DOSEN PENGAMPU :
Disusun Oleh :
Kelompok 1
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas dari mata pelajaran Anatomi Fisiologi Manusia I.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
Sel – sel yang membentuk tubuh manusia berukuran sedemikian kecil sehingga tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang. Sampai mikroskop ditemukan pada pertengahan abad ke-17,
para ilmuwan bahkan belum mengetahui bahwa sel itu ada. Pada awal abad ke-19,dengan
dikembangkannya mikroskop cahaya yang lebih baik, para peneliti mempelajari bahwa semua
jaringan tanaman dan hewan terdiri dari sel-sel. Trilyunan sel di dalam tubuh manusia
diklasifikasikan menjadi sekitar 200 jenis sel berbeda berdasarkan variasi spesifik dalam struktur
dan fungsinya. meskipun tidak ada yang namanya sel “tipikal”, karena beragamnya spesialisasi
struktural dan fungsional, namun berbagai sel memiliki banyak kesamaan . Sebagian besar sel
memiliki tiga subdivisi utama (membran plasma, yang membungkus sel) nucleus, yang
mengandung bahan genetic sel) dan sitoplasma, bagian interior sel yang tidak ditempati oleh
nucleus.
Tiap-tiap sel mempunyai spesialisasi sendiri sesuai dengan fungsinya. Sel mengandung
struktur fisik yang sangat terorganisasi yang dinamakan organel. Organel penting dalam fungsi
sel sebagai unsur kmia. Misalnya, salah satu organel mitokondria lebih 95% energi yang
disediakan. Organel sel yang penting adalah membran sel, membran inti, retikulum endoplasma,
mitokondria, dan lisosom.
Struktur sel terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik.
Kedua jenis sel tersebut sama-sama mempunyai perintang selektif atau membran plasma dan
sitoplasma. Membran plasma ini menyelebungi sitosol, tempat organel sel berada. Semua sel
mengandung kromosom yang membawa gen dalam bentuk DNA dan ribosom yang membuat
protein dengan instruksi dari gen. DNA pada sel eukariotik terdapat pada nukleus yang
diselubungi membran ganda. Sedangkan pada prokariot, DNA tidak terselebungi oleh membran
yang disebut nukleoid. Organel-organel pada sel eukariot terspesialisasi, sedangkan pada sel
prokariot tidak. Struktur sel dibagi menjadi struktur sel prokariotik dan eukariotik.
3
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja organel-organel sel dan bagaimana struktur dan fungsi dari organel sel?
2. Bagaimana Proses Fisiologis Sel?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui apa saja organel-organel sel dan struktur dan fungsi dari orgsnanel sel.
2. Mengetahui Proses Fisiologis Sel.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Membran sel yang membatasi sel disebut sebagai membran plasma dan berfungsi
sebagai rintangan selektif yang memungkinkan aliran oksigen, nutrien, dan limbah yang
cukup untuk melayani seluruh volume sel.
Membran sel juga berperan dalam sintesis ATP, pensinyalan sel, dan adhesi sel.
Membran sel berupa lapisan sangat tipis yang terbentuk dari molekul lipid dan protein.
Membran sel bersifat dinamik dan kebanyakan molekulnya dapat bergerak di sepanjang
bidang membran. Molekul lipid membran tersusun dalam dua lapis dengan tebal sekitar 5
nm yang menjadi penghalang bagi kebanyakan molekul hidrofilik. Molekul-molekul
protein yang menembus lapisan ganda lipid tersebut berperan dalam hampir semua fungsi
lain membran, misalnya mengangkut molekul tertentu melewati membran. Ada pula
protein yang menjadi pengait struktural ke sel lain, atau menjadi reseptor yang
mendeteksi dan menyalurkan sinyal kimiawi dalam lingkungan sel. Diperkirakan bahwa
sekitar 30% protein yang dapat disintesis sel hewan merupakan protein membran.
5
2. Sitoplasma dan Organel Sel
Sitoplasma terisi oleh partikel-partikel dan organel kecil dan besar. Bagian cairan
yang jernih dimana pertikel-partikel tersebar, dinamakan hialoplasma; hialoplasma
terutama mengandung protein yang terlarut, elektolit, glukosa, dan dalam jumlah sedikit
fospolipid, kolesterol dan asam lemak teresterifikasi. Terdapat berbagai macam organel
sel, organel sel tersebut yaitu:
1. Retikulum Endoplasma
6
2. Ribosom
Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Sel dengan laju sintesis
protein yang tinggi memiliki banyak sekali ribosom, contohnya sel hati
manusia yang memiliki beberapa juta ribosom. Ribosom sendiri tersusun atas
berbagai jenis protein dan sejumlah molekul RNA. Ribosom sangat kecil
(diameternya 20 – 25 nm), terdapat pada sitoplasma secara bebas atau
menempel pada RE.
