Anda di halaman 1dari 44

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah “Jaringan Dasar dan Adaptasi
Sel.”

Terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik
secara langsung maupun tidak langsung.

Kami menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari berbagai kesalahan
baik dalam segi isi maupun penulisan. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan pembuatan makalah ke
depannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Banda Aceh, 08 September 2019

Tim Penyusun

Page | 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................1

DAFTAR ISI ...........................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................3

1.1 Skenario ...........................................................................................3


1.2 Learning objective ..........................................................................3

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................4

2.1 Sel ...................................................................................................4

2.2 Jaringan .......................................................................................24


2.3 Adaptasi Sel ..................................................................................37

BAB 111 PENUTUP.............................................................................................42


3.1 Kesimpulan ...................................................................................42

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................44

Page | 2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Skenario
Seorang mahasiswa kedokteran gigi semester pertama sedang mempelajari
jaringan dasar tubuh dan macam-macam adaptasi sel. Sepulang kuliah
mahasiswa tersebut berkunjung ke rumah adik temannya yang sakit, adik
temannya tidak dapat berjalan dan kakinya mengecil, temannya bercerita kaki
adiknya mengecil setelah lama tidak dipakai berjalan. Mahasiswa tersebut lalu
menghubungkan apa yang telah dipelajarinya dengan keadaan kaki adik
temannya yang mengecil tersebut.
1.2 Lerning Objective
1. Sel
1.1 Definisi Sel
1.2 Fungsi Sel
1.3 Klasifikasi Sel
1.4 Organel Sel
1.5 Siklus Pembelahan Sel.
1.6 Histologi Epitel
2. Jaringan
2.1 Definisi Jaringan
2.2 Klasifikasi dan Fungsi Jaringan
2.3 Jaringan ikat
3. Adaptasi Sel
3.1 Definisi Adaptasi Sel
3.2 Etiologi Adaptasi Sel
3.3 Macam-macam Adaptasi Sel.

Page | 3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 SEL

2.1.1 Definisi Sel

Sel berarti dari kata “cella” yang berarti ruangan kecil, maka sel adalah
unit kesatuan terkecil dari makhluk hidup yang mampu melakukan semua aktifitas
kehidupan. Semua organisme terbentuk dari sel,yaitu unit dasar dari struktur dan
fungsi organisme tersebut. Hal ini didukung dengan teori yang dikemukakan oleh
Schleiden dan Schwann; Semua bentuk kehidupan tersusun dari sel.

2.1.2 Fungsi Sel

Sebagai unit terkecil yang menyusun kehidupan, sel memiliki fungsi-


fungsi sebagai berikut;

1. Sel mempertahankan suatu barier yang selektif


Di antara sitoplasma dan lingkungan ekstraseluler. Semua zat yang
masuk atau keluar sel harus melewati barrier.
2. Sel yang berisi materi hereditas
Membawa intruksi dalam bentuk kode untuk proses sintesis sebagian
besar komponen selular. Materi hereditas ini sebelumnya di
gandakan melalu reproduksi sel, sehingga setiap sel baru membawa
satu set penuh intruksi.
3. Sel melakukan aktivitas metabolik
Yang dikatalis reaksi kimia sehingga terjadi proses sintesis dan
penguraian molekul organik.
4. Metabolisme
Keseluruhan reaksi kimia yang mampu membuat makhluk hidup
melaksanakan aktivitas disebut metabolisme,dan sebagian besar
reaksi kimia tersebut terjadi di dalam sel. Metabolisme yang terjadi

Page | 4
di dalam sel dapat berupa reaksi katabolik,yaitu perombakan
senyawa kimia untuk menghasilkan energi.
5. Komunikasi sel
Kemampuan sel untuk komunikasi yaitu menerima dan mengirimkan
“sinyal” dari sel dan kepada sel lain, menentukan interaksi antar
organisme uniseluler serta mengatur fungsi dan perkembangan tubuh
organisme multiseluler.

2.1.3 Klasifikasi Sel

Sel diklasifikasikan kedalam dua jenis yaitu sel prokariotik dan sel
eukariotik.

Istilah Prokariotik berasal dari bahasa Yunani Pro dan Karyon. Pro
artinya sebelum dan karyon artinya inti. Sel prokatiotik berarti sebelum inti.
Sementara itu, istilah Eukariotik sendiri juga berasal dari bahasa Yunani yakni Eu
dan Karyon. Eu berarti sungguh atau benar dan karyon berarti inti. Sel Eukariotik
artinya memiliki inti yang sesungguhnya dibungkus oleh selubung inti.

Sel prokariotik tidak memiliki membran inti sel dan sistem endomembran
seperti RE dan kompleks golgi. Selain itu tidak memiliki mitokondria dan
kloroplas. Karena tidak mempunyai membran inti, maka bahan inti yang berada
dalam sel melakukan kontak langsung dengan protoplasma. Sedangkan sel
eukariotik memiliki membran nukleus dan sistem endomembran, serta materi
genetik tidak tersebar.

2.1.4 Organel Sel.

Sel mungkin merupakan unit structural terkecil, namun sel masih memiliki
organel atau kumpulan tertentu di dalamnya. Berikut adalah organel-organel pada
sel;

Page | 5
1. Membran Plasma(Sel)
Memisahkan bagian interior sel dari lingkungan ekstraselular.
A. Struktur. Membran plasma tersusun dari lapisan ganda molekul lipid
dengan beberapa protein globular yang tertanam di dalamnya. Tebal
lapisan ini sekitar 6 sampai 10 nm.
a. Fosfolipid adalah lipid yang paling sering ditemukan dalam
membran. Lipid lainnya adalah kolesterol dan glikolipid yang
merupakan gabungan dari karbohidrat dan lipid.
(1) Molekul fosfolipid disusun dalam dua baris paralel (lapisan
ganda).
(2) Di setiap baris, bagian kepala molekul berupa fospat yang
dapat larut dalam air mengarah pada dua permukaan
(3) Bagian ekor molekul berupa asam lemak nonpolar yang tidak
dapat larut dalam airmengarah pada pusat lapisan ganda.
b. Protein. Terbagi dua:
(1) Protein integral.Membentuk mayoritas protein membran.
Molekul ini menembus dan tertanam dalam laisan ganda,
terikat pada bagian ekor nonpolar. Protein ini memiliki
beberapa fungsi:
- Sebagai enzim permukaan sel
- Protein integral yang berikatan dengan karbohidrat dapat
membentuk sisi reseptor untuk menerima pesan kimia dari
sel lain, seperti kelenjar endokrin.
- Sebagai pemberi tanda, atau antigen yang menjadi identitas
jenis sel
(2) Protein porifer. Terikat longgar pada permukaan membran,
dan dapat dengan mudah terlepas dari membran tersebut.
Fungsinya tidak begitu diketahui seperti fungsi protein integral.
Protein ini kemungkinan terlibat dalam struktur pendukung dan
perubahan bentuk membrane saat pembelahan atau pergerakan
sel.

Page | 6
(3) Karbohidrat juga berkaitan dengan molekul lipid atau protein.
Glikolipid dan glikoprotein yang dihasilkan dipercaya dapat
memberikan sisi pengenalan permukaan untuk interaksi antar
sel, seperti mempertahankan sel sel darah merah agar tetap
terpisah atau memungkinkan penggabungan sel sel yang sama
untuk membentuk sebuah jaringan.
B. Fungsi
Selain fungsi sisi reseptor dan komunikasi sel yang dijelaskan di
atas membran plasma juga berfungsi sebaga suatu barier permeabel
yang selektif untuk mengatur aliran zat kedalam dan keluar sel.

2. Organel Sitoplasama
Sebagian besar organel sitoplasma dibungkus oleh membran yang
mirip dengan membran plasma.Membran tersebut memisahkan organel
dari lingkunagan sitoplasma di sekitarnya.
A. Organel dibungkus membran
1. Mitokondria
Ditemukan pada hampir semua sel, tetapi tidak ditemukan pada
sel sel darah merah.
(a) Struktur
- Tampak seperti bantang atau filamen
- Terdiri dari membran terluar halus dan membran terdalam
yang membentuk lipatan yang disebut krista.
- Ruang antar krista dipenuhi matriks yang berisi protein,
DNA, RNA.
(b) Fungsi
- Sering disebut sebagai pembangkit tenaga sel karena fungsi
terpentingnya adalah memproduksi energi dalam bentuk
ATP.
- Menguraikan nutrien, seperti glukosa, sam amino, dan asam
lemak untuk menghasikan energi.

