Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA I

ORGANISASI SEL DAN PROSES FISIOLOGIS SEL

DOSEN PENGAMPU :

apt. Mira Febriana, M.Sc

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Berta Aprilia Putri 2201055

Dafa Maulana 2201057

Khanza Aulia Dewi Rustop 2201069

Mifta Clarisa 2201073

Syalsa Bella 2201090

Ulfa Mumtazah 2201092

Viona Alfiani 2201093

Wan Delsa Rahmadana Auliah 2201094

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas dari mata pelajaran Anatomi Fisiologi Manusia I.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Pekanbaru, Februari 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 1


DAFTAR ISI ................................................................................................................................... 2
BAB I .............................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 3
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................................. 3
1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................................. 4
1.3 TUJUAN ....................................................................................................................... 4
BAB II ............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 5
2.1. Struktur dan Fungsi Organel Sel .................................................................................. 5
2.2. Proses Fisiologi Sel .................................................................................................... 12
BAB III ......................................................................................................................................... 18
PENUTUP ................................................................................................................................. 18
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 19

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Unit dasar tubuh, mulai virus sampai manusia adalah sel, dan tiap tiap organ sebenarnya
merupakan kumpulan banyak sel yang tidak sama, yang bersama sama digabungkan oleh
struktur penyokong interasel.

Sel – sel yang membentuk tubuh manusia berukuran sedemikian kecil sehingga tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang. Sampai mikroskop ditemukan pada pertengahan abad ke-17,
para ilmuwan bahkan belum mengetahui bahwa sel itu ada. Pada awal abad ke-19,dengan
dikembangkannya mikroskop cahaya yang lebih baik, para peneliti mempelajari bahwa semua
jaringan tanaman dan hewan terdiri dari sel-sel. Trilyunan sel di dalam tubuh manusia
diklasifikasikan menjadi sekitar 200 jenis sel berbeda berdasarkan variasi spesifik dalam struktur
dan fungsinya. meskipun tidak ada yang namanya sel “tipikal”, karena beragamnya spesialisasi
struktural dan fungsional, namun berbagai sel memiliki banyak kesamaan . Sebagian besar sel
memiliki tiga subdivisi utama (membran plasma, yang membungkus sel) nucleus, yang
mengandung bahan genetic sel) dan sitoplasma, bagian interior sel yang tidak ditempati oleh
nucleus.

Tiap-tiap sel mempunyai spesialisasi sendiri sesuai dengan fungsinya. Sel mengandung
struktur fisik yang sangat terorganisasi yang dinamakan organel. Organel penting dalam fungsi
sel sebagai unsur kmia. Misalnya, salah satu organel mitokondria lebih 95% energi yang
disediakan. Organel sel yang penting adalah membran sel, membran inti, retikulum endoplasma,
mitokondria, dan lisosom.

Struktur sel terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik.
Kedua jenis sel tersebut sama-sama mempunyai perintang selektif atau membran plasma dan
sitoplasma. Membran plasma ini menyelebungi sitosol, tempat organel sel berada. Semua sel
mengandung kromosom yang membawa gen dalam bentuk DNA dan ribosom yang membuat
protein dengan instruksi dari gen. DNA pada sel eukariotik terdapat pada nukleus yang
diselubungi membran ganda. Sedangkan pada prokariot, DNA tidak terselebungi oleh membran
yang disebut nukleoid. Organel-organel pada sel eukariot terspesialisasi, sedangkan pada sel
prokariot tidak. Struktur sel dibagi menjadi struktur sel prokariotik dan eukariotik.