3. Mitokondria
7
4. Lisosom
Lisosom merupakan struktur yang agak bulat dan juga dibatasi oleh membran
tunggal. Diameternya sekitar kurang lebih 1,5 µm. Lisosom dihasilkan oleh badan
golgi yang penuh dengan adanya protein. Lisosom menghasilkan sistem
pencernaan intrasel yang memungkinkan sel mencerna, dan membuang zat-zat
atau struktur yang tidak diinginkan, khususnya struktur yang rusak atau asing,
seperti bakteri. Lisosom berisi enzim- enzim hidrolik, yang berfungsi
memecahkan senyawa organik menjadi dua bagian atau lebih dengan
mengikatkan hydrogen (H) dari molekul air dengan bagian senyawa organic
tersebut dan dengan mengikatkan bagian hidroxil (OH) molekul air dengan bagian
lain dri senyawa tersebut. Misalnya, protein dihidrolisis menjadi asam-asam
amino, dan glikogen dihidrolisis membentuk glukosa. Proses ini disebut
hidrolisis.
5. Badan Golgi
8
Sisi badan Golgi yang paling dekat dengan nukleus disebut sisi cis, sementara
sisi yang menjauhi nukleus disebut sisi trans. Ketika tiba di sisi cis, protein
dimasukkan ke dalam lumen sisterna. Di dalam lumen, protein tersebut
dimodifikasi, misalnya dengan penambahan karbohidrat, ditandai dengan
penanda kimiawi, dan dipilah-pilah agar nantinya dapat dikirim ke tujuannya
masing-masing.
6. Sentrosom
Hal yang sangat penting yaitu setrosom hanya bisa ditemukan pada sel hewan
dan manusia. Sentrosom disaat reproduksi sel akan membelah menjadi
sentriol. Struktur sentrosom berbentuk bintang dengan fungsi untuk
pembelahan sel (Meiosis maupun mitosis.)
7. Mikrotubulus
9
Mikrotubulus berbentuk benang silindris, kaku dan mempunyai fungsi untuk
membentuk silia, flagela, sentriol, dan benang-benang spindel, serta
mempertahankan bentuk sel dan sebagai rangka sel. Contoh organel ini
antaranya yaitu benang-benang gelembung pembelahan.
8. Mikrofilamen
9. Peroksisom
10
Peroksisom besarnya hampir sama dengan lisosom yaitu (0,3 – 15 µm), dan
dibatasi oleh membran tunggal. Peroksisom sendiri dihasilkan oleh retikulum
endoplasma. Peroksisom juga penuh berisi enzim dan yang paling khas yaitu
katalase. Enzim ini mengkatalis perombakan hidrogen peroksida (H2 O2),
yakni produk yang berpotensi dapat membahayakan metabolisme sel.
Peroksisom juga berperan dalam proses perubahan lemak menjadi
karbohidrat, dan dalam perubahan purin dalam sel.
11
dengan protein menjadi kromatin. Sewaktu sel siap untuk membelah, kromatin kusut
yang berbentuk benang akan menggulung, menjadi cukup tebal untuk dibedakan melalui
mikroskop sebagai struktur terpisah yang disebut kromosom.
Struktur yang menonjol di dalam nukleus sel yang sedang tidak membelah ialah
nukleolus, yang merupakan tempat sejumlah komponen ribosom disintesis dan dirakit.
Komponen-komponen ini kemudian dilewatkan melalui pori nukleus ke sitoplasma,
tempat semuanya bergabung menjadi ribosom. Kadang-kadang terdapat lebih dari satu
nukleolus, bergantung pada spesiesnya dan tahap reproduksi sel tersebut. Nukleus
mengedalikan sintesis protein di dalam sitoplasma dengan cara mengirim molekul
pembawa pesan berupa RNA, yaitu mRNA, yang disintesis berdasarkan "pesan" gen
pada DNA. RNA ini lalu dikeluarkan ke sitoplasma melalui pori nukleus dan melekat
pada ribosom, tempat pesan genetik tersebut diterjemahkan menjadi urutan asam amino
protein yang disintesis.