Page | 7
2. Ribosom
(a) Struktur
- Ribosom adalah granula kecil berwarna hitam dengan
diameter 25 nm, yang tersusun dari RNA ribosomal dan
hampir 80 jenis protein.
- Ditemukan sebagai granula individual atau dalam
kelompok yang disebut poliribosom.
- Ribosom bisa bebas di dalam sitoplasma atau melekat pada
membran retikulum endoplasma.
(b) Fungsi
Tempat terjadinya sintesis protein.
3. Retikulum Endoplasma
(a) Struktur
- Tersusun dari jaring jaring rongga (sisterna) datar yang
dilapisi membran
- Ada dua jenis retikulum endoplasma yaitu retikulum
endoplasma kasar (granular) karena pada
membrannyaterdapat ribosom dan retikulum endoplasma
halus (agranular) tidak ditempeli ribosom.
(b) Fungsi
- Tempat utama produk sel dan juga berpertan dalam
transpor dan penyimpanan
- REK menonjol dalam sel yang khusus untuk sekresi protein
seperti enzim pencernaan.
- REH banyak terdapat dalam sel beberapa kelenjar endokrin
yang menyintesisi hormon dan dalam sel hati, tempat
retikulum endoplasma terlibat dalam sintesis lipid dan
kolesterol serta pemecahan glikogen.
- Pada sel otot, REH disebut retikulum sarkoplasma dan turut
berperan dalam proses kontraksi.

Page | 8
4. Aparatus golgi
(a) Struktur
- Mengandung 6 sampai 7 kantong datar yang terikat
membran, atau sisiterna, masing masing bentukannya agak
melekuk. Kantong tersebut tersusun seperti mangkuk
terbalik.
- Permukaan konveks susunan menghadap ke retikulum
endoplasma dan nukleus, sedangkan bagian permukaan
konkaf menghadap ke permuakaan eksternal sel.
(b) Fungsi
- Tempat akaumulasi, konsentrasi, pembungkusan, dan
modifikasi kimiaproduk sekretori yang disintesis dalam
REK.
- Memproses protein yang berfungsi secara intraselular,
seperti enzim lisosom.
5. Lisosom
Ditemukan pada sel, kecuali sel sel darah merah dan sel kulit
yang telah terkaratinisasi sempurna pada permukaan tubuh.
(a) Struktur
Lisosom adalah vesikel kecil yang terikat membrane,
mengandung hampir 50 jenis enzim hidrolitik, yang mampu
menguraikan hampir semua jenis makromolekul (protein,
lipid, karbohidrat, asam nukleat, dll)
(b) Fungsi
- Fungsi utama adalah untuk pencernaan intraselular.
- Pada sel fagositik, agens yang berpotensi membahayakan
seperti bakteri atau virus akan dimakan oleh sel tersebut.
- Kerusakan sel akibat pengaruh fisik atau kimia
menyebabkan membran lisosom hancur dan enzim terlepas
ke dalam sitoplasma. Autolisis, atau pencernaan sel yang

Page | 9
dihasilkan, menjadikan lisosom disebut kantong bunuh diri
untuk sel.
6. Peroksisom
(a) Struktur
Peroksisom adalah organel kecil, sferikal yang terikat pada
membran.
(b) Fungsi
Melindungi sel dari pengaruh hidrogen peroksida yang
merusak.Peroksisom juga berfungsi dalam metabolisme
lipid.

7. Nukleus
Adalah organel terbesar.Organel ini ada didalam seluruh sel
tubuh kecuali sel darah merah matang yang kehilangan intinya
saat berkembang.Umumya, setiap sel memiliki satu nukleus,
namun beberapa sel raksasa seperti sel megakariosit sum sum
tulang, sel osteoklas tulang,dan sel otot rangka, memiliki
beberapa nukleus.
(a) Struktur
1) Membrane nuklear disusun dari membrane ganda
yang dipisah oleh ruang perinuklear.
i. Membran dalam halus, sedangkan membran
luar biasanya mengandung ribosom dan
menyatu dengan retikulum endoplasma.
ii. Membran dalam dan luar bergabung dalam satu
jarak yang tidak beraturan disekitar nukleus
untuk membentuk pori pori nuklear sehingga
memungkinkan terjadinya pertukaran zat antara
nukleus dan sitoplasma.

Page | 10
2) Kromatin terlihat seperti gumpalan tidak beraturan
atau benda berwarna biru yang menyebar keseluruh
nukleus.
i. Kromatin disusun dari rantai pilin DNA yang
terikat pada protein basa histon, beragam
jumlah RNA, dan protein nonhiston lain serta
sistem enzim.
ii. Pada sel yang membelah , kromatin
menebaldan berpilin menjadi suatu unit khusus,
kromosom. Sel manusia berisi 23 pasang
kromosom.
3) Nukleopasma adalah matriks yang menyelubungi
kromatin. Matriks ini tersusun dari protein, metabolit,
dan ion.
4) Nukleolus tersusun dari RNA dan protein. Pada sel
yang tidak mensintesis protein seperti spermatozoa,
tidak ditemukan nukleolus.
(b) Fungsi
- Sangat penting untuk keseluruhan aktivitas sel.
- Mengandung materi genetik sel (DNA) yang mengkode
informasi untuk mengontrol sintesis protein dan reproduksi
sel.

B. Organel tidak dibungkus membran


1. Mikrofilamen
(a) Struktur
- Adalah benang silinder solid yang terbuat dari protein dan
ditemukan di berbagai tempat di dalam sel.
- Biasanya ditemukan dalam bentuk berkas yang disebut
fibril, terletak tepat dibawah membran plasma.
(b) Fungsi

Page | 11
- Bertanggung jawab atas kontraktilitas sel.
- Kontaktilitas bertanggung jawab untuk daya gerak sel dan
gerakan yang berkaitan dengan fagositosis, pinositosis, dan
pembelahan sel.
2. Mikrotubulus
(a) Struktur
- Merupakan pipa berongga dengan panjang 20 sampai 25
nm, tersebar dalam sitoplasma semua sel.
- Tersusun dari molekul tubulin protein.
(b) Fungsi
- Berkontribusi dalam sitoskleton, atau elemen penunjang
sel.
- Juga terlibat dalam pembelahan sel, pergerakan sel dan
transport zat dari satu area ke area lain.
3. Sentriol
(a) Struktur
- Pada sel yang tidak membelah dua sentriol berada di dekat
nukleus dan aparatus golgi di sebuah bidang khusus yang di
sebut sentrosom.
- Dua anggota pasangan sentriol, yang satu sama lain
tersusun perpendikular, disebut diplosom.
(b) Fungsi
- Berfungsi dalam pembelahan sel dan juga menjadi tempat
pembetukan silia dan flagella.
- Sentriol bereplikasi dan membelah sendiri sebelum
pembelahan sel. Setelah bereplikasi, setiap sentriol asli dan
tiruannya berpindah ke kutub nuklear yang berlawanan
untuk memulai pembentukan aparatus spindel saat
pembelahan sel.
- Badan basal adalah bentuk sentriol yang berada dalam
membran plasma pada sel yang memiliki silia dan flagela.

Page | 12
Badan basal mengatur pembentukan mikrotubulus yang
membuat silia dan flagela.
4. Silia dan Flagela
(a) Struktur
- Silia dan flagella adala prosesus motil ynag menjulur keluar
permukaan sel.
- Silia berukuran pendek dan sangat banyak pada permukaan
sel, serta menjulur keluar seperti bulu mata.
- Flagela lebih panjang dari silia dan berbentuk seperti
cambuk. Pada dasarnya hanya satu flagela per sel. Flagela
terpanjang berukuran 56 nm, adalah ekor spermatozoa.
(b) Fungsi
Silia dan flagella, keduanya berfungsi dalam pergerakan.

2.1.5 Siklus Pembelahan Sel.

Pembelahan sel sangat penting untuk pertumbuhan makhluk hidup dari


muda sampai dewasa. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan makhluk hidup
multiseluler termasuk manusia tergantung dari jumlah sel yang menyusun
jaringan-jaringan dalam tubuhnya karena semakin besar ukuran jaringan tubuh
semakin banyak jumlah sel yang menyusunnya. Pada makhluk hidup uniseluler
tubuhnyaakan mengalami pertumbuhan dan setelah mencapai ukuran maksimal
akan mengalami pembelahan sel, sehingga jumlah makhluk hidup ini akan
bertambah banyak atau apabila lingkungan tidak memungkinkan maka makhluk
hidup ini akan mati.

