edukasi
Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
Anjurkan aktivitas fisik secara bertahap
Anjurkan berhenti merokok
Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat badan harian
Ajarkan pasien dan keluarga pasien dan keluarga mengukur
intake dan out put cairan harian
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antiaritmia
Rujuk ke program rehabilitasi jantung
Perawatan jantung akut
Observasi
Identifikasi karakteristik nyeri dada (meliputi faktor pemicu
dan pereda, kualitas, lokasi, radiasi, skala, durasi, dan
frekuensi)
Monitor EKG 12 sedapan untuk perubahan ST dan T
Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)
Monitor elektrolit yang dapat meningkatkan resiko aritmia
(mis: kalium dan magnesium serum)
Monitor enzim jantung (mis, CT, CT-MB, Troponin T,
Troponin I)
Monitor saturasi oksigen
Identifikasi stratilikasi pada sindrom koroner akut (mis, skor
TIMI, kilip, crusade)
Teraupetik
Perthankan tirah baring minimal 12 jam
Pasang akses intavena
Puasakan hingga bebas nyeri
Berikan terapi terapi relaksasi untuk mengurangi ansietas
dan stres
Sediakan lingkungan yang kondusif untuk beristirahat dan
pemulihan
Siapkan menjalani intervensi koroner perkutan, jika perlu
Berikan dukungan emosional dan spiritual
Edukasi
Anjurkan segera melaporkan nyeri dada
Anjurkan menghindari manuver valsava (mis, mengedan
saat BAB atau batuk
Jelaskan tindakan yang dijalani pasien
Ajarkan teknik menurunkan kecemasan dan ketakutan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antiplatelet , jika perlu
Kolaborasi pemberian antiangina (mis: nitrogliserin, beta
bocker, calcium channel blocker)
Kolaborasi pemberian morfin
Kolaborasi pemberian inotropik
Kolaborasi pemberian obat untuk mencegah manuver
valsava (mis, pelunak tinja, antiametik)
Kolaborasi pencegahan trombus dengan anti kogulan
Kolaborasi pemeriksaan x-ray dada
Perawatan jantung
Observasi
Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung
(meliputi dispnnea, kelemahan, edema, ortopnea,
paroxysmal nocturnal dyspnea, peningkatan CVP)
Identifikasi tanda dan gejala skunder penurunan curah
jantung (meliputi peningkatan berat badan, hepatomegali,
distensi vena juguralis, palpitasi, rinkhi basah, oligura,
batuk, kulit pucat)
Monitor tekanan darah (termasuk tekanan darah ortostatik)
Monitor intake dan output cairan
Monitor berat badan setiap hari diwaktu yang sama
Monitor saturasi oksigen
Monitor keluhan nyeri dada (mis: intensitas, lokasi, radiasi,
durasi, presivitasi, yang mengurangi nyeri)
Monitor EKG 12 sadapan
Monitor arit mia (kelainan irama dan frekuensi)
Monitor nilai laboratorium jantung (mis:elektrolit, enzim
jantung, BNP, Ntpro-BNP)
Monitor fungsi alat pacu jantung
periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum dan
sesudah aktivitas
periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum
pemberian obat (mis: beta blocker, ACE inhibitor, calcium
channel blocker digoksin
Teraupetik
Posisikan pasien semi-fowler atau fowler dengan kaki
kebawah atau posisi nyaman
Berikan diet jantung yang sesuai, (mis: batasi asupan kafein,
natrium, kolestrol, dan makanan tinggi lemak)
Gunakan stocking elastis atau pneumatik intermiten, sesuai
indikasi
Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya hidup
sehat
Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stres
Berikan dukungan emosional dan spiritual
Berikan oksigen untuk memper-tahankan saturasi oksigen
>94%
Edukasi
Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
Anjurkan aktivitas fisik secara bertahap
Anjurkan berhenti merokok
Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat badan harian
Ajarkan pasien dan keluarga pasien dan keluarga mengukur
intake dan out put cairan harian
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antiaritmia
Rujuk ke program rehabilitasi jantung
Perawatan jantung akut
Observasi
Identifikasi karakteristik nyeri dada (meliputi faktor pemicu
dan pereda, kualitas, lokasi, radiasi, skala, durasi, dan
frekuensi)
Monitor EKG 12 sedapan untuk perubahan ST dan T
Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)
Monitor elektrolit yang dapat meningkatkan resiko aritmia
(mis: kalium dan magnesium serum)
Monitor enzim jantung (mis, CT, CT-MB, Troponin T,
Troponin I)
Monitor saturasi oksigen
Identifikasi stratilikasi pada sindrom koroner akut (mis, skor