12
secara cepat, ada yang lambat dan ada juga yang tidak mengalami pembelahan
sama sekalisetelah melewati masa pertumbuhan tertentu, misalnya sel – sel
germinatikum kulit mampu melakukan pembelahan yang sangat cepat untuk
menggantikan sel – sel kulit yang rusak atau mati. Akan tetapi sel – sel yang ada
pada organ hati melakukan pembelahan dalam waktu tahunan, atau sel – sel saraf
pada jaringan saraf yang sama sekali tidak tidak mampu melakukan pembelahan
setelah usia tertentu. Sementara itu beberapa jenis bakteri mampu melakukan
pembelahan hanya dalam hitungan jam, sehingga haya dalam waktu beberapa jam
saja dapat dihasilkan ribuan, bahkan jutaan sel bakteri. Sama dnegan bakteri,
protozoa bersel tunggal mampu melakukan pembelahan hanya dalam waktu
singkat, misalkan amoeba, paramecium, didinium, dan euglena.
a. Amitosis
Pembelahan Amitosis merupakan pembelahan sel secara langsung, tanpa fase-
fase dan pembentukan kromosom. Ini dilakukan oleh makhluk hidup sel satu
(Protozoa, Bakteri, Alga biru) untuk tujuan reproduksi
b. Mitosis
Mitosis terjadi pada proses perbanyakan sel atau proses pertumbuhan suatu
jaringan. Contonya, pada pembentukan sel-sel darah merah atau pertumbuhan
jaringan di daerah meristem. Mitosis merupakan periode pembelahan sel
yang menghasilkan sel anak dengan jumlah kromosom sama seperti induknya,
yaitu 2n. Mitosis dapat dibagi menjadi 4 tahap, yaitu profase, metafase,
anafase, dan telofase. Untuk mengetahui tahap-tahap pembelahan mitosis
tersebut, mari cermati pembelahan berikut ini.
a) Profase
1. Benang–benang kromatin berubah menjadi kromosom. Kemudian setiap
kromosom membelah menjadi kromatid dengan satu sentromer.
2. Dinding inti (nucleus) dan anak inti (nucleolus) menghilang.
3. Pasangan sentriol yang terdapat dalam sentrosom berpisah dan bergerak
menuju kutub yang berlawanan.
4. Serat – serat gelendong atau benang – benang spindle terbentuk diantara
kedua kutub pembelahan.
b) Metafase
Kromosom terletak pada bidang di tengah sel dengan sentromer menempel
pada benang spindel.Bidang di tengah sel ini disebut bidang equator Posisi
kromosom yang tersebar pada bidang equator in menyebabkan jumlah
kromosom dapat dihitung dengan tepat dan bentuk kromosom dapat dipelajari.
c) Anaphase
13
Daya tarik benang-benang spindel akan menyebabkan kedua kromatid terlepas
dari
ikatan sentromer menuju kutub masing-masing menjadi 2 kromosom baru.
Jumlah kromosom yang menuju ke kutub yang satu sama dengan kromosom
yang menuju ke kutub yang lain.
d) Telofase Pada telofase terjadi peristiwa berikut:
1. Kromatida yang berada jpada kutub berubah menjasadi benang–benang
kromatin kembali.
2. Terbentuk kembali dinding inti dan nucleolus membentuk dua inti baru.
3. Serat–serat gelendong menghilang.
4. Terjadi pembelahan sitoplasma (sitokenesis) menjadi dua bagian, dan
terbentuk membrane sel pemisah ditengah bidang pembelahan. Akhirnya,
terbentuk dua sel anak yang mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan
kromosom induk.
c. Meiosis
Pembelahan Meiosis disebut juga pembelahan reduksi, karena terjadinya
pengurangan jumlah kromosom dalam prosesnya dari 2n menjadi n.
Menghasilkan sel anakan dengan jumlah kromosom separuh dari jumlah
kromosom sel induknya. Contoh, sel induk gamet jantan (spermatogonium)
merupakan sel yang diploid (2n) setelah membelah, sel anak yang terbentuk
(spermatozoa) merupakan sel yang haploid (n). Dalam pembelahan Meiosis
terjadi dua kali pembelahan sel secara berturut –turut, tanpa diselingi adanya
interfase, yaitu tahap meiosis 1 dan meiosis 2 dengan hasil akhir 4 sel anak
dengan jumlah kromosom haploid (n).
Meiosis I
1. Profase I
a. Leptoten Kromatin menebal membentuk kromosom.
b. Zygoten Kromosom yang homolog mulai berpasangan, kedua sentriol
bergerak menuju ke kutub yang berlawanan.
c.Pakiten Tiap kromosom menebal dan mengganda menjadi dua kromatida
dengan satu sentromer.
d. Diploten Kromatida membesar dan memendek, bergandengan yang
homolog dan menjadi rapat.
e. Diakenesis Ditandai dengan adanya pindah silang (crossing over) dari
bagian kromosom yang telah mengalami duplikasi. Hal ini hanya terjadi pada
meiosis saja,, yang dapat mengakibatkan terjadinya rekombinasi gen.