Dalam masa pertumbuhan sel akan mengalami perubahan-perubahan


tertentu dan umumnya akan melewati tahap-tahap pertumbuhan sel yang meliputi:

1. Tahap G1 atau first gap phase yang dimulai dari sel muda yang baru saja
membelah. Pada kebanyakan sel, tahap ini membutuhkan waktu antara 3-4
jam, tetapi ada juga sel yang membutuhkan beberapa hari sampai beberapa

Page | 13
bulan atau beberapa tahun. Pada tahap ini akan terjadi sintesis RNA yang
kemudian diikuti oleh sintesis protein sehingga sitoplasma akan bertambah
banyak dan sel akan bertumbuh.
2. Tahap S atau Syntheticphase dimana terjadi proses sintesis DNA yang
pada umumnya berlangsung 7-8 jam. Tetapi sebenarnya dalam tahap ini
sintesis RNA masih tetap berjalan terus walaupun tidak dominan.
3. Tahap G2 atau second gap phase merupakan tahap akhir dari pertumbuhan
sel yang kemudian akan disusul dengan pembelahan sel.Tahap ini juga
terjadi sintesis RNA.

Adakalanya siklus sel ini terhenti karena berbagai macam sebab sehingga
setelahbertumbuh sel tidak mengalami pembelahan tetapi mengalami perubahan
degenerasi dan kemudian mati. Apabila dalam satu jaringan tubuh terdapat sel-sel
yang mati, umumnya sel-sel ini akan diganti oleh sel-sel baru yang dihasilkan dari
pembelahan sel-sel pada jaringan yang sama sehingga fungsi jaringan tidak
terganggu.

Setelah mengalami pertumbuhan maka sel akan mengalami pembelahan


sehingga menjadi dua sel muda yang kemudian juga kembali mengalami
pertumbuhan menjadi sel dewasa. Secara garis besarnya pada makhluk hidup
multiseluler akan terjadi dua macam cara pembelahan sel yaitu mitosis dan
meiosis. Mitosis adalah suatu proses pembelahan sel somatik menjadi dua sel
anak identik, yang juga identik dengan sel induk (Histologi Leeson). Perbedaan
antara kedua jenis pembelahan ini ialah pada jumlah kromosom yang dihasilkan
setelah pembelahan sel dimana pada mitosis jumlah kromosom sel keturunannya
akan sama dengan jumlah kromosom sel induk, sedangkan pada meiosis jumlah
kromosom sel keturunannya hanya separuh dari jumlah kromosom sel induknya.
Dengan adanya perbedaan ini jelas bahwa antara mitosis dan meiosis terdapat pula
perbedaan dalam proses pembelahan sel.

Pembelahan secara mitosis ini dilaksanakan untuk memperbanyak sel yang


ada dalam tubuh makhluk hidup sehingga makhluk hidup ini dapat bertambah
besar atau bertumbuh.Sebenarnya dalam setiap pembelahan sel dapat dilihat

Page | 14
adanya dua macam pembelahan yang terjadi secara berurutan yaitu pembelahan
inti sel atau kariokinesis yang kemudian diikuti pembelahan sitoplasma atau
sitokinesis. Pembelahan sitoplasma terjadi secara sederhana sehingga sudah
banyak diamati, sedangkan pembelahan inti terjadi secara lebih kompleks karena
dalam inti sel ini lah terdapat kromosom yang akan menentukan sifat-sifat dari sel
keturunan yang terjadi setelah pembelahan sel selesai.

Pada dasarnya mitosis terjadi melalui beberapa tahap yang meliputi :


1. Profase
Pada tahap profase ini mula-mula sentriol telah mengalami
replikasi dan terletak di tengah atau di dekat inti akan bergerak menuju ke
tepi diikuti oleh adanya mikrotubulus. Dengan demikian pada akhir tahap
profase ini akan dapat dilihat adanya perubahan-perubahan :
a. Membran inti telah menghilang
b. Nukleolus telah menghilang
c. Sentriol telah mencapai kutub-kutub pembelahan sel dengan
mempunyai aster dan spindel yang menghubungkan kedua unit
sentriol.
d. Benang-benang kromatid telah terlihat sebagai kromosom yang
telah mempunyai sentromer lengkap dengan lengan-lengannya.
2. Metafase
Pada tahap ini benang kromatid yang telah membentuk kromosom
akan menempatkan diri di bidang ekuator antara dua buah kutub
pembelahan. Pada waktu ini juga terbentuk benang-benang penghubung
antara kinetokor dengan kutub-kutub pembelahan sel yang dinamakan
chromosomal fibers yang nantinya bertindak seolah-olah sebagai benang
yang menarik kromatid ke arah kutub-kutub pembelahan sel. Setelah
semua kromatid tersusun dalam bidang ekuator, kromatid ini akan mulai
terpisah dari pasangannya dan masing-masing akan dihubungkan dengan
kutub pembelahan sel pada setiap sisi.
3. Anafase

Page | 15
Pada tahap ini akan terjadi pemisahan lengan lengan kromatid
secara sempurna sehingga betul-betul terbentuk pasangan kromosom
yang masing-masing akan bergerak menuju ke arah kutub pembelahan
sel.Pergerakan kromosom ini semua diduga akibat tarikan benang-
benang spindel yang menghubungkan kinetokor dengan kutub
pembelahan sel tetapi dari hasil penelitian selanjutnya diketahui bahwa
pergerakan ini disebabkan oleh karena pemendekanchromosomal fibers
yang tersusun dari mikrotubulus yang mengandung tubulin yang akan
mengalami polimerisasi sehingga mikrotubulnya memendek.
Pada tahap akhir anafase ini akan tampak bahwa kromosom telah
berkumpul atau mengelompok pada masing-masing kutub pembelahan
sel dan disamping itu membran plasma akan tampak mulai berubah
sehingga sel akan tampak lebih memanjang atau lonjong
4. Telofase
Pada tahap ini akan terbentuk membran inti yang akan melingkupi
kromosom pada masing-masing kutub pembelahan sel.Pembentukan
membran inti ini diikuti dengan pemisahan sitoplasma beserta organel
yang ada.Pemisahan sitoplasma ini mula-mula didahului oleh pelekukan
membran sel ke dalam dan akhirnya sitoplasma akan terpisah satu sama
lain. Jadi pada akhir tahap telofase ini akan terbentuk dua sel yang sama
dalam bentuk dan sifatnyayang masing-masing mengandung kromosom
yang sama.Setelah akhirnya pembelahan sel ini maka sel akan kembali
mengadakan pertumbuhan sel dengan melalui tahap-tahap tertentu yaitu
tahap G1, tahap S, dan tahap G2 sehingga sel menjadi dewasa dan siap
untuk membelah lagi.

Pembelahan reduksi atau meiosis terjadi dalam tubuh makhluk hidup dan
diperlukan untuk sarana berkembang biak. Meiosis ini terjadi pada sel-sel kelamin
makhluk hidup sehingga nantinya keturunannya akan mempunyai jumlah
kromosom separuh jumlah kromosom sel induk sel kelamin yang dihasilkan
mempunyai jumlah kromosom separuh nantinya akan begabung dengan sel

Page | 16
kelamin dari jenis lawanyadalam proses konsepsi/ pembuahan untuk selanjutnya
membentuk zigot yang mempunyai jumlah kromosom sama dengan jumlah
kromosom sel-sel makhluk hidup induknya.

1. Profase I
Tahap profase I ini merupakan tahap yang paling menentukan dalam
proses meiosis karena dalam tahap ini terjadi beberapa perubahan
mendasar di- antaranya adalah pembentukan pasangan kromosom
homolog, pertukaran bahan-bahan genetik, dan sebagainya. Oleh karena
itu, tahap ini memakan waktu yang paling lama dan juga merupakan
tahap yang paling kompleks berbeda dengan tahap profase dalam
mitosis. Tahap profase I ini dapat dibedakan menjadi beberapa bagian
yaiu: preleptotene, leptotene, zygotene, pachytene, diplotene dan
diakenesis

2. Preleptotene
Tahap ini merupakan tahap awal dari profase I dimana benang-
benang kromosom masih tampak tipis dan sukar diamati, hanya
kromosom seks yang tampak agak nyata.