3
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja organel-organel sel dan bagaimana struktur dan fungsi dari organel sel?
2. Bagaimana Proses Fisiologis Sel?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui apa saja organel-organel sel dan struktur dan fungsi dari orgsnanel sel.
2. Mengetahui Proses Fisiologis Sel.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Struktur dan Fungsi Organel Sel


Sel merupakan unit struktural terkecil dari organisme hidup. Sel di kelilingi oleh
selaput/membran sel yang di dalamnya terdapat cairan (protoplasma) atau matriks, dan bentuk-
bentuk subselular, organel sel, yang juga dikelilingi membran. Protoplasma terdiri dari plasma
sel (sitoplasma) dan inti sel (nucleus), Di dalam inti sel terdapat plasma inti atau nukleoplasma.
Secara struktural, sel merupakan satuan terkecil mahluk hidup yang dapat melaksanakan
kehidupan, yang merupakan unit terkecil penyusun mahluk hidup. Secara fungsional, sel
berfungsi untu menjalankan fungsi kehidupan (menyelenggarakan kehidupan jika sel-sel
penyusunya berfungsi), kemudian membentuk organisme.
Secara anatomi, sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
1. Membran Sel (Selaput Plasma)

Membran sel yang membatasi sel disebut sebagai membran plasma dan berfungsi
sebagai rintangan selektif yang memungkinkan aliran oksigen, nutrien, dan limbah yang
cukup untuk melayani seluruh volume sel.
Membran sel juga berperan dalam sintesis ATP, pensinyalan sel, dan adhesi sel.
Membran sel berupa lapisan sangat tipis yang terbentuk dari molekul lipid dan protein.
Membran sel bersifat dinamik dan kebanyakan molekulnya dapat bergerak di sepanjang
bidang membran. Molekul lipid membran tersusun dalam dua lapis dengan tebal sekitar 5
nm yang menjadi penghalang bagi kebanyakan molekul hidrofilik. Molekul-molekul
protein yang menembus lapisan ganda lipid tersebut berperan dalam hampir semua fungsi
lain membran, misalnya mengangkut molekul tertentu melewati membran. Ada pula
protein yang menjadi pengait struktural ke sel lain, atau menjadi reseptor yang
mendeteksi dan menyalurkan sinyal kimiawi dalam lingkungan sel. Diperkirakan bahwa
sekitar 30% protein yang dapat disintesis sel hewan merupakan protein membran.

5
2. Sitoplasma dan Organel Sel

Sitoplasma terisi oleh partikel-partikel dan organel kecil dan besar. Bagian cairan
yang jernih dimana pertikel-partikel tersebar, dinamakan hialoplasma; hialoplasma
terutama mengandung protein yang terlarut, elektolit, glukosa, dan dalam jumlah sedikit
fospolipid, kolesterol dan asam lemak teresterifikasi. Terdapat berbagai macam organel
sel, organel sel tersebut yaitu:
1. Retikulum Endoplasma

Retikulum endoplasma merupakan perluasan selubung nukleus yang terdiri


dari jaringan (reticulum = 'jaring kecil') saluran bermembran dan vesikel yang
saling terhubung. Terdapat dua bentuk retikulum endoplasma, yaitu retikulum
endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus. Retikulum endoplasma
kasar disebut demikian karena permukaannya ditempeli banyak ribosom.
Ribosom yang mulai mensintesis protein dengan tempat tujuan tertentu,
seperti organel tertentu atau membran, akan menempel pada retikulum
endoplasma kasar. Retikulum endoplasma halus tidak memiliki ribosom pada
permukaannya. Retikulum endoplasma halus berfungsi, misalnya, dalam
sintesis lipid komponen membran sel. Dalam jenis sel tertentu, misalnya sel
hati, membran retikulum endoplasma halus mengandung enzim yang
mengubah obat-obatan, racun, dan produk sampingan beracun dari
metabolisme sel menjadi senyawa-senyawa yang kurang beracun atau lebih
mudah dikeluarkan tubuh

6
2. Ribosom

Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Sel dengan laju sintesis
protein yang tinggi memiliki banyak sekali ribosom, contohnya sel hati
manusia yang memiliki beberapa juta ribosom. Ribosom sendiri tersusun atas
berbagai jenis protein dan sejumlah molekul RNA. Ribosom sangat kecil
(diameternya 20 – 25 nm), terdapat pada sitoplasma secara bebas atau
menempel pada RE.