14
nucleolus dan dinding inti menghilang. Sentriol berpisah menuju kutub yang
berawanan, terbentuk serat gelendong diantara dua kutub.
2. Metafase 1
Pada tahap ini, tetrad menempatkan dirinya pada bidang ekuator. Membrane
inti sudah tidak tampak lagi dan sentromer terikat oleh spindel pembelahan.
3. Anafase I
Pada tahap ini, spindel pembelahan memendek dan menarik belahan tetrad
(diad) ke kutub sel berlawanan sehingga kromosom homolog dipisahkan.
Kromosom hasil crossing over yang bergerak ke kutub sel membawa materi
genetic yang berbeda.
4. Telofase I
Pada tahap ini, membrane sel membentuk sekat sehingga terbentuk dua sel
anak yang bersifat haploid, tetapi setiap kromosom masih mengandung dua
kromatid (siser cromatid) yang terhubung melalui sentromer.
Meiosis II
1.Profase II
a. Benang – benang kromatin berubah kembali menjadi kromosom
b. Kromosom yang terdiri dari 2 kromatida tidak mengalami duplikasi lagi.
c. Nucleolus dan dinding inti menghilang.
d. Sentriol berpisah menuju kutub yang berlawanan.
e. Serat – serat gelendong terbentuk diantara 2 kutub pembelahan.
2. Metafase II
Kromosom kebidang ekuator menggantung pada serat gelendong melalui
sentromernya.
3. Anafase II
Kromatida berpisah dari homolognya, dan bergerak menuju ke kutub yang
berlawanan.
4.Telofase II
a. Kromosom berubah menjadi benang – benang kromatin kembali.
b. Nucleolus dan dinding inti terbentuk kembali.
c. Serat – serat gelendong menghilang dan terbentuk sentrosom kembali.
Hasil meiosis
15
1.Satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 4 sel anakan yang masing – masing
haploid (n) 2. Jumlah kromosom sel anak setengah dari jumlah kromosom sel
induknya.
3.Pembelahan meiosis hanya terjadi pada sel – sel generative atau sel – sel
gamet seperti sperma dan ovum (sel telur).
16
2. Dekarboksilasi Oksidatif Piruvat
Dekarboksilasi oksidatif piruvat adalah reaksi antara yang menghasilkan asetil-
CoA. Dekarboksilasi oksidatif piruvat adalah proses pengubahan asam piruvat
yang dihasilkan pada tahap akhir glikolisis menjadi senyawa asetil-CoA, yang
jika direaksikan dengan asam oksaloasetat akan masuk ke dalam siklus krebs.
Reaksi berlangsung pada membran luar mitokondria. Reaksi ini sangat kompleks
dan memerlukan beberapa kofaktor dan suatu kompleks enzim
3. Siklus Krebs
Siklus krebs (daur asam sitrat atau daur trikarboksilat) merupakan pembongkaran
asam piruvat secara aerob menjadi karbondioksida dan air serta sejumlah energi
kimia. Asetil-CoA merupakan mata rantai penghubung antara glikolisis dan siklus
krebs. Reaksi ini berlangsung di dalam matriks mitokondria. Siklus krebs terjadi
dalam 2 fase utama : a) Fase Pembentukan Asam Sitrat dan b) Fase Regenerasi
Asam Oksaloasetat.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sel merupakan unit structural terkecil dari organisme hidup. Secara struktural, sel
merupakan satuan terkecil mahluk hidup yang dapat melaksanakan kehidupan, yang merupakan
unit terkecil penyusun mahluk hidup. Secara fungsional, sel berfungsi untu menjalankan fungsi
kehidupan (menyelenggarakan kehidupan jika sel-sel penyusunya berfungsi), kemudian
membentuk organisme. Setiap organisme tersusun atas salah satu dari dua jenis sel yang secara
struktur berbeda: sel prokariotik atau sel eukariotik. Kedua jenis sel ini dibedakan berdasarkan
posisi DNA di dalam sel; sebagian besar DNA pada eukariota terselubung membran organel
yang disebut nukleus atau inti sel, sedangkan prokariota tidak memiliki nukleus. Sel mempunyai
organel organel sel yang terdiri dari membran plasma, nucleus, retikulu, endoplasma,
peroksisom, sitosol, kompleks golgi, ribosom, sentriol, dll. Setiap organel sel memiliki fungsi
masing – masing.
18
DAFTAR PUSTAKA
https://erepo.unud.ac.id/id/eprint/20422/1/f4ef046ce45021f1a9cb18b4b5fffc09.pd
f
file:///C:/Users/A%20S%20U%20S/Downloads/2-Article%20Text-1-1-10-
20190114.pdf
19