3. Leptotene
Benang kromosom mulai kelihatan lebih tebal sehingga tampak
sebagai benang panjang dengan penebalan yang lebih terlihat pada
beberapa bagian karena adanya kromomer. Bila diamati dengan
mikroskop elek- tron kromosom masih tampak sebagai dua kromatid
yang saling me nempel.

4. Zygotene
Pada tahap ini kromosom mulai tampak lebih jelas dimana kromosom
yang homolog akan berpasangan secara lebih rapi yang berarti kro-
momer yang homolog akan berpasangan Pachytene Pada tahap ini

Page | 17
pasangan kromosom telah lebih sempurna dan kemudian diikuti oleh
adanya pemendekan kromosom sehingga terlihat lebih tebal dan sudah
jelas adanya sentromer. Dalam tahap ini akan terjadi per- tukaran bahan-
bahan genetika melalui proses crossing over pada kro mosom yang
homolog.

5. Diplotene
Pada tahap ini terjadi pemisahan kromosom homolog yang tadinya
me- nempel satu sama lain hingga akan menjadi renggang. Pemisahan ini
tidak terjadi secara sempurna karena di antara kedua kromosom ter-
dapat bagian yang masih menempel atau terdapat perlekatan yang di
sebut chiasmata dimana terjadi proses crossing over.

Tahap pachytene dan diplotene merupakan tahap yang paling


menentukan karena pada kedua tahap ini terjadi pertukaran bahan-bahan
genetika dalam kromosom sehingga akan menentukan sifat yang akan
diturunkan kepada generasi berikutnya, oleh karena itu kedua tahap ini
dapat berlangsung sangat lama dapat berhari-hari dapat pula sampai
bertahun-tahun. Misalnya pada manusia yang sejak fetus berumur 5
bulan dalam kandungan sudahdapat dijumpai adanya oosit pada tahap
diplotene yang baru akan berkem. ang ke tahap berikutnya setelah anak
menjadi dewasa (akan mulai terjadi ovulasi) yang baru terjadi bertahun-
tahun kemudian.

6. Diakenesis
Pada tahap ini kromosom mengalami pemendekan sehingga tampak
lebih jelas tetapi masih tersebar dalam inti dan dalam masa ini terjadi
terminalisasi chiasmata dimana chiasmata akan bergerak menuju ke
ujung kromosom. Sementara itu nukleolus mulai menghilang.
Prometafase Tahap ini merupakan tahap yang berlangsung pendek yang
mendahului me- tafase I. Pada tahap ini membran inti mulai menghilang

Page | 18
dan kromosom tampak lebih pendek dan menebal sehingga kromosom
tampak mempunyai 4 lengan karena merupakan dua buah kromosom
yang berpasangan.

7. Metafase l
Seperti hanya pada mitosis pada tahap metafase ini kromosom akan
tampak tersusun di bidang ekuator dan mulai terjadi pemisahan
kromosom hanya bedanya dengan mitosis pada meiosis pasangan
kromosom tidak terpisah tetapi tetap merupakan satu kesatuan. Kalau
pada mitosis sepasang kromosom akan terpisah menjadi dua, satu bagian
akan berada disebelah kanan sedang bagian lain berada disebelah kiri,
pada meiosis pasangan kromosom akan berada pada satu sisi sedang
pasangan kromosom lainnya yang homolog akan berada pada sisi yang
lain.

8. Anafase l
Kromosom yang berada pada bidang ekuator akan mulai bergerak
menuju kekutub pembelahan sehingga akan semakin jelas bahwa
pasangan kromosom akan menuju kekutub sebelah kanan.

9. Telofase I
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari meiosis I dan tampak bahwa
kromosom telah berkumpul di kutub-kutub pembelahan. Keadaan ini
kemudian disusul dengan pembentukan membran intidan pemisahan
sitoplasma. Setelah itu kromosom akan mulai membentuk benang-
benang tipis sehingga tidak tampak khas seperti bentuk kromosom
umumnya seperti yang terjadi pada mitosis.

10. Interfase
Tahap ini merupakan tahap ntara meiosis I dan meiosis II yang
berlangsung sangat pendek dan tidak terjadi replikasi kromosom. Dengan

Page | 19
demikian, kromosom dalam sel ini merupakan kromosom hasil
pembelahan meiosis I yang jumlahnya hanya separuh dari kromosom
induknya.

11. Profase II
Tahap ini merupakan tahap awal dari meiosis II yang dimulai dengan
ter bentuknya spindel, aster, pergeseran sentriol ke kutub pembelahan
dan per- ubahan lain seperti yang terjadi dalam mitosis.

12. Metafase II
dalam tahap ini juga terjadi pengumpulan kromosom pada bidang ekuator
eperti yang terjadi dalam mitosis sehingga terjadi pemisahan pasangan
kromosom yang masing-masing akan tersusun pada sisi yang
berlawanan.

13. Anafase II
Seperti yang terjadi dalam mitosis di sini akan terjadi pergeseran
kromosom ke arah kutub pembelahan masing-masing. Pada tahap ini pun
membran sel telah mulai berubah bentuk menjadi lebih lonjong.

14. Telofase II
Kromosom telah berkumpul pada kutub-kutub pembelahan dan diikuti
pembentukan membran inti serta pemisahan sitoplasma. Dengan
berakhirnya tahap ini maka selesailah pembelahan meiosis dengan
menghasilkan 4 buah yang masing-masing mempunyai jumlah
kromosom separuh dari sel induknya.

Perbedaan Meiosis dan mitosis


a) Proses Meiosis terdiri atas dua peristiwa pembelahan inti berturut-turut
tanpa diselingi periode replikasi DNA atau tanpa mengalami interfase.
b) Jumlah kromosom yang dihasilkan setelah pembelahan sel berbeda

Page | 20
c) Berbeda dengan meiosis, mitosis adalah suatu proses pembelahan sel
somatik menjadi dua sel anak identik, yang juga identik dengan sel
induk.

2.1.6 Histologi Epitel.

Pengertian

Jaringan epitel adalah jaringan yang terdiri dari sel-sel polyhedral yang
berkumpul erat dengan sedikit zat intersel, pelekatan di antara sel-sel ini kuat.
Jaringan epitel membentuk lapisan yang menutupi permukaan tubuh dan melapisi
rongga-rongganya, serta membentuk berbagai organ dan kelenjar. Jaringan epitel
berasal dari ketiga lapis benih embrio, yaitu:

1. Lapisan ektodermal, membentuk epitel yang melapisi kulit, mulut, hidung


dan anus
2. Lapisan endodermal, membentuk epitel yang melapisi sistem pernapasan,
traktus digestivus dan kelenjar-kelenjar traktus digestivus seperti prankeas
dan hati
3. Lapisan mesodermal, membentuk epitel lain seperti ginjal.

Fungsi

1. Menutupi dan melapisi permukaan, misalnya di epitel kulit


2. Absorbsi, misalnya di usus bagian tubulus kontortus proksimal
3. Sekresi, misalnya epitel kelenjar
4. Sensoris, misalnya neuropitel
5. Kontraktil, misalnya mioepitel
6. Proteksi, misalnya epitel di ureter

Klasifikasi

1. Epitel Selapis

Page | 21
a. Epitel pipih selapis (epithelium squamosum simplex) yang melapisi
permukaan luar pada organ pencernaan, paru-paru, dan jantung.
b. Epitel kubus selapis (epithelium kuboideum simplex) melapisi
duktus ekskretorius kecil di berbagai organ, misalnya tubulus
kontortus proksimal.
c. Epitel selapis selindris (epithelium columnare simplex) melapisi
organ pencernaan seperti usus halus, usus besar, lambung, dan
kandung empedu.
2. Epitel Silindris Bertingkat Semu

Epitel silindris bertingkat semu (epithelium pseudostratificatum


columnare)melapisi saluran pernapasan,epididymis, dan duktus deferens

3. Epitel Bertingkat
a. Epitel pipih berlapis tanpa penandukan (epithelium squamosum
stratificatum noncornificatum) melapisi sel-sel permukaan yang hidup
dan melapisi rongga basah seperti mulut, faring, esophagus, vagina,
dan kanalis analis.
b. Epitel pipih berlapis dengan penandukan (epithelium squamosum
stratificatum cornificatum) melapisi permukaan luar tubuh seperti
telapak tangan dan telapak kaki
c. Epitel transisional melapisi pelvis, ureter, vesica urinaria. Epitel ini
dapat berubah bentuk dan dapat menyerupai epitel berlapis gepeng
atau epitel berlapis kuboid, bergantung pada keadaan teregang atau
mengkerut.