3. Mitokondria

Mitokondria adalah tempat berlangsungnya respirasi seluler, yaitu suatu


proses kimiawi yang memberi energi pada sel. Mitokondria bentukannya bulat
lonjong atau bercabang, ukurannya 500 sampai 2000 nm. Mitokondria banyak
terdapat pada sel yang sedang aktif. Struktur mitokondria dikelilingi dua
lapisan membrane yaitu membrane dalam dan terbentuk Krista. Ruang dalam
mitokondria berisi matrix mitokondria. Fungsi mitokondria adalah tempat
respirasi atau oksidasi karbohidrat yang menghasilkan energi (ATP).

7
4. Lisosom

Lisosom merupakan struktur yang agak bulat dan juga dibatasi oleh membran
tunggal. Diameternya sekitar kurang lebih 1,5 µm. Lisosom dihasilkan oleh badan
golgi yang penuh dengan adanya protein. Lisosom menghasilkan sistem
pencernaan intrasel yang memungkinkan sel mencerna, dan membuang zat-zat
atau struktur yang tidak diinginkan, khususnya struktur yang rusak atau asing,
seperti bakteri. Lisosom berisi enzim- enzim hidrolik, yang berfungsi
memecahkan senyawa organik menjadi dua bagian atau lebih dengan
mengikatkan hydrogen (H) dari molekul air dengan bagian senyawa organic
tersebut dan dengan mengikatkan bagian hidroxil (OH) molekul air dengan bagian
lain dri senyawa tersebut. Misalnya, protein dihidrolisis menjadi asam-asam
amino, dan glikogen dihidrolisis membentuk glukosa. Proses ini disebut
hidrolisis.

5. Badan Golgi

Badan Golgi (dinamai menurut nama penemunya, Camillo Golgi) tersusun


atas setumpuk kantong pipih dari membran yang disebut sisterna. Biasanya
terdapat tiga sampai delapan sisterna, tetapi ada sejumlah organisme yang
memiliki badan Golgi dengan puluhan sisterna. Jumlah dan ukuran badan
Golgi bergantung pada jenis sel dan aktivitas metabolismenya. Sel yang aktif
melakukan sekresi protein dapat memiliki ratusan badan Golgi. Organel ini
biasanya terletak di antara retikulum endoplasma dan membran plasma.

8
Sisi badan Golgi yang paling dekat dengan nukleus disebut sisi cis, sementara
sisi yang menjauhi nukleus disebut sisi trans. Ketika tiba di sisi cis, protein
dimasukkan ke dalam lumen sisterna. Di dalam lumen, protein tersebut
dimodifikasi, misalnya dengan penambahan karbohidrat, ditandai dengan
penanda kimiawi, dan dipilah-pilah agar nantinya dapat dikirim ke tujuannya
masing-masing.

Badan Golgi mengatur pergerakan berbagai jenis protein; ada yang


disekresikan ke luar sel, ada yang digabungkan ke membran plasma sebagai
protein transmembran, dan ada pula yang ditempatkan di dalam lisosom.
Protein yang disekresikan dari sel diangkut ke membran plasma di dalam
vesikel sekresi, yang melepaskan isinya dengan cara bergabung dengan
membran plasma dalam proses eksositosis. Proses sebaliknya, endositosis,
dapat terjadi bila membran plasma mencekung ke dalam sel dan membentuk
vesikel endositosis yang dibawa ke badan Golgi atau tempat lain, misalnya
lisosom.

6. Sentrosom

Hal yang sangat penting yaitu setrosom hanya bisa ditemukan pada sel hewan
dan manusia. Sentrosom disaat reproduksi sel akan membelah menjadi
sentriol. Struktur sentrosom berbentuk bintang dengan fungsi untuk
pembelahan sel (Meiosis maupun mitosis.)