TIMI, kilip, crusade)
Teraupetik
Perthankan tirah baring minimal 12 jam
Pasang akses intavena
Puasakan hingga bebas nyeri
Berikan terapi terapi relaksasi untuk mengurangi ansietas
dan stres
Sediakan lingkungan yang kondusif untuk beristirahat dan
pemulihan
Siapkan menjalani intervensi koroner perkutan, jika perlu
Berikan dukungan emosional dan spiritual
Edukasi
Anjurkan segera melaporkan nyeri dada
Anjurkan menghindari manuver valsava (mis, mengedan
saat BAB atau batuk
Jelaskan tindakan yang dijalani pasien
Ajarkan teknik menurunkan kecemasan dan ketakutan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antiplatelet , jika perlu
Kolaborasi pemberian antiangina (mis: nitrogliserin, beta
bocker, calcium channel blocker)
Kolaborasi pemberian morfin
Kolaborasi pemberian inotropik
Kolaborasi pemberian obat untuk mencegah manuver
valsava (mis, pelunak tinja, antiametik)
Kolaborasi pencegahan trombus dengan anti kogulan
Kolaborasi pemeriksaan x-ray dada
ND: Gangguan presepsi sendori b/d Tujuan: stelah dilakukan 3x 24 jam Dukung Pengungkapan kebutuhan
gangguan penglihatan tindakan keperawatan diharapkan: Observasi
Menarik diri menurun Priksa gangguan komunikasi verbal
Konsentrasi membaik Teraupetik
Respon sesuai stimulus Ciptakan Lingkungan yang tenag
meningkat Hindari berbicara keras
Anjurkan pertanyaaan dengan jawaban singkat, dengan
isyarat anggukan kepala jika mengalami kesulitan
Fsilitasi komunikasi dengan media
Edukasi
Informasikan keluarga dan tenaga kesehatan lain
berkomunikasi, dan gunakan secara konsisten
Kolaborasi
Rujukan pada terapis Wicara
Teknik Menenangkan
Observasi
Identifikais maslaah yang dialami
Teraupetik
Buat kotrak dengan pasien
Ciptakan ruangan yang tenag dan nyaman
Edukasi
Anjurakn mendengarkan musik yang menenangkan atau
yang disukai
Anjurkan berdoa, berzikir, beribadah sesui dengan agama
yang dianut
Anjurkan melakukan teknik penenangan hingga perasaa
menjadi tenang
Terapi Relaksasi
Observasi:
Identifikasi ketidakmampuan berkosentrasi
Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan
suhu, sebelum dan sesudah latihan
Monitor respon terhadap terapi relaksasi
Teraupetik:
Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruang yang nyaman
Berikan informasi tentang pesiapan dan prosedur teknik
relaksasi
Gunakan pakaian longgar
Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan
berirama
Edukasi:
Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi yang
tersedia ( mis: musik, mediasi, napas dalam, relaksasi)
Anjurkan mengambil posisi nyaman
Anjurkan rilesks dan merasakan relaksasi
Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang
dipilih
ND: Hambatan eliminasi urine b/d Tujuan: stelah dilakukan 3x 24 jam Manajemen Eliminasi urin
Penurunana kapasitas kandung kemih tindakan keperawatan diharapkan: Observasi:
ditandai dengan hiperglikemia Frekuensi BAK membaik Monitor eliminasi urine (frekuensi, konsistensi, aroma,
Karakteristik urine volume, dan wrana)
membaik Teraupetik
Catat waktu-waktu dan haluaran berkemih
batasi asupan cairan, jika perlu
Ambil sampel urine tengah atau kultur jika perlu
Edukasi
Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran urine
Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu yang tepat
untuk berkemih
Anjurkan terapi modalitas penguatan otot-otot
panggul/berkemih
Anjurkan minum yang cukup jika tidak kontra indikasi
Anjurkan mengurangi minum menjelag tidur
Kolaborasi
Kloaborasi pemeberian obat supsituria uretra, jika perlu
Kateterisasi urine
Observasi
Priksa kondisi klien(kesadaran, ttv, distensi kandung kemih,
inkontinensia urine, reflek berkemih)
Teraupetik
Siapkan Peralatan bahan-bahan dan ruangan tindakan
Siapkan pasien, bebaskan pakaian bawah dan posisikan
dorsal rekumben (untuk wanita) dan supine untuk laki-laki
Pasang sarung tangan
Bersihkan daerah perineal dan prepusium,dengan cairan
Nacl atau aquades
lakukan insersi kateter urien dengan menerapkan prinsif
asertiv
sambungkan kateter urine dengan urun bag
Isi balon dengan nacl 0,9% sesuai anjuran pabrik
Viksasi selang kateter diatas simpisis atau paha pastikan
kantong urine ditempatkan lebih rendah dari kandung kemih
Berikan label waktu emasangan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemasanga kateter urin
anjurkan menarik naas saat insersi selang kateter