Page | 22
Gambar :
a. Epitel silindris selapis
b. Epitel kubs selapis
c. Epitel pipih selapis
d. Epitel pipih berlapis dengan
penandukan
e. Epitel pipih berlapis tanpa
penandukan
f. Epitel transisional
g. Epitel silindris berlapis semu

Histologi Epitel pada Kulit

Kulit terdiri atas 2 lapisan utama yaitu epidermis dan dermis. Epidermis
merupakan jaringan epitel yang berasal dari ectoderm, sedangkan dermis berupa

Page | 23
jaringan ikat padat yang berasal dari mesoderm. Di bawah dermis terdapat selapis
jaringanikat longgar yaitu hypodermis, yamg pada beberapa tempat terutama
terdiri dari jaringan lemak. Kulit merupakan organ yang tersusun dari empat
jaringan dasar:

1. Kulit mempunyai berbagai jenis epitel, terutama epitel berlapis gepeng


dengan lapisan tanduk. Pembuluh darah pada dermisnya dilapisi oleh
endotel. Kelenjar-kelenjar kulit merupakan kelenjar epithelial.
2. Terdapat beberapa jenis jaringan ikat, seperti serat-serat kolagen dan
elastin, dan sel-sel lemak pada dermis.
3. Jaringan otot dapat ditemukan pada dermis. Contoh: jaringan otot polos,
yaitu otot penegak rambut dan pada dinding pembuluh darah, sedangakan
jaringan otot bercorak terdapat pada otot-otot ekspresi wajah.
4. Jaringan saraf sebagai reseptor sensoris yang dapat ditemukan pada kulit
berupa ujung saraf bebas dan berbagai badan akhir saraf.

Histologi Epitel pada Mukosa

Mukosa adalah jaringan yang melapisi rongga mulut, terdiri dari dua
bagian yaitu epitel dan lamina propia. Lamina propia mengandung serat kolagen,
serat elastik, retikulin dan jaringan penghubung. Lapisan di bawah lamina propia
adalah lapisan submukosa, yang merupakan jaringan ikat kendor yang
mengandung lemak, pembuluh darah, limfe, dan saraf. Epitel rongga mulut
tersusun dari pipih berlapis, mirip dengan epitel pipih berlapis yang ditemukan di
bagian tubuh lain.

2.2 JARINGAN

2.2.1 Definisi Jaringan

Jaringan adalah struktur yang dibentuk oleh kumpulan sel-sel yang


memiliki sifat-sifat morfologik dan fungsi yang sama, tersusun atas 4 jenis
jaringan yaitu:

Page | 24
1. Jaringan epitel
2. Jaringan Ikat
3. Jaringan otot
4. Jaringan saraf

Jaringan ini saling berhubungan satu sama lain membentuk organ, sistem
organ, dan tubuh.

2.2.2. Klasifikasi dan Fungsi Jaringan

Jaringan epitel

Jaringan epitel mempunyai fungsi utama sebagai berikut:

(1) menutupi dan melapisi permukaan (misalnya kulit),

(2) penyerapan (absorpsi) misalnya usus halus,

(3) sekresi misalnya sel epitel kelenjar,

(4) sensoris misalnya neuroepitel (reseptor),

(5) kontraktil misalnya sel mioepitel.

Adanya lamina basalis, sebagai penghubung dengan jaringan penyambung


(konektif) di bawahnya, suatu struktur ekstrasel.

Jaringan pengikat

Berfungsi menghubungkan dan mengikat sel dan akhirnya memberi


sokongan pada kekuatan jaringan tubuh, melalui komponen ekstraselnya. Unsur
utama jaringan pengikat adalah matriks ekstraselnya, yang terdiri dari serabut-
serabut protein, zat amorf, dan cairan jaringan. Komponen dasar jaringan pengikat
adalah: sel, serabut protein, dan zat dasar.

Page | 25
Jaringan epitel

Jaringan epitel mempunyai fungsi utama sebagai berikut:

(1) menutupi dan melapisi permukaan (misalnya kulit),

(2) penyerapan (absorpsi) misalnya usus halus,

(3) sekresi misalnya sel epitel kelenjar,

(4) sensoris misalnya neuroepitel (reseptor),

(5) kontraktil misalnya sel mioepitel.

Jaringan Pengikat (Konektif)

Jaringan pengikat berperan mempertahankan bentuk tubuh dan mekanis.


Jaringan pengikat berfungsi menghubungkan dan mengikat sel dan akhirnya
memberisokongan pada kekuatan jaringan tubuh, melalui komponen ekstraselnya.
Unsur utama jaringan pengikat adalah matriks ekstraselnya, yang terdiri dari
serabut-serabut protein, zat amorf, dan cairan jaringan. Komponen dasar jaringan
pengikat adalah: sel, serabut protein, dan zat dasar.

Jenis-jenis jaringan pengikat;

1. Jaringan penyambung longgar (areolar)

Mengisi ruang di antara serabut dan sarung otot, menyokong jaringan epitel,
dan membentuk suatu lapisan yang mengelilingi pembuluh limfe dan pembuluh
darah. Jaringan penyambung longgar terutama ditemukan di dalam lapisan papila
dermis, hypodermis, lapisan serosa kavum peritoneum, dan pleura. Sel penyusun
yang paling banyak adalah fibroblas dan makrofag. Serabut penyusun yang paling
banyak adalah kolagen, elastik dan retikulum. Unsur utama jaringan penyambung
longgar adalah zat dasar amorf.

Page | 26
2. Jaringan penyambung padat

Komponen jaringan penyambung padat seperti halnya pada jaringan


penyambung longgar, tetapi serabut kolagen lebih dominan. Jumlah sel lebih
sedikit fibroblas paling banyak. Jaringan penyambung padat dijumpai pada dermis
kulit, submukosa saluran pencernaan, sekitar organorgan limpa (lien), nodus
limfatikus, dan ganglion. Sebagai contoh: tendo, yang berfungsi melekatkan otot
lurik dengan otot.

Jaringan ikat longgar. Sel-sel fibroblast berbentuk seperti bintang (stellat),


dengan tonjolan protoplasma. Serabut kolagen tampak lebih panjang dan
tebal.Serabut elastik tampak lebih tipis.

Jaringan ikat padat teratur. Serabut-serabut kolagen tampak memanjang,


padat, dan teratur.Inti sel fibroblast memanjang, paralel dengan serabut-serabut
kolagen.

Jaringan ikat lemak Sel-sel lemak berbentuk polygonal atau heksagonal.


Vakuola lemak tampak besar dan tunggal. Sitoplasma tipis di tepi. Inti sel
terdesak ke tepi.

Jaringan Otot

Pada hewan tingkat tinggi (Vertebrata) jaringan otot tersusun atas sel-sel
otot yang dibedakan menjadi otot polos, serat lintang, dan campuran (otot
jantung). Serabut otot seperti halnya sel umumnya, diselaputi oleh suatu membran
yang disebut sarcolema, di dalamnya terdapat cairan yang disebut sarcoplasma. Di
dalam sarcoplasma terdapat organella retikulum endoplasmik yang
disebutretikulum sarkoplasmik dan tersusun tubuler sejajar myofibril,
mengandung ion natrium (sodium), magnesium, dan posfat. Ujung-ujung
retikulum sarcoplasma membesar yang disebut cysterna terminal yang merupakan
tempat penyimpanan ion kalsium dan mempunyai hubungan dengan tubulus

Page | 27
transversus (lubang dari sarcolema) membentuk sistem TRIAD. Fungsi sistem ini
untuk menghantarkan impuls dari akhiran saraf ke seluruh myofibril.

1. Otot polos memiliki ciri-ciri sebagai berikut: sel berbentuk kumparan


(spindle) dengan ujung runcing, inti sel di tengah berbentuk elipsoid, memiliki
sarkoplasma, dan sarkolemma. Otot polos kebanyakan menyusun lapisan otot
pada saluran pencernaan, pembuluh darah, kantung kemih, dan uterus. Kerja otot
polos secara tak sadar dan dikendalikan oleh saraf otonom.

Sebagai contoh: usus-gerak peristaltic; respirasi-otot bronkus menyebabkan asma;


mata-mengaturpupiluntuk masuknya cahaya, mengatur ketebalan lensa mata

2. Otot serat lintang (skelet) memiliki ciri-ciri sebagai berikut: sel otot
tampak sebagai serabut (fibril), inti sel banyak (multinucleated) berbentuk
elipsoid dan terletak pada tepi serabut, terdapat garis gelap (anisotrop) dan terang
(isotrop). Secara ultra struktural otot skelet tersusun atas serabut-serabut otot
(muscle fiber) yang merupakan satu unit sel multinuklear, panjang, dan silindris.