Sentriol berbentuk layaknya tabung dan tersusun oleh mikrotubulus yang


terdiri 9 triplet, terletak disalah satu kutub inti sel. Sentriol berperan dalam
kegiatan pembelahan sel dengan membentuk benang spindle. Benang ini yang
menarik kromosom menuju ke kutub sel berlawanan.

7. Mikrotubulus

9
Mikrotubulus berbentuk benang silindris, kaku dan mempunyai fungsi untuk
membentuk silia, flagela, sentriol, dan benang-benang spindel, serta
mempertahankan bentuk sel dan sebagai rangka sel. Contoh organel ini
antaranya yaitu benang-benang gelembung pembelahan.

Mikrotubulus ini disusun oleh protein yang disebut tubulin. Diameter


mikrotubulus kira-kira 25nm lumennya kurang lebih 15 nm. Organel ini
merupakan serabut penyusun sitoskeleton terbesar.

8. Mikrofilamen

Mikrofilamen merupakan serat tipis panjang yang berdiameter 5 – 6 nm,


terdiri atas protein yang disebut dengan aktin. Banyak mikrofilamen
membentuk sebuah kumpulan atau jaringan pada berbagai tempat dalam sel,
misalnya terbentuknya mikrofilamen yang dapat memisahkan kedua sel anak
yang akan membelah. Selain itu, mikrofilamen berperan penting dalam
gerakan atau aliran sitoplasma. Mikrofilamen yaitu ciri-ciri yang penting
dalam sel yang berubahubah bentuknya. Berfungsi sebagai:

a. Sebagai sitoskleton dalam sel.


b. Berperan dalam pembelahan sel, pada Amoeba berfungsi dalam
pembentukan Pseudopoda, gerakan sel dan gerakan sitoplasma.
c. Membentuk alat gerak seperti silia dan flagella.

9. Peroksisom
10
Peroksisom besarnya hampir sama dengan lisosom yaitu (0,3 – 15 µm), dan
dibatasi oleh membran tunggal. Peroksisom sendiri dihasilkan oleh retikulum
endoplasma. Peroksisom juga penuh berisi enzim dan yang paling khas yaitu
katalase. Enzim ini mengkatalis perombakan hidrogen peroksida (H2 O2),
yakni produk yang berpotensi dapat membahayakan metabolisme sel.
Peroksisom juga berperan dalam proses perubahan lemak menjadi
karbohidrat, dan dalam perubahan purin dalam sel.

3. Inti Sel (Nukleus)

Nukleus mengandung sebagian besar gen yang mengendalikan sel eukariota


(sebagian lain gen terletak di dalam mitokondria dan kloroplas). Dengan diameter rata-
rata 5 µm, organel ini umumnya adalah organel yang paling mencolok dalam sel
eukariota. Kebanyakan sel memiliki satu nukleus, namun ada pula yang memiliki banyak
nukleus, contohnya sel otot rangka, dan ada pula yang tidak memiliki nukleus, contohnya
sel darah merah matang yang kehilangan nukleusnya saat berkembang.
Selubung nukleus melingkupi nukleus dan memisahkan isinya (yang disebut
nukleoplasma) dari sitoplasma. Selubung ini terdiri dari dua membran yang masing-
masing merupakan lapisan ganda lipid dengan protein terkait. Membran luar dan dalam
selubung nukleus dipisahkan oleh ruangan sekitar 20–40 nm. Selubung nukleus memiliki
sejumlah pori yang berdiameter sekitar 100 nm dan pada bibir setiap pori, kedua
membran selubung nukleus menyatu Di dalam nukleus, DNA terorganisasi bersama

11
dengan protein menjadi kromatin. Sewaktu sel siap untuk membelah, kromatin kusut
yang berbentuk benang akan menggulung, menjadi cukup tebal untuk dibedakan melalui
mikroskop sebagai struktur terpisah yang disebut kromosom.
Struktur yang menonjol di dalam nukleus sel yang sedang tidak membelah ialah
nukleolus, yang merupakan tempat sejumlah komponen ribosom disintesis dan dirakit.
Komponen-komponen ini kemudian dilewatkan melalui pori nukleus ke sitoplasma,
tempat semuanya bergabung menjadi ribosom. Kadang-kadang terdapat lebih dari satu
nukleolus, bergantung pada spesiesnya dan tahap reproduksi sel tersebut. Nukleus
mengedalikan sintesis protein di dalam sitoplasma dengan cara mengirim molekul
pembawa pesan berupa RNA, yaitu mRNA, yang disintesis berdasarkan "pesan" gen
pada DNA. RNA ini lalu dikeluarkan ke sitoplasma melalui pori nukleus dan melekat
pada ribosom, tempat pesan genetik tersebut diterjemahkan menjadi urutan asam amino
protein yang disintesis.

2.2. Proses Fisiologi Sel


A. Fisiologis Pada Membran Sel
1. Transpor pasif
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien
konsentrasinya. Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan difusi
terfasilitasi merupakan contoh dari transpor pasif. Difusi terjadi akibat gerak
termal yang meningkatkan entropi atau ketidakteraturan sehingga menyebabkan
campuran yang lebih acak. Difusi akan berlanjut selama respirasi seluler yang
mengkonsumsi O2 masuk. Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi membran
selektif yang arah perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut
total (dari hipotonis ke hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke
dalam transpor pasif karena zat terlarut berpindah menurut gradien
konsentrasinya.
2. Transpor aktif
Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan.
Arah perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif
membutuhkan bantuan dari beberapa protein. Contoh protein yang terlibat dalam
transpor aktif ialah channel protein dan carrier protein, serta ionophore. Yang
termasuk transpor aktif ialah coupled carriers, ATP driven pumps, dan light
driven pumps.

B. Fisiologis Pada Nukleus


1. Reproduksi Sel
Sel – sel tersebut juga memiliki kemampuan yang berbeda – beda dalam
melakukan pembelahannya, ada sel – sel yang mampu melakukan pembelahan

12
secara cepat, ada yang lambat dan ada juga yang tidak mengalami pembelahan
sama sekalisetelah melewati masa pertumbuhan tertentu, misalnya sel – sel
germinatikum kulit mampu melakukan pembelahan yang sangat cepat untuk
menggantikan sel – sel kulit yang rusak atau mati. Akan tetapi sel – sel yang ada
pada organ hati melakukan pembelahan dalam waktu tahunan, atau sel – sel saraf
pada jaringan saraf yang sama sekali tidak tidak mampu melakukan pembelahan
setelah usia tertentu. Sementara itu beberapa jenis bakteri mampu melakukan
pembelahan hanya dalam hitungan jam, sehingga haya dalam waktu beberapa jam
saja dapat dihasilkan ribuan, bahkan jutaan sel bakteri. Sama dnegan bakteri,
protozoa bersel tunggal mampu melakukan pembelahan hanya dalam waktu
singkat, misalkan amoeba, paramecium, didinium, dan euglena.