3.Otot jantung: Otot jantung, Sel-sel otot jantung saling beranastomose, inti
elipsoid di tengah, tampak garis isotrop (terang) dan anisotrop (gelap), discus
intercalatus, sel Purkinje (besar, sitoplasma jernih).

Jaringan Saraf

Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf (neuron, atau neurit). Berdasarkan
fungsi konduksinya, neuron dapat dibedakan menjadi neuron sensoris, neuron
motoris, dan interneuron.

1. Neuron sensoris (aferen) berperan menjalarkan impuls (aksi potensial yang


dijalarkan) dari reseptor menuju ke saraf pusat. Kebanyakan neuron
sensoris memiliki soma di luar SSP.
2. Neuron motoris (eferen) berperan menjalarkan impuls dari saraf pusat
menuju ke efektor. Neuron motoris memiliki soma di medulla spinalis.
3. Interneuron berperan menghubungkan neuron satu dengan neuron lainnya.

Page | 28
2.2.3 Jaringan Ikat(Textus Connectivus)

Jaringan ikat merupakan tipe kedua dari jaringan, yang terdiri dari sel dan
hasil produksi sel yang akan disebarkan ke sekitar ruang ekstraseluler. Jaringan
ikat memiliki tiga komponen dasar : sel, serat, dan substansi dasar, dimana serat
dan substansi dasar membentuk cairan interseluler atau yang disebut juga matriks
interseluler. Matriks atau substansi intersel memberi kekuatan dan penyokong
bagi jaringan dan berfungsi sebagai medium perembasan cairan jaringan yang
memungkinkan metabolisme

Serat komponen jaringan ikat terdiri


atas tiga jenis : serat kolagen, retikular,
dan elastin. Kolagen merupakan jenis
sarat yang didapatkan semua jenis
jaringan ikat dan terdiri atas protein
kolagen. Serat itu lurus atau sedikit
bergelombang, panjagnya tidak tentu,
dan mungkin dalam gabungan longgar
atau padat, bergantung pada tempat dan
fungsinya. Dalam keadaan segar serat
kolagen bersifat lunak dan mudah dibengkokkan, relatif tidak elastis dan sangat
kuat. Serat ini bening, terkadang putih, dan homogen, tetapi samar-samar terlihat
memanjang.

Serat reticular adalah serat kolagen yang sangat halus tersusun membentuk
suatu kerangka penyokong seperti jala atau retikulum. Retikular terdapat sebagai
jala-jala halus mengitari pembuluh darah kecil, serat otot, serat saraf dan sel
lemak, dalam sekat-sekat halus dari paru dan terutama pada batas di antara
jaringan ikat dan jenis jaringan yang lain.

Page | 29
Serat elastic terdapat pada jaringan ikat (fibrosa) jarang dan tampak sebagai
pita pipih atau benang silindris panjang, tipis, sangat refraktil, dengan ukuran
diameter berkisar antara kurang dari 1 sampai 4 mikrometer. Berbeda dari serat
kolagen dengan mikroskop cahaya serat elastin tampak homogen dan tidak
fibrilar. Dalam keadaan segar jaringan elastin terpulas tidak menentu dengan
eosin, tetapi dapat terpulas selektif dengan orsein (coklat) dan dengan resorsin-
fuschin (biru- ungu gelap). Bila pada jaringan segar diberi larutan asam yang
diencerkan, serat kolagen membengakak dan menjadi transparan, tetapi serat
elastin tampak sebagai benang mengkilat yang sangat refraktil dan homogen.

Sel utama di jaringan adalah fibroblas dan fibrosit. Fibroblas(1) adalah sel
memanjang dengan juluran sitoplasma, inti lonjong dengan sedikit kromatin, dan

satu atau dua nukleolus. Fibrosit (6) adalah sel bentuk kumparan kecil yang lebih
matang tanpa juluran sitoplasma; intinya serupa tetapi lebih kecil dari inti
fibroblast. Sel plasma (2) memperlihatkan inti yang lebih kecil dan terletak
eksentrik disertai gumpalan kromatin padat kasar yang tersebar di pinggir. Sel
adiposa (3) besar memiliki lingkaran sitoplasma yang sempit dan inti gepeng di
pinggir. Limfosit besar (4) dan kecil (10), Makrofag (5), Eosinofil (7), Neutrofil
(8),Sel dangan granula berpigmen (9), dan Sel mast (11).

Page | 30
Subdivisi utama dalam penggolongan jaringan ikat ditentukan dengan
banyaknya serat. Jaringan ikat yang ditandai dengan susunan seratnya yang
jarang-jarang di sebagai jaringan ikat longgar. Pada jaringan ikat padat terdapat
banyak serat yang berhimpitan.

1. Jaringan Ikat Sejati


a. Jaringan ikat jarang/longgar
Mesenkim (embrionik)

Pada awal perkembangan embrio, ectoderm dan endoderm dipisahkan


oleh lapis benih ketiga yaitu mesoderm. Jaringan yang dibentuk oleh sel-
sel lapis ini dikenal sebagai mesenkim
(mesos=tengah;enchyma=pemasukan/penyusupan). Merupakan jaringan
ikat khas untuk masa beberapa minggu pertama kehidupan embrio.
Kemudian jaringan ini hilang karena sel-selnya telah berkembang.
Jaringan-jaringan penyambung tubuh, termasuk jaringan ikat longgar,
tulang rawan, tulang dan darah berkembang dari mesenkim ini.

Sel mesenkim mempunyai kemampuan berkembang yang besar. Sela ini


dapat berkembang melalui beberapa jalur untuk menghasilkan berbagai
macam sel jaringan penyambung.

Page | 31
Mukoid/berlendir (embrionik)

Jaringan ini adalah sejenis jaringan sementara yang muncul pada


pembentukan dan perkembangan normal jaringan ikat. Ia juga terdapat
berupa “Wharton's Jelly” pada tali pusat, dan di sini tidak berkembang
lebih lanjut. Sel hasilnya adalah fibroblas besar yang bercabang dan
cabang-cabang ini sering tampak menyatu dengan cabang-cabang dari
sel-sel berdekatan. Kadang-kadang terdapat beberapa makrofag, limfosit
bebas dan juga jaringan serat kolagen halus.

Areolar/longgar (dewasa)

Jaringan ikat longgar berkembang secara langsung dari mesenkim,


berupa jaringan fibroelastis yang tersusun jarang-jarang. Jaringan ini
terdapat pada hampir semua bagian mikroskopik tubuh, karena
merupakan materi pembungkus, penambat, dan medium pembenam
banyak struktur, termasuk pembuluh darah dan saraf.

Semua unsur struktural, serat, sel dan substansi dasar terdapat padanya.
Dua jenis sel yang paling banyak terdapat adalah fibroblas dan makrofag.
Serat-serat kolagen paling mencolok dan banyak serat elastin, yang
membentuk jaring-jaring, relatif kurang menarik perhatian. Serat retiklar
juga ada, tetapi hanya banyakpada daerah pertemuan jaringan ikat
longgar dengan bangunan lainnya.

Page | 32
Adiposa/lemak (dewasa)

Sel adiposa tersebar di dalam jaringan ikat areolar. Bila sel-sel


lemak membentuk kelompok-kelompok besar dan merupakan jenis sel
utamanya, maka jaringan ini disebut jaringan adiposa. Setiap sel adiposa
dibungkus anyaman serat retikular halus; celah-celah diantaranya terisi
fibroblas, limfosit, eosinofil dan sejumlah sel mast.

P
e
r
l
u

d
D
i
ingat bahwa jaringan adiposa tidak bersifat statik. Terdapat
keseimbangan vital antara yang disimpan dan yang dikeluarkan. Lemak
di dalam sel adiposa dapat berasal dari tiga sumber :

 Sel lemak, dibawah pengaruh hormon insulin, dapat menyintesis


lemak dari karbohidrat.
 Pembuatan lemak dari asam lemak hasil rombakan lemak
makanan
 Asam lemak disintesis dari glukosa dalam hati dan diangkut ke sel
lemak sebagai lipoprotein serum.

Page | 33
Lemak coklat (dewasa)

Adalah sejenis jaringan lemak khusus yang berperan menghasilkan


panas, terutama penting pada hewan yang baru lahir dan muda yang
terpapar dingin. Jaringan ini banyak terdapat pada mamalia yang
melakukan hibernasi. Pada manusia relatif banyak terdapat pada fetus dan
anak-anak kecil, tetapi pada orang dewasa tidak ada atau sangat terbatas
penyebarannya. Jaringan lemak coklat mempunyai suplai darah sangat
luas yang yang bersama dengan banyaknya lisosom sitoplasma, memberi
jaringan ini warna coklat

Retikular (dewasa)

Penampilannya mirip sel mesenkim. Intinya besar, pucat dengan


banyak sitoplasma basofil dan memiliki cabang-cabang sitoplasma
panjang yang tampaknya berhubungan dengan yang berasal dari sel lain.

Sel retikular ddiduga memiliki sebagian kemampuan sel mesenkim


primitif untuk berkembang. Sel retikular dapat berkembang menjadi
makrofag bebas, cikal bakal eritrosit dan leukosit, dan mungkin jenis sel
lainnya. Walaupun serat retikular tersebar di dalam badan bersama
fibroblas, serat retikular dengan sel retikular terbatas pada tempat
tertentu, seperti pembentuk kerangka organ-organ, limfoid, sumsum
tulang, dan hati.

Penampilannya mirip mesenkim embrio tetapi sebagian besar


tidak mencolok karena celah-celah jaringan biasanya penuh jenis sel lain,

Page | 34
terutama limfosit dan sel-sel darah lain.

b. Jaringan Ikat Padat :

Teratur

Jaringan ini mengandung serat-serat yang berhimpitan dan tersusn


paralel, membentuk bangunan yang sangat kuat. Termasuk kelompok ini
adalah tendo, ligamen, dan aponeurosis. Dua yang terakhir ini tidak
begitu teratur seperti pada tendo, tetapi pada umumnya mempunyai
susunan yang sama.

Tidak teratur

Jaringan ini berupa lembaran-lembaran, serat-seratnya saling


menganyam membentuk anyaman kasar yang kuat. Walaupun serat
kolagen kasar merupakan unsur utamanya, serat elastin dan retikular juga
ada dalam jumlah kecil. Jaringan ikat padat tidak beraturan merupakan
bagian utama kebanyakan fasia, dermis kulit, kapsula fibrosa beberapa
organ, termasuk testis,hati,limfonodus, lembaran fibrosa tulang
(periosteum), dan tulang rawan (perikondrium).

Page | 35
2. Jaringan Ikat Khusus
Tulang Rawan

Pada awal kehidupan fetal, untuk masa tertentu sebagian besar


kerangka terdiri atas tulang rawan. Pada mamalia dewasa tulang rawan
tetap ada pada permukaan sendi tulang dan sebagai satu-satunya
penyokong kerangka pada saluran napas dan membentuk bagian telinga.
Matriks mengandung serat-serat kolagen atau elastin yang masing-
masung meningkatkan daya rentang, elastisitas, dan menyesuaikan
jaringan itu terhadap kebutuhan mekanik pelbagai bagian tubuh.

Jenis dan jumlah serat yang terdapat di dalam matriks itu


menentukan dasar penggolongan tulang rawan. Ada tiga jenis
umum:tulang rawan hialin, tulang rawan elastis, dan fibrokartilago. Di
antara ketiga ini tulang rawan hialin paling banyak dijumpai dan paling
khas

Page | 36
Tulang

Tulang, atau jaringan oseosa, merupakan bentuk kaku jaringan ikat


yang membentuk sebagian besar kerangka vertebrata yang lebih
tinggi. Jaringan ini terdiri atas sel-sel dan matriks intersel. Matriks
mengandung unsur organik, yaitu terutama serat-serat kolagen, dan
unsur anorganik yang merupakan dua pertiga berat tulang itu.
Garam-garam anorganik yang bertanggung jawab atas kaku dan
kejurnya tulang adalah kalsium fosfat (kira-kira 85%), kalsium
karbonat (10%), dan sejumlah kecil kalsium flourida dan magnesium
flourida. Serat-serat kolagen sangat menambah kekuatan kekuatan
tulang itu.

Darah

Darah merupakan bentuk jaringan ikat khusus, terdiri atas elemen


berbentuk yaitu sel-sel darah, trombosit, dan suatu substansi
interseluler cair, yaitu plasma darah. Volume darah pada manusia
dewasa sehat kurang lebih 5 liter, dan bila dibandingkan darah
meliputi sekitar 8 persen berat badan.

2.3. ADAPTASI SEL

2.3.1 Definisi Adaptasi Sel

Pada dasarnya tubuh terdiri dari satuan dasar yang hidup yakni sel sel dan tiap
organ merupakan kelompok sel yang berbeda-beda yang saling menghubungkan
satu sama lainnya oleh struktur penunjang interselular. Tiap macam sel dapat
beradaptasi secara khusus untuk membentuk suatu fungsi yang khas. Sel itu juga
berkemampuan untuk berkembangbiak dan bila salah satu macam sel itu rusak
oleh salah satu penyebab, maka sel-sel yang tertinggal seringkali membagi diri
lagi terus menerus sampai jumlahnya mencukupi kembali.

Page | 37
Adaptasi merupakan proses penyesuaian suatu hal terhadap lingkungan,
pekerjaan, dan pelajaran (KBBI). Adaptasi sel sendiri merupakan upaya
penyesuaian sel terhadap lingkungan, rangsangan, dan segala macam upaya yang
bertujuan untuk mengubah keadaan sel tersebut.

2.3.2 Etiologi Adaptasi Sel

Sel selalu peka terhadap kondisi yang selalu berubah dan potensial
terhadap rangsangan yang berpotensi untuk merusak. Adapun saat mendapat
rangsangan, sel akan bereaksi; (1) Beradaptasi. (2) Jejas/Cidera. (3) Kematian.

Sel merupakan partisipan aktif di lingkungannya yang secara tetap


menyesuaikan struktur dan fungsinya untuk mengakomodasi tuntutan perubahan
dan stress ekstrasel. Ketika mengalami stress fisiologis atau rangsangan patologis,
sel bisa beradaptasi, mencapai kondisi baru dan mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Respons adaptasi utama adalah atrofi, hipertrofi dan metaplasia. Jika
kemampuan adaptatif berlebihan, sel mengalami jejas. Dalam waktur tertentu,
cidera bersifat reversible dan sel kemudian ke kondisi stabil semula. Namun,
dengan stress berat atau menetap dapat terjadi cidera irreversibel dan sel yang
mengalami akan mati. Sebagian besar penyebab dapat digolongkan menjadi
kategori berikut ini (Robbins, 2010):

1. Hipoksia (penurunan oksigen) timbul sebagai hasil dari : (1) iskemia


(kehilangan suplai darah); (2) oksigenasi inadekuat (misalnya kegagalan
kardiorespiratorik); (3) hilangnya kemampuan darah untuk mengangkut
oksigen (misalnya anemia, keracunan karbon monoksida).
2. Fisika (Agen fisik) termasuk trauma mekanik, suhu panas, suhu dingin,
radiasi dan syok elektrik.
3. Kimia dan obat-obatan seperti : (1) obat-obat terapeutik (misalnya
acetaminophen); (2) agen non-terapeutik (misalnya timah, alkohol).
4. Infeksi yaitu virus, rickettsia, bakteri, jamur dan parasit.

Page | 38
5. Reaksi imunologik, reaksi imun sering di kenal sebagai penyebeb
kerusakan dan penyakit pada sel. Antigen penyulut pada eksogen maupun
endogen. Antigen endogen ( missal, antigen sel ) menyebabkan penyakit
Autoimun.
6. Gangguan Genetik. Mutasi, dapat menyebabkan : mengurangi suatu
enzim, kelangsungan hidup sel tidak sesuai, atau tanpa dampak yang
diketahui.
7. Ketidakseimbangan nutrisi.

2.3.3 Macam-macam Adaptasi Sel

Adapasi sel dibagi menjadi lima, Yakni atrofi, hipertrofi, hyperplasia,


metaplasia, dan dysplasia.