a. Amitosis
Pembelahan Amitosis merupakan pembelahan sel secara langsung, tanpa fase-
fase dan pembentukan kromosom. Ini dilakukan oleh makhluk hidup sel satu
(Protozoa, Bakteri, Alga biru) untuk tujuan reproduksi
b. Mitosis
Mitosis terjadi pada proses perbanyakan sel atau proses pertumbuhan suatu
jaringan. Contonya, pada pembentukan sel-sel darah merah atau pertumbuhan
jaringan di daerah meristem. Mitosis merupakan periode pembelahan sel
yang menghasilkan sel anak dengan jumlah kromosom sama seperti induknya,
yaitu 2n. Mitosis dapat dibagi menjadi 4 tahap, yaitu profase, metafase,
anafase, dan telofase. Untuk mengetahui tahap-tahap pembelahan mitosis
tersebut, mari cermati pembelahan berikut ini.
a) Profase
1. Benang–benang kromatin berubah menjadi kromosom. Kemudian setiap
kromosom membelah menjadi kromatid dengan satu sentromer.
2. Dinding inti (nucleus) dan anak inti (nucleolus) menghilang.
3. Pasangan sentriol yang terdapat dalam sentrosom berpisah dan bergerak
menuju kutub yang berlawanan.
4. Serat – serat gelendong atau benang – benang spindle terbentuk diantara
kedua kutub pembelahan.
b) Metafase
Kromosom terletak pada bidang di tengah sel dengan sentromer menempel
pada benang spindel.Bidang di tengah sel ini disebut bidang equator Posisi
kromosom yang tersebar pada bidang equator in menyebabkan jumlah
kromosom dapat dihitung dengan tepat dan bentuk kromosom dapat dipelajari.

c) Anaphase

13
Daya tarik benang-benang spindel akan menyebabkan kedua kromatid terlepas
dari
ikatan sentromer menuju kutub masing-masing menjadi 2 kromosom baru.
Jumlah kromosom yang menuju ke kutub yang satu sama dengan kromosom
yang menuju ke kutub yang lain.
d) Telofase Pada telofase terjadi peristiwa berikut:
1. Kromatida yang berada jpada kutub berubah menjasadi benang–benang
kromatin kembali.
2. Terbentuk kembali dinding inti dan nucleolus membentuk dua inti baru.
3. Serat–serat gelendong menghilang.
4. Terjadi pembelahan sitoplasma (sitokenesis) menjadi dua bagian, dan
terbentuk membrane sel pemisah ditengah bidang pembelahan. Akhirnya,
terbentuk dua sel anak yang mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan
kromosom induk.

c. Meiosis
Pembelahan Meiosis disebut juga pembelahan reduksi, karena terjadinya
pengurangan jumlah kromosom dalam prosesnya dari 2n menjadi n.
Menghasilkan sel anakan dengan jumlah kromosom separuh dari jumlah
kromosom sel induknya. Contoh, sel induk gamet jantan (spermatogonium)
merupakan sel yang diploid (2n) setelah membelah, sel anak yang terbentuk
(spermatozoa) merupakan sel yang haploid (n). Dalam pembelahan Meiosis
terjadi dua kali pembelahan sel secara berturut –turut, tanpa diselingi adanya
interfase, yaitu tahap meiosis 1 dan meiosis 2 dengan hasil akhir 4 sel anak
dengan jumlah kromosom haploid (n).

Meiosis I

1. Profase I
a. Leptoten Kromatin menebal membentuk kromosom.
b. Zygoten Kromosom yang homolog mulai berpasangan, kedua sentriol
bergerak menuju ke kutub yang berlawanan.
c.Pakiten Tiap kromosom menebal dan mengganda menjadi dua kromatida
dengan satu sentromer.
d. Diploten Kromatida membesar dan memendek, bergandengan yang
homolog dan menjadi rapat.
e. Diakenesis Ditandai dengan adanya pindah silang (crossing over) dari
bagian kromosom yang telah mengalami duplikasi. Hal ini hanya terjadi pada
meiosis saja,, yang dapat mengakibatkan terjadinya rekombinasi gen.

14
nucleolus dan dinding inti menghilang. Sentriol berpisah menuju kutub yang
berawanan, terbentuk serat gelendong diantara dua kutub.

2. Metafase 1
Pada tahap ini, tetrad menempatkan dirinya pada bidang ekuator. Membrane
inti sudah tidak tampak lagi dan sentromer terikat oleh spindel pembelahan.
3. Anafase I
Pada tahap ini, spindel pembelahan memendek dan menarik belahan tetrad
(diad) ke kutub sel berlawanan sehingga kromosom homolog dipisahkan.
Kromosom hasil crossing over yang bergerak ke kutub sel membawa materi
genetic yang berbeda.
4. Telofase I
Pada tahap ini, membrane sel membentuk sekat sehingga terbentuk dua sel
anak yang bersifat haploid, tetapi setiap kromosom masih mengandung dua
kromatid (siser cromatid) yang terhubung melalui sentromer.

Meiosis II
1.Profase II
a. Benang – benang kromatin berubah kembali menjadi kromosom
b. Kromosom yang terdiri dari 2 kromatida tidak mengalami duplikasi lagi.
c. Nucleolus dan dinding inti menghilang.
d. Sentriol berpisah menuju kutub yang berlawanan.
e. Serat – serat gelendong terbentuk diantara 2 kutub pembelahan.

2. Metafase II
Kromosom kebidang ekuator menggantung pada serat gelendong melalui
sentromernya.

3. Anafase II
Kromatida berpisah dari homolognya, dan bergerak menuju ke kutub yang
berlawanan.

4.Telofase II
a. Kromosom berubah menjadi benang – benang kromatin kembali.
b. Nucleolus dan dinding inti terbentuk kembali.
c. Serat – serat gelendong menghilang dan terbentuk sentrosom kembali.

Hasil meiosis

15
1.Satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 4 sel anakan yang masing – masing
haploid (n) 2. Jumlah kromosom sel anak setengah dari jumlah kromosom sel
induknya.
3.Pembelahan meiosis hanya terjadi pada sel – sel generative atau sel – sel
gamet seperti sperma dan ovum (sel telur).

C. Fisiologis Pada Mitokondria


1. Respirasi Aerob
- Glikolisis
Glikolisis adalah serangkaian reaksi kimia yang mengubah gula heksosa,
biasanya glukosa, menjadi asam piruvat. Reaksi glikolisis berlangsung di
dalam sitoplasme sel dan tidak memerlukan adanya oksigen. Glikolisis dapat
dibagi dalam dua fase utama, yaitu:
a. Fase Persiapan (Glukosa diubah menjadi dua senyawa tiga karbon)
Pada fase ini pertama sekali glukosa difosforilasi oleh ATP dan enzim
heksokinase membentuk glukosa-6-fosfat dan ADP. Reaksi berikutnya
melibatkan perubahan gula aldosa menjadi gula ketosa. Reaksi ini
dikatalis oleh enzim fosfoglukoisomerase dan menyebabkan perubahan
glukosa-6- fosfat yang difosforilasi oleh ATP dan enzim
fosfofruktokinase menghasilkan fruktosa-1,6-difosfat dan ADP.
Selanjutnya fruktosa-1,6-difosfat dipecah menjadi dua molekul senyawa
tiga karbon yaitu gliseraldehida-3-fosfat dan dihidroasetonfosfat, dengan
bantuan enzim aldolase. Dihidroasetonfosfat dikatalis oleh enzim
fosfotriosa isomerase menjadi senyawa gliseraldehida-3-fosfat. Jadi pada
fase ini dihasilkan dua gliseldehida-3-fosfat. Pada fase ini tidak dihasilkan
energi tetapi membutuhkan energi 2 ATP.
b. Fase Oksidasi (Senyawa tiga karbon diubah menjadi asam piruvat)
Dua senyawa gliseraldehida-3-fosfat diubah menjadi 1,3- difosfogliserat.
Reaksi ini melibatkan penambahan fosfat anorganik pada karbon pertama
dan reduksi NAD menjadi NADH2 yang dibantu oleh enzim
fosfogliseraldehida dehidrogenase. Dengan adanya ADP dan enzim
fosfogliserat kinase, asam 1,3- difosfogliserat diubah menjadi asam 3-
fosfogliserat dan ATP dibentuk. Asam 3-fosfogliserat selanjutnya diubah
menjadi asam 2-fosfogliserat oleh aktivitas enzim fosfogliseromutase.
Pelepasan air dari 2-fosfogliserat oleh enzim enolase membentuk asam
fosfoenol piruvat. Dengan adanya ADP dan piruvat kinase, asam
fosfoenolpiruvat diubah menjadi asam piruvat dan ATP dibentuk. Pada
fase ini dihasilkan dua molekul asam piruvat. Pada fase ini juga
dihasilkan energi sebesar 2 NADH2 dan 4 ATP.