1. Atrofi suatu pengecilan ukuran sel bagian tubuh yang pernah berkembang
sempurna dengan ukuran normal, dapat bersifat baik fisiologik maupun
patologik, umum atau lokal. Contoh: pada proses menjadi tua (aging),
secara fisiologik seluruh bagian tubuh tampak mengecil secara-bertahap,
tanpa memberi gejala klinik yang drastis, kecuali yang berhubungan
dengan penurunan aktifitas seksual dapat disertai ganguiu emosional
cukup serius pada individu tertentu. Adanya penuru aktifitas susunan
endokrin dengan cakupan pengaruh atas target sel maupun target organ
yang berbeda, merupakan contol atrofi umum dan lokal yang bersifat
fisiologik (degencrasi senilis atau patologik (disebabkan keadaan
patologik: melisut pasca peradangan atau sebagai akibat pemakaian
preparat hormonal tanpa kontrol sehingga timbul feed back mechanism.
Keadaan kurus kering sebagai akibat kurang makan berkepanjangan dapat
menimbulkan kelainan patologik yang disebut marasmu (defisiensi pan
kalori), kwashiorkor (defisiensi protei karbohidrat cukup), emasiasi atau
inanisi (menderita penyakit kronik berat, fungsi pencernaan melemah atau
nafsu makan hilang)

Page | 39
2. Hipertrofi: ukuran sel jaringan atau organ yang menjadi lebih besar
daripada ukuran normalnya. Keadaan inipun dapat bersifat fisiologik dan
patologik, umum atau lokal. Berbeda dengan keadaan atrofi yang selalu
diikuti penurunan fungsi bagian yang terkena, hipertrofi dapat memberi
variasi fungsional meningkat, normal, atau menurun. Hal ini dilandasi apa
sebenarnya yang menimbulkan keadaan hipertrofi, disebabkan / dipicu
oleh agen stimulus apa? Misalnya bila perbesaran ukuran organ terutama
disebabkan oleh proliferasi sel unsur stroma atau substansi antar sel, sel
parenkim dapat terdesak, sehingga fungsi organ akan menurun; keadaan
ini disebut pula sebagai pseudo hipertrofi. Bila yang menjadi banyak atau
membesar sel parenkim akan timbul peningkatan fungsi. Hipertrofi yang
murni adalah yang terjadi pada jaringan yang terdiri atas sel permanen
misalnya otot skelet pada binaragawan atau muskulus gastroknemius pada
tukang becak, karena dipicu atau distimulus oleh peningkatan fungsi.

3. Hiperplasia, dapat disebabkan oleh adanya stimulus atau keadaan


kekurangan sekret atau produksi sel terkat. Keadaan inihanya dapat terjadi
pada populasi sel tabil (dalam kehidupan ada siklus sel periodik, seperti sel
lapis epidermis, sel darah) atau sel stabil (dalam keadaan tertentu masih
mampu berproliferasi, misalnya sel hati, sel epitel kelenjar, sel otot polos
dinding uterus), dan tidak terjadi pada sel permanen (sel otot skelet, sel
saraf, sel otot jantung). Proses hiperplasi yang tidak terkontrol dapat
mengalami transformasi ke arah pertumbuhan terus-menerus, tidak
terkoordinir, tidak berguna, bersifat parasitik atas jaring an / organ baik
setempat maupun secara metabolik sistemik, disebut neoplasma.

4. Metaplasia ialah bentuk adaptasi terjadinya perubahan sel matur jenis


tertentu menjadi sel matur jenis lain. Epitel torak endoserviks daerah

Page | 40
perbatasan dengan epitel skuamosa, adalah contoh yang sering diutarakan
di samping epitel bronkus perokok.

5. Displasia ialah dimana sel dalam proses metaplastik berkepanjangan tanpa


mereda, dapat mengalami gangguan polarisasi pertumbuhan sel reserve,
dengan 3 tahapan: ringan - sedang - berat. Bila jejas atau iritans dapat
diatasi, seluruh bentuk adaptasi dan displasi dapat pulih menjadi normal
kembali. Tetapi apabila keadaan displasi berat tidak ditanggulangi, akan
terjadi perubahan ganas intra-epitelial atau in situ (karsinoma tahap dini).

Page | 41
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sel merupakan satuan terkecil makhluk hidup yang dapat melaksanakan


kehidupan, yang merupakan unit terkecil penyusun makhluk hidup secara
fungsional. Sel berfungsi sebagai metabolisme dan komunikasi sel atau transport
komunikasi. Sel diklasifikasikan menjadi prokariotik dan eukariotik. Sel
prokariotik tidak memiliki membran inti sel dalam endomembran seperti RE dan
kompleks golgi. Sementara sel eukariotik memiliki membran nukleus dan sistem
endomembran, serta materi genetik tidak tersebar. Sel memiliki organel yaitu
membran plasma dan sitoplasma. Organel yang dibungkus membran diantaranya
mitokondria, ribosom, retikulum endoplasma, aparatus golgi, lisosom,
peroksisom, dan nukleus. Organel yang tidak dibungkus membran diantaranya
mikrofilamen, mikrotubulus, sentriol, silia dan flagelata. Pembelahan sel
dilakukan dengan tahap yang pertama interfase terdiri dari G1, S, G2. Kemudian
dilanjutkan dengan mitosis dengan tahap profase, metafase, anafase, telofase.
Yang kedua meiosis dengan dua kali penahapan yaitu, metafase I, anafase I
Anafase I, telofase I, interfase. Dan yang kedua profase II, metafase II, anafase II,
Telofase II. Yang membedakan keduanya adalah pada tahap interfase dimana
pada tahap kedua tidak ada tahap interfase lagi.

Jaringan adalah struktur yang dibentuk oleh kumpulan sel yang memiliki
sifat, morfologi dan fungsi sama. Jaringan tersusun atas 4 jenis jaringan : Jaringan
epitel, Jaringan ikat, Jaringan otot, jaringan saraf. Kumpulan sel sel tersebut
mengalami tahap adaptasi, dimana adaptasi sel merupakan perubahan fungsi dan
struktur dalam usahanya mempertahankan kondisi keseimbangan tubuh normal.
Apabila tubuh mengalami stress fisiologi ataupun adanya proses yang abnormal
,maka sel akan melakukan adaptasi. Adaptasi sel dibagi menjadi lima, yakni
atrofy, hipertrofy, hyperplasia, metaplasia dan dysplasia. Dimana atrofi

Page | 42
merupakan suatu pengecilan ukuran sel bagian tubuh yang pernah berkembang
sempurna dengan ukuran normal. Atrofi terjadi karena tidak digunakannya atau
kurangnya latihan fisik. Pada kebanyaan orang, atrofi disebabkan oleh tidak
menggunakan otot secara cukup. Orang yang berpindah pindah pekerjaan, jarang
bergerak, kondisi medis yang membatasi gerakan mereka, atau penurunan tingkat
aktivitas dapat mengalami gangguan ini. Adanya kelemahan pada salah satu atau
beberapa bagian tubuh kemudian memiliki anggota fisik yang tidak digunakan
untuk melakukan aktivitas dalam waktu yang cukup lama, sehingga anggota
tubuh, seperti tangan atau kaki, tampak lebih kecil dari yang lain.

Page | 43
DAFTAR PUSTAKA

Kessel, Richard G.1998. Basic Medical Histology: the biology of cells, tissues,
and organs. New york. Oxford univ press : 101

Leeson. 1996. Buku ajar Histology. Jakarta. EGC : 102-116, 112-128, 132-138,
159

Eroschenko. 2003. Atlas histology diFiore. Jakarta . EGC : 62-63

Buku ajar patologi 1 edisi ke-1 hal. 9

Rormah, I., Sadad, A., & Johan, A (2016). Perbedaan Jumlah Nekrosis Sel Otak
dan nilai pH darah Tikus Wistar pada pemberian formalin peroral dosis
bertingkat. J Media Medika Muda,1(1) : 31 – 38

Heu , E. E. R. 2016 . Gambaran histopatologi ginjal tikus (rattus rattus) pada


pemberian lamtoro merah (Acacia villosa) adaptasi dan tanpa adaptasi. J. Partner.
15 (2) : 228 – 237

Robbins, dkk. Buku Ajar Patologi edisi 7, (2007) EGC. Hal 4-6

Atlas Histology diFiore edisi 12

Fawcett DW. Connective Tissue. Bloom and Fawcett A textbook of Histology .


New York : Chapman & Hall (Twelfth Edition). 1994 : P. 137 – 167. Komponen
sel jaringan, sunny wangko , Ronny Karundeng .

George h.field Buku Biologi Edisi 2 bab 4 organisasi selular kehidupan, hal 35

Page | 44

Anda mungkin juga menyukai