16
2. Dekarboksilasi Oksidatif Piruvat
Dekarboksilasi oksidatif piruvat adalah reaksi antara yang menghasilkan asetil-
CoA. Dekarboksilasi oksidatif piruvat adalah proses pengubahan asam piruvat
yang dihasilkan pada tahap akhir glikolisis menjadi senyawa asetil-CoA, yang
jika direaksikan dengan asam oksaloasetat akan masuk ke dalam siklus krebs.
Reaksi berlangsung pada membran luar mitokondria. Reaksi ini sangat kompleks
dan memerlukan beberapa kofaktor dan suatu kompleks enzim

3. Siklus Krebs
Siklus krebs (daur asam sitrat atau daur trikarboksilat) merupakan pembongkaran
asam piruvat secara aerob menjadi karbondioksida dan air serta sejumlah energi
kimia. Asetil-CoA merupakan mata rantai penghubung antara glikolisis dan siklus
krebs. Reaksi ini berlangsung di dalam matriks mitokondria. Siklus krebs terjadi
dalam 2 fase utama : a) Fase Pembentukan Asam Sitrat dan b) Fase Regenerasi
Asam Oksaloasetat.

D. Fisiologis Pada Ribosom


1. Sintesis Protein
a. Transkripsi
Transkripsi merupakan sebuah proses pencetakan RNAd yang diproduksi
oleh DNA yang prosesnya berlangsung dalam inti sel. Kemudian DNA inilah
yang akan membawa kode genetik seseorang dari DNA.
b. Translasi
Dalam proses translasi akan terjadi proses penerjemahan kode genetik yang
dibawa oleh Kodon. Tahapan Sintesis protein ini melanjutkan tahap
transkripsi dimana RNAd yang sudah keluar dari dalam inti akan bergabung
dengan ribosom dan menuju sitoplasma. Langkah selanjutnya dari proses
translasi ini adalah RNAt menerjemahkan kode genetik.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sel merupakan unit structural terkecil dari organisme hidup. Secara struktural, sel
merupakan satuan terkecil mahluk hidup yang dapat melaksanakan kehidupan, yang merupakan
unit terkecil penyusun mahluk hidup. Secara fungsional, sel berfungsi untu menjalankan fungsi
kehidupan (menyelenggarakan kehidupan jika sel-sel penyusunya berfungsi), kemudian
membentuk organisme. Setiap organisme tersusun atas salah satu dari dua jenis sel yang secara
struktur berbeda: sel prokariotik atau sel eukariotik. Kedua jenis sel ini dibedakan berdasarkan
posisi DNA di dalam sel; sebagian besar DNA pada eukariota terselubung membran organel
yang disebut nukleus atau inti sel, sedangkan prokariota tidak memiliki nukleus. Sel mempunyai
organel organel sel yang terdiri dari membran plasma, nucleus, retikulu, endoplasma,
peroksisom, sitosol, kompleks golgi, ribosom, sentriol, dll. Setiap organel sel memiliki fungsi
masing – masing.

18
DAFTAR PUSTAKA

 https://erepo.unud.ac.id/id/eprint/20422/1/f4ef046ce45021f1a9cb18b4b5fffc09.pd
f
 file:///C:/Users/A%20S%20U%20S/Downloads/2-Article%20Text-1-1-10-
20190114.pdf

19

Anda mungkin juga menyukai